Anda di halaman 1dari 18

PRESENTASI JURNAL

ANEMIA PADA REMAJA PUTRI

Disusun oleh :

Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase I

Praktik Kebidanan Holistik Pada Remaja dan Pranikah

POLITEKNIK KESEHATAN ’AISYIYAH BANTEN

2023
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANAG ANEMIA


DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI

OLEH :

Novie Setianingsih

NIM

2305016

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di


hadapan tim penguji.

Tanggal 28 November 2023


Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Stase

(Nay Lufar, S.ST, M.Keb)


NIDN
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL JURNAL : Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kejadian


Anemia Pada Remaja Putri
PENYUSUN : Novie Setianingsih
NIM : 2305016

LAPORAN JURNAL INI SUDAH DI SEMINARKAN

PADA TANGGAL 28 November 2021

Pembimbing Penguji

Nay Lufar, S.ST, M.Keb Marwati, S.ST, SKM, Bd, M. Kes


NIK…………. NIP……………

Mengetahui,

Direktur

Politeknik Kesehatan ‘Aisyiyah Banten


SISTEMATIKA PENULISAN
JURNAL ASUHAN KEBIDANAN, HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I TINJUAN JURNAL


BAB II TINJAUAN KASUS (format asuhan kebidanan di lampirkan)
BAB III PEMBAHASAN KASUS
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Informed consent
Foto kegiatan min 2
Link video
BAB I
TINJUAN JURNAL

No Judul Jurnal Penulis/Author Isi Jurnal

1 Angka Kejadian Nasruddin dkk (2021) Penelitian menggunakan metode review


Anemia pada remaja article. Berdasarkan hasil penelitian
di Indonesia yang dilakukan, ditemukan kesimpulan
diantaranya terdapat 21.6% siswi kelas
VII SMPN 1 Majene yang mengalami
anemia, 10.3% yang mengalami
wasting, 0.9% yang memiliki status gizi
wasting dan mengalami anemia, 79.3%
yang mengalami Kurang Energi Kronik
(KEK) dan sebanyak 9.8% yang
mengalami KEK dan anemia. Ada
hubungan antara KEK dan wasting
dengan kejadian anemia pada siswi
kelas VII SMPN 1 Majene, sehingga
disarankan bahwa remaja putri tetap
perlu mengonsumsi makanan bergizi
yang adekuat dan mengkonsumsi
suplemen zat besi untuk mengendalikan
anemia (Patimah, 2021)

Pada penelitian yang dilakukan di SMK


Islam Jepara didapatkan dari 80 siswa,
56 siswa didapatkan mengalami
anemia. Pada penelitian ini dijelaskan
bahwa ada hubungan bermakna antara
IMT dengan kejadian anemia. Remaja
umur 16-18 tahun menurut prevalensi
secara nasional yaitu 9,4 persen kurus
dengan pembagian 1,9% sangat kurus
dan 7,5% kurus. Sedangkan 7,3 persen
dengan prevalensi yang gemuk terdiri
dari 5,7 persen gemuk dan 1,6 persen
obesitas. Rendahnya IMT
mempengaruhi durasi atau lamanya
menstruasi (Cholifah, Rusnoto,
Himawan, & Trisnawati, 2020).

Sedangkan pada penelitian yang


dilakukan di SMK di Kota Bekasi
didapatkan siswi dengan Anemia 106
orang dari 343 siswi. Penelitian
menunjukkan kejadian anemia dapat
disebabkan oleh beberapa multi faktor
yaitu kondisi menstruasi atau haid,
status gizi, tingkat pendidikan ibu dan
asupan zat besi serta protein. Faktor
pendukung meningkatnya anemia juga
dapat disebabkan pola makan yang
salah dengan konsumsi makanan yang
dapat menghambat penyerapan zat besi
(Rositadinyati, Purwanti and Faculty,
2020)

2 Hubungan Tingkat Kusnadi (2021) Artikel ini merupakan sebuah studi


Pengetahuan tentang literature yang bertujuan untuk
anemia dengan menyajikan ringkasan informasi-
Kejadian Anemia informasi dari penelitian-penelitian
pada Remaja Putri terdahulu sebagai data sekunder tentang
hubungan tingkat pengetahuan tentang
anemia dengan kejadian anemia pada
remaja putri.

Pada penelitian Budianto dan Fadhilah


(2016) menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara pengetahuan tentang
anemia dengan kejadian anemia pada
remaja putri di MA Mathla’ul Anwar
Gisting dengan p value = 0,002 < α
(0,05). Pengetahuan tentang anemia
meliputi gambaran kepahaman siswi
akan anemia, faktor resiko atau
penyebab terjadinya anemia, proses
terjadinya, tanda gejala dari anemia dan
penanggulangan serta pengobatan
anemi.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu


et al. (2021) Menyatakan bahwa
terdapat hubungan tingkat pengetahuan
dengan kejadian anemia pada remaja
putri. Remaja putri yang memiliki
pengetahuan yang baik tentang anemia
akan cenderung untuk mencukupi
konsumsi pangannya guna mencukupi
kebutuhan gizi agar terhindar dari
masalah anemia.

Pengetahuan tentang anemia juga


berpengaruh terhadap pemenuhan zat
gizi pada remaja putri guna untuk
mencegah terjadinya anemia. Penelitian
tersebut dilakukan oleh Ngatu dan
Rochmawati (2015) yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang
signifikan anatara tingkat pengetahuan
tentang anemia dengan pemenuhan
kebutuhan zat gizi pada siswi di SMKN
4 Yogyakarta.

3 Hubungan Status Apriyanti (2019) Tujuan penelitian adalah untuk


Gizi dengan mengetahui hubungan status gizi
Kejadian Anemi dengan kejadian anemia pada remaja
Pada Reja Putri putri SMAN 1 Pangkalan Kerinci
SMA 1 Pangkalan Kabupaten Pelalawan tahun 2019. Jenis
Kerinci Kabupaten penelitian adalah kuantitatif dengan
Pelawan Tahun 2019 desain penelitian cross sectional.
Jumlah sampel 70 responden dengan
menggunakan teknik stratified random
sampling. Analisa data yang digunakan
adalah analisa univariat dan bivariat
dengan uji chi square

Mayoritas responden mengalami


anemia sebanyak 41 responden (58,6%)
dan yang lainnya tidak mengalami
anemia sebanyak 29 responden (41,4%)

Terdapat 38 responden dengan status


gizi tidak normal, 10 responden
(26,3%) tidak mengalami anemia.
Sedangkan dari 32 responden dengan
status gizi normal, terdapat 13
responden (40,6%) yang mengalami
anemia

Berdasarkan uji statistik chi square,


diperoleh p value = 0,011 artinya p
value kecil dari 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara status gizi dengan kejadian
anemia remaja putri di SMAN 1
Pangkalan Kerinci Kabupaten
Pelalawan
BAB II
TINJUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA PADA REMAJA DENGAN ANEMIA SEDANG


Tanggal Masuk : 27 November 2023
No. Register : -

1. PENGKAJIAN
No. Registrasi :-
Tanggal Pengkajian : 27 November 2023
Waktu Pengkajian : 11.00 – 11.30 WIB
Tempat Pengkajian : R. UKS SMPN 2 Cilegon
Pengkaji : Novie Setianingsih

A. DATA SUBYEKTIF
IDENTITAS

Identitas Remaja
Nama : Amirah Lidya
Umur : 15 Tahun
Anak ke : 2 dari 2 Bersaudara
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan :-
Alamat : Link Kedaung, Kecamatan Citangkil

Nama Orang tua


Nama Ibu : Ny. Septiah Nama Bapak : Tn. Ahmad Sudrajat

Umur : 40 Tahun Umur : 45 Thaun

Suku/kebangsaan : Jawa/Banten Suku/kebangsaan : Jawa/Banten

Agama : Islam Agama : Islam


Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat rumah : Link. Kedaung Kec.


Citangkil

1. Alasan datang : Pemeriksaan Hb Berkala untuk Siswi SMPN 2 Cilegon

2. Keluhan utama : An. Amirah Lidya mengatakan terkadang sering pusing,

dan cepat lelah, an A Tidak mengetahui tentang anemia

3. Riwayat obstetri Riwayat Menstruasi

Menarche : 13 Tahun/Kelas 7

Siklus : 28-30 hari

Lamanya : 6-7 Hari

Banyaknya : 2 kali Pembalut (Pagi dan sore/malam)

