KEGIATAN KANTOR
NAMA : REHAB BERAT GEDUNG SEDERHANA (2lt)
PEKERJAAN
LOKASI : KAB. BOJONEGORO
1
DAFTAR ISI
2
SPESIFIKASI TEKSNIS
BAB I SPESIFIKASI UMUM
I.1. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Rehab Berat Gedung Sederhana (2lt) Kabupaten Bojonegoro.
I.2. Pelaksanaan semua pekerjaan harus berdasarkan syarat-syarat dan ukuran dalam gambar, bestek,
gambar tambahan dan berita acara aanwijzing, perintah/ petunjuk direksi/ pengawas lapangan.
I.3 Sebelum mulai pekerjaan penyedia jasa harus minta petunjuk-petunjuk dan penjelasan-penjelasan lebih
dulu kepada direksi Pengawas lapangan dalam hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
A. Jenis dam mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalam negeri,
sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan
Menteri Penerbitan Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980 dan Keppres Nomor 18 Tahun 2000.
B. Bahan-bahan bangunan/ tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan
bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang dianjurkan
untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Pengawas (secara tertulis).
C. Bila bahan-bahan bangunan telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa/ bermacam-macam
jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan satu jenis.
D. Bahan-bahan bangunan yang ditetapkan jenisnya, dimana bahan-bahan bangunan tersebut mempunyai
beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dengan mutu 1 (satu)/ kwalitas I
untuk dipergunakan.
E. Bila Penyedia jasa telah menandatangani/ melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan atau
bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan tersebut harus ditolak dan
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab
Penyedia jasa.
F. Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera disediakan tanpa
kelambatan atas biaya penyedia jasa dan harus sesuai dengan standard. Contoh tersebut diambil dengan
cara begitu rupa sehingga dapat dianggap bahwa, bahan tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan nanti dan contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau cara
mengajukan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifat-sifatnya.
G. Bila dalam uraian dan syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang, maka ini hanya
dimaksudkan untuk menunjukkkan kwalitasdan tipe dari barang-barang yang memuaskan Pemberi
Tugas.
A. Semua produk bahan atau pembuatan yang tercantum dalam Buku Uraian Pekerjaan ini dimaksudkan
sebagai dasar
perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat. Apabila Penyedia jasa dapat
mengusulkan produk lain sejauh mana masih dapat dibuktikan mempunyai kualitas sama dengan yang
tersebut dalam Buku Uraian Pekerjaan ini kepada Direksi Pengawas, maka produk tersebut dapat dipakai
3
sebagai pengganti.
B. Untuk detail-detail hubungan tertentu, Penyedia jasa wajib membuat komponen jadi (mock-up) yang
harus diperlihatkan kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis sebagai acuan
untuk pelaksanaan.
C. Setiap bahan/ material dan komponen jadi keluaran pabrik, dalam pelaksanaannya harus dibawah
pengawasan/ supervisi Tenaga Ahli yang ditunjuk oleh pabrik pembuat.
D. Apabila dianggap perlu. Direksi Pengawas berhak untuk menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk oleh pabrik
dan/ atau supplier yang bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana. Dalam hal ini, Penyedia jasa tidak
berhak mengajukannya sebagai pekerjaan tambah.
E. Berlaku dan mengikat didalam rencana kerja dan syarat-syarat ini : PUBB (Peraturan Umum
Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan) NI.3/56 dan Peraturan-peraturan Pemerintah setempat mengenai
bangunan- bangunan.
F. Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : KEP.174/MEN/86 Tanggal
4 Maret 1986, tentang: Keselamatan 104/KPTS/1986 dan Kesehatan Kerja pada tempat kegiatan
Konstruksi.
G. Perubahan pekerjaan dari dokumen pelaksanaan yang telah disahkan oleh Pemberi Tugas dan Petunjuk
dan atau perintah lisan/ tertulis dari Direksi atas nama dan atau Pemberi Tugas.
A. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail yang
dipakai atau diikuti.
B. Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan/ barang yang tidak sesuai dengan gambar, maka
Dokumen lelang yang diikuti harus ditanyakan pada panitia.
C. Bila Penyedia jasa meragukan tentang perbedaan antara gambar-gambar yang ada baik mengenai mutu
bahan yang dipakai maupun konstruksi dengan Dokumen Lelang, maka Penyedia jasa berkewajiban
untuk menanyakan kepada Pengawas/ Pemimpin Proyek secara tertulis.
D. Penyedia jasa berkewajiban untuk mengadakan penelitan tentang hal-hal tersebut diatas. Setelah
Penyedia jasa menerima dokumen dari Kuasa Pengguna Anggaran/ Penanggung Jawab Kegiatan dan
hal tersebut akan dibahas dalam rapat penjelasan. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia jasa
diharuskan meneliti kembali semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat
Penjelasan.
4
V. PENJELASAN TEKNIS
a. Penyedia Jasa bekerja berdasarkan Gambar Kerja atau DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
Perencanaan Rehab Berat Gedung Sederhana (2lt) Kabupaten Bojonegoro.
b. Penyedia Jasa harus mengajukan Shop drawing yang didasarkan pada Gambar Kerja atau DED dan harus
mendapat persetujuan oleh Konsultan Pengawas sebelum memulai suatu pekerjaan.
c. Pekerjaan dapat dilaksanakan mengikuti Gambar Kerja atau DED.
d. Item-item pekerjaan yang dilaksanakan sesuai gambar kerja atau DED :
5
9. Pasang lisplank (Kalsiplank)
10. Pemasangan atap genteng Keramik
11. Pemasangan bubung genteng Keramik
B PEKERJAAN PLAFOND
1. Pasang Rangka plafond hollow metal uk.35x35x0,2 mm
2. Pasang plafond kalsiboard uk. (1200x2400x4) mm
3. Pasang Plafond PVC
4. Pasang List plafond Aluminium U 1 x 4
C PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pengecatan Tembok Baru Interior
2. Pengecatan Tembok Baru Eksterior
3. Pengecatan Plafond
4. Pengecatan Permukaan Baja Dengan Menie Besi
D PEKERJAAN INTERIOR
1. Pemasangan Walpaper Dinding
II PEKERJAAN ARSITEKTUR
II.A PEKERJAAN ARSITEKTUR LANTAI-2
A PEKERJAAN PASANGAN & PLESTERAN
1. Pemasangan 1m2 Dinding Bata Ringan Tebal 10 cm Dengan Mortar Siap Pakai
2. Pemasangan Acian Include Benangan Semen Instan
6
B PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN PENUTUP DINDING
1. Pemasangan 1 m2 Keramik 60x60 cm Lantai (Unpolished)
D PEKERJAAN PLAFOND
1. Pasang Rangka plafond hollow metal uk.35x35x0,2 mm
2. Pasang Plafond PVC
3. Pasang List plafond Aluminium U 1 x 4
E PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pengecatan Tembok Baru Eksterior
2.
F PEKERJAAN FACADE
1. Pemasangan Rangka Kanopi Besi Hollow 35x35mm
2. Pemasangan Atap Spandex Metal Pasir
3. Pengecatan Permukaan Hollow Dengan Cat Besi
7
VI. PEMBUATAN RENCANA KERJA DAN JADUAL PELAKSANAAN
a. Penyedia Jasa berkewajiban menyusun dokumen rencana kerja yang berisi tentang metoda pelaksanaan
pekerjaan konstruksi seperti yang tercantum dalam dokumen penawaran. Penyusunan rencana kerja juga
harus didasari pada pertimbangan teknis dan aspek keselamatan dan kesehatan kerja dengan
mempertimbangkan kondisi lingkungan tempat pekerjaan berlangsung.
b. Dokumen rencana kerja harus diselesaikan oleh Penyedia Jasa selambat-lambatnya 7 hari sebelum
dimulainya pelaksanaan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Penyedia Jasa berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan dalam bentuk barchart yang
dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai
dengan penawaran, disahkan oleh Konsultan Pengawas.
d. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Penyedia Jasa selambat-lambatnya
10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam
arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
e. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa belum menyelesaikan
pembuatan jadwal pelaksanaan, maka Penyedia Jasa harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan
sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
f. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Penyedia Jasa harus melaksanakan
pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan
8
BAB II SPESIFIKASI KHUSUS
A. SITUASI/LOKASI
a. Lokasi proyek adalah pada lahan Rehab Berat Gedung Sederhana (2lt) Kabupaten Bojonegoro. Lahan
proyek akan diserahkan kepada Penyedia Jasa sebagaimana keadaannya waktu Penjelasan Lelang.
Penyedia Jasa hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan tanah halaman
proyek tersebut.
b. Pekerjaan konstruksi di dalam lingkungan Rehab Berat Gedung Sederhana (2lt) Kabupaten Bojonegoro
Kabupaten Bojonegoro memiliki potensi bahaya yang dapat mengganggu kelangsungan kegiatan Rehab
Berat Gedung Sederhana (2lt) Kabupaten Bojonegoro. Penyedia Jasa harus mampu mengambil langkah-
langkah pencegahan agar pekerjaan konstruksi tidak mengganggu kegiatan lingkungan sekitar
c. Kekurang telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.
C. SALURAN PEMBUANGAN
Penyedia Jasa harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah bangunan
selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan ke
parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Konsultan Pengawas
D. KANTOR PENYEDIA JASA, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
a. Penyedia Jasa harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman kerja
(work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak.
Penyedia Jasa harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan
peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
b. Penyedia Jasa harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-fasilitas
tersebut. Penyedia Jasa harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari
kerusakan. Pemilihan lokasi untuk hal tersebut diatas harus seijin Konsultan Pengawas
Penyedia Jasa harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta peralatannya.
10
G. PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti adanya
pepohonan,
b. batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus
dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah
bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
c. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan bangunan
yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan
kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.
d. Penanganan bahan bekas bangunan, sisa bongkaran dll harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas
untuk diminta persetujuannya sebelum pelaksanaan.
e. Apabila dalam penggalian ditemukan material berharga, maka harus melaporkan kepada Konsultan
Pengawas
11
H. PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)
a. Peil 0.00 mengikuti petunjuk gambar / Konsultan Pengawas
b. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, langit-langit, dan lain-lain harus mengambil
patokan dari peil 0.00 tersebut.
A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis, elevasi persiapan lahan, dan pekerjaan
pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan/atau yang ditentukan Pengawas Lapangan,
termasuk penyediaan tim ukur yang berpengalaman. Pekerjaan ini juga meliputi peralatan pengukuran
lengkap dan akurat yang memenuhi ketentuan spesifikasi ini.
B. STANDAR/RUJUKAN
Gambar DED
C. PROSEDUR UMUM
a. Data Standar Pengukuran
Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan patok akan disediakan Pemilik
Proyek dan akan menjadi patokan pengukuran yang dilakukan Kontraktor.
a b c d e f
Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistem koordinat tersebut, maka dalam 1 (satu) minggu setelah
penentuan, Kontraktor dapat mengajukan keberatan secara tertulis beserta data pendukung yang dapat
digunakan acuan untuk kemudian akan dipertimbangkan oleh Pengawas Lapangan.
b. Persyaratan Pengukuran
Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk mendapatkan lokasi yang
tepat sesuai Gambar Kerja dan harus disetujui Pengawas Lapangan.
Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan harus dilakukan dengan Poligon tertutup.
