Anda di halaman 1dari 37

MODUL AJAR

UPAKARA

ANIK WINARTI, S.Pd.H.


NIP. 19830910 201101 2 019
UPTD SMPN 2 PUNCU
MODUL AJAR
UPAKARA

1. IDENTITAS MODUL
Nama penyusun : Anik Winarti, S.Pd.H.
Sekolah : UPTD SMPN 2 Puncu
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Fase Capaian : Fase D
Kelas/Semester : VII/2
Materi Pokok : Upakara
Alokasi Waktu : 6 x pertemuan

2. DESKRIPSI UMUM KEGIATAN

Moda Pembelajaran : Tatap Muka


Strategi Pembelajaran : Diferensiasi
Model Pembelajaran : Discovery Learning, Problem Based Learning, Project Based learning
Metode : Diskusi kelompok, Presentasi
Media : Video, Gambar, Canang Sari, Cok Bakal
3. PROFIL PELAJAR PANCASILA
1. Beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa sub elemen pemahaman agama/kepercayaan
dikembangkan dalam proses pembelajaran.
2. Berkebhinekaan Global sub elemen menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman
budaya dikembangkan dalam sarana upakara daerah setempat
3. Mandiri sub elemen menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri dikembangkan dalam praktik
pembuatan sarana upakara; mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi
dikembangkan dalam kegiatan refleksi
4. ALAT DAN SARANA PRASARANA
Alat dan Bahan : Kertas, bolpoin, pensil warna, janur, pisau, perlenngkapan upakara
Sarana dan Prasarana : Laptop, printer, speaker, LCD Proyektor
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum C.1 Murid dapat menganalisis dan mengidentifikasi
bentuk kearifan lokal kaitannya dengan nilai-nilai
budaya bangsa dan kebangsaan.

Tujuan Pembelajaran Khusus C.1.1 Murid dapat menguraikan pengertian upakara

C.1.2 Murid dapat memahami tingkatan yajna

C.1.3 Murid dapat memahami bentuk-bentuk upakara


dan fungsi upakara dalam pelaksanaan yajna

C.1.4 Murid dapat membuat upakara sederhana

C.1.5 Murid dapat menganalisis simbol upakara pada


daerah tertentu

C.1.6 Murid dapat membuat sarana upakara sesuai


dengan daerah tempat tinggalnya

6. PEMAHAMAN BERMAKNA
Murid memahami bahwa upakara merupakan sarana dalam upacara keagamaan yang memiliki makna
penting dalam kehidupan beragama sebagai ungkapan terima kasih dan alat penyucian diri.
7. KEMAMPUAN PRASYARAT
1. Pengertian yajna
2. Jenis-jenis yajna
3. Pengertian upacara keagamaan
8. ASESSMEN

1. Jenis Asesmen:
a. Awal
b. Formatif
c. Sumatif
2. Instrumen Asesmen:
a. Rubrik
b. Ceklist
c. Soal Uraian
3. Teknik Asesmen
1. Observasi
2. Kinerja
3. Tes Tulis

7. KEGIATAN PEMBELAJARAN

PERTEMUAN 1

Tujuan pembelajaran
1. Murid dapat menjelaskan pengertian upakara
2. Murid dapat menjelaskan hubungan upakara dengan yajna
Alokasi waktu
 2 x 40 menit
Model pembelajaran
 Discovery Learning

Strategi pembelajaran

 Diferensiasi konten dan proses

Materi
Pengertian Upakara
Di dalam pelaksanaan upacara yadnya akan selalu berkaitan dengan upakara atau bebantenan.
Upakara atau bebantenan ini digunakan sebagai sarana di dalam pelaksanan upacara yadnya. Upakara
dan upacara memiliki keterkaitan yang sangat erat. Upakara adalah sarana pelaksanaan dari upacara
yadnya. Kata upakara dapat diuraikan menjadi dua kata yaitu “upa” yang artinya dekat, dan “kara” yang
artinya tangan/pekerjaan. Jadi pengertian upakara berarti segala sesuatu yang berhubungan erat
dengan pekerjaan tangan. materi dari upakara terdiri atas daun, bunga, buah-buahan, air, dan lain-lain.
Dalam sumber lainnya disebutkan pula bahwa pengertian upakara adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan perbuatan/pekerjaan/ tangan, yang pada umumnya berbentuk materi, seperti
daun, bunga, buah- buahan, air, dan api sebagai pelengkap dari suatu upacara.
Mengenai materi upakara juga dijelaskan dalam kitab Bhagavagita. IX. Sloka 26 sebagai berikut.
“Patraṁ pushpaṁ phalaṁ toyaṁ
yo me bhaktȳ prayachchhati
tad aham bhaktyupahritam
asn̄mi prayat̄tmanah”
Terjemahan:
Siapa yang sujud kepada-Ku dengan persembahan setangkai daun, sekumtum bunga, sebiji buah-
buahan atau seteguk air, Aku terima sebagai bhakti persembahan dari orang berhati suci.
Maksud dari sloka tersebut di atas adalah Hyang Widhi Wasa menerima bhakti persembahan bukan
diukur dari besar kecilnya suatu persembahan. Akan tetapi dari hati suci yang tulus ikhlas yang dijadikan
landasan persembahan dan pikiran yang berpusat pada Hyang Widhi Wasa.
Upakara (bebantenan) merupakan dasar pedoman bagi para pinandita/ pemangku pura dan juga sarati
banten, dalam pembuatan upakara (bebantenan) yang dipergunakan pada setiap upacara keagamaan.

Pertanyaan pemantik

 Mengapa dalam bersembahyang umat Hindu menggunakan sarana seperti bunga, daun, buah dan
air?
Pemahaman bermakna
 Murid dapat memahami bahwa upakara merupakan sarana untuk melaksanakan yajna sebagai
bentuk bakti kepada Tuhan YME, leluhur, sesama manusia dan alam semesta.
Indikator keberhasilan
1. Murid dapat menyebutkan perlengkapan saat sembahyang
2. Murid dapat menjelaskan pengertian upakara
3. Murid dapat menjelaskan pentingnya upakara
Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Alokasi waktu
1 Kegiatan Pendahuluan 20 menit
- Salam, berdoa, literasi(sloka Bhagawadgita) presensi,
menanyakan perasaan Murid, mengingatkan keyakinan kelas,
melaksanakan teknik stop
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan rencana asesmen
- Menjawab Asesmen awal:
- Membentuk kelompok sesuai dengan tingkat pengetahuan
awal Murid

2 Kegiatan inti 50 menit


1. Guru memutar video tentang manusa yajna
https://www.youtube.com/watch?v=O6bb0EGzp94
2. Guru meminta Murid untuk mengerjakan lembar aktivitas secara
berkelompok
3. Guru memberikan bantuan kepada kelompok yang tingkat
pengetahuan awalnya kurang
4. Tiap kelompok mempresentasikan hasil belajar di depan kelas
diikuti tanya jawab dari kelompok lain
5. Masing-masing kelompok memberikan kesimpulan tentang
pengertian upakara dan hubungan antara upakara dengan upacara
keagamaan
6. Guru memberikan penguatan dengan memutar materi dari power
point
7. Ice breaking musik dengan teknik stop jawab

3. Kegiatan penutup 10 menit


1. Refleksi tentang pembelajaran hari ini
2. Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya
3. Berdoa dan mengucap salam

Lembar Kerja Peserta Didik

Diskusikan pertanyaan berikut dengan kelompokmu!

