Anda di halaman 1dari 8

STUDI PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR PEMBUATAN JALAN TAMBANG UNTUK


MENGURANGI ANGKA KEJADIAN PROPERTY DAMAGE DI
PT X

Syawal Kamiluddin Saptaputra,* Rahayu Ningsih, Pitrah Asfian


Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo
*
email: syawalkesker2012@gmail.com

Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain


lokasi tambang dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran,
perumahan karyawan dan tempattempat lain di wilayah penambangan. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui seberapa penting penerapan SOP jalan tambang
dalam mengurangi angka kejadian property damage. Metode penelitian adalah
deskriptif yaitu pengamatan di lapangan. Hasil penelitian menyatakan bahwa
setelah dilakukan perbaikan, jalan tambang telah memenuhi standar sesuai Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) yang telah disosialisasikan
baik dari ukuran lebar jalan maupun spoil yang ada di sekitar jalan tambang yang
dapat menyebabkan penyempitan jalan. juga dapat melakukan maintanance jalan
tambang secara continue agar tidak ada lagi kejadian property damage yang dapat
menghambat produksi tambang.
Kata kunci: standar operasional prosedur, jalan tambang, property damage

Mine road works as a link to important locations, including mine sites with area
crushing plants, mineral processing plants, offices, employee housing and other places
in the mining area. The purpose of this study was to find out how important the
application of mining road SOPs is in reducing the incidence of property damage.
Research method by was descriptive with observation in the field. The results of the
study stated that after repairs were carried out, the mining road (MHR) had met the
standards according to the SOP that had been socialized both from the size of the
road width and the loot around the mine road that could cause the road to cause
damage. The company can also carry out maintenance of mining roads continuously
so that there are no more occurrences of property damage that can hamper mining
production.
Keywords: standard operating procedures, mining roads, property damage

Seminar Nasional Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo 2022: Optimalisasi
Potensi Digital Health di Masa Pascapandemi COVID-19, Kendari, 30 Oktober 2022 • Editor:
Jumakil, Syawal Kamiluddin Saptaputra, Ahid Hidayat • Kendari: Universitas Halu Oleo Press; 2022

473
Pendahuluan
Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang padat modal,
padat teknologi, dan resiko sangat besar. Agar kegiatan usaha pertambangan
memperoleh keuntungan yang besar maka diperlukan perencanaan jalan
secara matang sebelum kegiatan pertambangan dilakukan. Keuntungan yang
diharapkan akan tercapai seiring dengan tercapainya target produksi yang
ditetapkan oleh masing-masing perusahaan(1). Setiap operasi penambangan
memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur yang vital di dalam
lokasi penambangan dan sekitarnya. Jalan tambang berfungsi sebagai
penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area
crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan
dan tempattempat lain di wilayah penambangan. Konstruksi jalan tambang
secara garis besar sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaan yang khas
terletak pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang sekali dilapisi
oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan tambang
sering dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler track, misalnya
bulldozer, excavator, crawler rock drill (CRD), track loader dan sebagainya.
Kondisi jalan yang tidak sesuai dan cenderung dipaksakan akan mempengaruhi
tidak nyamannya operator alat untuk melintasi jalan, produktivitas umur
alat menurun, dan berpotensi menimbulkan kecelakaan tambang (1). Jalan
tambang adalah suatu infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan
dan sekitarnya. Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi
penting. Dalam kegiatan penambangan, jalan tambang memegang peranan
yang sangat penting, karena apabila kondisi jalan tambang yang didesain tidak
sesuai dengan sistem penambangan dan spesifikasi alat yang digunkan maka
akan menghambat laju kegiatan (2).
Dalam melakukan kegiatan penambangan perlu dilakukan pengendalian
terhadap bahaya dan resiko yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan
kerja. Pengendalian tersebut bertujuan untuk menciptakan kegiatan
penambangan yang aman, efisien, dan produktif. Kecelakaan kerja terjadi
disebabkan oleh pekerja, alat kerja, dan lingkungan kerja, sehingga perlu
dilakukannya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam
melakukan kegiatan penambangan (3)
Property Damage atau kerusakan properti dapat berdampak pada kerugian
sosial atau ekonomi yang disebabkan oleh kegiatan pertambangan(4). Kerugian
yang dialami perusahaan bisa berasal dari kejadian yang tidak diingankan

Seminar Nasional Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo 2022


474 Optimalisasi Potensi Digital Health di Era Pascapandemi Covid-19
sebagai akibat tidak dilaksanakannya petunjuk atau standar operasional yang
baik (5). PT. X merupakan salah satu perusahaan tambang yang terdapat di
Kabupaten Konawe Utara yang memiliki angka kejadian property damage
akibat dari jalan tambang yang tidak sesuai standar. Oleh karena itu maka
peneliti melakukan pengkajian kondisi jalan tambang. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mendapatkan geometri jalan yang dibuat sesuai dengan
standarisasi jalan tambang agar kejadian property damage berkurang/nihil
kejadian.

