Anda di halaman 1dari 2

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

NAMA : Sitti Nawira


NIM :P.20.072
KELAS :Keperawatan A
PRODI : S1 keperawatan

1. Tuliskan dan jelaskan bentuk budaya anda yang mempengaruhi kesehatan :

Masyarakat Sulawesi merupakan masyarakat yang majemuk dan etnologis. Setiap suku
kesatuan sosial tersebar dalam berbagai kesatuan wilayah pemukiman tempat mereka
menata dasar-dasar kehidupan sosiokultural yang unik dan spesifik.Hal yang behubungan
dengan kehidupan sosiokultural setiap suku, antara lain tercermin dalam norma sosial
yang melatarbelakangi pola tingkah laku masyarakat. Salah satu yang penting adalah
perilaku saat menyusui bayi, perempuan bugis mempunyai konsep bahwa anak tidak
boleh diberi ASI yang panas, karena anak bisa mencret dan demam.sebelum diberikan
pada anak asi dibuang sedikit oleh karena itu ASI yang diputing susu ibusudah basi dan
kotor, karena itu ibu yang baru pulang dari bergian berkeringat dan kotor. Apabila anak
mengonsusmsi ASI tersebut dikhawatirkan anak bisa sakit. . Perilaku menyusui ,suku
bugis yang unik dan terjadi secara turun temurun tersebut ada yang bersifat simbolis ada
juga yang berhubungan dengan kesehatan khususnya kesehatan bayi. Upaya untuk
memelihara agar ASI tetap cukup dan berkualitas antara lain meliputi banyak makan
kacang, daun katup, jantung pisang, dan tidak boleh makan makanan yang pedas.
Meskipun secara medis hal tersebut tidak seluruhnya terbukti, tetapi ada upaya yang
dengan sengaja dilakukan oleh para ibu suku bugis untuk memelihara dan meningkatkan
kualitas ASI

2. Analisa hubungan dengan kesehatan (landasan teori)

perempuan bugis mempunyai konsep bahwa anak tidak boleh diberi ASI yang panas,
karena anak bisa mencret dan demam.sebelum diberikan pada anak asi dibuang sedikit
oleh karena itu ASI yang diputing susu ibusudah basi dan kotor, karena itu ibu yang baru
pulang dari bergian berkeringat dan kotor. Apabila anak mengonsusmsi ASI tersebut
dikhawatirkan anak bisa sakit.
1. Pemberian asi pada tempat tertentu
Perempuan bugis akan tetap menyusui bayi mereka di tempat tertentu, apabila
anak menangis tetap diberikan asi tapi dengan ditutup-tutupi. Namun jika masih
mau dibujuk untuk tidak diberikan asi maka ibu tidak menyusui bayi mereka.
2. Posisi ibu pada saat pemeberian asi (transfer ASI)
Ketika menyusui tergantung situasi dan kemauan anak,perempuan bugis dapat
dalam posisi duduk atau berbaring, namun perempuan bugis lebih merasa nyaman
menyusi apabila berbaring karena hal tersebut dianggap membantu melemaskan
otot.
3. Frekuensi pemberian ASI
Pada perempuan bugis tidak menentukan waktu menyusui bayi mereka setiap bayi
membutuhkan ASI, pada ibu tersebut mmemberikan ASI mereka. Meskipun
peremouan bugis thu persis bahwa anak mereka tidak lapar, tapi pada kondisi
tertentu, misalnya : menangis atau rewel.
4. Tanda bayi sudah kenyang
Menurut perempuan bugis bayi yang sudah kenyang akan berhenti dengan
sendirinya atau melepat payudara ibunya dan tertidur, selain itu payudara ibu juga
menjadi kempes. Pada bayi yang baru lahir mereka akan lebih kesringan tidur dan
itu membuat perempuan bugis harus menunggu mereka bangun lalu menyusui.
Hal ini yang dapat menyebabkan frekuensi pemberian asi berkurang dan bayi
kekurang makanan.
5. Makna bayi muntah
Bayi yang muntah setelah disusui oleh ibunya dianggap terlalu kenyang atau
banyak lender di tenggorokanny. Bayi yang muntah tersebut diberi makna
pertumbuhannya menjadi anak yang sehat karena selalu disirami dengan air susu
ibu. Beberapa bayi yang muntah karena ASI sakit panas hal ini di sebabkan oleh
ibu yang menyusui bayi mereka pada saat ibu masih dalam keadaan panas atau
baru pulang dari bepergian.

Anda mungkin juga menyukai