Anda di halaman 1dari 9

Sport and Nutrition Journal

Vol 3 No 1 - Februari 2021 (39-47)


https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/spnj/

PENGARUH EDUKASI PENCEGAHAN ANEMIA DENGAN METODE


KOMBINASI CERAMAH DAN TEAM GAME TOURNAMENT PADA
REMAJA PUTRI
Ria Purnawian Sulistiani1, Addina Rizky Fitriyanti1*, Luthfia Dewi1
1
Program Studi Gizi FIKKES Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang, Indonesia
*addinarizky@unimus.ac.id
ABSTRAK
Anemia merupakan keadaan dimana jumlah kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah berada di
bawah normal. Remaja putri beresiko mengalami anemia defisiensi zat besi. Edukasi pengetahuan gizi
dapat meningkatkan pengetahuan gizi dan mencegah anemia pada remaja putri. Desain penelitian ini
menggunakan quasi experimental pre-post test. Subyek penelitian sebanyak 58 remaja putri SMA N 2
Semarang yang dipilih secara simple random sampling. Edukasi gizi dengan menggunakan metode kombinasi
antara ceramah dan Team Game Tournament (TGT). TGT adalah jenis tipe pembelajaran kooperatif yang
tiap kelompok belajar beranggotakan 5 hingga 6 orang. Pengetahuan terkait anemia dan gizi diukur dengan
kuesioner yang telah teruji reliablitasnya. Kadar hemoglobin diukur menggunakan alat hemoglobinometer
digital (Easy Touch). Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat menggunakan uji Chi-square.
Rerata status IMT 20,80±3,42 kg/m2 dan rerata kadar Hb 13,28±2,52 g/dL. Edukasi pencegahan anemia
pada remaja putri dengan menggunakan metode kombinasi ceramah dan TGT dapat meningkatkan
pengetahuan sebesar 36,1 %. Metode kombinasi ceramah dan TGT efektif untuk kegiatan edukasi gizi.

Kata Kunci : anemia, remaja putri, pengetahuan, team game tournament



ABSTRACT
Anemia is a condition in which the amount of hemoglobin (Hb) in the blood is below normal.
Adolescent girls are at risk of iron-deficiency anemia. Nutrition education can increase nutrition knowledge
and prevent anemia in adolescent girls. The design of this study uses a quasi-experimental pre-post
test. The subjects of the study were 58 teenagers of SMA N 2 Semarang who were selected by simple
random sampling. Nutrition education using the combination method between discourse and Team Game
Tournament (TGT). TGT is a type of cooperative learning that each study group consists of 5 to 6 people.
Knowledge related to anemia and nutrition is measured by a questionnaire that has been tested for
reliability. Hemoglobin levels are measured using a digital hemoglobinometer (Easy Touch). Data analysis
includes univariate analysis, bivariate analysis using the Chi-square test. The average IMT status was
20.80 ± 3.42 kg / m2 and the average Hb level was 13.28 ± 2.52 g / dL. Education for the prevention of
anemia in adolescent girls using a combination of discourse and TGT methods can increase knowledge by
36.1%. The method of combination of discourse and TGT is effective for nutrition education programmes.

