Anda di halaman 1dari 3

Resensi Buku WANITA YANG DUA KALI MENDAPAT

HADIAH NOBEL

IDENTITAS BUKU :
JUDUL : Wanita yang dua kali mendapat hadiah nobel
PENULIS : Ris Therik
PENERBIT : CV. Danau singkarak Jakarta
TAHUN TERBIT : Jakarta 11 Februari 1978
TEBAL HALAMAN : 90 halaman
UKURAN BUKU :19 x 14,5 cm
ISBN : -
Pendahuluan :

Marie Curie memiliki nama lengkap Maria Skłodowska. Marie Curie lahir di Warsawa pada 7 November 1867.

Kemudian, pada 1891 Marie Curie pindah ke Paris untuk belajar fisika, kimia, dan matematika di Universitas Paris.

Di sana Marie Curie memperoleh dua gelar, menghidupi dirinya sendiri melalui studinya dengan mengajar di malam hari. Di universitas itulah Marie Curie
bertemu dengan Pierre Curie dan menikah pada 1895.

Mereka memiliki dua putri dari hasil pernikahan tersebut. Pada 1906, Pierre Curie meninggal karena kecelakaan.

Setelah kematian suaminya, Marie Curie melanjutkan pekerjaannya di universitas, sambil membesarkan kedua putri mereka.

Selama perang dunia pertama, dia menciptakan peralatan sinar-X seluler dan melatih petugas medis tentang cara menggunakannya.

Selama melakukan penelitian, Marie dan suaminya tidak menggunakan pelindung apapun lantaran belum mengetahui efek radioaktif terhadap manusia.

Sehingga, pada 1934 Marie Curie meninggal dalam usia 66 tahun karena anemua aplastik yang disebabkan oleh seringnya terpapar radiasi

Isi :

Pasangan itu mendirikan laboratorium bersama di ruang bawah tanah, membangun peralatan mereka sendiri untuk eksperimen mereka.

Pada saat itu tidak ada yang tahu tentang efek radioaktivitas atau radiologi pada tubuh. Sehingga, mereka melakukan penelitian tanpa pelindung apapun.

Marie Curie bahkan menyimpan botol berisi bahan penelitian di saku baju maupun laci meja. Lebih dari 100 tahun setelah penemuan mereka, buku catatan
pasangan itu masih disimpan dalam kotak berlapis timah dan dibuka hanya saat mengenakan pakaian pelindung .

Tahun 1898 adalah tahun yang sibuk bagi pasangan itu. Marie telah menyelidiki sifat-sifat yang tidak biasa dari bijih-bijih uranium.

Penelitian tersebut didorong oleh penemuan Henri Becquerel yang menemukan bahwa garam uranium mengeluarjan sinar yang dapat menembus objek
dengan cara yang mirip dengan sinar X, dua tahun sebelumnya.

Namun, Marie Curie memperhatikan bahwa bijih-bijih uranium mengeluarkan lebih banyak sinar yang kemudian dia sebut radioaktivitas.
Kemudian, pasangan suami istri tersebut berhasil menemukan unsur polonium, yang mereka beri nama sesuai dengan negara asal Marie, Polandia.

Kesimpulan :

Tapi itu masih belum menjelaskan semua sifat radiasi yang terlihat di bijih-bijih uranium. Kemudian, pada 26 Desember, mereka mengumumkan penemuan
unsur baru kedua yakni radium.

Marie Carie membutuhkan waktu 12 tahun sebelum dia dapat decigram radium murni yang menunjukkan keberadaan unsur itu sebagai elemen kimia yang
unik.

Karya pasangan itu tentang radioaktivitas membuat mereka mendapat Hadiah Nobel dalam fisika pada tahun 1903 , bersama Becquerel. Hal itu menjadikan
Marie Curie wanita pertama yang memenangkan hadiah Nobel pada 1903.

Anda mungkin juga menyukai