Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS RESPONS STRUKTUR

BANGUNAN SILO
AKIBAT PEMBEBANAN GEMPA
“ENGLISH HILL”

Disusun Oleh :

FARHAN RIZKA ANANDA


1907155233
( KELAS A )

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S1


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“ANALISIS RESPONS STRUKTUR JEMBATAN AKIBAT PEMBEBANAN
GEMPA ENGLISH HILL” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah “DINAMIKA STRUKTUR”. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah ilmu dan wawasan tentang berbagai analisis-analisis
pada struktur jembatan bagi para pembaca dan juga penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr.


Reni Suryanita, S.T., M.T selaku dosen pengampu dan kepada semua pihak yang
telah memberikan ajaran dan bimbingan sehingga dapat menambah ilmu dan
wawasan serta dapat selesai tepat pada waktunya.

Penulis sangat menyadari makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun akan sangat
membantu demi kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.

Pekanbaru, Desember 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1 Pembebanan Gempa


Perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa sangat penting di
Indonesia, mengingat sebagian besar wilayahnya terletak dalam wilayah gempa
dengan intensitas moderat hingga tinggi. Kementerian Riset dan Teknologi
menyebutkan bahwa kepulauan Indonesia merupakan daerah rawan bencana
gempa karena merupakan daerah tektonik aktif tempat berinteraksinya lempeng
Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng pasifik dan lempeng Laut Filipina,
dengan sendirinya kepulauan Indonesia merupakan daerah rawan terjadinya
gempa.Ini terbukti catatan tiga gempa besar yang terjadi di Indonesia dan
mengakibatkan banyak korban yang meninggal yaitu gempa bumi Sumatera Barat
(30 September 2009, skala 7.6 SR) tercatat 1100 orang meninggal, gempa bumi
Yogyakarta (27Mei 2006, skala 5.9 SR) tercatat lebih dari 6000 orang meninggal
dan gempa bumi Aceh yang disertai tsunami (26 Desember 2004, skala 9.2)
mengakibatkan 220000 orang meninggal (Wikipedia).

Dengan kondisi Indonesia yang rawan gempa tersebut, maka diperlukan


suatu kemampuan untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh bencana
gempa tersebut, khususnya runtuhnya bangunan, sehingga dapat mengurangi
korban bencana dan juga kerugian materi. Selain memberikan pengetahuan
kepada masyarakat mengenai langkah – langkah dalam mitigasi bencana gempa
tersebut, melaksanakan pembangunan rumah dan gedung yang mampu menahan
beban gempa merupakan solusi terbaik karena dapat dijadikan tempat
perlindungan saat bencana tersebut terjadi.

Beban gempa adalah beban yang bekerja pada suatu struktur akibat dari
pergerakan tanah yang disebabkan karena adanya gempa bumi (baik itu gempa
tektonik atau vulkanik) yang mempengaruhi struktur tersebut.
Respons struktur akibat gempa yang terjadi dapat dianalisis dengan
analisis beban gempa yang sesuai peraturan yang berlaku. Analisis beban gempa
dapat dilakukan dengan analisis statik ekivalen, analisis spektrum respons, dan
analisis riwayat waktu (Time History). Menurut Widodo (2001) analisis
riwayat waktu
(Time History) merupakan metode yang paling mendekati untuk meramalkan
respons parameter dari struktur akibat gempa. Tetapi, untuk melakukan analisis
riwayat waktu (Time History) diperlukan banyak perhitungan dan waktu yang
cukup lama. Untuk penyederhanaan dari alasan tersebut, para ahli menjadikan
efek beban dinamik oleh gempa menjadi gaya statik horizontal yang bekerja pada
pusat massa, yang disebut dengan analisis statik ekivalen.

1.2 Software Seismosignal


Seismosignal merupakan cara yang mudah dan efisien untuk memproses
data gerak kuat, menampilkan antar muka visual yang ramah pengguna dan
kemampuan memperoleh sejumlah parameter gerak kuat yang sering dibutuhkan
oleh insinyur seismolog dan insinyur gempa. Program ini dapat membaca
accelerogram yang disimpan dalam berbagai format file teks, yang kemudian
dapat di filter dan di koreksi garis dasar. Polinomial hingga urutan ke-3 dapat
digunakan untuk yang terakhir, sementara tiga jenis filter digital tersedia, yang
semuanya mampu melakukan penyaringan kausal atau acausal, highpass,
lowpass, bandpass, bandstop. Akhirnya, karena terintegrasi penuh dengan
lingkungan Windows, Seismosignal memungkinkan hasil numerik dan grafis
untuk disalin ke aplikasi Windows apa pun (mis. MS Excel, MS Word, dll.),
Mencatat bahwa plot karakteristik dapat sepenuhnya dikustomisasi dari dalam
program itu sendiri.