Kesalahan maksimal yang diijinkan dari Poligon tertutup adalah sebagai berikut :
- Kerangka Horizontal (Poligon) :
• Salah pentutup sudut = 10 n (n = banyak titik / sudut)
• Salah relatif 1 /10000
- Kerangka Vertikal (Sipat Datar) :
12
• Salah pentutup beda tinggi = 10 D km (mm) (D = total jarak terpendek)
• Semua jarak kemiringan harus dikurangkan ke jarak tegak.
c. Patok/Bench Mark
- Kontraktor harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran maupun patok – patok yang dibuatnya.
- Pemindahan patok, termasuk patok – patok yang dibuat pihak lain harus dihindarkan. Mengikat sesuatu pada
patok tidak diijinkan. Setiap kerusakan pada patok harus dilaporkan kepada Pengawas Lapangan. Kontraktor
setiap waktu bertanggung jawab memperbaiki dan mengganti patok yang rusak. Biaya perbaikan patok
menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
- Patok harus dibuat oleh Kontraktor dari besi baja yang ditanam dalam beton.
Biaya pembuatan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor.
- Penandaan harus jelas terbaca dan kuat/awet. Patok di tanah harus dilindungi dengan pipa beton dan
struktur lain dan harus bebas dari air dan tanah.
- Kerangka horisontal harus dari pasak kayu, berukuran 50 mm x 50 mm panjang 300 mm, ditanam dengan
kuat ke dalam tanah, menonjol 20 mm di atas permukaan tanah
dengan paku ditengahnya sebagai tanda, atau dengan cara lain yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
D. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Perhitungan dan Catatan Pengukuran
Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapi dan teratur. Pengukuran harus dengan
jelas menyebutkan nama proyek, lokasi, tanggal, nama. Buku yang dijilid harus digunakan untuk catatan.
Catatan lapangan yang terpisah harus dibuat untuk setiap kategori berikut :
- Pemeriksaan melintang
- Ketinggian patok
- Lokasi pengukuran
- Konstruksi pengukuran
- Potongan melintang
Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan dan lainnya harus dihitung sebelum pengukuran.
Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang menunjukkan jarak dan azimut
ke setiap titik acuan.
Profil dan bidikan elevasi topografi harus dicatat dalam buku lapangan.
Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga di tempat yang aman. Penyimpanan data
lapangan yang tidak berlaku lagi dilakukan oleh Pengawas Lapangan.
b. Pemeriksaan Ketepatan
Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelah harus diperiksa Pengawas Lapangan pada waktu–
waktu tertentu selama pelaksanaan proyek. Kontraktor harus membantu Pengawas Lapangan selama
pemeriksaan pengukuran lapangan.
13
Ketepatan = e/perimeter Pengukuran yang tidak sempurna yang dikerjakan Kontraktor, harus diperbaiki dan
diulang tanpa tambahan biaya.
Kontraktor harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan agar tetap terlihat jelas selama
pemeriksaan.
Setiap pemeriksaan yang dilakukan Pengawas Lapangan tidak membebaskan Kontraktor dari seluruh
tanggung jawabnya membuat pengukuran yang tepat untuk kerataan, elevasi, kemiringan, dimensi dan
posisi setiap struktur atau fasilitas.
A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pada hal–hal berikut :
- Pengadaan tenaga kerja, peralatan yang memadai, alat–alat dan bahan.
- Pekerjaan persiapan lapisan pendukung untuk pekerjaan badan jalan, perkerasan jalan, saluran terbuka,
saluran tertutup/gorong–gorong, jalur utilitas, tapak bangunan dan lain – lain seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
- Pengupasan,perataan,pengaturankemiringan,permadatanpermukaan tanah, penghamparan dan pemadatan
lapisan pasir dan/atau sirtu sesuai Gambar Kerja.
B. STANDAR/RUJUKAN
a. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)
b. American Society for Testing and Materials (ASTM)
c. Semua standar dan peraturan nasional yang berlaku
d. Spesifikasi Teknis–Galian, Urugan Kembali, dan Pemadatan
C. PROSEDUR UMUM
a. Umum
- Peil 0,00 ditetapkan sesuai petunjuk gambar/Konsultan Pengawas.
- Contoh bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus diserahkan terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan,
untuk diuji dan disetujui. Kontraktor juga harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan jika diminta oleh
Pengawas Lapangan/MK.
- Kontraktor harus mempelajari dengan seksama dan mengikuti semua detail/potongan, elevasi, bentuk,
dimensi dan kerataan yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Bila dimensi dalam Gambar Kerja meragukan,
Kontraktor harus menyampaikannya kepada Pengawas Lapangan/MK sebelum memulai pekerjaan.
Kesalahan atau kelalaian yang dilakukan Kontraktor akan menjadi tanggung jawabnya dan biaya perbaikan
yang diakibatkan karena hal tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat ditagihkan kepada
Pemilik Proyek.
- Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Pengawas Lapangan/MK yang ditandatangani oleh
wakil yang ditunjuk, dimana dan kapan memulai suatu bagian pekerjaan dan harus disetujui Pengawas
Lapangan/MK.
- Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas
diselesaikan (target pekerjaan perminggu)
Jadwal tersebut di atas harus disetujui Pengawas Lapangan/MK, sebelum memulai setiap pekerjaan.
14
- Kontraktor tidak diijinkan mengganti setiap peralatan atau tenaga kerja yang sudah dialokasikan untuk
pekerjaan dalam daftar yang telah disetujui, kecuali bila telah dilakukan pertimbangan sebelum
melakukan pergantian dan dengan persetujuan Pengawas Lapangan/MK.
- Kontraktor harus mendapatkan semua ijin dari yang berwenang dan persyaratan lain yang dibutuhkan
untuk pekerjaan ini. Keterlambatan pekerjaan yang disebabkan karena penyelesaian surat ijin tidak dapat
dijadikan alasan untuk memperpanjang waktu pelaksanaan pekerjaan.
- Kontraktor tidak diijinkan bekerja dalam cuaca buruk dan/atau hujan atau bila tanah yang akan dikerjakan
dalam keadaan basah, kecuali bila ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan/MK.
- Tidak diijinkan bekerja pada malam hari, kecuali bila disetujui Pengawas Lapangan.
b. Pemeriksaan dan Pengujian
- Tim pengukuran harus berada di lokasi selama berlangsungnya pekerjaan.
- Pemeriksaan harus dilakukan pada tahapan berikut :
• Sebelum memulai pekerjaan
Lahan di bawah permukaan tanah asli dalam batas yang ditentukan, harus dibongkar sampai kedalaman
secukupnya untuk membuang semua sisa bongkaran yang tertimbun dan bahan lain yang mengganggu.
Tanah lapisan atas harus dipisahkan dan ditumpuk di lokasi yang ditentukan untuk digunakan dalam
pekerjaan lansekap dan/atau reklamasi.
D. BAHAN - BAHAN
Lihat butir pelaksanaan pekerjaan dari spesifikasi teknis ini.
E. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Umum
- Elevasi akhir penimbunan yang merupakan elevasi akhir lapisan pendukung, harus tidak lebih tinggi dan
tidak lebih rendah dari 100 mm terhadap ketinggian yang ditentukan dan harus dapat mengalirkan air
permukaan. Kemiringan sisi harus diselesaikan dengan baik sesuai petunjuk Gambar Kerja.
- Kontraktor bertanggung jawab menjaga keseimbangan semua timbunan dan mengganti bagian yang
rusak atau yang salah penempatannya karena kelalaian Kontraktor atau karena keadaan cuaca seperti
badai.
- Semua susunan yang tidak diperlukan seperti pohon, parit, saluran dan struktur sementara yang tidak
boleh berada di tempat harus dibongkar dan dibuang pada kedalaman 900 mm di bawah elevasi
permukaan akhir dan lubang tersebut harus segera ditimbun dan dipadatkan.
- Semua bahan konstruksi tidak diijinkan disimpan di lokasi yang disediakan sampai pekerjaan persiapan
dan perataan diserahterimakan seluruhnya dan disetujui Pengawas Lapangan/MK.
- Sebelum memulai pekerjaan persiapan lahan dan perataan, semua tanah lapisan atas, pembersihan dan
15
pembongkaran harus telah selesai dikerjakan dan disetujui Pengawas Lapangan/MK.
- Peralatan yang digunakan untuk persiapan lahan dan perataan harus dari jenis alat yang disetujui, yang
disesuaikan dengan kondisi tanah pada lokasi dimaksud.
- Bagian pekerjaan yang telah selesai yang diketahui tidak stabil atau dibawah kelas yang ditentukan dan
tidak sesuai ketentuan, harus diperbaiki dan diratakan kembali oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya.
- Semua patok pengukuran harus berada di tempatnya, tidak boleh dipindahkan dan tidak boleh diganti.
- Setelah semua pekerjaan selesai, semua tonggak atau tiang pengamat yang hancur atau rusak harus
diperbaiki sesuai petunjuk Pengawas Lapangan/MK.
- Semua peralatan akhir harus dilakukan oleh operator yang ahli agar dicapai hasil yang sesuai dengan
ketentuan Spesifikasi ini, kecuali bagian–bagian yang harus dipadatkan dengan alat pemadat tangan.
- Pada setiap akhir pekerjaan, semua lubang harus ditutup atau ditimbun dan lahan yang terdiri dari tanah
lepas harus diratakan dan dipadatkan.
- Setiap penggalian, pengurugan atau pemadatan yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini harus dilaksanakan
sesuai ketentuan Spesifikasi.
A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua pengupasan tanah lapisan atas dan penumpukan sesuai dengan lokasi,
tinggi dan jarak seperti ditentukan Pengawas Lapangan/MK.
B. STANDAR/RUJUKAN
Semua standar dan peraturan yang berlaku, yang terkuat yang berlaku.
C. PROSEDUR UMUM
a. Tanah lapisan atas harus terdiri dari tanah organik yang bebas dari campuran tanah bawah, sampah,
akar–akar, batu–batuan, kayu, alang–alang atau sisa-sisa bongkaran bangunan lama. Pengupasan tanah
lapisan atas meliputi penggalian bahan yang sesuai dari permukaan tanah asli pada bagian dari lokasi
yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Tanah lapisan atas
harus dipisah dan ditumpuk di lokasi tertentu untuk digunakan dalam pekerjaan lansekap dan/atau
reklamasi.
b. Pengawas Lapangan akan menentukan titik–titik lokasi yang akan dikerjakan, dan Kontraktor harus
memasang tonggak–tonggak acuan dari titik–titik ini.
c. Setelah pemasangan tonggak, daerah sesungguhnya harus diukur bersama Pengawas Lapangan dan
16
Kontraktor dan akan diterbitkan oleh Pengawas
Lapangan untuk pelaksanaan. Hasil pengukuran tersebut tidak berarti membebaskan Kontraktor dari
tanggung jawab atas kesalahan dan kelalaian yang dibuatnya.
d. Kontraktor harus merencanakan dan menempatkan penumpukan pada setiap jarak 50 meter dan
ditempatkan pada sisi jalan untuk memudahkan pengangkutan.
e. Semua bahan galian yang harus dibuang harus diangkut ke daerah yang ditentukan Pengawas Lapangan.
f. Kontraktor harus membiarkan tanah tidak dikupas sedalam 50 sampai 70 mm sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan untuk keperluan pemadatan dan keseimbangan harus seluruhnya atau sebagian dipotong seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Kelebihan pemotongan harus diperbaiki.
g. Pada lokasi–lokasi khusus terjadinya tekanan rendah menurut anggapan Pengawas Lapangan, harus diisi
dengan tanah galian dan dipadatkan sampai kepadatan tanah maksimal yang disyaratkan.
