Anda di halaman 1dari 56

MODUL PANDUAN PRAKTIK

AKUNTANSI DAN
PERPAJAKAN UMKM
(Sesuai dengan elemen Kurikulum Merdeka)

2023
Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 1
BAGIAN 1

DOKUMEN TRANSAKSI

A. MATERI
1. Ruang Lingkup Dokumen Perusahaan
Dalam membuat dokumen perusahaan terlebih dahulu harus dipahami beberapa hal
yaitu:
a. Identitas perusahaan secara lengkap
Identitas awal ini akan digunakan dalam membuat kepala dokumen meliputi logo
perusahaan, alamat dan nomor telepon
b. Informasi awal perusahaan
Informasi awal perusahaan meliputi saldo awal perusahaan, nama-nama karyawan
dan informasi lain yang mendukung penyusunan dokumen transaksi.
c. Kebijakan akuntansi
Dalam kebijakan akuntansi disini menginformasikan terkait kebijakan dalam setiap
transaksi meliputi, termin, jatuh tempo, dan kebijakan lain perusahaan yang perlu
diisikan dalam suatu dokumen/formulir.
d. Transaksi Perusahaan
Pada bagian ini akan dibahas berkaitan dengan jenis-jenis transaksi yang secara
umum dilakukan dalam suatu perusahaan yaitu:
1) Transaksi Pembelian
2) Transaksi Penjualan
3) Transaksi Penerimaan Kas
4) Transaksi Pengeluaran Kas
e. Jenis Dokumen
Dalam menentukan jenis dokumen, ada 2 (dua) jenis dokumen yang digunakan
dalam transaksi di perusahaan, meliputi dokumen internal dan dokumen eksternal.
Dokumen internal adalah dokumen yang dibuat dan digunakan oleh internal
perusahaan untuk melakukan transaksi dengan berbagai pihak. Sedangkan
dokumen eksternal adalah dokumen yang dibuat oleh pihak luar perusahaan dan
diterima oleh suatu perusahaan untuk melakukan transaksi dengan perusahaan
tersebut. Berikut ini jenis-jenis dokumen yang umum digunakan dalam suatu
perusahaan:
1) Dokumen Transaksi Pembelian
a) Surat Order Pembelian
b) Memo Debit
c) Kartu Persediaan
d) Kartu Utang
e) Buku Pembelian
f) Buku Pembelian Kredit
2) Dokumen Transaksi Penjualan
a) Faktur

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 2


b) Nota Tunai
c) Memo Kredit
d) Faktur Pajak Standar
e) Kartu Persediaan
f) Kartu Piutang
g) Surat Jalan
h) Buku Penjualan
i) Buku Penjualan Kredit
3) Dokumen Transaksi Penerimaan Kas
a) Kwitansi
b) Bukti Kas Masuk
c) Buku Bantu Rekening Bank
d) Buku Kas
4) Dokumen Transaksi Pengeluaran Kas
a) Perintah Penarikan Cek
b) Cek Giro
c) Bukti Kas Keluar
d) Buku Bantu Rekening Giro
e) Kas Bon
f) Voucher Kas Kecil
g) Buku Kas Kecil

2. Menyusun Dokumen Transaksi UMKM


Langkah-langkah dalam menyusun dokumen transaksi adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis Transaksi
Dari aktivitas transaksi yang terjadi misalnya terkait transaksi pembelian barang
usaha, pembelian perlengkapan/peralatan, pembelian aset dan lain sebagainya.
Setelah menganalisis bentuk transaksi, berikutnya kita dapat menyusun dokumen
transaksi sesuai dengan karakter, dan komponen-komponen dalam transaksi
tersebut.
Beberapa ini merupakan contoh dokumen transaksi pembelian meliputi:
Faktur (Pembelian), Nota Tunai (Pembelian), Surat Order Pembelian dan lain
sebagainya.
b. Menentukan Singkatan Dokumen
Singkatan dokumen berfungsi untuk penomoran dokumen, pada saat dokumen
tersebut dibuat, singkatan dokumen dibuat dengan cara mengambil huruf pertama
disetiap kata, ketentuan ini tidaklah baku, namun menyesuaikan kebijakan di setiap
perusahaan, dan untuk memudahkan dalam pengelolaan dokumen transaksi.
Berikut ini contoh dokumen yang digunakan dalam transaksi pembelian:
NO NAMA DOKUMEN SINGKATAN
1 Surat Order Pembelian SOP
2 Nota Tunai (Pembelian) NT...
3 Faktur (Pembelian) F...
4 Memo Debit MD

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 3


NO NAMA DOKUMEN SINGKATAN
5 Kartu Persediaan KP
6 Kartu Utang KU
Catatan: Dokumen yang diterima dari pihak eksternal, untuk ketentuan penomoran
dokumen mengikuti kebijakan dari perusahaan terkait.
c. Menentukan Formula Penomoran Dokumen
Dalam pengelolaan dokumen transaksi, ada beberapa dokumen yang memiliki
perintah penomoran. Hal ini bertujuan untuk mempermudah bagian/fungsi yang
bekerja pada sistem tersebut dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan mencatat
transaksi yang terjadi. Ketentuan dalam penomoran dokumen di suatu perusahaan
ditentukan oleh sistem akuntansi yang diterapkan di perusahaan itu. Sebagai contoh
pada kasus yang akan dipelajari, penomoran formulir transaksi dapat digunakan
formula sebagai berikut:
 Singkatan formulir atau dokumen / bulan dalam angka romawi - nomor urut
tiga digit ATAU
 Singkatan formulir atau dokumen-bulan dalam angka/nomor urut dokumen
Misalnya:
 SOP/XII-001 menerangkan bahwa nama formulir tersebut adalah Surat
Order Pembelian, diterbitkan pada bulan Desember dengan nomor urut
dokumen 001 ATAU;
 SOP-12/001 menerangkan bahwa nama formulir tersebut adalah Surat
Order Pembelian, diterbitkan pada bulan Desember dengan nomor urut
dokumen 001
d. Menentukan Komponen-Komponen dalam Dokumen
Komponen pada setiap dokumen transaksi pasti berbeda antara satu dengan yang
lainnya, karena setiap transaksi memiliki perbedaan inti informasi yang ingin
disampaikan kepada pengguna.
Berikut ini contoh komponen-komponen yang umum ada dalam suatu dokumen
transaksi:
1) Logo Perusahaan
Memberikan informasi kepada pengguna dokumen terkait identitas perusahaan
yang membuat dokumen transaksi tersebut.
2) Nomor dan Tanggal Dokumen Dibuat
Hal ini sangatlah penting untuk memberikan informasi tindak lanjut di
kemudian hari apabila terdapat informasi misalnya jatuh tempo pembayaran,
termin dan lain sebagainya.
3) Nama Dokumen
Dituliskan dengan ukuran/font huruf yang lebih besar dan tulisan jelas.
4) Ditujukan Kepada
Memberikan informasi kepada siapa dokumen tersebut dibuat misalnya untuk
pihak lembaga/perorangan.
5) Informasi Inti
Informasi inti memberikan informasi bermacam-macam sesuai dengan
transaksi yang terjadi misalnya dokumen faktur yang memberikan informasi

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 4


barang/jasa yang dibeli oleh konsumen, meliputi rincian nama barang,
kuantitas, harga dan jumlah harga.
6) Otorisasi Pihak Terkait
Berupa paraf/ttd kepala bagian terkait, teknisi bagian terkaitdan/atau cap
perusahaan, untuk peletakkan otorisasi yang paling kiri adalah jabatan yang
paling akhir otorisasi.
7) Informasi Pendukung Lain
Memuat informasi lain yang mendukung informasi inti, meliputi termin, syarat
penyerahan, dikirim ke, dan lain sebagainya.
e. Menentukan Dokumen Pendukung
Selain dokumen utama, dalam suatu transaksi pasti memiliki dokumen pendukung
sebagai dokumen penguat dalam suatu transaksi, berikut ini contoh dokumen
pendukung dalam transaksi pembelian:
1) Faktur Pajak Standar
2) Kuitansi
3) Surat Jalan
4) Dan lain sebagainya.
f. Menyusun Dokumen Transaksi
Setelah mengetahui langkah-langkah awal dalam menyusun dokumen transaksi,
berikut ini contoh penyusunan dokumen transaksi dalam perusahaan jasa dan
dagang:
1) Dokumen Transaksi Pembelian
Contoh dokumen transaksi pembelian dalam kasus ini adalah:
Pembelian Barang Dagang
Dokumen = Faktur (Pembelian) dari pihak eksternal
Berikut ini langkah-langkah dalam pembuatan dokumen transaksi:
a) Membuka Microsoft Office Excel
b) Melakukan pengisian Informasi yang dibutuhkan dalam dokumen transaksi
(yang sudah dijelaskan diatas)
c) Setting Tabel dengan menu di Beranda (Font) pada lingkaran merah berikut:

Menu yang digunakan


untuk insert tabel

d) Melakukan Pengisian Dokumen Transaksi sesuai dengan informasi


transaksi yang disajikan

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 5


e) Memindahkan Dokumen Transaksi dari Program Excel ke Program Word
dengan cara:
 Mengisikan dokumen transaksi
 Melakukan sorot tabel (blok tabel) yang akan dipindahkan

Lakukan Sorot/Blok Tabel


yang akan di copy

 Klik Kanan lalu pilih Copy atau Klik (Ctrl+C) pada Keyboard.

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 6


 Buka Program Word dan di halaman kosong Word dengan klik
(Ctrl+Alt+V) pada keyboard akan muncul seperti tampilan berikut:

2) Dokumen Transaksi Penjualan


Contoh dokumen transaksi penjualan dalam kasus ini adalah:
Penjualan Barang Dagang
Dokumen = Faktur
Berikut ini langkah-langkah dalam pembuatan dokumen transaksi:
a) Membuka Microsoft Office Excel
b) Melakukan pengisian Informasi yang dibutuhkan dalam dokumen transaksi
(yang sudah dijelaskan diatas)
c) Setting Tabel dengan menu di Beranda (Font), berikut contoh dokumen
yang dibuat:

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 7


d) Melakukan Pengisian Dokumen Transaksi sesuai dengan informasi
transaksi yang disajikan. Berikut ini contoh faktur dari transaksi penjualan:

e) Memindahkan Dokumen Transaksi dari Program Excel ke Program Word


f) Sorot/blok dokumen yang akan dipindahkan lalu Klik Kanan lalu pilih Copy
atau Klik (Ctrl+C) pada Keyboard.
g) Buka Program Word dan buka di halaman kosong Word dengan klik
(Ctrl+Alt+V) pada keyboard akan muncul seperti tampilan berikut:

3) Dokumen Transaksi Penerimaan Kas


Contoh dokumen transaksi penerimaan kas dalam kasus ini adalah:
Transaksi Penerimaan Kas dari Pelunasan Piutang
Dokumen = Bukti Kas Masuk

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 8


Berikut ini langkah-langkah dalam pembuatan dokumen transaksi:
a) Membuka Microsoft Office Excel
b) Melakukan pengisian Informasi yang dibutuhkan dalam dokumen transaksi
(yang sudah dijelaskan diatas)
c) Setting Tabel dengan menu di Beranda (Font), berikut ini contoh dokumen
yang dibuat:
d) Melakukan Pengisian Dokumen Transaksi sesuai dengan informasi
transaksi yang disajikan. Contohnya bukti kas masuk dari transaksi
penerimaan kas:

e) Memindahkan Dokumen Transaksi dari Program Excel ke Program Word


f) Sorot/blok dokumen yang akan dipindahkan lalu Klik Kanan lalu pilih Copy
atau Klik (Ctrl+C) pada Keyboard.
g) Buka Program Word dan di halaman kosong Word dengan klik
(Ctrl+Alt+V) pada keyboard.

4) Dokumen Transaksi Pengeluaran Kas


Contoh dokumen transaksi pengeluaran kas dalam kasus ini adalah:
Transaksi Pengeluaran Kas dari Pembayaran Biaya Angkut Barang
Dokumen = Bukti Kas Keluar

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 9


Berikut ini langkah-langkah dalam pembuatan dokumen transaksi:
a) Membuka Microsoft Office Excel
b) Melakukan pengisian Informasi yang dibutuhkan dalam dokumen transaksi
(yang sudah dijelaskan diatas)
c) Setting Tabel dengan menu di Beranda (Font),
d) Melakukan Pengisian Dokumen Transaksi sesuai dengan informasi
transaksi yang disajikan. Contohnya bukti kas keluar dari transaksi
pengeluaran kas:

e) Memindahkan Dokumen Transaksi dari Program Excel ke Program Word


f) Sorot/blok dokumen yang akan dipindahkan lalu Klik Kanan lalu pilih Copy
atau Klik (Ctrl+C) pada Keyboard.
g) Buka Program Word dan di halaman kosong Word dengan klik
(Ctrl+Alt+V) pada keyboard.

5) Dokumen Transaksi Memorial


Contoh dokumen transaksi memorial dalam kasus ini adalah:
Transaksi Memorial Penyusutan
Dokumen = Memo
Berikut ini langkah-langkah dalam pembuatan dokumen transaksi:
a) Membuka Microsoft Office Excel

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 10


b) Melakukan pengisian Informasi yang dibutuhkan dalam dokumen transaksi
(yang sudah dijelaskan diatas)
c) Setting Tabel dengan menu di Beranda (Font)
d) Melakukan Pengisian Dokumen Transaksi sesuai dengan informasi
transaksi yang disajikan.

e) Memindahkan Dokumen Transaksi dari Program Excel ke Program Word


f) Sorot/blok dokumen yang akan dipindahkan lalu Klik Kanan lalu pilih Copy
atau Klik (Ctrl+C) pada Keyboard.
g) Buka Program Word dan di halaman kosong Word dengan klik
(Ctrl+Alt+V) pada keyboard

B. PENUGASAN
1. Buatlah dokumen dari transaksi perusahaan pada lembar kerja yang disediakan dengan
nama file “Lembar Kerja Dokumen Transaksi”!
2. Isikanlah dokumen transaksi dengan narasi transaksi sebagai berikut!

