Tambahan :
http://haiyulfadhli.blogspot.com/2016/01/bahan-pembantu-eksipien-pembuatan-tablet.html
FILLERS/DILUENTS/BAHAN PENGISI
Bahan pengisi dibutuhkan untuk membuat bulk (menambah bobot sehingga memiliki bobot yang
sesuai untuk dikempa), memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif yang sulit
dikempa serta untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung. Bahan pengisi
dapat dibagi berdasarkan katagori: material organik (karbohidrat dan modifikasi karbohidrat),
material anorganik (kalsium fosfat dan lainnya), serta co-processed diluents. Jumlah bahan
pengisi yang dibutuhkan bervariasi, berkisar 5-80% dari bobot tablet (tergantung jumlah zat aktif
dan bobot tablet yang diinginkan). Bila bahan aktif berdosis kecil, sifat tablet (campuran massa
yang akan ditablet) secara keseluruhan ditentukan oleh sifat bahan pengisi.
Amilum Mannitol
Mikrokritalin selulosa
Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut dengan filler-binders.
Filler-binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan meningkatkan daya
alir dan kompaktibilitas massa tablet. Filler binders digunakan dalam kempa langsung.
Persyaratan suatu material dapat berfungsi sebagai filler-binders adalah mempunyai fluiditas dan
kompaktibilitas yang baik. Material yang mempunyai sifat demikian biasanya mempunyai
ukuran partikel yang relatif besar (bukan fines) dengan bentuk yang sferis. Bahan pengisi yang
dapat berfungsi sebagai filler-binders biasanya hasil modifikasi, termasuk co-processed diluents.
Co-processed diluents merupakan material hasil modifikasi dan kombinasi 2 atau lebih material
dengan proses yang sesuai. Material co-processed diluents lebih baik untuk kempa langsung
dibandingkan hasil modifikasi 1 macam diluents saja.
Tabel II. Macam-macam filler- binder hasil modifikasi tunggal dan co-processed
Filler- binder Diskripsi
Modifikasi tunggal Modifikasi dari mikrokristalinselulosa/MCC
BINDERS (PENGIKAT)
Binders atau bahan pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasi
dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi.
Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk larutan (lebih efektif).
Bahan pengikat secara umum dapat dibedakan menjadi: pengikat dari alam, polimer
sintetik/semisintetik dan gula.
Pada granulasi basah, bahan pengikat biasanya ditambahkan dalam bentuk larutan (dibuat
solution, musilago atau suspensi), namun dapat juga ditambahkan dalam bentuk kering, setelah
dicampur dengan massa yang akan digranul baru ditambahkan pelarut.
Tabel III. Pengikat yang biasanya digunakan dalam granulasi basah
(%dari formula)
Selulosa mikrokristalin 10-50 Air
MC 1-5 Air
EC 10-25 Air
Akasia
Tragakan
Guar
Pektin
Amilum
Amilum pregelatin
Sukrosa
Lainnya
Sirup jagung
PEG
Na Alginat
Pada proses granulasi, dengan adanya bahan pengikat dalam bentuk cair maka bahan pengikat
akan membasahi permukaan partikel, selanjutnya terbentuk jembatan cair (liquid bridges) antar
partikel. Selanjutnya partikel yang berikatan akan semakin banyak sehingga terjadi
pertumbuhan/pembesaran granul. Setelah proses pengayakan dilakukan proses pengeringan yang
mengakibatkan terbentuknya jembatan padat antara partikel yang saling mengikat membentuk
granul. Banyaknya larutan pengikat yang dibutuhkan dalam proses granulasi bervariasi
tergantung pada: jumlah bahan, ukuran partikel, kompresibilitas, luas permukaan, porositas,
hidrofobisitas, kelarutan dalam larutan pengikat, dan cara/metode penggranulan. Pada tabel IV
terlihat perkiraan volume larutan pengikat yang dibutuhkan untuk menggranul berbagai bahan
pengisi.
Tabel IV. Banyaknya larutan pengikat yang dibutuhkan untuk menggranul 3000 g pengisi
Pada pembuatan tablet dengan metode granulasi kering dan kempa langsung, bahan pengikat
ditambahkan dalam bentuk kering.
