Anda di halaman 1dari 9

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(2), 163-171, 2020 p-ISSN.

2443-115X
e-ISSN.2477-1821

OPTIMASI VARIASI KONSENTRASI LIPID TERHADAP


KARAKTERISTIK FISIK SOLID LIPID NANOPARTICLE (SLN)
GLIBENKLAMID
Submitted : 27 Maret 2020
Edited : 22 Desember 2020
Accepted : 29 Desember 2020

Nurul Arfiyanti Yusuf, Rahmad Aksa, Fisa Juniawan Cahyono

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar


Email : ikhlasiyahyusufnurul@gmail.com

ABSTRACT
Glibenclamide is a sulfonylurea drug compound used as oral antidiabetic. Solid Lipid
Nanoparticles (SLN) are alternative carrier systems that can be used to increase the
bioavailability of drugs with low solubility. The purpose of this study was to determine the effect
of lipid concentration on the efficiency of Solid Lipid Nanoparticle (SLN) entrapment efficiency
of glibenclamide, to determine the optimum concentration of lipids which had the best Solid Lipid
Nanoparticle (SLN) efficiency parameter values of glibenclamide. This study varied between
glyceryl monostearate and oleic acid as a lipid phase made in 12 formulas. The method of making
solid lipid nanoparticles used by the solvent emulsion / evaporation method. The results of the
study showed that the concentration variations between oleic acid lipids and glyceryl
monostearate had a significant effect on percent entrapment efficiency in glibenclamide Solid
Lipid Nanoparticle (SLN) preparations. The optimal formula is a formula with 1% oleic acid and
9% glyceryl monostearate which has particle size of 294.6 nm with a PI value (polydispersity
index) of 0.465 .

Keywords: Glibenclamide, Solid Lipid Nanoparticle (SLN), Lipid

PENDAHULUAN Solid Lipid Nanoparticle (SLN)


Glibenklamid merupakan senyawa menawarkan karakteristik unik seperti
obat golongan sulfonilurea yang digunakan ukuran partikel yang relatif kecil, luas
sebagai antidiabetik oral dan merupakan permukaan yang besar, tingkat penjerapan
pilihan pertama pada pengobatan awal untuk obat yang tinggi serta berpotensi sebagai
diabetes tipe 2 pada pasien dengan pembawa atau sediaan yang dapat
hiperglikemia. Berdasarkan meningatkan kinerja obat obatan dan bahan
Biopharmaceutical Classification System nutraceutical lainnya(2.3). Solid Lipid
(BCS) glibenklamid termasuk kategori BCS Nanoparticle (SLN) merupakan sistem
kelas II yang memiliki permeabilitas yang pembawa alternatif untuk pembawa koloid
baik namun kelarutan yang rendah. Untuk lainnya yang dapat digunakan untuk
golongan obat kategori ini, peningkatan meningkatkkan ketersediaan hayati dari obat
kecepatan disolusi penting untuk mencapai dengan kelarutan yang rendah(4.5). Secara
bioavailabilitas yang diinginkan(1,2). umum Solid Lipid Nanoparticle (SLN)
Solid Lipid Nanoparticle (SLN) dibuat dari campuran lemak, surfaktan atau
adalah generasi baru lipid emulsi yang emulsifier, dan air. Para peneliti sependapat
berukuran submikron dimana lipid cair bahwa keunggulan utama dari penerapan
(minyak) telah digantikan oleh lemak padat. Solid Lipid Nanoparticle (SLN) pada bidang