D. BAHAN-BAHAN
Tidak ada.
E. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Kedalaman pengupasan tanah lapisan atas 200 mm, kecuali bila ditentukan lain oleh Pengawas
Lapangan. Jarak/radius pengupasan minimal 50 mm atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan/MK.
b. Bahan–bahan yang mengganggu seperti ranting, akar dan batuan besar tidak boleh tercampur
pada tempat penumpukan. Bahan–bahan yang tidak sesuai harus dipisahkan dan dibuang ke
tempat yang ditentukan Pengawas Lapangan/MK.
c. Sistem drainase sementara yang berfungsi dengan baik harus disediakan di sekeliling lokasi
penumpukan.
d. Untuk pekerjaan pengupasan hanya dozer ringan atau motor scraper yang boleh digunakan.
Penggantian peralatan harus digunakan dengan persetujuan Pengawas Lapangan/MK.
e. Sebelum menghentikan pekerjaan, semua lubang dan tanah lepas harus diisi atau ditutup, digilas
dan diratakan dengan elevasi permukaan. Perataan sementara dan drainase yang diperlukan
harus dibuat dan dirawat oleh Kontraktor untuk menjaga lokasi pekerjaan dari genangan air.
f. Tempat penumpukan tanah lapisan atas harus dilengkapi dengan pencegahan erosi dan harus
dibuat sesuai petunjuk Pengawas Lapangan/MK
A. UMUM
I.1.1. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan beton ini adalah semua pekerjaan konstruksi beton dan pekerjaan
beton lainnya yang tercantum pada gambar rencana. Termasuk didalam pekerjaan konstruksi beton ini
antara lain adalah :
- Pekerjaan Balok
- Kontruksi beton lainya sesuai yang dimaksud gambar rencana
Untuk pekerjaan beton menggunakan mutu beton sesuai yang tertera pada gambar rencana. Untuk
struktur bangunan premier menggukan mutu K-250 (fc’=21,7 Mpa) sedangkan untuk struktur sekunder
menggunakan mutu K-175 (fc’=14.5 Mpa).
17
I.1.2. Produk Beton
Produk beton yang dipakai adalah beton Readymix dengan Mutu beton K-250 (fc’=21,7 Mpa), K-175
(fc’=14.5 Mpa) serta telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
I.1.3. Rujukan yang Digunakan
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI)-1971 , NI-2
b. Persyaratan Umum Bahan bangunan Indonesia 1982 NI-3
c. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972. N -8
d. Peraturan Bangunan Nasional 1978 r.SNI 02-2847-2002
e. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
f. Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok1983.
g. Ketentuan-Ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (A V) no.9 tanggal
28 Mei 1994 Tambahan Lembaran Negara no.1457.
h. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
i. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan perencana.
j. Standarisasi Normalisasi Jerman (DIN)
k. American Society Testing and Material (ASTM)
- C 33 (concrete aggregates)
- C 150 (portland cement)
l.American Concrete Institute (ACI)
- 211 (recommended pratice for selecting proportions for normal and heavy weight concrete )
- 212 (guide for use admixlures in concrete).
- 214 (recommended practice for evaluation of compression test of field concrete)
-
B. BAHAN
a. Pengujian Bahan
1. Direksi lapangan berhak memerintahkan diadakan pengujian pada setiap bahan yang
digunakan pada pelaksanaan konstruksi beton ini untuk menentukan apakah bahan yang
dipakai mempunyai mutu sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan
2. Pengujian bahan dan beton harus dilakukan sesuai SNI 03-2847-2002
3. Tempat pengujian bahan dan beton harus dilakukan di Laboratorium independent yang
memenuhi syarat dan mendapat persetujuan tertulis Direksi
4. Laporan lengkap pengujian bahan dan pengujian beton harus selalu tersedia di lapangan (on
site) untuk pemeriksaan selama pekerjaan berlangsung, dan tersimpan selama 2 (dua) tahun
setelah selesainya pekerjaan pembangunan.
18
b. Portland cement
(1) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen portland yang
memenuhi SNI 15-2049-1994 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Apabila menggunakan bahan
tambahan yang dapat menghasilkan gelembung udara, maka gelembung udara yang
dihasilkan tidak boleh lebih dari 5 %, dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
(2) Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh digunakan,
kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika didalam satu proyek digunakan lebih dari satu
merk semen, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton
sesuai dengan merk semen yang digunakan.
(3) Penyimpanan Semen harus memenuhi syarat:
− Terlindung dari pengaruh iklim dan kelembaban;
− Semen harus disimpan sedemikian rupa, sehingga semen yang datang diproduksi lebih dulu
terpakai lebih awal.
− Semen yang mempunyai gejala membatu/ terkontaminasi bahan yang dapat merusak tidak
boleh digunakan.
c. Agregates
(1) Ketentuan Agradasi Agregat
- Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar tidak
lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan
dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.
- Agregate untuk beton harus memenuhi syarat ASTM C 33
- Agregate kasar dapat berasal langsung dari alam (agregate alam), atau agregate
yang berasal dari batu pecah.
- Ukuran maximum nominal agregat kasar harus tidak melebihi:
• Seperlima (1/5) jarak terkecil sisi-sisi cetakan;
• Sepertiga (1/3) ketebalan pelat lantai.
- Penyimpanan agregat kasar dan halus harus terpisah agar memudahkan tugas
Direksian, tidak terintrusi bahan yang dapat merusak / menggangu.
- Bahan yang telah terkontaminasi bahan yang merusak tidak dapat digunakan.
(2) Sifat-sifat Agregat
- Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari pemecahan
batu atau koral, atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir
sungai.
- Agregat Harus bebas dari bahan organic seperti yang ditunjukan oleh pengujian SNI 03-
2816-1992 san Harus memenuhi sifat – sifat lainnya bila contoh – contoh diambil dan diuji
sesuai dengan prosedur yang berhubungan.
19
d. Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan
bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organis.
Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-2002 Air
yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Jika timbul keraguan atas mutu air yang
diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan
perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yang
diusulkan dan dengan memakai air suling. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat
tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat
tekan mortar dengan air suling pada periode perawatan yang sama.
e. Besi beton
- Semua baja tulangan yang dipakai harus baru, bebas dari karat
- Semua tulangan dari jenis baja ulir (BJTD) dan polos harus memenuhi ketentuan ASTM A
615M.
- Baja ulir dipakai untuk seluruh elemen strutur ,dengan mutu fy= 400 MPa.
- Baja polos dipakai hanya untuk elemen non structural dengan mutu fy= 240 MPa
- Sambungan las baja tulangan tidak diijinkan, kecuali ada pertimbangan khusus dan harus
mendapat persetujuan tertulis Direksi.
- Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta. maka disamping adanya
sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium baik pada saat
pemesanan maupun secara periodik minimum masing-masing 2 contoh percobaan (stress-
strain) dan pelengkungan untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan pada laboratorium
yang disetujui Konsultan Pengawas.
f. Admixture (bahan tambahan)
- Penggunaan beban tambahan untuk pembuatan beton harus mendapat persetujuan tertulis
Direksi
- Untuk keseluruhan pekerjaan, bahan tambahan yang digunakan harus mampu secara
konsisten menghasilkan komposisi dan kinerja yang sama dengan yang dihasilkan oleh
produk yang digunakan dalam menentukan komposisi beton diawal penentuan campuran.
- Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur dan
mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan
sesuatu admixture.
- Jika menggunakan admixture masih dianggap perlu Penyedia Jasa diminta terlebih dahulu
memberitahukan nama Perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan.
data-data bahan. nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara
pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
C. PELAKSANAAN
Termasuk dalam lingkup pekerjaan Struktur Beton adalah pekerjaan-pekerjaan penunjang dan
pekerjaan utama yang meliputi :
− Persiapan
− Toleransi
− Cetakan, Pipa Tertanam dan Siar Pelaksanaan.
− Penulangan
− Pelindung beton
− Campuran beton
− Pengecoran
20
− Additive
− Kelecakan (Workability)
− Perawatan
− Evaluasi dan penerimaan mutu beton
24
C.5 Pelindung beton
a. Tahu beton
Tahu-tahu beton yang dipakai sebagai penahan tulangan sementara untuk mendapatkan tebal
pelindung beton yang disyaratkan harus mempunyai mutu sama dengan betonnya sendiri.
C.6 Campuran beton
a. Rencana campuran (mix design)
Rencana campuran/ mix design harus dilakukan dengan metode yang disetujui oleh Direksi
sebelum keputusan komposisi ditetapkan, untukmendapatkan beton dengan kelecakan dan
konsistensi yang menjadikan beton mudah untuk dicor tanpa terjadi segregasi.
b. Komposisi campuran
Komposisi campuran harus berdasarkan atas perbandingan berat.
c. Cara mencampur
Beton harus dicampur dengan menuangkan seluruh unsur pembentuknya kedalam satu wadah
pengaduk dengan proses pengadukan secara terus menerus selama sekurang-kurangnya 1,5
menit setelah seluruh bahan dimasukan.
d. Penambahan air
Penambahan air pada beton yang sudah selesai proses pengadukannya tidak diijinkan.
C.7 Pengecoran
a. Persetujuan tertulis pengecoran oleh Pelaksana harus sudah selesai paling lambat 24 jam
sebelum waktu pelaksanaan. Pengecoran tidak dapat dilaksanakan apabila tidak dihadiri oleh
Direksi.
b. Sebelum pengecoran dimulai, cetakan harus dibasahi air atau bahan bahan lain untuk
menghindari hilangnya air dalam campuran dan sekaligus untuk mengantisipasi kemudahan
pembukaan cetakan dan untuk memproleh kualitas permukaan beton yang disyaratkan.
Selama pengecoran sampai dengan proses pengerasan selesai, beton harus tetap terlindungi oleh
kemungkinan adanya gangguan external maupun internal (hujan, getaran, tumbukan dan
sebagainya)
c. Adukan beton harus selesai dicorkan paling lambat sebelum waktu pengerasan (setting time
berakhir). Waktu setting time harus ditetapkan secara tertulis terlebih dahulu oleh Direksi atas usul
Pelaksana.
a. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi.
d. Penuangan beton harus sedekat mungkin,.Tinggi jatuh bebas beton tidak boleh melampaui 1,5
m.
e. Pemberhentian pengecoran sesuai rencana yang telah mendapat pesetujuan Direksi.
f. Tebal pengecoran harus mempertimbangkan adanya proses pemadatan, pengaruh panas hydrasi
(dengan maximum beda panas tertinggi di dalam beton dan di permukaan sebesar 20 derajat
Celsius).
g. Untuk ketebalan struktur beton yang ketebalannya
melebihi 1,5 m, maka pengecorannya harus dilakukan secara bertahap dalam arah vertikal
dengan membagi ketebalan setiap lapisan tidak lebih dari 1,5 m.
h. Khusus pada pemberhentian pengecoran elemen vertikal misal kolom, sebelum dilakukan
25
pengecoran sambungan berikutnya, bagian atas beton harus dikepras setebal minimal 50mm,
untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai.
i. Selama proses pengecoran harus dijaga agar tidak terjadi perubahan letak penulangan, antisipasi
terhadap hal ini harus diambil sebelum persetujuan pengecoran dikeluarkan.