Tabel V. Jenis-jenis bahan pengikat yang umum digunakan pada kempa langsung
Bahan Pengikat Kelas
Avicel (PH 101) Mikrokristalinselulosa
SMCC (50) Silicified Mikrokristalinselulosa
UNI-PURE(DW) Amilum pregelatin partial
UNI-PURE (LD) Amilum densitas rendah
DC Lactose DC laktosa anhydrous
DI TAB DC-Calsium fosfat dihidrat dibasa
Tabel VI. Karakteristik bahan pengikat untuk kempa langsung (DC/Direct compression)
Sifat alir DI TAB > SMCC(50) > DC Lactose , UNI PURE(DW) >
Avicel (PH 101) > UNI PURE(LD)
Compresibilitas UNI PURE(LD) > SMCC(50) , Avicel (PH 101) > UNI
PURE(DW) , DC Lactose > DI TAB
Crushing Strength UNI PURE(LD) > SMCC(50) > UNI PURE(DW) > Avicel
Bioavailabilitas suatu tablet tergantung pada absorpsi obatnya. Absorpsi obat tergantung pada
kelarutan obat dalam cairan gastrointestinal dan permeabilitas obat melintasi membran.
Kecepatan kelarutan suatu obat dalam tablet tergantung pada sifat fisika-kimia obat, dan juga
kecepatan disintegrasi dan disolusi dari tablet. Untuk mempercepat disintegrasi tablet, maka
ditambahkan disintegran/bahan penghancur. Bahan penghancur akan membantu hancurnya tablet
menjadi granul, selanjutnya menjadi partikel partikel penyusun sehingga akan meningkatkan
kecepatan disolusi tablet.
Bahan penghancur dapat ditambahkan langsung (pada kempa langsung) atau dapat ditambahkan
secara intragranular, ekstragranular serta kombinasi intra-ekstra pada granulasi. Aksi bahan
penghancur dalam menghancurkan tablet, ada beberapa mekanisme, yaitu: aksi kapiler,
swelling/pengembangan, heat of wetting, particle repulsive forces, deformation, release of gases,
enzymatic action.
Tabel VII. Tipe dan jumlah disintegran/bahan penghancur yang umum ditambahkan
BAHAN PELICIN
1. Lubricants
Lubrikan adalah bahan yang berfungsi untuk mengurangi friksi antara permukaan dinding/tepi
tablet dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi. Lubrikan ditambahkan pada pencampuran
akhir/final mixing, sebelum proses pengempaan. Lubrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan
kelarutannya dalam air yaitu larut dalam air dan tidak larut dalam air. Pertimbangan pemilihan
lubrikan tergantung pada cara pemakaian, tipe tablet, sifat disintegrasi dan disolusi yang
dinginkan, sifat fisika-kimia serbuk/granul dan biaya.
Tabel VIII. Macam-macam lubrikan yang biasa digunakan pada sediaan tablet
2. Glidants
Glidants ditambahkan dalam formulasi untuk menaikkan/meningkatkan fluiditas massa yang
akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang seragam. Amilum
adalah glidan yang paling populer karena disamping dapat berfunsi sebagai glidan juga sebagai
disintegran dengan konsentrasi sampai 10%. Talk lebih baik sebagai glidan dibandingkan
amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet. Pada tabel IX terlihat beberapa
tipe glidan yang biasa digunakan.
Talk 1-5
Amilum 1-10
3. Antiadherents
Antiadherents adalah bahan yang dapat mencegah melekatnya (sticking) permukaan tablet pada
punch atas dan punch bawah. Talk, magnesium stearat dan amilum jagung merupakan material
yang memiliki sifat antiadherent yang sangat baik.
Bahan pewarna ada yang larut dalam air dan ada tidak larut. Pewarna ditambahkan dalam bentuk
larutan atau suspensi dalam granulasi basah, tergantung apakah pewarna tersebut larut atau tidak.
