Anda di halaman 1dari 10

BAB III

PEMBAHASAN

A. Survey Data Lapangan


Lokasi pembuatan PLTMH yang ditujukan untuk penerangan kolam ikan
masyarakat setempat adalah sebagai berikut:
Nama Desa : Desa Namo Pinang
Kecamatan : Sibiru-biru
Kabupaten : Deli Serdang
Provinsi : Sumatera Utara

B. Energi Air
1. Menghitung Energi Air
Untuk mendapatkan nilai dari debit aliran air sungai maka kita harus
menggunakan rumus seperti dibawah ini :
3
2
Q= C d √ 2 g L H 2 (P.N.MODI,S.M.SETH,1982,466)
3
Dimana :
Cd = Coefisien of discharge (0,623)
g = Gravitasi (m/s2) = 9,81 m3/s
L = panjang dasar bendungan(m) = 0,8 m
H = tinggi kedalam air terhadap dasar bendungan (m) = 0,15 m
Q = kapasitas aliran debit air (m3/s) = ??
Lihat gambar dibawah ini yang menerangkan skema dari L= 0,8 m dan H =
0,15 m :

22
Gambar 3.1
2
.0,623 √ 2.9 , 81 m/s . 0 , 8 m. ¿
2
Maka : Q =
3
= 0,0855 m3/s

2. Menghitung Potensi Alam


Dalam menganalisa daya yang dibangkitkan maka diperlukan pengukuran
ketinggian jatuh aliran air. Dari kapasitas air (Q) dan tinggi air jatuh (H) dapat
diperoleh daya yang dihasilkan air:
P=Q . ρ . g . H [Lit 1]
Dimana :
Q = Kapasitas aliran air (m3/s)
ρ = Berat jenis air (kg/m3)
g = gravitasi (m/s2)
H = tinggi air jatuh (m)
P = daya yang dihasilkan (KW)
Lihat gambar 3.1 dibawah ini yang menerangkan nilai dari Q = 0,0855 m 3/s
dan dengan tinggi jatuh 4 m :

23
Gambar 3.1 skema keluaran air melalui bendungan dengan nilai Q = 0,0855m3/s
dan tinggi jatuh air (H) = 4 m

P = 0,0855 m3/s . 1000 kg/m3. 9,81 m/s2 . 4 m


= 3355,02 watt
= 3,35502 Kw

C. Pipa pesat (penstock)


Pipa pesat (penstock) merupakan pipa yang direncanakan untuk dapat
menahan tekanan tinggi yang berfungsi untuk mengalirkan air dari kolam
penampungan menuju turbin (kincir). Untuk menghindari terjadinya kavitasi di
sepanjang pipa pesat karena perbedaan tekanan maka diameter diakhir pipa pesat
dibuat lebih kecil dari diameter mulut pipa pesat.
Pipa pesat dapat terbuat dari logam atau plastik dengan ukuran yang
berbeda. Pipa yang digunakan adalah pipa yang terbuat dari plastik yaitu pipa
PVC. Pipa pesat yang digunakan berjumlah 4 (empat) buah dengan total panjang
pipa pesat 20,6 meter dengan diameter luar dimulut pipa yaitu 6 inchi (15,24 cm)

24
dengan tebal 3,5 mm dan diameter luar diakhir pipa pesat 4 inchi (10,16 cm)
dengan tebal 2,5 mm.
Kecepatan air diawal pipa pesat dapat dihitung dengan persamaan :
Q
v 1= [Lit ]
A1
Dimana debit air yang digunakan Q = 0,0855 m3/detik dan luas penampang
diawal pipa pesat :
π
A 1= D 2
4 ¿1
3 ,14
¿ (0,1454 m)2
4
= 0,114139 m2
3
0 , 0855 m / s
v1 = 2
0,114139 m
= 0,749 m/s
Q
Kecepatan air diakhir pipa pesat dihitung dengan persamaan : V 2= dengan
A2
luas penampang diakhir pipa pesat :

π
A 2= D 2
4 in2
3 ,14
= 4 (0,0966 m)2

= 0,075831 m2
3
0,0855 m / s
v2 = 2
0,075831 m
= 1,1275 m/s

25
D. Kincir
1. Perancangan Kincir
Jenis kincir yang dirancang dan dibangun adalah tipe undershot. Diameter
luar kincir (d1) yang direncanakan sebesar 85 cm, diameter dalam kincir (d2)
ditentukan sebesar 34 cm dengan mempertimbangkan volume air yang dapat
ditampung oleh setiap sudu serta lebar kincir berdasarkan debit yang ada.
Penentuan besarnya diameter luar dan diameter dalam kincir air akan
berpengaruh terhadap perancangan sudu kincir air. Sudu kincir air dirancang
menyerupai bentuk tabung yang dipotong menjadi tiga bagian dengan lebar sudu
20 cm dan panjang sudu 30 cm.
Jumlah putaran persekonnya dapat dihitung dengan persamaan:
N (dalam rpm)
N(dalam rps) = [Lit 5]
60
30
= 60
1
=2

Jumlah sudu (z) yang terisi oleh air pada saat putaran persekonnya adalah:
i = N(dalam rps) × z [Lit 5]
1
i = × 12
2
Jumlah sudu yang terisi oleh air adalah, i = 6
Kapasitas air yang diterima oleh tiap sudu yang terisi air adalah:
3
Q 0 , 01 m /s
q= = [Lit 6]
i 6
= 0,0016667 m3/s
Jarak antara sudu dapat dihitung dengan persamaan berikut:
D1× π
Jarak antara sudu bagian luar t 1= [Lit 6]
z

26
0 , 85 m.3 , 14
=
12
= 0,2224 m
D2× π
Jarak antara sudu bagian dalam t 2= [Lit 6]
z
0 ,34 m. 3 , 14
=
12
= 0,0889667 m

2. Efisiensi Kincir
kerja yang diperoleh
Efisiensi dari sistem, η =
energi yang masuk turbin
ρ .Q ( v −u ) u 2 ( v−u ) u
=
= 1 2 v
2
ρQ v
2

Untuk ηmax = =0
du
d
Sebagai contoh ( vu−u2 )=0 atau v−2 u=0
du
v
u=
2
Dengan mensubsitusikan nilai u pada persamaan diatas :

𝞰max =
( v2 ) . 2v
2. v −
2
v
1
= = 0,5 atau 50 %
2

Kerja poros menjadi :


Pt = Q . ρ. g . H . ηmax
= 0,0855 m3/s .1000 kg/m3 . 9,81 m/s2. 4 m. 50 %

27
= 1677,51 watt

3. Menaikkan Putaran Dengan Menggunakan Puli


Pada kebanyakan pembangkit kecil pada umumnya, turbin atau kincir yang
berputar akan dikopelkan langsung untuk memutar generator. Untuk
mengkopelkannya ke generator, terlebih dahulu harus dipertimbangkan
kecepatan putar turbin atau kincir tersebut dengan kecepatan putar generator.
Bila kecepatannya berbeda dengan kecepatan putar generator, maka dalam
pengkopelannya dapat digunakan sistem transmisi mekanik yang berupa puli
(pulley) dan sabuk (belt). Puli berfungsi untuk menaikkan putaran sehingga
putaran generator sesuai dengan putaran daerah kerjanya. Belt berfungsi untuk
menyalurkan daya dari poros turbin ke poros generator. Tujuan utama dari tahap
ini adalah mendapatkan nilai putaran optimal pada titik generator dan
mendapatkan daya putar yang optimal.
Untuk dapat menaikkan putaran pada kincir menjadi seperti yang diinginkan
maka dapat digunakan rumus sebagai berikut :
N 4 d1 x d3
=
N 1 d2 x d4
d1 x d3
N 4 =N 1
d 2 xd
4

Lihat gambar 3.2 yang menjelaskan tata letak puli 1, 2, 3 dan 4:

Gambar 3.2 Tata letak puli 1,2,3,4


Yang mana dari hasil percobaan diperoleh :

28
N1 = kecepatan dari puli 1 (r.p.m) = 30 rpm
Dari hasil pengamatan diperoleh:
d1 = Diameter puli 1 (m) = 0,4 m
d2 = Diameter puli 2 (m) = 0,1 m
d3 = Diameter puli 3 (m) = 0,26 m
d4 = Diameter puli 4 (m) = 0,02 m

N4 = Kecepatan dari puli 4 (rpm)


0 , 4 x 0 , 26
N 4 =30
0 , 1 x 0 , 02
= 1560 rpm

E. Pembangkitan Tegangan dari Generator AC


Generator yang digunakan adalah generator sinkron satu phasa dengan name
platenya sebagai berikut :
P = 3 [KW]
Tegangan eksitasi = 42 [volt]
Arus eksitasi = 2 [ampere]
Tegangan keluar = 115/230 volt
Arus keluar = 4/8 ampere
Putaran permenit = 1500/1800 rpm
Factor daya (cosφ ) =1
Pada generator sinkron kapasitas besar, lilitan medan diletakkan pada bagian
yang berputar (rotor) dan lilitan jangkar pada bagian yang diam (stator). Lilitan
jangkar yang banyak digunakan adalah lilitan rangkaian terbuka yang terbentuk dari
kumparan yang terionisasi.

29
Gambar 3.3 Generator AC 1 phasa
Sistem eksitasi konvensional terdiri atas yang dihubungkan dengan medan
generator AC melalui dua cincin dan sikat-sikat. Apabila generator sinkron (AC)
diputar oleh penggerak mula dan setelah mencapai kecepatan normalnya, medannya
dieksitasi dari catu DC. Ketika kutub lewat dibawah konduktor jangkar yang berbeda
pada stator, akan memotong batang-batang konduktor jangkar sehinga dibangkitkan
GGL bolak-balik. Besar GGL yang dibangkitkan tergantung pada laju pemotongan
garis gaya atau kuat medan dan kecepatan rotor.
Data dari hasil rancang bangun pembangkit listrik tenaga air mikrohidro
diperoleh tegangan 180 volt, putaran 1439 rpm, arus 0, 75 A dengan debit air yang
maksimum = 0,0855 m3/ dan tinggi jatuh air 4 m. Karena data yang digunakan
bekerja dengan kecepatan konstan dan arus eksitasi sendiri maka untuk menambah
tegangan yang turun akibat pembebanan maka perlu dilakukan penambahan debit air.
Untuk mengetahui daya keluaran generator bergantung pada penggunaan sistem

30
transmisi mekanik dan generator. Diasumsikan efisiensi pulley 85% serta efisiensi
generator sebesar 70%. Maka didapatkan daya keluaran generator sebesar :
Pout = η puli . η g . Pt [Lit 5]
= 0,85 . 0,7 . 1677,5 watt
=998,1 watt
Jadi effisiensi yang dihsilkan selama proses pembangkitan mulai dari daya kincir
sampai kedaya yang dibangkitkan generator adalah:
P out ( daya listrik )
𝞰 = x 100 %
P ¿ ( daya mekanik )
998 , 1 watt
= x 100 %
1677 ,5 watt
= 0,595 x 100 %
= 59,5 %

31

Anda mungkin juga menyukai