Metode Penelitian
Metode penelitian adalah deskriptif yang dilakukan di lapangan dengan
cara melakukan pengukuran jalan hauling hingga menuju front maupun
pit penambangan dengan memperhitungkan jarak, lebar, dan kemiringan
dengan menyesuaikan standarisasi perhitungan teknis. Proses pengambilan
data yang dilakukan di lapangan yaitu dengan melakukan pengamatan secara
langsung mengenai studi kasus seperti melakukan pengukuran jarak, lebar,
dan kemiringan jalan dan aspek pendukung kegiatan pengangkutan seperti
melihat alat angkut yang digunakan di lapangan. Selain itu, pengolahan
datanya menggunakan fishbone di mana untuk mencari akar masalah dari
kejadian tersebut (sebab-akibat) dan membuat rencana perbaikan.

Hasil

Tabel 1. Klasifikasi Kejadian Pada Bulan Mei-Juli 2022

No. Klasifikasi Angka Kejadian


1 Fatality 0
2 LTI 0
3 Minor Injury 0
4 MTI 1
5 Property Damage 12
6 Nearmiss 3
16
Sumber: Data Sekunder PT. X

Syawal Kamiluddin Saptaputra, Rahayu Ningsih, Pitrah Asfian


Studi Penerapan Standar Operasional Prosedur Pembuatan Jalan ...
475
Berdasarkan Tabel 1 di atas klasifikasi kejadian terbanyak adalah property
damage yaitu 12 kejadian, Nearmiss sebanyak 3 kejadian, dan MTI sebanyak
1 kejadian.

Gambar 1 Lokasi kejadian dalam tambang tahun 2022 (sumber: data sekunder PT
X).

Berdasarkan diagram di atas terdapat kejadian property damage paling


tinggi adalah di pit road yaitu 9 kejadian, selanjutnya pada lokasi ETO
sebanyak 2 kejadian, kemudian lokasi Jetty, MHR, dan Workshop masing-
masing sebanyak 1 kejadian.

Pembahasan
Jalan Pertambangan adalah jalan khusus yang diperuntukan untuk kegiatan
pertambangan dan berada di area pertambangan atau area proyek yang terdiri
atas jalan penunjang dan jalan tambang(6).

Analisis Faktor Penyebab Property Damage


Dalam mencari akar masalah di atas menggunakan fishbone. Diagram tulang
ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode untuk menganalisa
penyebab dari sebuah masalah atau kondisi. Sering juga diagram ini disebut
dengan diagram sebab-akibat atau cause effect diagram. Permasalahannya
Seminar Nasional Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo 2022
476 Optimalisasi Potensi Digital Health di Era Pascapandemi Covid-19
disini adalah kejadian property damage di area jalan tambang. Adapun beberapa
factor penyebab Property Damage dalam studi ini antara lain sebagai berikut.
1) Man. Kejadian property damage di area jalan tambang tersebut disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan tentang keselamatan, sehingga mengakibatkan
operator/driver kurang terlatih.
2) Method. Penyebabnya yaitu standar kerja yang belum optimal sehingga
mengakibatkan sistem monitoring jalan tambang belum ada.
3) Material. Penyebabnya dilihat dari segi lapisan quarry yang tipis karena
stock quarry yang sedikit.
4) Environment. Penyebabnya dilihat dari kondisi lingkungan yang berbahaya
yang mengakibatkan jalan sempit dan konstruksi jalan tidak sesuai.

