40
Ria Purnawian Sulistiani,
Isra Iyyah, NataliaAddina
Desy Rizky Fitriyanti,Siti
Putriningtyas, Luthfia Dewi/ Pengaruh
Wahyuningsih Edukasi
/ Perbedaan Pencegahan
Yogurt Anemia...
Kacang Merah ...
dahulu, kemudian dilanjutkan dengan edukasi badan 156,25±6,99 cm. Status gizi remaja putri
gizi dengan metode TGT. Pengetahuan terkait dilihat dari indeks massa tubuh (IMT). Karakteristik
anemia dan gizi diukur dengan kuesioner yang status gizi pada responden memiliki IMT 20,80±
telah teruji reliabilitasnya. Kadar hemoglobin 3,42 kg/m2. Berdasarkan nilai minimal dan
diukur menggunakan alat hemoglobinometer maksimal IMT masih terdapat remaja putri yang
digital (Easy Touch). Analisis data meliputi memiliki berat badan underweight dan obesitas.
analisis univariat, analisis bivariat menggunakan Remaja dengan IMT kategori kurus memiliki
uji Chi-square. risiko mengalami anemia. Berdasarkan penelitian
sebelumnya menunjukan IMT berkorelasi positif
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan konsentrasi hemoglobin dan kejadian
1. Karakteristik Responden anemia defisiensi zat besi. Namun penelitian
lainnya menunjukkan tidak terdapat hubungan
Karakteristik responden yang terdiri dari
antara IMT dengan kejadian anemia. (Karina
berat badan (BB), tinggi badan (TB), Indeks
JS , Sylvia R, Marunduh DHC, 2016). Obesitas
Massa Tubuh (IMT), persen lemak tubuh, lingkar
juga memiliki kaitannya dengan kejadian
lengan atas (LILA), tekanan darah diastolik,
anemia, dimana inflamasi terkait obesitas akan
tekanan darah sistolik, dan kadar hemoglobin
meningkatkan hepcidin. Hepcidin adalah hormon
responden disajikan pada tabel 1.
yang diproduksi di hati yang menghambat
Dari Tabel 1 dapat dilihat karakteristik penyerapan zat besi (Beck KL,2016). Persen
berat badan responden memiliki rerata berat lemak tubuh memiliki rerata 25,96 %.
badan 51,39±9,20 kg dan memiliki rerata tinggi
Tabel 1. Karakteristik status gizi dan kadar hemoglobin remaja putri
Variabel Rerata ± SD Min-maks
BB (kg) 51,39 ± 9,20 35,20 - 81,30
TB (cm) 156,25 ±6,99 115,40 - 167,70
IMT (kg/m2) 20,80 ± 3,42 14,90 - 30,30
Persen Lemak Tubuh (%) 26,96 ± 5,15 15,00 - 37,90
LILA (cm) 25,60 ± 3,04 20,50-34,50
TDD (mmHg) 112,52 ±8,89 90 – 130
TDS (mmHg) 75,05 ± 8,55 57 – 100
Kadar Hb (g/dL) 13,28 ± 2,52 9,30 -16,90
Keterangan: BB: Berat Badan; TB: Tinggi Badan; IMT: Indeks Massa Tubuh; Lila: Lingkar Len-
gan Atas; TDD: Tekanan Darah Diastolik, TDS: Tekanan Darah Sistolik, Hb: Hemoglobin
Rerata lingkar lengan atas (LILA) minimal kadar Hb pada Tabel 1 menunjukan
25,60 cm. Nilai minimal lingkar lengan atas masih ada remaja putri yang memiliki kadar
20,50 cm menunjukan masih ada remaja putri Hb dibawah normal. Remaja putri mengalami
yang beresiko mengalami kekurangan energi anemia jika kadar Hb <12 g/dl (WHO,2011).