Key words : anemia, adolescent girls, knowledge, team game tournament

© 2021 Universitas Negeri Semarang


39
Sport and Nutrition Journal, Vol. 3,
1, No. 1,
2, Februari
November 2021: 39-47
2019: 40-47

PENDAHULUAN pengetahuan remaja putri mengenai anemia dan


gizi. Pengetahuan remaja terhadap anemia dan
Anemia merupakan keadaan dimana
gizi seimbang akan mempengaruhi kebiasaan
jumlah kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah
pola konsumsi makanan pada remaja (Wahyuni
berada di bawah normal. Kadar Hb normal
Azhari Febrina, 2015). Pengetahuan terkait
pada remaja putri >12 g/dL, wanita usia subur
anemia dan gizi yang rendah pada remaja
12-14 g/dL , ibu hamil 11 g/dL dan laki-laki >13
akan menyebabkan remaja tidak peduli dengan
g/dL. Anemia hingga sekarang masih menjadi
asupan makan yang dikonsumsi sehari-hari.
permasalahan kesehatan masyarakat global
karena anemia selain dapat berdampak pada Salah satu cara meningkatkan
kesehatan juga berdampak pada aspek sosial pengetahuan gizi adalah dengan edukasi gizi.
dan ekonomi (Kumar et.al, 2020; Means, Robert Jenis edukasi yang diberikan sebagai upaya
T, 2020). Anemia defisiensi zat besi merupakan pencegahan anemia pada remaja putri berupa
salah satu jenis anemia. Remaja putri berisiko ceramah dan Teams Games Tournament (TGT).
mengalami anemia defisiensi zat besi. Hal TGT adalah jenis tipe pembelajaran kooperatif
tersebut disebabkan karena kurangnya asupan yang menempatkan responden dalam kelompok–
zat gizi dan kebiasaan pola makan yang tidak kelompok belajar yang beranggotakan 5
teratur. (Alfishar Akib dan Sri Sumarmi, 2017). hingga 6 orang. Tujuan dari penelitian ini untuk
defisiensi zat besi pada remaja putri juga dapat mengetahui kadar hemoglobin remaja putri di
disebabkan oleh menstruasi dan penyakit infeksi SMA N 2 Semarang dan mengetahui pengaruh
(Cynthia A dan Lailatul, 2019.). Meningkatnya edukasi gizi dengan menggunakan metode
kebutuhan fisiologi karena remaja sedang kombinasi ceramah dan TGT. Metode kombinasi
mengalami masa pertumbuhan juga bisa menjadi ceramah dan TGT adalah metode baru dalam
salah satu penyebab anemia defisiensi zat besi edukasi gizi.
pada remaja (Ely E.A, Budi Laksono, Dyah R.I,
METODE
2017).
Desain penelitian ini menggunakan quasi
Di Indonesia, prevalensi anemia pada
experimental pre-post test. Populasi adalah
remaja putri usia 13-18 sebesar 23% sedangkan
remaja putri kelas XI SMA N 2 Kota Semarang.
prevalensi anemia pada remaja putra sebesar
Cara penentuan sampel dengan acak sederhana
17% (Kemenkes, 2018). Persentase prevalensi
(simple random sampling). Subyek penelitian
anemia di Provinsi Jawa Tengah yaitu 57,7% dan
sebanyak 58 remaja putri yang dipilih secara
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat,
simple random sampling. Subyek berusia 14-
karena persentasenya >20% (Direktur Bina Gizi
18 tahun. Edukasi gizi dengan menggunakan
2015). Penelitian sebelumnya di Kota Semarang
metode kombinasi antara ceramah dan
menunjukan prevalensi anemia pada remaja
TGT. Penyuluhan gizi dengan metode TGT
putri di SMAN 2 Semarang sebesar 36,7%
dilakukan dengan pertandingan berkelompok.
(Purwatiningtyas, 2011). Hasil penelitian terbaru
Pertandingannya dengan menggunakan metode
menunjukan remaja putri yang mengalami
cerdas cermat. Responden akan menjawab
kejadian anemia 83,7% disebabkan akibat
soal yang disediakan dan apabila benar akan
kurangnya asupan zat besi (Junengsih dan
memperoleh skor. Apabila responden menjawab
Yuliasari, 2017).
salah maka akan dijelaskan jawaban yang benar,
Terjadinya anemia zat gizi besi sebagian sehingga kelompok yang lain ikut mendengarkan
besar disebabkan kurangnya asupan zat gizi. jawaban yang benar. Edukasi gizi dengan
Kurangnya asupan zat gizi besi dipengaruhi oleh metode ceramah dilakukan secara terlebih

40
Ria Purnawian Sulistiani,
Isra Iyyah, NataliaAddina
Desy Rizky Fitriyanti,Siti
Putriningtyas, Luthfia Dewi/ Pengaruh
Wahyuningsih Edukasi
/ Perbedaan Pencegahan
Yogurt Anemia...
Kacang Merah ...

