Anda di halaman 1dari 24

EVALUASI KINERJA STRUKTUR BANGUNAN

DENGAN NON LINEAR STATIK PUSHOVER


ANALYSIS
(Studi Kasus : Perpustakaan Daerah Boyolali “Remen Maos”)

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

VENILA RIZKY YUHANDA PUTRI


5180811128

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN
NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

EVALUASI KINERJA STRUKTUR BANGUNAN


DENGAN NON LINEAR STATIK PUSHOVER
ANALYSIS
(Studi Kasus : Perpustakaan Daerah Boyolali “Remen Maos”)

Disusun oleh :
VENILA RIZKY YUHANDA PUTRI
5180811128
Nama Jabatan Tanda Tanggal
Tangan

Eka Faisal Nurhidayatullah, S.T., M.T Pembimbing .................. .............

Yogyakarta, Juli 2022


Ketua Program Studi Teknik Sipil

Adwiyah Asyifa, S.T., M.Eng.


NIK 110116081
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Venila Rizky Yuhanda Putri


NIM : 5180811128
Program Studi : S-1 Teknik Sipil
Fakultas : Sains dan Teknologi

Menyatakan bahwa laporan tugas akhir dengan judul : Evaluasi Kinerja Struktur
Bangunan Dengan Non Linear Statik Pushover Analysis (Studi Kasus :
Perpustakaan Daerah Boyolali “Remen Maos”) ini adalah hasil karya saya sendiri,
tidak mengandung plagiat dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya tulis
ilmiah yang benar.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pelanggaran seperti yang dinyatakan di
atas, sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Yogyakarta, Juli 2022


Penulis

Venila Rizky Yuhanda Putri


5180811128
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari banyak bantuan dan bimbingan telah penulis terima dari
berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai dengan penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Bambang Moertono S, M.M., Akt., C.A., selaku Rektor Universitas
iiiiiTeknologi Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Endy Marlina, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Sains dan
iiiiiTeknologi Universitas Teknologi Yogyakarta.
3. Ibu Adwiyah Asyifa, S.T., M.Eng., selaku Ketua Program Studi Teknik
iiiiiSipil Universitas Teknologi Yogyakarta.
4.i Ibu Nanda Melyadi Putri, S.T., M.Eng., selaku Dosen Wali
5. iiBapak Eka Faisal Nurhidayatullah, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing
Tugas Akhir
6. Orang tua yang selalu memberikan semangat dan dukungan moril dan materil.
7. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Fakultas Sains dan
iiiiiTeknologi Universitas Teknologi Yogyakarta.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas kerja praktik
ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Yogyakarta, Juli 2022


Venila Rizky Yuhanda Putri
5180811128
EVALUASI KINERJA STRUKTUR BANGUNAN
DENGAN NON LINEAR STATIK PUSHOVER
ANALYSIS
(Studi Kasus : Perpustakaan Daerah Boyolali “Remen Maos”)

Venila Rizky Yuhanda Putri1 , Eka Faisal Nurhidayatullah, S.T., M.T.2


1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Teknologi Yogyakarta
Email : veveyuhanda@gmail.com
2
Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Teknologi Yogyakarta
Email : eka.faisal@staff.uty.ac.id

ABSTRAK

Perpustakaan Daerah Boyolali adalah fasilitas pendidikan untuk mengembangkan ilmu


pengetahuan dimana kategorinya tergolong paling tinggi keamanan untuk mempertahankan fungsi
struktur dari guncangan gempa sehingga bangunan tetap aman untuk pengguna gedung dan
didapatkan keselamatan dan kesiapan pakai. Menggunakan analisis pushover untuk mengetahui
perilaku keruntuhan bangunan dengan memberi beban lateral statik yang ditingkatkan sampai
terjadi deformasi yang tujuannya mengetahui kurva kapasitas dari SAP2000 V.22, mengetahui
kinerja kondisi gempa Serviceability Level Earthquake periode 30 tahun probabilitas 50%, Design
Basis Earthquake periode 50 tahun probabilitas 10%, dan Maximum Credible Earthquake periode
50 tahun probabilitas 2% menggunakan SAP2000 V.22 dan perhitungan manual. Pemodelan
menggunakan SNI 1726:2019 dan 2847:2019, pembebanan menggunakan SNI 1727:2020. Metode
melihat level kinerja menggunakan pushover analysis aturan ATC-40 dengan SAP2000 V.22 dan
perhitungan manual yang kemudian mendapatkan perbandingan. Kurva kapasitas SAP2000 V.22
X nilai displacement 0,315628m, gaya geser maksimum 373,8807kN, gaya geser leleh (Vy)
315,6230kN, displacement (𝛿y) 0,204705. Arah Y displacement 0,230811m, gaya geser
maksimum 329,3584kN, gaya geser leleh (Vy) 308,2725kN, displacement (𝛿y) 0,174902. Drift
ratio SLE SAP2000 arah X 0,611% level kinerja Immediate Ocupancy, arah Y drift ratio 0,554%
level kinerja Immediate Ocupancy, perhitungan manual X drift ratio 0,85% level kinerja
Immediate Ocupancy, arah Y drift ratio 0,87% level kinerja Immediate Ocupancy. Drift ratio DBE
SAP2000 X 0,919% level kinerja Immediate Ocupancy, arah Y drift ratio 0,820% level kinerja
Immediate Ocupancy, perhitungan manual X drift ratio 1,3% termasuk level Damage Control, arah
Y drift ratio 1,35% level kinerja Damage Control. Drift ratio MCE SAP2000 X 1,420% level
kinerja Damage Control, arah Y drift ratio 1,102% level kinerja Damage Control, perhitungan
manual X drift ratio 1,89% level kinerja Damage Control, arah Y drift ratio 1,77% level kinerja
Damage Control.