kronis. LILA merupakan salah satu cara untuk
Kejadian anemia defisiensi besi terjadi
menentukan resiko kekurangan energi kronis
melalui tiga stadium. Stadium pertama yaitu
pada remaja putri. Remaja putri beresiko
stadium deplesi besi dimana ditandai dengan
mengalami kekurangan energi kronis jika hasil
menipisnya simpanan zat besi namun pada
pengukuran LILA <23,5 cm (Dewi S, Wahyu R,
stadium ini kadar besi di dalam serum maupun
Sukmawati, 2019). Rerata tekanan darah 112/75
kadar hemoglobin di dalam darah masih normal.
mmHg dan rerata kadar Hb 13,28 g/dL. Nilai
Stadium ini hanya bisa diketahui menjalani
41
Sport and Nutrition Journal, Vol. 3,
1, No. 1,
2, Februari
November 2021: 39-47
2019: 40-47
pemeriksaan sitokimia di sumsum tulang atau menunjukan rerata kadar hemoglobin belum
di jaringan hati. Pengukuran kadar saturasi mengalami penurunan namun bukan berarti
transferin atau ferritin dapat juga digunakan remaja putri tersebut tidak beresiko mengalami
untuk mendeteksi tahap stadium ini. Stadium anemia defisiensi besi. Hal tersebut dikarenakan
kedua disebut dengan stadium defisiensi besi stadium deplesi besi dan stadium defisiensi besi
dimana persediaan besi sudah habis. Ketika tidak bisa dideteksi dengan pengukuran kadar
memasuki stadium kedua ini kadar besi di dalam hemoglobin.
serum mulai menurun tetapi kadar hemoglobin
2. Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap
di dalam darah masih normal. Stadium ketiga
Perubahan Pengetahuan
disebut dengan keadaan anemia defisiensi besi,
stadium ini bisa dideteksi dengan penurunan Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa
kadar hemoglobin, MCV (Mean Corpuscular edukasi pencegahan anemia pada remaja
Volume), MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin), putri meningkatkan skor pengetahuan sebesar
MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin 8,27. Hasil analisis menunjukkan bahwa
Concentration), kadar feritin dan kadar besi di terdapat perbedaan yang signifikan antara skor
dalam serum. Pada tahap anemia defisiensi pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi
besi, suplai oksigen ke jaringan mengalami pencegahan anemia pada remaja putri dengan
gangguan sehingga konsentrasi hemoglobin metode ceramah dan TGT. Secara statistik,
menurun (Beck KL, 2016). Hasil penelitian ini edukasi pencegahan anemia pada remaja
42
Ria Purnawian Sulistiani,
Isra Iyyah, NataliaAddina
Desy Rizky Fitriyanti,Siti
Putriningtyas, Luthfia Dewi/ Pengaruh
Wahyuningsih Edukasi
/ Perbedaan Pencegahan
Yogurt Anemia...
Kacang Merah ...
dalam daging, ikan, dan unggas. Zat besi heme bersamaan dengan protein dan vitamin C dapat
hanya berkontribusi 10–15% dari asupan zat mempercepat penyerapan zat besi oleh tubuh.
besi, dan 15-35% zat besi heme akan diserap. Perilaku konsumsi sumber zat besi bersamaan
Daging telah terbukti meningkatkan penyerapan dengan protein dan vitamin C didasarkan atas
zat besi. Berdasarkan studi lebih lanjut, zat besi pengetahuan yang dimiliki.
heme pada daging akan diubah menjadi zat besi
Anemia pada remaja dapat menyebabkan
non-heme jika daging dimasak dalam waktu
gangguan pertumbuhan sehingga tinggi
lama waktu pada suhu yang terlalu tinggi. Bahan
badan remaja menjadi tidak mencapai optimal,
makanan lainnya sebagian besar merupakan
mengakibatkan penurunan kemampuan
zat besi non-heme. Zat besi non heme terdapat
fisik, mengakibatkan muka tampak pucat,
sereal, kacang-kacangan, polong-polongan,
kebugaran tubuh berkurang, konsentrasi belajar,
kacang-kacangan, biji-bijian, dan beberapa
kemampuan berpikir dan prestasi menurun.
sayuran. Hanya 2–20% zat besi non-heme yang
(Arisman, 2009; Pratiwi, 2016). Keadaan anemia
akan diserap oleh tubuh, dan penyerapan besi
pada remaja putri akan mempengaruhi status
non-heme dipengaruhi oleh sejumlah faktor.
kesehatan pada saat menjadi wanita usia subur.
