Anda di halaman 1dari 55

SPEKTEK

PELAKSANAAN PEKEJAAN

KEGIATAN
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN SARANA
DISTRIBUSI PERDAGANGAN

PEKERJAAN

PEMBANGUNAN PASAR HEWAN

LOKASI
KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO

TAHUN 2021

Dinas Perdagangan,Koperasi dan Usaha Mikro Kab. Bojonegoro


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................................................ 1
BAB I UMUM .................................................................................................................................................................................... 2
1. URAIAN UMUM PEKERJAAN ......................................................................................................................................... 2
2. JENIS BAHAN ................................................................................................................................................................. 2
3. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN .......................................................................................... 3
4. PENJELASAN DOKUMEN LELANG DAN GAMBAR ......................................................................................................... 3
5. PENJELASAN TEKNIS...................................................................................................................................................... 4
6. PEMBUATAN RENCANA KERJA DAN JADUAL PELAKSANAAN ...................................................................................... 5
7. SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN........................................................................................................................... 5
8. PERSIAPAN PERMUKAAN LAHAN ............................................................................................................................... 11
9. PEMBERSIHAN LAHAN ................................................................................................................................................ 14
10. GALIAN, URUGAN DAN PEMADATAN......................................................................................................................... 16
BAB II PEKERJAAN STRUKTUR ........................................................................................................................................................ 23
1. PERSIAPAN BETON ...................................................................................................................................................... 23
BAB III PEKERJAAN ARSITEKTUR .................................................................................................................................................... 40
1. PEKERJAAN PEMASANGAN BATA MERAH.................................................................................................................. 40
2. PEKERJAAN LANTAI ..................................................................................................................................................... 41
3. PEKERJAAN PENGECATAN .......................................................................................................................................... 43
4. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT ....................................................................................................................................... 44
5. PEKERJAAN PENUTUP ATAP ....................................................................................................................................... 45
BAB IV PEKERJAAN PAVING ........................................................................................................................................................... 46
1. PELAKSANAAN ............................................................................................................................................................ 47
BAB V PEKERJAAN SALURAN U-DITCH........................................................................................................................................... 48
BAB VI PEKERJAAN TULISAN LAMPU AKRILIK................................................................................................................................ 49
BAB VII PEKERJAAN LAIN-LAIN DAN PEMBERSIHAN ..................................................................................................................... 51
BAB VIII PEKERJAAN LAIN-LAIN DAN PEMBERSIHAN .................................................................................................................... 52

1
SPESIFIKASI TEKSNIS I.1. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Pembangunan Pasar Hewan.
BAB I UMUM I.2. Pelaksanaan semua pekerjaan harus berdasarkan syarat-syarat
dan ukuran dalam gambar, bestek, gambar tambahan dan berita
1. URAIAN UMUM PEKERJAAN acara aanwijzing, perintah/ petunjuk direksi/ pengawas lapangan.
I.3 Sebelum mulai pekerjaan penyedia jasa harus minta petunjuk-
petunjuk dan penjelasan-penjelasan lebih dulu kepada
direksi
pengawas lapanagan dalam hal-hal yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

A. Jenis dam mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan


2. JENIS BAHAN bahan-bahan produksi dalam negeri, sesuai dengan keputusan
bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri
Perindustrian dan Menteri Penerbitan Aparatur Negara tanggal 23
Desember 1980 dan Keppres Nomor 18 Tahun 2000.
B. Bahan-bahan bangunan/ tenaga kerja setempat, sesuai dengan
lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan bangunan dari semua jenis
memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang
dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari
Pengawas (secara tertulis).
C. Bila bahan-bahan bangunan telah memenuhi spesifikasi teknis
terdapat beberapa/ bermacam-macam jenis (merk) diharuskan
untuk memakai jenis dan mutu bahan satu jenis.
D. Bahan-bahan bangunan yang ditetapkan jenisnya, dimana bahan-
bahan bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu,
maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dengan mutu 1 (satu)/
kwalitas I untuk dipergunakan.
E. Bila Penyedia jasa telah menandatangani/ melaksanakan jenis
dan mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak
sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan tersebut harus
ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam
setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.
F. Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau
wakilnya harus segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya
penyedia jasa dan harus sesuai dengan standard. Contoh
tersebut diambil dengan cara begitu rupa sehingga dapat
dianggap bahwa, bahan tersebut yang akan dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan nanti dan contoh tersebut disimpan
sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau cara
mengajukan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik
kualitas maupun sifat-sifatnya.
G. Bila dalam uraian dan syarat disebutkan nama pabrik pembuatan
dari suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk
menunjukkkan kwalitasdan tipe dari barang-barang yang
memuaskan Pemberi Tugas.

2
A. Semua produk bahan atau pembuatan yang tercantum dalam
Buku Uraian Pekerjaan ini dimaksudkan sebagai dasar
perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang
mengikat. Apabila Penyedia jasa dapat mengusulkan produk lain
sejauh mana masih dapat dibuktikan mempunyai kualitas sama
dengan yang tersebut dalam Buku Uraian Pekerjaan ini kepada
Direksi Pengawas, maka produk tersebut dapat dipakai sebagai
pengganti.
B. Untuk detail-detail hubungan tertentu, Penyedia jasa wajib
membuat komponen jadi (mock-up) yang harus diperlihatkan
kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis
sebagai acuan untuk pelaksanaan.
C. Setiap bahan/ material dan komponen jadi keluaran pabrik, dalam
pelaksanaannya harus dibawah pengawasan/ supervisi Tenaga
Ahli yang ditunjuk oleh pabrik pembuat.
D. Apabila dianggap perlu. Direksi Pengawas berhak untuk
menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk oleh pabrik dan/ atau
supplier yang bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana. Dalam
hal ini, Penyedia jasa tidak berhak mengajukannya sebagai
pekerjaan tambah.
3. PERATURAN TEKNIS A. Berlaku dan mengikat didalam rencana kerja dan syarat-syarat ini
PEMBANGUNAN YANG : PUBB (Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan)
DIGUNAKAN NI.3/56 dan Peraturan-peraturan Pemerintah setempat mengenai
bangunan- bangunan.
B. Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : KEP.174/MEN/86 Tanggal 4 Maret 1986, tentang:
Keselamatan 104/KPTS/1986 dan Kesehatan Kerja pada tempat
kegiatan Konstruksi.
C. Perubahan pekerjaan dari dokumen pelaksanaan yang telah
disahkan oleh Pemberi Tugas dan Petunjuk dan atau perintah
4. PENJELASAN DOKUMEN lisan/ tertulis dari Direksi atas nama dan atau Pemberi Tugas.
LELANG DAN GAMBAR I. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan
gambar detail maka gambar detail yang dipakai atau diikuti.
II. Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan/ barang
yang tidak sesuai dengan gambar, maka Dokumen lelang yang
diikuti harus ditanyakan pada panitia.
III. Bila Penyedia jasa meragukan tentang perbedaan antara gambar-
gambar yang ada baik mengenai mutu bahan yang dipakai
maupun konstruksi dengan Dokumen Lelang, maka Penyedia
jasa berkewajiban untuk menanyakan kepada Pengawas/
Pemimpin Proyek secara tertulis.
IV. Penyedia jasa berkewajiban untuk mengadakan penelitan tentang
hal-hal tersebut diatas. Setelah Penyedia jasa menerima
dokumen dari Kuasa Pengguna Anggaran/ Penanggung Jawab
Kegiatan dan hal tersebut akan dibahas dalam rapat penjelasan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia jasa diharuskan
meneliti kembali semua dokumen yang ada untuk disesuaikan
dengan Berita Acara Rapat Penjelasan.
3
5. PENJELASAN TEKNIS a. Penyedia Jasa bekerja berdasarkan Gambar Kerja atau DETAIL
ENGINEERING DESIGN (DED) Pembangunan Pasar Hewan.
b. Penyedia Jasa harus mengajukan Shop drawing yang didasarkan
pada Gambar Kerja atau DED dan harus mendapat persetujuan oleh
Konsultan Pengawas sebelum memulai suatu pekerjaan.
c. Pekerjaan dapat dilaksanakan mengikuti Gambar Kerja atau DED.
d. Item-item pekerjaan yang dilaksanakan sesuai gambar kerja atau DED :

A. Pekerjaan Persiapan dan Urugan:


a. Pekerjaan Pembongkaran Gedung Lama
b. Pasang Papan Nama Kegiatan
c. Biaya K3
d. Urugan Lahan Area II Dengan Tanah T. 1 m
e. Urugan Lahan Area I Dengan Tanah T. 0.5 m
f. Urugan Lahan Keseluruhan Pudel T.0.3 m
B. Pekerjaan Pondasi Pagar
C. Pekerjaan Jalan Aspal
D. Pekerjaan Loadingdok Tipe 1 dan 2
E. Pekerjaan Kandang Display Tipe 1 dan 2
F. Pekerjaan Kandang Karantina
G. Pekerjaan Lorong Pengunjung Tipe 1 dan 2
H. Pekerjaan Saluran
I. Pekerjaan Tempat Penimbangan Hewan Depan dan Belakang
J. Pekerjaan KM/WC
K. Pekerjaan TPS sampah
L. Pekerjaan Gapura dan Gerbang

4
6. PEMBUATAN RENCANA KERJA a. Penyedia Jasa berkewajiban menyusun dokumen rencana kerja yang
DAN JADUAL PELAKSANAAN berisi tentang metoda pelaksanaan pekerjaan konstruksi seperti yang
tercantum dalam dokumen penawaran. Penyusunan rencana kerja
juga harus didasari pada pertimbangan teknis dan aspek keselamatan
dan kesehatan kerja dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan
tempat pekerjaan berlangsung.
b. Dokumen rencana kerja harus diselesaikan oleh Penyedia Jasa
selambat-lambatnya 7 hari sebelum dimulainya pelaksanaan
pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti
telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Penyedia Jasa berkewajiban menyusun dan membuat jadwal
pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik
prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen
pekerjaan sesuai dengan penawaran, disahkan oleh Konsultan
Pengawas.
d. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh
Penyedia Jasa selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya
pelaksanaan di lapangan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah
harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
e. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia
Jasa belum menyelesaikan pembuatan jadwal pelaksanaan, maka
Penyedia Jasa harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan sementara
minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari
pelaksanaan pekerjaan.
f. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun,
Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaannya dengan
berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan

7. SITUASI DAN PERSIAPAN A. SITUASI/LOKASI


PEKERJAAN a. Lokasi proyek adalah pada lahan Pembangunan Pasar Hewan Untuk
Pasar Kabupaten Bojonegoro. Lahan proyek akan diserahkan
kepada Penyedia Jasa sebagaimana keadaannya waktu Penjelasan
Lelang. Penyedia Jasa hendaknya mengadakan penelitian dengan
seksama mengenai keadaan tanah halaman proyek tersebut.
b. Pekerjaan konstruksi di dalam lingkungan Pembangunan Pasar
Hewan Untuk Pasar Kabupaten Bojonegoro memiliki potensi bahaya

5
c. yang dapat mengganggu kelangsungan kegiatan Pembangunan
Pasar Hewan. Penyedia Jasa harus mampu mengambil langkah-
langkah pencegahan agar pekerjaan konstruksi tidak mengganggu
kegiatan lingkungan sekitar
d. Kekurang telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan
lapangan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan
tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan

B. AIR DAN DAYA


a. Penyedia Jasa harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri
yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
1 Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi
persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari
segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam, garam,
dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan
konstruksi.
2 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang
air dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan
untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin secara kualitas dan
kuantitasnya.
b. Penyedia Jasa harus menyediakan daya listrik atas
tanggungan/biaya sendiri sementara yang dibutuhkan untuk
peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam
melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara
ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Penyedia Jasa harus
mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak
membahayakan para pekerja di lapangan. Penyedia Jasa harus pula
menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan.

C. SALURAN PEMBUANGAN
Penyedia Jasa harus membuat saluran pembuangan sementara
untuk menjaga agar daerah bangunan selalu dalam keadaan
kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran
dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk
Konsultan Pengawas

D. KANTOR PENYEDIA JASA, LOS DAN HALAMAN KERJA,


GUDANG DAN FASILITAS LAIN
Penyedia Jasa harus membangun kantor dan perlengkapannya, los
kerja, gudang dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman
pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai
Kontrak. Penyedia Jasa harus juga menyediakan untuk
pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan)
yang memadai untuk mandi dan buang air.

Penyedia Jasa harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan


rencana konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Penyedia Jasa harus
menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari
kerusakan. Pemilihan lokasi untuk hal tersebut diatas harus seijin
Konsultan Pengawas

6
E. KANTOR PENGAWAS (DIREKSI KIT)
Penyedia Jasa harus menyediakan Direksi Kit (Kantor Pengawas
Lapangan) : di tempat pekerjaan / proyek berupa ruang kantor
sementara beserta seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja
dan lemari. Direksi Kit ini dapat berupa Container office atau berupa
bangunan kantor dengan kualitas dan peralatan yang harus
disediakan adalah sebagai berikut :
a. Ruang : ukuran 9 m2 atau 3m x 3m
b. Konstruksi : rangka kayu Kalimantan atau
sejenisnya , lantai plesteran, dinding plywood tidak usah
dicat, atap asbes gelombang
c. Fasilitas : air dan penerangan listrik
d. Furnitur : 5 meja kerja dan 5 kursi.meja rapat bahan plywood 18
mm ukuran 120 x 240 cm, dan 5 kursi.unit meja gambar beserta
peralatannya. 1 whiteboard ukuran 120 x 80 cm.1 rak arsip gambar
plywood 12 mm ukr. 120 x 240 x 30 cm

Penyedia Jasa harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan


kantor tersebut beserta peralatannya.