1. Setelah melihat video otonan apa saja banten ( sesaji ) yang ada dalam upacara tersebut?

2. Menurut pendapat kalian mengapa kita perlu mengadakan upacara otonan? Apa tujuannya?

3. Yajna dalam Hindu dikelompokkan menjadi 5 yang disebut Panca Yajna. Sebutkan bagian-
bagian Panca Yajna!

4. Upacara otonan tersebut merupakan pelaksanaan Panca Yajna yang mana?

5. Upacara otonan merupakan salah satu contoh upacara keagamaan, jelaskan apa pengertian
upacara keagamaan !
6. Di dalam upacara keagmaan terdapat upakara, apa yang kamu ketahui tentang Upakara ?

7. Apa hubungan antara upakara dengan upacara keagamaan?

Asessmen pembelajaran

1. Asesmen Awal

No Pernyataan Ya Tidak

1. Saya pernah mendengar kata upakara.

2. Saya mengetahui arti upakara.

3. Saya mengetahui apa arti yajna.

4. Saya paham hubungan upakara dengan yajna.

5. Saya paham hubungan upakara dengan upacara keagamaan.

2. Assesmen Formatif

RUBRIK OBSERVASI DISKUSI & PRESENTASI

No Aspek Penilaian Skor Kriteria Penilaian

1 Keaktifan dalam Aktif menjalankan peran sesuai pembagian tugas


1
diskusi kelompok saat diskusi kelompok.

Aktif membantu teman dalam menyelesaikan


1
tugas diskusi kelompok.

1 Aktif menyampaikan pendapat saat diskusi


kelompok.
2. Kemampuan 1 Menjalankan tugas presentasi sesuai pembagian
presentasi. peran.
1 Berkomunikasi dengan suara yang jelas dan
lantang.
1 Menggunakan bahasa yang baik.

3. Penyajian materi 1 Materi sesuai dengan pokok pembahasan.


saat presentasi. 1 Materi yang disampaikan mudah dipahami.

1 Menggunakan media yang terbaca dengan jelas.

4. Penguasaan 1 Penyaji tidak sekadar membaca materi pada


materi saat media.
presentasi.
1 Penyaji menjelaskan materi secara lengkap.

1 Penyaji dapat menjawab pertanyaan dengan


tepat.

LEMBAR OBSERVASI DISKUSI & PRESENTASI

Nama Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4


No Murid
(3) (2) (1) (3) (2) (1) (3) (2) (1) (3) (2) (1)

1.

2.

3.

4.

Keterangan :
Diisi dengan tanda ceklis (√) sesuai perolehan skor menurut kriteria setiap aspek.
Skor perolehan : nilai perolehan x 100
nilai maksimum

Kriteria perolehan nilai:


Sangat baik : 90-100
Baik : 79-89
Cukup : 50-69
Kurang : 10-49
Sangat kurang: 0-9
Refleksi

Refleksi Murid

No Pertanyaan

1. Apa manfaat mempelajari materi dalam pembelajaran ini?

2. Hal menarik apa yang kamu dapatkan dari materi ini?

3. Apa kesulitan-kesulitan yang kamu rasakan dalam pembelajaran ini?

4. Pengetahuan atau keterampilan apa yang masih perlu ditingkatkan dan


bagaimana cara kamu meningkatkannya?

Refleksi Guru

No Pertanyaan

1. Apakah Murid antusias dalam mengikuti pembelajaran?

2. Materi apa yang sulit dipahami oleh Murid?

3. Apa kesulitan yang dirasakan dalam melaksanakan pembelajaran ini?

4. Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam
melaksanakan pembelajaran ini?

Lampiran bahan ajar

PERTEMUAN 2
Tujuan pembelajaran
1. Murid dapat memahami tingkatan yajna
2. Murid dapat mengaplikasikan tingkatan yajna dalam pelaksanaan upacara
Alokasi waktu
 2 x 40 menit
Model pembelajaran
 Problem based learning
Strategi pembelajaran
 Diferensiasi konten dan proses

Materi

Tingkatan Upakara
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa upakara adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan perbuatan/pekerjaan/tangan, yang pada umumnya berbentuk materi, seperti daun,
bunga, buah-buahan, air, dan api sebagai pelengkap dari suatu upacara. Upakara sangat erat
hubungannya dengan pelaksanaan upacara yadnya. Dalam pelaksanaan yadnya terdapat tiga unsur
yang terlibat di dalamnya yang disebut tri manggalaning yajna. Unsur-unsur tri manggalaning yajna,
yaitu yajamana (yang memiliki yadnya), pancagra (sarathi banten/tukang banten), dan sadhaka
(orang suci yang mengantarkan upacara yadnya).

Upakara terdiri atas berbagai jenis dan tingkatan yang disesuaikan dengan desa, kala, dan patra.

Kalian tentu pernah melihat bentuk dan jenis upakara/upacara sederhana yang ada di daerah
kalian. Upakara yang kecil atau sederhana disebut kanista, yang sedang disebut madya, dan yang besar
disebut utama.

Perhatikan Pustaka Atharwa Weda XII.1.1 berikut.

“Satyaṁ bṛhadṛtamugraṁ dikṣ̄ tapo brahma yajñaḥ pṛthivīṁ dh̄rayanti, s̄ no bhūtasya bhavyasya
patnyuruṁ lokaṁ pṛthivī naḥ kṛṇotu”.

Terjemahan:

Kebenaran agung (brhat) dan kokoh, penyucian, penebusan kesalahan, brahman, dan persembahan
suci yang menunjang keberadaan bumi ini; semoga ia melimpahkan kebahagiaan pada kita, yakni ia
yang merupakan penguasa dari yang telah ataupun yang akan ada – semoga dunia ini menyediakan
tempat yang lapang dan leluasa bagi kita.