1.3 Website Pacifik Earthquake Engineering Research (PEER)


Pusat Penelitian Teknik Gempa Bumi Pasifik (PEER) adalah pusat
penelitian dan pendidikan multi-institusi dengan kantor pusat di University of
California, Berkeley. Penyelidik dari lebih dari 20 universitas, beberapa
perusahaan konsultan, ditambah peneliti di berbagai lembaga pemerintah Negara
Bagian dan Federal berkontribusi pada program penelitian yang berfokus pada
rekayasa gempa berbasis kinerja dalam disiplin ilmu termasuk teknik struktural
dan geoteknik, geologi / seismologi, jalur kehidupan, transportasi, manajemen
risiko, kebijakan publik.
Misi PEER adalah mengembangkan, memvalidasi, dan menyebarluaskan
teknologi desain seismik berbasis kinerja untuk bangunan dan infrastruktur untuk
memenuhi beragam kebutuhan ekonomi dan keselamatan pemilik dan masyarakat.
Penelitian PEER mendefinisikan target kinerja yang tepat, dan mengembangkan
alat dan kriteria teknik yang dapat digunakan oleh praktisi profesional untuk
mencapai target tersebut, seperti keselamatan, biaya, dan fungsionalitas pasca
gempa.

Selain melakukan penelitian untuk mengembangkan teknologi rekayasa


gempa berbasis kinerja, PEER secara aktif menyebarluaskan temuannya kepada
para profesional gempa yang terlibat dalam praktik rekayasa gempa, melalui
berbagai mekanisme termasuk lokakarya, konferensi, dan Seri Laporan PEER.
PEER didirikan sebagai konsorsium sembilan Universitas Pantai Barat pada tahun
1996 dan memperoleh status sebagai Pusat Penelitian Rekayasa Yayasan Sains
Nasional pada tahun 1997. PEER lulus dari Pendanaan NSF pada tahun 2008 dan
sekarang didukung oleh lembaga federal, negara bagian, lokal dan regional
bersama dengan industri. mitra Terlepas dari perubahan pendanaan ini, PEER
terus tumbuh dan tetap menjadi pusat penelitian teknik gempa aktif dengan
berbagai spektrum kegiatan teknis dan proyek. PEER sekarang memiliki sebelas
Lembaga Inti tetapi juga secara aktif melibatkan peneliti, pendidik, siswa, dan
profesional gempa bumi dari seluruh AS dan seluruh dunia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Data dan Geometrik Struktur


Jembatan ini memiliki bentang panjang 30 m, dimana model dari struktur
jembatan ini yaitu Quick Bridge dengan type (Concrete Box Girder – AASHTO-
PCI-ASBI Standard).

Joint 12

Joint 112

Joint 52

Gambar 2.1 Model Struktur Jembatan


Sumber : (SAP2000)

Joint 12 Joint 52 Joint 112

Gambar 2.2 Tampak Samping Jembatan


Sumber : (SAP2000)
Joint 112

Joint 52

Joint 12

Gambar 2.3 Tampak Depan Jembatan


Sumber : (SAP2000)

2.2 Modal Load Participation Ratio


Pada SAP2000 setelah di Running Item Text UX menunjukkan hasil Static
Percent sebesar 94.2173 % dan Dynamic Percent sebesar 82.0139 % dengan
jumlah mode 12. Dimana seharusnya persyatan untuk Dynamic Percent harus
lebih besar dari 90 %, maka haru dicoba ulang sampai memenuhi persyaratan.
Dan setelah di Running kembali didapatkan Item Text UX menunjukkan hasil
Static Percent sebesar 99.3338 % dan Dynamic Percent sebesar 94.4966 %
dengan jumlah mode 20. Hal ini menunjukkan bahwa Dynamic Percent sudah
memenuhi persyaratan.
Gambar 2.4 Modal Load Participation Ratio Dengan Jumlah Mode 12
Sumber : (SAP2000)