F. PAPAN NAMA PROYEK


Papan Nama Kegiatan yang menunjukan nama pekerjaan, Lokasi,
Sumber dana, Biaya, Perencana, Pelaksana dan Pengawas Pekerjaan
hingga Pemilik pekerjaan.
Bahan Papan Nama triplek, Tiang Kayu 4/6 Lapis Banner
Ukuran 80 cm x 100 cm

7
G. PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi
jalannya pekerjaan seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau
puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan
serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang
yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-
baiknya untuk menghindarkan bangunan yang berdekatan dari
kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan
untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari
halaman proyek.
c. Penanganan bahan bekas bangunan, sisa bongkaran dll harus
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk diminta
persetujuannya sebelum pelaksanaan.
d. Apabila dalam penggalian ditemukan material berharga, maka
harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas

H. PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)


a. Peil ± 0.00 mengikuti petunjuk gambar / Konsultan Pengawas
b. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, langit-
langit, dan lain-lain harus mengambil patokan dari peil ± 0.00
tersebut.

G. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)


a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV)
ukuran minimum 3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank
dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan
dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan
diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpass) dan tegak lurus.
Pengukuran harus memakai alat ukur yang disetujui Konsultan
Pengawas.
c. Bouwplank harus menunjukkan *ketinggian ± 0.00 dan as
kolom/dinding. Letak dan ketinggian permukaan bouwplank harus
dijaga dan

A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis,
elevasi persiapan lahan, dan pekerjaan pengukuran lainnya yang
ditentukan dalam Gambar Kerja dan/atau yang ditentukan Pengawas
Lapangan, termasuk penyediaan tim ukur yang berpengalaman.
Pekerjaan ini juga meliputi peralatan pengukuran lengkap dan akurat
yang memenuhi ketentuan spesifikasi ini.

B. STANDAR/RUJUKAN
Gambar DED

8
C. PROSEDUR UMUM
a. Data Standar Pengukuran
Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat
dan patok akan disediakan Pemilik Proyek dan akan menjadi
patokan pengukuran yang dilakukan Kontraktor.
a b c d e f

Tanah Lunak : 100 90 15 20 45 2.5 cm

Tanah Kerak : 70 50 15 15 15 2.5 cm


Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistem koordinat
tersebut, maka dalam 1 (satu) minggu setelah penentuan, Kontraktor
dapat mengajukan keberatan secara tertulis beserta data pendukung
yang dapat digunakan acuan untuk kemudian akan dipertimbangkan
oleh Pengawas Lapangan.

b. Persyaratan Pengukuran
Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan
pemeriksaan untuk mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar
Kerja dan harus disetujui Pengawas Lapangan.

Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan harus


dilakukan dengan Poligon tertutup. Kesalahan maksimal yang
diijinkan dari Poligon tertutup adalah sebagai berikut :
- Kerangka Horizontal (Poligon) :
 Salah pentutup sudut = 10 X n (n = banyak titik / sudut)
 Salah relatif 1 /10000
- Kerangka Vertikal (Sipat Datar) :
 Salah pentutup beda tinggi = 10 D km (mm) (D = total jarak
terpendek)
 Semua jarak kemiringan harus dikurangkan ke jarak tegak.
c. Patok/Bench Mark
- Kontraktor harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran
maupun patok – patok yang dibuatnya.
- Pemindahan patok, termasuk patok – patok yang dibuat pihak lain
harus dihindarkan. Mengikat sesuatu pada patok tidak diijinkan.
Setiap kerusakan pada patok harus dilaporkan kepada Pengawas
Lapangan. Kontraktor setiap waktu bertanggung jawab memperbaiki
dan mengganti patok yang rusak. Biaya perbaikan patok menjadi
tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

- Patok harus dibuat oleh Kontraktor dari besi baja yang ditanam
dalam beton. Biaya pembuatan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor.

9
- Penandaan harus jelas terbaca dan kuat/awet. Patok di tanah harus
dilindungi dengan pipa beton dan struktur lain dan harus bebas dari
air dan tanah. Kerangka horisontal harus dari pasak kayu, berukuran
50 mm x 50 mm panjang 300 mm, ditanam dengan kuat ke dalam
tanah, menonjol 20 mm di atas permukaan tanah dengan paku
ditengahnya sebagai tanda, atau dengan cara lain yang ditentukan
oleh Pengawas Lapangan.

- Tim Pengukur dan Peralatan


Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli, yang disetujui
terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan, dan mereka bertanggung
jawab memberikan informasi dan data yang berkaitan dengan
pengukuran kepada Pengawas Lapangan, Kontraktor harus
menggunakan sejumlah peralatan pengukuran yang memadai, akurat
dan memiliki sertifikat dan disetujui Pengawas Lapangan.

D. BAHAN - BAHAN
E. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Perhitungan dan Catatan Pengukuran
Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapi
dan teratur. Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama
proyek, lokasi, tanggal, nama. Buku yang dijilid harus digunakan
untuk catatan.

Catatan lapangan yang terpisah harus dibuat untuk setiap kategori


berikut :

- Pemeriksaan melintang
- Ketinggian patok
- Lokasi pengukuran
- Konstruksi pengukuran
- Potongan melintang
Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan dan lainnya harus dihitung
sebelum pengukuran.

Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik


acuan yang menunjukkan jarak dan azimut ke setiap titik acuan.

Profil dan bidikan elevasi topografi harus dicatat dalam buku lapangan.

Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga di


tempat yang aman. Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku
lagi dilakukan oleh Pengawas Lapangan.

b. Pemeriksaan Ketepatan
Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelah harus
diperiksa Pengawas Lapangan pada waktu–waktu tertentu selama
pelaksanaan proyek. Kontraktor harus membantu Pengawas
Lapangan selama pemeriksaan pengukuran lapangan.

10
Ketepatan = e/perimeter Pengukuran yang tidak sempurna yang
dikerjakan Kontraktor, harus diperbaiki dan diulang tanpa tambahan
biaya.

Kontraktor harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan


agar tetap terlihat jelas selama pemeriksaan.

Setiap pemeriksaan yang dilakukan Pengawas Lapangan tidak


membebaskan Kontraktor dari seluruh tanggung jawabnya membuat
pengukuran yang tepat untuk kerataan, elevasi, kemiringan, dimensi
dan posisi setiap struktur atau fasilitas.dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung

8. PERSIAPAN PERMUKAAN A. LINGKUP PEKERJAAN


LAHAN Pekerjaan ini meliputi pada hal–hal berikut :
- Pengadaan tenaga kerja, peralatan yang memadai, alat–alat dan
bahan.
- Pekerjaan persiapan lapisan pendukung untuk pekerjaan badan
jalan, perkerasan jalan, saluran terbuka, saluran tertutup/gorong–
gorong, jalur utilitas, tapak bangunan dan lain – lain seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Pengupasan,perataan,pengaturankemiringan,permadatanpermukaan
tanah, penghamparan dan pemadatan lapisan pasir dan/atau sirtu
sesuai Gambar Kerja.

B. STANDAR/RUJUKAN
a. American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO)
b. American Society for Testing and Materials (ASTM)
c. Semua standar dan peraturan nasional yang berlaku
d. Spesifikasi Teknis–Galian, Urugan Kembali, dan Pemadatan

C. PROSEDUR UMUM
a. Umum
- Peil ± 0,00 ditetapkan sesuai petunjuk gambar/Konsultan Pengawas.
- Contoh bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus diserahkan terlebih
dahulu kepada Pengawas Lapangan, untuk diuji dan disetujui.
Kontraktor juga harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan jika
diminta oleh Pengawas Lapangan/MK.
- Kontraktor harus mempelajari dengan seksama dan mengikuti
semua detail/potongan, elevasi, bentuk, dimensi dan kerataan yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Bila dimensi dalam Gambar Kerja
meragukan, Kontraktor harus menyampaikannya kepada Pengawas
Lapangan/MK sebelum memulai pekerjaan. Kesalahan atau kelalaian
yang dilakukan Kontraktor akan menjadi tanggung jawabnya dan
biaya perbaikan yang diakibatkan karena hal tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat ditagihkan kepada
Pemilik Proyek.

11
- Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Pengawas
Lapangan/MK yang ditandatangani oleh wakil yang ditunjuk, dimana
dan kapan memulai suatu bagian pekerjaan dan harus disetujui
Pengawas Lapangan/MK.
- Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas
diselesaikan (target pekerjaan perminggu)
Jadwal tersebut di atas harus disetujui Pengawas
Lapangan/MK, sebelum memulai setiap pekerjaan.
- Kontraktor tidak diijinkan mengganti setiap peralatan atau tenaga
kerja yang sudah dialokasikan untuk pekerjaan dalam daftar yang
telah disetujui, kecuali bila telah dilakukan pertimbangan sebelum
melakukan pergantian dan dengan persetujuan Pengawas
Lapangan/MK.
- Kontraktor harus mendapatkan semua ijin dari yang berwenang
dan persyaratan lain yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini.
Keterlambatan pekerjaan yang disebabkan karena penyelesaian
surat ijin tidak dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang
waktu pelaksanaan pekerjaan.
- Kontraktor tidak diijinkan bekerja dalam cuaca buruk dan/atau
hujan atau bila tanah yang akan dikerjakan dalam keadaan
basah, kecuali bila ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan/MK.
- Tidak diijinkan bekerja pada malam hari, kecuali bila disetujui
Pengawas Lapangan.
b. Pemeriksaan dan Pengujian
- Tim pengukuran harus berada di lokasi selama berlangsungnya
pekerjaan.
- Pemeriksaan harus dilakukan pada tahapan berikut :
 Sebelum memulai pekerjaan

 Sebelum menghentikan pekerjaan sehari-hari

- Semua peralatan dan alat pengukuran yang akan digunakan


dalam pekerjaan ini harus diperiksa dan diuji sebelum pekerjaan
dimulai.
c. Pembersihan dan Pembongkaran
Lahan di atas tanah asli harus dibersihkan dari semua sisa-sisa
bongkaran bangunan lama, pondasi dan bahan lain yang
mengganggu, dalam batas sesuai ketentuan Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan/MK.

Lahan di bawah permukaan tanah asli dalam batas yang


ditentukan, harus dibongkar sampai kedalaman secukupnya
untuk membuang semua sisa bongkaran yang tertimbun dan
bahan lain yang mengganggu.

d. Pengupasan dan Penumpukan Tanah Lapisan Atas


Pengupasan tanah lapisan atas harus meliputi penggalian bahan
yang sesuai yang berasal dari lapisan penutup tanah asli pada
daerah yang ditentukan atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan/MK.

12
Tanah lapisan atas harus dipisahkan dan ditumpuk di lokasi yang
ditentukan untuk digunakan dalam pekerjaan lansekap dan/atau
reklamasi.

D. BAHAN - BAHAN
Lihat butir pelaksanaan pekerjaan dari spesifikasi teknis ini.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Umum
- Elevasi akhir penimbunan yang merupakan elevasi akhir lapisan
pendukung, harus tidak lebih tinggi dan tidak lebih rendah dari
100 mm terhadap ketinggian yang ditentukan dan harus dapat
mengalirkan air permukaan. Kemiringan sisi harus diselesaikan
dengan baik sesuai petunjuk Gambar Kerja.

- Kontraktor bertanggung jawab menjaga keseimbangan semua


timbunan dan mengganti bagian yang rusak atau yang salah
penempatannya karena kelalaian Kontraktor atau karena
keadaan cuaca seperti badai.
- Semua susunan yang tidak diperlukan seperti pohon, parit,
saluran dan struktur sementara yang tidak boleh berada di tempat
harus dibongkar dan dibuang pada kedalaman 900 mm di bawah
elevasi permukaan akhir dan lubang tersebut harus segera
ditimbun dan dipadatkan.
- Semua bahan konstruksi tidak diijinkan disimpan di lokasi yang
disediakan sampai pekerjaan persiapan dan perataan
diserahterimakan seluruhnya dan disetujui Pengawas
Lapangan/MK.
- Sebelum memulai pekerjaan persiapan lahan dan perataan,
semua tanah lapisan atas, pembersihan dan pembongkaran
harus telah selesai dikerjakan dan disetujui Pengawas
Lapangan/MK.
- Peralatan yang digunakan untuk persiapan lahan dan perataan
harus dari jenis alat yang disetujui, yang disesuaikan dengan
kondisi tanah pada lokasi dimaksud.
- Bagian pekerjaan yang telah selesai yang diketahui tidak stabil
atau dibawah kelas yang ditentukan dan tidak sesuai ketentuan,
harus diperbaiki dan diratakan kembali oleh Kontraktor tanpa
tambahan biaya.
- Semua patok pengukuran harus berada di tempatnya, tidak boleh
dipindahkan dan tidak boleh diganti.
- Setelah semua pekerjaan selesai, semua tonggak atau tiang
pengamat yang hancur atau rusak harus diperbaiki sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan/MK.
- Semua peralatan akhir harus dilakukan oleh operator yang ahli
agar dicapai hasil yang sesuai dengan ketentuan Spesifikasi ini,
kecuali bagian–bagian yang harus dipadatkan dengan alat
pemadat tangan.