Penggunaan pewarna yang larut kemungkinan dapat terjadi migrasi zat warna selama proses
pengeringan yang dapat mengakibatkan tidak meratanya warna. Penggunaan pewarna yang tidak
larut dapat mengurangi resiko interaksi yang kemungkinan terjadi dengan zat aktif dan bahan
tambahan yang lain. Terhadap tablet yang telah diberi pewarna, sangat penting untuk dilakukan
pengukuran keseragaman warna pengkilapan, serta perubahan warna karena pengaruh cahaya
pada permukaan tablet. Pengukuran dapat dilakukan dengan Reflectance Spectrophotometry,
Tristimulus Colourimetric Measurements dan Microreflectance Photometer
SWEETENERS, FLAVORS
Penambahan Pemanis dan pemberi rasa biasanya hanya untuk tablet-tablet kunyah, hisab, buccal,
sublingual, effervescent dan tablet lain yg dimaksudkan untuk hancur atau larut dimulut.
Tabel XII. Beberapa pemanis yang biasa digunakan dalam formulasi tablet
Sakarin 500 kali lebih manis dibandingkan sukrosa, kekurangannya berasa pahit pada akhir dan
bersifat karsinogenik, sama seperti siklamat yang juga karsinogenik. Aspartame 180 kali lebih
manis dibanding sukrosa, tetapi kurang stabil pada kondisi lembab sehingga tidak dapat
digunakan dengan komponen yang higroskopis.
Flavors digunakan untuk memberi rasa atau meningkatkan rasa pada tablet-tablet yang
dikehendaki larut atau hancur dimulut sehingga lebih dapat diterima oleh konsumen. Flavors
dapat ditambahkan dalam bentuk padat (spray dried flavors) atau dalam bentuk minyak atau
larutan (water soluble) flavors. Dalam bentuk padat lebih mudah penanganannya dan secara
umum lebih stabil dari pad bentuk minyak. Minyak biasanya ditambahkan pada tahap lubrikasi
sebab minyak sensitif terhadap moisture dan bertendensi menguap ketika dipanaskan pada
pengeringan. Jadi yang paling mungkin adalah diadsorbsikan ke dalam eksipien dan
ditambahkan pada proses lubrikasi. Maksimum penambahan minyak yang ditambahkan pada
granul tanpa mempengaruhi karakter tablet atau proses penabletan adalah 0,5-0,75. Aqueous
flavors tidak banyak digunakan sebab tidak stabil because pada penyimpanan.
Eksipien yang dibutuhkan dalam formulasi sediaan padat begitu banyak (jenis dan fungsinya),
dengan pilihan yang beragam pula. Dalam beberapa decade terakhir, produsen terus
mengembangkan dan meriset berbagai eksipien generasi baru dengan berbagai sifat kimia-fisika
dan keunggulannya. Dalam memilih eksipien, dituntut kejelian dan kecerdasan dari formulator
sehingga dapat dihasilkan suatu tablet yang bermutu (aman, manjur, acceptable dan stabil).
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih eksipien seperti: sifat fisika kimia zat
aktif dan eksipien, proses/metode pembuatan, cara/rute pemakaian, dosis dan profil pelepasan
yang dinginkan, dan lain sebagainya. Semua pertimbangan tersebut harus dikaji secara
komprehensif, sehingga akan dapat dihasilkan suatu formula yang baik. Prinsip dasar yang dapat
menjadi landasan adalah penggunaan eksipien sebaiknya dalam jumlah (jenis dan kuantitas)
yang sesedikit mungkin untuk menghindari interaksi yang lebih besar yang mungkin terjadi antar
komponen yang ada. Sebaliknya suatu ketika mungkin akan dibutuhkan jumlah (jenis dan
kuantitas) yang besar untuk mencapai tujuan tertentu.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan eksipien
KESIMPULAN
Dalam formulasi sediaan tablet, selain bahan aktif juga dibutuhkan eksipien/bahan tambahan,
karena zat aktif tidak memiliki semua sifat yang baik untuk langsung dibuat tablet. Bahan
tambahan bukan merupakan bahan aktif, namun secara langsung atau tidak langsung akan
berpengaruh pada kualitas/mutu tablet yang dihasilkan. Pemilihan bahan tambahan harus
disesuaikan dengan sifat kimia-fisika dari bahan obat, serta dengan tujuan yg ingin dicapai