Sifat darah Warna : Cair warna merah gelap

Nyeri haid : Tidak ada


Flour albus : Tidak ada keputihan
Riwayat Kesehatan
Riwayat penyakit : An. A mengatakan tidak sedang menderita penyakit
Infeksi tertentu
Riwayat penyakit keturunan : An. A mengatakan tidak ada riwayat penyakit hiper-
tensi, Gula/kencing manis dan penyakit jantung dida-
lam keluarga
Riwayat kesehatan sekarang : An A saat ini tampak sehat sedikit pucat
4. Riwayat kesehatan yang lalu : An. A sebelumnya pernah dilakukan pemeriksaan Hb
Bulan Agustus dengan hasil 9,5 mg/dl, diberika Fe
namun tidak diminum rutin
5. Riwayat Psikososial : An. A tidak pernah merasakan cemas yang berlebihan
Interaksi sosial selama di sekolah dan di rumah baik.
6. Pola kebiasaan sehari hari :
a) Pola Istirahat
Tidur siang : Kadang-kadang karena pulang sekolah sudah sore
Tidur malam : Tidur 8 jam, kurang lebih mulai jam 21.00 s/d 05.00
b) Pola aktifitas : Selain sekolah An. A mengikuti les pada hari senin dan kamis
c) Pola Eliminasi :
BAK : Kurang lebih 6-7 kali sehari, warna : Kuning, Konsistensi: Cair
BAB : Sehari sekali setiap pagi, warna: Kuning, konsistensi : Lembek
d) Pola Nutrisi :
Makan pagi : Sarapan rutin setiap pagi, sarapan yang sering dikonsumsi
Adalah nasi uduk dan nasi goreng (hanya ada tambahan pro-
tein hewani/telur sedikit)
Makan siang : Tidak rutin, kadang-kadang jajan dan bawa bekal nasi dari
Rumah, An. A lebih sering mengkonsumsi jajanan sekolah
seperti mie goreng, bakso dan seblak
Makan sore : Makan di rumah dengan lauk masakan rumah
Minum sehari : Sehari minum kurang lebih 1 liter, minum air putih, diselingi
Minum es teh manis.
e) Pola Kebiasaan : An A kurang suka dengan sayur saat makan sehari-hari.
f) Pola personal Hygiene
Ganti pakaian dalam : Setiap hari, BH ganti setiap sore, celana dalam ganti
Pagi dan sore
Keramas : 3 hari sekali
Ganti baju : Sehari 2 kali
Cara membersihkan alat genital: Setelah BAB/BAK : Menggunakan air bersih
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan darah : 118/87 mmhg

Denyut Nadi : 80 x/menit


Frekuensi Nafas : 18 x/menit
Suhu tubuh : 36.3 °C
3. Pemeriksaan status Gizi
Berat Badan : 42 Kg
Tinggi Badan : 155 cm
IMT : 17,5 Kg/m² (Underweight)
LILA : 20 cm
Lingkar perut : 75 cm
4. Pemeriksaan Fisik :
Wajah : Oval, simetris tidak ada oedema
Mata : Simetris, Tidak menggunakan kacamata, Konjungtiva tampak anemis,
Sklera tidak ikterik, pupil normal
Telinga : Simetris, bersih tidak ada kotoran
Polip : Tidak ada
Hidung : Tidak ada sekret, bersih, tidak ada polip
Mulut : Lidah bersih, tidak ada stomatitis
Gigi bersih, tidak ada caries, bibir tampak sedikit pucat, tidak ada
Labio paltao skizis
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran KGB
Dada : Pembesaran payudara simetris, tidak ada benjolan dan tidak ada rasa
nyeri
Abdomen : Tidak ada pembesaran, tidak ada bekas luka operasi, tidak nyeri tekan
Ekstremitas atas : Tidak ada oedema dan varises
Ekstremitas bawah : Tidak ada oedema dan varises
Anogenitalia : Tidak dilakukan Pemeriksaan
5. Pemeriksaan Penunjang : Tanggal 27 November 2023: Hb: 10,5 gr/dl
B. Analisis Data : An. A usia 15 tahun dengan anemia sedang
Data dasar :

1. Pemeriksaan Hb bulan agustus 9,5 gr/dl


2. Pemeriksaan ulang Hb tanggal 27 November 10,5 gr/dl
3. Konjunctiva tampak anemis
4. Terkadang cepat lelah dan pusing
5. Pemberian Fe tidak diminum secara rutin
6. Kajian gizi hasil wawancara meenyatakan konsumsi gizi an. A tidak seimbang
7. IMT= 17,5 kg/m²
8. Lila 20 cm

C. Penatalaksanaan
a. Melakukan Informed Consent
b. Memberitahu hasil pemeriksaan ulang Hb
c. Memberikan Konseling tentang Anemia, dengan menjelaskan:
- Pengertian Anemia
- Tanda dan Gejala anemia
- Bahaya anemia pada remaja/pelajar
- Cara mengatasi anemia
- Tablet Fe
d. Memberikan Tablet tambah darah
e. Memotovasi An. A untuk menjaga kesehatan (skrining ulang dan minum tablet Fe)
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

3.1 Identifikasi Masalah:


Hasil Asuhan Kebidanan pada remaja yang dilakukan pada tanggal 27 November
didapatkan data:
1. Pemeriksaan Hb bulan agustus 9,5 gr/dl
2. Pemeriksaan ulang Hb tanggal 27 November 10,5 gr/dl
3. Konjunctiva tampak anemis
4. Terkadang cepat lelah dan pusing
5. Pemberian Fe tidak diminum secara rutin
6. Kajian gizi hasil wawancara meenyatakan konsumsi gizi an. A tidak seimbang
7. IMT= 17,5 kg/m²
8. Lila 20 cm

3.2 Pembahasan
3.2.1 Pemeriksaan Hb
Kadar Haemoglobin yang normal menurut Word Health Organization (WHO)
tahun 2011, berdasarkan umur adalah:

Kadar haemoglobin an. A 10 gr/dl masuk kedalam anemia sedang, sejalan


dengan survei kesehatan rumah (SKRT) tahun 2016 menyatakan prevalensi anemia
pada remaja putri usia 15-20 tahun ialah 57,1% lebih tinggi dari kejadian anemia pada
remaja laki-laki. Kejadian anemia pada remaja putri usia 15-24 tahun sebesar 32%
artinya diperkirakan sebanyak 3-4 remaja dari total 10 remaja menderita anemia.
Remaja putri merupakan salah satu populasi yang rentan terkena anemia.

Menurut WHO, remaja merupakan penduduk dengan rentang usia antara 10-
19 tahun sedangkan menurut peraturan meateri kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,
remaja adalah penduduk dengan rentang usia 10-18 tahun.7 Fase remaja merupakan
fase yang rentan terhadap resiko kesehatan karena didalam fase remaja, terjadi
perkembangan tubuh yang pesat sehingga diperlukan sumber gizi yang cukup.

3.2.2 Lingkar Lengan Atas dan Pola Nutrisi


Lingkar Lengan atas (Lila) yang normal adalah 23,5 cm, an A mempunyai Lila
20 cm ini menandakan bahwa an. A mempunyai masalah gizi dalam waktu lama
(kekurangan gizi kronis). Gejala umum anemia merupakan gejala yang timbul akibat
anoksia organ target dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan
hemoglobin pada semua jenis anemia. Gejala-gejala tersebut meliputi lemah, letih,
lesu, sakit kepala, pusing, dan mata berkunang-kunang. Faktor yang menyebabkan
tingginya angka kejadian anemia pada remaja diantaranya rendahnya asupan zat besi
dan zat gizi lainnya misalnya vitamin A, vitamin C, folat, riboflavin dan B12,
kesalahan dalam konsumsi zat besi misalnya konsumsi zat besi bersamaan dengan zat
lain yang dapat mengganggu penyerapan zat besi tersebut (Julaecha, 2020).

Anemia gizi besi adalah anemia yang timbul karena kosongnya cadangan zat
besi di dalam tubuh sehingga pembentukan hemoglobin terganggu. Hemoglobin
adalah bagian dari sel darah merah yang digunakan untuk menentukan status anemia.
Nilai normal kadar hemoglobin pada wanita adalah 12-16 g/dl. Zat besi merupakan
unsur utama yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin. Menurunnya asupan
zat besi dapat menurunkan kadar hemoglobin di dalam tubuh. Hasil penelitian Kaur,
et al menyatakan bahwa asupan zat besi yang kurang dapat menyebabkan remaja putri
mengalami anemia. Penelitian Nelima menyatakan bahwa remaja putri yang memiliki
asupan zat besi yang rendah akan berisiko 9 kali lebih besar untuk menderita anemia.

Anemia ditandai dengan kadar Hb dibawah normal, konjungtiva tampak


anemis, terkadang cepat lelah dan pusing. Hal ini dapat disebabkan oleh karena
angka kecukupan gizi harian yang dikonsumsi oleh an. A kurang mencukupi nilai
gizinya. Kejadian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Estri dan
Cahyaningtyas, 2021 bahwa siswa putri sangat suka mengkonsumsi makanan siap saji
seperti mie, batagor, siomay, bakso dan lain-lain, serta responden juga mengatakan
bahwa mereka sering mengkonsumsi teh atau kopi atau susu atau minuman buatan
yang siap saji, selain itu mereka juga lebih banyak melakukan aktivitas di sekolah
dikarenakan pelajaran dimulai dari jam 07.00-15.00 dan kadang masing mengikuti
ekstrakulikuler disekolah hingga malam atau masih mengikuti les setelah pulang
sekolah.