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 11


No Tanggal Transaksi Keterangan
1 1 Desember 2022 Diterima pinjaman dari BUMN sebesar Rp.15.000.000,00
dengan nomor bukti BKM-12/01

2 2 Desember 2022 Dijual secara tunai 1 set Meja Kursi kepada ibu Sinta sebesar
Rp.2.250.000,00 dengan nomor bukti BKM-12/02 dan NT-
12/001

3 2 Desember 2022 Dibayar biaya angkut barang sebesar Rp.75.000,00 kepada biro
jasa angkut dengan nomor bukti BKK-12/001

4 3 Desember 2022 Dibeli bahan baku kayu balok sebanyak 6 dari Toko Kayu Hias
di Jl. Ir. Juanda No. 47 Surakarta berdasarkan faktur KH/12-03
sebesar Rp.2.250.000,00 dengan tanggal jatuh tempo 3 Januari
2023

5 5 Desember 2022 Dibeli bahan baku kayu balok 3 secara tunai dari Toko Wood
Craft senilai Rp.1.125.000,00 berdasarkan faktur WC/12-06,
dengan nomor bukti kas keluar adalah BKK-12/02.
Pembayaran dilakukan melalui transfer bank

6 5 Desember 2022 Dijual secara kredit 3 set tempat tidur kepada Andiko
Sukoharjo seharga Rp.3.600.000,00 berdasarkan faktur nomor
F-12/01 dengan jatuh tempo tanggal 5 Januari 2023

7 5 Desember 2022 Dibayar angsuran pinjaman ke BUMN sebesar Rp.458.250,00


dengan nomor bukti BKK-12/03. Pembayaran dilakukan
melalui transfer Bank

8 8 Desember 2022 Dibeli secara kredit bahan penolong (plitur) sebanyak 15


kaleng dari toko bellato di Jl. Slamet 17 Surakarta sebesar
Rp.1.575.000,00 berdasarkan faktur nomor TB-12/16 dengan
batas waktu pembayaran tanggal 8 Januari 2023

9 8 Desember 2022 Dibeli secara kredit kayu balok 6 m3 dari Toko Indah di jalan
Palem 3 Surakarta berdasarkan faktur No. TI-12/20 senilai
Rp.2.250.000,00 dengan termin per 8 Januari 2023

10 10 Desember 2022 Dibeli bahan baku kayu balok sebanyak 4 secara tunai dari
Toko Kayu Hias berdasarkan faktur No. KH-12/21 sebesar
RP.1.500.000,00. Nomor bukti transaksi BKK-12/04

11 10 Desember 2022 Dibeli secara tunai bahan penolong (cat, paku, amplas, dll) dari
toko bellato dengan bukti kuitansi No. TB-12/22 sebesar Rp.
225.000,00. Nomor bukti transaksi BKK-12/05

12 15 Desember 2022 Dijual 1 buah almari kepada bapak Bagus secara tunai sebesar
Rp. 750.000,00 dengan nomor bukti BKM-12/03 dan NT-
12/02. Pembayaran dilakukan melalui transfer bank.

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 12


No Tanggal Transaksi Keterangan
13 17 Desember 2022 Dibeli 7 bahan baku kayu jati dari Toko Kayu Hias di Jl. Ir.
Juanda No. 47 Surakarta seharga Rp. 10.500.000,00
berdasarkan faktur No. KH-12/34 dengan jatuh tempo tanggal
17 Januari 2023

14 20 Desember 2022 Dijual secara kredit 1 set meja makan kepada Candra Surakarta
sebesar Rp. 1.125.000,00 dengan nomor bukti F-12/02

15 25 Desember 2022 Dijual 1 set sofa secara tunai kepada bapak Irwansyah dengan
harga Rp. 1.500.000,00 berdasarkan nomor bukti BKM-12/04
dan NT-12/03

16 27 Desember 2022 Dibeli 3 kaleng cat dari toko bellato secara tunai sebesar Rp.
187.500,00 berdasarkan faktur Nomor TB-12/54 dan nomor
bukti BKK-12/06

17 28 Desember 2022 Dijual 1 set tempat tidur kepada Ahmad Maulana berdasarkan
faktur No. F-12/03 senilai Rp. 7.500.000,00 dengan termin per
30 November 2022

18 30 Desember 2022 Dibayar gaji 5 orang karyawan sebesar Rp. 1.650.000,00


berdasarkan bukti nomor BKK-12/07

19 30 Desember 2022 Dibayar kewajiban pajak penghasilan melalui bank sebesar Rp.
520.390,00 dengan nomor bukti BKK-12/08

20 30 Desember 2022 Dibayar biaya listrik bulan Oktober kepada PT PLN sebesar
Rp. 90.000,00 dengan nomor bukti BKK-12/09

21 30 Oktober 2022 Dibayar biaya telepon bulan Oktober kepada TELKOM sebesar
Rp. 165.000,00 dengan nomor bukti BKK-12/010

22 30 Oktober 2022 Beban Penyusutan Aset bulan Oktober sebesar Rp.


3.878.625,00 dengan nomor memo MM-12/01

3. Cetak dan arsipkanlah dokumen tersebut!

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 13


BAGIAN 2

PENCATATAN SEDERHANA PADA UMKM

A. MATERI
1. Undang-Undang yang Mengatur UMKM di Indonesia
UMKM atau usaha mikro kecil dan menengah sejatinya tidak berdiri sendiri. Melainkan
ada regulasi yang menjadi pelindungnya. Ini dia regulasi yang dimaksud:
a. Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2014
Regulasi ini menjelaskan tentang hukum izin usaha mikro kecil dan menengah.
Yang mana pihak pengusaha harus memiliki surat izin usaha sebagai bukti
pengesahan dan legalitas dari pemerintah.
b. PP Nomor 23 Tahun 2018
Ini merupakan regulasi yang mengatur pelonggaran pajak yang dikeluarkan oleh
kalangan UMKM. Yang mana untuk nominal pajak didasarkan atas penghasilan
dari usaha yang diterima perusahaan melalui peredaran bruto tertentu.
c. Peraturan Menteri Perekonomian Nomor 11 Tahun 2017
Regulasi ini terkait dengan pendanaan modal usaha untuk UMKM. Yang mana
dengan regulasi ini akan terjadi peningkatan dan perluasan pelayanan bank terhadap
pengusaha UMKM yang produktif serta memiliki daya saing.
d. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
Ini terkait dengan kemitraan antara pemerintah dengan pengusaha UMKM. Yang
mana dengannya pemerintah juga berkewajiban untuk menyediakan informasi-
informasi data yang berisi para pelaku usaha mikro kreatif dan produktif.
Artinya dengan regulasi ini pemerintah juga berkewajiban dalam menciptakan
perkembangan UMKM yang lebih baik serta menjalani kemitraan dalam aspek
evaluasi dan pemantauan usaha.

2. Kriteria UMKM Menurut Peraturan Terbaru


Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PP UMKM) telah
diterbitkan oleh pemerintah bersama 48 peraturan pelaksana lainnya dari Undang-
Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) pada 16 Februari
2021 lalu. PP UMKM tersebut mengubah beberapa ketentuan yang sebelumnya telah
diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UU UMKM). Salah satunya adalah aturan terkait kriteria UMKM itu
sendiri.
Kriteria UMKM yang baru diatur di dalam Pasal 35 hingga Pasal 36 PP UMKM.
Berdasarkan pasal tersebut, UMKM dikelompokkan berdasarkan kriteria modal usaha
atau hasil penjualan tahunan. Kriteria modal usaha digunakan untuk pendirian atau
pendaftaran kegiatan UMKM yang didirikan setelah PP UMKM berlaku. Kriteria
modal tersebut terdiri atas:

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 14


a. Usaha Mikro memiliki modal usaha sampai dengan paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.
b. Usaha Kecil rnemiliki modal usaha lebih dari Rpl.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
c. Usaha Menengah merniliki modal usaha lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah) sampai tlengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh rniliar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Sedangkan bagi UMKM yang telah berdiri sebelum PP UMKM berlaku,
pengelompokkan UMKM dilakukan berdasarkan kriteria hasil penjualan tahunan.
Kriteria hasil penjualan tahunan terdiri atas:
a. Usaha Mikro memiliki hasil penjualan tahunan sampai dengan paling banyak
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah)
b. Usaha Kecil memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.000.000.000,00 (dua
miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp15.000.000.000,00(lima belas miliar
rupiah)
c. Usaha Menengah memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp15.000.000.000,00
(lima belas miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah).

Nilai nominal kriteria di atas dapat diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian.
Selain kriteria modal usaha dan hasil penjualan tahunan, kementerian/lembaga negara
dapat menggunakan kriteria lain seperti omzet, kekayaan bersih, nilai investasi, jumlah
tenaga kerja, insentif dan disinsentif, kandungan lokal, dan/atau penerapan teknologi
ramah lingungkan sesuai dengan kriteria setiap sektor usaha untuk kepentingan tertentu
(Pasal 36 PP UMKM).
Kriteria UMKM dalam Pasal 6 UU UMKM diatur berbeda secara signifikan dalam PP
UMKM. Sebagai perbandingan, berikut ini adalah perbedaannya:

INDIKATOR UU UMKM PP UMKM


Pengelompokan UMKM dikelompokkan UMKM dikelompokkan
UMKM berdasarkan kekayaan bersih atau berdasarkan kriteria modal usaha
hasil penjualan tahunan. Kekayaan atau hasil penjualan tahunan.
bersih ialah jumlah aset setelah di Modal usaha merupakan modal
kurangi dengan hutang atau sendiri dan modal pinjaman untuk
kewajiban. menjalankan kegiatan usaha.
Kekayaan 1. Usaha Mikro: paling banyak 1. Usaha Mikro: paling banyak
Bersih atau Rp50 juta Rp1 miliar
Modal Usaha 2. Usaha Kecil: lebih dari 2. Usaha Kecil: lebih dari
Rp50juta – paling banyak Rp1miliar – paling banyak
Rp500juta Rp5miliar

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 15


INDIKATOR UU UMKM PP UMKM
3. Usaha Menengah: lebih dari 3. Usaha Menengah: lebih dari
Rp500juta – paling banyak Rp5miliar– paling banyak
Rp10miliar Rp10miliar

Diluar tanah dan bangunan tempat Diluar tanah dan bangunan tempat
usaha. usaha.
Hasil Penjualan 1. Usaha Mikro: paling banyak 1. Usaha Mikro: paling banyak
Tahunan Rp300juta Rp2 miliar
2. Usaha Kecil: lebih dari 2. Usaha Kecil: lebih dari Rp2
Rp300juta – paling banyak miliar – paling banyak
Rp2,5miliar Rp15miliar
3. Usaha Menengah: lebih dari 3. Usaha Menengah: lebih dari
Rp2,5miliar – paling banyak Rp15miliar – paling banyak
Rp50miliar Rp50miliar
Penting bagi para pengusaha untuk mengetahui perkembangan peraturan terkait
bisnisnya. Selain sebagai bentuk kesadaran akan hal sekitar, mengetahui peraturan
terbaru dapat menjadi dasar penentu langkah yang akan diambil di kemudian hari.

3. Ruang Lingkup Kegiatan Pencatatan Sederhana UMKM


Kegiatan akuntansi pada UMKM seharusnya lebih banyak dilakukan dengan cara-cara
yang sederhana saja dan tidak harus kaku mentaati prinsip-prinsip pencatatan debit dan
kredit. Banyak kendala yang dihadapi oleh para pelaku usaha disektor UMKM karena
banyaknya asumsi yang berkembang secara negatif diantaranya:
a. Kegiatan akuntansi dianggap merupakan kegiatan yang tidak banyak bermanfaat
b. Kegiatan akuntansi membutuhkan biaya mahal karena harus ditangani oleh para
tenaga-tenaga ahli yang mahal
c. Kegiatan akuntansi banyak yang beranggapan bukan hal penting, terlebih bagi para
pelaku UMKM yang masih perorangan mereka berprinsip untuk tidak mau
melakukan pencatatan atas usahanya karena semua kekayaan perusahaan itu adalah
kekayaan pribadi.
d. Sebagian besar UMKM berprinsip lebih baik uang digunakan untuk menambah
modal dan membeli barang dagangan daripada sekedar untuk membayar tenaga
pembukuan ataupun pencatatan.
e. Akuntansi ruwet, rumit dan membuat banyak masalah
f. Akuntansi tidak mendatangkan keuntungan bagi bisnisnya secara umum
Asumsi-asumsi negatif semacam itu sangat wajar terjadi pada kalangan UMKM,
mengingat kebutuhan merekapun masih sekedar cukup untuk bertahan hidup saja. Jadi
prinsip GOING CONCERN dalam akuntansi tidak ada sama sekali dalam benaknya.
Demikian juga prinsip ENTITY juga tidak pernah dimengerti dalam bisnisnya.
Sebagian besar para pelaku UMKM yang masih berasumsi miring terhadap akuntansi
juga disebabkan karena sumber-sumber pendanaan mereka masih banyak berasal dari
sumber pribadi dan belum mengandalkan sumber dana eksternal, seperti perbankan dan
pihak ketiga lainnya. Jika saja mereka para pelaku UMKM sudah banyak bersentuhan
Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 16
dengan perbankan maka sudah pasti pihak bank akan mengharuskan para UMKM untuk
tertib dalam pelaporan keuangannya. Sementara itu prinsip ENTITY yang seharusnya
dilakukan dengan cara memisahkan kekayaan perusahaan dengan kekayaan pribadi
sulit sekali untuk dilakukan, hal ini disebabkan karena belum pahamnya sebagian besar
para pelaku UMKM tersebut mengenai pentingnya memisahkan kekayaan pribadi dan
perusahaan.
Sebagian besar para pelaku usaha UMKM sudah banyak yang melakukan aktivitas
pencatatan dengan berbagai cara masing-masing. Ada yang menggunakan media buku
seadanya, ada yang menggunakan peralatan seadanya, dan ada juga yang sudah
menggunakan alat bantu teknologi komputer. Disatu sisi kita patut menghargai upaya-
upaya mereka walaupun masih dalam bentuk kegiatan yang sangat sederhana. Namun
demikian kegiatan-kegiatan pencatatan dengan berbagai bentuknya tersebut belum
banyak menimbulkan kemanfaatan bagi pemiliknya. Atau dengan kata lain belum dapat
menghasilkan informasi keuangan yang handal. Hal ini disebabkan bentuk-bentuk
pencatatan yang mereka lakukan sekedar mencatat hal-hal yang menurut mereka perlu
dicatat, dan bukan membuat informasi yang lebih menyeluruh. Akibatnya pencatatan
hanyalah informatif bagi para pencatatnya atau pemiliknya dan sangat tidak informatif
bagi orang lain yang membacanya.
Disisi lain kita melihat ada banyak fenomena yang barangkali mengundang kegelian
bagi kita di akuntansi. Para pedagang keliling yang memperdagangkan alat-alat rumah
tangga dari satu wilayah ke wilayah lain mereka dengan tertibnya melakukan
pencatatan atas barang-barang yang telah dijualnya kepada para ibu rumha tangga
secara kredit. Mereka sangat sadar dan menyadari sepenuhnya bahwa pencatatan akan
menjadi informasi utama bagi mereka untuk mengetahui berapa banyak barang yang
telah dijual secara kredit, berapa banyak barang atau pelanggan yang belum membayar,
berapa banyak piutang yang masih belum tertagih dan berapa banyak pelanggan yang
sudah melunasinya. Dalam akuntansi kita mengenal ada istilah UTANG DAN
PIUTANG, namun barangkali bagi para pedagang keliling tidak ada istilah itu, yang
dikenalnya dalam buku dan catatan mereka adalah “barang apa yang dijual kepada si
A?”, “berapa si A membeli, membayar dan berapa kurang membayarnya”.

