Anda di halaman 1dari 4

TUGAS FTS CSP - S1 FARMASI B - SEMESTER IV

RESUME JURNAL

KELOMPOK 2 (SUSPENSI)
Nama Anggota :
1. Nadya Gita Praja (1617000491)
2. Wati Eliana Putri (1617000501)
3. Anggun Puspitasari (1617000561)
4. Ayu Atika (1617000571)
5. Septia vani Gienan Sari (1617000781)
6. Dian Rizki (1617000791)

EVALUASI FISIK SEDIAAN SUSPENSI DENGAN KOMBINASI SUSPENDING AGENT


PGA (Pulvis Gummi Arabici) DAN CMC-Na (Carboxymethylcellulosum Natrium

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak
larut, terdispersi dalam cairan pembawa

1. Sediaan
Talk dibuat sediaan suspensi dengan kombinasi suspending agent PGA dan
CMC-Na serta bahan tambahan lain

2. Tujuan pembuatan sediaan suspensi


a. Beberapa zat aktif obat mempunyai kelarutan yang praktis tidak larut dalam air,
tetapi diperlukan dalam bentuk cair
b. Untuk mengetahui karakteristik suspensi dengan kombinasi suspending agent
PGA dan CMC-Na , berturut-turut dari formula I, II, III, dan IV adalah 5% dan
0,25%; 3,75% dan 0,5%; 2,5% dan 0,75%; 1,25% dan 1%.
3. Formulasi dan Fungsi tiap bahan
Bahan Konsentrasi (%) Fungsi
F1 F2 F3 F4
Talk 2,5 2,5 2,5 2,5 Bahan aktif
PGA 5 3,75 2,5 1,25 Suspending
agent
CMC-Na 0,25 0,5 0,75 1 Suspending
agent
Gliserin 10 10 10 10 Wetting
agent
Sirop Gula 20 20 20 20 Pemanis
Aquadest 63 64 65 66 Cairan
pembawa