163 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(2), 163-171, 2020 NURUL ARFIYANTI YUSUF

farmasi karena bahan baku utamanya lemak optimal dari bahan dengan mendeskripsikan
yang berasal dari asam lemak esensial (6). efek faktor(9).
Lipid glyceryl monostearate Berdasarkan uraian diatas maka
merupakan lipid yang dapat membentuk dilakukan penelitian tentang optimasi
emulsi yang stabil karena memiliki dua konsentrasi lipid terhadap karakteristik fisik
gugus hidroksil yang bersifat polar dan Solid Lipid Nanoparticle (SLN)
nonpolar, serta kelarutannya dalam lipid glibenklamid.
yang sangat tinggi dibandingkan dengan
polimer lipid lain(7). Asam oleat digunakan METODE PENELITIAN
sebagai komponen minyak. Asam oleat Alat dan Bahan
banyak dipilih sebagai fase minyak karena Alat-alat yang digunakan adalah alat
kemampuan self-emulsifying-nya yang alat gelas (pyrex®), centrifuge (PLC series),
tinggi dan kapasitas pelarutan obat yang freeze dryer (CoolsafeTM), magnetic stirrer
besar(8). (SSM 79-1), mikropipet (TopPette Pipettor),
Optimasi adalah suatu metode atau particle size analyzer (PSA),
desain eksperimental untuk memudahkan spektofotometer UV-Vis (Shimadzu® UV-
dalam penyusunan dan interprestasi data 2600), scanning elektron miroscop (SEM)
secara matematis. Metode ini menelaah dan (Tescan® VEGA3SB), timbangan analitik
memahami korelasi antara faktor-faktor (Chq Mettler Toledo AI 204). Bahan-bahan
dengan karakter proses atau respon yang yang digunakan adalah glibenklamid, asam
menjadi fokus. Penerapan factorial design oleat, aquadest, glyceryl monostearate, PEG
digunakan untuk menentukan formula yang 400, soya lecithin, tween 80. (Tabel 1).

Tabel 1. Komposisi Formula Solid Lipid Nanoparticle (SLN)


Formula Glibenklamid Asam Glyceryl Soya Tween PEG Aquades
(%) Oleat Monoste Lechitin 80 400 (%)
(%) arate (%) (%) (%)
(%)
F1 0,5 1 3 1,5 1,5 1,5 Ad 100
F2 0,5 1 3 1,5 1,5 1,5 Ad 100
F3 0,5 1 3 1,5 1,5 1,5 Ad 100
F4 0,5 1 9 1,5 1,5 1,5 Ad 100
F5 0,5 1 9 1,5 1,5 1,5 Ad 100
F6 0,5 1 9 1,5 1,5 1,5 Ad 100
F7 0,5 2 3 1,5 1,5 1,5 Ad 100
F8 0,5 2 3 1,5 1,5 1,5 Ad 100
F9 0,5 2 3 1,5 1,5 1,5 Ad 100
F10 0,5 2 9 1,5 1,5 1,5 Ad 100
F11 0,5 2 9 1,5 1,5 1,5 Ad 100
F12 0,5 2 9 1,5 1,5 1,5 Ad 100

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 164


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(2), 163-171, 2020 NURUL ARFIYANTI YUSUF

Pembuatan Larutan Induk kecepatan 1000 rpm selama 1 jam dengan


Dibuat larutan induk dengan suhu 50˚C. Emulsi yang dihasilkan di
konsentrasi 10.000 ppm dengan cara freeze drying untuk mendapatkan partikel
ditimbang ± 500 mg glibenklamid Solid Lipid Nanoparticle (SLN) yang
dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml, kering.
dilarutkan dengan kloroform hingga tanda
batas. Karakterisasi Solid Lipid Nanoparticle
(SLN) Glibenklamid
Penentuan Panjang Gelombang Karakterisasi dilakukan terhadap
Maksimum Solid Lipid Nanoparticle (SLN)
Glibenklamid ditimbang seksama, glibenklamid meliputi analisis ukuran
dibuat konsentrasi 50 ppm dalam partikel dan pengukuran efisiensi
kloroform. Panjang gelombang maksimum penjerapan. Karakterisasi dilakukan pada
glibenklamid ditentukan dengan absorbansi Solid Lipid Nanoparticle (SLN)
maksimum yang diperoleh dari scanning glibenklamid sebelum dan sesudah
larutan glibenklamid dengan alat pengeringan.
spektrofotometri UV-VIS pada panjang
gelombang 200-400 nm. Efisiensi Penjerapan Solid Lipid
Nanoparticle (SLN) Glibenklamid
Pembuatan Kurva Baku Sebanyak 100 mg Solid Lipid
Ditimbang seksama ±500 mg Nanoparticle (SLN) glibenklamid yang
glibenklamid baku, dimasukkan kedalam telah dikeringkan ditimbang dengan
labu ukur 50 mL kemudian dilarutkan seksama dan dimasukkan ke dalam tabung
sebagian dalam kloroform hingga larut reaksi. Pada padatan Solid Lipid
kemudian ditambahkan dengan kloroform Nanoparticle (SLN) dtambahkan 10 mL
hingga garis batas labu ukur, dikocok kloroform untuk melarutkan Solid Lipid
hingga homogen. Kemudian dibuat 5 seri Nanoparticle (SLN) glibenklamid . Larutan
konsentrasi 4, 12, 16, 20 dan 24 ppm, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan
serapan masing-masing diukur dengan 5000 rpm selama 45 menit kemudian Filtrat
spektofotometer UV pada panjang yang dihasilkan diukur menggunakan
gelombang maksimum, kemudian dibuat spektofotometer UV-Vis pada panjang
persamaan kurva kalibrasi dalam gelombang serapan maksimum. Efisiensi
persamaan y=a ± bx. penjerapan (%) dan penetapan kadar
glibenklamid dapat dihitung berdasarkan
Pembuatan Emulsi Solid Lipid rumus:
Nanoparticle (SLN) Glibenklamid
Glibenklamid dilarutkan dalam total obat − obat bebas
= 100%
kloroform, ditambahkan glyceryl
monostearate, asam oleat dan soya lechitin
sebagai fase minyak kemudian diaduk Ukuran dan Distribusi Ukuran Partikel
dengan magnetic stirrer dengan kecepatan Analisis distribusi ukuran partikel
1000 rpm. Tween 80 dilarutkan bersama Solid Lipid Nanoparticle (SLN)
PEG 400 dalam aquadest suhu 80˚C glibenklamid dapat ditentukan dengan
sebagai fase air. Fase lipid menggunakan alat particle size analyzer
diemulsifikasikan kedalam fase air dengan (PSA)
menggunakan magnetic stirer pada

165 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(2), 163-171, 2020 NURUL ARFIYANTI YUSUF

Analisis Data Formulasi Solid Lipid Nanoparticle


Optimasi campuran lipid dengan metode (SLN)
Factorial design dilakukan menggunakan Formula Solid Lipid Nanoparticle
perangkat lunak Design-Expert versi 7.1.6 (SLN) dibuat dengan memvariasikan
(Stat-Ease.Inc, 2007), dengan memasukkan konsentrasi asam oleat dan glyceryl
proporsi asam oleat dan glyceryl monostearate. Hasil persen rendemen Solid
monostearate sebagai variabel dan data- Lipid Nanoparticle (SLN) dapat dilihat
data replikasi dari percobaan yaitu nilai pada tabel 2.
entrapment efisiensi sebagai respon. Hasil
dari formula optimum kemudian akan Tabel 2. Hasil Rendamen Solid Lipid
dianalisis menggunakan data fisik yang Nanoparticle (SLN) Glibenklamid
diperoleh. No. Formula Rendemen (%)
1 F1 16,88
HASIL DAN PEMBAHASAN 2 F2 16,85
Penentuan Kurva Kalibrasi Glibenklamid 3 F3 15,28
4 F4 17,84
Konsentrasi vs Absorbansi 5 F5 18,21
0.9 6 F6 18,33
0.8 7 F7 19,97
0.7
8 F8 19,92
0.6 y = 0.0353x - 0.0264
Absorbansi