Sementara itu sebagi perbandingan yang cukup mencolok, kita perhatikan para pemilik
usaha yang ada disekitar kita yang telah melakukan kegiatan usahanya dalam berbagai
bentuk usaha dan mereka sudah memiliki tempat usaha yang tetap dan tidak berpindah-
pindah. Apa yang mereka lakukan? Jika kita amati sebagian besar dari mereka maka
fenomena yang nampak akan terjadi sebaliknya. Hampir sebagian besar diantara pelaku
usaha yang sudah menetap tempat usahanya justru sama sekali tidak melakukan
pencatatan atas usahanya. Alasan mereka cukup sederhana yakni “untuk apa pencatatan
dilakukan, barang-barang dagangan bisa dihitung tanpa mencatat, tidak hilang karena
selalu ditunggui, dan pencatatan uang masuk dan uang keluar juga bisa selalu diingat-
ingat setiap harinya”. Jadi sama sekali mereka tidak memerlukan pencatatan, itulah
pendapat sebagian besar dari mereka.

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 17


Bagi para pelaku usaha disektor UMKM yang penting untuk kita gambarkan kepada
mereka adalah tentang pentingnya mencatat dua hal saja, yakni:
a. Mencatat barang-barang dagangan yang ada
b. Mencatat uang masuk dan keluar setiap harinya
Dengan demikian minimal risiko atas kehilangan barang, dan risiko atas kehilangan
uang usahanya bisa diatasi dengan dua kegiatan tersebut. Yang menjadi perhatian bagi
sebagain besar mereka adalah bisa mengetahui berapa barang yang telah terjual dan
berapa barang dagangan yang masih ada serta berapa jumlah uang yang masuk dan
uang yang keluar pada setiap harinya. Tidak usahlah terlalu rumit untuk memikirkan
yang lebih detil seperti menghitung laba atau rugi dari setiap transaksinya atau dari
seluruh transaksinya pada akhir periode. Yang penting bagi mereka adalah ada uang
ditangan yang sementara ini masih banyak dianggapnya sebagai LABA USAHA.
Oleh karena itu untuk memudahkan pemahaman mengenai bagaimana sebaiknya
kegiatan dan model akuntansi yang cocok untuk para pelaku usaha di sektor UMKM,
berikut penulis berikan gambaran model PENCATATAN USAHA BAGI UMKM
YANG BERBASIS TANPA DEBET DAN TANPA KREDIT, namun pada akhirnya
bisa tetap menghasilkan informasi keuangan yang memadahi dan cukup layak sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum maupun SAK-ETAP. Penulis tidak
mencoba mengkaburkan pentingnya akuntansi dan prinsip-prinsipnya, namun penulis
hanya semata-mata ingin memudahkan dan menyederhanakan hal-hal yang selama ini
dianggap miring, negatif, rumit, ruwet, kompleks dan berbiaya tinggi. Sehingga pada
akhirnya kita berharap para pelaku usaha bangkiut kesadarannya untuk memajukan
usahanya dengan memulai aktivitas tertib dana pencatatan, pembukuan dan akuntansi,
sehingga para pelaku usaha bisa semakin maju dengan informasi-informasi keuangan
yang dihasilkannya.

4. Praktik Pencatatan Sederhana UMKM


Berikut ini contoh kasus pada praktik pencatatan sederhana UMKM:
Wahid melakukan kerjasama dengan Diki untuk usaha perdagangan SEPATU, Wahid
sebagai pengelolanya, sedangkan Diki adalah pemodalnya. Besarnya modal usaha tunai
adalah Rp35.000.000, ditambah modal berupa sepeda motor pribadi untuk usaha senilai
Rp13.500.000. Bagi hasil usaha dilakukan setiap 1 bulan sekali, dengan komposisi Lilo
70%, dan Boni 30%.
Transaksi selama bulan Desember 2022 antara lain:

TGL KETERANGAN
1 Investasi modal awal sebesar Rp35.000.000
Penyerahan sepeda motor untuk usaha senilai Rp13.500.000 (umur ekonomis
1
5 tahun dengan nilai sisa Rp1.500.000)
3 Sewa kios selama 2 tahun dengan nominal Rp7.500.000
Beli 3 etalase Rp4.200.000 (Umur ekonomis 5 tahun dengan nilai sisa
5
Rp600.000)

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 18


TGL KETERANGAN
5 Beli alat-alat tulis Rp150.000
6 Beli sepatu wanita (SW) sebanyak 35buah @ Rp120.000
Beli kredit Sepatu Traveling (ST) sebanyak 35 buah @ Rp150.000 dengan
6
uang muka Rp1.500.000
6 Beli Sepatu Sekolah Remaja (SSR) sebanyak 75 buah @ Rp120.000
6 Beli Sepatu Sekolah Anak (SSA) sebanyak 75 buah @ Rp75.000
9 Bayar biaya transportasi Rp150.000
12 Jual SSR 25 buah @ Rp175.000
13 Jual SW 10 buah @ Rp160.000
16 Bayar biaya internet Rp300.000
Jual kredit SSA sebanyak 35 buah @ Rp110.000 dengan uang muka
17
Rp750.000
20 Bayar biaya servis motor Rp150.000
21 Jual ST sebanyak 15 buah @ Rp200.000
23 Jual SW sebanyak 15 buah @ Rp160.000 dengan diskon 5%
25 Bayar biaya listrik Rp150.000
26 Bayar tenaga lepas Rp225.000
31 Nilai penyusutan motor/bulan Rp200.000
31 Nilai penyusutan sewa tempat/bulan Rp312.500
31 Nilai penyusutan etalase/bulan Rp60.000

Diminta:
1) Praktikanlah pada lembar kerja format buku tabelaris menggunakan bantuan
spreadsheet (excel)!
2) Praktikanlah pada lembar kerja laporan keuangan neraca berbasis spreadsheet!
3) Praktikanlah pada lembar kerja laporan keuangan laba rugi berbasis spreadsheet!
4) Praktikanlah pada lembar kerja laporan keuangan arus kas berbasis spreadsheet!
5) Praktikanlah pada lembar kerja laporan keuangan perubahan ekuitas berbasis
spreadsheet!

Penjelasan format lembar kerja adalah sebagai berikut:


1. Kolom tanggal digunakan untuk mengisi tanggal transaksi
2. Kolom keterangan digunakan untuk mengisi uraian transaksi
3. Kolom neraca terbagi menjadi berikut:
a. Kolom aktiva
Kolom aktiva terbagi menjadi bagian berikut:
 Kas
 Piutang

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 19


 Persediaan (keterangan, stok, harga perunit, nilai)
 BDM (biaya dibayar dimuka)
 Aktiva tetap
b. Kolom pasiva
Terdiri dari bagian:
 Utang
 Modal (investasi dan laba rugi)
4. Kolom laba rugi terbagi menjadi berikut:
a. Nilai penjualan
b. Harga pokok penjualan (HPP)
c. Biaya-biaya
d. Pendapatan lain-lain

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 20


LEMBAR KERJA TABELARIS
Bulan: Desember 2020
NERACA
LAPORAN LABA (RUGI)
AKTIVA PASIVA
TGL KETERANGAN
PERSEDIAAN Aktiva Modal Nilai Biaya Pendapatan
Kas Piutang BDM Utang HPP
Ket Stok Harga Nilai Tetap Investasi Laba/Rugi PenJualan Biaya Lain-lain
SALDO AWAL BULAN - - - - - - - - - - - - - -

SALDO AKHIR BULAN - - SW - - - - - - - -


ST
SSR Jumlah laba -
SSA
NILAI PERSEDIAAN - JUMLAH LABA
CROSS CHECK (BALANCE) - -

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 21


Contoh cara menginput transaksi adalah sebagai berikut:
Transaksi tanggal 1 Desember 2022 adalah investasi modal awal Rp35 juta, transaksi ini dicatat dalam kolom kas (+) sebesar Rp35 juta dan di
kolom Investasi sebesar nilai yang sama.
NERACA
LAPORAN LABA (RUGI)
AKTIVA PASIVA
TGL KETERANGAN
PERSEDIAAN Aktiva Modal Nilai Biaya Pendapatan
Kas Piutang BDM Utang HPP
Ket Stok Harga Nilai Tetap Investasi Laba/Rugi PenJualan Biaya Lain-lain
SALDO AWAL BULAN - - - - - - - - - - - - - -
1 Investasi modal awal Rp35.000.000 35.000.000 35.000.000

Transaksi tanggal 3 Desember 2022 adalah pembayaran sewa kios untuk 2 tahun sebesar Rp7,5 juta, maka transaksi ini dicatat sebagai berikut:
3 Sewa kios selama 2 th: Rp 7,5jt (7.500.000) 7.500.000

Kemudian pada akhir periode dilakukan perhitungan jumlah barang dagangan hingga pada kolom persediaan akan nampak perhitungan berikut:
SALDO AKHIR BULAN 13.855.000 3.100.000 SW 10 120.000 1.200.000 7.187.500 17.440.000 3.750.000 48.500.000 2.532.500 15.105.000 ######## 1.697.500
ST 20 150.000 3.000.000
SSR 50 120.000 6.000.000 Jumlah laba 2.532.500
SSA 40 75.000 3.000.000
NILAI PERSEDIAAN 13.200.000 JUMLAH LABA
CROSS CHECK (BALANCE) 54.782.500 54.782.500

 Untuk dapat menemukan angka pada kolom stok barang sejumlah 10, 20, 50 dan 40, gunakan formula berikut:
=SUMIF($F$10:$F$32;F33;$G$10:$G$32)
 Untuk setiap kolom pada baris jumlah akhir jumlahkan dengan benar dan tepat, hingga diperoleh nilai laba rugi pada akhir bulan.
 Pada baris paling bawah lihatlah terdapat CROSS CHECK BALANCE, yang dipakai untuk melihat atau mengontrol keseimbangan jumlah
antara sisi AKTIVA DAN PASIVA NERACA.
 Setelah semua transaksi terinput dengan tepat dan benar, langkah berikutnya adalah menbuat atau membuka lembar kerja laporan keuangan
yang terdiri dari NERACA, LABA RUGI, ARUS KAS DAN PERUBAHAN EKUITAS, yang harus dilakukan satu demi satu.