C.7 Additive
Kekentalan (konsistensi) adukan beton harus disesuaikan dengan cara transport, cara pemadatan,
jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan dari tulangan. Kekentalan tersebut dapat
tergantung pada berbagai hal, antara lain jumlah dan jenis semen, nilai faktor air semen, jenis ukuran
butir dari agregat serta penggunaan bahan-bahan pembantu.
C.9 Perawatan (curing)
a. Perawatan biasa
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi terhadap pengeringan dini, temperatur
terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus berada dalam kondisi lembab terus
menerus sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran selesai, kecuali
menggunakan perawatan dipercepat.
b. Perawatan dipercepat/ khusus
− Metode perawatan ini harus mendapat persetujuan tertulis pihak Direksi.
− Perawatan dipercepat (misal dengan uap bertekanan tinggi) dapat dilaksanakan asal
dengan perawatan ini beton yang dihasilkan sekurang-kurangnya mempunyai mutu sama
dengan yang disyaratkan, baik kekuatannya maupun yang menyangkut tingkat
keawetannya.
− Proses perawatan khusus dengan mengganti kehadiran air dengan material tertentu (misal
seperti curring compound), harus tetap juga memenuhi syarat seperti pada perawatan yang
dipercepat di atas yaitu beton yang dihasilkan minimum mutunya tidak lebih rendah
− Direksi dapat menambah jumlah benda uji dari jumlah yang disyaratkan untuk evaluasi
mutu beton, untuk menjamin bahwa proses perawatan yang dilakukan memenuhi
persyaratan.
− Selama cuaca panas maka perhatian harus lebih diberikan sejak dimulainya proses,
seperti perlindungan terhadap bahan dasar, cara produksi, serta penanganan pengecoran.
Perlindungan yang merupakan bagian dari perawatan harus dapat mencegah temperatur
beton melebihi yang seharusnya, sehingga dapat memberi pengaruh negatif pada mutu
beton yang dihasilkan atau kemampuan layan komponen struktur.
C.10 Evaluasi dan Penerimaan Mutu
Evaluasi dan penerimaan Mutu Beton sesuai dengan SNI 03-2487- 2002 pasal 7.6. Hal-hal lain perlu
diperhatikan :
26
a. Tenaga
Tenaga pengujian/ teknisi lapangan yang memenuhi syarat kualifikasi, harus melakukan
pengujian beton segar di lokasi konstruksi, menyiapkan contoh uji silinder yang diperlukan dan
mencatat segala sesuatunya yang diperlukan seperti suhu beton segar pada saat
menyiapkan contoh uji untuk pengujian tekan. Pengujian di Laboratorium harus dilakukan oleh
tenaga Teknisi yang memenuhi persyaratan atas persetujuan Direksi.
b. Laboratorium.
− Semua benda uji harus dites sesuai persyaratan di Laboratorium Independen yang
memenuhi kualifikasi baik personel maupun peralatannya atas persetujuan tertulis Direksi.
− Direksi berhak meminta setiap saat pada Kontraktor untuk membuat benda uji berupa
silinder dari adukan beton yang dibuat. Pengambilan contoh beton harus sesuai dengan
ketentuan dari ASTM C172, pembuatan dan perawatan benda uji harus sesuai dari ASTM
C31 dan diuji berdasarkan ASTM C39 di laboratorium yag berwenang
dan disetujui oleh Direksi.
− Jumlah pengambilan dari setiap mutu beton yang dituang dalam satu hari harus
diambil tidak kurang dari satu kali. Satu pengambilan contoh mewakili suatu volume rata-
rata yang tidak lebih dari 20 m3 untuk cor setempat atau 5 truk mixer (bila memakai ready
x, dipilih yang volumenya terkecil). Pada setiap kali pengambilan contoh beton harus
dibuat sembilan buah spesimen silinder yang dites sebagai berikut :
• 3 buah dites pada umur 7 hari
• 3 buah dites pada umur 14 hari
• 3 buah dites pada umur 28 hari
− Laporan uji tekan harus diserahkan kepada Direksi satu hari sesudah selesai pengujian.
Evaluasi hasil uji tekan umur 28 hari dilakukan berdasarkan ketentuan sebagai berikut :
− Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing terdiri dari empat hasil uji
kuat tekan tidak kurang dari (fc' + 0,82S).
− Tidak satupun dari hasil uji tekan diperbolehkan mempunyai nilai dibawah 0,85 fc'.
− Yang dimaksud satu hasil uji tekan adalah nilai rata-rata kuat tekan 3 buah spesimen
silinder dari contoh beton yang sama.
a. Seluruh bahan-bahan untuk beton harus terlindung dari sinar matahari secara langsung,
demikian juga sebelum, selama dan setelah pencampuran.
b. Air pencampur harus melalui alat pendingin atau sebagian dari air pencampur harus
ditambah dengan air es. Untuk maksud ini, es harus disediakan dalam keadaan hancur
(pecah-pecah).
c. Harus hati-hati untuk meyakinkan bahwa es tersebut telah mencair seluruhnya.
d. Agar diusahakan menutup, mengisolasi dan/atau mengecat putih semua tanki, pipa- pipa
dan truk mixer .
27
e. Seluruh penutup, cetakan dan tulangan harus disemprot dengan air dingin segera sebelum
pengecoran beton.
f. Perhatian khusus harus dilakukan terhadap perlindungan dan pengeringan beton; seluruh
penutup dan cetakan harus tetap dalam keadaan dingin dan terlindung dari sinar matahari
langsung dengan penutup kain goni basah atau bahan-bahan isolasi lain yang disetujui.
g. Bila suhu dari campuran beton sebelum dicor melebihi 35 derajad celcius maka seluruh
pekerjaan pembetonan harus dihentikan.
h. Beton dapat dibuat dan dicor pada waktu malam hari, asalkan disetujui oleh Konsultan
Pengawas sesuai pasal pada Persyaratan Kontrak, dan bila penerangan dari cahaya lampu
memuaskan.
i. Harus dibuat slump test pada suhu saat itu yang berpengaruh dan Penyedia Jasa diminta
untuk menyimpan rekaman dari slump dan suhu dari berbagai kelas dan mutu beton dengan
faktor air semen yang sama. Dan pada kondisi apapun faktor air semen tidak boleh ditambah
pada saat suhu naik.
− Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan bahwa hasil uji tekan gagal memenuhi syarat
spesifikasi dan telah pula dilakukan penyelidikan lain dan hasilnya gagal pula, maka bagian
pekerjaan tersebut harus diperkuat dengan suatu metode yang mana seluruh biaya untuk
itu, baik untuk perencanaan maupun pelaksanaannya ditanggung oleh Kontraktor
sepenuhnya.
− Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi mempunyai wewenang
untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
• Konstruksi beton yang keropos (honey-comb)
• Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya tidak
sesuai dengan gambar.
• Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
• Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
• Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang tercantum dalam
dokumen kontrak .
• Atau yang menurut pendapat Direksi Lapangan pada suatu pekerjaan akhir, atau dapat
mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun dari suatu pekerjaan, tidak
memenuhi pernyataan dari spesifikasi.
• Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan diganti
dengan yang baru, kecuali Direksi Lapangan dan konsultan menyetujui untuk diadakan
perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu Kontraktor harus
mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti/diperiksa dan disetujui bila
perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.
• Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan dipakai dalam
pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari Direksi Lapangan.
• Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan
memuaskan.
• Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada beton dan semua
biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau penggantian harus ditanggung sebagai
pengeluaran Kontraktor.
• Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi Direksi
Lapangan.
• Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena penyusutan dan
sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada pembongkaran cetakan, Direksi
28
Lapangan harus diberitahu secepatnya, dan tidak boleh diplester atau ditambal kecuali
diperintahkan oleh Direksi Lapangan. Pengisian/injeksi dengan air semen harus diadakan
dengan perincian atau metoda yang paling memadai/cocok.
− Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan diganti
dengan yang baru, kecuali Direksi menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari
cacat yang ditimbulkan tersebut.
A.1.2 STANDAR/RUJUKAN
▪ American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)
▪ American Society for Testing and Materials (ASTM)
▪ SNI 2052 2017 Baja tulangan beton
▪ SNI 03-6816 2002 Tata cara pendetailan penulangan beton
▪ SNI 03-6812-2002 Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang di las untuk tulangan
beton
▪ Spesifikasi Umum 2018 pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan (Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat)
▪ Semua standar dan peraturan nasional yang berlaku.
30
A.1.5. TOLERANSI DAN ACUAN PELAKSANAAN
Sesuai dengan SNI 2052 2017 Baja tulangan beton
A.1.6. PELAKSANAAN
a. Pemotongan tulangan
Semua pemotongan tulangan tidak diperkenankan memakai mesin las atau yang sejenis.
b. Pengiriman tulangan
Semua tulangan saat pengiriman tidak boleh ditekuk kecuali untuk tulangan berdiameter lebih
kecil 19 mm.
c. Pembengkokan tulangan
Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali disetujui dengan cara lain
oleh Direksi. Tulangan yang sudah tertanam dalam beton tidak boleh dibengkokkan di
lapangan.
d. Permukaan tulangan
Pada saat beton di cor, keadaan permukaan tulangan harus bersih, bebas dari lumpur,minyak,
atau segala jenis zat/ benda pelapis bukan logam yang dapat mengurangi lekatan beton
terhadap tulangan.
e. Penempatan tulangan
Semua tulangan harus ditempatkan/ disetel sesuai gambar. Tulangan ditempatkan sedemikian
rupa agar tetap terjamin ditempatnya, tidak mudah tergeser akibat adanya pekerjaan
pengecoran.
f. Batasan Spasi Tulangan
Jarak bersih antara dua tulangan sejajar dalam lapis yang sama tidak kurang dari diameter
tulangan yang besangkutan dengan minimal 25 mm. Bila tulangan sejajar tersebut
diletakan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapis bawah harus tepat dibawah
tulangan di atasnya dengan spasi bersih minimal 25 mm.
g. Sambungan/ pengangkuran tulangan
Sambungan lewatan tulangan yang menerus dan pengangkuran tulangan yang berakhir
pada pertemuan kolom balok harus dilindungi dengan sengkang pengikat. Sengkang ini
dapat berupa sengkang pengikat tertutup internal atau spiral tertutup.
h. Pengujian Besi
Pengujian besi pengujian tulangan besi dilakukan dengan uji tarik, uji berat dan dimensi
31
diameter besi
32
VI. PEKERJAAN ACUAN / BEKISTING
A. UMUM
a. Kontraktor harus membuat acuan yang dapat dipertanggungjawabkan secara
struktur baik kekuatan, stabilitas maupun kekakuannya serta layak untuk
digunakan. Acuan merupakan suatu bagian pekerjaan struktur yang berguna untuk
membentuk struktur beton agar sesuai gambar kerja rencana.
b. Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi ini.
Kontraktor dapat mengusulkan alternatif acuan dengan catatan bahwa harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Di dalam penawarannya Kontraktor wajib
menawarkan sesuai dengan yang ditentukan di dalam spesifikasi.
c. Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar
dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya bagian acuan yang
tertanam di dalam struktur beton. Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan
acuan dan bukaan pada acuan dan bukan pada acuan harus dibuat sedemikian rupa,
sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna, sehingga bukaan
tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna, sehingga bebas dari kebocoran.