13
- Pada setiap akhir pekerjaan, semua lubang harus ditutup atau
ditimbun dan lahan yang terdiri dari tanah lepas harus diratakan
dan dipadatkan.
- Setiap penggalian, pengurugan atau pemadatan yang dibutuhkan
dalam pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai ketentuan
Spesifikasi.
- Pembersihan dan Pembongkaran
Batas pembersihan dan pembongkaran harus sesuai petunjuk
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
Umumnya pembersihan dan pembongkaran berada pada lahan
yang akan dibangn, lokasi penyimpanan bahan dan lahan lain
seperti ditentukan dalam Gambar Kerja. Pembersiahan dan
pembongkaran harus dilakukan sebelum pekerjaan perataan.

A. LINGKUP PEKERJAAN
9. PEMBERSIHAN LAHAN
Pekerjaan ini meliputi semua pengupasan tanah lapisan atas dan
penumpukan sesuai dengan lokasi, tinggi dan jarak seperti
ditentukan Pengawas Lapangan/MK.

Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak dibatasi pada hal–hal berikut :

- Menyediakan peralatan yang dibutuhkan dan perlengkapannya


- Menyediakan operator berpengalaman, tenaga kerja terlatih
dan pekerja serta engineer
dengan latar belakang pekerjaan tanah
- Memuat, mengangkut dan membuang tumpukan tanah ke suatu
tempat yang ditentukan Pengawas Lapangan.

B. STANDAR/RUJUKAN
Semua standar dan peraturan yang berlaku, yang terkuat yang
berlaku.

C. PROSEDUR UMUM
a. Tanah lapisan atas harus terdiri dari tanah organik yang bebas
dari campuran tanah bawah, sampah, akar–akar, batu–batuan,
kayu, alang–alang atau sisa-sisa bongkaran bangunan lama.
Pengupasan tanah lapisan atas meliputi penggalian bahan yang
sesuai dari permukaan tanah asli pada bagian dari lokasi yang
ditentukan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan. Tanah lapisan atas harus dipisah dan ditumpuk di
lokasi tertentu untuk digunakan dalam pekerjaan lansekap
dan/atau reklamasi.
b. Pengawas Lapangan akan menentukan titik–titik lokasi yang akan
dikerjakan, dan Kontraktor harus memasang tonggak–tonggak
acuan dari titik–titik ini.

14
c. Setelah pemasangan tonggak, daerah sesungguhnya harus
diukur bersama Pengawas Lapangan dan Kontraktor dan akan
diterbitkan oleh Pengawas Lapangan untuk pelaksanaan. Hasil
pengukuran tersebut tidak berarti membebaskan Kontraktor dari
tanggung jawab atas kesalahan dan kelalaian yang dibuatnya.
d. Kontraktor harus merencanakan dan menempatkan penumpukan
pada setiap jarak 50 meter dan ditempatkan pada sisi jalan untuk
memudahkan pengangkutan
e. Semua bahan galian yang harus dibuang harus diangkut ke
daerah yang ditentukan Pengawas Lapangan
f. Kontraktor harus membiarkan tanah tidak dikupas sedalam 50
sampai 70 mm sesuai petunjuk Pengawas Lapangan untuk
keperluan pemadatan dan keseimbangan harus seluruhnya atau
sebagian dipotong seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Kelebihan pemotongan harus diperbaiki
g. Pada lokasi–lokasi khusus terjadinya tekanan rendah menurut
anggapan Pengawas Lapangan, harus diisi dengan tanah galian
dan dipadatkan sampai kepadatan tanah maksimal yang
disyaratkan.

15
10. GALIAN, URUGAN DAN A. BAHAN-BAHAN
PEMADATAN
Tidak ada.

B. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Kedalaman pengupasan tanah lapisan atas 200 mm,
kecuali bila ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan.
Jarak/radius pengupasan minimal 50 mm atau sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan/MK.
b. Bahan–bahan yang mengganggu seperti ranting, akar dan
batuan besar tidak boleh tercampur pada tempat
penumpukan. Bahan–bahan yang tidak sesuai harus
dipisahkan dan dibuang ke tempat yang ditentukan
Pengawas Lapangan/MK.
c. Sistem drainase sementara yang berfungsi dengan baik
harus disediakan di sekeliling lokasi penumpukan.
d. Untuk pekerjaan pengupasan hanya dozer ringan atau
motor scraper yang boleh digunakan. Penggantian
peralatan harus digunakan dengan persetujuan Pengawas
Lapangan/MK.
e. Sebelum menghentikan pekerjaan, semua lubang dan
tanah lepas harus diisi atau ditutup, digilas dan diratakan
dengan elevasi permukaan. Perataan sementara dan
drainase yang diperlukan harus dibuat dan dirawat oleh
Kontraktor untuk menjaga lokasi pekerjaan dari genangan
air.
f. Tempat penumpukan tanah lapisan atas harus dilengkapi
dengan pencegahan erosi dan harus dibuat sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan/MK

A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pada hal – hal berikut :

- Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai,


bahan – bahan, tenaga kerja yang cukup untuk
menyelesaikan semua pekerjaan termasuk pelat turap
sementara dan bendungan sementara jika diperlukan.
- Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua
pekerjaan yang membutuhkan galian dan / atau urugan
tanah kembali seperti jalan, saluran terbuka, gorong –
gorong, jalur utilitas, pondasi dan lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Membuang semua bahan galian yang tidak memenuhi
persyaratan ke suatu tempat pembuangan yang telah
ditentukan.
- Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu
tempat galian.
16
- Melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam Spesifikasi
ini.

B. STANDAR/RUJUKAN
a. American Association of State Highway and Transportation
Officials (AASHTO)
b. American Society for Testing and Materials (ASTM)
c. Semua standar dan peraturan nasional yang berlaku

C. PROSEDUR UMUM
a. Penggalian
- Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan
kedalaman seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Lebar galian
harus dibuat cukup lebar untuk memberikan ruang
gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
- Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja
merupakan rencana awal dan Pengawas Lapangan
dapat menginstruksikan perubahan–perubahan bila
dianggap perlu.
- Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib
melaporkannya kepada Pengawas Lapangan untuk
diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan
selanjutnya.
- Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya
yang digali harus bebas dari bahan lepas, bersih dan
dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Pengawas
- Lapangan sebelum menempatkan bahan urugan.
- Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi
penggalian rencana, Kontraktor harus melakukan
penggalian tambahan sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan, sampai kedalaman dimana daya dukung
yang sesuai tercapai.
- Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh
diselesaikan sebelum pekerjaan berikutnya siap
dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan
lainnya tidak merusak permukaan galian. Untuk
menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang
dinding penahan tanah sementara untuk mencegah
longsornya tanah kedalam lubang galian. Kontraktor
harus melindungi galian dari genangan air atau air hujan
dengan menyediakan saluran pengeringan sementara
atau pompa.

17
- Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan
kelalaian Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan tanpa biaya tambahan dari
Pemilik Proyek. Diasumsikan bahwa penggalian pada
lokasi kerja dapat dilakukan dengan peralatan standar
seperti power shovel, bulldozer atau excavator. Bila
ditemukan batu–batuan, Kontraktor harus
memberitahukannya kepada Pengawas Lapangan yang
akan mengambil keputusan, sebelum penggalian
dilanjutkan. Sesudah setiap pekerjaan penggalian
selesai, Kontraktor harus memberitahu Pengawas
Lapangan, dan pekerjaan dapat dilanjutkan kembali
setelah Pengawas Lapangan menyetujui kedalaman
penggalian dan sifat lapisan tanah pada dasar
penggalian tersebut.
b. Urugan dan Timbunan
- Pekerjaan urugan dan timbunan hanya dapat dimulai
bila bahan urugan dan lokasi pengerjaan urugan telah
disetujui Pengawas Lapangan.
- Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan
pengurugan sebelum pekerjaan terdahulu disetujui
Pengawas Lapangan.
- Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan
timbunan dapat disimpan oleh Kontraktor di tempat
penumpukan pada lokasi yang memudahkan
pengangkutan selama pekerjaan pengurugan dan
penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus
disetujui Pengawas Lapangan.
- Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan
ketika umur beton minimal 14 hari, dan ketika pekerjaan
pasangan berumur minimal 7 hari, atau setelah
mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.
c. Pemadatan

Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang


memadai untuk memadatkan urugan maupun daerah galian.
Untuk pemadatan tanah digunakan Stemper, self propelled
tamping rollers atau towed sheep roller. Smooth steel wheel
vibratory roller diguanakan untuk memadatkan bahan urugan
berbutir. Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot

tidak diijinkan.

Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus


dilakukan sampai tercapai nilai pemadatan yang disyaratkan.
Bahan yang ditempatkan di atas lapisan yang tidak
dipadatkan dengan baik harus disingkirkan dan harus
dipadatkan kembali sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

18
D. BAHAN - BAHAN
Lihat butir pelaksanaan pekerjaan dari spesifikasi teknis ini.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Galian
- Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian
telah mencapai elevasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja
atau telah disetujui Pengawas Lapangan.
- Semua bahan galian harus dikumpulkan pada tempat
tertentu sesuai petunjuk Pengawas Lapangan sehingga bila
dibutuhkan dan memenuhi ketentuan bahan galian tersebut
dapat digunakan untuk bahan urugan atau dibuang sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan.
- Bila terjadi kelebihan penggalian di luar garis batas dan
elevasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau petunjuk
Pengawas Lapangan yang disebabkan karena kesalahan
Kontraktor, kelebihan penggalian tersebut tidak dapat
dibayar dan Kontraktor harus memperbaiki daerah tersebut
sesuai Gambar Kerja atas biaya Kontraktor.
- Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa
agar tidak merusak patok–patok pengukuran atau pekerjaan
lain yang telah selesai. Semua kerusakan yang disebabkan
karena pekerjaan penggalian menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa biaya
tambahan atau waktu.
- Kontraktor harus menyingkirkan setiap batuan yang
ditemukan pada daerah elevasi akhir pada kedalaman
minimal 150 mm di bawah elevasi akhir rencana. Batuan
dapat berupa batu atau serpihan keras dalam batuan dasar
asli, dan batu besar dengan volume lebih dari 0.5 cm3 atau
berukuran lebih besar dari 100 cm, yang harus disingkirkan
dengan alat khusus dan/atau diledakkan.
b. Urugan dan Timbunan
- Bahan Urugan
 Bahan urugan harus bebas dari bahan organik, dan bahan–
bahan lain yang mengganggu dan butiran batu lebih besar
dari 100 mm dan memiliki gradasi sedemikian rupa agar
pemadatan berjalan lancar.
 Bila menurut pendapat Pengawas Lapangan, suatu bahan
tidak dapat diperoleh, penggunaan batu–batuan atau kerikil
yang dicampur dengan tanah dapat diijinkan, dalam hal ini
bahan yang lebih besar dari 150 mm dan lebih kecil dari 50
mm tidak diijinkan digunakan, dan persentase pasir harus
berjumlah cukup untuk mengisi celah dan membentuk
kepadatan tanah yang seragam dengan nilai kepadatan yang
sesuai.
 Semua bahan galian kecuali tanah tidak diijinkan digunakan
sebagai bahan urugan kecuali disetujui oleh Pengawas
Lapangan

19
 Bahan urugan yang disimpan di dekat tempat ekrja untuk
waktu lebih dari 12 jam harus dilindungi dengan lembaran
plastik agar tidak terjadi penyimpangan pada bahan urugan
yang telah disetujui tersebut.
 Setiap lapisan bahan urugan, bila kering, harus dibasahi
merata sampai tercapai kadar air tertentu untuk
mendapatkan kepadatan yang disyaratkan.
- Persiapan
Sebelum penempatan bahan urugan, pekerjaan berikut harus
sudah dikerjakan sebelumnya :

 Pembersihan lokasi dan/atau penggalian sesuai petunjuk


Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.
 Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan
sebelum memulai penempatan bahan urugan dan Pengawas
Lapangan akan memeriksa kondisi lokasi yang telah
disiapkan untuk maksud tersebut.
 Lokasi yang aka diberi bahan urugan/timbunan harus
dikeringkan dahulu dari genangan air menggunakan pompa
atau alat lain yang disetujui Pengawas Lapangan.
- Penempatan Bahan Urugan
 Bahan urugan tidak boleh dihampar atau dipadatkan pada

waktu hujan.
 Bahan urugan di dalam atau di luar lokasi timbunan harus

ditempatkan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimal


300 mm (keadaan lepas) dan harus dipadatkan dengan baik.
 Untuk timbunan di luar lokasi timbunan, urugan harus
dipadatkan sampai kepadatan yang sebanding dengan
daerah sekitarnya.
 Untuk timbunan di dalam lokasi timbunan, urugan harus

dipadatkan sesuai nilai kepadatan yang telah ditentukan.


 Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja atau syarat
khusus, alat pemadat tangan tidak diijinkan sebagai
pengganti alat pemadat mekanis.
 Kontraktor tidak boleh menempatkan lapisan baru bahan
urugan sebelum pemadatan lapisan terdahulu disetujui
Pengawas Lapangan.
 Pengurugan tidak boleh dikerjakan tanpa persetujuan dari
Pengawas Lapangan.
c. Pemadatan
- Umum
 Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus
memiliki kadar air yang sesuai dengan ketentuan agar
dihasilkan pemadatan dengan nilai kepadatan yang
sesuai. Bahan harus memiliki kadar air yang seragam pada
seluruh lapisan bahan yang akan dipadatkan. Setiap lapisan
harus dipadatkan dengan merata menggunakan pneumatic
tire rollers, grid rollers, three-wheeled power rollers, vibratory,
sheep foot atau tamping rollers atau alat pemadatan lain
yang disetujui.
20
 Penggilasan harus dilakukan pada arah memanjang
sepanjang timbunan dan biasanya dimulai dari sisi terluar
dan menuju ke arah tengah dengan cara sedemikian rupa
agar setiap bagian menerima tingkat pemadatan yang sama.
 Minimal sebuah mesin gilas harus dioperasikan secata terus
menerus untuk setiap 600 m3 atau penempatan bahan
setiap jam. Bila beberapa timbunan kecil berada di beberapa
tempat sehingga sebuah mesin gilas tidak dapat
memadatkan dengan baik, harus disediakan mesin gilas
tambahan.
 Peralatan harus dioperasikan pada seluruh lebar setiap
lapisan sedemikian rupa agar efisien.

- Kepadatan Kering Maksimal dan Kadar Air Optimal


Kepadatan kering maksimal dan kadar air optimal harus
ditentukan berdasarkan metoda ASTM D 1557 (AASHTO T
180) yang umum dikenal sebagai Modified Proctor Test.

- Pengawasan Kelembaban

Pada saat pemadatan yang membutuhkan nilai kepadatan


tinggi, bahan urugan dan permukaan yang akan menerima
bahan urugan harus memiliki kadar air yang disyaratkan.
Kontraktor tidak diijinkan melakukan pemadatan sampai
dicapai kadar air sesuai dengan yang disyaratkan. Kontraktor
harus melembabkan bahan urugan atau permukaan yang
akan diurug bila kondisinya terlalu kering. Bahan urugan
yang terlalu basah harus dikeringkan sampai dicapai kadar
air yang sesuai, bila perlu dengan bantuan peralatan
mekanis.

- Penggilasan
 Kontraktor harus melakukan pekerjaan penggilasan daerah
yang dikupas atau dipotong sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan, untuk memastikan adanya tanah lunak yang ada
di lokasi tersebut. Kontraktor harus menggunakan truk
bermuatan, mesin gilas atau peralatan pemadatan lainnya
yang disetujui. Jenis ukuran dan berat peralatan harus
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
 Kontraktor harus menempatkan dan memadatkan bahan

urugan pada tempat rendah. Bila ditemui tempat basah,


Kontraktor harus memberitahukannya kepada Pengawas
Lapangan agar dapat ditentukan perbaikannya. Lokasi yang
mendukung struktur/konstruksi harus diawasi selama
pelaksanaan penggilasan dan harus disetujui Pengawas
Lapangan sebelum pekerjaan dilanjutkan.

21
- Kepadatan Tanah Kohesif

Untuk tanah yang mengandung 30% atau lebih berat partikel


yang melalui saringan No 200, yang membutuhkan
pemadatan relatif, seperti ditentukan ASTM D 1557
(AASHTO T 180), dan dinyatakan dalam persentase
kepadatan kering maksimal dan kadar air, pada saat
pemadatan harus memenuhi ketentuan berikut :

Pemadatan

Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk


memadatkan

22
BAB II PEKERJAAN STRUKTUR A. UMUM

1. PERSIAPAN BETON I.1.1. Lingkup Pekerjaan


Yang dimaksud dengan pekerjaan beton ini adalah semua
pekerjaan konstruksi beton dan pekerjaan beton lainnya yang
tercantum pada gambar rencana. Termasuk didalam pekerjaan
konstruksi beton ini antara lain adalah :
- Sloof, Kolom, Balok, Tangga
- Kontruksi beton lainya sesuai yang dimaksud gambar
rencana
Untuk pekerjaan beton menggunakan mutu beton sesuai yang
tertera pada gambar rencana. Untuk struktur bangunan premier
menggukan mutu K-250 (fc’=21,7 Mpa) sedangkan untuk
struktur sekunder menggunakan mutu K-175 (fc’=14.5 Mpa).
I.1.2. Produk Beton
Produk beton yang dipakai adalah beton Cor setempat
dengan Mutu beton K-250 (fc’=21,7 Mpa), K-175 (fc’=14.5
Mpa) untuk struktur utama bangunan dan pondasi serta telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
I.1.3. Rujukan yang Digunakan
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI)-1971 , NI-2
b. Persyaratan Umum Bahan bangunan Indonesia 1982 NI-3
c. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972. N -8
d. Peraturan Bangunan Nasional 1978 r.SNI 02-2847-2002
e. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
f. Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang
Biasa dan Struktur Tembok1983.
g. Ketentuan-Ketentuan Umum untuk pelaksanaan
Pemborong Pekerjaan Umum (A V) no.9 tanggal 28 Mei
1994 Tambahan Lembaran Negara no.1457.
h. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
i. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun
tertulis yang diberikan perencana.
j. Standarisasi Normalisasi Jerman (DIN)
k. American Society Testing and Material (ASTM)
- C 33 (concrete aggregates)
- C 150 (portland cement)
l. American Concrete Institute (ACI)
- 211 (recommended pratice for selecting proportions for
normal and heavy weight concrete )
- 212 (guide for use admixlures in concrete).
- 214 (recommended practice for evaluation of
compression test of field concrete)

23
B. BAHAN
a. Pengujian Bahan
1. Direksi lapangan berhak memerintahkan diadakan
pengujian pada setiap bahan yang digunakan pada
pelaksanaan konstruksi beton ini untuk menentukan
apakah bahan yang dipakai mempunyai mutu sesuai
dengan mutu yang telah ditetapkan
2. Pengujian bahan dan beton harus dilakukan sesuai
SNI 03-2847-2002
3. Tempat pengujian bahan dan beton harus dilakukan di
Laboratorium independent yang memenuhi syarat dan
mendapat persetujuan tertulis Direksi
4. Laporan lengkap pengujian bahan dan pengujian beton
harus selalu tersedia di lapangan (on site) untuk
pemeriksaan selama pekerjaan berlangsung, dan
tersimpan selama 2 (dua) tahun setelah selesainya
pekerjaan pembangunan.
b. Portland cement
(1) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton
harus jenis semen portland yang memenuhi SNI 15-
2049-1994 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Apabila
menggunakan bahan tambahan yang dapat
menghasilkan gelembung udara, maka gelembung
udara yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 5 %, dan
harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
(2) Dalam satu campuran, hanya satu merk semen
portland yang boleh digunakan, kecuali disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Jika di dalam satu proyek
digunakan lebih dari satu merk semen, maka
Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan
campuran beton sesuai dengan merk semen yang
digunakan.
(3) Penyimpanan Semen harus memenuhi syarat:
 Terlindung dari pengaruh iklim dan kelembaban;
 Semen harus disimpan sedemikian rupa, sehingga
semen yang datang diproduksi lebih dulu terpakai
lebih awal.
 Semen yang mempunyai gejala membatu/
terkontaminasi bahan yang dapat merusak tidak
boleh digunakan.

24
c. Agregates
(1) Ketentuan Agradasi Agregat
- Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa
sehingga ukuran agregat terbesar tidak lebih
dari ¾ jarak bersih minimum antara baja
tulangan atau antara baja tulangan dengan
acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton
harus dicor.
- Agregate untuk beton harus memenuhi syarat
ASTM C 33
- Agregate kasar dapat berasal langsung dari
alam (agregate alam), atau agregate yang
berasal dari batu pecah.
- Ukuran maximum nominal agregat kasar harus
tidak melebihi:
 Seperlima (1/5) jarak terkecil sisi-sisi
cetakan;
 Sepertiga (1/3) ketebalan pelat lantai.
- Penyimpanan agregat kasar dan halus harus
terpisah agar memudahkan tugas Direksian,
tidak terintrusi bahan yang dapat merusak /
menggangu.
- Bahan yang telah terkontaminasi bahan yang
merusak tidak dapat digunakan.
(2) Sifat-sifat Agregat
- Agregat yang digunakan harus bersih, keras,
kuat yang diperoleh dari pemecahan batu atau
koral, atau dari pengayakan dan pencucian (jika
perlu) kerikil dan pasir sungai.
- Agregat Harus bebas dari bahan organic seperti
yang ditunjukan oleh pengujian SNI 03-2816-1992
san Harus memenuhi sifat – sifat lainnya bila
contoh – contoh diambil dan diuji sesuai dengan
prosedur yang berhubungan.
d. Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau
pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari
bahan yang merugikan seperti minyak, garam,
asam, basa, gula atau organis. Air harus diuji sesuai
dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI
03-6817-2002 Air yang diketahui dapat diminum
dapat digunakan. Jika timbul keraguan atas mutu air
yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak
dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan
pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai
air suling.

25
Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan
mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan
28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air
suling pada periode perawatan yang sama.

e. Besi beton
- Semua baja tulangan yang dipakai harus baru, bebas
dari karat
- Semua tulangan dari jenis baja ulir (BJTD) dan polos
harus memenuhi ketentuan ASTM A 615M.
- Baja ulir dipakai untuk seluruh elemen strutur ,dengan
mutu fy= 400 MPa.
- Baja polos dipakai hanya untuk elemen non structural
dengan mutu fy= 240 MPa
- Sambungan las baja tulangan tidak diijinkan, kecuali
ada pertimbangan khusus dan harus mendapat
persetujuan tertulis Direksi.
- Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang
diminta. maka disamping adanya sertifikat dari pabrik,
juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium
baik pada saat pemesanan maupun secara periodik
minimum masing-masing 2 contoh percobaan (stress-
strain) dan pelengkungan untuk setiap 20 ton besi.
Pengetesan dilakukan pada laboratorium yang
disetujui Konsultan Pengawas.
f. Admixture (bahan tambahan)
- Penggunaan beban tambahan untuk pembuatan
beton harus mendapat persetujuan tertulis Direksi
- Untuk keseluruhan pekerjaan, bahan tambahan yang
digunakan harus mampu secara konsisten
menghasilkan komposisi dan kinerja yang sama
dengan yang dihasilkan oleh produk yang digunakan
dalam menentukan komposisi beton diawal
penentuan campuran.
- Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang
seksama, cara mencampur dan mengaduk yang baik
dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan
penggunaan sesuatu admixture.
- Jika menggunakan admixture masih dianggap perlu
Penyedia Jasa diminta terlebih dahulu
memberitahukan nama Perdagangan admixture
tersebut dengan keterangan mengenai tujuan. data-
data bahan. nama pabrik produksi, jenis bahan
mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-
resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap
perlu.

26
C. PELAKSANAAN
Termasuk dalam lingkup pekerjaan Struktur Beton adalah
pekerjaan-pekerjaan penunjang dan pekerjaan utama yang
meliputi :
 Persiapan
 Toleransi
 Cetakan, Pipa Tertanam dan Siar Pelaksanaan.
 Penulangan
 Pelindung beton
 Campuran beton
 Pengecoran
 Additive
 Kelecakan (Workability)
 Perawatan
 Evaluasi dan penerimaan mutu beton

C.1. Pekerjaan Persiapan


a. Pengajuan Rencana Pelaksanaan
Untuk mendapat persetujuan pelaksanaan suatu
pekerjaan, Pelaksana harus menyampaikan usulannya
terlebih dahulu mencakup gambar gambar pelaksanaan,
daftar personel, kelengkapan peralatan beserta kondisinya.
b. Keamanan Proyek
Pelaksana harus melengkapi Proyek dengan system
pengamanan yang semestinya, harus atas persetujuan
Direksi. Penempatan penangkal petir, pemakaian sabuk
pengaman dsb, sesuai ketentuan ketenaga kerjaan yang
berlaku.
c. Penentuan titik – titik tetap (Uitzet)
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini Pelaksana harus
mendapat persetujuan tertulis Direksi.
d. Perlindungan cuaca
Perlu dipersiapkan atas kemungkinan adanya gangguan
cuaca, lingkungan terhadap bahan yang dapat
mengganggu mutu beton.
C.2 Toleransi
a. Dimensi
Untuk panjang sampai dengan 8 meter ±10mm
Untuk panjang keseluruhan lebih 8 meter ±15mm.
b. Kedudukan (dari titik patokan)
Kedudukan kolom ±10mm
Kedudukan permukaan horizontal ±10mm
Kedudukan permukaan vertical ±10mm
c. Alinement vertical kolom per meter ±10mm

27
d. Penutup/selimut beton
Selimut beton tebal sampai dengan 40 mm atau sesuai
gambar kerja ±5mm
e. Dimensi kolom/balok
Ukuran sampai dengan 500 mm ±5mm
Ukuran lebih besar 500 mm ±10mm
f. Dan lain-lain
Apabila ada toleransi yang belum disebutkan akan
ditetapkan kemudian atas persetujuan Direksi.

