Anda di halaman 1dari 12

Apa itu Asesmen

Kompetensi Siswa
Indonesia? (AKSI)
oleh GAMAL THABRONI 03-Desember-2020

Daftar Isi ⇅

Asesmen kompetensi siswa atau lebih tepatnya asesmen


kompetensi minimum (AKM) merupakan evaluasi kompetensi
dasar yang diperlukan oleh murid untuk mampu mengembangkan
kapasitas diri baik dari segi literasi atau numerasi. AKM adalah
salah satu rangkaian pengganti Ujian Nasional. Meskipun masih
melibatkan penilaian yang dilakukan melalui tes, hasilnya tidak
akan dijadikan patokan kelulusan siswa.
Pengganti Ujian Nasional
Sebagai pengganti ujian nasional, asesmen kompetensi nasional
tidak menggunakan tes sebagai penentu utama dari keberhasilan
pendidikan siswa. Hanya sebagian siswa saja yang akan menjalani
rangkaian asesmen ini. Evaluasi ini juga dilakukan bukan pada
tingkat akhir, melainkan pada tingkat menengah, misalnya pada
kelas 8 di bangku SMP. Sekali lagi, hasil dari tesnya sendiri tidak
menentukan kelulusan siswa.

Hasil tes asesmen kompetensi minimum hanya digunakan sebagai


evaluasi mengenai tingkat keberhasilan pengembangan kapasitas
diri para siswa. Evaluasi tersebut kemudian akan digunakan
sebagai data yang akan diolah untuk menentukan berbagai
strategi, pengembangan, dan kebijakan yang dibutuhkan dalam
mengembangkan pendidikan di Indonesia.

Latar Belakang
Mengapa ujian nasional dihapuskan dan digantikan oleh
rangkaian evaluasi ini? Menteri Kemdikbud Nadiem Makarim
menyatakan bahwa ini merupakan salah hal yang harus dilakukan
untuk mencapai programnya yang disebut dengan merdeka
belajar.

Mas Menteri menyatakan bahwa ujian nasional sangat rentan


dengan ketidakadilan terhadap siswa. Ujian tertulis yang
berdasarkan atas kemampuan kognitif siswa tidak mampu
menjamin keberhasilan seseorang. Menurut beliau, tidak adil jika
pembelajaran siswa selama bertahun-tahun di sekolah hanya
diserahkan pada tes akhir yang belum tentu menjadi patokan
utama bagi kapasitas diri murid.
Selain itu, sifat ujian nasional yang harus di drill (dilatih)
memberikan ketimpangan sosial terhadap siswa yang berada di
taraf ekonomi mengengah ke bawah. Mengapa? Karena mereka
tidak mampu untuk membayar les. Sedangkan les diketahui
merupakan salah satu drill atau pelatihan untuk menghadapi ujian
nasional yang sangat efektif.

Rangkaian Asesmen Nasional


Di dalam asesmen nasional, terdapat tiga instrumen utama yang
digunakan, yakni:

1. Asesmen kompetensi minimum


2. Survei karakter
3. Survei lingkungan belajar

Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga instrumen tersebut.

Asesmen Kompetensi Minimum

Asesmen kompetensi minimum adalah tes yang akan dikerjakan


oleh sebagian siswa pada tingkat mengengah jenjang pendidikan
yang sedang dijalankan (e.g: kelas 8 untuk SMP). Berbeda dengan
ujian nasional, soal yang diberikan tidak akan secara implisit
berdasarkan apa yang telah dipelajari di mata pelajaran.

Soal yang diberikan hanya akan mengukur komptensi mendasar


yang jauh lebih umum. Terdapat dua kompetensi mendasar yang
akan diukur dalam asesmen kompetensi minimum, yakni:

1. Kemampuan literasi, yang berarti berbagai kemampuan dalam


menganalisis dan memahami konsep serta esensi pengetahuan
yang terkandung dalam suatu bacaan.
2. Kemampuan numerasi, merupakan kemampuan keterampilan
dasar penghitungan dan mengidentifikasi serta menganalisis nilai
yang bersifat numerik (angka/diagram/statistik).

Kedua kompetensi mendasar di atas, akan dinilai melalui beberapa


indikator yang sama, yakni:

1. Keterampilan berpikir logis dan sistematis


2. Keterampilan bernalar menggunakan konsep serta pengetahuan
yang telah dipelajari
3. Keterampilan memilah dan mengolah informasi

Soal Asesmen Kompetensi Minimum

Lalu seperti apa soal yang akan diberikan pada sebagian siswa
tingkat mengengah ini? Soal akan menyajikan masalah-masalah
dengan berbagai konteks yang diharapkan mampu diselesaikan
oleh siswa menggunakan kompetensi literasi dan numerasi yang
dimilikinya. Artinya, tidak akan ada soal yang mengevaluasi
penguasaan konten mata pelajaran.