0.5 R² = 0.9919 9 F9 20,30


0.4 10 F10 27,17
0.3 11 F11 28,11
0.2 12 F12 27,65
0.1
0
Fase lipid yang digunakan dengan
0 10 20 30
mengkombinasi lipid asam oleat dengan
Konsentrasi Glibenklamid (µg/mL)
gliseryl monostearate dengan berbagai
konsentrasi. Lipid asam oleat merupakan
Gambar 1. Kurva Kalibrasi Glibenklamid
asam lemak tak jenuh tersusun dari 18 atom
C (rantai panjang) dengan satu ikatan
Penentuan kurva kalibrasi
rangkap diantara atom C ke-9 dan ke-10
glibenklamid dengan membuat beberapa
sehingga lebih mudah untuk mengemulsi
konsentrasi berbeda yaitu 4, 12, 16, 20 dan
dan melarutkan obat yang bersifat lipofilik,
24 ppm dari larutan induk glibenklamid
dibandingkan dengan fase lipid seperti
10.000 ppm menggunakan pelarut
oleum cocos yag memiliki lebih dari 18
kloroform. Seri konsentrasi kurva kalibrasi
atom carbon(11).
menyesuaikan pada kadar sampel yang
Asam oleat banyak dipilih sebagai
akan dianalisis. Kurva kalibrasi yang
fase minyak karena kemampuan self-
digunakan memiliki persamaan y=
emulsifyingnya yang tinggi dan kapasitas
0,0353x-0,0264 dengan nilai r 2 sebesar
pelarutan obat yang besar (8). Penggunaan
0,9919. Koefisien korelasi menunjukkan
asam oleat dalam sediaan obat peroral dapat
tingkat linieritas hubungan antara kadar
membantu meningkatkan bioavailabilitas
sampel dengan luas area puncak(10).
obat yang sukar larut dalam air dengan cara
bertindak sebagai bahan pengemulsi.

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 166


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(2), 163-171, 2020 NURUL ARFIYANTI YUSUF

Penggunaan asam oleat sebagai minyak organik dengan titik leleh 56-58℃. Emulsi
dalam nanopartikel berperan penting dalam yang dihasilkan pada komponen ini stabil
menurunkan proses kristalisasi dan pada pH 7.
meningkatkan penurunkan modifikasi
keteraturan kristal serta merupakan faktor Efisensi Penjerapan
utama yang mempengaruhi kecepatan Analisis persen efisiensi penjerapan
pelepasan bahan aktif. Perbedaan titik lebur Solid Lipid Nanoparticle (SLN)
antara lipid padat dan lipid cair glibenklamid dilakukan untuk mengetahui
menyebabkan proses kristalisasi lipid padat jumlah glibenklamid yang terenkapsulasi.
terjadi lebih awal dan menyebabkan lipid Semakin tinggi persen efisiensi penjerapan
cair berada pada bagian luar matriks maka obat yang terenkapsulasi semakin
bersama bahan obat dan membentuk drug- banyak. Fase terjerap (pellet) merupakan
enrich shell yang dapat memicu profil jumlah zat obat yang terenkapsulasi
pelepasan segera (12). didalam sediaan, biasanya seperti endapan
Glyceryl monostearate merupakan berwarna putih. Fase tidak terjerap
komponen fase minyak yang digunakan (supernatan) merupakan jumlah zat obat
sebagai fase lipid dalam nanopartikel. tidak terenkapsulasi, biasanya cairan
Glyceryl monostearate merupakan berwarna bening yang telah terpisah. Hasil
komponen fase minyak yang berfungsi persen efisiensi penjerapan yang
sebagai emollient dan emulsifier (13). didapatkan mendekati 100%. Persentase
Glyceryl monostearate merupakan hasil efisiensi penjerapan paling besar pada
campuran mono dan diester dari asam lipid asam oleat dan glyceryl monostearate
stearate dan palmitat. Glyceryl berada pada formula 5 (99,00%) dan
monostearate adalah suatu zat berbentuk formula 10 (99,09%) dapat dilihat pada
flakes seperti lilin yang larut dalam pelarut tabel 3.