Gambar 2.5 Modal Load Participation Ratio Dengan Jumlah Mode 20


Sumber : (SAP2000)
2.3 Metoda Pelaksanaan Analisis Menggunakan Software Seismosignal dan
Website Pacifik Earthquake Engineering Research (PEER)
1. Membuka website : https://ngawest2.berkeley.edu/. Untuk mencari data
gempa yang dibutuhkan.
2. Memasukkan alamat email dan password akun PEER.
3. Memilih NGA-West2 – Shallow Crustal Earthquakes in Active Tectonic
Regimes.
4. Untuk “Select Spectrum Model” pilih “No Scalling”, lalu submit.
5. Klik “Load Sample Input Values”, kemudian ubah “Magnitude” sesuai
dengan yang dibutuhkan, lalu klik “Search Record”.
6. Kemudian akan muncul “Result Response Spectra” dan “Result
Metadata”, sehingga dapat memilih data gempa sesuai dengan “Station”
dan klik “Download Time Series Records (metadata+spectra+traces)”.
7. Data yang telah didapat tadi kemudian di analisis menggunakan Software
Seismosignal.
8. Dan terakhir data yang telah di analisis tadi, diinput di Software SAP2000
untuk dapat dianalisis Perpindahan (Displacement), Kecepatan (Velocity)
dan Perpindahan (Acceleration) sesuai dengan titik lokasi yang ditinjau.

Gambar 2.6 Sign In Account PEER


Sumber : (PEER)
Gambar 2.7 Select Spectrum Model “No Scalling”
Sumber : (PEER)

Gambar 2.8 Input Search Parameter dengan Mengklik “Load Sample Input Values”
Sumber : (PEER)
Gambar 2.9 Result Response Spectra
Sumber : (PEER)

Gambar 2.10 Memilih “Station” Data Gempa


Sumber : (PEER)
Gambar 2.11 Download Time Series Record
Sumber : (SAP2000)

Gambar 2.12 File Time Series Record


Sumber : (Document)
Gambar 2.13 Analisis Menggunakan Software Seismosignal
Sumber : (Seismosignal)

Gambar 2.14 Time History Function Definition


Sumber : (SAP2000)
2.4 Hasil Analisis Time History Berdasarkan Pembebanan Gempa
Hasil Analisis Time History meninjau 3 joint pada struktur jembatan, yaitu
Joint 12, Joint 52 dan Joint 112, dimana terdiri dari Perpindahan (Displacement),
Kecepatan (Velocity) dan Percepatan (Acceleration) dan akan dilihat nilai
maksimum Time History dari masing-masing joint tersebut.

A. PERPINDAHAN (DISPLACEMENT)

a) Joint 12
Displacement (cm)

Displacement
0.00004
0.00003
0.00002
0.00001
0
-0.00001
-0.00002 Joint 12
-0.00003

02.557.51012.51517.52022.525
Time (detik)

Gambar 2.15 Time History Perpindahan (Displacement) Joint 12


Sumber : (SAP2000)

Gambar 2.15 menjelaskan bahwa pada joint 12 menghasilkan Perpindahan


(Displacement) maksimum sebesar 0.00003002 cm.
b) Joint 52

Displacement
Displacement (cm)

0.00002
0.000015
0.00001
0.000005
0
-0.000005

Joint 52
-0.00001
-0.000015
-0.00002

02.557.51012.51517.52022.525
Time (detik)

Gambar 2.16 Time History Perpindahan (Displacement) Joint 52


Sumber : (SAP2000)

Gambar 2.16 menjelaskan bahwa pada joint 52 menghasilkan Perpindahan


(Displacement) maksimum sebesar 0.00001778 cm.
c) Joint 112

Displacement
Displacement (cm)

0.00002
0.000015
0.00001
0.000005
0
-0.000005

Joint 112

-0.00001
-0.000015
-0.00002

02.557.51012.51517.52022.525
Time (detik)

Gambar 2.17 Time History Perpindahan (Displacement) Joint 112


Sumber : (SAP2000)

Gambar 2.17 menjelaskan bahwa pada joint 112 menghasilkan Perpindahan


(Displacement) maksimum sebesar 0.00001527 cm.
B. KECEPATAN (VELOCITY)

a) Joint 12

Velocity
Velocity (cm/detik)