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 22


Lembar kerja laporan keuangan NERACA adalah berikut ini:
UD WADI
NERACA
PER 31 DESEMBER 2022

KETERANGAN JUMLAH KETERANGAN JUMLAH


ASET KEWAJIBAN
ASET LANCAR KEWAJIBAN LANCAR
KAS UTANG
PIUTANG JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR -
PERSEDIAAN
BIAYA DIBYR DIMUKA
TOTAL ASET LANCAR -

ASET TETAP EKUITAS


KENDARAAN INVESTASI
AK.PENYUSUTAN KENDARAAN LABA(RUGI) BERJALAN
ETALASE LABA(RUGI) TAHUN LALU
AK.PENYUSUTAN ETALASE LABA YANG DIBAGI
- -

TOTAL ASET - TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS -

Lembar kerja laporan keuangan LABA-RUGI adalah berikut ini:


UD WADI
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK PERIODE YG BERAKHIR 31 DESEMBER 2022

KETERANGAN JUMLAH

PENJUALAN
PENDAPATAN LAIN-LAIN
TOTAL PENDAPATAN -
HARGA POKOK PENJUALAN
LABA KOTOR USAHA -

BIAYA-BIAYA USAHA
PEMBELIAN ATK
TRANSPORTASI
INTERNET
BIAYA SERVIS MOTOR
BIAYA LISTRIK
GAJI TENAGA LEPAS
BEBAN PENYUSUTAN KENDARAAN
BEBAN AMORTISASI SEWA TEMPAT
BEBAN PENYUSUTAN ETALASE
JUMLAH BIAYA USAHA -
LABA BERSIH USAHA -

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 23


Lembar kerja laporan keuangan LAPORAN ARUS KAS adalah berikut ini:
UD WADI
LAPORAN ARUS KAS
PER 31 DESEMBER 2022

KETERANGAN SUBJUMLAH JUMLAH


ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
- Pembayaran biaya dibayar dimuka
- Pengeluaran kas ke supplier/pihak lain
+ Penerimaan dari penjualan tunai
+ Penerimaan dari customer/pihak lain
Jumlah arus kas dari aktivitas operasi -
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
- Penambahan nilai aktiva tetap
+ Penurunan nilai aktiva tetap
Jumlah arus kas dari aktivitas investasi -
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
+ Penambahan modal
- Pengurangan modal
Jumlah arus kas dari aktivitas pendanaan -
Kenaikan (penurunan) bersih kas -
Kas awal periode
Kas akhir periode -

Lembar kerja laporan keuangan LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS adalah berikut


ini:
UD WADI
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
PERIODE 31 DESEMBER 2022

KETERANGAN SUBJUMLAH JUMLAH

SALDO AWAL
Laba(rugi) tahun lalu
Laba(rugi) periode berjalan
Investasi baru
Jumlah Penambahan modal -

Pengurangan Modal
Laba yang dibagi
Prive
-
SALDO AKHIR MODAL -

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 24


B. PENUGASAN
1. Selesaikanlah kasus diatas pada akuntansi tabelaris!
2. Susunlah laporan keuangan sederhana pada UMKM!
3. Praktikanlah kasus diatas pada Lembar Kerja yang disediakan dengan nama “Lembar
Kerja Tabelaris”!

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 25


BAGIAN 3

PEMBUKUAN TRANSAKSI USAHA

A. MATERI
1. Format Buku pada Jenis Transaksi
Format-format berikut ini dapat digunakan oleh UKM dalam mencatat setiap transaksi
keuangan yang kemudian dapat dijadikan bahan untuk membuat laporan keuangan.
Format ini terdiri atas: buku kas, buku pembelian tunai dan kredit, buku penjualan tunai
dan kredit, buku piutang dan buku utang. Kesemua buku tersebut memiliki hubungan
satu dengan yang lainnya.
a. Format Buku Kas
Tanggal Keterangan Penerimaan Pengeluaran Saldo

Jumlah
Yang dicatat pada buku ini adalah transaksi yang mengakibatkan kas bertambah
atau berkurang. Dengan format seperti ini, kita bisa melihat posisi kas yang kita
miliki secara cepat. Kita tinggal melihat kolom saldo dari pencatatan transaksi
terakhir. Selain itu, kita juga bisa mengawasi pemakaian kas agar dapat digunakan
secara efektif dengan melihat selisih penerimaan dan pengeluaran.
b. Format Buku Pembelian Tunai
Nama Toko Harga Beli
Tanggal Jumlah Barang Jumlah
dan Barang Satuan

Jumlah
Yang dicatat dalam buku ini adalah hanya setiap terjadi transaksi pembelian secara
tunai. Dengan melakukan pencatatan menggunakan format ini pada setiap
pembelian, kita dapat mencatat setiap pembelian secara lengkap. Kita juga dapat
melihat perubahan harga satuan barang sehingga baik untuk perencanaan pembelian
selanjutnya. Selanjutnya jumlah total pembelian tunai pada hari yang bersangkutan
kemudian dicatat pada buku kas kolom pengeluaran.
c. Format Buku Pembelian Kredit
Nama
No. Jumlah Harga Beli
Tanggal Toko dan Jumlah
Faktur Barang Satuan
Barang

Jumlah
Yang dicatat dalam buku ini adalah hanya setiap terjadi transaksi pembelian secara
kredit. Hampir sama dengan format diatas, transaksi pembelian juga dapat dicatat
secara lengkap. Bedanya jumlah total pembelian kredit pada hari yang bersangkutan
kemudian dicatat pada buku utang kolom kredit.

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 26


d. Format Buku Penjualan Tunai
Jumlah Harga Jual
Tanggal Nama Toko Jumlah
Barang Satuan

Jumlah
Yang dicatat dalam buku ini adalah setiap terjadi transaksi penjualan secara tunai.
Dengan format seperti ini, kita dapat melihat posisi penjualan produk kita. Jumlah
total penjualan tunai pada hari yang bersangkutan kemudian dicatat pada buku kas
kolom pendapatan.
e. Format Buku Penjualan Kredit
Jumlah Harga Jual
Tanggal Nama Toko Jumlah
Barang Satuan

Yang dicatat dalam buku ini adalah hanya setiap terjadi transaksi penjualan secara
kredit atau yang menimbulkan piutang. Jumlah total penjualan kredit pada hari yang
bersangkutan kemudian dicatat pada buku piutang kolom debit.
f. Format Buku Piutang
Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo

Jumlah
Yang dicatat dalam buku ini adalah setiap terjadi transaksi perusahaan
meminjamkan uang kepada pihak lain, rekapitulasi penjualan kredit harian, dan
pembayaran piutang oleh pihak lain (penjualan kredit dan pengembalian pinjaman).
Pada kolom keterangan kita mencatat dari siapa perusahaan menerima pembayar
piutang. Piutang bertambah dicatat pada kolom debet dan piutang berkurang dicatat
di kolom kredit.
g. Format Buku Utang
Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo

Jumlah
Yang dicatat dalam buku ini adalah setiap terjadi transaksi perusahaan meminjaman
uang dari pihak lain, rekapitulasi pembelian kredit harian, dan pembayaran utang
oleh perusahaan (pembelian kredit dan pengembalian pinjaman). Pada kolom
keterangan kita mencatat kepada siapa perusahaan membayar utang. Utang
bertambah dicatat pada kolom kredit dan utang berkurang dicatat di kolom debet.
Karena dalam proses pencatatan akuntansi setiap transaksi akan mempengaruhi
pencatatan pada buku yang lainnya, maka jika kita cermati kita akan melihat sebuah
keterkaitan antara buku yang satu dengan buku yang lain jika terjadi sebuah
transaksi usaha. Dengan berbekal pada catatan yang tertera pada tiap-tiap buku di

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 27


atas perusahaan sudah dapat membuat sebuah laporan keuangan secara sederhana
namun dapat diterima oleh pihak perbankan dalam proses pengajuan kredit usaha.

2. Merancang Kebutuhan Sistem Informasi Akuntansi Untuk UMKM


a. Program Komputer Akuntansi Terpadu
Program komputer akuntansi terpadu (integrated) merupakan sebuah program yang
dibuat untuk olah data akuntansi secara terpadu. Program ini terdiri dari: Jurnal
Umum (Ledger), Kas/Bank, Pembelian, Penjualan, Persediaan, dan fasilitas untuk
mencatat data pelanggan maupun pemasok. Modul tersebut bekerja secara terpadu
(integrated) dengan otomatisasi yang sangat tinggi.
b. Program Akuntansi Yang Ideal
Salah satu kekurangan program akuntansi yang dibuat massal adalah beberapa
fasilitas dan format laporan yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tentu
Anda bertanya, program akuntansi apa yang ideal bagi perusahaan? Jawabnya
adalah program yang dibuat khusus untuk keperluan perusahaan. Siapa yang
membuat? Bisa dilakukan oleh perusahaan itu sendiri atau memesan kepada pihak
luar yang mampu membuat program komputer akuntansi.
Manfaat pembuatan program akuntansi semacam ini adalah program dapat dibuat
sesuai kebutuhan. Hanya saja sisi kelemahan juga tidak sedikit, mulai dari biaya
pembuatan program yang relatif mahal hingga waktu uji coba yang cukup panjang.
Artinya, untuk memiliki program yang ideal, perlu biaya, waktu dan pengorbanan.
c. Excel untuk Akuntansi
Hambatan penggunaan program akuntansi masal diantaranya tidak tersedia fasilitas
dan laporan sesuai dengan format yang dibutuhkan. Membuat program akuntansi
sendiri, biaya relatif mahal. Alternatifnya adalah menggunakan program aplikasi
Excel untuk olah data akuntansi. Olah data akuntansi dengan Excel menurut hemat
penulis tetap mengikuti siklus akuntansi seperti akuntansi manual, namun tidak
serta merta sama persis seperti pada akuntansi manual. Otomatisasi siklus akuntansi
dengan Excel berawal dari jurnal tersebut. Laporan keuangan berupa neraca dan
laporan laba rugi serta buku besar secara otomatis sudah terisi. Dengan demikian
setiap transaksi secara otomatis akan dapat mempengaruhi neraca atau laporan laba
rugi setelah pajak.
Proses akuntansi ini tidak lagi memerlukan proses posting, pembuatan neraca lajur,
jurnal penyesuaian dan sejenisnya untuk menghasilkan neraca dan laporan laba rugi
setelah pajak. Anda juga tidak lagi direpotkan dengan penyusunan buku besar,
karena data historis setiap akun atau rekening sudah secara otomatis terisi melalui
jurnal transaksi. Konsep semacam ini bisa adopsi dari proses komputerisasi
program aplikasi akuntansi seperti DEA (DacEasy Accounting), MYOB
Accounting, Peachtree Accounting dan sejenisnya. Di pasaran banyak sekali
beredar software akuntansi, dari harga yang paling murah sampai dengan harga
yang paling mahal. Beberapa hal yang menyebabkan harga software tersebut
menjadi mahal antara lain:
1) kapasitas softwarenya besar
2) kehandalan software dalam olah data

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 28


3) kompleksitas sistem komputerisasinya
4) bersifat multi user
5) tidak mudah trouble

3. Praktik Pembukuan Transaksi Usaha


a. Informasi Umum Tentang UD MEBEL
“UD. Mebel” adalah sebuah perusahaan perseorangan yang memproduksi dan
sekaligus menjual hasil produksinya kepada masyarakat. Dana-dana yang berhasil
dikumpulkan dari UD. Mebel per 30 September 2022 sebagai berikut:
1) Saldo awal buku kas Rp 7.500.000
2) Saldo awal buku bank Rp 15.000.000
3) Saldo awal buku pembelian (bahan baku) Rp 6.250.000
4) Persediaan awal barang jadi Rp 5.000.000
5) Daftar aset/peralatan kerja yang dimiliki meliputi:
Tgl. Nomor Keluaran
Uraian Aktiva Harga Beli
Pembelian Bukti Tahun
1 2 3 4 5
15/01/2020 Kwt. No. 5 Tanah Luas 250 m2 - 150.000.000
02/05/2020 Bangunan Luas 150 m2 - 600.000.000
27/12/2021 Kwt. No. 9 Mobil Daihatsu Grandmax 2021 225.000.000
05/01/2022 Fakt. No. 25 1 Buah Mesin Potong 2020 3.750.000
10/03/2022 Fakt. No. 76 1 Buah Mesin Penghalus 2019 3.000.000
15/05/2022 Fakt. No. 23 1 Buah Mesin Kompresor 2018 4.500.000
20/05/2022 Fakt. No. 36 7 Buah Gergaji @Rp50.000,00 2015 525.000
03/06/2022 Fakt. No. 10 15 Buah Mesin Martil @Rp300.000,00 2016 6.750.000
03/06/2022 Fakt. No. 15 7 Buah Tang @Rp40.000,00 2016 420.000
15/07/2022 Fakt. No. 27 4 Buah Alat Semprot @Rp500.000,00 2017 3.000.000

JUMLAH 996.945.000

6) Akun yang digunakan meliputi:


No Akun
1 Kas
2 Bank
3 Piutang
4 Persediaan
5 Tanah
6 Bangunan
7 Mesin
8 Peralatan Kerja
9 Kendaraan
10 Akumulasi Penyusutan Aktiva
11 Hutang Dagang
12 Kewajiban Pajak Penghasilan

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 29


No Akun
13 Hutang pada BUMN Pembina
14 Hutang Bunga
15 Modal
16 Laba
17 Penjualan
18 Potongan Penjualan
19 Pembelian
20 Biaya Tenaga Kerja
21 Biaya Listrik
22 Biaya Telepon
23 Biaya Angkut Barang
24 Biaya Penyusutan Aktiva
25 Biaya Pajak Penghasilan

b. Transaksi yang terjadi pada UD. Mebel selama bulan Oktober 2022 sebagai
berikut:
1) Transaksi Bulan Oktober 2022:
No Tanggal Transaksi Keterangan
1 01 Desember 2022 Diterima pinjaman dari BUMN sebesar Rp.15.000.000,00 dengan
nomor bukti BKM-12/01
(B. Kas, Daftar Angsuran Pinjaman)

2 02 Desember 2022 Dijual secara tunai 6 set meja kursi kepada ibu Sinta sebesar
Rp.13.500.000,00 dengan nomor bukti BKM-12/02 dan NT-12/01
(B.Kas, B. Penjualan)

3 02 Desember 2022 Dibayar biaya angkut barang sebesar Rp.75.000,00 kepada biro jasa
angkut dengan nomor bukti BKK-12/01
(B. Kas, B. Biaya)

4 03 Desember 2022 Dibeli bahan baku kayu balok sebanyak 6 dari Toko Kayu Hias di Jl.
Ir. Juanda No. 47 Surakarta berdasarkan faktur F-017 sebesar
Rp.2.250.000,00 dengan tanggal jatuh tempo 2 Januari 2023
(B.Pemb. Kredit, B. Produksi)

5 05 Desember 2022 Dibeli bahan baku kayu balok 3 secara tunai dari Toko Kayu Hias
senilai Rp.1.125.000,00 dengan nomor bukti BKK-12/02.
Pembayaran dilakukan melalui transfer bank
(B.Bank, B.Pemb, B.Produksi)

6 05 Desember 2022 Dijual secara kredit 6 set almari kepada Andiko Sukoharjo seharga
Rp.7.200.000,00 berdasarkan faktur nomor F-12/01 dengan jatuh
tempo tanggal 04 Januari 2022
(B.Penjualan Kredit)

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 30


No Tanggal Transaksi Keterangan
7 05 Desember 2022 Dibayar angsuran pinjaman ke BUMN sebesar Rp.458.250,00
dengan nomor bukti BKK-12/03. Pembayaran dilakukan melalui
transfer Bank.
(B.Bank, Daftar Angsuran Pinjaman)

8 08 Desember 2022 Dibeli secara kredit bahan penolong (plitur) sebanyak 15 kaleng dari
toko bellato Jl. Slamet 17 Surakarta sebesar Rp.1.575.000,00
berdasarkan faktur nomor F-023 dengan batas waktu pembayaran
tanggal 7 Januari 2023
(B.Pemb.Kredit, B.Produksi)

9 08 Desember 2022 Dibeli secara kredit 9 kayu balok dari Toko Indah di jalan palem 3
Surakarta berdasarkan faktur No. F-020 senilai Rp.3.375.000,00
dengan termin per 7 Januari 2023
(B.Pemb.Kredit, B.Produksi)

10 10 Desember 2022 Dibeli bahan baku kayu balok sebanyak 4 secara tunai dari Toko
Kayu Hias berdasarkan faktur No. F-020 sebesar RP.1.500.000,00.
Nomor bukti transaksi BKK-12/04
(Buku Kas, B.Pembelian, B.Produksi)

11 10 Desember 2022 Dibeli secara tunai bahan penolong (cat, paku, amplas, dll) dari toko
santosa dengan bukti kuitansi No. F-026 sebesar Rp. 150.000,00.
Nomor bukti transaksi BKK-12/05
(Buku Kas, B.Pembelian, B.Produksi)

12 15 Desember 2022 Dijual 7 buah almari kepada bapak Anton secara tunai sebesar Rp.
5.250.000,00 dengan nomor bukti BKM-12/03 dan NT-12/02.
Pembayaran dilakukan melalui transfer bank.
(B.Bank, B.Penjualan)

13 17 Desember 2022 Dibeli 7 bahan baku kayu jati dari Toko Kayu Hias seharga Rp.
10.500.000,00 berdasarkan faktur No. F-018 dengan jatuh tempo
tanggal 16 Januari 2023
(B.Pemb.Kredit, B.Produksi)

14 20 Desember 2022 Dijual secara kredit 4 set meja kursi kepada Candra Surakarta sebesar
Rp. 4.500.000,00 dengan nomor bukti FJ-12/02
(B.Penjualan Kredit)

15 25 Desember 2022 Dijual 8 set meja makan secara tunai kepada bapak Hani dengan
harga Rp. 12.000.000,00 berdasarkan nomor bukti BKM-12/04 dan
NT-12/03
(B.Kas, B.Penjualan)

16 27 Desember 2022 Dibeli 5 kaleng cat dari toko bellato secara tunai sebesar Rp.
187.500,00 berdasarkan faktur Nomor F-028 dan nomor bukti BKK-
12/06
(B.Kas, B.Pembelian, B.Produksi)

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 31


No Tanggal Transaksi Keterangan

17 28 Desember 2022 Dijual 2 set meja makan kepada Ahmad Maulana berdasarkan faktur
No. F-12/03 senilai Rp. 15.000.000,00 dengan termin per 27 Januari
2023
(B.Penjualan Kredit)

18 30 Desember 2022 Dibayar gaji 5 orang karyawan sebesar Rp. 16.350.000,00


berdasarkan bukti nomor BKK-12/07, rincian terlampir.
(B.Kas, B.Produksi, Daftar Gaji)

19 30 Desember 2022 Dibayar kewajiban pajak penghasilan melalui bank sebesar Rp.
520.390,00 dengan nomor bukti BKK-12/08
(Buku Bank, Buku Biaya)

20 30 Desember 2022 Dibayar listrik kepada PT PLN sebesar Rp. 750.000,00 dengan
nomor bukti BKK-12/09
(B.Kas, B.Produksi)

21 30 Desember 2022 Dibayar kepada TELKOM sebesar Rp. 165.000,00 dengan nomor
bukti BKK-12/10
(B. Kas, B.Biaya)

22 30 Desember 2022 Beban Penyusutan Aset bulan Oktober sebesar Rp. 5.232.813,00
dengan nomor memo MM-12/01
(B.Biaya)
2) Biaya gaji yang terjadi selama bulan Oktober adalah sebagai berikut:
Tanggal No. Bukti Uraian Jumlah Bayar
1 2 3 4 5
31 Desember 2022 Kuitansi No. 24 Misbah 3.750.000 3.750.000
31 Desember 2022 Kuitansi No. 25 Diki 3.150.000 3.150.000
31 Desember 2022 Kuitansi No. 26 Rindho 3.150.000 3.150.000
31 Desember 2022 Kuitansi No. 27 Usman 3.150.000 3.150.000
31 Desember 2022 Kuitansi No. 28 Endri 3.150.000 3.150.000
Jumlah 16.350.000 16.350.000

3) Persediaan Akhir Bahan Baku adalah sebesar Rp. 1.125.000,00


4) Persediaan Akhir Barang Jadi adalah sebesar Rp 17.927.513,00

B. PENUGASAN
1. Selesaikanlah kasus diatas pada lembar kerja berbasis excel!
2. Praktikanlah kasus diatas pada Lembar Kerja yang disediakan dengan nama “Lembar
Kerja Pembukuan Transaksi”!

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 32


BAGIAN 4

SIKLUS AKUNTANSI

A. MATERI
1. Ruang Lingkup Laporan Keuangan
Setelah melakukan pencatatan setiap transaksi selama satu periode tertentu, langkah
selanjutnya adalah menyusun laporan keuangan dengan berdasarkan pada jurnal atau
buku-buku pencatat transaksi usaha.Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan
mengenai informasi kinerja keuangan selama periode tertentu. Informasi tersebut
digunakan oleh pihak intern dan pihak ekstern perusahaan. Bagi pihak intern, laporan
keuangan berguna untuk menilai kinerja keuangan perusahaan selama satu periode
pencatatan yang kemudian dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Keputusan
ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka
dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti
manajemen.
Sedangkan bagi pihak ekstern, laporan keuangan digunakan salah satunya sebagai dasar
pemberian kredit pinjaman modal untuk perusahaan. Laporan keuangan dapat dibuat
secara mingguan, bulanan, triwulanan atau tahunan. Perusahaan yang baik, minimal
akan membuat laporan keuangan minimal secara bulanan. Menurut Standar Akuntansi
Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, tujuan laporan keuangan
adalah meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan
ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai
dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh
keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi
nonkeuangan.
Komponen laporan keuangan meliputi Neraca (Balance Sheet), Laporan Laba/Rugi
(Income Statement), Laporan Perubahan Modal (Statement of Changes of Equity),
Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow), dan Catatan Atas Laporan Keuangan
(Notes of Financial Statement). Namun bagi usaha mikro dan kecil, laporan keuangan
yang perlu disusun hanyalah dua komponen saja, yaitu Neraca (Balance Sheet),
Laporan Laba/Rugi (Income Statement). Dengan menyusun laporan keuangan dan
memahami isi dari laporan keuangan, diharapkan akan dapat membantu pengusaha
dalam membuat keputusan dalam mengembangkan usaha, baik keputusan investasi
maupun keputusan untuk mengajukan kredit usaha.

2. Jurnal Umum dan Khusus


Terdapat beberapa jurnal khusus dan umum yang digunakan untuk pencatatan transaksi
pada sebuah usaha, jurnal tersebut antara lain:
a. Jurnal Pembelian

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 33


Jurnal pembelian adalah suatu catatan jurnal yang dimanfaatkan untuk mencatat
berbagai transaksi pembelian.
Sama seperti transaksi penjualan yang dicatat dengan menggunakan jurnal
penjualan, maka pada transaksi pembelian pun dicatat dengan menggunakan jurnal
pembelian. Baik itu untuk pembelian yang dilakukan secara kredit, tunai, diskon,
atau potongan pembelian. contoh format jurnal pembelian adalah sebagai berikut:

b. Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang digunakan untuk menyimpan transaksi
penjualan terperinci.
Tujuan utamanya adalah untuk meringkas informasi transaksi bervolume tinggi dari
buku besar umum, sehingga menyederhanakan buku besar.
Informasi berikut adalah biasanya disimpan dalam jurnal penjualan untuk setiap
transaksi penjualan:
• Tanggal Transaksi
• Nomor Bukti
• Deskripsi
• Jumlah Penjualan/Nilai Transaksi
Pada dasarnya, jurnal penjualan hanya mencatat piutang; ini berarti bahwa
penjualan yang dilakukan secara tunai tidak dicatat dalam jurnal penjualan.
Sebuah penjualan yang dibuat dengan uang tunai akan dicatat dalam jurnal
penerimaan kas. Namun terkadang pada prakteknya masih ada yang mencatatkan
dan menggabungkan penjualan tunai dalam jurnal penjualan.
Berikut ini contoh format jurnal penjualan:

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 34


c. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas adalah contoh jurnal khusus perusahaan dagang atau
manufaktur di mana penjualan tunai dicatat.
Jurnal ini digunakan untuk membongkar volume transaksi dari buku besar, di mana
hal itu mungkin akan mengacaukan laporan dalam buku besar dan jurnal umum.
Jurnal ini berisi komponen-komponen berikut:
• Tanggal
• Nama Pelanggan
• Identifikasi penerimaan uang tunai
Kolom debit dan kredit untuk mencatat kedua sisi setiap entri; entri normal adalah
debit untuk uang tunai dan kredit untuk penjualan.
Mungkin ada banyak entri tambahan dalam jurnal ini, tergantung pada frekuensi
penerimaan uang tunai dari pelanggan. Saldo dalam jurnal penerimaan kas secara
teratur diringkas menjadi jumlah agregat dan diposting ke buku besar.
Jika seseorang perlu menyelidiki penerimaan kas spesifik, mereka mungkin
memulai dari buku besar dan kemudian pindah ke jurnal penerimaan kas.
Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat semua transaksi yang
berhubungan dengan penerimaan uang.
Jika jurnal sebelumnya digunakan untuk pencatatan transaksi kredit, maka jurnal
penerimaan kas difungsikan untuk transaksi secara tunai.
Transaksi yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas antara lain, penjualan tunai,
penerimaan pelunasan utang, retur pembelian secara tunai dan penerimaan
pendapatan.
Berikut ini contoh format jurnal penerimaan kas:

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 35


d. Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal pengeluaran kas berfungsi untuk mencatat semua transaksi yang
berhubungan dengan pengeluaran uang. Jurnal ini akan mencatat secara terperinci
contoh transaksi secara tunai perusahaan dagang.
Transaksi yang termasuk ke dalam jurnal pengeluaran kas antara lain, pembelian
secara tunai, pelunasan utang, retur penjualan, pembayaran beban dan pengambilan
uang tunai untuk pribadi.
Semua arus kas masuk dicatat dalam jurnal lain yang dikenal sebagai jurnal
penerimaan kas. Contoh umum arus kas keluar dalam bisnis adalah seperti di bawah
ini:
1) Pembayaran kas untuk pembelian tunai.
2) Pembayaran kas untuk pembelian kredit sebelumnya seperti pembayaran hutang
atau kreditor
3) Pembayaran kas untuk berbagai biaya seperti sewa, iklan, upah dan gaji dll.
4) Pembayaran kas untuk pembelian aset berwujud atau tidak berwujud.
5) Pengembalian kas untuk barang yang dikembalikan oleh pelanggan.
6) Pada transaksi online pengeluaran kas terjadi apabila perusahaan mengeluarkan
kas untuk membayar ongkos kirim terlebih dahulu kepada kurir.
Setiap perusahaan dapat merancang jurnal khusus sesuai dengan kebutuhan
perusahaannya. Oleh karena itu, jurnal dalam suatu perusahaan akan berbeda
dengan perusahaan yang lain.
Akan tetapi, jika perusahaan tersebut sejenis ada kemungkinan jurnal yang
dirancang mempunyai bentuk yang sama. Berikut ini contoh format jurnal
pengeluaran kas:

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 36


e. Jurnal Umum
Jurnal umum adalah alat pencatatan transaksi yang paling sederhana, dapat kita
temui pada berbagai jenis perusahaan mulai dari perusahaan jasa, dagang, dan
manufaktur. Setiap transaksi dicatat dalam jurnal ini tanpa membedakan bentuk
transaksinya. Jurnal umum cocok dipakai pada perusahaan yang memiliki jumlah
transaksi yang sedikit.
Jurnal umum merupakan jurnal yang berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi
yang tidak dapat dicatat dalam jurnal khusus. Transaksi yang biasa dicatat dalam
jurnal umum meliputi:
 Retur pembelian atau pengurangan harga yang berasal dari pembelian kredit.
 Retur penjualan atau pengurangan harga yang bersumber dari penjualan kredit.
 Transaksi-transaksi intern seperti jurnal untuk pembetulan kesalahan, jurnal
untuk penyesuaian , jurnal untuk penutupan , dan jurnal untuk pembalikan.
Berikut ini contoh format jurnal umum:

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 37


3. Jenis Laporan Keuangan
a. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba/ Rugi adalah adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi
perusahaan selama periode tertentu. Tujuan dibuatnya laporan ini adalah untuk
mengetahui hasil kinerja operasi perusahaan, untung atau rugi. Yang disusun dalam
laporan laba/ rugi adalah penjualan bersih dan biaya yang dikeluarkan selama
periode tertentu. Perusahaan dikatakan untung apabila total pendapatan lebih besar
dari total biaya dan dikatakan rugi apabila total pendapatan lebih kecil dari total
biaya. “Kegunaan laporan laba/rugi adalah untuk mengevaluasi kinerja masa lalu
perusahaan, memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan, dan
membantu menilai resiko ketidakpastian arus kas.” Berikut adalah contoh Laporan
Laba/Rugi secara sederhana:

Langkah pengisian pada Laporan Laba Rugi adalah memasukkan nilai nominal
pada sel yang telah diberi warna sesuai dengan akun yang telah tersedia. Nominal
yang dimasukkan diambil dari Neraca Saldo, dengan cara klik sama dengan (=)
kemudian masuk ke sheet NS lalu klik nominal yang dimaksud.