dahulu, kemudian dilanjutkan dengan edukasi badan 156,25±6,99 cm. Status gizi remaja putri
gizi dengan metode TGT. Pengetahuan terkait dilihat dari indeks massa tubuh (IMT). Karakteristik
anemia dan gizi diukur dengan kuesioner yang status gizi pada responden memiliki IMT 20,80±
telah teruji reliabilitasnya. Kadar hemoglobin 3,42 kg/m2. Berdasarkan nilai minimal dan
diukur menggunakan alat hemoglobinometer maksimal IMT masih terdapat remaja putri yang
digital (Easy Touch). Analisis data meliputi memiliki berat badan underweight dan obesitas.
analisis univariat, analisis bivariat menggunakan Remaja dengan IMT kategori kurus memiliki
uji Chi-square. risiko mengalami anemia. Berdasarkan penelitian
sebelumnya menunjukan IMT berkorelasi positif
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan konsentrasi hemoglobin dan kejadian
1. Karakteristik Responden anemia defisiensi zat besi. Namun penelitian
lainnya menunjukkan tidak terdapat hubungan
Karakteristik responden yang terdiri dari
antara IMT dengan kejadian anemia. (Karina
berat badan (BB), tinggi badan (TB), Indeks
JS , Sylvia R, Marunduh DHC, 2016). Obesitas
Massa Tubuh (IMT), persen lemak tubuh, lingkar
juga memiliki kaitannya dengan kejadian
lengan atas (LILA), tekanan darah diastolik,
anemia, dimana inflamasi terkait obesitas akan
tekanan darah sistolik, dan kadar hemoglobin
meningkatkan hepcidin. Hepcidin adalah hormon
responden disajikan pada tabel 1.
yang diproduksi di hati yang menghambat
Dari Tabel 1 dapat dilihat karakteristik penyerapan zat besi (Beck KL,2016). Persen
berat badan responden memiliki rerata berat lemak tubuh memiliki rerata 25,96 %.
badan 51,39±9,20 kg dan memiliki rerata tinggi
Tabel 1. Karakteristik status gizi dan kadar hemoglobin remaja putri
Variabel Rerata ± SD Min-maks
BB (kg) 51,39 ± 9,20 35,20 - 81,30
TB (cm) 156,25 ±6,99 115,40 - 167,70
IMT (kg/m2) 20,80 ± 3,42 14,90 - 30,30
Persen Lemak Tubuh (%) 26,96 ± 5,15 15,00 - 37,90
LILA (cm) 25,60 ± 3,04 20,50-34,50
TDD (mmHg) 112,52 ±8,89 90 – 130
TDS (mmHg) 75,05 ± 8,55 57 – 100
Kadar Hb (g/dL) 13,28 ± 2,52 9,30 -16,90
Keterangan: BB: Berat Badan; TB: Tinggi Badan; IMT: Indeks Massa Tubuh; Lila: Lingkar Len-
gan Atas; TDD: Tekanan Darah Diastolik, TDS: Tekanan Darah Sistolik, Hb: Hemoglobin

Rerata lingkar lengan atas (LILA) minimal kadar Hb pada Tabel 1 menunjukan
25,60 cm. Nilai minimal lingkar lengan atas masih ada remaja putri yang memiliki kadar
20,50 cm menunjukan masih ada remaja putri Hb dibawah normal. Remaja putri mengalami
yang beresiko mengalami kekurangan energi anemia jika kadar Hb <12 g/dl (WHO,2011).
kronis. LILA merupakan salah satu cara untuk
Kejadian anemia defisiensi besi terjadi
menentukan resiko kekurangan energi kronis
melalui tiga stadium. Stadium pertama yaitu
pada remaja putri. Remaja putri beresiko
stadium deplesi besi dimana ditandai dengan
mengalami kekurangan energi kronis jika hasil
menipisnya simpanan zat besi namun pada
pengukuran LILA <23,5 cm (Dewi S, Wahyu R,
stadium ini kadar besi di dalam serum maupun
Sukmawati, 2019). Rerata tekanan darah 112/75
kadar hemoglobin di dalam darah masih normal.
mmHg dan rerata kadar Hb 13,28 g/dL. Nilai
Stadium ini hanya bisa diketahui menjalani

41
Sport and Nutrition Journal, Vol. 3,
1, No. 1,
2, Februari
November 2021: 39-47
2019: 40-47

pemeriksaan sitokimia di sumsum tulang atau menunjukan rerata kadar hemoglobin belum
di jaringan hati. Pengukuran kadar saturasi mengalami penurunan namun bukan berarti
transferin atau ferritin dapat juga digunakan remaja putri tersebut tidak beresiko mengalami
untuk mendeteksi tahap stadium ini. Stadium anemia defisiensi besi. Hal tersebut dikarenakan
kedua disebut dengan stadium defisiensi besi stadium deplesi besi dan stadium defisiensi besi
dimana persediaan besi sudah habis. Ketika tidak bisa dideteksi dengan pengukuran kadar
memasuki stadium kedua ini kadar besi di dalam hemoglobin.
serum mulai menurun tetapi kadar hemoglobin
2. Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap
di dalam darah masih normal. Stadium ketiga
Perubahan Pengetahuan
disebut dengan keadaan anemia defisiensi besi,
stadium ini bisa dideteksi dengan penurunan Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa
kadar hemoglobin, MCV (Mean Corpuscular edukasi pencegahan anemia pada remaja
Volume), MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin), putri meningkatkan skor pengetahuan sebesar
MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin 8,27. Hasil analisis menunjukkan bahwa
Concentration), kadar feritin dan kadar besi di terdapat perbedaan yang signifikan antara skor
dalam serum. Pada tahap anemia defisiensi pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi
besi, suplai oksigen ke jaringan mengalami pencegahan anemia pada remaja putri dengan
gangguan sehingga konsentrasi hemoglobin metode ceramah dan TGT. Secara statistik,
menurun (Beck KL, 2016). Hasil penelitian ini edukasi pencegahan anemia pada remaja

Tabel 2. Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap Perubahan Pengetahuan


Kelompok n Skor Pengetahuan Delta p 95% CI Eta Squared
Sebelum 58 79,14 ± 10,64
8,27 0,00 5,35-11,2 36,1%
Sesudah 58 87,41 ± 4,7

Kejadian anemia 59% disebabkan oleh Terbentuknya tindakan seseorang dipengaruhi


defisiensi zat besi dan 41% disebabkan defisiensi oleh pengetahuan yang dimiliki. Termasuk
kombinasi zat besi dan vitamin B12 (Balci tindakan mengonsumsi makanan yang
et.al ,2012). Tes pengetahuan dilakukan pada mengandung zat besi untuk mencegah anemia
remaja putri yang anemia menunjukkan bahwa didasari atas pengetahuan yang dimiliki terkait
39% diantaranya memiliki pengetahuan yang anemia dan asupan gizi yang mencegah anemia.
rendah terkait gizi (Pareek P dan Hafiz A, 2015). Pengetahuan yang diberikan ke remaja putri
Pengetahuan remaja memainkan peran penting sebagai upaya pencegahan anemia diantaranya
dalam menurunkan kejadian anemia defisiensi pengetahuan mengenai anemia dan ciri-ciri
besi (Hesti Permata Sari, Yovita Puri Subardjo, mengalami anemia, jenis-jenis makanan yang
Ibnu Zaki, 2018). Hal tersebut menunjukan mengandung zat besi, zat gizi yang mempercepat
bahwa kejadian anemia defisiensi zat besi pada penyerapan zat besi dan yang memperlambat
remaja putri bisa dicegah dengan meningkatkan penyerapan zat besi.
pengetahuan remaja putri.
Pengetahuan terkait makanan yang
Pengetahuan adalah hasil proses mengandung zat besi perlu diinformasikan ke
penginderaan terhadap objek tertentu melalui remaja putri bahwa terdapat dua jenis utama
panca indera yang dimiliki manusia. Panca zat besi dalam makanan yaitu besi heme dan
indra yang digunakan yaitu indera penglihatan, besi non-heme. Keduanya diserap melalui jalur
pendengaran, penciuman rasa dan melalui yang berbeda di usus kecil. Besi heme berasal
kulit (Ila Fadila, Heny Kurniawati, 2018). dari hemoglobin dan mioglobin yang terdapat di

42
Ria Purnawian Sulistiani,
Isra Iyyah, NataliaAddina
Desy Rizky Fitriyanti,Siti
Putriningtyas, Luthfia Dewi/ Pengaruh
Wahyuningsih Edukasi
/ Perbedaan Pencegahan
Yogurt Anemia...
Kacang Merah ...