Rencana Perbaikan
Rencana perbaikan meliputi beberapa hal berikut ini.
1) Man. Man dalam hal ini adalah pengawas memberikan arahan pentingnya
keselamatan pengoperasian unit kepada operator dengan cara disampaikan
pada saat P5M/Safety Talk.
2) Method. Pembuatan standar operasional prosedur pembuatan jalan
tambang sebagai pedoman untuk menghindari terjadinya property damage.
3) Material. Salah satu upaya untuk menghindari terjadinya property damage
pada jalan tambang adalah dengan menyediakan stock quarry yang banyak.
4) Environment. Menyediakan manpower khusus dan alat khusus untuk
maintenance jalan tambang/ hauling road.
Selain itu upaya preventif yang dapat dilakukan dalam rangka mencegah
atau meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja yang juga turut berpengaruh
terhadap property damage antara lain:
1) Penerapan manajemen risiko yang digunakan dalam mengidentifikasi
bahaya, resiko serta pengendalian bahaya dan resiko terhadap pekerjaan
yang dilakukan (7).
2) Penerapan standar operasional prosedur (SOP), hal tersebut dimaksudkan
agar pekerjaan dapat berjalan secara optimal, tepat sasaran, dan terasa
manfaatnya sebagai upaya mencegah terjadinya penyakit kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja (8).
3) Pemasangan tanda, rambu serta informasi kesehatan dan keselamatan
kerja di lokasi kerja, yang dapat memberikan informasi kepada pekerja
dalam memahami bahay dan risiko di tempat kerja. Diperlukan sosialisai

Syawal Kamiluddin Saptaputra, Rahayu Ningsih, Pitrah Asfian


Studi Penerapan Standar Operasional Prosedur Pembuatan Jalan ...
477
yang berfokus pada gambar keselamatan dan artinya, serta kebutuhan
untuk perbaikan gambar itu sendiri agar lebih mudah dipahami, dan
dibahas (9).
4) Penggunaan alat pelindung diri (APD). Penggunaan APD merupakan
strategi penting untuk memberikan perlindungan terhadap pekerja bahaya
di tempat kerja(10). APD harus menjadi bagian dari budaya keselamatan
yang menggabungkan penilaian risiko, praktik dan prosedur yang baik,
pelatihan dan pelaporan insiden untuk mengurangi risiko yang terkait
dengan pekerjaan (11).

Evaluasi Hasil
Penerapan Standar Operasional Prosedur memiliki peranan penting dalam
menurunkan potensi terjadinya property damage pada jalan tambang. Setelah
dilakukan perbaikan, jalan tambang (MHR) telah memenuhi standar sesuai
SOP dan IK yang telah disosialisasikan dari aspek ukuran lebar jalan maupun
spoil yang ada di sekitar jalan tambang yang dapat menyebabkan penyempitan
jalan. Sebelum dilakukan kegiatan pembuatan jalan tambang, akan dilakukan
assessment terlebih dahulu. Sosialisasi SOP dan IK setelah kegiatan assessment
dan sebelum kegiatan pembuatan jalan tambang. Perawatan secara continue
jalan tambang sesuai SOP dan IK yang telah disosialisasikan.
Standar mengenai jalan pertambangan dijelaskan dalam lampiran 1
Kepmen ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik. Adapun kaidah tersebut meliputi:
Dimensi jalan tambang/produksi yang meliputi lebar jalan, grade, radius
tikungan, dan super elevasi. lebar jalan tambang/produksi mempertimbangkan
alat angkut terbesar yang melintasi jalan tersebut paling kurang (a) tiga
setengah kali lebar alat angkut terbesar, untuk jalan tambang dua arah; (b) dua
kali lebar alat angkut terbesar, untuk jalan tambang satu arah; (c) lebar jalan
pada jembatan sesuai ketentuan di atas.
Pada setiap jalan tambang/produksi tersedia tanggul pengaman di
sisi luar badan jalan dengan tinggi sekurang-kurangnya ¾ (tiga per empat)
diameter roda kendaraan terbesar dan memperhitungkan potensi air limpasan
dan/atau material lepas yang dapat masuk ke jalan. Dalam hal jalan tambang/
produksi menggunakan tipe boxcut, tanggul dapat tersedia. Dalam hal kondisi
jalan tambang/produksi menggunakan tipe boxcut dan berpotensi material
lepas, dilakukan penguatan lereng;