Tabel 3. Optimasi Efisiensi Penjerapan Solid Lipid Nanoparticle (SLN) Glibenklamid


Formula Asam Oleat (%) Glyceryl monostearate (%) % Efisiensi Penjerapan
F1 1 3 95,50%
F2 1 3 97,66%
F3 1 3 97,17%
F4 1 9 98,77%
F5 1 9 99,00%
F6 1 9 98,87%
F7 2 3 97,31%
F8 2 3 96,43%
F9 2 3 97,10%
F10 2 9 99,09%
F11 2 9 98,57%
F12 2 9 98,45%

167 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(2), 163-171, 2020 NURUL ARFIYANTI YUSUF

Persamaan faktorial desain yang diperoleh aktif untuk terinkorporasi dalam Solid Lipid
dari tabel 3 adalah: Nanoparticle (SLN). Demikian pula
Y = 1,93(A) – 0,00055(B) penelitian terhadap tretinoin yang dilakukan
Keterangan: oleh Shah et al, diketahui semakin besar
Y = Efisiensi penjerapan Solid Lipid komposisi lemak maka efisiensi
Nanoparticle (SLN) (%) penjerapannya juga semakin besar(14).
A = Proporsi komponen asam oleat Hasil analisis ragam anova variabel
(bagian) respon efisiensi penjerapan memberikan nilai
B = Proporsi komponen gliseryl model yang signifikan dan nilai lack of fit
monostearate (bagian) yang tidak signifikan dapat dilihat pada tabel
4.
Persamaan diatas menunjukkan bahwa Nilai F value yang signifikan pada
asam oleat memberikan pengaruh yang lebih table 5 menunjukkan bahwa model dapat
besar di bandingkan gliseryl monostearate digunakan untuk prediksi, sedangkan nilai p-
terhadap efisiensi penjerapan. Penelitian ini value kurang dari 0,05 berarti peluang
menunjukkan bahwa semakin besar kesalahan yang didapatkan masih dalam
komposisi lemak padat dalam formula Solid toleransi yang ditetapkan peneliti.
Lipid Nanoparticle (SLN) maka akan Lack of fit merupakan penyimpangan
menghasilkan nilai efisiensi penjerapan yang atau ketidak tepatan terhadap model linier
semakin besar. Hal ini disebabkan order pertama. Jika hasilnya tidak signifikan
peningkatan glyceryl monostearate akan atau tidak bermakna maka model tepat untuk
memberikan lebih banyak tempat bagi zat digunakan menentukan formula optimum.

Tabel 4. Data Anova Untuk Model Yang Dipilih


Source Sum of df Mean F- p-value
Squares Square value
Model 11,17 2 5,59 15,08 0,0013 significant
A-Asam Oleat 11,17 1 11,17 30,15 0,0004
B-Glyceryl 0,0000 1 0,0000 0,0001 0,9926
Monostearate
Residual 3,34 9 0,3706
Lack of Fit 0,0901 1 0,0901 0,2222 0,6500 not significant
Pure Error 3,25 8 0,4057
Cor Total 14,51 11

Penentuan Formula Optimum Solid Lipid Nanoparticle (SLN) Glibenklamid


Tabel 5 . Batasan Konsentrasi Formula dan Persentasi Efisiensi Penjerapan
Name Goal Lower Upper Lower Upper Importance
Limit Limit Weight Weight
A: Asam Oleat Is equal to 1,5 1 2 1 1 3
B:Glyceryl Monostearate Is equal to 6 3 9 1 1 3
Efisensi Penjerapan Maximize 95,5 99,09 1 1 5

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 168


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(2), 163-171, 2020 NURUL ARFIYANTI YUSUF

Piranti lunak Design expert dikehendaki, sedangkan nilai desirability


selanjutnya melakukan optimasi formulasi mendekati nol menandakan bahwa formula
dari 12 formula dan hasil pengukuran sulit mencapai titik optimal berdasarkan
efisiensi penjerapan dengan menambahkan variabel respon. Pendekatan yang dilakukan
batasan konsentrasi formula terendah hingga dalam memilih formula optimum adalah
tertinggi, berdasarkan analisis ragam pendekatan secara numerik.
(ANOVA) dari variabel respon efisiensi
penyerapan dan memberikan beberapa solusi Hasil Karakterisasi Ukuran dan Distribusi
formula sebagai formula Solid Lipid Ukuran Partikel
Nanoparticle (SLN) glibenklamid terpilih Analisis distribusi ukuran partikel
sesuai dengan target optimasi yang dapat ditentukan dengan menggunakan alat
diinginkan (Tabel 5). particle size analyzer (PSA). Prinsip kerja
Berdasarkan komposisi optimum pada dari particle size analyzer (PSA) berdasarkan
software terpilih 2 formula optimum dengan metode dynamic light scattering (DLS) yang
konsentrasi asam oleat 2% dan glyceryl memanfaatkan hamburan sinar inframerah.
monostearate 9% (Formula 10) dan Cahaya yang dibiaskan pada sudut 173˚ akan
konsentrasi asam oleat 1% dan glyceryl ditangkap oleh detektor untuk menghasilkan
monostearate 9% (Formula 5) dengan zeta potensial. Cahaya yang dihamburkan
prakiraan nilai efisiensi penjerapan 97,827 pada 90˚ akan ditangkap oleh detektor untuk
dan nilai desirability 0,648 (Tabel 6). Nilai menghasilkan diameter, berat molekul dan
target optimasi yang ingin dicapai dikenal distribusi ukuran partikel. Semakin kecil
dengan istilah nilai desirability yang berkisar ukuran partikel diketahui akan
antara nol sampai satu (0-1). Nilai desirability mempengaruhi luas permukaan dan laju
yang mendekati satu menandakan bahwa disolusi sehingga dapat meningkatkan
formula dapat mencapai formula optimum bioavailabilitas senyawa tersebut.
sesuai dengan variabel respon yang

Tabel 6. Solution Found Formula


Number Asam Glyceryl Efisiensi Desirability
Oleat Monostearate Penjerapan
1 2,000 9,000 97,827 0,648 Selected
2 1,000 9,000 97,827 0,648

Gambar 2. Grafik puncak partikel formula 5

169 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(2), 163-171, 2020 NURUL ARFIYANTI YUSUF

Gambar 3. Grafik puncak partikel formula 10

Tabel 7.Hasil Cumulant Operation PSA


No. Parameter Formula 5 Formula 10
1 Z-average 294,6 nm 6520,4 nm
2 polydispersity index 0,465 0,189

Grafik hasil penentuan ukuran partikel heterogen). Distribusi ukuran partikel


Solid Lipid Nanoparticle (SLN) ditentukan dengan nilai PDI. Nilai PDI < 0,5
Glibenklamid menggunakan alat particle size menunjukkan bahwa keseragaman ukuran
analyzer (PSA) ditampilkan pada gambar 2 partikel pada sediaan. Perolehan nilai indeks
dan 3. Gambar 2 menunjukkan bahwa Solid polidispersitas menunjukan bahwa formula 5
Lipid Nanoparticle (SLN) glibenklamid dan 10 merupakan formula homogen.
tersusun atas satu partikel diameter rata-rata Komposisi yang tepat antara fase lipid, fase
kurang dari 1000 nm (1 µm), sedangkam air, surfaktan dan jumlah bahan aktif dapat
Gambar 3 menunjukkan bahwa Solid Lipid menentukan distribusi ukuran partikel. Data
Nanoparticle (SLN) glibenklamid tersusun yang diperoleh pada penelitian ini
atas satu partikel diameter rata-rata lebih dari menunjukan bahwa peningkatan jumlah lipid
1000 nm (1 µm). glyceryl monostearate yang diikuti dengan
Penentuan ukuran partikel didasarkan penurunan lipid asam oleat menunjukan
pada prinsip DLS (Dynamic Light ukuran partikel yang lebih kecil dan distribusi
Scaterring) yang mengukur gerak Brown partikel yang lebih homogen.
suatu partikel. Nilai Z-average menunjukan
rata-rata ukuran partikel solid lipid SIMPULAN
nanoparticle (SLN). Berdasarkan hasil Variasi konsentrasi antara lipid asam oleat
penelitian, formula 5 memiliki nilai Z- dengan gliseryl monostearate memiliki
average sebesar 294,6 nm dengan nilai pengaruh yang signifikan terhadap persen
polydispersity index 0,465 sedangkan efisiensi penjerapan pada sediaan Solid Lipid
formula 10 memiliki nilai Z-Average 6520,4 Nanoparticle (SLN) glibenklamid dan
nm dengan nilai polydispersity index 0,189 formula optimal yaitu formula dengan asam
(Tabel 7). oleat 1% dan gliseryl monostearate 9%.
Indeks polidispersitas atau
polydispersity index (PDI) merupakan DAFTAR PUSTAKA
parameter yang menunjukan keseragaman 1. Neal, M. 2006. Medical Pharmacology
ukuran partikel dalam suatu sampel yang at a Glance Fifth Edition. Editor
menunjukan bahwa partikel dalam suspensi Translation Juwita Surapsari, Penerbit
homogen (0,0 sangat homogen dan 1,0 sangat Erlangga, Jakarta