dalam daging, ikan, dan unggas. Zat besi heme bersamaan dengan protein dan vitamin C dapat
hanya berkontribusi 10–15% dari asupan zat mempercepat penyerapan zat besi oleh tubuh.
besi, dan 15-35% zat besi heme akan diserap. Perilaku konsumsi sumber zat besi bersamaan
Daging telah terbukti meningkatkan penyerapan dengan protein dan vitamin C didasarkan atas
zat besi. Berdasarkan studi lebih lanjut, zat besi pengetahuan yang dimiliki.
heme pada daging akan diubah menjadi zat besi
Anemia pada remaja dapat menyebabkan
non-heme jika daging dimasak dalam waktu
gangguan pertumbuhan sehingga tinggi
lama waktu pada suhu yang terlalu tinggi. Bahan
badan remaja menjadi tidak mencapai optimal,
makanan lainnya sebagian besar merupakan
mengakibatkan penurunan kemampuan
zat besi non-heme. Zat besi non heme terdapat
fisik, mengakibatkan muka tampak pucat,
sereal, kacang-kacangan, polong-polongan,
kebugaran tubuh berkurang, konsentrasi belajar,
kacang-kacangan, biji-bijian, dan beberapa
kemampuan berpikir dan prestasi menurun.
sayuran. Hanya 2–20% zat besi non-heme yang
(Arisman, 2009; Pratiwi, 2016). Keadaan anemia
akan diserap oleh tubuh, dan penyerapan besi
pada remaja putri akan mempengaruhi status
non-heme dipengaruhi oleh sejumlah faktor.
kesehatan pada saat menjadi wanita usia subur.
Faktor yang mempengaruhi peningkatan
Remaja putri dengan anemia berisiko menjadi
penyerapan zat besi non-heme dengan cara
wanita usia subur dengan anemia. Wanita
mengubah bentuk besi yang tidak larut (Fe3+)
usia subur yang anemia berisiko mengalami
menjadi bentuk besi yang mudah larut (Fe2+).
gangguan komplikasi kehamilan. Komplikasi
Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat
kehamilan berupa gangguan pertumbuhan
besi non-heme. Di sisi lain, penyerapan zat besi
janin dan fetal distress. Keadaan anemia juga
non-heme dihambat oleh asam fitat (terdapat
berisiko menyebabkan gangguan persalinan,
pada roti gandum, sereal, kacang-kacangan,
meningkatkan resiko kematian maternal,
dan biji-bijian), polifenol (terdapat pada teh, kopi,
prematur, angka kematian perinatal, dan berisiko
buah, sayuran, beberapa sereal dan kacang-
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
kacangan). Zat-zat gizi tersebut mengikat
(Rukiyah, 2010).
besi non-heme untuk membentuk kompleks
yang tidak larut (Fe3+) dan menghambat Wanita hamil rentan mengalami anemia,
masuk ke dalam sel usus. Sedangkan kalsium karena pada saat kehamilan volume darah
menghambat penyerapan besi heme dan besi di dalam tubuh akan meningkat sekitar 50%
non-heme (Beck KL, 2016). (Pudiastuti, 2011). Apabila remaja putri sudah
mengalami anemia maka semakin besar
Penyebab anemia defisiensi besi
kemungkinannya saat hamil akan mengalami
tidak hanya disebabkan jumlah zat besi yang
anemia. Anemia pada saat kehamilan akan
dikonsumsi saja, namun juga dipengaruhi oleh
mempengaruhi keadaan janin. Keadaan anemia
tingkat penyerapannya. Proses penyerapan zat
pada kehamilan trimester ketiga berisiko
besi dipengaruhi oleh interaksi dengan zat gizi
melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR)
lainnya. Interaksi dengan zat gizi lain ada yang
sedangkan keadaan anemia pada kehamilan
mengakibatkan menghambat proses penyerapan
trimester kedua dan ketiga berisiko melahirkan
zat besi dan ada yang mengakibatkan dapat
bayi premature (Mardiaturrahmah dan Anjarwati,
mempercepat penyerapan zat besi (Hurrell
2020). BBLR merupakan keadaan dimana bayi
dan Egli, 2010). Penyerapan zat besi lebih
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram.
mudah diserap tubuh apabila dikonsumsi
BBLR menjadi prediktor tertinggi angka kematian
bersamaan dengan protein hewani daripada
bayi (Gama Putra dan Risni JY, 2019). Oleh
protein nabati. Konsumsi sumber zat besi