Kata Kunci : ATC-40, Damage Control, Immediate Ocupancy, Pushover Analysis, Respons
Spectrum
BAB 1 PENDAHULUAN pertimbangan kondisi kerusakan untuk level
1.1 LATAR BELAKANG gerakan tanah yang terjadi. Bangunan dicek
Perpustakaan adalah fasilitas pendidikan melalui kinerja gempa yaitu MCE
yang memuat informasi, penelitian, rekreasi (Maximum Credible Earthquake) yang
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan berarti bangunan yang terkena gempa sangat
serta pengalaman pribadi. Berdasarkan SNI besar akan mengalami near collapse dengan
1726:2019 tentang Tata Cara Perencanaan periode 50 tahun dan probabilitas 2%, DBE
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan (Design Basis Earthquake) yang berarti
Gedung dan Nongedung, Perpustakaan bangunan yang terkena gempa besar akan
termasuk jenis pemanfaatan gedung sekolah mengalami life safety dengan periode 50
dan fasilitas pendidikan termasuk dalam tahun dan probabilitas 10%, SLE
kategori resiko IV dengan faktor keutamaan (Serviceability Level Earthquake) yang
lₑ 1,5 dimana kategori ini tergolong yang berarti bangunan yang terkena gempa
paling tinggi keamanannya untuk sedang dan kecil tidak akan mengalami
mempertahankan fungsi struktur bangunan kerusakan serta tidak mengganggu aktivitas
dari guncangan gempa sehingga bangunan di dalam gedung dengan periode 30 pertahun
tetap kokoh dan aman untuk pengguna dan probabilitas 50%. Dalam cek kinerja
gedung perpustakaan tersebut. Dalam design apabila tidak tercapai maka dilakukan
dibatasi drift/simpang tidak lebih dari 1% treatment berupa simulasi strengthening
yang diatur dalam ATC-40 untuk level untuk meningkatkan kekuatan struktur
kinerja Immediate Occupancy. Kinerja dibanding dengan kekuatan semula serta
dicek menggunakan SEAOC Vision 2000 meningkatkan kekakuan maupun daktilitas
mengenai tingkat kerusakan bangunan, struktur. Simulasi strengthening dilakukan
ketahanan struktur, yang didapatkan dari dengan metode concrete jacketing dimana
simulasi metode tersebut sehingga caranya adalah pembesaran dimensi dan
keselamatan (life), kesiapan pakai penambahan tulangan pada elemen struktur
(occupancy) dan kerugian harta benda yang mengalami pelelehan sendi plastis
(economic life) dapat diperkirakan. SEAOC guna meningkatkan kekuatan struktur
(Structural Engineering Association of sehingga tercapai SCWB (Strong Colomn
California) merupakan lembaga yang Weak Beam).
mengatur pendesainan gedung, salah satunya
yaitu Vision 2000 yang mendiskusikan
beberapa pendekatan untuk desain kinerja, 1.2 RUMUSAN MASALAH
kinerja yang dipakai menggunakan Rumusan masalah dari penyusunan Tugas
perpindahan (displacement) maksimum Akhir ini adalah sebagai berikut :
sebagai dasarnya dan digolongkan sebagai 1. Bagaimana nilai kurva kapasitas pada
metode perpindahan (displacement-based kurva pushover sesuai hasil analisis
design method, menghasilkan data seberapa SAP2000 V.14 ?
kokoh kinerja bangunan jika diberikan 2. Bagaimana level kinerja bangunan pada
beban gempa sehingga bangunan akan kondisi gempa Serviceability Level
mengalami keruntuhan dengan Earthquake periode 30 tahun dengan
menggunakan pushover analysis. Pushover probabilitas 50% menggunakan software
analysis adalah analisis statik nonlinear yang SAP2000 V.14 dan perhitungan manual ?
bertujuan untuk mengetahui perilaku 3. Bagaimana level kinerja bangunan pada
keruntuhan bangunan dengan memberi pola kondisi gempa Design Basis Earthquake
beban lateral statik pada struktur secara periode 50 tahun dengan probabilitas 10%
bertahap ditingkatkan angka beban nya menggunakan software SAP2000 V.14 dan
dengan faktor pengali sampai bangunan perhitungan manual ?
mencapai deformasi yang menyebabkan 4. Bagaimana level kinerja bangunan pada
terjadinya pelelehan sendi plastis. Pushover kondisi gempa Maximum Credible
analysis dilakukan dengan capacity Earthquake periode 50 tahun dengan
spectrum method (ATC-40) untuk mencari probabilitas 2% menggunakan software
parameter titik kinerja struktur. Sasaran SAP2000 V.14 dan perhitungan manual ?
kinerja pada dokumen ATC-40 memasukkan
1.3 TUJUAN PENELITIAN pengumpulan data baik dari sumber Detail
Tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan Engineering Design (DED), SNI 1726:2019,
masalah yang telah diuraikan diatas, yaitu : SNI 2847-2019, SNI 1727-2020. Pemodelan
1. Mengetahui nilai kurva kapasitas pada gedung dibuat menjadi 3 model yaitu model
kurva pushover sesuai hasil analisis tanpa dinding geser, model dengan dinding
SAP2000 V.14 geser tipe 1, dan model dengan dinding
2. Mengetahui level kinerja bangunan pada geser tipe 2. Perhitungan struktur meliputi
kondisi gempa Serviceability Level beban hidup, beban mati, dan beban gempa.
Earthquake periode 30 tahun dengan Kemudian cek simpangan dan gaya geser
probabilitas 50% menggunakan software dan desain penulangan, selanjutnya
SAP2000 V.14 dan perhitungan manual dilakukan perbandingan desain yang
3. Mengetahui level kinerja bangunan pada bertujuan melihar pengaruh variasi
kondisi gempa Design Basis Earthquake perletakan dinding geser pada gaya geser,
periode 50 tahun dengan probabilitas 10% desain penulangan, simpangan antar lantai
menggunakan software SAP2000 V.14 dan dan drift ratio. Gaya geser model tanpa
perhitungan manual dinding geser didapatkan 5756,578
4. Mengetahui level kinerja bangunan pada kN ,Gaya geser model dengan dinding geser
kondisi gempa Maximum Credible tipe 1 didapatkan 7115,420 kN dan Gaya
Earthquake periode 50 tahun dengan geser model dengan dinding geser tipe 2
probabilitas 2% menggunakan software didapatkan 7066.122 kN. Model tanpa
SAP2000 V.14 dan perhitungan manual dinding geser memiliki gaya dalamyang
relatif lebih tinggi dari pada kedua model
dengan variasi perletakan dinding geser, tipe
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA perletakan dinding geser tipe 1 memiliki
2.1 PENELITIAN TERDAHULU nilai gaya dalam lebih rendah dari tipe
Helmy Agustin, (2021), Mengambil perletakan dinding geser tipe 2. Simpangan
penelitian dengan Judul “Studi Pengaruh maximal model tanpa dinding geser
Variasi Penempatan Dinding Geser didapatkan 59,741 mm, simpangan maximal
Terhadap Desain dan Respon Struktur model dengan dinding geser tipe 1
Gedung Akibat Beban Gempa”. Gedung didapatkan 27,245 mm, dan simpangan
bertingkat harus melalui perencanaan yang maximal model dengan dinding geser tipe 2
mendalam, baik dalam penempatan, ukuran, didapatkan 27,55 mm, drift ratio maximal
dan bahan struktur. Penelitian ini bertujuan model tanpa dinding geser didapatkan 1,494
untuk mengetahui pengaruh variasi %, drift ratio maximal model dengan
perletakan dinding geser terhadap gaya geser dinding geser tipe 1 didapatkan 0,736 %,
dasar, Gaya dalam, Simpangan dan drift dan drift ratio maximal model dengan
ratio akibat beban gempa, serta mengetahui dinding geser tipe 2 didapatkan 0,740 %.
pengaruh variasi penempatan dinding geser
terhadap desain kolom dan balok. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini

2.2 PERBEDAAN DENGAN PENELITIAN TERDAHULU


Penelitian ini mengambil judul “Evaluasi Kinerja Struktur Bangunan Dengan Non Linear Statik
Pushover Analysis (Studi Kasus : Perpustakaan Daerah Boyolali “Remen Maos)”. Penelitian ini
mengangkat metode pushover analysis yang mana terdapat kesamaan dari segi metode, namun
terdapat berbagai perbedaan dari penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun perbedaannnya akan
dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1 Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu

N Penelitian Saat Ini


Penelitian Terdahulu Perbedaan
o
1. Penelitian ini membandingkan 3 1. Berfokus pada
Helmy Agustin, model yaitu model tanpa dinding penelitian analisis
(2021) Studi geser, model dengan dinding geser pushover dengan metode
Pengaruh Variasi tipe 1, dan tipe 2 ATC-40
Penempatan Dinding 2. Berfokus pada desain balok dan 2. hanya membuat 1
1
Geser Terhadap kolom pada penambahan dnding pemodelan dengan
Desain dan Respon geser perbandingan 3 jenis
Struktur Gedung respon spektrum pada saat
Akibat Beban Gempa gempa SLE, DBE, dan
MCE.
1. Lokasi penelitian yang berbeda 1. Menggunakan peraturan
2. Jenis gedung yang dianalisis SNI 1726:2019 unuk
3. Peta gempa yang digunakan perhitungan beban gempa,
4. Metode HAZUS yang berbeda dan SNI 1727:2020
dengan penelitian saat ini. dengan menggunakan Peta
Penelitian ini menggunakan 3 Sumber dan Bahaya
metode yaitu, analisis statik linear, Gempa Indonesia Tahun
Ardha Saputra analisis pushover nonlinear, dan 2017, Perhitungan
(2019), “Evaluasi analisis kerentanan seismik. pembebanan
Kinerja dan Studi Terdapat skema keruntuhan, dan menggunakan SNI
Kerentanan Seismik menghitung kurva kerentanan 2847:2019 dengan metode
2
Gedung Fasilitas dengan metodelogi HAZUS dengan ATC-40
Pendidikan Dengan menggambarkan kurva kerentanan 2. Bangunan perpustakaan
Analisis Pushover dan seismik dengan menggambarkan ini memiliki kategori
Metode HAZUS” kurva kerentanan seismik pada resiko IV dengan faktor
kondisi kegagalan struktur, keutamaan 1,5.
Penelitian ini berpedoman pada 3. Penelitian ini berfokus
SNI 1726:2012 pada metode ATC-40
5. Kala ulang gempa yang berbeda dengan Menganalisis level
kinerja bangunan saat
kondisi gempa SLE, DBE,
dan MCE.
1. Tujuan dari penelitian ini untuk 1. Tujuan dari penelitian
mengetahui kurva pakasitas sesuai saat ini adalah mengetahui
analisis SAP2000, mengetahui kurva kapasitas sesuai
performance point sesuai dengan analisis SAP2000,
SAP2000, mengetahui level kinerja mengetahui level kinerja
Yulian andriyanto,
bangunan berdasarkan metode bangunan pada kondisi
(2020), melakukan
ATC-40, dan FEMA 356 gempa Serviceability
penelitian dengan
2. Hanya menganalisis Level Earthquake
judul “ Evaluasi
SAP2000menggunakan cast grafity menggunakan software
Kinerja Struktur
dan push. SAP2000 V.14 dan
Bangunan
3. Menggunakan metode perhitungan manual, level
Menggunakan
3 FEMA356 dan ATC-40 kinerja bangunan pada
Pushover Analisis
kondisi gempa Design
Dengan Berdasarkan
Basis Earthquake
ATC-40 dan FEMA
menggunakan software
356 (Studi Kasus :
SAP2000 V.14 dan
Gedung Layanan
perhitungan manual, dan
Alumni Universitas
level kinerja bangunan
Negeri Yogyakarta).
pada kondisi gempa
Maximum Credible
Earthquake menggunakan
software SAP2000 V.14
dan perhitungan manual
Prasetyo, H., 1. Berlokasi di RSGM UGM Prof. 1. Berfokus pada
Kurniati, D (2020), Soedomo penelitian analisis
Evaluasi Kinerja 2. Bertujuan untuk mengetahui pushover dengan metode
Struktur Bangunan performance point berdasarkan ATC-40
Menggunakan ATC-40, mengetahui level kinerja 2. hanya membuat 1
4 Pushover Analysis berdasarkan ATC-40, dan pemodelan dengan
Dengan Metode mengetahui level kinerja perbandingan 3 jenis
ATC-40 Dan FEMA berdasarkan FEMA 356. respon spektrum pada saat
356 (Studi Kasus: gempa SLE, DBE, dan
Gedung RSGM UGM MCE.
Prof. Soedomo)
1. Tujuan dari penelitian ini yang 1. Tujuan dari penelitian
Kurniati, D (2019), pertama adalah mengevaluasi saat ini adalah mengetahui
Kajian Analisis kinerja tahanan gempa Awana kurva kapasitas sesuai
Pushover Untuk Condotel Yogyakartabaik dari arah dengan analisis SAP2000,
Performance Based x maupun dari arah y, yang kedua mengetahui level kinerja
5
Design Pada Awana adalah bagaimana pola keruntuhan bangunan pada kondisi
Condotel Yogyakarta yang terjadi gempa tertentu.
2. Berlokasi di Awana Condotel 2. Berlokasi di
Yogyakarta Perpustakaan Daerah
Boyolali
6 Loko, P., Kurniati, D 1. Berlokasi di Gedung Kuliah 1. Berlokasi di
(2020), Evaluasi Fakultas Teknik Universitas PGRI Perpustakaan Daerah
Kinerja Seismik Yogyakarta Boyolali
Struktur Gedung 2. Mengevaluasi kinerja tahanan 2. Menggunakan software
Kuliah Fakultas gempa Gedung Kuliah Fakultas SAP2000 V.22 dan
Teknik Universitas Teknik Universitas Teknologi perhitungan manual, level
PGRI Yogyakarta Yogyakarta untuk mengetahui nilai kinerja bangunan pada
Dengan Analisis performance point dan menentukan kondisi gempa tertentu
Pushover level kinerja struktur dengan
Menggunakan metode analisis pushover
Software ETABS berdasarkan peraturan code Applied
Technology Council (ATC-40).
Berdasarkan hasil analisis software
ETABS.v.16

(Sumber : Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu)