Semua pengikat acuan (ties) harus dilengkapi dengan material tertentu seperti water
haffles, sehingga pada saat dicor akan menyatu dengan struktur beton.
B. LINGKUP PEKERJAAN
a. Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan seperti
release agent, pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan
acuan sebagai cetakan beton sesuai dengan gambar-gambar konstuksi dan gambar-
gambar disiplin lain yang berhubungan seperti diuraikan dalam uraian dan syarat- syarat
pelaksanaan, secara aman dan benar.
b. Detail-detail Khusus
Pembuatan acuan khusus sesuai yang direncanakan harus termasuk yang
ditawarkan di dalam penawaran Kontraktor. Termasuk juga jika menggunakan material
acuan yang khusus untuk menghasilkan detail khusus.
c. Persyaratan Bahan.
1. Acuan dan Penyanggah
Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton, baja, pasangan bata,
batako, Kayu atau material lain yang dapat dipertanggung jawabkan kualitasnya.
Penggunaan acuan siap pakai produksi pabrik tertentu diijinkan untuk
dipergunakan, selama dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Acuan
yang terbuat dari plywood disarankan yang dilapisi dengan sejenis kertas film yang khusus
yang digunakan untuk acuan dan sangat dianjurkan dengan tebal plywood minimal tebal 12
mm Lapis Poli film.
Pengaku harus dibuat dengan benar agar tidak terjadi perubahan bentuk / ukuran dari
elemen beton yang dibuat. Penyanggah yang terbuat dari baja lebih disukai, walau
penggunaan material penyanggah dari kayu dapat diterima. Bahan dan ukuran kayu yang
digunakan harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Untuk
33
pekerjaan beton yang langsung berhubungan dengan tanah, maka sebagai lantai kerja
harus dibuat dari beton min fc’ 7.4 Mpa. Sebagai acuan samping dari beton tersebut dapat
menggunakan pasangan batu kali, batu bata atau material lain yang disetujui Konsultan
Pengawas/Konsultan MK. Untuk elemen beton tertentu seperti kolom bulat disarankan
menggunakan acuan baja.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Struktur Acuan
Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian rupa, sehingga
mampu memikul beban kesemua arah yang mungkin terjadi (kuat), tanpa mengalami
deformasi yang berlebihan (kaku) dan harus memenuhi syarat stabilitas. Deformasi
dibatasi tidak lebih dari 1/360 bentang. Peninjauan terhadap kemungkinan beban diluar
beban beton juga harus dipertimbangkan, seperti kemungkinan beban konstruksi, angin,
hujan dan lain-lain. Semua analisa dan perhitungan acuan berikut elemen pendukungnya
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas/Konsultan MK untuk mendapatkan
persetujuannya, sebelum pekerjaan dilakukan.
2. Dimensi Acuan
Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar srtuktur adalah ukuran bersih
penampang beton, tidak termasuk plester / finishing. Tambahan elemen tertentu seperti
bentuk / profil khusus yang tercantum di dalam gambar arsitektur juga harus
dipertimbangkan baik sebagai beban maupun dalam analisa biaya.
3. Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan analisa yang
dilakukannya. Gambar kerja tersebut harus lengkap disertai ukuran dan detail-detail
sambungan yang benar dan selanjutnya diserahkan kepada Konsultan
Pengawas/Konsultan MK untuk persetujuannya. Tanpa persetujuan tersebut Kontraktor
tidak diperkenankan untuk memulai pembuatan acuan di lapangan.
4. Tanggung Jawab
Walaupun sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK, tanggung jawab
sepenuhnya atas kekuatan, kekakuan dan stabilitas acuan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan perkiraan ataupun
kekeliruan yang mengakibatkan timbulnya biaya tambahan, maka semua biaya tersebut
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Acuan harus dibuat sesuai dengan yang dibuat di
dalam gambar kerja. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera
dibongkar.
5. Stabilitas Acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan bergeraknya
acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindari. Konsultan Pengawas/Konsultan
MK berhak untuk meminta Kontraktor untuk memperbaiki acuan yang dianggap tidak /
kurang sempurna dengan beban biaya Kontraktor.
6. Konsultan Pengawas/Konsultan MK
Semua acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Konsultan Pengawas/Konsultan
MK.
7. Detail Acuan
34
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya tidak
menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
8. Akurasi
Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran kerataan / kelurusan,
elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar gambar konstruksi. Toleransi ukuran dan
posisi harus sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi ini.
35
3. Pembongkaran Acuan
1. Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian konstruksi yang
dibongkar acuannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal dan harus dipertimbangkan
secara khusus jika pada lantai-lantai tersebut bekerja beban dan mengusulkan metode dan
perhitungan yang akan digunakan, dan usulan tersebut harus mendapat persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Tidak ada biaya tambah untuk biaya tersebut. Semua
akibat yang timbul akibat usulan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan terlebih dahulu secara
tertulis untuk disetujui Konsultan Pengawas/Konsultan MK
36
VII. PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA
A. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dimaksud pekerjaan konstruksi baja adalah semua pekerjaan konstruksi baja dan
pekerjaan baja lainnya yang tercantum dalam gambar rencana. Termasuk didalam pekerjaan
Konstruksi Baja ini antara lain adalah :
- Konstruksi rangka atap Baja Profil IWF 300x200x8x12 & 200x100x5,5x8
- Konstruksi rangka atap Baja Profil Siku L47.47.2,8 mm & L40.40.1,8 mm
- Konstruksi baja lainnya sesuai yang dimaksud gambar rencana
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dari semua bahan, tenaga, peralatan, perlengkapan serta
pemasangan dari semua pekerjaan baja dan logam termasuk alat-alat atau benda-benda/
material pendukung lainnya.
2. Pekerjaan baja dan logam harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang
tertera pada gambar rencana/detail, lengkap dengan penyangganya, alat untuk memasang
dan menyambungnya, pelat-pelat baja/ profil siku dan lain sebagainya.
3. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangannya tidak
memerlukan pengisi, kecuali kalau gambar detail menunjuk hal tersebut.
4. Pemeriksaan kekuatan las harus dilakukan dengan persetujuan pengawas bila dianggap
perlu dan dapat dilakukan di laboratorium.
5. Kedudukan konstruksi baja yang seger a akan di las harus menjamin situasi yang paling
aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.
B. PERSYARATAN BAHAN
1. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan baja harus sudah disetujui oleh
Pengawas, tidak berkarat, bagian bagiannya dan lembaran-lembarannya tidak bengkok dan
cacat. Potongan-potongan (profil) mempunyai ukuran yang tepat sesuai dengan dimensi
yang tertera dalam
gambar rencana baik bentuknya, tebal, ukuran berat.
2. Bahan baja yang digunakan/ dipasang harus dari jenis yang sama kualitasnya, dalam hal ini
dipakai baja jenis BJ-37 dengan Tegangan Leleh (fy) 240 Mpa, Tegangan Ultimate/ Putus 370
Mpa.
3. Toleransi luas penampang bahan baja ditetapkan maksimum 5 % dari luas untuk rangka
batang atau maksimum 5 % dari momen inersia (I)
4. Sebagai kawat las dipakai setaraf produksi “KOBE” atau “NIPPON STEEL” Jenis kawat las
yang akan digunakan harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari pabrik pembuat dan
petunjuk-petunjuk Direksi. Elektroda-elektroda las harus diambil dari GRADA-A (besi heavy
coatee type) batang-batang elektroda yang dipakai diameternya lebih besar atau sama
dengan 6 mm (1/4 inch), dan batang-batang elektroda harus dijaga agar selalu dalam
keadaan kering.
5. Baut-baut yang digunakan harus baut hitam ulir (HTB) tak penuh dengan tegangan baut dan
tegangan las minimum adalah 1.400 kg/cm² atau minimal sama dengan mutu baja yang
digunakan (A-325 ASTM).
37
6. Pada konstruksi atap bangunan gedung,
sambungan gording tidak harus menumpu pada kuda-kuda/jurai atau tumpuan lainnya.
Untuk itu sebelum pemasangan gording dilaksanakan Kontraktor harus berkonsultasi
terlebih dahulu dengan Direksi/Pengawas.
7. Bahan baja ini kecuali ditunjuk atau dipersyaratan lain harus sesuai dengan SNI 3-1970
8. Semua profil baja memakai jenis HRS ( Hot Rolled Steel)
C. PENGUJIAN BAHAN
Syarat-Syarat Pelaksanaan
Perancangan
Penawaran baja dalam berat (kg), sudah termasuk “wastage” akibat pemotongan dan lain-
lain dan diperhi¬tungkan pada analisa harga satuan.
Standard
1. Kontraktor bertanggung jawab untuk menjamin perancang baja untuk pengerjaannya agar
sesuai dengan persyaratan-persyaratan ini sepenuhnya.
2. Kontraktor supaya menyiapkan salinan usulan standart yang akan dipakai, sebagai
pedoman bagi Direksi paling lambat 21 hari sebelum fabrikasi.
3. Untuk tiap-tiap profil dilakukan pengambilan masing-masing 3 benda uji untuk di lakukan tes
Tarik di laboratorium yang bersifat independen dan di setujui oleh pengawas pekerjaan.
39
14) Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan
berlaku ketentuan sebagai berikut :
b. Hanya diperkenankan satu sambungan.
c. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul/full
penetration butue weld.
15) Pemasangan Percobaan/Trial Erection
Bila dipandang perlu oleh Direksi/ Pengawas, Kontraktor wajib melaksanakan
pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi.
Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan
spesifi¬kasi dapat ditolak oleh Direksi dan pemasangan percobaan tidak boleh
dibongkar tanpa persetujuan Direksi.
16) Pemasangan/ Erection.
Baja dipasangkan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi/ Konsultan pengawas 2
(dua) hari setelah pengecoran.
17) Penguat Sementara.
Baja harus dipasang mati setelah sebagian besar struktur baja terpasang dan
disetujui ketepatan garis, vertikan dan horisontal.
Kontraktor supaya menyediakan penunjang-penunjang sementara (pembautan-
pembautan) bilamana diperlukan sampai pemasangan mati sesuai keputusan
Direksi/ Pengawas.
18) Pembautan
Harus bebas setidak-tidaknya dua setengah putaran dari muka mur dalam keadaan
terpasang mati. Kontraktor supaya menggunakan setidak-tidaknya satu cincin
pada setiap mur dan menyiapkan daftar mur, baut, dan cincin.
Kontraktor supaya menggunakan cincin baja keras untuk baut tegangan tinggi (HSB).
a. Adukan Pengisi (Grouting)
Kontraktor supaya memasang adukan pengisi dibawah pelat- pelat kolom dll.tempat
sesuai dengan gambar-gambar.
Penawaran harus sudah termasuk pekerjaan ini, bahan grouting yang digunakan
setaraf AM, Sika, Frosroksid.
19) Pengecatan
a. Semua bahan Konstruksi baja yang di expose / tampak harus di cat sampai akhir,
sedang baja yang tidak ditampakkan/expose cukup di cat dasar.
b. Cat dasar adalah cat zink chromate buatan Dana Paint atau setara sedangkan
sebagai cat akhir adalah Enamel Paint produk ex Mowilex, ICI, KemtonM Nippon
atau setara, dan pengecatan dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan.
c. Baja yang akan ditanam dalam beton tidak boleh di cat.