Maksud dari mantra Atharwa Weda di atas bahwa sebenarnya yang menyangga alam semesta ini
sehingga menjadi kokoh adalah satya yaitu menegakkan kebenaran, rtam melaksanakan hukum alam
dengan baik, diksa melaksanakan penyucian diri dengan baik, tapa mampu pengendalian diri dari
segala gangguan, brahma melaksanakan ajaran orang-orang suci, dan yadnya melaksanakan korban
suci secara tulus ikhlas.
Sebelum kalian mempelajari bentuk-bentuk upakara yang sederhana sebaiknya kalian cermati
tingkatan-tingkatan upakara berikut.
1. Tingkatan kanistama (kecil/sederhana): artinya yang pokok-pokok/ prinsip saja atau yang harus ada,
tidak boleh sampai tidak ada. Pada tingkatan kanistama menggunakan tirtha penglukatan dan Sanggar
Surya Rong Satu (tutuan). Tingkatan kanistama (kecil/sederhana) ini dibagi dalam tiga bagian.
• Kanistamaning kanistama yakni upacara yang paling kecil dari tingkatan upacara terkecil.
Disanggar pesaksi (surya) memakai pras dasina.
• Madyaning kanistama yakni upacara yang lebih besar dari tingkatan upacara yang terkecil.
Disanggar pesaksi (surya) memakai banten suci.
• Utamaning kanistama yakni upacara yang lebih besar dari tingkatan upacara yang tergolong
madyaning nista. Disanggar pesaksi (Surya) memakai dewa-dewi.
2. Tingkatan madhyama (sedang/menengah): artinya upakara atau bantennya merupakan
pengembangan dari yang prinsip sehingga menjadi lebih besar dari kanistama. Pada tingkatan ini
menggunakan pedudusan alit, catur kumba, dan sanggar suryanya rong satu (tutuan). Tingkatan
Madhyama (sedang/menengah) ini dibagi pula dalam tiga bagian.
• Kanistamaning madhyama yakni upacara yang paling kecil dari tingkat upacara menengah.
Disanggar pesaksi (Surya) memakai dewa-dewi.
• Madyaning madhyama yakni upacara yang lebih besar dari tingkatan upacara yang tergolong
kanistamaning madhyama. Disanggar pesaksi (surya) memakai catur rebah.
• Utamaning madhyama yakni upacara yang lebih besar dari tingkatan upacara yang tergolong
madyaning madhyama. Disanggar pesaksi (surya) memakai catur niri dan banten di bawah/sor
sanggar pesaksi menggunakan caru lantaran memakai angsa.
3. Tingkatan utama (besar): artinya upakara (bantennya) merupakan pengembangan juga
penambahan dari tingkat madyama sehingga menjadi lebih besar lagi. Pada tingkat utama
menggunakan pedudusan agung dan sanggar surya rong tiga (tawang). Tingkatan utama juga dibagi
dalam tiga bagian.
• Kanistamaning utama yakni upacara yang paling kecil dari tingkatan upacara besar/utama.
Disanggar pesaksi (surya) sama dengan yang ada pada tingkatan upacara utamaning madya.
• Madyaning utama yakni upacara yang lebih besar dari tingkatan upacara kanistamaning utama.
Disanggar pesaksi (surya) memakai catur muka, sedangkan banten dibawah sanggar pesaksi (surya)
menggunakan caru lantaran memakai Kambing.
• Utamaning utama yakni upacara yang lebih besar diantara upacara- upacara yadnya lainnya.
Disanggar pesaksi (surya) memakai catur kumba, sedangkan banten di bawah/sor sanggar
pesaksi (surya) menggunakan caru lantaran memakai kerbau.

Pertanyaan pemantik
 Mengapa dalam upacara keagamaan Hinduada yang menggunakan banyak upakara dan ada yang
menggunakan sedikit upakara?
Pemahaman bermakna
 Murid dapat memahami dengan adanya tingkatan upakara pelaksanaan upacara keagamaan
adalah suatu kewajiban dan bukan merupakan beban.
Indikator keberhasilan
1. Murid dapat membuat bagan / mind mapping tingkatan-tingkatan yajna
2. Murid dapat mencari solusi terkait masalah biaya upacara keagamaan yang terjadi di
masyarakat.

Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Alokasi waktu
1 Kegiatan Pendahuluan 20 menit
- Salam, berdoa, literasi(sloka Bhagawadgita) presensi,
menanyakan perasaan Murid, mengingatkan keyakinan kelas,
melaksanakan teknik stop
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan rencana asesmen
- Menjawab Asesmen awal:
- Membentuk kelompok sesuai dengan tingkat pengetahuan
awal Murid

2 Kegiatan inti 50 menit


1. Guru memutar video tentang manusa yajna
https://www.youtube.com/watch?v=pflV8T17VkI
2. Guru memberikan lembar kerja yang berisi tentang berita nyata
terkait besarnya biaya pelaksanaan upacara yajna
3. Murid berdiskusi untuk memecahkan permasalahan tersebut
4. Tiap kelompok mempresentasikan hasil belajar di depan kelas
diikuti tanya jawab dari kelompok lain
5. Masing-masing kelompok memberikan kesimpulan tentang
bagaimana solusi permasalahan yang terjadi
6. Guru memberikan penguatan dari kesimpulan Murid
7. Murid membuat mind mapping tentang tingkatan-tingkatan yajna
di kertas plano yang ditempel di panan tulis dan
mempresentasikannya.
8. Ice breaking tebak angka

3. Kegiatan penutup 10 menit


1. Refleksi tentang pembelajaran hari ini
2. Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya
3. Berdoa dan mengucap salam
Lembar Kerja Peserta Didik

Bacalah berita di bawah ini, kemudian diskusikan lembar aktivitas bersama kelompokmu!
Mahalnya biaya Persembahyangan Sehari-hari

