Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KONSELING ASI DAN MP ASI

PENGAMATAN PRAKTIK MENYUSUI

OLEH KELOMPOK 2

DOFI SISVA NOPRIANTY

ERMA ELITA

MELI JUNITA

NADIA ULFA

REFI DELNA MALDINI

DIII GIZI 3 B

POLTEKKES KEMENKES PADANG


2015/2016
Landasan teori :

Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi, dimana bayi

memiliki refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan ASI. Menyusui merupakan

proses alamiah yang keberhasilannya tidak diperlukan alat- alat khusus dan biaya yang mahal

namun membutuhkan kesabaran, waktu, dan pengetahuan tentang menyusui serta dukungan

dari lingkunga n keluarga terutama suami ( Roesli, 2000), Lawrence (1994) dalam Roesli

(2001), menyatakan bahwa menyusui adalah pemberian sangat berharga yang dapat

diberikan seorang ibu pada bayinya. Dalam keadaan miskin, sakit atau kurang gizi,

menyusui merupakan pemberian yang dapat menyelamatkan kehidupan bayi. Hal tersebut

sejalan dengan Suryaatmaja dalam Soetjiningsih (1997), yang mengatakan menyusui adalah

realisasi dari tugas yang wajar dan mulia seorang ibu.

Mekanisme menyusui :

Bayi yang sehat mempunyai 3 (tiga) refleks intrinsik, yang diperlukan untuk keberhasilannya

menyusui seperti :

1. Refleks mencari (rooting)

Payudara ibu yang menempel pada pipi atau daerah sekeliling mulut merupakan

rangsangan yang menimbulkan refleks mencari pada bayi. Ini menyebabkan kepala bayi

berputar menujuputing susu ditarik masuk ke dalam mulut.

2. Reflek menghisap

Teknik menyusui yang baik adalah apabila kalang payudara sedapat mungkin dilakukan

pada ibu yang kalang payudaranya besar. Untuk itu sudah dikatakan cukupbila rahang bayi

menekan sinus laktiferus yang terletak di puncak kalang payudara dibelakang putting susu,

tidak dibenarkan bila bayi hanya menekan putting susunya.

Dengan tekanan bibir dan gerakan rahang secara berirama, maka gusi akan menjepit

kalang payudara dan sinus laktiferus, sehingga air susu akan mengalir ke putting susu,
selanjutnya bagian belakang lidah menekan puting susu pada langit- langit yang

mengakibatkan air susu keluar dari putting susu. Cara ini akan membantu bayi mendapatkan

jumlah air susu yang maksimal dan tidak akan menimbulkan luka pada putting susu ibu.

3. Reflek menelan

Pada saat air susu keluar dari putting susu, akan disusul dengan gerakan menghisap

( tekanan negative) yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi, sehingga pengeluaran air susu akan

bertambah dan diteruskan dengan mekanisme menelan masuk lambung.


Biodata Responden

Nama : Albi Luthfy Fachry

Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 23 Februari 2016

Alamat : Jln. Raya Kurao Pagang, Padang

Nama Orang Tua

1. Ayah :
2. Ibu : Ria Prima Putri

Pekerjaan

1. Ayah : Wiraswasta
2. Ibu : Ibu Rumah Tangga
Hasil Pengamatan

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari ibu bayi, Albi tidak mendapatkan ASI

Eksklusif disebabkan pada beberapa saat setelah melahirkan ibu mengeluhkan ASInya tidak

keluar dan diberikan susu formula oleh petugas kesehatan. Namun Albi mendapatkan Inisiasi

Menyusui Dini (IMD).

Kemudian pada usia 5 buan, Albi diberikan bubur susu oleh orang tuanya dikarenakan

Albi selalu menangis walaupun sudah disusui. Orang tua berpendapat bahwa ASI tidak

membuat Albi merasa kenyang sehingga orang tua memutuskan untuk memberikan bubur

susu. Menurut pernyataan ibu, dengan diberikannya bubur susu, Albi menjadi tidak rewel

dibandingkan hanya diberikan ASI saja.

Akhir-akhir ini Albi tidak menyusu sesering biasanya. Banyak faktor yang

menyebabkan hal itu terjadi. Diantaranya karena Albi sudah lebih aktif bermain dan

dikarenakan pemberian bubur susu tersebut membuat Albi cepat kenyang.

Pada saat melakukan praktek menyusui, kami mengamati cara ibu menggendong Albi

sudah benar. Hal tersebut dapat dilihat dari posisi tangan ibu menopang seluruh badan bayi

sehingga bayi berada penuh dalam dekapan ibu. Posisi bayi pada saat menyusui sudah

menghadap sepenuhnya ke tubuh ibu, sehingga posisi nyaman selama proses menyusui. Ibu

sesekali mengusap kepala si bayi pada saat menyusui.

Dilihat dari pelekatannya, si bayi menyusui pada areola ibu dan mulut bayi terbuka

lebar pada saat proses menyusui berlangsung. Ibu tampak sehat rileks dan nyaman, dan

terlihat tanda bonding antara ibu dan bayi. Bayi tampak sehat, namun bayi tampak tidak

rileks dan tenang, disebabkan sebelumnya bayi sudah diberi bubur susu dan pada saat itu

dalam keadaan yang ramai, menurut ibu bayi tidak bisa dengan kondisi yang ramai pada saat

menyusui.
Payudara ibu tampak sehat, puting keluar dan lentur, ibu terasa nyaman dan tidak

nyeri, payudara ditopang dengan baik oleh jari-jari. Menurut informasi yang kami dapatkan

dari ibu, ibu tidak memiliki masalah yang bearti selama proses menyusui.

Areola ibu tampak kecil, mulut bayi terbuka lebar. Bayi lebih sering menyusui pada

malam hari.

Anda mungkin juga menyukai