40
d. Untuk lubang baut kekuatan tinggi/high strength bold permukaan baja tidak
boleh di cat.
e. Cat akhir adalah enamel paint buatan Mowilex, Kemton, ICI, Nippon atau setaraf
dan pengecatan dilakukan 2 kali di lapangan, kecuali bila dinyatakan lain
dalam gambar atau spesifikasi arsitektur.
f. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
1. Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain.
2. Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
3. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
4. Penempatan pipa dan batang baja di work shop maupun dilapangan tidak
boleh langsung diatas tanah atau lantai, tetapi harus diatas balok-balok kayu
yang berjarak maksimum 2 m. Tanah atau lantai tersebut harus datar, padat
merata dan bebas dari genangan air.
20) Pemasangan Akhir/ Final Erection.
a. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaan baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau
ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahanpabrikasi atau
perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaan itu harus segera
dilaporkan kepada Direksi disertai usulan cara perbaikannya
Cara perbaikan tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi sebelum dimulainya
pekerjaan tersebut. Biaya tambahan yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut
adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
Meluruskan pelat dan baja siku atau bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan persetujuan
Direksi.
Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada konstruksi yang
tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan “waterproofing” yang disetujui.
Sabuk pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh para pekerja pada saat bekerja
ditempat yang tinggi, disamping pengaman yang berupa “platfrom” atau jaringan (“net”).
b. Setiap komponen diberi kode/ marking sesuai dengan gambar pemasangan sedemikian
rupa sehingga memudahkan pemasangan.
c. Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus
digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan ijin.
d. Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai.
e. Sambungan-sambungan sementara dari baut harus diberikan kepada bagian konstruksi
untuk menahan beban mati, angin dan tegangan-tegangan selama pembangunan.
f. Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus disediakan
dan harus dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail.
g. Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
41
h. Pelat dasar kolom untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok, balok
penunjang dan sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh setelah bagian
pendukung ditempatkan secara baik dan tegak.
i. Daerah dibawah pelat harus diberi adukan lembab/ kering yang tidak susut dan disetujui
Direksi.
j. Penyimpangan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebihdari 1/1500 dari tinggi vertikal
kolom.
A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan pasangan bata merah ini
meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar .
C. STANDAR
- Batu bata harus memenuhi NI-10
- Semen Portland harus memenuhi NI-8.
- Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.
- Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.
-
D. BAHAN/PRODUK
Batu bata ringan yang digunakan adalah tebal 10 cm merk (Citicon, Focon, Blesscon), dengan kualitas
terbaik yang disetujui Perencana/Konsultan Management Konstruksi, siku dan sama ukurannya. Plasteran
dinding menggunakan campuran semen mortar sesuai spesifikasi, dengan acian dinding campuran semen
sesuai mortar / spesifikasi.
E. PELAKSANAAN
1. Pasangan Batu bata ringan, dengan menggunakan aduk campuran semen mortar pasangan sesuai spesifikasi.
2. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok rata dan dibersihkan dengan sapu lidi dan
kemudian disiram air.
3. Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan campuran semen sesuai spesifikasi harus dibasahi
dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
4. Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung diaci atau di pasang keramik dinding,
tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar dalam dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan acian
dengan campuran semen sesuai spesifikasi atau pemasangan keramik dinding.
5. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 8-10 lapis setiap harinya, diikuti
dengan cor kolom praktis.
6. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan balok penguat
(kolom praktis) dengan ukuran 10 x 10 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm
jarak 15 cm.
7. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak diperkenankan.
8. Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata ringan sekurang-
42
kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
9. Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah 2 (dua) melebihi dari 2 %. Bata yang patah lebih dari 2
tidak boleh digunakan.
10. Pasangan bata ringan untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 13 cm dan untuk
dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
2. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan lantai pada finishing lantai dengan seluruh detail yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan Konsultan Pengawas.
B. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 150-78A.
2. b. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.
3. c. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-75/ 0075-75.
4. d. Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PUBI 82 pasal 9, AFNOR P18-303 dan NZS-
3121/1974.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI- 8).
C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus di serahkan contoh-contohnya, untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan diatas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui
Konsultan Pengawas.
3. Untuk pasangan sub lantai yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir urug dibawahnya harus sudah
dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai
daya dukung maksimal.
4. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan krikil atau split dengan perbandingan 1
: 3 : 5.
5. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 5 cm atau sesuai yang ditentukan/disyaratkan dan atas petunjuk
Konsultan Pengawas.
6. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas. Kecuali pada lantai ruangan-ruangan yang disyaratkan
dengan kemiringan tertentu, supaya diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
7. Pekerjaan Sub Lantai ini harus diberi delatasi selebar 1 cm untuk kontrol join dan kedalam delatasi tersebut
disisipkan styrofoam setebal 1 cm setinggi tebalnya sub lantai.
43
8. Delatasi pada sub lantai tersebut diadakan pada setiap :
- Pertemuan antara dinding bata/beton dengan sub lantai.
- Pertemuan antara sub lantai dengan kolom beton.
- Ruang-ruang lebar dengan jarak delatasi ≤ 6 m.
A. Material
1. Jenis :
a. Keramik Lantai ; Unpolished (Kasar) Uk. 25x25, Keramik Uk. 60x60 (Asia tile, Mulia, Milan, Niro, Platinum)
atau setara seperti yang disyaratkan dalam Gambar Kerja)
b. Keramik Dinding ; Uk. 25x40 (Asia tile, Mulia, Milan, Niro, Platinum) atau setara seperti yang disyaratkan
dalam Gambar Kerja)
2. Warna :
a. Warna ditentukan dalam gambar perencanaan atau yang ditentukan dalam rapat dengan owner.
b. Untuk masing-masing warna harus seragam atau sesuai dengan pola lantai.
c. Merk ditentukan sesuai dengan yang tertera dalam daftar material RKS ini.
3. Ketebalan : Minimum 7 mm
Finishing : Berglazur dan Matt/finish kasar atau sesuai petunjuk dalam gambar/Konsultan Pengawas.
4. Kekuatan lentur : 250 kg/cm2.
5. M u t u : Kualitas I (satu)
6. Ukuran dan pemakaian :
60x60, 30x60, 30x30 (sesuai dengan ketentuan dalam gambar). Dipasang sebagai finishing Lantai pada seluruh
detail yang ditunjukan/disebutkan dalam gambar. Pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam detail
gambar.
7. Bahan pengisi : Grout/ pengisi semen berwarna
X. PEKERJAAN PENGECATAN
a. Sebelum memulai dengan mengecat dasar tembok, maka tembok yang dapat diplester dengan rata dan
sempurna harus diperbaiki terlebih dahulu (dihaluskan).
b. Setelah di acian halus dinding tembok di Cat dasar dengan menggunakan Cat Wall Sealer sesuai dengan merk
cat penutupnya.
c. Penyedia Barang/Jasa harus mengajukan contoh cat ke Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas, cat yang
akan dipergunakan dan tidak diijinkan memakai cat diluar ketentuan dalam spektekini.
d. Untuk menghindari terjadinya cipratan atau noda cat pada bagian lain harus diberi pelindungan / penutupan pada
baigian tersebut sebelum melakukan pengecatan, seperti pada bagian handle pintu dan lainnya.
e. Yang termasuk pada pekerjaan cat kayu ini adalah kalisplank.
f. Cat kayu menggunakan cat kayu setara Emco, Avian.
g. Penyedia Barang/Jasa harus mengajukan contoh cat ke Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas, cat yang
akan dipergunakan dan tidak diijinkan memakai cat diluar ketentuan dalam spektekini.
44
A. Pekerjaan pengecetan dinding
a. Bahan lapisan/coating dasar : Cat Dasar Nipon, Vinilex, Dulux, Catylac.
b. Dinding luar menggunakan cat jenis Exterior setara, Nipon, Vinilex, Dulux, Catylac.
c. Dinding dalam menggunakan cat jenis interior setara Nipon, Vinilex, Dulux, Catylac.
d. Warna : Ditentukan Kemudian.
e. Pengencer : Air bersih maksimal 20 %
Adapun produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan daftar material.
A. Rangka menggunakan Besi hollow 35mm x 35 mm lengkap dengan besi penggantung Besi hollow 35 mm x 35
mm dan pengikatnya bentuk dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan dan sesuai gambar bestek.
B. Pola/bentuk plafond/langit-langit menyesuaikan Gambar Kerja, bahan menggunakan plafond PVC lebar 20 cm
dan plafond Kalsiboard Ukuran 1.20 m x 2.40 m tebal 3,5 mm dan lengkap dengan list alluminium strip 1x4 cm.
C. Bahan yang digunakan harus sudah mendapat persetujuan dari pihak direksi/konsultan pengawas.
D. Bahan yang digunakan harus sudah mendapat persetujuan dari pihak direksi/konsultan pengawas
a. Bahan penutup atap bangunan gedung negara harus memenuhi ketentuan yang diatur dalam SNI yang berlaku
tentang bahan penutup atap, baik berupa atap beton, genteng, metal, fibrecement, calsium board, sirap, seng,
aluminium, maupun asbes atau asbes gelombang. Untuk penutup atap dari bahan beton harus diberikan lapisan
kedap air (water proofing). Penggunaan bahan penutup atap disesuaikan dengan fungsi dan klasifikasi bangunan
serta kondisi daerahnya.
b. Bahan kerangka penutup atap digunakan bahan yang memenuhi SNI. Untuk penutup atap genteng digunakan
adalah :
- Kuda kuda menggunakan baja Pipa Bulan SCH 40 Diameter 2” dan 4” dicat Zinkromate / Anti karat.
- Gording menggunakan baja CNP 100.50.20.2,3 mm dicat Zinkromate / Anti karat.
- Cat yang dipergunakan adalah cat yang diperuntukkan khusus untuk baja oleh pabrik pembuatnya dan dari jenis
yang berkualitas baik.
- Untuk besi yang tidak dibungkus beton harus diberi cat Zinkromate / Anti karat.
45
- Penutup atap bangunan utama menggunakan spandex lengkung ketebalan 0,35 mm pabrikasi beserta
bubungannya. Pemasangannya harus sama dan rapat betul serta jenis dan merknya juga harus sama atau
sebelumnya pemborong harus mengajukan contoh terlebih dahulu kepada pengawas untuk persetujuan.
- Pemasangan genteng jarak dan lipatan harus sesuai dengan ketentuan dari pabrik.
- Bahan-bahan yang dipakai buatan dalam negeri yang dikenal baik, yang produknya memenuhi standarisaisi
industri / fabrikasi yang berlaku.
- Kelengkungan / kemiringan atap juga harus sesuai dengan gambar.
- Semua bahan yang digunakan harus disertai dengan sertifikat dari pabrik pembuatnya dan harus diperiksa serta
mendapat persetujuan direksi.
- Bubungan atap serta pertemuan – pertemuan lain harus khusus dari produksi yang sama dengan gentengnya,
begitupun warnanya. Bentuknya harus teratur menurut fungsi penempatannya.