Foto: Umat Hindu melaksanakan ibadah Tawur Kesanga dan Sembahyang Tilem dalam rangka
menyambut hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Mayoritas masyarakat Bali menganut agama Hindu. Menurut Ni Made Dewi Kamala Putri, salah satu
penduduk Bali, umat Hindu dianjurkan untuk melakukan sembahyang tiga kali sehari (mebanten)
menggunakan canang tangkih atau canang berbentuk kotak.
Biasanya, umat Hindu membeli canang tersebut bila keluarga memilih untuk tidak membuatnya secara
mandiri. Biaya yang dikeluarkan per hari untuk kebutuhan persembahyangan pun berbeda-beda,
tergantung jumlah anggota keluarga. Kamala mengaku, kebutuhan persembahyangan umat Hindu
sehari-hari dinilai cukup mahal. Sebab, keluarganya bisa menghabiskan ratusan ribu dalam sehari untuk
membeli sarana persembahyangan.
"Kalau harian habis sekitar Rp120 ribu sampai Rp150 ribu untuk mebanten canang harian," sebut
Kamala. Dengan demikian, keluarga Kamala bisa mengeluarkan biaya hingga sejuta dalam seminggu
untuk sembahyang harian.Sementara itu, berbeda dengan Kamala, keluarga Gung Ayu Mas Manik
Mertha justru hanya mengeluarkan biaya Rp25 ribu perhari untuk membeli 20 canang tangkih. Namun,
biaya tersebut belum termasuk tambahan lainnya. "Kalau kita (keluarga) beli 20 canang bisa Rp25
ribuan, sih, murah saja. Biasanya ditambah permen atau makanan-makanan kecil untuk diatur di
bawah lebuh atau sanggah masing-masing," ujar Gung Ayu kepada CNBC Indonesia, Jumat (10/2/2023).
Sumber berita: https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20230215111738-33-413957/3
Biaya Upacara Keagamaan Mahal
Selain alam dan makanan, salah satu daya tarik para wisatawan Bali adalah adat istiadat masyarakat
Hindu, termasuk upacara keagamaan.
Umat Hindu di Bali memang sering melaksanakan upacara keagamaan, seperti Ngaben, Melasti, Hari
Raya Saraswati, Hari Raya Nyepi, Hari Raya Galungan, Hari Raya Kuningan, hingga Hari Raya Pagerwesi.
Namun, di balik daya tarik dan kemegahan setiap rangkaian upacara, umat Hindu di Bali harus merogoh
kocek yang cukup dalam untuk melaksanakannya. Sebagai contoh, upacara Ngaben atau pembakaran
jenazah dapat menghabiskan biaya dari Rp20 juta hingga di atas Rp150 juta tergantung kasta dari
anggota keluarga yang meninggal. Selain itu, biaya yang dikeluarkan juga berbeda-beda tergantung
setiap daerah. Sebagai informasi, rangkaian pelaksanaan Ngaben bisa berlangsung lebih dari tujuh hari.
Sementara itu, biaya upacara hari raya juga bervariasi, yaitu berkisar Rp500 ribu hingga di atas Rp5 juta.
Selain hari raya, umat Hindu di Bali juga melaksanakan upacara Odalan atau Piodalan. Upacara Odalan
adalah upacara Dewa Yadnya yang ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi di sebuah pura atau tempat
suci. Sama seperti upacara lainnya, biaya yang diperlukan untuk Odalan pun berbeda-beda, yaitu sekitar
Rp5 juta hingga Rp15 juta
"Kita, kan, odalannya banyak, ya. Ada yang pribadi di rumah, ada yang di sanggah keluarga, dan ada di
pura keluarga. Kalau di rumah paling untuk banten (sesajen) sekitar Rp5 juta sampai Rp7 juta," ungkap
Kamala.
Berbeda dengan Kamala, Ayu Alicia mengungkapkan bahwa keluarganya selalu menggelontorkan biaya
sekitar Rp15 juta untuk sekali pelaksanaan upacara Odalan.
"Sebenarnya berbeda-beda setiap keluarga, tapi keluargaku selalu Rp15 juta," sebut Alicia kepada CNBC
Indonesia, Jumat (10/2/2023).
Sumber berita: https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20230215111738-33-413957/3

Setelah membaca berita di atas jawablah pertanyaan berikut ini!


1. Bagaimana pendapat kamu tentang berita di atas? Apakah kamu setuju dengan pernyataan
bahwa biaya sembahyang umat Hindu itu mahal? Jelaskan pendapatmu!
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
2. Jelaskan mengapa umat Hindu saat melaksanakan sembahyang selalu menggunakan upakara?
Apa tujuannya?
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
3. Apa yang harus dilakukan agar upakara dalam sebuah upacara tidak menjadi sebuah beban
hidup ? Apakah umat Hindu tidak perlu menggunakan sarana upakara dalam melaksanakan
upacara keagamaan? Jelaskan pendapatmu!
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
Asesmen Awal

No Pernyataan Ya Tidak

1. Saya mengetahui bahwa di setiap upacara keagamaan pasti ada


upakara.
2. Saya mengetahui jumlah upakara yang digunakan.

3. Saya mengetahui bahwa tingkatan upakara yang paling kecil adalah


kanistama.

4. Saya mengetahui bahwa tingkatan upakara yang paling besar adalah


madyama.
5. Kita harus menggunakan upakara yang paling besar dalam setiap
upacara keagamaan.

Assesmen Formatif

RUBRIK OBSERVASI DISKUSI & PRESENTASI

No Aspek Penilaian Skor Kriteria Penilaian

1 Keaktifan dalam Aktif menjalankan peran sesuai pembagian tugas


1
diskusi kelompok saat diskusi kelompok.

Aktif membantu teman dalam menyelesaikan


1
tugas diskusi kelompok.

1 Aktif menyampaikan pendapat saat diskusi


kelompok.
2. Kemampuan 1 Menjalankan tugas presentasi sesuai pembagian
presentasi. peran.
1 Berkomunikasi dengan suara yang jelas dan
lantang.
1 Menggunakan bahasa yang baik.

3. Penyajian materi 1 Materi sesuai dengan pokok pembahasan.


saat presentasi.
1 Materi yang disampaikan mudah dipahami.

1 Menggunakan media yang terbaca dengan jelas.

4. Penguasaan 1 Penyaji tidak sekadar membaca materi pada


materi saat media.
presentasi.
1 Penyaji menjelaskan materi secara lengkap.

1 Penyaji dapat menjawab pertanyaan dengan


tepat.
LEMBAR OBSERVASI DISKUSI & PRESENTASI

Nama Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4


No Murid
(3) (2) (1) (3) (2) (1) (3) (2) (1) (3) (2) (1)

1.

2.

3.

4.

Keterangan :
Diisi dengan tanda ceklis (√) sesuai perolehan skor menurut kriteria setiap aspek.
Skor perolehan : nilai perolehan x 100
nilai maksimum

Kriteria
perolehan nilai:
Sangat baik : 90-100
Baik : 79-89
Cukup : 50-69
Kurang : 10-49
Sangat kurang: 0-9

Refleksi

Refleksi Murid

No Pertanyaan

1. Metode apa yang paling membantu kamu belajar pada hari ini?

2. Hal baru apa yang kamu dapatkan dalam pembelajaran hari ini?

3. Apa manfaat mempelajari materi dalam pembelajaran ini?

4. Apa kesulitan-kesulitan yang kamu rasakan dalam pembelajaran ini?


Refleksi Guru

No Pertanyaan

1. Apakah Murid antusias dalam mengikuti pembelajaran?

2. Materi apa yang sulit dipahami oleh Murid?

3. Apa kesulitan yang dirasakan dalam melaksanakan pembelajaran ini?

4. Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam
melaksanakan pembelajaran ini?

PERTEMUAN 3

Tujuan pembelajaran
1. Murid dapat memahami memahami bentuk –bentuk upakara sederhana
2. Murid dapat memahami fungsi dari masing-masing bentuk canang
Alokasi waktu
 2 x 40 menit
Model pembelajaran
 Discovery learning
Strategi pembelajaran
 Diferensiasi konten dan proses
Materi

Bentuk-bentuk Upakara
Upakara (banten) yang sering dipergunakan dalam upacara adalah canang. Canang
adalah upakara (banten) yang sangat sederhana, dipakai dalam berbagai upacara, baik besar
maupun kecil.