BAB 3 LANDASAN TEORI struktur lainnya yang tidak termasuk
3.1 MEKANISME GEMPA konstruksi dan beban lingkungan,
Gempa bumi adalah aktifitas pergerakan beban angin, beban hujan, beban g
lempeng yang merambat melalui permukaan beban banjir, dan beban mati.
tanah. Pergerakan lempengan itu akan
mengalami perlambatan yang diakibatkan 3.4 PERENCANAAN BEBAN GEM
oleh gesekan lempeng bumi. Akibat dari Menurut SNI 1726:2019 tentang Tat
perlambatan terjadi penumpukan energi di Perencanaan Ketahanan Gempa
zona-zona tertentu yaitu zona subduksi Struktur Bangunan Gedung dan
(zona yang menusup ke bawah) dan zona itu Gedung, tata cara menentukan pe
menyebabkan terjadinya tekanan, tarikan, gempa rencana yang harus terlebih
dan geseran. Elastisitas lempeng yang ditinjau dalam perencanaan struktu
melampaui batasannya akan mengalami evaluasi gedung dan non gedung. K
patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya Resiko bangunan tercantum pada
energi secara mendadak yang menimbulkan 1726:2019 Tabel 3 tentang Kategori
getaran partikel ke segala arah yang Bangunan Gedung dan Non Gedung
dinamakan gelombang gempa Gempa. Tabel Faktor Keutamaan G
tercantum SNI 1726:2019 Tabel 4.
3.2 METODE PERENCANAAN Klasifikasi Situs untuk Desain S
BANGUNAN TAHAN GEMPA. menggunakan website resmi dari
Menurut Widodo, 2012 bangunan tahan yaitu keyword desain respon s
gempa adalah sebagai berikut : indonesia. Wilayah gempa dite
a. Gempa kecil (light atau minor earthquake) dengan bantuan Peta Gemoa dan R
yang terjadi, struktur utama bangunan tidak Spektra Indonesia tahun 2019
boleh rusak dan dapat langsung digunakan menentukan parameter percepatan
serta berfungsi dengan baik. Kerusakan yang dasar untuk probabilitas 2% dalam 50
diperbolehkan adalah pada elemen non untuk menentukan Ss menggu
struktur. percepatan 0,2 detik, dan untu
b. Gempa menengah (moderate earthquake) menggunakan percepatan periode 1
yang terjadi, struktur utamanya boleh rusak Nilai koefisien situs dapat dihitung s
ringan tetapi masih bisa diperbaiki. terdapat nilai Ss dan S1 dapat diliha
Kerusakan yang diperbolehkan elemen non Tabel 6 dan 7 pada SNI 1726:2019. M
struktur tetapi masih bisa diperbaiki dan SNI 1726:2019 untuk menentukan
dapat diganti baru. spektral percepatan gempa MCE
c. Gempa kuat (strong earthquake) yang permukaan tanah memerlukan
terjadi, bangunan boleh rusak tetapi tidak parameter percepatan batuan dasar
boleh runtuh total (totally callapse) dengan probabilitas 2% dalam 50 tahun
tujuan untuk melindungi manusia/penghuni menentukan Ss menggunakan percepa
bangunan secara maksimum detik, dan untuk S1 mengg
percepatan periode 1 detik dan
3.3 PEMBEBANAN Koefisien situs Fa (faktor amp
Perencanaan bangunan terutama pada beton periode pendek 0,2 detik) dan Fv
bertulang harus dilakuka berdasarkan amplifikasi periode pendek 1
dengan ketentuan yang tercantum dalam Pengambilan rumus menurut SNI 172
Persyaratan Beton Struktural untuk yaitu sebagai berikut
Bangunan Gedung yang tercantum dalam SMS = Fa x Ss
SNI 2847:2019 yang memuat berbagai SM1 = Fv x S1
pasal-pasal dan Bebain Desain Minimum 𝑆Ds = 2/3 𝑥 SMs
dan Kriteria Terkait Bangunan Gedung dan 𝑆D1 = 2/3𝑥 SM1
Struktur Lain. Menurut SNI 1727:2020 Pasal Keterangan
3.1.1 beban mati adalah berat seluruh bahan SMS = Parameter Respon Sp
𝑆Ds = Parameter percepatan spektral gempa historis dari peristiwa yang dek
desain periode pendek mempengaruhi lokasi, semua patah
𝑆D1 = Parameter percepatan spektral lokasi tersebut yang berarti bangunan
desain periode 1 detik terkena gempa sangat besar akan men
T0 = Waktu terjadinya gempa (detik) near collapse dengan periode 50 tah
Ts (s) = Waktu tiba gelombang sekunder probabilitas 2%. DBE (
TL (s) = Periode panjang diambil 20 detik Earthquake) yang berarti bangunan
Grafik respon spektrum adalah perbandingan terkena gempa besar akan mengalam
antara nilai Spektral Acceleration (Sa) safety dengan periode 50 tahun
dengan periode waktu dalam satuan detik. probabilitas 10%. Gempa ini dir
Perhitungan yang dilakukan untuk dengan sistem keselamatan agar
menentukan grafik respon spektrum ini berfungsi dengan baik selama gempa
adalah membandingkan semua jenis tanah setelah terjadinya gempa sehingga ban
baik jenis tanah lunak (SE), sedang (SD), memiliki kemampuan mempertah
keras (SC) untuk melihat perbedaan ke tiga struktur dengan aman.
jenis sampai ke periode panjang 20 detik. Earthquake probabilitas 10% pada 50
Nilai akan menentukan mana yang akan SLE (Serviceability Level Earthquake
dipakai untuk perhitungan SLE berarti bangunan yang terkena
(Serviceability Level Earthquake), DBE sedang dan kecil tidak akan men
(Design Basis Earthquake), dan MCE kerusakan serta tidak mengganggu ak
(Maximum Credible Earthquake). Sesuai di dalam gedung dengan periode 30 pe
dengan pasal 6.5 yaitu tentang besaran dan probabilitas 50%. Struktur
kategori desain seismik struktur harus didesain sedemikian rupa agar mem
ditetapkan berdasarkan nilai 𝑆Ds dan 𝑆D1. kekuatan yang melebihi efek dari
Mengacu pada aturan SNI 1726:2019 yang beban terfaktor di dalam kom
ada struktur harus ditetapkan ke KDS yang pembebanan. Kombinasi pembebanan
parah dengan aturan tabel 8 dan 9. Intensitas dalam SNI 1727:2020 sehingga kom
Gempabangunan diperhitungkan dalam 3 pembebanan yang digunakan adalah s
jenis, pertama pada kondisi MCE berikut :
(Maximum Credible Earthquake), DBE 1. Comb 1
(Design Basis Earthquake), dan SLE 2. Comb 2
(Service Level Earthquake). Perhitungan 3. Comb 3
sesuai dengan SNI 1726:2019 dan dari EQX + 0,39 EQY
grafik berikut : 4. Comb 4
EQX - 0,39 EQY
5. Comb 5
EQX + 0,39 EQY
6. Comb 6
EQX - 0,39 EQY
7. Comb 7
EQX + 1,3 EQY
8. Comb 8
EQX - 1,3 EQY
9. Comb 9
Gambar 3.1 Grafik Kinerja Bangunan EQX +1,3 EQY
(Sumber : https://youtu.be/t26_fX7LOLI, 10. Comb 10
diakses pada 21 Maret 2022) EQX - 1,3 EQY
Dimana : adalah MCE (Maximum 11. Comb 11
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiCredible Earthquake) RSX + 0,39 RSY
adalah DBE (Design 12. Comb 12
Basis iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiEarthquake) RSX + 1,3 RSY
17. Comb 17 : 1,2 DL + 0,5 LL + 0,39
RSX - 1,3 RSY DriftRatio(%) =
18. Comb 18 : 1,2 DL + 0,5 LL + 1,3
Keterangan :
RSX - 0,39 RSY
Drift Ratio(%)
Keterangan :
DL = Beban Mati
LL = Beban Hidup D (m)
EQX = Beban Gempa Arah X h(m)
EQY = Beban Gempa Arah Y Tabel 3.1 Batasan Simpangan pada T
RSX = Respon Spektrum Arah X Kinerja Struktur ATC-40
RSY = Respon Spektrum Arah Y

3.5 ANALISIS STATIK NONLINEAR


(PUSHOVER ANALISIS)
Analisis pushover menunjukan bahwa (Sumber : Desain Rekayasa Gempa B
daktilitas portal berbeda dalam arah saling Kinerja, 2018
tegak lurusnya, masukan penting untuk
antisipasi gempa besar yang mungkin terjadi
di luar gempa rencanaKurva kapasitas BAB 4 METODE PENELITIAN
merupakan gambaran dari kekuatan struktur 4.1 OBJEK PENELITIAN
akan deformasi struktur pada saat gempa Objek penelitian yang dilakukan adala
terjadi baik itu gempa rencana maupun Perpustakaan Daerah Boyolali “
gempa maksimum. Kurva kapasitas adalah Maos”
grafik hubungan antara base shear dan roof
displacement. Performance Point adalah
representasi kondisi dimana struktur sama
dengan gempa yang akan terjadi pada
gedung dan dimana kapasitas kurva nya
berpotongan dengan kurva respon spektrum
dari pengecekan kinerja struktur
Gambar 4.1 Denah Lokasi Proyek (Su
3.6 PUSHOVER ANALISIS CARA https://goo.gl/maps/u9ncd9tyDKMBEm
MANUAL diakses pada Senin, 9 Mei 2022 jam
Pengecekan kesesuaian nilai performance
point dari hasil analisis SAP2000 yang telah
dilakukan menggunakan ATC-40.
Perhitungan manual meninjau dari segi
portal arah X dan portal arah Y baik itu SLE,
DBE
dan MCE. Untuk menuju kearah spetrum
inelastik maka dipakai konsep reduce
spectrum demand untuk periode pendek
SRA dan untuk periode panjang SRV. Nilai-
nilai tersebut akan dipengaruhi oleh global Gambar 4.2 Perpustakaan Daerah Bo
hysteretic energy Beff dengan persamaan “Remen Maos”
sebagai berikut (Sumber : Data Proyek, 2021 1100
550 550

(3.5)

+0.100
200

AKSES
±0.000

(3.6)
600


 
600

AKSES 
±0.000
155

2800
110

600
110
110


115
110

+0.200 +0.200
120


600

 
210
110

AKSES
±0.000 +0.100 

 
400

+0.100 +0.100 
120

 

275 550 550 275


BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN pindah dapat diartikan sebagai beban hidup,
5.1 KETENTUAN UMUM sehingga pada perpindahan tersebut
Analisis bantuan program SAP2000 V.14. mengakibatkan perubahan besar
Acuan yang digunakan dalam penelitian ini pembebanan terhadap lantai serta atap
adalah perhitungan beban gempa gedung itu. Analisis gedung ini dapat
menggunakan SNI 1726:2019 dan SNI ditentukan beban hidupnya melalui SNI
1727:2020 dengan Peta Sumber dan Bahaya 1727:2020 yaitu untuk mengetahui besar
Gempa Indonesia tahun 2017, serta beban hidup untuk setiap ruang.
perhitungan pembebanan menggunakan SNI Tabel 5.1 Beban mati lantai 1-4
2847:2019.

b. Beban mati pada atap


Tabel 5.2 Beban mati atap

Gambar 5.1 Pemodelan 3D dengan


SAP2000

c. Beban mati pada dinding Beban mati


tambahan dinding pada balok disesuaikan
dengan gedung tergantung letak dinding
yang menumpu di balok.
Tabel 5.3 Beban mati Dinding Batu Bata

Gambar 5.2 Pemodelan 3D dengan Tabel 5.4 Klasifikasi Atap


SAP2000

5.2 PEMBEBANAN STRUKTUR


Pembebanan struktur didapatkan dari
ketentuan SNI 2847:2019, SNI 1726:2019,
SNI1727:2020 dengan Peta Sumber Gempa
Indonesia tahun 2017 untuk
memperhitungan pembebanan gempa.
a. Beban mati Tabel 5.5 Beban Hidup Rangka Atap
Beban mati pada struktur terbagi menjadi 2
yaitu beban mati pada struktur itu sendiri
(self weight) yaitu berat keseluruhan pada
struktur itu sendiri dan yang kedua adalah
beban mati tambahan yang terdiri dari
mechanical elektrikal (ME), plesteran,
keramik, dan dinding yang diinput secara
manual. Gambar 5.3 Beban Hidup Rangka Atap
a. Beban hidup Tabel 5. 6 Beban Mati Rangka Atap
Beban hidup adalah semua beban kecuali
struktur yang terdapat pada gedung itu
seperti benda, mesin, peralatan di dalam
gedung yang bisa bergerak dan berpindah-
Tabel 5.12 Berat Seismik Efektif 1D +
0,25L Bangunan Struktur Perhitungan
SAP2000 V.14

5.3 RESPONS SPEKTRUM


Analisis yang dilakukan untuk mendapatkan
jenis tanah menggunakan nilai SA tertinggi
Gambar 5.4 Beban Mati Rangka Atap pada ke tiga jenis tanah di dalam Respons
Tabel 5.7 Output Berat Atap pada SAP2000 Spektrum terhadap periode waktu per detik.
V.14 Pada SNI 1726:2019 terdapat acuan
pembuatan curva respons spektrum, respons
spektrum merupakan nilai respon maksimal

Tabel 5.8 Beban hidup perlantai

Tabel 5.9 Pengecekan Izin Reduksi Gambar 5.5 Grafik Klasifikasi Tanah
(Sumber :
http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spekt
ra_indonesia_2011/ diakses pada 23
Februari 2022)
Grafik Respon Spektrum menunjukan bahwa
Disimpulkan tidak memerlukan pereduksian grafik berwarna merah yang memiliki
karena nilai 𝐾LL 𝐴T tidak lebih besar kedudukan tertinggi sehingga dapat
daripada 400 ft² atau (37,16 m²) berdasarkan dianalisis tanah pada gedung Perpustakaan
ketentuan (SNI 1727:2020, 4.7.2). Daerah Boyolali “Remen Maos” ini
a. Berat beban mati dan beban hidup memiliki jenis tanah lunak (SE) dengan SA
Tabel 5.10 Berat Beban Mati Bangunan sebesar 0,601 g dengan periode 0,93 detik.
Tanpa Dinding Geser Lantai 1 Penelitian ini tidak mendapatkan data tanah,
Jenis Beban Mati Beban Hidup maka analisis klasifikasi tanah menggunakan
Struktur kN kN Respon Spektrum dengan mengambil nilai
Lantai 1 1488,328 4822,745
Lantai 2 1175,048 3453,807 tertinggi SA yang artinya diambil pada
Lantai 3 1016,868 2962,918 kondisi tanah terburuk tanah lunak (SE).
Lantai 4 31,680 1784,4959 a. Periode pendek (𝑆s) digunakan = 0,75 g
Total 3711,923 13023,966
b. Periode 1 detik (𝑆1) digunakan = 0,31 g
Tabel 5.11 Berat Seismik Efektif 1D + Faktor amplifkasi periode atau Fv 1,0 detik
0,25L Bangunan Struktur Perhitungan dengan 𝑆1 periode 1 detik adalah 0,31 g,
Manual dengan kondisi tanah lunak (SE). Berikut
merupakan hasil interpolasi untuk
mendapatkan nilai Fv, dengan y = 2,76
Percepatan pada periode pendek (𝑆Ms)
0,975 g, Percepatan pada periode 1 detik
(𝑆M1) 0,8556g, Parameter percepatan
Reaksi yang dihasilkan pada SAP2000 V.14 spektral desain untuk periode 1 detik (𝑆D1)
untuk bangunan perpustakaan ini sebesar 0,57g. Kategori resiko digolongkan
17733,85 kN. Jika dibandingka dengan berdasarkan pada kedua tabel diatas dengan
perhitungan manual sebesar 16735,89 yang ketentuan nilai 𝑆DS dalam penelitian ini
berarti tidak lebih dari 1% atau sebesar adalah 0,65g sehingga lebih besar dari 0,5
0,94% dengan maksud masih diperbolehkan dengan kategori resiko bangunan bernilai IV
menurut aturan SNI 1726:2019. maka tergolong D. Kategori desain seismik
berdasarkan parameter respons percepatan
pada periode 1 detik diketahui berdasarkan
nilai 𝑆DI yaitu 0,57 yang artinya lebih besar
dari 0,20 dengan kategori resiko IV dan
tergolong ke bagian D. Kedua tabel memuat
nilai D, maka dalam penelitian ini diambil
D. Perhitungan periode getar fundamental
struktur (T) Nilai T0 0,18 detik, Ts 0,88
detik, dan TL 20 detik Gambar 5.7 Grafik Maximum Credible
Hasil Parameter respon spektrum pada
periode pendek 𝑆MS 0,98 g, Parameter
respon spektrum pada periode 1 detik 𝑆M1
0,8556 g
b. DBE (Design Basis Earthquake) yang
berarti bangunan yang terkena gempa besar
akan mengalami life safety dengan periode
50 tahun dan probabilitas 10%. Gempa ini
dirancang dengan sistem keselamatan agar
tetap berfungsi dengan baik selama gempa
Gambar 5.6 Grafik Respon Spektrum sampai setelah terjadinya gempa sehingga
Kesimpulan dari analisis diatas adalah bangunan memiliki kemampuan
analisis terendah dari tiga grafik dalam mempertahankan struktur dengan aman.
menentukan jenis tanah dengan Design Basis Earthquake probabilitas 10%
menggunakan bantuan website respon pada 50 tahun
spektra PUPR. Jenis tanah lunak (SE)
memberikan grafik tertinggi dengan nilai 𝑆a
sebesar 0,65 g dengan periode pada puncak
tertinggi pada 0,75 detik. Jenis tanah sedang
(SD) merupakan grafik tertinggi kedua
dengan 𝑆a sebesar 0,60 g dengan periode
pada puncak tertinggi pada 0,75 detik. Jenis
tanah keras (SC) 𝑆a sebesar 0,60 g dengan
periode pada puncak tertinggi pada 0,75
detik Kesimpulan dari ketiga jenis tanah Gambar 5.8 Grafik Design Basis Earthquake
diatas adalah menggunakan jenis tanah probabilitas 10% pada 50 tahun
lunak (SE) dengan nilai tertinggi dengan Hasil Parameter respon spektrum pada
nilai 𝑆a 0,65 g. periode pendek 𝑆MS 0,98 g, Parameter
Cek Kinerja Bangunan dilakukan respon spektrum pada periode 1 detik 𝑆M1
menggunakan acuan grafik SNI 1726:2019. 0,8556 g Parameter percepatan spektra
Grafik ditampilkan dalam gambar dibawah desain untuk periode pendek 𝑆DS 0,65 g,
ini : Parameter percepatan spektra desain untuk
a. MCE (Maximum Credible Earthquake) periode 1 detik 𝑆D1 0,57 g.
adalah gempa bumi paling parah yang dapat c. SLE (Serviceability Level Earthquake)
diperkirakan terjadi di suatu lokasi yang berarti bangunan yang terkena gempa
berdasarkan bukti geologis dan seismologi, sedang dan kecil tidak akan mengalami
termasuk tinjauan semua data gempa historis kerusakan serta tidak mengganggu aktivitas
dari peristiwa yang dekat dan mempengaruhi di dalam gedung dengan periode 30 pertahun
lokasi, semua patahan di lokasi tersebut dan probabilitas 50%. Pada gempa ini adalah
yang berarti bangunan yang terkena gempa gempa terkecil yang diperkirakan, bangunan
sangat besar akan mengalami near collapse harus mampu tegak dan tidak mengalami
dengan periode 50 tahun dan probabilitas keruntuhan atau kerusakan sama sekali baik
2% itu truktur maupun non struktur agar dapat
memperoleh kemampuan kinerja bangunan
yang tinggi. Service Level Earthquake
probabilitas 50% pada 30 tahun
Kombinasi pembebanan termuat dalam BAB
3 LANDASAN TEORI. Permodelan
struktur ini telah memenuhi syarat. Nilai
pastisipasi massa memiliki mode 12, dengan
mode pertama SumUX senilai 71,42%,
SumUY senilai 80,58%, sedangkan mode
ke-12 SumUX senilai 97,91%, SumUY
senilai 98,09%. Semakin mendekati 100%
Gambar 5.9 Grafik Service Level nilainya semakin baik, tidak perlu
Earthquake probabilitas 50% pada 30 tahun dilanjutkan lagi.
Hasil Service Level Earthquake probabilitas Tabel 5.14 Nilai V statik dan V dinamik
50% pada 30 tahun. Berdasarkan grafik
kinerja bangunan maka didapatkan
Parameter respon spektrum pada periode
pendek 𝑆MS 0,98 g, Parameter respon
spektrum pada periode 1 detik 𝑆M1 0,8556
g, Parameter percepatan spektra desain
untuk periode pendek 0,433 g, Parameter
percepatan spektra desain periode 1 detik V dinamik X adalah 426,488 kN, V statik X
𝑆D1 0,38 g. adalah 2039,69 kN sehingga tidak
d. Perbandingan MCE, DBE, dan SLE memenuhi syarat V dinamik ≥ 100% V
statik, maka perlu dilakukan skala ulang
sebesar 4,783. Pada skala faktor RSX
dikalikan dengan faktor skala baru U1 8,8. V
dinamik Y adalah 478,564 kN, V statik Y
adalah 2039,69 kN , sehingga tidak
memenuhi syarat V dinamik ≥ 100% V
statik, maka perlu dilakukan skala ulang
senilai 4,262. Pada skala faktor RSY
dikalikan dengan faktor skala baru U2 7,9.
Gambar 5.10 Grafik Service Level Setelah dilakukan skala ulang maka
Earthquake probabilitas 50% pada 30 tahun didapatkan hasil sebagai berikut :
Hasil perhitungan didapatkan nilai MCE Tabel 5.15 Skala Ulang Nilai V statik dan V
(Maximum Credible Earthquake) dinamik
probabilitas 2% pada 50 tahun nilai Sa
sebesar 0,975 g . Nilai DBE (Design Basis
Earthquake) probabilitas 10% pada 50 tahun
dengan nilai Sa sebesar 0,650 g. Nilai SLE
(Service Level Earthquake) probabilitas 50%
pada 30 tahun nilai Sa sebesar 0,433 g. Kontrol skala ulang gempa statik dan
dinamik
5.4 BEBAN GEMPA STATIK V dinamik X adalah 2039,727 kN, V statik
EKUIVALEN X adalah 2039,69 kN sehingga Memenuhi
Mertode analisis struktur ini menggunakan Syarat V dinamik ≥ 100% V statik. V
getaran gempa yang dimodelkan segabai dinamik Y adalah 2054,704 kN, V statik Y
beban-beban horizontal statik yang bekerja adalah 2039,69 kN sehingga Memenuhi
di pusat massa bangunan. Syarat V dinamik ≥ 100% V statik. V
Tabel 5.13 Beban Lateral Per Lantai dinamik

5.5 ANALISIS PUSHOVER


Analisis pushover menunjukan bahwa
daktilitas portal berbeda dalam arah saling
tegak lurusnya, masukan penting untuk
Kontrol : antisipasi gempa besar yang mungkin terjadi
V = ΣFi di luar gempa rencana, Analisa pushover
2039,69 kN = 2039,69 Kn (OKE) atau beban dorong statik adalah analisis
statik non linear perilaku keruntuhan
struktur terhadap gempa, sedangkan titik
kinerja bangunan adalah besarnya
perpindahan maksimum struktur saat gempa
kecil, gempa rencana, dan gempa
maksimum.
Tabel 5.16 Lateral Pushover

Berat Total (Wt) 16735,89 kN,


nilai16317,49 kN, nilai V dan Σfi sama yaitu
16317,49 kN

Kurva Kapasitas arah X berhenti pada step


21, nilai displacement 0,315628 m, dan nilai
gaya geser maksimum nya 373,8807 kN

Gambar 5.11 Grafik Lateral Pushover


Beban lateral tertinggi yang ditunjukan pada
grafik diatas berada pada lantai 3 senilai
279,519 kN, dan terendah di lantai 1 senilai
125,051 kN, dengan total 817,356 kN. Gambar 5.13 Capacity Curve PUSH-Y
Capacity Curve adalah kurva hubungan dari Tabel 5.18 Capacity Curve PUSH-Y
gaya dan perpindahan yang terjadi.
Langkah-langkah dalam menampilkan kurva
kapasitas aalah Display > Show Static
Pushover Curve > Plot Type : Resultant
Base Shear > Statik Non Linear Case :
PUSH-X atau PUSH-Y

Gambar 5.12 Capacity Curve PUSH-X Kurva Kapasitas arah Y berhenti pada step
Tabel 5.17 Capacity Curve PUSH-X 17, nilai displacement 0,230811 m, dan nilai
gaya geser maksimum nya 329,3584 kN
Dari hasl grafik serta tabel diatas SLE Arah
Y memiliki nilai Vt sebesar 1993,938, nilai
D sebesar 0,106, nilai Sa sebesar 0,330, nilai
Sd sebesar 0,070, nilai Teff sebesar 0,927,
dan nilai Beff sebesar 0,050.
3. DBE X

Gambar 5.14 Perbandingan Capacity Curve


PUSH-X dan PUSH-Y
Berdasarkan nilai kurva kapasitas arah X
diperoleh besar gaya geser leleh (Vy) adalah
315,6230 kN dan nilai displacement (𝛿y)
adalah 0,204705 m pada step ke 13. Nilai
kurva kapasitas arah Y diperoleh besar gaya
geser leleh (Vy) adalah 308,2725 kN dan
Gambar 5.17 Grafik Pushover DBE Arah X
nilai displacement (𝛿y) adalah 0,174902 m
Tabel 5.21 Performance Point DBE X
pada step ke 11. Sehingga dapat disimpulkan
Kurva Kapasitas X lebih tinggi dari Y,
karena pada pembebanan arah X terlihat
memiliki base reaction dan displacement Dari hasl grafik serta tabel diatas DBE Arah
yang lebih besar dari pembebanan arah Y. X memiliki nilai Vt sebesar 2894,065, nilai
Grafik Pushover dari SAP2000 D sebesar 0,176, nilai Sa sebesar 0,504, nilai
1. SLE X Sd sebesar 0,112, nilai Teff sebesar 0,944,
dan nilai Beff sebesar 0,067.
4. DBE Y

Gambar 5.15 Grafik Pushover SLE Arah Y


Tabel 5.19 Performance Point SLE Y

Gambar 5.18 Grafik Pushover DBE Arah Y


Dari hasl grafik serta tabel diatas SLE Arah Tabel 5.22 Performance Point DBE Y
X memiliki nilai Vt sebesar 2135,794, nilai
D sebesar 0,117, nilai Sa sebesar 0,365, nilai
Sd sebesar 0,077, nilai Teff sebesar 0,921, Dari hasl grafik serta tabel diatas DBE Arah
dan nilai Beff sebesar 0,053. Y memiliki nilai Vt sebesar 2885,990, nilai
2. SLE Y D sebesar 0,157, nilai Sa sebesar 0,480, nilai
Sd sebesar 0,104, nilai Teff sebesar 0,935,
dan nilai Beff sebesar 0,056.
5. MCE X

Gambar 5.16 Grafik Pushover SLE Arah Y


Tabel 5.20 Performance Point SLE Y
perhitungan manual yang akan
mempengaruhi level kinerja bangunan baik
SLE, DBE, dan MCE arah X dan Y.
Tabel 5.26 Respon Spektrum SLE X

Gambar 5.19 Grafik Pushover MCE Arah X


Tabel 5.23 Performance Point MCE X

Dari hasl grafik serta tabel diatas MCE Arah


X memiliki nilai Vt sebesar 3589,411, nilai
D sebesar 0,272, nilai Sa sebesar 0,664, nilai
Sd sebesar 0,162, nilai Teff sebesar 0,990,
dan nilai Beff sebesar 0,091
6. MCE Y

Gambar 5.21 Respon Spektrum SLE X


SLE X memiliki nilai SA 0,365 g, SD 0,077
m, 𝛼 0,649362 dari SAP2000, dan 𝛤1
1,691335 dari SAP2000. Kemudian
dilakukan iterasi pertama didapatkan nilai
Sd 215,089 mm, 𝛽𝑒𝑓𝑓 0,050 m /50 mm
(SAP2000), nilai SRA 0,259, nilai SRV
0,549. Maka didapatkan nilai Sa* reduce
sebesar : (SRA): Sa* SRA 9,312/Sd (SRV),
Gambar 5.20 Grafik Pushover MCE Arah Y
Sa* SRV 19,716/Sd. Dari perhitungan diatas
Tabel 5.24 Performance Point MCE Y
maka diambil nilai Sa* = 19,716/Sd, yang
akan dimasukan ke dalam iterasi kedua : 2.
Iterasi 2 SLE X dengan nilai Ay 0,167, Sa*
Dari hasl grafik serta tabel diatas MCE Arah 118,113 mm. Didapatkan nilai Sd 118,113
Y memiliki nilai Vt sebesar 3209,730 , serta mm kurang dari 215,089 mm, maka % sel
nilai D 0,211, nilai Sa sebesar 0,577 , nilai senilai 96,977 %
Sd sebesar 0,143, nilai Teff sebesar 0,998, Tabel 5.27 Hasil Iterasi SD-SA SLE X
dan nilai Beff sebesar 0,099.
Tabel 5.25 Perhitungan Rasio Simpangan
Struktur Saat Kinerja Struktur Tercapai

Drif Ratio (%) MCE X 1,420 % ≥ 1 %


yaitu (Damage Control), Drif Ratio (%)
MCE Y 1,102 % ≥ 1 % (Damage Control),
Drif Ratio (%) DBE X 0,919%≤ 1%
(Immediate Ocupancy), Drif Ratio (%) DBE
Y 0,820 % ≤1 %(Immediate Ocupancy),
Drif Ratio (%) SLE X 0,611 % ≤1 %
(Immediate Ocupancy), Drif Ratio (%) SLE
Y 0,554 % ≤1 % (ImmediateIOcupancy).
a. Pushover Analisis Dengan Perhitungan
Manual guna membandingkan hasil akhir Gambar 5.22 Hasil Iterasi SD-SA SLE X
antara drift ratio dari SAP2000 dengan
Nilai Yr,1 162,547 mm, Drift Ratio sebesar
0,85%≤1% termasuk level kinerja
(Immediate Ocupancy)
Tabel 5. 28 Hasil Iterasi SD-SA DBE X

Gambar 5.25 Hasil Iterasi SD-SA SLE Y


Nilai Yr,1 67,494 mm, Drift Ratio sebesar
0,87%≤1% termasuk level kinerja
(Immediate Ocupancy)
Tabel 5.31 Hasil Iterasi SD-SA DBE Y

Gambar 5.23 Hasil Iterasi SD-SA DBE X


Nilai Yr,1 249,312 mm, Drift Ratio sebesar
1,30% yang mana nilainya 1% ≤DR ≤ 2%
termasuk level kinerja (Damage Control)
Tabel 5.29 Hasil Iterasi SD-SA MCE X

Gambar 5.26 Hasil Iterasi SD-SA DBE Y


Nilai Yr,1 259,2169 mm, Drift Ratio
sebesar 1,35% yang mana 1% ≤ DR ≤ 2%
termasuk level kinerja (Damage Control)
Tabel 5.32 Hasil Iterasi SD-SA MCE Y

Gambar 5.24 Hasil Iterasi SD-SA MCE X


Nilai Yr,1 362,435 mm, Drift Ratio sebesar
1,89% yang mana nilainya 1% ≤ DR ≤ 2%
termasuk level kinerja (Damage Control).
Tabel 5.30 Hasil Iterasi SD-SA SLE Y

Gambar 5.27 Hasil Iterasi SD-SA MCE Y


Nilai Yr,1 338,976 mm, Drift Ratio sebesar 6.1 KESIMPULAN
1,77% yang mana 1% ≤DR ≤ 2% termasuk Berikut merupakan kesimpulan dalam
level kinerja (Damage Control) penelitian ini :
Tabel 5.33 Rekap Performance Level 1. Kurva Kapasitas arah X berhenti pada
Pemodelan Perhitungan Manual step 21, nilai displacement 0,315628 m, dan
nilai gaya geser maksimum nya 373,8807
kN. Kurva Kapasitas arah Y berhenti pada
step 17, nilai displacement 0,230811 m, dan
nilai gaya geser maksimum nya 329,3584
kN. Berdasarkan nilai kurva kapasitas arah
X diperoleh besar gaya geser leleh (Vy)
Level kinerja bangunan mengacu ATC-40 adalah 315,6230 kN dan nilai displacement
(1996) sesuai perhitungan SLE X dan SLE (𝛿y) adalah 0,204705 m pada step ke 13.
Y diatas termasuk ke level IO atau Nilai kurva kapasitas arah Y diperoleh besar
(Immediate Ocupancy) dengan nilai drift gaya geser leleh (Vy) adalah 308,2725 kN
ratio kurang dari 1% yang berarti apabila dan nilai displacement (𝛿y) adalah 0,174902
terdapat gempa besar maka bangunan masih m pada step ke 11. Sehingga dapat
mampu mempertahankan struktur dan tidak disimpulkan Kurva Kapasitas X lebih tinggi
terdapat kerusakan struktur dan bangunan dari Y, karena pada pembebanan arah X
bisa langsung digunakan kembali. Level terlihat memiliki base reaction dan
kinerja yang diperhitungkan baik itu DBE, displacement yang lebih besar dari
dan MCE arah X dan Y semua memiliki pembebanan arah Y.
level kinerja bangunan (Damage Control) 2. Berdasarkan analisis SAP2000 V.14 yang
dengan drift ratio lebih dari 1% dan kurang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
dari sama dengan 2%, yang berarti tidak data yang diperoleh pada gempa SLE Arah
terdapat kerusakan struktur yang signifikan X memiliki hasil Drift Ratio sebesar 0,611
akan tetapi memerlukan biaya lebih untuk % level IO (Immediate Ocupancy),
penanganan sedangkan nilai SLE Y memiliki hasil Drift
Tabel 5.34 Performance Level SAP2000 dan Ratio sebesar 0,554 %level IO (Immediate
Manual ATC-40 Ocupancy). Berdasarkan perhitungan
manual nilai SLE Arah X memiliki nilai
drift ratio adalah 0,85% IO (Immediate
Ocupancy), sedangkan perhitungan manual
nilai SLE Arah Y memiliki nilai drift ratio
adalah 0,87% IO (Immediate Ocupancy)
Dari perbandingan antara SAP2000 dan 3. Berdasarkan analisis SAP2000 V.14 yang
perhitungan manual ATC-40 didapatkan telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
nilai Drift Rasio perhitungan manual ATC0- data yang diperoleh pada gempa DBE Arah
40 lebih tinggi dari SAP2000. Pada X memiliki hasil Drift Ratio sebesar 0,919
perhitungan manual nilai iterasi demand % level IO (Immediate Ocupancy),
lebih besar. sedangkan nilai DBE Y memiliki hasil Drift
Sendi plastis arah X dan Y diatas Ratio sebesar 0,820 % level IO (Immediate
menunjukan tidak adanya keruntuhan baik Ocupancy). Berdasarkan perhitungan
pada kolom maupun balok, sehingga dapat manual nilai DBE Arah X memiliki nilai
ditarik kesimpulan pada kolom dan balok drift ratio adalah 1,30% termasuk DC
memiliki struktur yang rigid. Tidak (Damage Control), sedangkan perhitungan
terjadinya keruntuhan dan belum terlihat manual nilai DBE Arah Y memiliki nilai i
pola SCWB (Strong Coloumn Weak Beam drift ratio adalah 1,35% termasuk DC
karena kolom dan balok terlalu kuat, dan (Damage Control).
pada balok tidak mengalami keruntuhan 4. Berdasarkan analisis SAP2000 V.14 yang
dahulu dibanding kolom. Solusi dari ini telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
mengurangi dimensi kolom dan balok serta data yang diperoleh pada gempa MCE Arah
pengecilan penulangan sehingga tidak terlalu X memiliki hasil Drift Ratio sebesar 1,420
rigid tetapi masih tergolong aman ketika % termasuk DC (Damage Control),
terjadi gempa besar. sedangkan nilai MCE Y memiliki hasil Drift
Ratio sebesar 1,102 % termasuk DC
BAB 6 KESIMPULAN (Damage Control). Berdasarkan perhitungan
manual nilai MCE Arah X memiliki nilai
drift ratio adalah 1,89% termasuk DC Badan Standardisasi Nasional (2019).
(Damage Control), sedangkan perhitungan Persyaratan Beton Struktural Untuk
manual nilai MCE Arah Y memiliki nilai Bangunan Gedung Dan Penjelasan. In
drift ratio adalah 1,77% termasuk DC SNI 2847:2019
(Damage Control). Harjono, H., Handayani, L., Mukti, M. M.,
Anggono, T., Syuhada, Puspito, N. T., &
6.2 SARAN Hananto, N. D. (2017). Seismotektonik
Berdasarkan analisis dan perhitungan yang busur Sunda.
telah dilakuklan, penulis memberikan saran http://penerbit.lipi.go.id/data/naskah1502
antara lain : 855463.pdf
a. Bagi mahasiswa yang mengambil tema Kurniati, D. (2018). KAJIAN ANALISIS
Tugas Akhir yang sama dapat PUSHOVER UNTUK
membandingkan parameter lain yaitu PERFORMANCE BASED DESIGN
metode linear dengan metode nonlinear, atau PADA AWANA CONDOTEL
membandingkan bangunan dengan YOGYAKARTA (Study Pushover
pemodelan tanpa dinding geser dengan Analysis for Performance Based Design
On Awana Condotel Yogyakarta). Jurnal
pemodelan dinding geser.
Rekayasa Sipil, Vol. 6 No. 1, 85–93.
b. Bagi mahasiswa yang mengambil tema
Loko, P. B., & Kurniati, D. (2020). Evaluasi
Tugas Akhir yang sama dapat Kinerja Seismik Struktur Gedung Kuliah
membandingkan antara metode ATC-40, Fakultas Teknik Universitas PGRI
FEMA 356, dan metode HAZUS. Yogyakarta Dengan Analisis Pushover
c. Bagi mahasiswa yang mengambil tema Menggunakan Software ETABS. Paper
Tugas Akhir yang sama dapat menggunakan Knowledge . Toward a Media History of
software pendukung lainya seperti Documents, Vol. 5 No. 2, 40–51.
SAP2000, STAAd Pro, Tekla, dan Revit. Peta Sumber Dan Bahaya Gempa Indonesia.
d. Bagi mahasiswa yang mengambil tema (2017). Peta Sumber Dan Bahaya Gempa
Tugas Akhir yang sama dapat mengkaji Indonesia Tahun 2017.
sumber yang lebih banyak sehingga Prasetyo, H., & Kurniati, D. (2020).
penyusunan Tugas Akhir menjadi lebih Evaluasi Kinerja Struktur Bangunan
Menggunakan Pushover Analysis
lengkap.
Dengan Metode Atc-40 Dan Fema 356
(Studi Kasus: Gedung Rsgm Ugm Prof.
DAFTAR PUSTAKA Soedomo). Vol. 6 No. 1, 1–3.
Agustin, H. (2021). GEDUNG AKIBAT Prawirodikromo, W. (2012). Seismologi
BEBAN GEMPA Studi Kasus : Gedung Teknik Dan Rekayasa Kegempaan.
Kantor Otoritas Jasa Keuangan Saputra, A. A. (2018). Evaluasi Kinerja Dan
Yogyakarta GEDUNG AKIBAT Kerentanan Seismik Gedung Fasilitas
BEBAN GEMPA Studi Kasus : Gedung Pendidikan Dengan Analisis Pushover
Kantor Otoritas Jasa Keuangan Dan Metode Hazus (Evaluation Of
Yogyakarta. Performance And Seismic Vulnerability
Andianto, Y. (2020). Evaluasi Kinerja Of Educational Facilities Building Using
Struktur Bangunan Menggunakan Pushover Analysis And Hazus Method).
Pushover Analisis Dengan Berdasarkan Setiawan, A. (2019). Membuat Respon
ATC-40 dan FEMA 356. Spektrum Gempa Rencana Dengan SNI
Applied Technology Council 40. (1996). 1726 2019.
“Seismic Evaluation and Retrofit of SNI 1726:2019. (2019). Sni 1726:2019. In
Concrete Buildings. ATC-40, U.S.A.DC, Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Redwood City, California. Gempa Untuk Struktur Bangunan
Badan Standardisasi Nasional (2020). Beban Gedung dan Non Gedung (Issue 8, p.
Minimum Untuk Perencanaan Bangunan 254).
Gedung dan Struktur Lain. In SNI 03- Tavio, & Wijaya, U. (2018). Desain
1727:2020 Rekayasa Gempa Berbasis Kinerja
Badan Standardisasi Nasional (2019). Tata (Performance Based Design).
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan
Non Gedung. In SNI 1726:2019

Anda mungkin juga menyukai