1. Ketentuan Umum
Besi Hollow adalah bahan Pengaman/Railling/Kanopi yang mudah perawatan dan memberikan tampilan yang
mewah dan elegant. Pemasangan Besi Hollow pada suatu gedung harus memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
a. Penyedia wajib mengadakan pemeriksaan dan pengukuran lokasi yang akan dipasang hollow.
b. Pekerjaan railling hollow harus rapi dan pengelasan yang kuat.
c. Bahan yang dipasang harus sesuai dengan contoh yang sudah disetujui pemberi tugas dan
perencana.
d. Tenaga Ahli Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga yang ahli dan berpengalaman di
dalam bidang logam/pengelasan.
2. Persyaratan bahan
1. Bahan yang dipakai adalah :
a. Hollow 35x35 mm tbl 2mm
2. Finished
a. Finishing Cat Besi dengan cara semprot 3x Lapisan
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pemotongan besi hollow harus sesuai dengan dimensi / ukuran gambar rencana.
b. Pengelasan harus full.
c. Sebelum melakukan pengecatan harus dibersihkan dahulu dari karat-karat yang menempel menggunakan
kertas gosok.
46
XIV. PEKERJAAN SANITARI
A. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan sanitair ini dipasang pada tempat dan ruangan yang dinyatakan/ditunjuk pada gambar dan sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
B. Persyaratan Bahan
a. Perlengkapan sanitair untuk toilet menggunakan produk ex (INA atau AM-STAND atau TOTO) dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas dengan alternatif pilihan sebagai berikut :
b. Semua material harus memenuhi ukuran standar dan didapatkan di pasaran, kecuali bila ditentukan lain.
c. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan yang telah
disediakan oleh pabrik.
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.
C. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas beserta
persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti
tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan pengganti harus disetujui Konsultan
Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan Penyedia Jasa.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia Jasa harus meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai
gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar Arsitektur dengan spesifikasi dan sebagainya, maka
Penyedia Jasa harus segera melaporkannya kepada Konsultan Pengawas.
e. Penyedia Jasa tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat
itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.
g. Penyedia Jasa wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Penyedia Jasa, selama kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan Pemberi Tugas.
h. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang sempurna, rapi dan lancar
dipergunakannya.
i. Penyedia Jasa wajib mengadakan pembuatan mock-up untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas sebelum perkerjaan dimulai. Biaya pengadaan mock-up menjadi tanggungan Penyedia Jasa.
Mock-up yang disetujui akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil perkerjaan
ini.
D. Syarat Pemeliharaan
a. Perbaikan
1. Setiap pasangan pekerjaan sanitair yang rusak harus diperbaiki dengan cara- cara yang dianjurkan oleh
pabriknya.
2. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
47
3. Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan lain keramik tersebut maka
kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.
a. Pengamanan
1. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan sanitair selesai terpasang, harus dibiarkan mengering dan selama itu
tidak boleh dipergunakan.
2. Sesudah pekerjaan sanitair terpasang harus dijaga terhadap kemungkinan terkena cairan-cairan dan
benda-benda lain yang mungkin bisa menimbulkan cacat, noda-noda dan sebagainya.
Apabila hal ini terjadi Penyedia Jasa harus memperbaiki cacat tersebut hingga pulih kembali seperti semula atas
biaya Penyedia Jasa.
b. Standar Penerimaan
1. Setiap pekerjaan sanitair yang dipasang harus teliti pada posisinya dan rapat, tidak bocor dan terjamin
hubungan kerapihannya.
2. Setiap pekerjaan sanitair harus dipasang lengkap dengan accesoriesnya dan dapat berfungsi dengan
sempurna, tanpa cacat.
A. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk elektrikal/kontrol ini adalah pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi listrik
(termasuk motor listrik) pengkabelan, panel-panel dan instrumentasi kontrol seperti yang ditunjukkan pada
gambar-gambar rencana/diagram yang melengkapi dokumen ini.
B. Umum
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur kabel dan perletakan panel seperti yang
tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route, lokasi panel.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalsi
lainnya berikut detail-detail yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Pemborong wajib mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku yang dikeluarkan oleh :
- Perusahaan Listrik Negara (PLN).
- Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK).
- Dinas Pemadam Kebakaran.
- Lembaga Pengujian Bahan.
- Dinas Keselamtan Kerja.
C. Spesifikasi teknis
a. Panel
- Semua komponen-komponen yang dipergunakan untuk panel tenaga dan panel- panel kontrol harus buatan
MG atau ABB atau setaraf yang disetujui MK.
- Panel-panel tenaga harus dibuat dari pelat besi setebal 2 mm, dilengkapi dengan kunci Yale atau setaraf
pengecatan dengan cat bakar dan powder coating minimum 2 kali. Warna finishing ditentukan kemudian.
- Panel-panel yang bukan berasal langsung dari produk peralatan tertentu yaitu panel-panel yaitu yang dirakit
disini haruslah berasal dari lebih kecil dari 3 ohn, diukur setelah minimal tidak hujan 2 (dua) hari.
b. Panel Pembagi
- Panel pembagi harus dilengkapi dengan pilot lamp R-S-T, voltmeter serta ampermeter dengan selector switch
untuk 3 phase, plat nama untuk peralatan.
c. Wiring
- Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam metal conduit JIS standard (Maruichi, National
48
atau Pusan).
- Wiring digram hendaknya disesuaikan enagn kebutuhan peralatan AC yang bersangkutan.
- Kabel yang dipasang di dalam tanah, jenis NYFGBY harus dipasang sekurang- kurangnya sedalam 75 cm
dengan pasir sebagai alas dan pelindung, kemudian dilindungi dengan batu pelindung sebelum diurug
kembali.
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting dan balancing untuk seluruh system tata udara
dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan besaran-besaran pengukuran yang sesuai seperti yang terlihat
dalam gambar-gambar rencana sehingga system betul-betul dapat berfungsi dengan baik dan sesuai
dengan rencana.
B. Umum
Pelaksanaan TAB (testing adjusting dan balancing) secara mendasar maksimal harus mengikuti standard
yang berlaku secara umum seperti standard NEBB, ASHRAE dan SMACNA dengan menggunakan
peralatan-peralatan ukur yang memenuhi untuk pelaksanaan TAB tersebut.
C. Peralatan Ukur
Minimal peralatan ukur seperti di bawah ini harus dimiliki oleh kontraktor yang bersangkutan antara lain :
a. Pengukuran listrik
- Voltmeter.
- Ampermeter / Tang – Ampere.
D. Pelaksanaan TAB
- Secara detil TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh system dan bagian- bagiannya, sehingga didapatkan
besaran-besaran pengukuran yang sesuai atau mendekati besaran yang ditentukan dalam rencana.
- Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran yang dilakukan terhadap besaran- besaran yang
ditentukan dalam design, juga diwajibkan melaksanakan pengukuran terhadap besaran-besaran
yang tidak tercantum dalam gambar rencana, tapi besaran ini sangat diperlukan dalam penentuan kondisi
dan kemampuan peralatan dan juga sebagai data-data yang diperlukan bagi pihak maintenance dan
operation.
49
- Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran-pengukuran terhadap besaran- besaran lainnya yang tidak
tercantum dalam gambar rencana harus dituangkan dalam satu laporan yang bentuknya (formnya) sudah
disetujui oleh pengawas.
- Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineernyang betul-betul sudah berpengalaman dalam
pelaksanaan TAB ini.
- Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga pengawas, dimana hasil-hasil pengukuran
dan pengamatan yang dilakukan juga disaksikan oleh pengawas tersebut dan dalam laporannya ikut
menandatangani.
- Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor harus membuat suatu rencana kerja, mengenai prosedure
pelaksanaan TAB untuk masing-masing bagian pekerjaan, dan prosedure ini agar dibicarakan dengan pihak
MK untuk mendapatkan persetujuannya.
8. Menyediakan dan memasang rack kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.
14. Memasang nama-nama panel dan hubungan circuit breaker berupa tulisan yang jelas dari bahan yang tahan
lama.
52
ditentukan kemudian pada ujung-ujung pipa dan kabel setiap jarak 10 m.
f. Pemasangan Instalasi Listrik tidak dibenarkan bersamaan dengan pemasangan sparing kabel.
5. Armature Lampu
a. Lampu Downlight 12 Watt
b. Lampu Strip LED 3 Watt
6. Panel listrik
Untuk proyek ini, panel listrik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Panel LVMDP
Berfungsi untuk menerima daya listrik dari KWH meter PLN dan Generator set dengan system Interlock. Main
Breaker dan Branch Breaker menggunakan ACB dan MCCB dan sebagai pengaman sesuai dengan gambar
rencana.
b. Umum.
- Tegangan kerja : 220 volt / 380 volt – 1 phase – 50 Hz.
- Interupting capacity untuk main breaker 36 kA dan cabang-cabangnya minimal 30 kA.
- Jenis panel indoor freestanding lengkap dengan pintu.
- Lalu lintas feeder : * menggunakan kabel tanah tpye NYFGBY
* Dalam gedung menggunakan kabel NYY
- Setiap incoming yang bersumber dari PLN harus dilengkapi dengan Arrester :
• Untuk panel utama ( LVMDP ) harus dilengkapi Arrester 100 KA.
• Untuk panel distribusi harus dilengkapi Arrester 15 KA,
- Gambar detail harus dibuat oleh Kontraktor dan disetujui oleh MK sebelum pembuatan.
c. Pemutusan Daya
- Rated breaking capacity pada 220 volt / 380 volt – 1 fase / 3 fase – AC tidak kurang dari 36 kA.
- Release harus mengandung :
• Under Voltage relay disisi PLN.
53
• Thermal overload release.
• Magnetic short circuit release ( mempunyai setting range ).
d. Rumah panel dan Busbar.
- Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan penempatan yang cukup secara elektris
dan fisik.
- Pemasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian depan dengan mudah.
- Rumah panel type Free Standing dari besi pelat dengan tebal tidak kurang dari 2 mm, sedang type wall mounted
tebal plat tidak kurang dari 1.2 mm.
- Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat pengolahan pembersihan sejenis “ Phospatizing
treatment “ atau sejenisnya. Bagian dalam dan luar harus mendapat paling sedikit satu lapis cat penahan karat.
Untuk lapisan akhir cat finish bagian luar dasarnya abu-abu.
- Ruang pencapaian harus cukup untuk memudahkan kerja.
- Label-label terbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis putih hitam dan digrafir esuai kebutuhan dalam
bahasa Indonesia.
- Bukaan ventilasi dari bagian sisi panel.
- Semua pengkabelan di dalam panel harus rapih terdiri atas kabel-kabel berwarna, mudah diusut dan mudah
dalam pemeliharaan.
- Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan PUIL. Bahan dari tembaga yang berdaya hantar tinggi,
bentuk peregi panjang dipasang pada pole-pole isolator dengan kekuatan dan jarak sesuai ketentuan untuk
menahan tekanan dan mekanis pada level hubung singkat.
- Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua terminal kabel atau busbar lainnya tidak
menyebabkan lekukan yang tidak wajar. Busbar harus di cat secara standart untuk membedakan fasa-fasanya.
- Batang penghubung antara busbar dengan breaker harus mempunyai penampang yang cukup dengan rating arus
tidak kurang dari 125% dari rating Breaker.
- Pada sambungan- sambungan busbar harus diberi bahan pelindung ( Tinned ).
- Ujung kabel harus memakai sepatu kabel dari dan sarung kabel berwarna bahan tembaga.
e. Instrument dan peralatan penunjuk lainnya.