Faktor yang mempengaruhi peningkatan
Remaja putri dengan anemia berisiko menjadi
penyerapan zat besi non-heme dengan cara
wanita usia subur dengan anemia. Wanita
mengubah bentuk besi yang tidak larut (Fe3+)
usia subur yang anemia berisiko mengalami
menjadi bentuk besi yang mudah larut (Fe2+).
gangguan komplikasi kehamilan. Komplikasi
Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat
kehamilan berupa gangguan pertumbuhan
besi non-heme. Di sisi lain, penyerapan zat besi
janin dan fetal distress. Keadaan anemia juga
non-heme dihambat oleh asam fitat (terdapat
berisiko menyebabkan gangguan persalinan,
pada roti gandum, sereal, kacang-kacangan,
meningkatkan resiko kematian maternal,
dan biji-bijian), polifenol (terdapat pada teh, kopi,
prematur, angka kematian perinatal, dan berisiko
buah, sayuran, beberapa sereal dan kacang-
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
kacangan). Zat-zat gizi tersebut mengikat
(Rukiyah, 2010).
besi non-heme untuk membentuk kompleks
yang tidak larut (Fe3+) dan menghambat Wanita hamil rentan mengalami anemia,
masuk ke dalam sel usus. Sedangkan kalsium karena pada saat kehamilan volume darah
menghambat penyerapan besi heme dan besi di dalam tubuh akan meningkat sekitar 50%
non-heme (Beck KL, 2016). (Pudiastuti, 2011). Apabila remaja putri sudah
mengalami anemia maka semakin besar
Penyebab anemia defisiensi besi
kemungkinannya saat hamil akan mengalami
tidak hanya disebabkan jumlah zat besi yang
anemia. Anemia pada saat kehamilan akan
dikonsumsi saja, namun juga dipengaruhi oleh
mempengaruhi keadaan janin. Keadaan anemia
tingkat penyerapannya. Proses penyerapan zat
pada kehamilan trimester ketiga berisiko
besi dipengaruhi oleh interaksi dengan zat gizi
melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR)
lainnya. Interaksi dengan zat gizi lain ada yang
sedangkan keadaan anemia pada kehamilan
mengakibatkan menghambat proses penyerapan
trimester kedua dan ketiga berisiko melahirkan
zat besi dan ada yang mengakibatkan dapat
bayi premature (Mardiaturrahmah dan Anjarwati,
mempercepat penyerapan zat besi (Hurrell
2020). BBLR merupakan keadaan dimana bayi
dan Egli, 2010). Penyerapan zat besi lebih
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram.
mudah diserap tubuh apabila dikonsumsi
BBLR menjadi prediktor tertinggi angka kematian
bersamaan dengan protein hewani daripada
bayi (Gama Putra dan Risni JY, 2019). Oleh
protein nabati. Konsumsi sumber zat besi
43
Sport and Nutrition Journal, Vol. 3,
1, No. 1,
2, Februari
November 2021: 39-47
2019: 40-47
44
Ria Purnawian Sulistiani,
Isra Iyyah, NataliaAddina
Desy Rizky Fitriyanti,Siti
Putriningtyas, Luthfia Dewi/ Pengaruh
Wahyuningsih Edukasi
/ Perbedaan Pencegahan
Yogurt Anemia...
Kacang Merah ...