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 38


Hasil input dari
Sheet NS

Perhatikan keterangan pada bagian Harga Pokok Penjualan, untuk persediaan awal
dan persediaan akhir pastikan nominal yang diinput sesuai.
b. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang memperlihatkan harta, utang, dan modal
perusahaan pada waktu tertentu secara seimbang. Neraca dapat dikatakan seimbang
apabila harta perusahaan jumlahnya sama dengan utang yang ditambah modal
(Harta = Utang + Modal). “Neraca digunakan untuk tingkat pengembalian dan
mengevaluasi struktur modal perusahaan. Selain itu, neraca juga dapat digunakan
untuk menilai likuiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas keuangan perusahaan”.
Berikut adalah contoh neraca secara sederhana:

Untuk pengisian Laporan Posisi Keuangan caranya hampir sama dengan Laporan
Laba Rugi yaitu dengan klik sama dengan kemudian masuk pada sheet NS dan pilih
nominalnya. Untuk akun Persediaan & Laba caranya sedikit berbeda. Nominal
Persediaan adalah hasil penjumlahan bahan baku akhir ditambah barang jadi akhir,
sedangkan Laba adalah hasil dari Laba Bersih pada Laporan Laba Rugi. Untuk
akun kontra seperti Akumulasi Penyusutan Aktiva jangan lupa untuk diberi tanda
negatif di awal karena bersifat mengurangi.

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 39


4. Praktik Siklus Akuntansi Sederhana
Sebelum menginput transaksi ke dalam jurnal, terlebih dulu kita isi saldo awal
perusahaan dalam Neraca Saldo awal perusahaan.
Neraca Saldo Awal:

UD MODERN FURNITURE
NERACA SALDO
Per 30 November 2022
SALDO
NO AKUN
DEBET KREDIT
1 Kas 7.500.000
2 Bank 15.000.000 Hasil dari bahan
3 Piutang baku awal
4 Persediaan 11.250.000
ditambah barang
5 Tanah 150.000.000
6 Bangunan 600.000.000
7 Mesin 15.750.000
8 Peralatan Kerja 2.925.000
9 Kendaraan 225.000.000
10 Akumulasi Penyusutan Aktiva
11 Hutang Dagang
12 Kewajiban Pajak Penghasilan
13 Hutang pada BUMN Pembina
14 Hutang Bunga
15 Modal 1.027.425.000
16 Laba
17 Penjualan
18 Potongan Penjualan
19 Pembelian
Hasil seluruh
20 Biaya Tenaga Kerja
jumlah saldo awal
21 Biaya Listrik
22 Biaya Telepon pada kolom Debet
23 Biaya Angkut Barang
24 Biaya Penyusutan Aktiva
25 Biaya Pajak Penghasilan

TOTAL 1.027.425.000 1.027.425.000


TRANSAKSI
No Tanggal Transaksi Keterangan
1 01 Desember 2022 Diterima pinjaman dari BUMN sebesar Rp.15.000.000,00 dengan
nomor bukti BKM-12/01 (Kas Masuk)

2 02 Desember 2022 Dijual secara tunai 6 set meja kursi kepada ibu Sinta sebesar
Rp.13.500.000,00 dengan nomor bukti BKM-12/02 dan NT-12/01
(Kas Masuk)

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 40


No Tanggal Transaksi Keterangan
3 02 Desember 2022 Dibayar biaya angkut barang sebesar Rp.75.000,00 kepada biro
jasa angkut dengan nomor bukti BKK-12/01 (Kas Keluar)

4 03 Desember 2022 Dibeli bahan baku kayu balok sebanyak 6 dari Toko Kayu Hias di
Jl. Ir. Juanda No. 47 Surakarta berdasarkan faktur F-017 sebesar
Rp.2.250.000,00 dengan tanggal jatuh tempo 2 Januari 2023
(Pembelian)

5 05 Desember 2022 Dibeli bahan baku kayu balok 3 secara tunai dari Toko Kayu Hias
senilai Rp.1.125.000,00 dengan nomor bukti BKK-12/02.
Pembayaran dilakukan melalui transfer bank (Kas Keluar)

6 05 Desember 2022 Dijual secara kredit 6 set almari kepada Andiko Sukoharjo seharga
Rp.7.200.000,00 berdasarkan faktur nomor F-12/01 dengan jatuh
tempo tanggal 04 Januari 2022 (Penjualan)

7 06 Desember 2022 Dibayar angsuran pinjaman ke BUMN sebesar Rp.458.250,00


dengan nomor bukti BKK-12/03. Pembayaran dilakukan melalui
transfer Bank (Kas Keluar)

8 08 Desember 2022 Dibeli secara kredit bahan penolong (plitur) sebanyak 15 kaleng
dari toko bellato di Jl. Slamet 17 Surakarta sebesar
Rp.1.575.000,00 berdasarkan faktur nomor F-023 dengan batas
waktu pembayaran tanggal 7 Januari 2023 (Pembelian)

9 08 Desember 2022 Dibeli secara kredit 9 kayu balok dari Toko Indah di jalan palem
3 Surakarta berdasarkan faktur No. F-020 senilai Rp.3.375.000,00
dengan termin per 7 Januari 2023 (Pembelian)

10 10 Desember 2022 Dibeli bahan baku kayu balok sebanyak 4 secara tunai dari Toko
Kayu Hias berdasarkan faktur No. F-020 sebesar Rp.1.500.000,00.
Nomor bukti transaksi BKK-12/04 (Kas Keluar)

11 10 Desember 2022 Dibeli secara tunai bahan penolong (cat, paku, amplas, dll) dari
toko santosa dengan bukti kuitansi No. F-026 sebesar Rp.
150.000,00. Nomor bukti transaksi BKK-12/05 (Kas Keluar)

12 15 Desember 2022 Dijual 7 buah almari kepada bapak Anton secara tunai sebesar Rp.
5.250.000,00 dengan nomor bukti BKM-12/03 dan NT-12/02.
Pembayaran dilakukan melalui transfer bank. (Kas Masuk)

13 17 Desember 2022 Dibeli 7 bahan baku kayu jati dari Toko Kayu Hias seharga Rp.
10.500.000,00 berdasarkan faktur No. F-018 dengan jatuh tempo
tanggal 16 Januari 2023 (Pembelian)

14 20 Desember 2022 Dijual secara kredit 4 set meja kursi kepada Candra Surakarta
sebesar Rp. 4.500.000,00 dengan nomor bukti FJ-12/02
(Penjualan)

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 41


No Tanggal Transaksi Keterangan
15 25 Desember 2022 Dijual 8 set meja makan secara tunai kepada bapak Hani dengan
harga Rp. 12.000.000,00 berdasarkan nomor bukti BKM-12/04
dan NT-12/03 (Kas Masuk)

16 27 Desember 2022 Dibeli 5 kaleng cat dari toko bellato secara tunai sebesar Rp.
187.500,00 berdasarkan faktur Nomor F-028 dan nomor bukti
BKK-12/06 (Kas Keluar)

17 28 Desember 2022 Dijual 2 set meja makan kepada Ahmad Maulana berdasarkan
faktur No. F-12/03 senilai Rp. 15.000.000,00 dengan termin per
27 Januari 2023 (Penjualan)

18 30 Desember 2022 Dibayar gaji 5 orang karyawan sebesar Rp.16.350.000,00


berdasarkan bukti nomor BKK-12/07 (Kas Keluar)

19 30 Desember 2022 Dibayar kewajiban pajak penghasilan melalui bank sebesar Rp.
520.390,00 dengan nomor bukti BKK-12/08 (Kas Keluar)

20 30 Desember 2022 Dibayar listrik kepada PT PLN sebesar Rp. 750.000,00 dengan
nomor bukti BKK-12/09 (Kas Keluar)

21 30 Desember 2022 Dibayar biaya telepon bulan Oktober kepada TELKOM sebesar
Rp. 165.000,00 dengan nomor bukti BKK-12/10 (Kas Keluar)

22 30 Desember 2022 Beban Penyusutan Aset bulan Oktober sebesar Rp. 5.232.813,00
dengan nomor memo MM-12/01 (Umum)

B. PENUGASAN
1. Praktikanlah kasus siklus akuntansi diatas pada aplikasi berbasis spreadsheet!
2. Kerjakan pada lembar kerja berbasis spreadsheet dengan nama “Lembar Kerja Siklus
Akuntansi”!

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 42


BAGIAN 5

KEWAJIBAN PERPAJAKAN UMKM

A. MATERI
1. Ruang Lingkup Perpajakan UMKM
a. Gambaran Tentang Pajak UMKM
Untuk lebih memudahkan pemahaman tentang pajak, berikut ini adalah skema
dasar pembahasan masalah perpajakan khususnya untuk UMKM.

Selama ini, negara kita memiliki pendapatan melalui 2 sumber, yang pertama
BUMN (badan usaha milik negara) dan kedua adalah pajak. BUMN sendiri tidak
semuanya memberikan keuntungan, beberapan BUMN setiap tahun mengalami
kerugian yang tidak sedikit. Karenanya, dengan jumlah penduduk indonesia yang
demikian besar, maka pendapatan negara melalui jalur pajak merupakan potensi
besar yang selama ini maksimal. Karenanya selama beberapa tahun terakhir dinas
perpajakan terus melakukan pembenahaan diri. Memang semuanya kini lebih
praktis dan terkomputerisasi.
Oleh karena itu, dinas perpajakan getol mengampanyekan wajib pajak ke
masyarakat. Karenanya bagi Anda yang memiliki penghasilan, entah melalui
bekerja dengan orang lain, terlebih memiliki usahan sekalipun kecil, maka
sebaiknya mulailah untuk mengenal dan mengikuti ketentuan akan persoalan yang
satu ini. Ilmu dalam perpajakan sendiri sangat luas dan cukup kompleks, namun
pada modul ini hanya akan fokus berkaitan dengan usaha kecil dan kewajibannya.
1) Pajak
Sebagaiman disebutkan pada pasal 1 angka 1 UU KUP, pajak adalah kontribusi
wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.

Pada saat yang sama angka 2 UU KU, maka ditambahkan yang disebut dengan
wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 43


Sederhananya, setiap orang pada dasarnya sudah dapat di kategorikan sebagai
subjek pajak, dan akan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan
perpajakan pada saat seseorang terdaftar dalam tata usaha kantor pelayanan
pajak. Kemudian akan disebut sebagai wajib pajak terdaftar dan diberikan
nomor pokok wajib pajak (NPWP).
2) NPWP
Pada pasal 1 angka 6 UU KUP, NPWP adalah nomor yang diberikan kepada
wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan
sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakan. Untuk mendapatkan NPWP caranya sangat mudah,
cukup dengan membawa foto kopi KTP dan daftarkan diri di kantor pelayanan
pajak. Selanjutnya Anda akan mendapatkan kartu NPWP dengan nomor
sebanyak 15 digit yang tertera di dalamnya beserta beberapa identitas diri Anda.
Selain kartu, Anda juga akan mendapatkan SKT yakni surat keterangan yang
didalamnya terdapat informasi berkaitan dengan kewajiban perpajakan bagi
Anda sebagai wajib pajak. Anda bisa mendaftarkan diri sebagai pribadi, juga
atas nama badan usaha untuk mendapatkan NPWP.
Dengan giatnya untuk menambah kas negara melalui jalur pajak, maka sekarang
ini tidak sedikit petugas pajak yang turun langsung ke lapangan. Jika Anda telah
memenuhi syarat ber-NPWP namun ternyata belum memilikinya, maka akan
diterbitkan NPWP yang disebut NPWP secara jabatan. Pemberian NPWP secara
langsung sekalipun wajib pajak tidak mengajuka pembuatan NPWP.
Karenanya, setelah Anda memiliki sebuah usaha (atau pekerjaan lain yang
memberikan penghasilan) maka langkah pertama yang harus Anda lakukan
adalah mendaftarkan diri ke kantor pelayanan pajak untuk mendapatkan NPWP.
Karena jangka waktu pendaftaran NPWP juga ditentukan yakni:
 Bagi wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas, dan wajib pajak badan, wajib mendaftarkan diri paling lambat 1 bulan
setelah saat usaha mulai dijalankan.
 Wajib pajak orang pribadi yang tidak menjalankan suatu usaha atau tidak
melakukan pekerjaan bebas, apabila jumlah penghasilannya sampai dengan
suatu bulan yang disetahunkan telah melebihi penghasilan tidak kena pajak,
wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya.
Setelah Anda terdaftar dengan memiliki NPWP, maka Anda wajib untuk
memberikan laporan atas aktivitas usaha Anda dalam kaitannya dengan pajak.
Salah satu yang paling utama adalah laporan berkaitan dengan penghasilan
usaha.
3) Pajak Penghasilan (akan dijelaskan secara rinci pada sub bab dibawah)
4) Subjek dan Objek Pajak
a) Subjek Pajak
Siapa yang disebut dengan subjek pajak.
 Orang Pribadi, warisan yang belum terbagi.
 Badan:

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 44


i. PT, CV, Perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan
bentuk apa pun.
ii. Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan,
Yayasan, Organisasi Masa, Organisasi Sosial Politik, atau organisasi
sejenis.
iii. Lembaga dan bentuk badan lainnya.
 Bentuk Usaha Tetap (BUT)
b) Objek Pajak
Sementara yang disebut objek pajak adalah penghasilan, yang dalam
pengertiannya adalah:
1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, honorarium, komisi,
bonus, gratifikasi, uang pensiun atau imbalan dalam bentuk lainnya,
kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini.
2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan.
3. Laba usaha.
4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta,
termasuk:
a. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,
persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal.
b. Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan
lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu
atau anggota.
c. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan atau pengambilalihan usaha.
d. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau
sumbangan, kecuali diberikan kepada keluarga sedarah dalam
garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau
bdan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk
koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang
tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau
penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan
sebagai biaya.
6. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan lain karena jaminan
pengembalian utang.
7. Deviden, dengan nama dan bentuk apa pun, termasuk deviden dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa
hasil usaha koperasi.
8. Royalti.
9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 45


11. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan
jumlah tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
12. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing.
13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
14. Premi akuntansi.
15. Iuran yang diterima atau diperoleh dari anggotanya yang terdiri dari
wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
16. Tambahan kekayaan netto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak.
Penghasilan tersebut dapat dikelompokkan menjadi:
1. Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan
bebas, seperti gaji, honorarium, penghasilan dari praktik dokter,
notaris, aktuaris, akuntan, pengacara dsb.
2. Penghasilan dari usaha atau kegiatan.
3. Penghasilan dari modal atau penggunaan harta, seperti sewa, bunga,
deviden, royalti, keuntungan dari penjualan harta yang tidak
digunakan dan sebagainya.
4. Penghasilan lain-lain, yaitu penghasilan yang tidak dapat
diklasifikasikan ke dalam salah satu dari tiga kelompok penghasilan
di atas, seperti:
a. Keuntungan karena pembebasan utang.
b. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing.
c. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
d. Hadiah undian.
Laba usaha tertera sebagai salah satu objek pajak, berikutnya pembahasan
berkaitan dengan laporan keuangan atau pembukuan dalam laporan pajak.

b. Kategori UMKM sebagai Dasar Pengenaan Pajak


Tidak semua usaha dapat dikategorikan UMKM. Ada kriteria tertentu jenis usaha
itu termasuk tergolong sebagai UMKM.
Golongan UMKM ini pun harus dilihat dari berbagai aspek, mulai dari jumlah
pendapatan usahanya, hingga bagaimana operasional dari bisnis tersebut.
Berikut kategori usaha yang tergolong sebagai UMKM:
1) Kategori UMKM Berdasarkan Omzet
2) Kategori UMKM Berdasarkan Skala Usaha
Kategori UMKM juga dapat dibedakan berdasarkan skala usahanya,
diantaranya:
a) Kategori Usaha Mikro
 Tempat usaha tidak menetap atau bisa berpindah-pindah
 Jenis produk yang dijual dapat berubah sewaktu-waktu
 Belum memiliki izin usaha
 Tidak memiliki NPWP
 Belum melakukan pencatatan keuangan

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 46


 Masih mencampur keuangan pribadi dan hasil usaha
 Belum ada akses ke bank, tapi memanfaatkan pinjaman non-bank
b) Kategori Usaha Kecil
 Tempat usaha sudah menetap
 Jenis produk yang dijual tidak mudah berubah
 Sudah memiliki pengalaman berusaha
 Memiliki izin usaha
 Memiliki NPWP
 Mengelola administrasi keuangan sederhana
 Memisahkan keuangan pribadi dan uang hasi usaha
 Dapat mengakses modal ke bank maupun non-bank
c) Kategori Usaha Menengah
 Tempat usaha sudah menetap
 Jenis produk sudah tetap
 Memiliki NPWP perusahaan
 Memiliki izin usaha atau mendirikan perusahaan
 Punya SDM yang berpendidikan
 Memiliki manajemen SDM sesuai fungsi dan tugas masing-masing
 Melakukan administrasi keuangan dengan sistem akuntansi
 Memiliki akses modal ke perbankan maupun non-bank
 Melakukan pengelolaan organisasi perburuhan
c. Kewajiban Pajak UMKM
Seperti yang sempat disinggung di atas, bahwa status usaha yang dijalankan
memiliki kewajiban pajak yang berbeda.
Tentu saja, di sini tidak membicarakan untuk kategori jenis usaha mikro, karena
usaha mikro jelas-jelas bukan merupakan objek/subjek pajak.
Sehingga tidak memiliki kewajiban perpajakan atau tidak dikenakan pajak.
Tapi, yang menjadi target pajak adalah jenis Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
dengan ketentuan jumlah omzet yang sudah diharuskan membayar pajak.
Sebagai pengusaha UKM, inilah kewajiban perpajakannya yang dibayarkan
perusahaan, yang terdiri dari dua jenis pajak yakni pajak yang dibayarkan ataupun
dilaporkan setiap bulannya dan pajak yang dibayarkan serta dilaporkan setiap tahun
atau pajak tahunan.
1) Pajak Bulanan
Pajak yang dibayarkan atau dilaporkan setiap bulannya biasa disebut Pajak
Masa, terdiri dari:
a) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
Jika UKM memiliki karyawan dengan jumlah pegawai termasuk dalam
yang dikenakan pajak penghasilan, wajib memotong PPh 21 dari gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran dengan nama serta dalam bentuk
apapun yang masih terkait dengan pekerjaan, jasa, juga kegiatan yang
dilakukan WP Dalam Negeri, pekerjanya tersebut.

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 47


Kemudian menyetorkan hasil pemotongan PPh 21 tersebut ke kas negara.
Berikutnya perusahaan harus memberikan lembar bukti potong atau bukti
pemotongan PPh 21 ke karyawan atau yang bersangkutan tersebut.
b) PPh Pasal 23
Untuk PPh Pasal 23 lebih ditujukan kepada kategori usaha menengah.
Kewajiban PPh 23 jika perusahaan melakukan transaksi berupa pembayaran
dividen/pembagian keuntungan kepada pemegang saham yang berbentuk
perusahaan dengan jumlah kepemilikan saham paling besar 25%.
Lalu ketika perusahaan melakukan pembayaran royalti, pembayaran bunga
pinjaman selain pad bank, pembayaran hadiah, juga penghargaan dan bonus
selain yang dipotong PPh Pasal 21.
Kemudian jika perusahaan melakukan pembayaran sewa atas penggunaan
harta, pembayaran imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa
manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan dan jasa lain yang diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.03/2015.
Jadi, perusahaan yang melakukan transaksi PPh 23 ini wajib memotong
pajaknya dari WP Orang Pribadi maupun WP Badan Dalam Negeri.
c) PPh Pasal 26
Kewajiban pajak bagi UKM berikutnya adalah PPh Pasal 26 apabila
melakukan transaksi dengan WP Luar Negeri.
Transaksi tersebut berupa pembayaran gaji, jasa, dividen, bunga, royalti,
sewa, dan lainnya yang terdapat pada PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 23.
Sehingga perusahaan memotong PPh 26 atas transaksi tersebut dari WP
Luar Negeri, baik itu WP Orang Pribadi Asing maupun WP Badan Asing.
d) PPh Pasal 4 ayat (2)
UKM juga memiliki kewajiban PPh Pasal 4 ayat (2) adalah pajak
penghasilan yang dikenakan atas transaksi persewaan atas tanah dan/atau
bangunan, pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, penghasilan atas
usaha dari jasa konstruksi, dan dari dividen perusahaan yang dibayarkan
pada orang pribadi.
Pemotongan PPh 4 ayat (2) ini bersifat final, jadi penghasilan yang telah
dipotong itu tidak diperhitungkan lagi dalam SPT Tahunan PPh Badan.
e) PPh Final PP 23/2018
Pengusaha UKM juga dikenakan PPh Final sesuai Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 23 Tahun 2018 tentang PPh atas penghasilan dari usaha yang
diterima atau diperoleh WP yang memiliki peredaran bruto tertentu.
Namun, PPh Final PP 23/2018 ini sebenarnya sifatnya lebih kepada insentif
bagi pelaku UKM, khususnya WP Badan yang boleh memilih jenis tarif PPh
Final PP 23/2018 ini karena lebih kecil dibanding tarif PPh Badan normal
yang di mencapai dobel digit.
f) PPN
Bagi pengusaha UKM juga diwajibkan atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
ketika sudah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 48


Sehingga UKM yang telah menjadi PKP ini wajib menerbitkan Faktur Pajak
dan dapat mengkreditkan Pajak Masukan yang lebih bayar sebagai
pengurang pajak pada penyampaian SPT Tahunan.
Atau, dapat mengkreditkan PPN terutang lebih bayar untuk masa pajak
berikutnya maupun melakukan restitusi atau pengembalian pajak lebih
bayar.
2) Pajak Tahunan
Sedangkan kewajiban pajak yang dibayarkan atau dilaporkan secara tahunan
atau disebut Tahunan Pajak, adalah:
 PPh Badan
UKM dengan kategori pengusaha dengan skala usaha menengah dikenakan
PPh Badan yang dibayarkan setahun sekali.
d. Tarif Pajak UMKM
Setelah mengetahui kewajiban pajak apa saja yang berlaku bagi UMKM, khususnya
UKM, berikutnya berapa besar tarif pajak UMKM ini.
1) Tarif PPh Pasal 21
Guna mengetahui berapa besar PPh yang harus dipotong perusahaan dari gaji
karyawan dan lainnya, dengan terlebih dahulu mengalikan Penghasilan Kena
Pajak dengan tarif PPh Pasal 17.
Ini disebut sebagai tarif PPh progresif.
Jadi, besar tarif PPh 21 yang terutang ditentukan dengan mengalikan
Penghasilan Kena Pajak dengan tarif PPh 17, yakni:
 5% untuk penghasilan Rp0 – Rp50.000.000 per tahun
 15% untuk penghasilan Rp50.000.000 – Rp250.000.000 per tahun
 25% untuk penghasilan Rp250.000.000 – Rp500.000.000 per tahun
 30% untuk penghasilan lebih dari Rp500.000.000 per tahun
2) Tarif PPh Pasal 23
Sedangkan tarif PPh 23 dibedakan antara yang memiliki NPWP dan yang tidak
memiliki NPWP.
a) Tarif PPh 23 yang Memiliki NPWP
 15% untuk dividen, royalti, bunga pinjaman, hadiah, penghargaan dan
bonus
 2% untuk sewa atas penggunaan harta, jasa
b) Tarif PPh 23 yang Tidak Memiliki NPWP
 15% untuk dividen, royalti, bunga pinjaman, hadiah, penghargaan dan
bonus
 2% untuk sewa atas penggunaan harta, jasa
3) Tarif PPh Pasal 26
Tarif PPh 26 sebesar 20% dari penghasilan bruto yang diterima oleh orang asing
atau badan asing.
Tapi tarif pemotongan PPh 26 ini dapat berubah menjadi lebih rendah, bahkan
tidak dikenakan pajak jika negara penerima penghasilan tersebut memiliki kerja

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 49


sama Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) atau Tax Treaty dengan
Indonesia.
Bagi penerima penghasilan ini, wajib menunjukkan Surat Keterangan Domisili
dari negara asalnya tersebut.
4) Tarif PPh Pasal 4 ayat (2)
Besar tarif PPh 4 ayat (2) dibedakan berdasarkan jenis usahanya hingga skala
usaha, apakah termasuk kualifikasi usaha kecil, atau bahkan tidak memiliki
kualifikasi usaha.
Berikut tarif PPh Pasal 4 ayat (2):
No Jenis Penghasilan Tarif
1 Persewaan atas tanah dan/atau bangunan 10%
2 Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan 2,5%
3 Pengalihan atas usaha Jasa Konstruksi:
a. Jasa Pelaksana Konstruksi:
 Kualifikasi usaha kecil 2%
 Kualifikasi usaha selain kecil 3%
 Tidak memiliki kualifikasi usaha 4%
b. Jasa Perencanaan & Pengawasan Konstruksi:
 Memiliki kualifikasi usaha 4%
 Tidak memiliki kualifikasi usaha 6%
4 Dividen yang dibayarkan kepada Orang Pribadi 10%
Catatan: Penentuan kualifikasi usaha dari perusahaan jasa konstruksi tertera
pada Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang dimiliki perusahaan.
5) Tarif PPh Final PP 23/2018
Besar tarif PPh Final PP 23/2018 adalah 0,5% dari peredaran bruto.
UKM yang termasuk dalam kelompok yang dapat menggunakan tarif PPh Final
PP 23/2018 sebesar 0,5% ini adalah WP yang memiliki peredaran usaha di
bawah Rp4.800.000.000 dalam 1 tahun.
Pengusaha UKM yang omzet bruto di bawah Rp4,8 miliar setahun dikenakan
tarif PPh Final 0,5% dari peredaran bruto setiap bulan, yang harus dibayarkan
setiap bulan.
Sesuai Pasal 5 ayat (1) PP 23/2018, jangka waktu tertentu pengenaan PPh
bersifat final dengan tarif 0,5% ini paling lama:
 7 tahun untuk WP Orang Pribadi
Contoh:
Pak Kelik sebagai pengusaha dengan omzet dalam setahun mencapai
Rp3.500.000.000 dan mendirikan usahanya pada tahun 2018.
Artinya, Pak Kelik sebagai WP Prbadi yang melakukan usaha dengan skala
UKM dapat memanfaatkan tarif PPh Final 0,5% sesuai PP 23 Tahun 2018.
Karena Pak Kelik merupakan WP Pribadi yang dapat menggunakan fasilitas
PPh Final setengah persen hingga 7 tahun terhitung sejak 2018 dan berakhir
pada 2024.
 4 tahun untuk WP Badan berbentuk Koperasi, CV, atau Firma
Contoh:

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 50


CV BBB didirikan pada tahun 2021 dengan omzet Rp4.800.000.000 dalam
setahun dan memanfaatkan tarif PPh Final PP 23 Tahun 2018.
Karena perusahaan BBB ini berbentuk CV, maka hanya dapat memanfaatkan
fasilitas tarif PPh Final 0,5% ini hingga 2020 saja.
 3 tahun untuk WP Badan berbentuk Perseroan Terbatas (PT)
Contoh:
Perusahaan AAA merupakan WP Badan berbentuk Perserotan terbatas (PT)
dengan omzet sebesar RpRp4.800.000.000 setahun yang didirikan pada
tahun 2020 dan memilih menggunakan tarif PPh Final PP No 23 Tahun 2018.
Karena ketentuan WP Badan berbentuk PT hanya dapat menggunakan tarif
PPh Final 0,5% dari omzet selama 3 tahun, maka Perusahaan AAA hanya
dapat menggunakan tarif PPh final setengah persen ini hingga 2022 saja.
Memasuki tahun keempat, yakni pada 2023 Perusahaan AAA sudah harus
menggunakan tarif PPh Badan Normal.
Jangka waktu penggunaan tarif PPh Final 0,5 persen bagi WP tersebut terhitung
sejak:
 Tahun Pajak WP terdaftar, bagi WP yang terdaftar sejak berlakunya PP
tersebut
 Tahun Pajak berlakunya PP tersebut, bagi WP yang telah terdaftar sebelum
berlakunya PP ini
6) Perhitungan PPh Final UMKM dalam UU HPP
Per Tahun 2022, UU HPP terkait Pajak Penghasilan sudah mulai diberlakukan.
Sehingga perhitungan PPh Final UMKM bagi WP OP sudah dapat dikurangin
dengan PTKP. Pelaku UMKM harus mengetahui apabila omzetnya telah
melebihi Rp 500 juta dalam satu tahun, baru akan dikenakan tarif PPh Final
UMKM. Apabila omzet dalam satu tahun kurang dari Rp 500 juta, maka dalam
UU HPP tersebut, omzet tersebut tidak dikenakan PPh Final UMKM. Berikut
merupakan contoh perhitungan PPh Final UMKM dalam UU HPP:

(Sumber: Paparan Menkeu UU HPP)


Dapat disimpulkan, pada bulan Januari sampai bulan Mei, omzet kumulatif toko
kelontong Tuan A sebesar Rp 500 juta, sehingga pada bulan Januari sampai

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 51


bulan Mei, Tuan A tidak dikenakan PPh Final UMKM. Tuan A akan dikenakan
PPh Final UMKM setelah omzet kumulatif yang diperoleh melebihi Rp 500
juta, yaitu pada bulan Juni hingga bulan Desember. Omzet tersebut akan
dikenakan tarif PPh Final UMKM sebesar 0,5% dari omzet setiap bulannya.
Maka, total PPh Final UMKM yang dibayarkan oleh Tuan A selama tahun 2022
semenjak diberlakukannya UU HPP yaitu sebesar Rp 3,5 juta. Dimana sebelum
diberlakukannya UU HPP, PPh Final UMKM yang dibayarkan Tuan A sebesar
Rp 6 juta karena belum ada pengurangan PTKP bagi WP OP UMKM.
7) Tarif PPN
PPN merupakan pajak pertambahan nilai yang dulunya bernama pajak
penjualan. PPN dikenakan pada barang kena pajak (BKP) atau jasa kena pajak
(JKP). Pada prinsipnya yang dimaksud dengan BKP/JKP adalah semua barang
dan semua bentuk jasa, kecuali yang memang diatur pada undang-undang bukan
merupakan BKP/JKP, seperti hasil pertambangan, kebutuhan pokok, jasa
kesehatan atau pelayanan sosial. Agar sebuah usaha bisa mengenakan PPN pada
setiap barangnya, maka seorang pengusaha haruslah PKP terlebih dahulu.
Besar tarif PPN yang dipungut dari penyerahan Barang Kena Pajak (BKP)
dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam negeri, termasuk impor adalah 11%.
Namun, untuk kegiatan ekspor dikenakan tarif PPN 0% alias bebas PPN.
PKP (Pengusaha Kena Pajak)
Setiap pengusaha diwajibkan PKP dengan cara mengajukan permohonan PKP
ke KPP, namun PKP tidak wajib bagi pengusaha kecil (pengusaha yang
penghasilan kotornya di bawah Rp 600 juta dalam 1 tahun) namun jika di atas
Rp 600 juta maka wajib untuk mengajukan permohonan PKP. Tarif PPN adalah
11%.
Mekanisme Pengenaan PPN

Apabila jumlah pajak keluaran lebih besar dari pajak masukan, selisihnya harus
disetorkan melalui pelaporan penghitungan PPN menggunakan SPT masa PPN.
Namun jika sebaliknya, maka akan direstitusikan (diminta kembali) atau
dikompensasi ke masa pajak berikutnya.
Contoh:
Pada bulan Agustus 2022, CV Rock n Roll membeli seperangkat alat musik
seharga Rp 50.000.000 dan dipungut PPN sebesar Rp 5.500.000. kemudian
Anda menjual alat-alat tersebut seharga Rp 75.000.000 dan memungut PPN
sebesar Rp 8.250.000 maka penghitungan PPN:
Pajak keluaran Rp 8.250.000
Pajak masukan Rp 5.500.000
PPN kurang bayar Rp 2.750.000

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 52


Cara menghitung PPN:
PPN = Dasar Pengenaan Pajak x tarif pajak
Contoh:
PKP Anwar menjual BKP secara tunai kepada PKP Irwan dengan harga jual Rp
10.000.000. PPN terutang: 11% x Rp 10.000.000 = Rp 1.100.000,-
8) Tarif PPh Badan
Tarif PPh WP Badan sebesar 22% dari Penghasilan Kena Pajak, yang berlaku
sejak 2021 sesuai UU PPh No. 7 Tahun 2021.
Namun, khusus WP Badan berbentuk Perseroan Terbuka (Tbk),
Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2020
tentang Penurunan Tarif PPh Bagi WP Badan Dalam Negeri yang Berbentuk
Perseroan Terbuka.

2. Praktik Perpajakan UMKM


a. Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM
Untuk praktik perpajakan UMKM, akan digunakan peraturan dari UU No.7 Tahun
2021, dan ketentuan tarif dari PPh Final menurut PP No.23 Tahun 2018 dengan tarif
0,5%.
Data dan Informasi Usaha:
Nama WP : ANDREAS
Alamat : Jalan Dahlia No. 78 Surakarta
NPWP : 21.453.786.1-202.000 KLU: 56102
Jenis Usaha : Warung Makan
KLU : 56102
No. Telepon : 0831 2398 7456
Jumlah omzet selama tahun 2022:
No Bulan Omzet
1 Januari Rp 11.250.000
2 Februari Rp 12.000.000
3 Maret Rp 11.550.000
4 April Rp 13.050.000
5 Mei Rp 13.905.000
6 Juni Rp 13.950.000
7 Juli Rp 13.350.000
8 Agustus Rp 13.650.000
9 September Rp 13.425.000
10 Oktober Rp 13.680.000
11 November Rp 14.175.000
12 Desember Rp 15.300.000

Informasi Harta Pada Akhir Tahun 2022:


1) Bapak Andreas mempunyai tabungan pribadi di Bank sebesar Rp37.500.000
yang dibuka pada tahun 2020

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 53


2) Pada tahun 2019 Bapak Andreas membelikan putranya sepeda motor secara
tunai sebesar Rp30.000.000 dengan merk Honda Vario
3) Pada tahun 2020 Bapak Andreas membeli mobil Toyota Calya sebesar
Rp225.000.000
4) Pada tahun 2017 Bapak Andreas membeli Rumah sebesar Rp450.000.000
NOP: 11.67.302.032.655.0555.0

Informasi Utang Pada Akhir Tahun 2022:


1) Bank BTN Surakarta tahun 2019 sebesar Rp75.000.000

Daftar Susunan Anggota Keluarga:


Nama NIK Hubungan Keluarga Pekerjaan
Andreas 244333444897 Kepala Keluarga Pedagang
Eka Novita 122333444897 Istri Ibu Rumah Tangga
Wahid 222333887779 Anak Kandung Pelajar

b. INFORMASI KASUS PERPAJAKAN FORM 1771 untuk Badan Usaha


dengan Omzet kurang dari Rp4,8M
Nama/Jenis usaha : CV GEMPITA
NPWP : 01.841.393.8-010.000 KLU: 46521
Alamat : Jalan Adi Sucipto 45 Surakarta
Telepon : (0271) 356123
Bentuk usaha : CV
Nama pemilik : ANDREAS
Bidang Usaha
CV Terang merupakan perusahaan dagang yang bergerak dibidang penjualan Alat
alat listrik. Berdiri sejak tahun 2011 dan merupakan perusahaan berbentuk CV,
dengan penyertaan modal sebagai berikut:
Nama Penyertaan modal Jumlah
DENI (Direktur) 60% Rp775.500.000
Alamat: Jalan Semeru
100, Surakarta
NPWP: 12.345.678.1-
020.000
WENDY (Komanditer) 40% Rp517.000.000
Alamat: Jalan Veteran
52 Surakarta
NPWP: 06.425.232.5-
521.000

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 54


Dokumen yang disiapkan untuk mengisi SPT Tahunan Badan
1) Laporan Keuangan
a) Laporan Laba Rugi
PEREDARAN USAHA Rp 1.297.500.000
HARGA POKOK PENJUALAN
SALDO AWAL Rp 187.500.000
PEMBELIAN Rp 1.012.500.000
PERSEDIAAN DIJUAL Rp 1.200.000.000
PERSEDIAAN AKHIR Rp 150.000.000
HARGA POKOK PENJUALAN Rp 1.050.000.000
LABA BRUTO USAHA Rp 247.500.000

BIAYA ADMINISTRASI DAN UMUM


BIAYA GAJI Rp 37.500.000
BIAYA PENYUSUTAN Rp 23.062.500
BIAYA ALAT TULIS DAN KANTOR Rp 3.187.500
BIAYA PERJALANAN DINAS Rp 4.500.000
BIAYA SEWA GEDUNG Rp 15.750.000
BIAYA TELEPON DAN LISTRIK Rp 4.500.000
TOTAL BIAYA-BIAYA Rp 88.500.000
LABA NETO USAHA Rp 159.000.000

PENDAPATAN DAN BIAYA LAIN-LAIN


PENDAPATAN BUNGA TABUNGAN Rp 3.000.000
PAJAK BUNGA TABUNGAN Rp 600.000
TOTAL PENDAPATAN DAN BIAYA LAINNYA Rp 2.400.000
LABA NETO Rp 161.400.000

b) Neraca
AKTIVA PASIVA
AKTIVA LANCAR HUTANG BANK Rp 150.000.000
KAS Rp 535.837.500 JUMLAH KEWAJIBAN Rp 150.000.000
BANK Rp 270.000.000
PIUTANG DAGANG Rp 375.000.000 EKUITAS
PERSEDIAAN Rp 150.000.000 MODAL Rp 750.000.000
JUMLAH ASET LANCAR Rp 1.330.837.500 LABA DITAHAN TAHUN SEBELUMNYA Rp 352.500.000
LABA DITAHAN BERJALAN Rp 161.400.000
AKTIVA TETAP JUMLAH EKUITAS Rp 1.263.900.000
AKTIVA TETAP Rp 152.250.000
AKUMULASI PENYUSUTAN Rp (69.187.500)
JUMLAH ASET TETAP Rp 83.062.500
TOTAL AKTIVA Rp 1.413.900.000 TOTAL PASIVA Rp 1.413.900.000

2) Daftar Aset Sampai Akhir Tahun


HARTA BULAN/TAHUN HARGA AKUMULASI NILAI SISA BUKU METODE PENYUSUTAN FISKAL
BERWUJUD PEROLEHAN PEROLEHAN PENYUSUTAN AWAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN TAHUN 2022
LAPTOP JANUARI 2020 6.000.000 3.000.000 3.000.000 GL 1.500.000
MEJA KURSI JANUARI 2020 3.000.000 1.500.000 1.500.000 GL 750.000
LEMARI JANUARI 2020 2.250.000 1.125.000 1.125.000 GL 562.500
MOTOR JANUARI 2020 21.000.000 10.500.000 10.500.000 GL 5.250.000
MOBIL JANUARI 2020 120.000.000 30.000.000 90.000.000 GL 15.000.000

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 55


3) Catatan Omzet Per Bulan Tahun 2022
Rincian peredaran bruto perusahaan selama Tahun 2022 sebagai berikut:
No Bulan Peredaran Bruto
1 Januari Rp 97.500.000
2 Februari Rp 105.000.000
3 Maret Rp 114.000.000
4 April Rp 112.500.000
5 Mei Rp 114.000.000
6 Juni Rp 108.000.000
7 Juli Rp 105.000.000
8 Agustus Rp 106.500.000
9 September Rp 108.000.000
10 Oktober Rp 105.000.000
11 November Rp 109.500.000
12 Desember Rp 112.500.000

4) Bukti Penyetoran PPh Final


Bukti penyetoran berupa bukti pembayaran dari pajak tersebut, bisa dari surat
setoran pajak ataupun bukti pembayaran lain yang diakui oleh undang-undang.

B. PENUGASAN
1. Kerjakan praktik perpajakan UMKM diatas, baik yang Wajib Pajak Orang Pribadi
maupun Wajib Pajak Badan!
2. Kerjakan pada File berbasis spreadsheet dengan nama “Lembar Kerja WP OP”!
3. Kerjakan pada File berbasis spreadsheet dengan nama “Lembar Kerja WP Badan”!

Akuntansi dan Perpajakan UMKM | 56

Anda mungkin juga menyukai