Beberapa bentuk upakara sederhana yang dipergunakan dalam


pelaksanaan suatu upacara adalah sebagai berikut.
1. Canang Genten
Canang ini dibuat dengan menggunakan alas berupa taledan atau ceper, yang
disusun dengan perlengkapan pelawa (daun-daunan), porosan, bunga yang dialasi
jahitan dari janur yang berbentuk tangkih atau kojong, pandan harum wangi-
wangian, dan sesari (uang).
2. Canang Burat Wangi
Canang ini bentuknya seperti canang genten, yang ditambahkan dengan burat wangi
dan dua macam lenge wangi. Ketiga perlengkapan tersebut dialasi dengan tangkih atau
kojong. Burat wangi dibuat dari beras dan kunyit yang dihaluskan dan kemudian
dicampur dengan air cendana atau majegau. Lenge wangi (minyak wangi) ada dua
macam yang berwarna keputih-putihan dibuat dari menyan dan malem (sejenis
lemak pada sarang lebah) yang dicampur dengan minyak kelapa. Sedangkan yang
berwarna kehitam- hitaman dibuat dari minyak kelapa yang dicampur dengan kacang
putih, komak, dan ubi atau keladi yang digoreng hingga gosong lalu dihaluskan.
3. Canang Sari
Bentuk dari upakara (banten) ini sedikit berbeda dengan banten canang yang lain.
Canang ini dibagian bawahnya bisa berbentuk ceper atau taledan dan bisa juga
berbentuk bundar. Terdapat kelengkapan berupa pelawa, porosan, tebu, kepiting
(sejenis jajan dari tepung beras), pisang emas atau sejenisnya, dan beras kuning yang
dialasi dengan tangkih. Bisa juga ditambah burat wangi dan lenge wangi. Bagian atasnya
diisi dengan beraneka bunga dan sesari atau uang.
4. Canang Tadah Sukla
Bentuk dari canang ini, hampir sama dengan canang genten, akan tetapi terdapat
penambahan unsur kelengkapannya, yakni pisang kayu mentah, kacang komak, kacang
putih, ubi atau keladi. Semua unsur kelengkapan tersebut digoreng, dan tiap-tiap jenis
dialasi dengan sebuah tangkih/kojong.
5. Canang Pengraos
Dasar dari canang ini adalah taledan yang sisi-sisinya diisi pelekir, yakni bentuk hiasan
segitiga. Pada tiap sudutnya diisi sebuah kojong yang berisi pinang gambir, tembakau, dan
kapur. Pada bagian tengahnya diletakkan beberapa lembar daun sirih dan kadang-kadang
dilengkapi pula dengan rokok. Di atasnya disusun taledan atau ceper, diisi tangkih berisi
beras kuning dan minyak wangi. Untuk bagian paling atas, diletakkan canang sari atau
canang burat wangi.
6. Canang Meraka
Alas canang meraka menggunakan sebuah ceper atau tamas yang diisi tebu, pisang,
dan buah-buahan lainnya. Berisi pula beberapa jenis jajan dan sebuah sampian yang
disebut dengan sri kekili, dibuat dari janur berbentuk kojong diisi pelawa, porosan,
serta bunga.
7. Canang Rebong
Alas pada canang rebong menggunakan sebuah dulang kecil. Pada bagian tengah
dulang dipancangkan sebuah pohon pisang kecil untuk memudahkan penancapan
bunga. Bunga yang telah ditusuk dengan lidi disusun melingkari batang pohon pisang.
Selanjutnya diisi sesrodan dari janur (bentuk hiasan dari janur yang menggelanyut ke
bawah disekitar sisi- sisi dulang). Perlengkapan lainnya adalah beras kuning, air
cendana, lenge wangi, burat wangi, yang masing-masing dialasi dengan tangkih.
Terdapat 4 buah kojong yang berisi tembakau, pinang, dan lekesan yakni dua lembar
daun sirih yang dioleskan gambir dan kapur kemudian digulung serta diikat dengan
benang.
8. Canang Oyodan
Canang ini menggunakan sebuah wakul atau dapat pula menggunakan dulang.
Perlengkapan yang digunakan pada canang oyodan sama seperti pada canang rebong.
Hanya ditambah dengan tumpeng, nyayah gula kelapa (campuran ketan, injin, beras
merah, beras putih, kelapa yang disisir dan gula yang dicampur menjadi satu
kemudian dinyahnyah). Bagian atas diisi bunga dan hiasan dari rangkaian janur.
9. Canang Pesucian (pembersihan)
Alas canang pensucian berbentuk ceper dan diisi tujuh jenis alat-alat pembersihanan
(pesucian) sebagai berikut.
• Sisig (pembersih gigi) dibuat dari jajan begina/renggina yang dibakar hangus dan
harengnya dihaluskan.
• Ambuh (bahas keramas) dibuat dari daun kembang sepatu yang disisir halus
atau dapat diganti dengan asam maupun kelapa/santan.
• Kekosok putih (lulur putih) dibuat dari tepung beras.
• Tepur tawar, terbuat dari campuran daun dapdap, beras, dan kunyit/ kunir.
• Wija/sesarik, terbuat dari beras yang dicuci bersih dan dicampur dengan air
cendana.
• Tetebus, dibuat dari benang warna putih atau benang tukelan.
• Minyak kelapa atau minyak wangi.
• Masing-masing bahan dialasi dengan sebuah tangkih, diatasnya diisi canang
payasan (bentuk alasnya tangkih diisi rangkaian janur yang disebut payasan)
dilengkapi dengan pelawa, porosan, bunga, dan wewangian.
Keutamaan dari sebuah yadnya, tidak tergantung pada besar kecilnya
upakara. Bahkan upakara besar lebih memerlukan materi yang banyak daripada
upakara kecil. Upacara kecil dapat dilakukan dengan materi yang sedikit dan
sederhana, seperti hanya dengan menggunakan dupa, bunga, daun, air, dan api.
Bukanlah upakara (banten) besar yang akan mendapatkan pahala yang besar, atau
sebaliknya, akan tetapi tergantung dari keikhlasan (lascarya), kesucian, dan niat
hati yang luhur.

Pertanyaan pemantik

 Mengapa canang diperlukan dalam setiap upacara keagamaan?

Pemahaman bermakna

 Murid dapat memahami bahwa canang merupakan sarana bhakti yang kita haturkan sebagai
persembahan yang tulus ikhlas kehadapan Sang Hyang Widhi.
Indikator keberhasilan

1. Murid dapat memahami berbagai bentuk canang dan fungsinya


2. Murid dapat memahami fungsi dari masing-masing canang

Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Alokasi waktu
1 Kegiatan Pendahuluan 20 menit
- Salam, berdoa, literasi(sloka Bhagawadgita) presensi,
menanyakan perasaan Murid, mengingatkan keyakinan kelas,
melaksanakan teknik stop
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan rencana asesmen
- Menjawab Asesmen awal:
- Membentuk kelompok sesuai dengan tingkat pengetahuan
awal murid

2 Kegiatan inti 50 menit


1. Guru memutar video tentang bentuk dan fungsi canang
https://www.youtube.com/watch?v=kvCvYbBrnEo
2. Guru memberikan lembar kerja yang berbeda dari masing-masing
bentuk dan fungsi canang
3. Murid mengerjakan lembar kerja secara berkelompok
4. Murid dapat mencari sumber informasi melalui buku paket
ataupun internet.
5. Murid menempelkan hasil kerjanya di papan tulis
6. Masing-masing kelompok bergantian membaca dan memahami
tugas dari kelompok lain.
7. Murid membuat kesimpulan tentang berbagai bentuk dan fungsi
canang
8. Ice breaking ABDG

3. Kegiatan penutup 10 menit


1. Refleksi tentang pembelajaran hari ini
2. Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya
3. Berdoa dan mengucap salam

Lembar kerja peserta didik

Lembar kerja dibagi dalam 3 kelompok yang terdiri dari:

1. Kelompok 1 : Mencari isi, fungsi dan menggambar canang genten dan burat wangi
2. Kelompok 2 : Mencari isi, fungsi dan menggambar canang sari dan tadah sukla
3. Kelompok 2 : Mencari isi, fungsi dan menggambar canang pengraos dan meraka
Kelompok 1

Nama : .....................................................