Edukasi pencegahan anemia dengan metode Health: Anemia Prevention and Dietary
kombinasi ceramah dan TGT pada remaja putri Strategies. Oxford: Elsevier.
efektif sebagai upaya pencegahan anemia
Chyntia Almaratus Sholicha, Lailatul Muniroh.
karena dapat meningkatkan pengetahuan terkait
(2019). Hubungan Asupan Zat Besi,
anemia dan gizi.
Protein, Vitamin C, dan Pola Menstruasi
PENUTUP dengan Kadar Hemoglobin pada Remaja
Putri di SMAN 1 Manyar Gresik. Media
Edukasi pencegahan anemia pada remaja
Gizi Indonesia, 14 (2): 147-153.
putri dengan menggunakan metode kombinasi
ceramah dan TGT dapat meningkatkan Dewi Shinta, Wahyu Rochdiat M., Sukmawati.
pengetahuan sebesar 36,1 %. Metode (2019). Hubungan Kadar Hemoglobin
kombinasi ceramah dan TGT efektif untuk dan Lingkar Lengan Atas dengan Nilai
kegiatan edukasi gizi. Perlu dilakukan edukasi Hasil Belajar pada Mahasiswi Prodi S1
berkala untuk meningkatkan pengetahuan dan Ilmu Gizi Angkatan 2014 Universitas
merubah perilaku konsumsi remaja putri yang Respati Yogyakarta. Placentum Jurnal
berhubungan dengan kejadian anemia Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, 7 (2):
24-33.
UCAPAN TERIMAKASIH
Divakaran, B., Muttapillymyalil, J., Sreedharan,
Penulis mengucapkan terimakasih
J., & Shalini, K. (2010). Lifestyle risk
kepada ibu menyusui di Desa Ketapang Laok,
factors of noncommunicable diseases:
Kec. Ketapang, Kab. Sampang, Madura, Jawa
awareness among school children. Indian
Timur yang telah bersedia untuk menjadi subjek
Journal of Cancer, 47(5): 9-13.
penelitian. Selain itu, peneliti juga berterimakasih
serta memberikan penghargaan yang sebesar- Direktur Bina Gizi. (2015). Rencana Aksi
besarnya kepada bidan desa dan para kader Pembinaan Gizi Masyarakat (RAPGM)
yang telah bersedia membantu pelaksanaan Tahun 2010-2014. Jakarta: Departemen
pengumpulan data primer dari subjek penelitian Kesehatan Republik Indonesia.
maupun informasi terkait data sekunder yang
Elhassan, M. R., Gamal, H. E., & Mohammed,
juga digunakan sebagai data dasar pelaksanaan
G. S. (2013). Nutrition knowledge attitude
penelitian ini.
and practices among students of Ahfad
DAFTAR PUSTAKA University for women. Indian Journal of
Scientific Research, 4(1): 25-34.
Akib dan Sumarmi. (2017). Kebiasaan Makan
Remaja Putri yang Berhubungan dengan Ely Eko Agustina , Budi Laksono, Dyah Rini
Anemia : Kajian Positive Deviance. Indriyanti. (2017). Determinan Risiko
Amerta Nutr, 1 (2): 105-116. Kejadian Anemia pada Remaja Putri
Berdasarkan Jenjang Pendidikan di
Arisman. (2009). Gizi dalam Daur Kehidupan.
Kabupaten Kebumen. Public Health
Jakarta: EGC.
Perspective Journal, 2 (1) : 26 – 33.
Balci YI, Karabulut A, Gürses D, Çövüt IE. (2012).
Gama Putra Danu Sohibien, Risni Jualeni
Prevalence and Risk Factors of Anemia
Yuhan. (2019). Determinan Kejadian
among Adolescents in Denizli, Turkey.
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di
Iran J Pediatr, 22 (1): 77-81.
Indonesia. Jurnal Apikasi Statistika dan
Beck, K. L. (2016). Encyclopedia of Food and Komputasi Statistik, 11 (1): 1-14.