AKM akan mengukur kompetensi secara mendalam dan


mendasar. Evaluasi ini ingin mengetahui bagaimana kemampuan
pemahaman siswa dalam memahami, menggunakan,
mengevaluasi, hingga merefeleksikan berbagai pengetahuan yang
selama ini mereka pelajari.

Contoh Soal Asesmen Kompetensi Minimum

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah contoh soal asesmen


kompetensi minimum.

Soal Literasi
Perhatikan Teks di Bawah ini

Ironi Konsumsi Ikan di Indonesia. Kenapa?

Potensi sumber daya ikan di Indonesia selama ini dikenal sangat


melimpah. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat,
potensi sumber daya ikan saat ini sudah mencapai 9,9 juta ton.
Selain itu, potensi luas lahan budidaya ikan juga mencapai 83,6
juta hektare. Namun, dari semua potensi tersebut, minat
masyarakat untuk mengonsumsi ikan sebagai lauk masih harus
terus ditingkatkan.

Konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan masih terbilang


rendah. Rata-rata tingkat konsumsi ikan di Indonesia baru
mencapai 41 kilogram (kg) per kapita per tahun. Meski mengalami
kenaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya di 37-38 kg per
kapita per tahun, tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih kalah
jauh dibandingkan negara tetangga seperti malaysia (70 kg per
kapita per tahun) dan Singapura (80 kg per kapita per tahun),
bahkan kalah telak dengan Jepang (mendekati 100 kg per kapita
per tahun).

Beberapa hal yang menjadi penyebab masih rendahnya tingkat


konsumsi ikan di Indonesia, diantaranya adalah: 1). Kurangnya
pemahaman masyarakat tentang gizi dan manfaat ikan bagi
kesehatan dan kecerdasan, 2). rendahnya suplai ikan akibat kurang
lancarnya distribusi, 3). Belum berkembangnya teknologi
pengolahan dan atau pengawetan ikan sebagai bentuk
keanekaragaman dalam ikut memenuhi kebutuhan masyarakat.
(Sumber: dok. Kemdikbud).

Manakah pernyataan di bawah ini yang merupakan fakta atau


opini terkait dengan teks di atas.
Pernyataan Jawaban

Tingkat konsumsi ikan di Indonesia jauh lebih rendah dari negara tetangga.

Pendistribusian ikan tidak berjalan baik.

Pengolahan maupun pengawetan ikan masih tertinggal.

Potensi ikan di Indonesia hampir mencapai 10 juta ton.

Jawaban:

Fakta adalah hal nyata yang memiliki landasan data empiris


(teralami dan terdokumentasi). Sementara opini masih berupa
sekedar pendapat atau pemikiran seseorang saja. Oleh karena itu,
jawaban soal ini adalah:

Pernyataan Jawaban

Tingkat konsumsi ikan di Indonesia jauh lebih rendah dari negara tetangga. Fakta, karena terdapat data
konsumsi ikan di Indonesia, y
Pernyataan Jawaban

37-38 kg per kapita per tahu


lebih rendah dari data konsu
Negara tetangga: malaysia (7
per kapita per tahun)

Pendistribusian ikan tidak berjalan baik. Opini

Pengolahan maupun pengawetan ikan masih tertinggal. Opini

Fakta, karena angka tersebut


Potensi ikan di Indonesia hampir mencapai 10 juta ton. merupakan angka yang dihim
oleh KKP.

Soal Numerasi

Perhatikan gambar di bawah ini

Sampah anorganik lebih lama terurai dibandingkan dengan


sampah organik. Waktu dekomposisi popok sekali pakai lebih
lama dari plastik, namun kurang dari kulit sintetis. Berapa waktu
dekomposisi yang mungkin dari popok sekali pakai?
1. 100 tahun
2. 250 tahun
3. 375 tahun
4. 475 tahun
5. 575 tahun

Jawaban:

Perhatikan data pada diagram batang di atas!

 Waktu dekomposisi sampah plastik adalah 400 tahun. Jika


diketahui waktu dekomposisi popok sekali pakai lebih lama dari
plastik, maka waktu dekomposisi popok akan lebih dari 400 tahun.
 Waktu dekomposisi sampah kulit sintetis adalah 500 tahun. Jika
diketahui waktu dekomposisi popok sekali pakai kurang dari kulit
sintetis, maka waktu dekomposisi popok akan kurang dari 500
tahun.