43
Sport and Nutrition Journal, Vol. 3,
1, No. 1,
2, Februari
November 2021: 39-47
2019: 40-47

karenanya upaya pencegahan anemia harus 2011). Meningkatkan pengetahuan remaja


dilakukan, salah satu caranya dengan edukasi putri terhadap anemia dan asupan makanan
gizi. Edukasi gizi diperlukan untuk meningkatkan yang mencegah anemia akan mempengaruhi
pengetahuan remaja putri terhadap anemia dan pemilihan makanan remaja putri. Pemilihan
upaya pencegahan anemia dengan gizi. makanan remaja putri yang baik akan
berkontribusi dalam penanggulangan anemia
Edukasi gizi memiliki beberapa
pada remaja putri. Peningkatan pengetahuan
keunggulan diantaranya mudah dilakukan,
dapat dilakukan dengan pemberian edukasi.
terjangkau, layak, dan dapat meningkatkan
pengetahuan gizi. Peningkatan pengetahuan Pemberian materi edukasi gizi dengan
secara berkelanjutan dapat berdampak pada menggunakan metode ceramah, brosur, dan
perubahan perilaku pola makan. Penelitian video dapat berkontribusi untuk meningkatkan
sebelumnya menunjukan bahwa edukasi gizi skor pengetahuan (Marwan O, et.al, 2017).
atau pendidikan gizi efektif untuk memperbaiki Dalam penelitian ini pemberian edukasi gizi
kondisi anemia. (Yusoff H, Wan Daud WN, menggunakan metode kombinasi ceramah
Ahmad Z. 2012). Beberapa penelitian dan metode Team Game Tournament (TGT).
menunjukan kurangnya pengetahuan tentang Metode ceramah dipilih karena metode tersebut
makan sehat di kalangan remaja mengakibatkan efektif digunakan sebagai metode penyuluhan
perilaku makan yang tidak sehat (Divakaran, dengan jumlah peserta yang cukup banyak.
Muttapillymyalil, Sreedharan, dan Shalini, 2010). Penelitian sebelumnya menunjukan edukasi gizi
Padahal mengonsumsi makanan yang tidak dengan metode ceramah dapat meningkatkan
sehat secara terus menerus akan berdampak pengetahuan dan sikap siswi SMA N 7 Malang
pada permasalahan kesehatan. (Elhassan, (Hibatullah Imanuna, Hasan Aroni, Ibnu Fajar,
Gamal, dan Mohammed, 2013). Oleh karenanya, 2020). Penggunaan metode ceramah, responden
pengetahuan gizi sangat penting bagi individu bisa mendapatkan banyak informasi terkait
untuk memperoleh gaya hidup yang sehat dan pengetahuan pencegahan anemia (Shinta FS
bebas dari penyakit (Roszanadia dan Norazmir, dan Oster SS, 2019). Dengan metode ceramah,
2011). responden bisa mendapatkan mempunyai
kesempatan bertanya sehingga bisa mendapat
Edukasi gizi menjadi sangat penting bagi
informasi lebih banyak.
remaja perempuan untuk menciptakan kesadaran
dan menyebarluaskan pengetahuan terkait Penelitian sebelumnya metode TGT
pengendalian dan pencegahan anemia (Priyanka efektif meningkatkan pengetahuan terkait gizi
dan Asfia, 2015). Penelitian sebelumnya seimbang pada remaja. (Niswatul Hurri, I Nyoman
menemukan bahwa meningkatkan pengetahuan Adiyasa, Yuli Laraeni, 2019). Penyuluhan
adalah salah satu tahapan awal menuju gizi dengan metode TGT adalah metode
perubahan perilaku yang lebih baik. Oleh karena pembelajaran yang mudah diterapkan dan bisa
itu, pengetahuan gizi merupakan dasar penting melibatkan banyak orang. Metode pembelajaran
untuk kebiasaan makan yang baik (Spendlove et TGT lebih efektif daripada menggunakan leaflet
al., 2012). Individu yang memiliki pengetahuan maupun video karena responden lebih aktif,
gizi lebih baik memiliki sikap terhadap makan lebih santai dan memberikan peluang responden
makanan yang lebih sehat (Heaney, O’Connor, untuk berekspresi. Metode pembelajaran
Michael, Gifford, & Naughton, 2011). Sebaliknya, TGT cocok diterapkan untuk remaja karena
pengetahuan yang buruk merupakan salah satu menumbuhkan kerja sama tim, persaingan
faktor risiko mengembangkan malnutrisi (Ryoo, sehat dan melatih kemampuan berkomunikasi.

44
Ria Purnawian Sulistiani,
Isra Iyyah, NataliaAddina
Desy Rizky Fitriyanti,Siti
Putriningtyas, Luthfia Dewi/ Pengaruh
Wahyuningsih Edukasi
/ Perbedaan Pencegahan
Yogurt Anemia...
Kacang Merah ...