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 170


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(2), 163-171, 2020 NURUL ARFIYANTI YUSUF

2. Mukherjee, S., Ray, S., & Thakur, R. S. andBioavailability Studies, Journal of


2009. Solid lipid nanoparticles: a Drug Delivery & Therapeutics, 3
modern formulation approach in drug (3):131 – 142
delivery system, Indian journal of 9. Bolton, S.. 1997. Pharmaceutical
pharmaceutical sciences, 71(4), 349 Statistics : Practical and Clinical
3. Sinha, V. R., Srivastava, S., Goel, H., & Applications, 3 rd Ed,610-619, Marcel
Jindal, V. 2010. Solid Lipid Dekker Inc., New York
Nanoparticles (SLN'S)-Trends and 10. Sugihartini, N., Fudholi, A., Pramono,
Implications in Drug Targeting, S., & Sismindari, S. 2014. Validasi
International Journal of Advances in Metode Analisa Penetapan Kadar
Pharmaceutical Sciences, 1(3) Epigalokatekin Galat dengan
4. Ingle, U. S., Bankar, V. H., Gaikwad, P. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi,
D., & Pawar, S. P. 2011. Solubility Pharmaciana, 4(1).
enhancement of oral hypoglycemic 11. Baghwat,D dan D’Souza. 2012.
agent by solid dispersion technique, Int Formulation and evaluation of Solid
J Apllied Biology and Pharm Tech, 2(2), selmicro emulsifying drug delivery
301-306 system using aerosil 200 as solid carrier,
5. Krishnaiah, Y. S. 2010. Pharmaceutical International Current Pharmaceutical
technologies for enhancing oral Journal, India, 1(12): 414-419.
bioavalability of poorly soluble drugs, J 12. Hu, F. Q., Jiang, S. P., Du, Y. Z., Yuan,
Bioequiv Availab, 2(2), 28-36 H., Ye, Y. Q., & Zeng, S. 2005.
6. Pardeike, J., Hommoss, A., & Müller, R. Preparation and characterization of
H. 2009. Lipid nanoparticles (SLN, stearic acid nanostructured lipid carriers
NLC) in cosmetic and pharmaceutical by solvent diffusion method in an
dermal products, International Journal aqueous system, Colloids and Surfaces
of Pharmaceutics, 366(1-2), 170-184 B: Biointerfaces, 45(3-4), 167-173.
7. Kumar, R., Yasir, M., Saraf, S. A., Gaur, 13. Idson, B., and J.Lazarus, 1994,
P. K., Kumar, Y., & Singh, A. P. 2013. Semipadat, dalam; Teori dan Praktek
Glyceryl monostearate based Farmasi Industri, edisi 3, Terjemahan S.
nanoparticles of mefenamic acid: Suyatmi, UI Press, Jakarta, 1091-1100.
fabrication and in vitro characterization, 14. Shah KA, Date AA, Joshi MD, Patravale
Drug Invention Today, 5(3), 246-250 VB. 2007. Solid lipid nanoparticles
8. Kurakula, M. & Venkatesh M., 2013, (SLN) of tretinoin: Potential in topical
Self-Nanoemulsifying Drug delivery, International Journal of
DeliverySystem (SNEDDS) for Oral Pharmaceutic, 163–171.
Delivery of Atorvastatin-Formulation

171 AKADEMI FARMASI SAMARINDA

Anda mungkin juga menyukai