4. Metode pembuatan
Metode disperse, karena talk merupakan senyawa yang tidak larut dalam
hamper semua pelarut sehingga diperkukan penambahan gliserin agar mudah
terbasahi.
Metode disperse yaitu metode dimana serbuk bahan obat ditambahkan ke
mucilago yang telah terbentuk kemudian baru diencerkan.
Terdapat kesukaran pada saat mendispersi serbuk dalam vehicle dikarenakan
adanay udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk, serbuk yang kemasukan udara
sukar dibasahi, sukarnya serbuk terbasahi tergantung sudut kontak, bila sudut kontak
± 90o serbuk mengambang diatas cairan (sifat hidrofob), untuk menurunkan tegangan
antar mukanya perku ditambah wetting agent
5. Cara kerja
PGA dan CMC-Na digerus sampai homogen
Dilarutkan dengan air sampai terbentuknya mucilago
Bahan yang akan dibuat suspensi ditambahkan gliserin dan digerus sampai homogen
pada mortir dan stamper lain
Campuran bahan yang akan dibuat suspensi dan gliserin dituang sedikit demi sedikit
ke dalam larutan PGA dan CMC-Na sambil diaduk sampai homogen
Dimasukkan ke dalam gelas ukur beserta dengan air bilasan dari mortir dan
ditambahkan sirop gula
Ditambahkan Aqua destillata hingga 100 ml.
6. Dari hasil penelitian formula yang paling stabil adalah formula ke IV karena:
 saat diuji organoleptis bau, warna dan rasa dari sediaan tetap seperti awal
yaitu bau khas, rasa manis dan warna yang tidak berubah selain itu tidak
terbentuk cake pada hari ke 7.
 Saat uji redispersibilitas mengalami penggojokan 50% sebanyak 10 kali dan
tidak terbentuk cake.
 Saat uji volume sedimentasi semakin lama volume sedimentasi semakin
rendah.
7. Formula IV paling stabil karena selisih CMC Na dengan PGA paling sedikit
dibanding formula I,II, dan III.
8. Suspensi yang ideal adalah suspensi yang memenuhi persyaratan. Menurut
Farmakope Indonesia Edisi III (1979), persyaratan suspensi adalah:
 Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
 Jika dikocok perlahan-lahan, endapan harus segera terdispersi kembali
 Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi Kekentalan
suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sedimen mudah dikocok dan dituang
DAFTAR PERTANYAAN
1. Jelaskan mengenai pengujian redispersibilitas dan redispersibilitas yang baik !
Jawaban : uji redispersibilitas yaitu uji untuk mengetahui berapa lama waktu yang
dibutuhkan agar larutan tercampur semua. Maksimal waktu redispersi adalah 30 detik.
Redispersibilitas merupakan syarat dari suatu suspensi, jadi sedimen yang terbentuk
harus mudah terdispersi kembali dengan penggojokan agar diperoleh keseragaman
dosis.
2. Pada uji organoleptis untuk bau dan rasa terdapat perbedaan pada formulasi II dan
formulasi III, apa yang menyebabkan adanya perbedaan?
Jawaban : Dalam formulasi digunakan suspending agen dengan kombinasi PGA dan
CMC-Na, tujuan dikombinasikan : konsentrasi PGA sebagai suspending agen adalah 5-
10%, PGA pada konsentrasi kurang dari 10% memiliki viskositas yang rendah dalam
mempercepat terjadinya sedimentasi yang menyebabkan sediaan menjadi tidak stabil,
oleh karena itu PGA dikombinasikan dengan CMC-Na yang merupakan suspending
agent yang dapat meningkatkan viskositas serta dapat meningkatkan kestabilan dari
suspensi yang dihasilkan. penyebabkan adanya perbedaan bau dan rasa pada uji
organoleptis karena PGA terdegradasi secara perlahan, bersifat mengikat flavor dan
bahan pengental dan CMC-Na bersifat asam sehingga memungkinkan bau dan rasa
berbeda.
3. Lebih baik mana sistem flokulasi atau sistem deflokulasi?
Jawaban :
 Apabila digunakan salah satu sistem, sistem flokulasi lebih baik karena sistem
flokulasi partikel terikat lemah dan cepat mengendap namun mudah tersuspensi
kembali dan tidak membentuk cake, sedangkan sistem deflokulasi partikel
mengendap perlahan dan akhirnya terbentuk sedimen juga terjadi agregasi
kemudian terbentuk cake yang keras dan sukar tersusensi kembali.
 Lebih baik lagi digunakan kombinasi kedua sitem dengan sistem flokulasi
yang lebih dominan. Kombinasi dari dua sitem menyebabkan sifatnya berbeda.
Seperti contoh, pada FI dan FII kombinasi dimana lebih dominan deflokulasi,
sifat yang disumbangkan dari flokulasi yang didapat negatif seperti mudah
mengendap, begitupun deflokulasinyayaitu terbentuk cake. Untuk FIII dan FIV
kombinasi yang lebih dominan sistem flokulasi, sifat yang disumbangkan
positif (yang baik-baik), dari flokulasi tidak terbentuk cake dan mudah
tersuspensi kembali dan untuk deflokulasinya sedimen terbentuk lambat.
4. Apa yang dimaksud floculating agent?
Jawaban : Floculating agent merupakan bahan yang dapat menyebabkan suatu partikel
berhubungan secara bersama membentuk suatu agregat atau floc. Misalnya polisorbat
80 (surfaktan), tragakan(polimer hidrofilik), bentonit ( untuk clay) dan NaCl (
elektrolit).
5. Apa perbedaan formula III dan IV?
Jawaban : formulasi IV lebih cepat teflokulasi dibandingkan formulasi III hal ini
terlihat dari uji volume sedimentasi dimana volume sedimentasi formula IV lebih cepat
mengendap sedangkan dilihat dari uji redispersibilitas keduanya tidak terbentuk cake
namun pada formula IV penggojokan teredispersibilitas 50% sedangkan formula III
hanya 15%.

Anda mungkin juga menyukai