1. Instrument dan peralatan penunjuk ( Ampere, Volt, Frekuensi, Cos Ø, killo watt ) menggunakan type digital.
2. pilot lamp.
3. Kwh meter dauble tarif lengkap current transformer.
E. Persyaratan Pemasangan
1. Persyaratan Instalasi dan Peralatan
a. Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah mendapat Surat Perintah Kerja ( SPK ).
Dan bisa mengajukan usul-usul kepada konsultan, apa yang perlu dirubah atau diatur kembali agar semua
instalasi dan peralatan dalam system dapat ditempatkan dan bekerja sebaik- baiknya.
- Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah pengukuran, meneliti peil – peil dalam
proyek menurut keadaan sebenarnya.
- Apabila ada perbedaan antara pengukuran di lapangan, ajukan data-data kepada Konsultan
- Membuat photo dokumentasi pada prestasi phisik 0%- 25% - 50% - 75% dan 100 %.
b. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah, potongan dan detail sesuai keadaan
sebenarnya di lapangan, dengan mendapat persetujuan dari Konsultan.
c. Kontraktor harus berkonsultasi dengan kontraktor lain, sehingga pemasangan instalasi dan peralatan dapat
dilakukan tanpa terjadi tabrakan.
d. Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk site atau dipasang harus mendapat
persetujuan dari Konsultan.
54
2. Pemasangan Instalasi dan Peralatan.
a. Pada daerah langit-langit tanpa plafond instalasi terpasang dalam cor-coran plat beton pelindung pipa
lengkap fitting-fittingnya.
b. Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi terpasang sebagai berikut :
- Untuk 1 dan 2 jalur kabel saja, instalasi di klem ke plat beton atau di klem ke hanger besi plat.
- Untuk jalur kabel lebih dari 2 instalasi harus lewat kabel tray.
- Untuk persiapan kabel perangkap disiapkan Cable Ladder.
c. Semua instalasi feeder dalam bangunan tidak menggunakan pipa pelindung.
d. Di bawah plafond atau langit-langit instalasi terpasang sebagai berikut :
- Untuk saklar dan stop kontak, instalasi terpasang recessedmounted ke kolom atau tembok. Sakelar terpasang
150 cm di atas lantai kecuali untuk peralatan tertentu.
- Untuk stop kontak 30 cm di atas lantai, sedangkan stop kontak di partisi jauh dari tembok menggunakan
under floor duct atau conduit.
e. dalam shaft riser instalasi feeder terpasang dan diklem ke rak kabel shaft riser setiap jarak 150 cm.
f. Setiap sambunagn cable tray / cable ladder dilengkapi kabel BCC diameter 35 mm.
g. Di halaman instalasi terpasang sebagai berikut :
- Feeder dan instalasi lampu penerangan luar terpasang minimal 60 cm di bawah permukaan tanah dengan
memakai pelindung pipa galvanis.
- Sedangkan untuk feeder yang melintas jalan terpasang 80 cm dibawah permukaan tanah dengan
menggunakan pelindung pipa galvanis.
h. Penyambunga dalan doos-doos percabangan memakai pelindung terminal 3 M kemudian doos tersebut
ditutup.
i. Akhir dari instalasi exhaust fan berupa stop kontak 1 fasa atau 3 fasa.
j. Semua pipa instalasi di plafond , di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap jarak 10 m dengan
warna yang akan ditentukan kemudian.
k. Ramset atau fischerplug harus terpasang ke plat beton dengan kokoh.
l. Kelos kayu kamper harus terpasang kokoh dan rata/ rapih ke plat beton.
m. Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan diikat ke dalam besi beton. Dapat juga
dilakukan dengan tembakan ramset atau fischerplug.
n. Rack riser atau rak kabel atau cable tray bersama penggantung dimur baut ke angkur.
o. Setiap belokan kabel terutama fedder yang besar harus
diperhatikan radiusnya, minimal R = 30 D dimana D adalah diameter kabel.
p. Tidak diperkenankan melakukak penyadapan atau penyambungan di tengah jalan kecuali pada tempat
penyambungan.
q. Terminal kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel.
r. Armature lampu
- Balk TL 2x 9 watt terpasang rata dengan penggantung 2 tempat pada plat lantai.
- Barret lamp, bracket lamp, terpasang surface mounted ke plat beton atau plafond dengan di sekrup atau
55
mur baut pada 2 tempat.
- RM 300 TL 2x9 W LED terpasang rata dengan plafond dengan di setup atau dimur baut pada 2 tempat.
- Down light terpasang rata plafond dengan di sekrup atau mur baut pada 2 tempat.
- Obstruction Lamp di pasang pada tiang penagkal petir dilengkapi dgn foto switch.
s. Panel Listrik
- Panel utama LVMDP, DP – 1, DP – 2, SP-1 s/d SP7, PP Pompa terpasang freestanding.
- Panel Penerangan, dan panel peralatan terpasang wall mounted rata dengan dinding.
t. Instalasi Penangkal Petir
- Menyediakan dan memasang terminal penangkal petir tipe konvensional ( splitzent ) lengkap dengan tiang
tinggi 2 meter dan klem.
- Penghantar NYY 50 mm2 diklem setiap jarak 1.5 meter langsung turun ke bak control penangkal petir (
pentanahan ).
- Pentanahan berupa pantekan batangan tembaga masih minimal sedalam 6 m dan tanah-tanah lebih kecil
dari 0.2 Ohm.
- Sambungan antara penghantar dan pentanahan dilaksanakan dalam bak control memakai terminal
tembaga.
- Semua penyambungan harus secara metal ( dilas atau di cor timah ) dengan system Cadweld.
- Semua grounding penangkal petir dikoneksikan dengan system grounding diluar bangunan.
56
3. Gali Urug
a. Kontraktor listrik harus menggali dengan kedalaman dan besar yang sesuai dengan spesifikasi yang
diminta.
b. Bilamana ada tabrakan dengan pipa, saluran got atau lainnya, harus dibuat gambar detail dan cara
penyelesaian yang baik untuk semua pihak dengan mendapat persetujuan dari Konsultan .
c. Kesalahan yang timbul karena kelalaian kontraktor listrik menjadi tanggung jawabnya.
d. Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug kembali demgam sirtu sampai padat.
e. Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil pekerjaan pihak lain harus diperbaiki kembali oleh
kontraktor listrik dengan beban biaya tanggungan sendiri.
4. Pentanahan
Semua instalasi, peralatan dan panel – panel listrik harus diberi pentanahan. System pentanahan baik
peralatan electronic maupun panel listrik dan sebagainya dijadikan satu selanjutnya dihubungkan dengan
grounding ( pentanahan ) pondasi bangunan.
57
7. Produk, Bahan Dan Peralatan
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan
alternative lain yang setara dengan yang dispesifikasikan ke Direksi / Perencana / pengawas.
Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Direksi / pengawas.
Adapun produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan daftar material.
I. PENERANGAN
1. Lampu Dwonlight 12 Watt + Fitting
2. Lampu Strip LED 3 Watt
58
DAFTAR SIMAK
No Uraian Keterangan
Pekerjaan Sipil &
A
Arsitektur
jenis semen Portland (Semen Gresik, Tiga roda, Dynamix) atau
1 Semen yang memenuhi SNI 15-2049-1994 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan
IV
Semen Mortar, Plester,
2 jenis (AM, TOP, Bostik, Fresroc)
Acian Instan, Waterprofing
3 Kerikil Ex. Lokal
4 Pasir Beton dan Pasang Ex. Lokal
5 Bekisting Multiplek tb. 9 mm
Semua tulangan dari jenis baja ulir (BJTD) dan polos harus
memenuhi ketentuan ASTM A 615M.
6 Besi Polos Baja polos dipakai hanya untuk elemen non structural dengan mutu
fy= 240 MPa Ex. (Krakatau Steel, Hanil Jaya Steel, Master Steel,
Bhirawa, Jatim)
Semua tulangan dari jenis baja ulir (BJTD) dan polos harus
memenuhi ketentuan ASTM A 615M.
7 Besi Ulir Baja ulir dipakai untuk seluruh elemen struktur ,dengan mutu fy= 400
MPa. Ex. (Krakatau Steel, Hanil Jaya Steel, Master Steel,
Bhirawa, Jatim)
Penutup atap Genteng & Bumbungan Keramik : Genteng jenis ini
terbuat dari material tanah lihat yang telah disortir. Kemudian tahan
8 Penutup atap ; liat tersebut akan dicetak dan di-press menggunakan peralatan
modern untuk menghasilkan genteng yang kuat dan presisi.
Merk : Kia, Kanmuri, M-Class
Bahan baja yang digunakan/ dipasang harus dari jenis yang sama
kualitasnya, dalam hal ini dipakai baja jenis BJ-37 dengan Tegangan
Leleh (fy) 240 Mpa, Tegangan Ultimate/ Putus 370 Mpa
IWF, Baja Siku, CNP, Plat
9
Baja, Angkur. Baut-baut yang digunakan harus baut hitam ulir (HTB) tak penuh
dengan tegangan baut dan tegangan las minimum adalah 1.400
kg/cm² atau minimal sama dengan mutu baja yang digunakan (A-325
ASTM).
10 Hollow 15x35 dan 35x35 Uk 35x35 tebal 2 mm Uk 15x35 tebal 1,2 mm
11 Reng Material dari Galvalume
12 Aluminium Foil Material yang digunakan Aluminium Foil Jenis Bubble
Plafond PVC dan - Materian Plafond PVC Lebar 20 cm ex. Plafindo, Honda, Jaguar
13
Kalsiboard - Material Plafond Kalsiboard Ukuran 1.20 m x 2.40 m tebal 3,5 mm
Merk Keramik lantai (Asia tile, Mulia, Milan, Platinum), dan Harus
14 Keramik uk; 25x40; 25x25
memiliki sertifikat TKDN
Keramik kasar Merk Keramik lantai (Asia tile, Mulia, Milan,
15 Keramik Unpolished 60x60
Platinum), dan Harus memiliki sertifikat TKDN
16 Cat Interior cat jenis interior Nipon, Vinilex, Dulux, Catylac.
17 Cat Ekterior cat jenis interior Nipon, Vinilex, Dulux, Catylac.
Cat dasar adalah cat zink chromate
18 Cat Baja/Meni
cat akhir adalah Enamel Paint produk ex Mowilex, ICI,
59
KemtonM Nippon
B Pekerjaan Listrik
1. Alat Ukur (meter Listrik) GAE/Schneider/Chint
2. Kabel NYA/NYM/NYY/ Supreme/Kabel Metal/ Kabelindo/Etana/Extrana
3. Pipa Conduit Hight Impact Clipsal/Elmech/pipaku/Ega/Winlon
4. Armature Lampu Philips/Suwilte/Tav/Sonora/VIP/Osram
5. Komponen Lampu TL Philips/Osram/GE
6. Stop Kontak dinding/Lantai Panasonic/Hager/Philips/Broco/Schneider
Saklar
7. Panasonic/Hager/Philips/Broco/Schneider
Tunggal/Ganda/Switch Grid
11. Lampu LED Strip Lampu LED Strip 3 Watt
13. Kontaktor Merk : Tesya/Mitsubisi
14. Komponen Panel Listrik Samudra Cipta / PANCA / PANDEGA ENERGI
60