Edukasi pencegahan anemia dengan metode Health: Anemia Prevention and Dietary
kombinasi ceramah dan TGT pada remaja putri Strategies. Oxford: Elsevier.
efektif sebagai upaya pencegahan anemia
Chyntia Almaratus Sholicha, Lailatul Muniroh.
karena dapat meningkatkan pengetahuan terkait
(2019). Hubungan Asupan Zat Besi,
anemia dan gizi.
Protein, Vitamin C, dan Pola Menstruasi
PENUTUP dengan Kadar Hemoglobin pada Remaja
Putri di SMAN 1 Manyar Gresik. Media
Edukasi pencegahan anemia pada remaja
Gizi Indonesia, 14 (2): 147-153.
putri dengan menggunakan metode kombinasi
ceramah dan TGT dapat meningkatkan Dewi Shinta, Wahyu Rochdiat M., Sukmawati.
pengetahuan sebesar 36,1 %. Metode (2019). Hubungan Kadar Hemoglobin
kombinasi ceramah dan TGT efektif untuk dan Lingkar Lengan Atas dengan Nilai
kegiatan edukasi gizi. Perlu dilakukan edukasi Hasil Belajar pada Mahasiswi Prodi S1
berkala untuk meningkatkan pengetahuan dan Ilmu Gizi Angkatan 2014 Universitas
merubah perilaku konsumsi remaja putri yang Respati Yogyakarta. Placentum Jurnal
berhubungan dengan kejadian anemia Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, 7 (2):
24-33.
UCAPAN TERIMAKASIH
Divakaran, B., Muttapillymyalil, J., Sreedharan,
Penulis mengucapkan terimakasih
J., & Shalini, K. (2010). Lifestyle risk
kepada ibu menyusui di Desa Ketapang Laok,
factors of noncommunicable diseases:
Kec. Ketapang, Kab. Sampang, Madura, Jawa
awareness among school children. Indian
Timur yang telah bersedia untuk menjadi subjek
Journal of Cancer, 47(5): 9-13.
penelitian. Selain itu, peneliti juga berterimakasih
serta memberikan penghargaan yang sebesar- Direktur Bina Gizi. (2015). Rencana Aksi
besarnya kepada bidan desa dan para kader Pembinaan Gizi Masyarakat (RAPGM)
yang telah bersedia membantu pelaksanaan Tahun 2010-2014. Jakarta: Departemen
pengumpulan data primer dari subjek penelitian Kesehatan Republik Indonesia.
maupun informasi terkait data sekunder yang
Elhassan, M. R., Gamal, H. E., & Mohammed,
juga digunakan sebagai data dasar pelaksanaan
G. S. (2013). Nutrition knowledge attitude
penelitian ini.
and practices among students of Ahfad
DAFTAR PUSTAKA University for women. Indian Journal of
Scientific Research, 4(1): 25-34.
Akib dan Sumarmi. (2017). Kebiasaan Makan
Remaja Putri yang Berhubungan dengan Ely Eko Agustina , Budi Laksono, Dyah Rini
Anemia : Kajian Positive Deviance. Indriyanti. (2017). Determinan Risiko
Amerta Nutr, 1 (2): 105-116. Kejadian Anemia pada Remaja Putri
Berdasarkan Jenjang Pendidikan di
Arisman. (2009). Gizi dalam Daur Kehidupan.
Kabupaten Kebumen. Public Health
Jakarta: EGC.
Perspective Journal, 2 (1) : 26 – 33.
Balci YI, Karabulut A, Gürses D, Çövüt IE. (2012).
Gama Putra Danu Sohibien, Risni Jualeni
Prevalence and Risk Factors of Anemia
Yuhan. (2019). Determinan Kejadian
among Adolescents in Denizli, Turkey.
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di
Iran J Pediatr, 22 (1): 77-81.
Indonesia. Jurnal Apikasi Statistika dan
Beck, K. L. (2016). Encyclopedia of Food and Komputasi Statistik, 11 (1): 1-14.

45
Sport and Nutrition Journal, Vol. 3,
1, No. 1,
2, Februari
November 2021: 39-47
2019: 40-47

Guspita, Helpia. (2017). Efektivitas Promosi Hemoglobin pada Remaja di Kecamatan


Kesehatan Menggunakan Metode Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang
Ceramah tentang HIV/AIDS terhadap Mongondow Utara. Jurnal Kedokteran
Pengetahuan dan Sikap Remaja di SMK Klinik (JKK), 1(1): 1-7.
Tritech Informatika dan SMK Namira
Kemenkes, (2018). Survei Demografi
Tech Nusantara Medan Tahun 2016.
dan Kesehatan Indonesia 2017:
Jurnal Ilman, 5 (1): 33-40.
Kesehatan Reproduksi Remaja. Badan
Heaney, S., O’Connor, H., Michael, S., Gifford, Kependudukan dan Keluarga Berencana
J., & Naughton, G. (2011). Nutrition Nasional, Badan Pusat Statistik,
Knowledge in Athletes: A Systematic Kementerian Kesehatan. Diakses Melalui
Review. International Journal of Sport https://e-koren.bkkbn.go.id/wpcontent/
Nutrition and Exercise Metabolism, 21(3): uploads/2018/10/laporansdki-2017-
248–261. remaja.pdf