C.3 Cetakan, Pipa Tertanam, dan Siar pelaksanaan


a. Cetakan
 Cetakan harus mampu menghasilkan struktur akhir
yang memenuhi bentuk, garis,dan dimensi komponen
struktur seperti yang disya ratkan seperti dalam gambar.
 Semua cetakan beton dan penopang - penopangnya
harus didesain oleh Kontraktor dan diserahkan kepada
Direksi berupa gambar dan perhitungan untuk mendapat
persetujuan. Gambar dan perhitungan tersebut
hendaknya diserahkan minimal 7 (tujuh) hari sebelum
bekisting mulai dikerjakan.
 Cetakan harus benar - benar lurus, rata dan kokoh
sehingga cukup untuk menahan defleksi, gerakan-
gerakan dan getaran yang membahayakan akibat
tekanan dari adukan beton cair atau padat.
 Cetakan harus mantap, kaku dan kuat untuk mencegah
kebocoran mortar, perubahan posisi dan perubahan
bentuk elemen struktur.
 Semua sambungan harus ditutup rapat untuk
menghindari kebocoran air semen dan dibuat
sedemikian sehingga permukaan beton yang kelihatan
(exposed surface) lurus, rata dan kokoh.
 Bila ada bagian beton yang sempit dan mempunyai
kedalaman yang sangat besar, harus dibuat lubang -
lubang pada sisi-sisi cetakan di posisi yang disetujui
Direksi untuk memungkinkan penuangan dan
pemadatan beton yang memadai.
 Penggunaan pengikat (batang tarik) yang ditanam dalam
beton diperkenankan setelah mendapat persetujuan dari
Direksi. Penempatannya harus didesain sehingga tidak
ada bagian yang tertanam lebih dekat dengan
permukaan beton dari pada selimut betonnya untuk
melindungi baja tulangan di lokasi tersebut.

28
 Semua lubang bekas batang pengikat harus diisi
dengan beton atau spesi dengan cara yang disetujui
Direksi dan harus tidak berbekas pada permukaan
beton.
 Cetakan harus mempunyai lubang-lubang sementara
yang kegunaannya untuk membuang kotoran. Lubang-
lubang ini harus ditutup dengan rapi sebelum
pengecoran.
 Bekisting harus dibuat sedemikian sehingga
pembongkarannya dapat mudah dilakukan tanpa
membahayakan konstruksi.
 Jarak maksimum tiang-tiang penyangga harus diatur
oleh Kontraktor demi keamanan struktur yang akan
dicor. Semua tiang-tiang penyangga tidak boleh
ditempatkan langsung di atas tanah, tetapi berpijak di
atas balok kayu rata atau lantai kerja dengan kokoh.
 Apabila pemasangan bekisting tidak sesuai dengan
ketentuan atau dianggap kurang baik maka Direksi
berhak menyuruh membongkar dan memperbaiki
dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor.
 Untuk menghindari dan menjaga lendutan, maka
cetakan khusus untuk balok dan plat beton harus dibuat
cembung ke atas setinggi besarnya lendutan yang akan
terjadi.
 Kontraktor diwajibkan untuk memasang beton decking
agar tulangan tidak menempel pada permukaan
bekisting, ketebalan dari beton deking tersebut harus
disesuaikan dengan selimut beton yang diperlukan yang
ditunjukkan dalam gambar kerja.
 Sebelum pengecoran dilaksanakan, semua permukaan
cetakan harus bersih dari segala sesuatu yang dapat
mengurangi mutu beton dan kekuatannya, terutama
kotoran-kotoran yang menempel, ataupun serpihan-
serpihan kayu, kawat sisa pemotongan, dan lain-lainnya.
Permukaan dalam cetakan harus disemprot dengan
menggunakan air bertekanan serta udara (kompressor)
untuk dikumpulkan disuatu tempat dan selanjutnya
diambil dan dibuang.
 Minyak untuk cetakan dapat dipakai tetapi harus
diperhatikan cara pelaksanaan harus benar-benar rapi
untuk menghindari percikan pada permukaan siar
konstruksi atau baja tulangan
 Semua bahan cetakan harus dirawat dengan baik.
Bahan yang rusak tidak diijinkan untuk digunakan.
Sebelum digunakan lagi semua cetakan harus
dibersihkan.

29
 Pemasangan cetakan tidak boleh merusak struktur yang
sudah terpasang sebelumnya.
 Perencanaan cetakan harus mempertimbangkan faktor-
faktor sebagai berikut:
 Kecepatan dan metode pengecoran
 Beban selama konstruksi
 Kemudahan dan kecepatan pembongkaran
 Waktu pembongkaran cetakan harus berdasarkan
analisa bahwa akibat pembongkaran ini tidak
mengakibatkan kerusakan pada elemen struktur atau
dapat mengurangi kemampuanya.
 Pembongkaran dilakukan dimana bagian konstruksi
tersebut harus dapat memikul berat sendiri dan beban -
beban pelaksanaan, atau pembongkaran dapat
dilaksanakan sesuai kekuatan beton berdasarkan hasil
pengujian. Tidak ada cetakan yang boleh dibuka
sebelum disetujui oleh Direksi. Persetujuan ini tidak
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya.
 Pembongkaran bekisting dilaksanakan dengan hati-hati,
jangan sampai merusak betonnya sendiri. Kontraktor
wajib memperbaiki dengan biayanya sendiri, setiap
kerusakan yang timbul akibat pembongkaran dan
pemukulan cetakan dan
penopangnya. Kerusakan-kerusakan kecil mungkin
dapat diperbaiki dengan mengisi plester/spesi sesuai
kebijaksanaan Direksi. Semua permukaan beton harus
benar-benar halus. Setiap permukaan yang bersisik
harus dibersihkan dan lubang-lubang udara di
permukaan diisi dengan campuran spesi 1 : 11/2.
b. Pipa Tertanam
 Bahan saluran dan pipa yang ditanam tidak boleh
membahayakan beton dalam waktu umur struktur, misal
seperti aluminium kecuali diambil tindakan
pengamannya. Keberadaan saluran atau pipa tidak
bolehdianggap mempunyai kekuatan secara structural.
 Saluran dan pipa yang dipasang tidak boleh menurukan
kekuatan struktur. Pipa atau saluran yang ditanam
dalam kolom tidak boleh melebibihi 4% luas
penampang yang diperlukan untuk kekuatan atau
untuk perlindungan terhadap korosi atau kebakaran.
Dimensi maksimum pipa/ saluran tidak boleh lebih besar
dari 1/3 (sepertiga) tebal pelat, dinding, balok ataupun
kolom. Pemasangannya tidak boleh berjarak sumbu ke
sumbu kurang dari 3 (tiga) diameter/ lebar.

30
c. Siar pelaksanaan
 Penempatan siar pelaksanaan harus dirancang sebelum
pekerjaan pengecoran dilaksanakan, dengan
pertimbangan tidak mengurangi kekuatan struktur.
 Semua siar-siar konstruksi dalam beton harus dibentuk
rata horisontal atau vertikal. Siar-siar tersebut harus
berakhir pada bekisting yang kokoh dan ditunjang
dengan baik, jika perlu bekisting dibor guna melewati
penulangan.
 Bila pekerjaan pengecoran ditunda sampai beton yang
sudah dicor mulai mengeras, maka dianggap terdapat
siar konstruksi. Kontraktor harus menyerahkan kepada
Direksi jadwal secara detail rencana pembetonan semua
bagian pekerjaan.
 Permukaan siar beton yang sudah dicor harus
dibersihkan seluruhnya dari benda - benda asing atau
serpihan - serpihan. Jika beton kurang dari 3 hari
umurnya, permukaan tersebut harus disiapkan dengan
pencucian dan penyikatan seluruhnya. Jika umurnya
lebih dari 3 hari atau sudah terlalu keras, permukaan
tersebut harus disand blasted untuk memperlihatkan
agregat.
 Perangkat untuk menyalurkan geser atau gaya lain
melalui siar pelaksanaan harus melalui analisa sebagai
mana mestinya.
 Sebelum pengecoran, permukaan beton harus
dibersihkan dari serpihan dan kotoran, dibasahi sampai
jenuh dan dibebaskan dari kemungkinan air yang
menggenang.
 Pengecoran beton harus dilaksanakan secara terus
menerus dan satu siar ke siar berikutnya, tanpa
memperhatikan jam-jam makan.
 Siar pelaksanaan pada sistem pelat lantai harus
ditempatkan dalam daerah sepertiga bentang tengah
pelat dan balok. Siar pelaksanaan balok induk harus
diletakkan pada jarak minimum sebesar dua kali lebar
balok yang memotongnya dari posisi muka
perpotongan tersebut.
 Siar pelaksanaan tidak boleh ditempatkan pada struktur
yang harus kedap air, seperti di daerah kamar mandi
dan kamar kecil (KM/ WC).

31
 Jika diperlukan siar konstruksi di tempat yang lain dari
pada yang telah disetujui, karena adanya kerusakan alat
atau alasan lain yang tak terduga, harus disediakan
penopang tegak lurus pada garis tegangan-tegangan
utama tetapi jika lokasinya dekat tumpuan suatu pelat
atau balok, atau di tempat lain yang dianggap
berbahaya oleh Direksi, maka beton yang sudah dicor
harus dipecah dan disingkirkan sehingga dicapai lokasi
yang cocok untuk siar konstruksi sebagaimana yang
disetujui oleh Direksi.

C.4 Penulangan
a. Pemotongan tulangan
Semua pemotongan tulangan tidak diperkenankan
memakai mesin las atau yang sejenis.
b. Pengiriman tulangan
Semua tulangan saat pengiriman tidak boleh ditekuk
kecuali untuk tulangan berdiameter lebih kecil 19 mm.
c. Pembengkokan tulangan
Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan
dingin, kecuali disetujui dengan cara lain oleh Direksi.
Tulangan yang sudah tertanam dalam beton tidak boleh
dibengkokkan di lapangan.
d. Permukaan tulangan
Pada saat beton di cor, keadaan permukaan tulangan
harus bersih, bebas dari lumpur,minyak, atau segala jenis
zat/ benda pelapis bukan logam yang dapat mengurangi
lekatan beton terhadap tulangan.
e. Penempatan tulangan
Semua tulangan harus ditempatkan/ disetel sesuai
gambar. Tulangan ditempatkan sedemikian rupa agar tetap
terjamin ditempatnya, tidak mudah tergeser akibat adanya
pekerjaan pengecoran.
f. Batasan Spasi Tulangan
Jarak bersih antara dua tulangan sejajar dalam lapis yang
sama tidak kurang dari diameter tulangan yang
besangkutan dengan minimal 25 mm. Bila tulangan sejajar
tersebut diletakan dalam dua lapis atau lebih, tulangan
pada lapis bawah harus tepat dibawah tulangan di atasnya
dengan spasi bersih minimal 25 mm.
g. Sambungan/ pengangkuran tulangan
Sambungan lewatan tulangan yang menerus dan
pengangkuran tulangan yang berakhir pada pertemuan
kolom balok harus dilindungi dengan sengkang pengikat.
Sengkang ini dapat berupa sengkang pengikat tertutup
internal atau spiral tertutup.

32
C.5 Pelindung beton
a. Tahu beton
Tahu-tahu beton yang dipakai sebagai penahan tulangan
sementara untuk mendapatkan tebal pelindung beton yang
disyaratkan harus mempunyai mutu sama dengan
betonnya sendiri.
C.6 Campuran beton
a. Rencana campuran (mix design)
Rencana campuran/ mix design harus dilakukan dengan
metode yang disetujui oleh Direksi sebelum keputusan
komposisi ditetapkan, untukmendapatkan beton dengan
kelecakan dan konsistensi yang menjadikan beton mudah
untuk dicor tanpa terjadi segregasi.
b. Komposisi campuran
Komposisi campuran harus berdasarkan atas
perbandingan berat.
c. Cara mencampur
Beton harus dicampur dengan menuangkan seluruh unsur
pembentuknya kedalam satu wadah pengaduk dengan
proses pengadukan secara terus menerus selama
sekurang-kurangnya 1,5 menit setelah seluruh bahan
dimasukan.
d. Penambahan air
Penambahan air pada beton yang sudah selesai proses
pengadukannya tidak diijinkan.