Kelas : .....................................................

No absen : .....................................................

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan mencari sumber belajar dari buku paket ataupun internet!

1. Canang Genten

Isi Canang

Fungsi

Gambar

2. Canang Burat Wangi

Isi Canang

Fungsi

Gambar
Asesmen

Asesmen Awal

No Pernyataan Ya Tidak

1. Saya mengetahui jenis-jenis canang.

2. Saya mengetahui makna dari canang.

3. Saya mengetahui isi dari canang.

4. Saya pernah membuat canang .

5. Saya selalu menggunakan canang saat sembahyang.

Asesmen formatif

RUBRIK OBSERVASI DISKUSI & PRESENTASI

No Aspek Penilaian Skor Kriteria Penilaian

1 Keaktifan dalam Aktif menjalankan peran sesuai pembagian tugas


1
diskusi kelompok saat diskusi kelompok.

Aktif membantu teman dalam menyelesaikan


1
tugas diskusi kelompok.

1 Aktif menyampaikan pendapat saat diskusi


kelompok.
2. Kemampuan 1 Menjalankan tugas presentasi sesuai pembagian
presentasi. peran.
1 Berkomunikasi dengan suara yang jelas dan
lantang.
1 Menggunakan bahasa yang baik.

3. Penyajian materi 1 Materi sesuai dengan pokok pembahasan.


saat presentasi.
1 Materi yang disampaikan mudah dipahami.

1 Menggunakan media yang terbaca dengan jelas.

4. Penguasaan 1 Penyaji tidak sekadar membaca materi pada


materi saat media.
presentasi.
1 Penyaji menjelaskan materi secara lengkap.

1 Penyaji dapat menjawab pertanyaan dengan


tepat.

LEMBAR OBSERVASI DISKUSI & PRESENTASI

Nama Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4


No Murid
(3) (2) (1) (3) (2) (1) (3) (2) (1) (3) (2) (1)

1.

2.

3.

4.

Keterangan :
Diisi dengan tanda ceklis (√) sesuai perolehan skor menurut kriteria setiap aspek.
Skor perolehan : nilai perolehan x 100
nilai maksimum

Kriteria perolehan nilai:


Sangat baik : 90-100
Baik : 79-89
Cukup : 50-69
Kurang : 10-49
Sangat kurang: 0-9

Refleksi

Refleksi Murid
Peristiwa (Facts): Ceritakan pengalamanmu Perasaan (Feelings): Bagaimana perasaanmu
selama mengikuti kegiatan pembelajaran hari ini! selama mengikuti kegiatan pembelajaran hari ini?

Pembelajaran (Findings): Hal baru apa yang kamu Perubahan (Future): Apa aksi/Tindakan yang akan
dapatkan selama mengikuti kegiatan kalian lakukan ke depan setelah mengikuti
pembelajarn hari ini? pembelajaran hari ini?
Refleksi Guru

No Pertanyaan

1. Bagaimana antusias Murid dalam mengikuti pembelajaran hari ini?

2. Berapa persen Murid yang sudah memenuhi kriteria indikator keberhasilan?

3. Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam
melaksanakan pembelajaran ini?
4. Apakah untuk pertemuan mendatang bisa dilanjutkan ke materi berikutnya?

PERTEMUAN 4

Tujuan pembelajaran
1. Murid dapat membuat upakara sederhana dalam bentuk canang
Alokasi waktu
 2 x 40 menit
Model pembelajaran
 Project Based Learning

Strategi pembelajaran

 Diferensiasi proses dan produk


Materi

1. Video pembuatan canang dari internet https://www.youtube.com/watch?v=y3EK51kepvs


2. Guru memberikan contoh langsung pembuatan canang

Pertanyaan pemantik

 Mengapa kita perlu memahami dan dapat membuat upakara secara mandiri?

Pemahaman bermakna

 Murid dapat memahami bahwa membuat sarana sembahyang dapat sendiri memiliki nilai rasa
yang berbeda dan dapat meningkatkan sradha dan bhakti kepada Sang Hyang Widhi.

Indikator keberhasilan
3. Murid dapat membuat canang seseuai dengan kemampuannya
4. Murid dapat memahami fungsin dari canang yang dibuat

Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Alokasi waktu
1 Kegiatan Pendahuluan 20 menit
- Salam, berdoa, literasi(sloka Bhagawadgita) presensi,
menanyakan perasaan Murid, mengingatkan keyakinan kelas,
melaksanakan teknik stop
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan rencana asesmen
- Menjawab Asesmen awal:

2 Kegiatan inti 50 menit


1. Guru memutar video tentang bentuk dan fungsi canang
https://www.youtube.com/watch?v=y3EK51kepvs
2. Guru memberikan lembar kerja yang berisi tentang rencana
pembuatan canang
3. Murid membuat salah satu bentuk canang sesuai dengan
kemampuannya (diferensiasi produk)
4. Murid yang memiliki kemampuan baik dalam membuat canang
menjadi tutor sebaya bagi Murid yang kurang memiliki
pengetahuan dalam membuat canang.
5. Murid mempresentasikan hasil produknya di depan kelas
6. Murid membuat kesimpulan tentang berbagai bentuk canang
7. Ice breaking kanan kiri

3. Kegiatan penutup 10 menit


1. Refleksi tentang pembelajaran hari ini
2. Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya
3. Berdoa dan mengucap salam

Lembar kerja peserta didik

Buatlah salah satu canang sesuai dengan kemampuan kalian. Tuliskan laporan sederhana pembuatan
canang pada lembar kerja berikut ini!

Nama : .....................................................

Kelas : .....................................................

No absen : .....................................................

1. Jenis canang : ......................................................................................................................


2. Alat : ......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
3. Bahan/perlengkapan: ......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
4. Cara pembuatan : ......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................