Hesti Permata Sari, Yovita Puri Subardjo, Kumar, S., Anukiruthika, T., Dutta, S.,
Ibnu Zaki. (2018). Nutrition Education, Kashyap, A. V., Moses, J. A., and
Hemoglobin Levels, and Nutrition Anandharamakrishnan, C. (2020). Iron
Knowledge of Adolescent Girls in deficiency anemia: A comprehensive
Banyumas District. Indonesian Journal of review on iron absorption, bioavailability
Nutrition and Dietetics, 6(3): 107-112. and emerging food fortification
approaches. Trends in Food Science
Hibatullah Imanuna, Hasan Aroni, Ibnu Fajar.
&Technology, 99: 58-75.
(2020). Penyuluhan Anemia Gizi Besi
Menggunakan Media Booklet untuk Mardiaturrahmah, Anjarwati. (2020). Kejadian
Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pada
Siswi SMAN 7 Malang. Jurnal Nutriture, Ibu Hamil dengan Anemia . Jurnal
1 (1): 1-8. Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah,
16 (1): 34-43.
Hurrell, R., & Egli, I. (2010). Iron bioavailability
and dietary reference values. The Marwan O. Jalambo, Razinah Sharif, Ihab
American Journal of Clinical Nutrition, 91 A. Naser, Norimah A. Karim. (2017).
(5): 1461S–1467S. Improvement in Knowledge, Attitude
and Practice of Iron Deficiency
Ila Fadila, Heny Kurniawati. (2018). Upaya
Anaemia among Iron-Deficient Female
Pencegahan Anemia pada Remaja
Adolescents after Nutritional Educational
Puteri sebagai Pilar Menuju Peningkatan
Intervention. Global Journal of Health
Kesehatan Ibu. Prosiding SEMNAS.
Science, 9( 7): 15-23.
Junengsih,J, Yuliasari, Y. (2017). Hubungan
Means, Robert T. (2020). Iron Deficiency and
Asupan Zat Besi dengan Kejadian
Iron Deficiency Anemia: Implications and
Anemia pada Remaja Putri SMU 98 di
Impact in Pregnancy, Fetal Development,
Jakarta Timur. Jurnal Ilmu dan Teknologi
and Early Childhood Parameters.
Kesehatan, 5 (1), 55-65.
Nutrients, 12 (2): 447.
Karina Janneta Sukarno, Sylvia R, Marunduh
Niswatul Hurri ,I Nyoman Adiyasa ,Yuli
Damajanty H. C. (2016). Hubungan
Laraeni. (2019). Penyuluhan Teams
Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar

46
Ria Purnawian Sulistiani,
Isra Iyyah, NataliaAddina
Desy Rizky Fitriyanti,Siti
Putriningtyas, Luthfia Dewi/ Pengaruh
Wahyuningsih Edukasi
/ Perbedaan Pencegahan
Yogurt Kacang Anemia...
Merah ...

Games Tournament (TGT) terhadap Journal of Dairy Science, 6(5): 1-9.


Meningkatnya Pengetahuan Gizi
Rukiyah dan Yulianti. (2010). Asuhan Kebidanan
Seimbang pada Remaja. Jurnal Gizi
4 (Patologi). Jakarta: TIM.
Prima, 4(1): 8-15.
Shinta Fransiske Simanungkalit, Oster Suriani
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi
Simarmata. (2019). Pengetahuan dan
Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Perilaku Konsumsi Remaja Putri yang
Rineka Cipta.
Berhubungan sengan Status Anemia.
Pareek P, Hafiz A.(2015). A Study on Anemia Buletin Penelitian Kesehatan, 47 (3):175-
Related Knowledge Among Adolescent 182.
Girls. International Journal of Nutrition
Spendlove, J. K., Heaney, S. E., Gifford, J. A.,
and FoodSciences, 4(3): 273-276.
Prvan, T., Denyer, G. S., and O’Connor,
Pratiwi, E. (2016). Faktor-faktor yang H. T. (2012). Evaluation of general
Mempengaruhi Anemia Remaja pada nutrition knowledge in elite Australian
Siswi MTS Ciwadan Cilegon Banten. athletes. British Journal of Nutrition, 107
Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri (12): 1871-1880.
Syarif Hidayatullah Jakarta .
Yusoff H, Wan Daud WN, Ahmad Z. (2012).
Priyanka, P., and Asfia, H. (2015). A Study on Nutrition Education and Knowledge,
Anemia Related Knowledge Among Attitude and Hemoglobin Status Of
Adolescent Girls. International Journal of Malaysian Adolescents. The Southeast
Nutrition and Food Sciences, 4(3), 273- Asian Journal of Tropical Medicine Public
276. Health, 43 (1). 192-200.

Pudiastuti, R, D. (2011). Buku Ajar Kebidanan Wahyuni Azhari Febrina, (2015). Hubungan
Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika. Pengetahuan tentang Gizi Seimbang
dengan Perilaku Mencegah Anemia pada
Purwatiningtyas, KD. (2011). Hubungan Asupan
Remaja Putri Kelas XI di SMA N 2 Wates.
Zat Gizi dan Pola Menstruasi dengan
Skripsi. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Kejadian Anemia pada Remaja Putri di
Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta.
SMAN 2 Semarang. Skripsi. Semarang:
Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas WHO. (2011). Haemoglobin concentrations for
Kedokteran, Universitas Diponegoro. the diagnosis of anaemia and assessment
of severity. Vitamin and Mineral Nutrition
Roszanadia, R., and Norazmir, M. (2011).
Information System. Geneva, World
Knowledge, Attitude and Practice on
Health Organization, (WHO/NMH/NHD/
Healthy Eating ainong Special Needs
MNM/11.1)
Boarding School Students. International

47

Anda mungkin juga menyukai