3.2.3 Tablet Tambah Darah


Anemia dideskripsikan sebagai berkurangnya suatu komposisi dari sel darah
merah khususnya hemoglobin. Komponen utama dari sel darah merah adalah
hemoglobin. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016
menjelaskan bahwa untuk memenuhi kecukupan gizi pada anak usia sekolah dapat
diberikan suplementasi gizi. Suplemen gizi sebagaimana di maksud adalah
penambahan manan atau zat gizi yang diberikan dalam bentuk Tablet tambah darah.
Selain edukasi dan konseling gizi seimbang untuk pencegahan anemia pada
remaja dianjurkan pula untuk minum tablet tambah darah 1 minggu sekali. Kerjasama
yang baik anatara guru dan petugas kesehatan sangat diperlukan untuk peningkatan
kepatuhan konsumsi tablet tambah darah di sekolah, untuk meningkatkan penyerapan
zat besi sebaiknya TTD dikonsumsi bersama dengan buah-buahan sumber vit.C/ jus
buah dan sumber protein hewani. Hindari konsumsi TTD bersamaan dengan teh dan
kopi, tablet kalsium dosis tinggi, obat sakit maag.
Kota Cilegon melalui Dinas kesehatan memiliki program SEGANI (Selasa
cegah anemia) yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan untuk pemberian dan
minum tablet tambah darah kepada remaja putri di sekolah, namun program ini tidak
dilakukan rutin oleh sekolah karena satu dan lain hal. pengawasan minum tablet
tambah darah yang dilakukan oleh guru dan orang tua mungkin menjadi salah satu
penyebab remaja putri tidak minum secara rutin tablet tambah darah yang sudah
diberikan oleh guru dan petugas Puskesmas.
BAB IV
PENUTUP

4. 1 Kesimpilan
Berdasarkan hasil asuhan kebidan remaja putri, pada an. A yang dilakukan pada
tanggal 27 november 2023 didapatkan data:

a. an A mengalami anemia sedang dengan hasil pemeriksaan :


- Pemeriksaan Hb 10,5 gr/dl
- Konjunctiva tampak anemis
- An. A mengatakan terkadang cepat lelah dan pusing
b. Adanya Program pemberian tablet tambah darah yang dilakukan oleh Puskesmas
Cilegon namun an. A. tablet tambah darah tersebut tidak diminum secara rutin
c. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa an. A dalam konsumsi gizi harian tidak
sesuai dengan gizi seimbang.
d. Pada pengukuran BB dan tinggi badan didapatkan IMT an. A= 17,5 kg/m², an. A
dalam status gizi Underweigth atau gizi kurang.
e. Pada pengukuran Lila an. A yaitu 20 cm, masuk kedalam KEK (Kekurangan Energi
Kronis)

4.2 Saran
4.2.1 Bagi Puskesmas
a. Adanya pemeriksaan berkala untuk pemeriksaan Hb remaja putri
b. Monitoring dan evaluasi tetap dilakukan untuk pemantauan minum tablet tambah
darah disekolah melalui guru sekolah dengan membuat komunikasi WA Group
c. Memaksimalkan program promosi kesehatan untuk edukasi bahaya anemia pada anak
remaja putri

4.2.2 Bagi Sekolah


a. Memaksimalkan untuk guru UKS dalam memantau minum tablet tambah darah
khususnya untuk remaja putri anemia
b. Bekerja dengan orang tua remaja putri disekolah untuk ikut membantu dalam
pengawasan minum tablet tambah darah dirumah dan intervensi gizi seimbang

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti.(2019). Hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri SMAN 1
Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelawan Tahun 2019

Kusnadi.(2021). Hungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia dengan Kejadian anemia


Pada Remaja Putri, Lampung 2021

Nasruddin dkk.(2021). Angka Kejadian Anemia Pada Remaja di Indonesia

Peraturan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016 Tentang Standar
Produk Suplementasi Gizi

WHO. Nutritional Anaemias. Report of a WHO Group of Experts. Vol. 503. Geneva,
Switzerland: World Health Organization-Technical Report Series; 1972

WHO. The Global Prevalence of anemia in 2011. Geneva; World Health Organization; 2015

Anda mungkin juga menyukai