C.7 Pengecoran
a. Persetujuan tertulis pengecoran oleh Pelaksana harus
sudah selesai paling lambat 24 jam sebelum waktu
pelaksanaan. Pengecoran tidak dapat dilaksanakan
apabila tidak dihadiri oleh Direksi.
b. Sebelum pengecoran dimulai, cetakan harus dibasahi air
atau bahan bahan lain untuk menghindari hilangnya air
dalam campuran dan sekaligus untuk mengantisipasi
kemudahan pembukaan cetakan dan untuk memproleh
kualitas permukaan beton yang disyaratkan.Selama
pengecoran sampai dengan proses pengerasan selesai,
beton harus tetap terlindungi oleh kemungkinan adanya
gangguan external maupun internal (hujan, getaran,
tumbukan dan sebagainya)
c. Adukan beton harus selesai dicorkan paling lambat
sebelum waktu pengerasan (setting time berakhir). Waktu
setting time harus ditetapkan secara tertulis terlebih
dahulu oleh Direksi atas usul Pelaksana.
a. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
tidak terjadi segregasi.
33
d. Penuangan beton harus sedekat mungkin,.Tinggi jatuh
bebas beton tidak boleh melampaui 1,5 m.
e. Pemberhentian pengecoran sesuai rencana yang telah
mendapat pesetujuan Direksi.
f. Tebal pengecoran harus mempertimbangkan adanya
proses pemadatan, pengaruh panas hydrasi (dengan
maximum beda panas tertinggi di dalam beton dan di
permukaan sebesar 20 derajat Celsius).
g. Untuk ketebalan struktur beton yang ketebalannya
melebihi 1,5 m, maka pengecorannya harus dilakukan
secara bertahap dalam arah vertikal dengan membagi
ketebalan setiap lapisan tidak lebih dari 1,5 m.
h. Khusus pada pemberhentian pengecoran elemen vertikal
misal kolom, sebelum dilakukan pengecoran sambungan
berikutnya, bagian atas beton harus dikepras setebal
minimal 50mm, untuk mendapatkan mutu beton yang
sesuai.
i. Selama proses pengecoran harus dijaga agar tidak terjadi
perubahan letak penulangan, antisipasi terhadap hal ini
harus diambil sebelum persetujuan pengecoran
dikeluarkan.
C.7 Additive

Pemakaian additive dapat diperkenankan setelah mendapat


persetujuan tertulis dari Direksi.Kontraktor wajib
menginformasikan kepada Direksi alasan dan tujuan
dipakainya jenis additive tertentu dengan jelas dan
memberikan contoh-contoh bahan terlebih dahulu, beserta
spesifikasinya untuk dipelajari oleh Direksi. Cara pemakaian
harus sesuai dengan petunjuk pabrik.
C.8 Kelecakan Beton (Workability)

Kekentalan (konsistensi) adukan beton harus disesuaikan


dengan cara transport, cara pemadatan, jenis konstruksi yang
bersangkutan dan kerapatan dari tulangan. Kekentalan
tersebut dapat tergantung pada berbagai hal, antara lain
jumlah dan jenis semen, nilai faktor air semen, jenis ukuran
butir dari agregat serta penggunaan bahan-bahan pembantu.
C.9 Perawatan (curing)
a. Perawatan biasa
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi
terhadap pengeringan dini, temperatur terlalu panas,
dan gangguan mekanis. Beton harus berada dalam
kondisi lembab terus menerus sekurang-kurangnya
selama 7 hari setelah pengecoran selesai, kecuali
menggunakan perawatan dipercepat.

34
b. Perawatan dipercepat/ khusus
 Metode perawatan ini harus mendapat persetujuan
tertulis pihak Direksi.
 Perawatan dipercepat (misal dengan uap
bertekanan tinggi) dapat dilaksanakan asal dengan
perawatan ini beton yang dihasilkan sekurang-
kurangnya mempunyai mutu sama dengan yang
disyaratkan, baik kekuatannya maupun yang
menyangkut tingkat keawetannya.
 Proses perawatan khusus dengan mengganti
kehadiran air dengan material tertentu (misal
seperti curring compound), harus tetap juga
memenuhi syarat seperti pada perawatan yang
dipercepat di atas yaitu beton yang dihasilkan
minimum mutunya tidak lebih rendah
 Direksi dapat menambah jumlah benda uji dari
jumlah yang disyaratkan untuk evaluasi mutu
beton, untuk menjamin bahwa proses perawatan
yang dilakukan memenuhi persyaratan.
 Selama cuaca panas maka perhatian harus lebih
diberikan sejak dimulainya proses, seperti
perlindungan terhadap bahan dasar, cara produksi,
serta penanganan pengecoran. Perlindungan yang
merupakan bagian dari perawatan harus dapat
mencegah temperatur beton melebihi yang
seharusnya, sehingga dapat memberi pengaruh
negatif pada mutu beton yang dihasilkan atau
kemampuan layan komponen struktur.
C.10 Evaluasi dan Penerimaan Mutu
Evaluasi dan penerimaan Mutu Beton sesuai dengan SNI 03-
2487- 2002 pasal 7.6. Hal-hal lain perlu diperhatikan :
a. Tenaga
Tenaga pengujian/ teknisi lapangan yang memenuhi
syarat kualifikasi, harus melakukan pengujian beton
segar di lokasi konstruksi, menyiapkan contoh uji
silinder yang diperlukan dan mencatat segala
sesuatunya yang diperlukan seperti suhu beton segar
pada saat menyiapkan contoh uji untuk pengujian
tekan. Pengujian di Laboratorium harus dilakukan oleh
tenaga Teknisi yang memenuhi persyaratan atas
persetujuan Direksi.
b. Laboratorium.
 Semua benda uji harus dites sesuai persyaratan di
Laboratorium Independen yang memenuhi
kualifikasi baik personel maupun peralatannya atas
persetujuan tertulis Direksi.

35
 Direksi berhak meminta setiap saat pada Kontraktor
untuk membuat benda uji berupa silinder dari
adukan beton yang dibuat. Pengambilan contoh
beton harus sesuai dengan ketentuan dari ASTM
C172, pembuatan dan perawatan benda uji harus
sesuai dari ASTM C31 dan diuji berdasarkan ASTM
C39 di laboratorium yag berwenang dan disetujui
oleh Direksi.
 Jumlah pengambilan dari setiap mutu beton
yang dituang dalam satu hari harus diambil tidak
kurang dari satu kali. Satu pengambilan contoh
mewakili suatu volume rata-rata yang tidak lebih dari
20 m3 untuk cor setempat atau 5 truk mixer (bila
memakai ready x, dipilih yang volumenya terkecil).
Pada setiap kali pengambilan contoh beton harus
dibuat sembilan buah spesimen silinder yang dites
sebagai berikut :
 3 buah dites pada umur 7 hari
 3 buah dites pada umur 14 hari
 3 buah dites pada umur 28 hari
 Laporan uji tekan harus diserahkan kepada Direksi
satu hari sesudah selesai pengujian. Evaluasi hasil
uji tekan umur 28 hari dilakukan berdasarkan
ketentuan sebagai berikut :
 Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang
masing-masing terdiri dari empat hasil uji kuat tekan
tidak kurang dari (fc' + 0,82S).
 Tidak satupun dari hasil uji tekan diperbolehkan
mempunyai nilai dibawah 0,85 fc'.
 Yang dimaksud satu hasil uji tekan adalah nilai rata-
rata kuat tekan 3 buah spesimen silinder dari contoh
beton yang sama.
C.11 Pengecoran Beton Pada Cuaca Panas
Tidak ada pembatasan untuk pengecoran beton pada
cuaca panas, akan tetapi bila suhu pada waktu itu
melebihi 28 derajad Celcius, dan bila Penyedia Jasa tetap
akan mencampur serta mengecor beton pada cuaca yang
sedemikian itu, maka haruslah mengikuti ketentuan
sebagai berikut :

a. Seluruh bahan-bahan untuk beton harus terlindung


dari sinar matahari secara langsung, demikian juga
sebelum, selama dan setelah pencampuran.

36
b. Air pencampur harus melalui alat pendingin atau
sebagian dari air pencampur harus ditambah dengan
air es. Untuk maksud ini, es harus disediakan dalam
keadaan hancur (pecah-pecah).
c. Harus hati-hati untuk meyakinkan bahwa es tersebut
telah mencair seluruhnya.
d. Agar diusahakan menutup, mengisolasi dan/atau
mengecat putih semua tanki, pipa- pipa dan truk
mixer .
e. Seluruh penutup, cetakan dan tulangan harus
disemprot dengan air dingin segera sebelum
pengecoran beton.
f. Perhatian khusus harus dilakukan terhadap
perlindungan dan pengeringan beton; seluruh
penutup dan cetakan harus tetap dalam keadaan
dingin dan terlindung dari sinar matahari langsung
dengan penutup kain goni basah atau bahan-bahan
isolasi lain yang disetujui.
g. Bila suhu dari campuran beton sebelum dicor
melebihi 35 derajad celcius maka seluruh pekerjaan
pembetonan harus dihentikan.
h. Beton dapat dibuat dan dicor pada waktu malam
hari, asalkan disetujui oleh Konsultan Pengawas
sesuai pasal pada Persyaratan Kontrak, dan bila
penerangan dari cahaya lampu memuaskan.
i. Harus dibuat slump test pada suhu saat itu yang
berpengaruh dan Penyedia Jasa diminta untuk
menyimpan rekaman dari slump dan suhu dari
berbagai kelas dan mutu beton dengan faktor air
semen yang sama. Dan pada kondisi apapun faktor
air semen tidak boleh ditambah pada saat suhu naik.
 Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan bahwa
hasil uji tekan gagal memenuhi syarat spesifikasi
dan telah pula dilakukan penyelidikan lain dan
hasilnya gagal pula, maka bagian pekerjaan
tersebut harus diperkuat dengan suatu metode yang
mana seluruh biaya untuk itu, baik untuk
perencanaan maupun pelaksanaannya ditanggung
oleh Kontraktor sepenuhnya.
 Meskipun hasil pengujian benda-benda uji
memuaskan, Direksi mempunyai wewenang untuk
menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut
:
 Konstruksi beton yang keropos (honey-comb)
 Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk
yang direncanakan atau posisinya tidak sesuai
dengan gambar.
 Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata
seperti yang direncanakan.
37
 Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda
lain.
 Ataupun semua konstruksi beton yang tidak
memenuhi seperti yang tercantum dalam dokumen
kontrak .
 Atau yang menurut pendapat Direksi
Lapangan pada suatu pekerjaan akhir, atau dapat
mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian
manapun dari suatu pekerjaan, tidak memenuhi
pernyataan dari spesifikasi.
 Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut
pada dasarnya harus dibongkar dan diganti dengan
yang baru, kecuali Direksi Lapangan dan konsultan
menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan
dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu
Kontraktor harus mengajukan usulan-usulan
perbaikan yang kemudian akan diteliti/diperiksa dan
disetujui bila perbaikan tersebut dianggap
memungkinkan.
 Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan
metoda yang akan dipakai dalam pekerjaan
pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari
Direksi Lapangan.
 Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan
beton harus dilaksanakan dengan memuaskan.
 Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari
pekerjaan cacat pada beton dan semua biaya dan
kenaikan biaya dari pembongkaran atau
penggantian harus ditanggung sebagai pengeluaran
Kontraktor.
 Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki
sesuai dengan instruksi Direksi Lapangan.
 Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang
bukan struktur (karena penyusutan dan sebagainya)
atau cacat beton lain yang nyata pada
pembongkaran cetakan, Direksi Lapangan harus
diberitahu secepatnya, dan tidak boleh diplester atau
ditambal kecuali diperintahkan oleh Direksi
Lapangan. Pengisian/injeksi dengan air semen harus
diadakan dengan perincian atau metoda yang paling
memadai/cocok.
 Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut
pada dasarnya harus dibongkar dan diganti dengan
yang baru, kecuali Direksi menyetujui untuk
diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang
ditimbulkan tersebut.

38
 Direksi berhak memerintahkan Pelaksana untuk
melakukan pengujian tambahan apabila ada hal -
hal yang meragukan.Pengujian ini harus sesuai
ketentuan yang berlaku.
 Pengujian tambahan yang diminta oleh Direksi
mengenai mutu beton dengan metode Destructive
test ataupun Nondestructive test, biaya ditanggung
oleh Kontraktor Pelaksana.

39
BAB III PEKERJAAN ARSITEKTUR A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
1. PEKERJAAN PEMASANGAN peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya
BATA MERAH pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan pasangan
bata merah ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar .
B. PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN
Pekerjaan Adukan dan Pasangan.
C. STANDAR
- Batu bata harus memenuhi NI-10
- Semen Portland harus memenuhi NI-8.
- Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.
- Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.
D. BAHAN/PRODUK
Batu bata merah yang digunakan ex.lokal, dengan kualitas terbaik yang
disetujui Perencana/Konsultan Management Konstruksi, siku dan sama
ukurannya 5x11x23. Plasteran dinding menggunakan campuran
semen sesuai spesifikasi, dengan acian dinding campuran semen
sesuai spesifikasi.
E. PELAKSANAAN
1. Pasangan Batu bata merah, dengan menggunakan aduk campuran
semen sesuai spesifikasi.
2. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok rata
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
3. Pasangan dinding bata merah sebelum diplester dengan campuran
semen sesuai spesifikasi harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
4. Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung
diaci atau di pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah
kelembaban air keluar dalam dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan
pekerjaan acian dengan campuran semen sesuai spesifikasi atau
pemasangan keramik dinding.
5. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 8-10 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
6. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan
ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel
diameter 6 mm jarak 20 cm.
7. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali
tidak diperkenankan.
8. Pembuatan lubang pada pasangan bata merah yang berhubungan
dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat
stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang
ditanam dalam pasangan bata merah sekurang-kurangnya 30 cm
kecuali ditentukan lain.
9. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah 2 (dua)
melebihi dari 2 %. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.