45
Sport and Nutrition Journal, Vol. 3,
1, No. 1,
2, Februari
November 2021: 39-47
2019: 40-47
Hesti Permata Sari, Yovita Puri Subardjo, Kumar, S., Anukiruthika, T., Dutta, S.,
Ibnu Zaki. (2018). Nutrition Education, Kashyap, A. V., Moses, J. A., and
Hemoglobin Levels, and Nutrition Anandharamakrishnan, C. (2020). Iron
Knowledge of Adolescent Girls in deficiency anemia: A comprehensive
Banyumas District. Indonesian Journal of review on iron absorption, bioavailability
Nutrition and Dietetics, 6(3): 107-112. and emerging food fortification
approaches. Trends in Food Science
Hibatullah Imanuna, Hasan Aroni, Ibnu Fajar.
&Technology, 99: 58-75.
(2020). Penyuluhan Anemia Gizi Besi
Menggunakan Media Booklet untuk Mardiaturrahmah, Anjarwati. (2020). Kejadian
Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pada
Siswi SMAN 7 Malang. Jurnal Nutriture, Ibu Hamil dengan Anemia . Jurnal
1 (1): 1-8. Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah,
16 (1): 34-43.
Hurrell, R., & Egli, I. (2010). Iron bioavailability
and dietary reference values. The Marwan O. Jalambo, Razinah Sharif, Ihab
American Journal of Clinical Nutrition, 91 A. Naser, Norimah A. Karim. (2017).
(5): 1461S–1467S. Improvement in Knowledge, Attitude
and Practice of Iron Deficiency
Ila Fadila, Heny Kurniawati. (2018). Upaya
Anaemia among Iron-Deficient Female
Pencegahan Anemia pada Remaja
Adolescents after Nutritional Educational
Puteri sebagai Pilar Menuju Peningkatan
Intervention. Global Journal of Health
Kesehatan Ibu. Prosiding SEMNAS.
Science, 9( 7): 15-23.
Junengsih,J, Yuliasari, Y. (2017). Hubungan
Means, Robert T. (2020). Iron Deficiency and
Asupan Zat Besi dengan Kejadian
Iron Deficiency Anemia: Implications and
Anemia pada Remaja Putri SMU 98 di
Impact in Pregnancy, Fetal Development,
Jakarta Timur. Jurnal Ilmu dan Teknologi
and Early Childhood Parameters.
Kesehatan, 5 (1), 55-65.
Nutrients, 12 (2): 447.
Karina Janneta Sukarno, Sylvia R, Marunduh
Niswatul Hurri ,I Nyoman Adiyasa ,Yuli
Damajanty H. C. (2016). Hubungan
Laraeni. (2019). Penyuluhan Teams
Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar
46
Ria Purnawian Sulistiani,
Isra Iyyah, NataliaAddina
Desy Rizky Fitriyanti,Siti
Putriningtyas, Luthfia Dewi/ Pengaruh
Wahyuningsih Edukasi
/ Perbedaan Pencegahan
Yogurt Kacang Anemia...
Merah ...
Pudiastuti, R, D. (2011). Buku Ajar Kebidanan Wahyuni Azhari Febrina, (2015). Hubungan
Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika. Pengetahuan tentang Gizi Seimbang
dengan Perilaku Mencegah Anemia pada
Purwatiningtyas, KD. (2011). Hubungan Asupan
Remaja Putri Kelas XI di SMA N 2 Wates.
Zat Gizi dan Pola Menstruasi dengan
Skripsi. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Kejadian Anemia pada Remaja Putri di
Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta.
SMAN 2 Semarang. Skripsi. Semarang:
Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas WHO. (2011). Haemoglobin concentrations for
Kedokteran, Universitas Diponegoro. the diagnosis of anaemia and assessment
of severity. Vitamin and Mineral Nutrition
Roszanadia, R., and Norazmir, M. (2011).
Information System. Geneva, World
Knowledge, Attitude and Practice on
Health Organization, (WHO/NMH/NHD/
Healthy Eating ainong Special Needs
MNM/11.1)
Boarding School Students. International
47