5. Foto pembuatan :

6. Foto produk :
Asesmen

Asesmen Awal

No Pernyataan Ya Tidak

1. Saya selalu menggunakan canang saat sembahyang.

2. Saya selalu membeli canang untuk keperluan sembahyang

3. Saya mengetahui cara membuat canang

4. Saya mengetahui isi dari canang.

5. Saya memahami fungsi dari canang.

Asesmen sumatif

Produk
1. Teknik : Kinerja
2. Bentuk Instrumen : Lembar Produk
3. Materi : Canang
5. Pedoman penskoran :
Kriteria dan Skor
No. Nama Murid Jumlah Skor
(a) (b) (c) (d) (e)
1
2
3
Keterangan: Skor:
(a) = kesiapan alat dan bahan 10 = jika sempurna
(b) = proses pembuatan canang 9 = jika sangat baik
(c) = sistematika laporan 7-8 = jika baik
(d) = penyampaian presentasi 5-6 = cukup
(e) = nilai produk 1-4 = kurang baik
Jumlah Skor
Nilai = ×100
50
Keterangan:
SB (Sangat Baik) = 90 – 100 B (Baik) = 70 - 89
C (Cukup) = 50 – 69 D (Kurang) = 10 - 49
E (Sangat Kurang) = 0 - 9
Refleksi

Refleksi Murid
Peristiwa (Facts): Ceritakan pengalamanmu Perasaan (Feelings): Bagaimana perasaanmu
selama mengikuti kegiatan pembelajaran hari ini! selama mengikuti kegiatan pembelajaran hari ini?

Pembelajaran (Findings): Hal baru apa yang kamu Perubahan (Future): Apa aksi/Tindakan yang akan
dapatkan selama mengikuti kegiatan kalian lakukan ke depan setelah mengikuti
pembelajarn hari ini? pembelajaran hari ini?

Refleksi Guru

No Pertanyaan

1. Bagaimana antusias murid dalam mengikuti pembelajaran hari ini?

2. Berapa persen murid yang sudah memenuhi kriteria indikator keberhasilan?

3. Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam
melaksanakan pembelajaran ini?
4. Apakah untuk pertemuan mendatang bisa dilanjutkan ke materi berikutnya?

PERTEMUAN 5

Tujuan pembelajaran
1. Murid dapat menganalisis simbol upakara pada daerah tertentu
Alokasi waktu
 2 x 40 menit
Model pembelajaran
 Discovery Learning

Strategi pembelajaran
 Diferensiasi proses dan konten

Teknik pembelajaran

 Wawancara dengan narasumber (guru tamu)

Materi

COK BAKAL

Ilustrasi Cok Bakal/narasiinspirasi.com


“cok/pecok/gecok = cikal/asal"
“bakal = permulaan"
Cok Bakal atau Gecok Bakal merupakan simbol permulaan dalam kehidupan yang berawal dari ketiadaan
menjadi ada, serta merupakan simbol hubungan antara Tuhan (yang bersifat Makrokosmos) dengan
manusia (yang bersifat Mikrokosmos) atau sangkan paraning dumadi. Telur menyimbolkan asal muasal,
cikal bakal atau permulaan kehidupan manusia. Masyarakat Jawa menggunakan cok bakal sebagai
media awal dalam melaksanakan suatu kegiatan serta sebagai sedekah juga simbolik rasa syukur kepada
Tuhan agar kegiatan yang mereka laksanakan lancar tanpa halangan.
Banyak upacara adat/ritual yang menggunakan cok bakal antara lain :
1. Awal tanam & panen padi
2. Pernikahan
3. Pembangunan rumah baru
4. Bersih desa
5. Tradisi Pitonan (Tujuh Bulanan) Bayi
6. Tradisi adat/ upacara yg hanya ada di daerah tertentu misal larung sesaji, ruwahan, sedekah Bumi,
sedekah gunung dll.

Cok bakal biasanya terdiri dari telur, bunga setaman, buah buahan, jajan pasar, bumbu dapur, jamu/
tanaman obat (jahe, kencur, temulawak, kunyit, temu giring dsb), daun sirih yang diletakkan dalam satu
wadah dari daun pisang bernama "takir". Selain gecok bakal, ada pula gecok mentah (daging, jeroan
mentah diberi santan & cabai), gecok mateng.

Pertanyaan pemantik

 Mengapa dalam kegiatan penting masyarakat Jawa menggunakan sesaji/banten ?


Pemahaman bermakna

 Murid dapat memahami bahwa setiap daerah memiliki banten/upakara yang digunakan dalam
kegiatan penting dan keberagaman ini bukan untuk diperdebatkan tetapi untuk saling
menghargai dan menghormati.

Indikator keberhasilan

1. Murid dapat memahami banten Jawa yang sering digunakan di daerahnya


2. Murid dapat mengembangkan sikap empati melalui kegiatan wawancara dengan guru tamu.

Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Alokasi waktu
1 Kegiatan Pendahuluan 20 menit
- Salam, berdoa, literasi(sloka Bhagawadgita) presensi,
menanyakan perasaan Murid, mengingatkan keyakinan kelas,
melaksanakan teknik stop
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan rencana asesmen
- Menjawab Asesmen awal

2 Kegiatan inti 50 menit


1. Guru tamu memberikan materi tentang banten Jawa
2. Murid menyiapkan lembar wawancara yang sudah dibuat di rumah
3. Murid secara bergantian mewawancarai guru tamu sebagai
sumber belajar
4. Murid menuliskan hasil wawancara terkait banten Jawa
5. Murid mempresentasikan hasil wawancaranya di depan kelas
6. Murid membuat kesimpulan tentang makna banten Jawa
7. Ice breaking tebak gambar

3. Kegiatan penutup 10 menit


1. Refleksi tentang pembelajaran hari ini
2. Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya
3. Berdoa dan mengucap salam

Lembar kerja peserta didik

Nama : .....................................................

Kelas : .....................................................

No absen : .....................................................

Buatlah lembar wawancara terkait banten Jawa yang selalu digunakan oleh masyarakat di sekitar
tempat tinggalmu!
Asesmen

Asesmen Awal

No Pernyataan Ya Tidak

1. Saya pernah melihat sesaji/banten cok bakal

2. Keluarga saya pernah menggunakan cok bakal

3. Saya mengetahui cara membuat cok bakal

4. Saya mengetahui isi dari cok bakal

5. Saya mengetahui makna dari banten cok bakal

Asesmen formatif

1. Teknik : Wawancara
2. Bentuk Instrumen : Lembar ceklis
3. Materi : Cok Bakal
5. Pedoman penskoran :
Kriteria dan Skor
No. Nama Murid Jumlah Skor
(a) (b) (c) (d)
1
2
3
Keterangan: Skor:
(a) = penampilan 10 = jika sempurna
(b) = bahasa yang digunakan 9 = jika sangat
baik
(c) = kesesuaian pertanyaan wawancara dengan
materi 7-8 = jika baik
(d) = kepercayaan diri 5-6 = cukup
1-4 = kurang baik
Nilai =
Jumlah Skor
×100
50
Keterangan:
SB (Sangat Baik) = 90 – 100 B (Baik) = 70 - 89
C (Cukup) = 50 – 69 D (Kurang) = 10 - 49
E (Sangat Kurang) = 0 - 9
Refleksi

Refleksi Murid
Peristiwa (Facts): Ceritakan pengalamanmu Perasaan (Feelings): Bagaimana perasaanmu
selama mengikuti kegiatan pembelajaran hari ini! selama mengikuti kegiatan pembelajaran hari ini?