40
10. Pasangan bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 13 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

2. PEKERJAAN LANTAI A. Pekerjaan sub lantai

A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan lantai pada finishing
lantai dengan seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai dengan Konsultan Pengawas.

B. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 150-
78A.
2. b. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan
SII 0404-80.
3. c. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-
79/0087-75/ 0075-75.
4. d. Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PUBI 82
pasal 9, AFNOR P18-303 dan NZS-3121/1974.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan :
PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI- 8).

C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus di
serahkan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan diatas, tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini harus
baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan
Pengawas.
3. Untuk pasangan sub lantai yang langsung di atas tanah, maka lapisan
pasir urug dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna
(telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah
mempunyai daya dukung maksimal.
4. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan
krikil atau split dengan perbandingan 1 : 3 : 5.
5. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 5 cm atau sesuai yang
ditentukan/disyaratkan dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.

41
6. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas. Kecuali pada lantai
ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu,
supaya diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
7. Pekerjaan Sub Lantai ini harus diberi delatasi selebar 1 cm untuk
kontrol join dan kedalam delatasi tersebut disisipkan styrofoam setebal
1 cm setinggi tebalnya sub lantai.
8. Delatasi pada sub lantai tersebut diadakan pada setiap :
- Pertemuan antara dinding bata/beton dengan sub lantai.
- Pertemuan antara sub lantai dengan kolom beton.
- Ruang-ruang lebar dengan jarak delatasi ≤ 6 m.

B. Keramik
1. Jenis :
a. Keramik Ruangan ; 40x40 spek teknis Salsa Black, Salsa Grey Stone
(Asia tile, Mulia, Milan atau setara seperti yang disyaratkan dalam
Gambar Kerja)
b. Keramik Meja 30x30 (Asia tile, Mulia, Milan atau setara seperti yang
disyaratkan dalam Gambar Kerja)
2. Warna :
a. Warna ditentukan dalam gambar perencanaan atau yang ditentukan
dalam rapat Konsultan Pengawas.
b. Untuk masing-masing warna harus seragam atau sesuai dengan pola
lantai.
c. Merk ditentukan sesuai dengan yang tertera dalam daftar material RKS
ini.
3. M u t u : Kualitas I (satu)
4. Ukuran dan pemakaian :
40x40, 30x30 (sesuai dengan ketentuan dalam gambar). Dipasang
sebagai finishing Lantai pada seluruh detail yang ditunjukan/disebutkan
dalam gambar. Pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam detail
gambar.
5. Bahan pengisi : Grout/ pengisi semen berwarna

42
3. PEKERJAAN PENGECATAN a. Sebelum memulai dengan mengecat dasar tembok, maka tembok yang
dapat diplester dengan rata dan sempurna harus diperbaiki terlebih
dahulu (dihaluskan).
b. Setelah di acian halus dinding tembok di Cat dasar dengan menggunakan
Cat Wall Sealer sesuai dengan merk cat penutupnya.
c. Penyedia Barang/Jasa harus mengajukan contoh cat ke Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas, cat yang akan dipergunakan dan tidak
diijinkan memakai cat diluar ketentuan dalam spektekini.
d. Untuk menghindari terjadinya cipratan atau noda cat pada bagian lain
harus diberi pelindungan / penutupan pada baigian tersebut sebelum
melakukan pengecatan, seperti pada bagian handle pintu dan lainnya.
e. Yang termasuk pada pekerjaan cat kayu ini adalah kalisplank.
f. Cat kayu menggunakan cat kayu setara Emco, Avian.
g. Penyedia Barang/Jasa harus mengajukan contoh cat ke Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas, cat yang akan dipergunakan dan tidak
diijinkan memakai cat diluar ketentuan dalam spektekini.

A. Pekerjaan pengecetan dinding


a. Bahan lapisan/coating dasar : Cat Dasar Nipon, Vinilex, Dulux, Catylac.
b. Dinding luar menggunakan cat jenis Exterior setara, Nipon, Vinilex,
Dulux, Catylac.
c. Dinding dalam menggunakan cat jenis interior setara Nipon, Vinilex,
Dulux, Catylac.
d. Warna : Ditentukan Kemudian.
e. Pengencer : Air bersih maksimal 20 %

B. Pekerjaan pengecatan besi


a. Digunakan bahan cat produk dalam negeri yang bermutu jenis
Super gloss dan disetujui Konsultan Pengawas.
b. Bahan untuk cat dasar digunakan dari bahan sesuai yang
disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.
c. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900 : 1970 / 1971,
AS. K-41 dan NI.4. serta mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
d. Warna akan ditentukan kemudian.
e. Ketebalan : t=75 mikron kering dengan interval 2 jam.

43
4. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT A. Pekerjaan langit-langit kalsiboard
a. Bahan rangka :
Sebagai rangka langit-langit digunakan rangka Hollow / Metal Furing yang
diijinkan oleh pabrik pembuat kalsi.
- Bahan : Galvanized Steel (anti karat)
- Memenuhi persyaratan SII 0137-80/SII 0884-83, JAPAN Standard : JIS
G3302. American Standard : ASTM A.525/1.526/A.527/A.528
- Lapisan pelindung minimal 15 micron
b. Penutup langit-langit :
Digunakan Kalsi Board yang bermutu baik produk ex. Lokal tebal = 4 mm.
Kalsi Board Tipe Fire Stop berfungsi sebagai bahan Sound Proof,
memenuhi Standar American Standard Specification untuk Kalsi wall
board ASTM C-36, dengan fire resistance 3 jam. Untuk penutup langit-
langit kamar mandi dan pool cl servis menggunakan Kalciboard yang
bermutu baik produk ex. Lokal tebal = 4 mm.
c. Rangka menggunakan Besi hollow atau metal furring 35 mm x 35 mm dan
35mm x 35 mm lengkap dengan besi penggantung Besi hollow atau metal
furring 35 mm x 35 mm dan pengikatnya. untuk bahan penutup akustik ,
gypsum Kalsiboard digunakan kerangka aluminium yang bentuk dan
ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan dan sesuai gambar bestek.
d. Untuk rangka langit-langit digunakan rangka besi holow galvalum kwalitas
baik.
e. Rangka induk Besi Holow galvalume ukuran 35.35.2 mm, untuk rangka
pembagi besi holow galvalume 35.35.2 mm, penggantung besi holow
35.35.2 mm.
f. Pola/bentuk plafond/langit-langit menyesuaikan Gambar Kerja, bahan
menggunakan plafond Kalsiboard Ukuran 1.20 m x 2.40 m tebal 3,5 mm
dan lengkap dengan list alluminium strip 1x4 cm.
g. Bahan yang digunakan harus sudah mendapat persetujuan dari pihak
direksi/konsultan pengawas.
h. Langit-langit Kalsiboard dipasang berhubungan dengan tembok
(berhimpit) maka harus dipasang list-list datar dari alluminium jenis pojok
ukuran disesuaikan dgn kondisi ruangan.
i. Paku langit-langit dipasang dengan jarak masing– masing maksimum : 10
– 15 cm secara teratur dan harus menggunakan paku gipsum.
j. bahan penutup langit-langit plafond Kalsiboard Ukuran 1.20 m x 2.40 m
tebal 3,5 mm yang disesuaikan dengan fungsi dan klasifikasi
bangunannya.
k. lapisan finishing yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis dan
sesuai dengan jenis bahan penutup yang digunakan.

B. Pekerjaan langit-langit beton exposed finishing cat


Bahan lapisan/coating dasar : Mill putih dari produk lokal
1. Cat Vinyil Arcylic Emulsion digunakan sebagai cat finishing langit-langit
dalam dan Weather Shield untuk langit-langit luar.
2. Warna : Ditentukan Pearl White.
3. Pengencer : Air bersih 20 %.

44
5. PEKERJAAN PENUTUP ATAP a. Bahan penutup atap bangunan gedung negara harus memenuhi
ketentuan yang diatur dalam SNI yang berlaku tentang bahan penutup
atap, baik berupa atap beton, genteng, metal, fibrecement, calsium board,
sirap, seng, aluminium, zincalume maupun asbes atau asbes gelombang.
Untuk penutup atap dari bahan beton harus diberikan lapisan kedap air
(water proofing). Penggunaan bahan penutup atap disesuaikan dengan
fungsi dan klasifikasi bangunan serta kondisi daerahnya.
b. Bahan kerangka penutup tidak ada.
- Pekerjaan atap, kerangka atap menggunakan bahan reng galvalume
sesuai gambar, dengan sudut kemiringan disesuaikan dengan gambar
rencana.
- Penutup atap bangunan utama menggunakan atap zincalume pabrikasi
beserta bubungannya. Pemasangannya harus sama dan rapat betul serta
jenis dan merknya juga harus sama atau sebelumnya pemborong harus
mengajukan contoh terlebih dahulu kepada pengawas untuk persetujuan.
- Pemasangan zincalume jarak dan lipatan harus sesuai dengan ketentuan
dari pabrik.
- Bahan-bahan yang dipakai buatan dalam negeri yang dikenal baik, yang
produknya memenuhi standarisaisi industri / fabrikasi yang berlaku.
- Kelengkungan / kemiringan atap juga harus sesuai dengan gambar.
- Semua bahan yang digunakan harus disertai dengan sertifikat dari pabrik
pembuatnya dan harus diperiksa serta mendapat persetujuan direksi.
- Pertemuan – pertemuan lain harus khusus dari produksi yang sama
dengan penutup atapnya, begitupun warnanya. Bentuknya harus teratur
menurut fungsi penempatannya. Sebelum pekerjaan dilaksanakan,
Kontraktor harus menyerahkan contoh penutup atap kepada Pengawas /
KONSULTAN untuk mendapat persetujuan.
- Talang dan Saluran air
Talang air Menggunakan Talang Fiber Tb 3mm
Drainase talang Pipa PVC 4” AW
- Gording menggunakan CNP 100.50.20.3,2

45
BAB IV PEKERJAAN PAVING A. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan seluruh
paving, uskup dan urugan pasir seperti yang ditunjukkan pada
gambar-gambar rencana/diagram yang melengkapi dokumen ini.
B. Umum
Pekerjaan paving stone pada kegiatan ini meliputi pekerjaan
persiapan, pekerjaan tanah dan pekerjaan jalan yang sesuai dengan
ketentuan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang ada. Seluruh
pekerjaan yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS), gambar kerja dan RAB yang telah
ditentukan.
1. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen
dimaksud, lingkup pekerjaan yang disepakati, tetapi tidak terbatas
pada hal-hal sebagai berikut:
a. Pengadaan Tenaga Kerja
b. Pengadaan Bahan / Material
c. Pengadaan Peralatan dan Alat Bantu, sesuai dengan kebutuhan
lingkup
pekerjaan yang ditugaskan
d. Pembuatan Shop Drawing (gambar kerja) As Built Drawing
(gambar
terlaksana)
2. Persyaratan Teknis Umum ini menjadi satu kesatuan dengan
persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan dan secara bersama-
sama merupakan persyaratan dari segi teknis bagi seluruh pekerjaan
sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumen-
dokumen berikut:
a. Gambar-gambar pelelangan / pelaksanaan
b. Persyaratan teknis umum / pelaksanaan pekerjaan / bahan
c. Rincian volume pekerjaan / rincian penawaran
d. Dokumen-dokumen pelelangan / pelaksanaan yang lain
C. Bahan
a. Adalah tanggung jawab dari Penyedia jasa/Supplier untuk mengajukan
contoh pada waktunya, sedemikian sehingga pemberian persetujuan
atau contoh tersebut tidak akan menyebabkan keterlambatan pada
jadwal pengadaan bahan.

b. Untuk bahan produk/pabrikan yang masih harus dibuktikan


kesetaraannya dengan sesuatu merk dagang yang disebutkan,
keputusan atau contoh akan diberikan oleh Direksi Lapangan
/Pengawas dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak
dilengkapinya pembuktian kesetaraannya.