Jadi, waktu dekomposisi popok berkisar antara 400 tahun sampai


500 tahun.

Perhatikan pilihan jawaban di atas, nilai yang berkisar di interval


400 dan 500 adalah pilihan D, yaitu 475 tahun. Jadi, jawaban yang
tepat adalah D.

HOTS

Jika diperhatikan, keduanya masih menggunakan prinsip HOTS


atau high order thinking skill yang akan menuntut siswa untuk
berpikir lebih keras dalam menyelesaikannya. Perbedaannya
hanyalah adalah soal tersebut tidak spesifik memuat suatu konten
mata pelajaran.
Selain itu, siswa juga diharapkan dapat memberikan jawaban yang
jauh lebih jujur dan sesuai dengan kenyataan. Mengapa? karena
tidak adanya tuntutan untuk menyelesaikannya sebagai syarat
kelulusan.

Survei Karakter

Lalu bagaimana dengan survey karakter? Seperti namanya, straight


to the point. Survei ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana
perkembangan karakter siswa selama menjalani pembelajarannya
di sekolah. Caranya? Tentunya dengan memberikan lembar survey
yang harus di isi oleh siswa.

Pendidikan karakter adalah hal utama yang biasanya lebih


dikhawatirkan oleh seorang guru. Kompetensi dasar, kemampuan
kognitif, dan keluwesan soft skill murid tidak akan berguna tanpa
karakter positif yang menyokongnya.

Survei Lingkungan Belajar

Sama seperti survei lainnya. Hanya saja, survei ini dilaksanakan


untuk mengetahui bagaimana kualitas proses belajar mengajar
dari sisi lingkungan yang menunjangnya. Tentunya hal tersebut
akan menyangkut civitas sekolah sendiri. Mulai dari staff pengajar,
tenaga tata usaha, fasilitas, dan berbagai penunjang lingkungan
pembelajaran lainnya.

Kelebihan dan Kelemahan Asesmen


Nasional

Asesmen kompetensi semacam ini sebetulnya telah diterapkan


oleh banyak Negara lain. Final exam telah banyak ditinggalkan
oleh Negara-negara maju dengan alasan yang serupa dengan
Mendikbud Nadiem Makarim.
AKM sendiri misalnya, tes tersebut sebetulnya serupa dengan
asesmen PISA (Programme for Internasional Student Assessment).
Asesmen PISA juga dilakukan pada responden pelajar dari
berbagai belahan dunia untuk mengukur kemampuan literasi dan
numerasi siswa.

Hanya saja, kita belum mengetahui sepenuhnya bagaimana


dampak penghilangan ujian nasional terhadap siswa di Indonesia.
Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa Penghapusan ujian
akhir dapat menimbulkan masalah dalam berkurangnya kesigapan
siswa. Namun, di sisi lain siswa juga menjadi lebih rileks dan
terhindar dari stress yang membuat pengalaman belajar mereka
jauh lebih baik.

Petunjuk terakhir dari ketidaan final exam yang menentukan


kelulusan siswa sejauh ini terus memperlihatkan dampak positif
dan membawa dunia pendidikan pada taraf yang lebih tinggi.
Untuk diketahui, tugas atau proyek akhir seperti skripsi dan skripsi
penciptaan dinilai jauh lebih baik untuk mengetahui hasil
pembelajaran seseorang.

Hal tersebut tentunya dapat dan telah dilakukan pula di


pendidikan menengah seperti di SMK. Meskipun langkah ini masih
terhitung kontroversial dan tampak menantang, namun jalan yang
terbuka sangatlah tampak positif dan menjanjikan. Perkara
kelemahannya yang dapat mengurangi tingkat kesigapan siswa
dapat dikurangi melalui PTS, UAS, dan kuis-kuis yang bisa
diberikan oleh sekolah secara mandiri.

Artikel Terkait

 Evaluasi Pembelajaran: Pengertian, Tujuan,


Fungsi, Jenis, dsb

 19-Februari-2021

 Metode Pembelajaran: Pengertian, Jenis & Macam


(Menurut Para Ahli)


 02-September-2020

 Pendekatan Pembelajaran: Pengertian, Ciri,


Macam & Jenis


 06-September-2020

Tinggalkan Komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar
dapus
https://serupa.id/apa-itu-asesmen-kompetensi-siswa-indonesia-aksi/

Anda mungkin juga menyukai