Pembelajaran (Findings): Hal baru apa yang kamu Perubahan (Future): Apa aksi/Tindakan yang akan
dapatkan selama mengikuti kegiatan kalian lakukan ke depan setelah mengikuti
pembelajaran hari ini? pembelajaran hari ini?

Refleksi Guru

No Pertanyaan

1. Bagaimana antusias Murid dalam mengikuti pembelajaran hari ini?

2. Berapa persen Murid yang sudah memenuhi kriteria indikator keberhasilan?

3. Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam
melaksanakan pembelajaran ini?
4. Apakah untuk teknik wawancara dengan narasumber guru tamu efektif dalam materi
pembelajaran hari ini?

PERTEMUAN 6

Tujuan pembelajaran
1. Murid dapat membuat sarana upakara sesuai dengan daerah tempat tinggalnya
2. Murid dapat menjelaskan makna upakara/banten yang digunakan di daerahnya

Alokasi waktu

 2 x 40 menit
Model pembelajaran
 Project Based Learning
Strategi pembelajaran

 Diferensiasi proses dan produk

Materi

Video pembuatan cok bakal : https://www.youtube.com/watch?v=7EcnRdG-y6Y

Pertanyaan pemantik

 Mengapa cok bakal digunakan dalam setiap kegitan penting masyarakat di lingkungan tempat
tinggalmu?

Pemahaman bermakna

 Murid dapat memahami bahwa cok bakal merupakan sarana yang digunakan oleh masyarakat
jawa sebagai media awal dalam melaksanakan suatu kegiatan serta sebagai sedekah juga
simbolik rasa syukur kepada Tuhan agar kegiatan yang mereka laksanakan lancar tanpa
halangan.

Indikator keberhasilan

1. Murid dapat membuat cok bakal


2. Murid dapat menjelaskan makna dan fungsi cok bakal yang telah dibuat

Kegiatan Pembelajaran

1 Kegiatan Pendahuluan 20 menit


- Salam, berdoa, literasi(sloka Bhagawadgita) presensi,
menanyakan perasaan Murid, mengingatkan keyakinan kelas,
melaksanakan teknik stop
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan rencana asesmen
- Menjawab Asesmen awal:

2 Kegiatan inti 50 menit


1. Guru memutar video tentang cara pembuatan cok bakal
https://www.youtube.com/watch?v=7EcnRdG-y6Y
2. Guru memberikan lembar kerja yang berisi tentang rencana
pembuatan cok bakal.
3. Murid praktik membuat cok bakal
4. Murid yang memiliki kemampuan baik dalam membuat cok bakal
menjadi tutor sebaya bagi Murid yang kurang memiliki
pengetahuan dalam membuat ccok bakal
5. Murid mempresentasikan hasil produknya di depan kelas
6. Murid membuat kesimpulan tentang pentingnya banten cok bakal
dalam masyarakat Jawa
7. Ice breaking tebak makna

3. Kegiatan penutup 10 menit


1. Refleksi tentang pembelajaran hari ini
2. Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya
3. Berdoa dan mengucap salam

Lembar kerja peserta didik

Buatlah banten Jawa cok bakal dan tuliskan laporan sederhana pembuatan cok bakal lembar kerja
berikut ini!

Nama : .....................................................

Kelas : .....................................................

No absen : .....................................................

1. Nama banten : ......................................................................................................................


2. Alat : ......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
3. Bahan/perlengkapan: ......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
4. Cara pembuatan : ......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................

5. Foto pembuatan :

6. Foto produk :
Asesmen

Asesmen Awal

No Pernyataan Ya Tidak

1. Saya pernah melihat sesaji/banten cok bakal

2. Keluarga saya pernah menggunakan cok bakal

3. Saya mengetahui cara membuat cok bakal

4. Saya mengetahui isi dari cok bakal

5. Saya mengetahui makna dari banten cok bakal

Asesmen sumatif

Produk
1. Teknik : Kinerja
2. Bentuk Instrumen : Lembar Produk
3. Materi : Banten Jawa (Cok Bakal)
5. Pedoman penskoran :
Kriteria dan Skor
No. Nama Murid Jumlah Skor
(a) (b) (c) (d) (e)
1
2
3
Keterangan: Skor:
(a) = kesiapan alat dan bahan 10 = jika sempurna
(b) = proses pembuatan canang 9 = jika sangat baik
(c) = sistematika laporan 7-8 = jika baik
Kriteria dan Skor
No. Nama Murid Jumlah Skor
(a) (b) (c) (d) (e)
(d) = penyampaian presentasi 5-6 = cukup
(e) = nilai produk 1-4 = kurang baik
Jumlah Skor
Nilai = ×100
50
Keterangan:
SB (Sangat Baik) = 90 – 100 B (Baik) = 70 - 89
C (Cukup) = 50 – 69 D (Kurang) = 10 - 49
E (Sangat Kurang) = 0 - 9

Refleksi

Refleksi Murid
Peristiwa (Facts): Ceritakan pengalamanmu Perasaan (Feelings): Bagaimana perasaanmu
selama mengikuti kegiatan pembelajaran hari ini! selama mengikuti kegiatan pembelajaran hari ini?

Pembelajaran (Findings): Hal baru apa yang kamu Perubahan (Future): Apa aksi/Tindakan yang akan
dapatkan selama mengikuti kegiatan kalian lakukan ke depan setelah mengikuti
pembelajaran hari ini? pembelajaran hari ini?

Refleksi Guru

No Pertanyaan

1. Bagaimana antusias murid dalam mengikuti pembelajaran hari ini?

2. Berapa persen murid yang sudah memenuhi kriteria indikator keberhasilan?

3. Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam
melaksanakan pembelajaran ini?
4. Apakah untuk teknik wawancara dengan narasumber guru tamu efektif dalam materi
pembelajaran hari ini?

Sumber belajar:
1. Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII terbitan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Badan Penelitian Dan Pengembangan Dan
Perbukuan Pusat Kurikulum Dan Perbukuan
2. Wiana, I Ketut. (2006). Sembahyang menurut Hindu. Surabaya: Paramita
3. Pudja, Gede. (1999). Bhagawad Gita (Pancama Weda). Surabaya: Paramita
4. https://www.youtube.com/watch?v=O6bb0EGzp94
5. https://www.youtube.com/watch?v=pflV8T17VkI
6. https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20230215111738-33-413957/3
7. https://www.youtube.com/watch?v=kvCvYbBrnEo
8. https://www.youtube.com/watch?v=y3EK51kepvs
9. https://www.narasiinspirasi.com/2019/08/filosofi-cok-bakal-sesajen-sesaji-dan.html

Anda mungkin juga menyukai