Persetujuan atau sesuatu bahan/produk harus diartikan sebagai


perijinan untuk memasukkan bahan/produk tersebut dengan tetap
berada dalam kondisi layak untuk dipakai. Apabila selama

46
waktu itu ternyata bahwa bahan/produk menjadi tidak lagi layak untuk
dipakai dalam pekerjaan, Direksi/Pengawas berhak untuk
memerintahkan agar:
a. Bahan/produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali
menjadi layak untuk dipakai.
b. Dalam hal dimana perbaikan tidak lagi mungkin, supaya
bahan/produk tersebut segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
selama 2 x 24 jam untuk diganti dengan yang memenuhi syarat.
c. Tipe Paving Segi 4 uk 21x10,5x 6 mutu K-300
d. Tipe Topi Uskup 6x20x30 tb 6 cm mutu K-300
1. PELAKSANAAN

l. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditanda tanganinya Surat Perintah


Kerja (SPK) oleh kedua belah pihak, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Lapangan
/Pengawas.
m. Pembuatan gambar-gambar kerja.
n. Permintaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun
rencana kerja.
o. Harga borongan dari masing-masing kegiatan tersebut.
p. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
q. Direksi Lapangan/Pengawas akan memeriksa rencana kerja dan
memberikan tanggapan itu dalam waktu 1 (satu) minggu.
r. Penyedia Jasa harus memasukkan kembali perbaikan atau
rencana kerja, Direksi Lapangan/ Pengawas meminta diadakannya
perbaikan/ penyempurnaan atau rencana kerja tadi paling lambat 4
(empat) hari sebelum mulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan
sebelum dimulainya waktu pelaksanaan tahap berikutnya.
s. Penyedia Jasa tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan
atau pekerjaan sebelum adanya persetujuan dari Direksi Lapangan
/Pengawas atau rencana kerja ini. Kecuali dapat dibuktikan bahwa
Direksi Lapangan/Pengawas telah melalaikan kewajibannya untuk
memeriksa rencana kerja pada waktunya, maka kegagalan
Penyedia Jasa untuk memulai pekerjaan sehubungan dengan
belum adanya rencana kerja yang disetujui Direksi Lapangan,
sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari Penyedia Jasa
bersangkutan.

47
BAB V PEKERJAAN SALURAN U- A. UMUM
DITCH Pekerjaan ini mencakup galian selokan baru yang dilapisi (lined)
maupun tidak (unlined), sesuai dengan Spesifikasi ini serta memenuhi
garis, ketinggian, dan detail yang ditunjukkan pada Gambar. Selokan
yang dilapisi akan dibuat dari pasangan batu dengan mortar atau yang
seperti ditunjukkan dalam Gambar.

B. BAHAN
Memakai bahan pabrikan u-ditch dengan ukuran 40x40x120 tb 6 cm
mesh 8. Dan Cover / tutup u-ditch ukuran 40x120 tb = 12 cm Mesh 8
Untuk bak control menggunakan beton cor setempat dengan
mengggunakan molen dengan mutu K-175 atau Fc’ 14,5 MPa

C. PELAKSANAAN
a. Pekerjaan pengukuran dikerjakan sebelum pekerjaan galian
dilakukan
b. Pekerjaan galian dilakukan dengan mengacu pada hasil
bowplank dan gambar rencana. Memperhatikan bangunan
eksisting
c. Pekerjaan lantai kerja menggunakan rabat beton dan untuk
elevasi harus selalu di lakukan pengecekan sesuai hasil ukuran
timbangan elevasi arah aliran saluran.
d. Pengiriman material u-ditch dan cover harus ditata atau di
buatkan schedule pengiriman dan pemasangan agar tidak
menumpuk dilapangan.
U-ditch Uk. 40x40x120 tb 6 cm dan 40x120 tb = 12 cm

D. UMUM
Pekerjaan ini mencakup galian selokan baru yang dilapisi (lined)
maupun tidak (unlined), sesuai dengan Spesifikasi ini serta memenuhi
garis, ketinggian, dan detail yang ditunjukkan pada Gambar. Selokan
yang dilapisi akan dibuat dari pasangan batu dengan mortar atau yang
seperti ditunjukkan dalam Gambar.

E. BAHAN
Memakai bahan pabrikan u-ditch dengan ukuran 40x40x120 tb 6 cm
mesh 8. Dan Cover / tutup u-ditch ukuran 40x120 tb = 12 cm Mesh 8
Untuk bak control menggunakan beton cor setempat dengan
mengggunakan molen dengan mutu K-175 atau Fc’ 14,5 MPa

F. PELAKSANAAN
e. Pekerjaan pengukuran dikerjakan sebelum pekerjaan galian
dilakukan

48
f. Pekerjaan galian dilakukan dengan mengacu pada hasil
bowplank dan gambar rencana. Memperhatikan bangunan
eksisting
g. Pekerjaan lantai kerja menggunakan rabat beton dan untuk
elevasi harus selalu di lakukan pengecekan sesuai hasil ukuran
timbangan elevasi arah aliran saluran.
h. Pengiriman material u-ditch dan cover harus ditata atau di
buatkan schedule pengiriman dan pemasangan agar tidak
menumpuk dilapangan.
i. U-ditch Uk. 40x40x120 tb 6 cm dan 40x120 tb = 12 cm Mesh 8
dipasang menggunakan alat angkat tripod ataupun manual
j. Pekerjaan Nut plesteran dan acian dilakukan serapi mungkin
untuk setiap sambungan u-ditch.

a. Pemasangan Logo Pemkab, Tulisan Pinarak Bojonegoro, dan


BAB VI PEKERJAAN TULISAN
Bojonergoro Produktif, Menggunakan Bahan Akrilik Tb. 3mm
LAMPU AKRILIK
dipotong dengan mesil laser bukan manual. Dan Bahan stainless
Steel menggunakan tb 1mm dipotong dengan mesil laser bukan
manual.
b. Lampu menggunakan LED Strip warna
c. Warna akrilik menggunakan Stiker dengan Cutting Stiker Skotlet
warna
d. Baut dipasang dengan kuat dan rapi pada setiap sambungan
e. Silikon di pasang dengan baik dan dipastikan kedap
f. Instalasi Listrik harus dipastikan menyala dengan baik.

BAB VII PEKERJAAN MEKANIKAL


A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat- alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
Pekerjaan sanitair ini dipasang pada tempat dan ruangan yang
dinyatakan/ditunjuk pada gambar dan sesuai dengan petunjuk
Konsultan
1. Sistem Air Bersih & Air Kotor
Lingkup pekerjaan sistem air bersih meliputi :
a. Perpipaan (Merk Wafin/Rucika/Paralon/Vinilon/Maspion/Trilium)

a. Sesuai persyaratan yang masih untuk pekerjaan Mekanikal dan


Peprpipaan Air Bersih dan kotor juga berlaku persyaratan umum
tersebut.

49
b. Penyedia jasa harus melaksanakan sesuai gambar rencana dan
spesifikasi yang tertera dalam dokumen lelang.
c. Semua material harus memenuhi ukuran standar dan didapatkan di
pasaran, kecuali bila ditentukan lain.
d. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik.
e. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan
dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.
2. Pipa dan Fitting
a. Spesifikasi dan gambar menunjukan diameter nominal dari pipa dan
letak serta dari masing-masing system pipa.
b. Seluruh pekerjaan terlihat pada gambar dan/atau spesifikasi
dipasang terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari
gangguan dengan bagian lainnya.
c. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindungi dari kotoran, air
karat dan stress sebelumnya dan sesudah pemasangan.
d. Khusus pipa dan perlengkapan dari plastik, selain disebut di atas
harus juga terlindungi dari cahaya matahari.
e. Semua barang yang digunakan harus jelas menunjukkan identitas
pabrik pembuat.
Pengujian
1. Sistem Air Bersih
a. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan
tekanan air di bawah tekanan tidak kurang dari tekanan kerja
ditambah 50% atau 10 kg/cm2 dan tidak lebih tinggi dalam
jangaka waktu 1 jam.
b. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan
harus diuji kembali.
Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas
(diputus) dari hubungan-hubungannya selama uji tekanan
berlangsung.

2. Sistem Air Limbah


a. Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar
tekanan kerja ditambah 50% atau 8 kg/cm2 selama 1 jam.
b. Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0
meter di atas titik tertinggi selama 1 jam.

Testing Dan Commisioning


1. Kontraktor instalasi harus melakukan semua testing dan pengukuran
yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi
dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan
yang diminta.

50
2. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk
mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.

a. Pembersihan tapak konstruksi dan semua pekerjaan yang termasuk


BAB VIII PEKERJAAN LAIN-LAIN DAN
PEMBERSIHAN dalam lingkup pekerjaan seperti yang tercantum dalam buku
spesifikasi ini, dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang
dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa atau yang bersangkutan selesai.
b. Semua bekas bongkaran bangunan harus dikeluarkan dari tapak
Konstruksi dengan persetujuan Direksi Pengawas selambat-
lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari.
c. Selama pembangunan berlangsung, Penyedia jasa harus menjaga
keamananbahan/ material, barang maupun bangunan yang
dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
d. Kerusakan dan pengamanan dari kecurian selama masa
pelaksanaan sampai tahap serah terima menjadi tanggung jawab
penuh Penyedia jasaatau yang bersangkutan.

51
BAB IX PENUTUP  Pembersihan seluruh pekerjaan terutama untuk Hal-hal yang belum

disebut dalam persyaratan ini supaya disesuaikandengan gambar

rencana/ detail.

 Apabila dalam bestek ini untuk uraian bahan-bahan dan pekerjaan

tak disebut perkata atau kalimat “Diselenggarakan” oleh Penyedia

jasa maka dalam hal ini harus dianggap seperti disebutkan.

 Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian

yang nyata termasuk dalam pekerjaan tetapi tidak dimasukkan

dalam atau tidak disebut kata demi kata dalam bestek ini haruslah

diselenggarakan oleh Penyedia jasa dan diterima sebagai hal yang

disebut

 Penyedia jasa harus memasukkan segala resiko kekeliruan

perhitungan kubikasi dan lain sebagainya sehubungan dengan

keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai dengan

dugaan penyedia jasa. dan segala kerusakan jalan masuk akibat

dari lewatnya kendaraan-kendaraan berat dan lain-lain sehubungan

dengan pekerjaan ini menjadi tanggungjawab penyedia jasa.

 Hal-hal lain yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan

ditentukanlebih lanjut oleh pihak Direksi/ Pemberi Tugas, bilamana

perlu akan diadakan perbaikan dalam peraturan ini.

52
Tabel Bahan & Material

No Uraian Keterangan
Pekerjaan Sipil &
A
Arsitektur
jenis semen Portland Semen Gresik, Tiga roda, Holcim atau yang
1 Semen
memenuhi SNI 15-2049-1994 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV
Semua tulangan dari jenis baja ulir (BJTD) dan polos harus
memenuhi ketentuan ASTM A 615M.
2 Besi Polos
Baja polos dipakai hanya untuk elemen non structural dengan mutu
fy= 240 MPa
Semua tulangan dari jenis baja ulir (BJTD) dan polos harus
memenuhi ketentuan ASTM A 615M.
3 Besi Ulir
Baja ulir dipakai untuk seluruh elemen struktur ,dengan mutu fy= 400
MPa.
menggunakan besi wire mesh ulir pabrikan dengan sambungan tag
4 Wire Mesh
las pabrikan Standar Mutu SNI 07-0663-1995
Penutup atap : atap zincalume pabrikasi beserta bubungannya
5 Penutup atap metal
Dengan tebal : 0,3 mm
6 ACP Merk : Seven PVDF (untuk Outdoor) min tb 0,4 mm
Bahan baja yang digunakan/ dipasang harus dari jenis yang sama
kualitasnya, dalam hal ini dipakai baja jenis BJ-37 dengan
Tegangan Leleh (fy) 240 Mpa, Tegangan Ultimate/ Putus 370 Mpa
Struktur Baja profil dan pipa
7 baja dan plat baja
Baut-baut yang digunakan harus baut hitam ulir (HTB) tak penuh
dengan tegangan baut dan tegangan las minimum adalah 1.400
kg/cm² atau minimal sama dengan mutu baja yang digunakan (A-
325 ASTM).
8 Hollow Besi Uk 35x35 mm tb 0,2 mm
9 Hollow Metal baja ringan Uk 35x35 mm material dari galvalume
10 Reng Galvalume material dari galvalume
11 Plafon Material Kalsiboard Ukuran 1.20 m x 2.40 m tebal 3,5 mm
12 Keramik uk 40x40; 30x30; Merk Keramik lantai (Asia tile, Mulia, Milan)
13 Cat Interior cat jenis interior Nipon, Vinilex, Dulux, Catylac.
14 Cat Ekterior cat jenis interior Nipon, Vinilex, Dulux, Catylac.
Cat dasar adalah cat zink chromate
15 Cat Baja/Meni
cat akhir adalah Enamel Paint produk ex Mowilex, ICI, KemtonM
Nippon

B Pekerjaan Listrik
1. Alat Ukur (meter Listrik) GAE/Schneider/Chint
Kabel NYA/NYM/NYY/
2. Supreme/Kabel Metal/ Kabelindo/Etana/Extrana
NYFGBY 0,6/1Kv
4. Armature Lampu Philips/Suwilte/Tav/Sonora/VIP/Osram
5. Komponen Lampu TL Philips/Osram/GE
6. Stop Kontak dinding/Lantai Panasonic/Hager/Philips/Broco/Schneider
Saklar
7. Panasonic/Hager/Philips/Broco/Schneider
Tunggal/Ganda/Switch Grid
8 Lampu LED Strip Lampu LED Strip 3 Warna
9. Kontaktor Merk : Tesya/Mitsubisi

53
Komponen Panel Listrik +
10. Schneider / ABB /Moeller/ Chint/ Hager/broco
asesoris :

D Pekerjaan Plumbing
1. Pipa Air PVC AW Wavin/Rucika/Vinilon/Maspion/Trilium

54

Anda mungkin juga menyukai