Seminar Nasional Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo 2022


478 Optimalisasi Potensi Digital Health di Era Pascapandemi Covid-19
Jalan tambang/produksi memiliki sistem penyaliran yang mampu
mengalirkan debit air larian tertinggi dan dipelihara dengan baik. sepanjang
permukaan badan jalan tambang/produksi dibentuk kemiringan melintang
(cross fall) paling kurang 2% (dua persen). kemiringan (grade) jalan
tambang/produksi dibuat tidak boleh lebih 12% (dua belas persen) dengan
memperhitungkan: (a) spesifikasi kemampuan alat angkut; (b) jenis material
jalan; dan (c) fuel ratio penggunaan bahan bakar. Selain itu perlu dilakukan
kajian teknis yang paling kurang mencakup: (a) kajian risiko; (b) spesifikasi
teknis alat; dan (c) spesifikasi teknis jalan; lebar, radius tikungan, dan super
elevasi pada setiap jalan pertambangan yang menikung mampu menahan gaya
dari setiap jenis kendaraan yang melintas dengan batasan kecepatan yang telah
ditentukan;
Jalan pertambangan dilakukan pemeliharaan dan perawatan sehingga
tidak menghambat kegiatan pengangkutan. Daya dukung jalan pertambangan
lebih kuat dari kapasitas terbesar beban kendaraan dan muatan yang melintas
pada beban statis dalam kurun waktu tertentu berdasarkan kajian teknis.
Pada setiap tikungan dan persimpangan jalan tambang/produksi dipasang
pemisah jalur (separator) dengan tinggi paling kurang setengah diameter roda
kendaraan terbesar dan lebar bagian atas paling kurang sama dengan lebar
roda kendaraan terbesar(6).

Kesimpulan
Dengan menerapkan SOP pembuatan jalan tambang, maka diharapkan
kejadian property damage yang terjadi di area jalan tambang dapat berkurang.
Perusahaan juga dapat melakukan maintanance jalan tambang secara continyu
agar tidak ada lagi kejadian property damage yang dapat menghambat produksi
tambang.

Daftar Pustaka
1. Aldiyansyah A. Analisis Geometri Jalan di Tambang Utara pada PT. Ifishdeco
Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi
Tenggara. J Geomine. 2016;4(1).
2. Sari AS, Fadillah A, Saputra RA. Kajian Teknis Aanalis Resiko Jalan Tambang
Batubara PT. Pasir Walannae, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. J
Sumberd Bumi Berkelanjutan. 2020;2(1):53–9.

Syawal Kamiluddin Saptaputra, Rahayu Ningsih, Pitrah Asfian


Studi Penerapan Standar Operasional Prosedur Pembuatan Jalan ...
479
3. Edmon R, Fadhilah. Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Penambangan Batubara PT. Nusa Alam Lestari, Desa Salak, Kecamatan
Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat. J Bina Tambang. 2021;6(2):63–71.
4. Fernández PR, Granda GR, Krzemień A, Cortés SG, Valverde GF. Subsidence
versus natural landslides when dealing with property damage liabilities in
underground coal mines. Int J Rock Mech Min Sci. 2020;126:104175.
5. Saptaputra SK, Fikriani A, Erawan PEM. Unsafe Acts Among Indonesian
Industrial Workers: A Descriptive Study. Divers Dis Prev Res Integr. 2022;11–
9.
6. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Nomor 1827 K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang Baik. 2018;
7. Siswanti I, Sitepu CNB, Butarbutar N, Basmar E, Saleh R, Sudirman S, et al.
Manajemen Risiko Perusahaan. Yayasan Kita Menulis; 2020.
8. Herwandi GM, Syahrudin, Syafrianto MK. Identifikasi Potensi Bahaya K3
dan Pengendalian Risiko Terhadap Pekerjaan Pada Kegiatan Pembongkaran
(Pengeboran dan Peledakan) di Pt. Sulenco Wibawa Perkasa Desa Peniraman,
Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan
Barat. JeLAST J PWK, Laut, Sipil, Tambang. 2020;7(1).
9. Caffaro F, Mirisola A, Cavallo E. Safety signs on agricultural machinery:
Pictorials do not always successfully convey their messages to target users.
Appl Ergon. 2017;58:156–66.
10. Reddy SC, Valderrama AL, Kuhar DT. Improving the use of personal
protective equipment: applying lessons learned. Clin Infect Dis.
2019;69(Supplement_3):S165–70.
11. World Health Organization. Personal protective equipment. 2020;

Seminar Nasional Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo 2022


480 Optimalisasi Potensi Digital Health di Era Pascapandemi Covid-19

Anda mungkin juga menyukai