0.0025
0.002
0.0015
0.001
0.0005
0
-0.0005
-0.001
-0.0015 Joint 12

-0.002
02.557.51012.51517.52022.525
Time (detik)

Gambar 2.18 Time History Kecepatan (Velocity) Joint 12


Sumber : (SAP2000)

Gambar 2.18 menjelaskan bahwa pada joint 12 menghasilkan Kecepatan


(Velocity) maksimum sebesar 0.00193 cm/detik.
b) Joint 52

Velocity
0.0015
Velocity (cm/detik)

0.001

0.0005

0 Joint 52

-0.0005

-0.001
02.557.51012.51517.52022.525
Time (detik)

Gambar 2.19 Time History Kecepatan (Velocity) Joint 52


Sumber : (SAP2000)

Gambar 2.19 menjelaskan bahwa pada joint 52 menghasilkan Kecepatan


(Velocity) maksimum sebesar 0.00123 cm/detik.
c) Joint 52

Velocity
0.0015
Velocity (cm/detik)

0.001

0.0005

Joint 112
-0.0005

-0.001

-0.0015

02.557.51012.51517.52022.525
Time (detik)

Gambar 2.20 Time History Kecepatan (Velocity) Joint 112


Sumber : (SAP2000)

Gambar 2.20 menjelaskan bahwa pada joint 112 menghasilkan Kecepatan


(Velocity) maksimum sebesar 0.0012 cm/detik.
C. PERCEPATAN (ACCELERATION)

a) Joint 12

Acceleration
Acceleration (m/detik2)

0.15

0.1

0.05

0
Joint 12
-0.05

-0.1

-0.15
02.557.51012.51517.52022.525
Time (detik)

Gambar 2.21 Time History Percepatan (Acceleration) Joint 12


Sumber : (SAP2000)

Gambar 2.21 menjelaskan bahwa pada joint 12 menghasilkan Percepatan


(Acceleration) maksimum sebesar 0.11676 m/detik2.
b) Joint 52

Acceleration
Acceleration (m/detik2)

0.1

0.08

0.06

0.04

0.02
Joint 52
-0.02
0

-0.04

-0.06

-0.08 02.557.51012.51517.52022.525
Time (detik)

Gambar 2.22 Time History Percepatan (Acceleration) Joint 52


Sumber : (SAP2000)

Gambar 2.22 menjelaskan bahwa pada joint 52 menghasilkan Percepatan


(Acceleration) maksimum sebesar 0.0789 m/detik2.
c) Joint 112

Acceleration
Acceleration (m/detik2)

0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
-0.02
-0.04
-0.06 Joint 112
-0.08
-0.1

02.557.51012.51517.52022.525
Time (detik)

Gambar 2.23 Time History Percepatan (Acceleration) Joint 112


Sumber : (SAP2000)

Gambar 2.23 menjelaskan bahwa pada joint 112 menghasilkan Percepatan


(Acceleration) maksimum sebesar 0.09216 m/detik2.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis pembacaan gempa struktur jembatan yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Data-data untuk analisis pembacaan gempa dapat diambil melalui “Website


Pacifik Earthquake Engineering Research (PEER)” yaitu dari Station English
Hill dengan skala gempa 4 – 5 magnitude.
2. Software Seismosignal membantu untuk menganalisis data-data yang telah
didapat dari Website Pacifik Earthquake Engineering Research (PEER),
sehingga diperoleh grafik untuk pembacaan Analisa gempa di Station English
Hill.
3. Dari lokasi joint 12, joint 52 dan joint 112, time history berupa perpindahan
(displacement), kecepatan (velocity) dan percepatan (acceleration) diperoleh
analisis respons struktur akan mengikuti intensitas bebannya, pada saat
intensitas beban besar, maka responnya pun akan besar, dan sebaliknya. Pada
saat tertentu akan dicapai respons maksimumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Chopra, A.K. (2010). Dynamics of Structure: Theory and Application to


Earthquake Engineering. 4th Edition, Prentice Hall, Englewood Cliffs,
New Jersey.

Departemen Pekerjaan Umum (2012), SNI 1726-2012,”Tata Cara Perencanaan


Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-Gedung”,
Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, Indonesia.

Muto, Kiyoshi. (1963). Analisis Perancangan Gedung Tahan Gempa. Jakarta:


Erlangga.

Prawiradikromo, Widodo. (2012). Seismologi Teknik dan Rekayasa Kegempaan.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai