Anda di halaman 1dari 23

Lembar Kerja Peserta Didik

KD 4.2 Menyusun laporan hasil percobaan tentang mekanisme kerja enzim, fotosintesis, dan
respirasi anaerob.

LAPORAN PERCOBAAN
FOTOSINTESIS

Tanggal :
Kelas : XII - 3 Paraf Nilai
Kelompok : 6
ACC
Nama : 1. Aisyah Nailah Mufidah (01)
2. Atika Dea Lyzita (03)
3. Faila Putri Sutan Panduko (13)
4. Fernando Arya Bima Sakti (14)
5. Muhammad Chesta Abrar (22)
6. Rifqah Nurhanifah (31)

I. Judul Percobaan
Pengaruh Intensitas Cahaya, Penambahan CO2, dan Panjang Gelombang Cahaya terhadap Laju
Fotosintesis pada Hydrilla Verticillata

II. Rumusan Masalah


Pada percobaan ini, peneliti menetapkan sebuah masalah, yaitu:
1. Bagaimana pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis?
2. Bagaimana pengaruh penambahan CO2 terhadap laju fotosintesis?
3. Bagaimana pengaruh panjang gelombang cahaya terhadap laju fotosintesis?

III. Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya percobaan yang berjudul “Pengaruh Intensitas Cahaya,
Penambahan CO2, dan Panjang Gelombang Cahaya terhadap Laju Fotosintesis pada Hydrilla
Verticillata” adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis;
2. Untuk mendeskripsikan pengaruh penambahan CO2 terhadap laju fotosintesis;
3. Untuk mendeskripsikan pengaruh panjang gelombang cahaya terhadap laju fotosintesis.

IV. Hipotesis
Berdasarkan laporan percobaan yang berjudul “Pengaruh Intensitas Cahaya, Penambahan CO2, dan
Panjang Gelombang Cahaya terhadap Laju Fotosintesis pada Hydrilla Verticillata” peneliti
merumuskan sebuah hipotesis, yaitu:
1. Hipotesis pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis.
H0 = Tidak ada pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis.
Ha = Ada pengaruh intensitas cahaya fotosintesis.
2. Hipotesis pengaruh penambahan CO2 terhadap laju fotosintesis.
H0 = Tidak ada pengaruh penambahan CO2 terhadap laju fotosintesis.
Ha = Ada pengaruh penambahan CO 2 terhadap laju fotosintesis.
3. Hipotesis pengaruh panjang gelombang cahaya terhadap laju fotosintesis.
H0 = Tidak ada pengaruh panjang gelombang cahaya terhadap laju fotosintesis.
Ha = Ada pengaruh penambahan panjang gelombang Cahaya terhadap laju fotosintesis.
V. Alat/Bahan
Bahan: Alat:
1. Tanaman air Hydrilla; 1. Botol transparan bekas;
2. Air; 2. Plastik mika (warna transparan, merah, kuning,
3. Baking soda. hijau, dan biru);
3. Selotip transparan;
4. Staples;
5. Alat penghitung buih;
6. Timbangan digital.

VI. Variabel Percobaan


Variabel = Intensitas cahaya (gelap, ternaung, dan terdedah),
bebas/manipulasi tingkat CO2, panjang gelombang cahaya
Variabel control = Jumlah Hydrilla dan volume air
Variabel terikat/respon = Kadar O2 dan banyak gelembung

VII. Rancangan Percobaan


Berikut ini alur percobaan 1 dan denah percobaan 1 tentang pengaruh intensitas cahaya
terhadap laju fotosintesis yang disajikan pada gambar 1 dan gambar 2.

Diagram alur dan denah percobaan


Alur percobaan 1:

Gambar 1. Alur Percobaan 1


Denah percobaan 1:

A B C
Keterangan : A = Perlakuan di ruang gelap
B = Perlakuan di tempat ternaung
C = Perlakuan di tempat terdedah
Gambar 2. Denah Percobaan 1

Berdadsarkan alur dan denah percobaan pada gambar 1 dan gambar 2, berikut ini
disajikan alur dan denah percobaan 2 pada gambar 3 dan gambar 4.

Alur percobaan 2

Gambar 3. Alur Percobaan 2

Denah percobaan 2:
D E F G
Keterangan : D = Perlakuan di tempat terdedah + NaHCO3 0,00 M
E = Perlakuan di tempat terdedah + NaHCO3 0,25 M
F = Perlakuan di tempat terdedah + NaHCO3 0,50 M
G = Perlakuan di tempat terdedah + NaHCO3 1,00 M
Gambar 4. Denah Percobaan 2

Berdadsarkan alur dan denah percobaan pada gambar sebelumnya, berikut ini disajikan
alur dan denah percobaan 3 pada gambar 5 dan gambar 6.

Gambar 5. Alur Percobaan 3

Denah percobaan 3:

H I J K L
Keterangan : H = Perlakuan di tempat terdedah + NaHCO3 + ditutupi mika transparan
I = Perlakuan di tempat terdedah + NaHCO3 + ditutupi mika merah
J = Perlakuan di tempat terdedah + NaHCO3 + ditutupi mika kuning
K = Perlakuan di tempat terdedah + NaHCO3 + ditutupi mika hijau
L = Perlakuan di tempat terdedah + NaHCO3 + ditutupi mika biru
Gambar 6. Denah Percobaan 3
VIII. Prosedur
8.1 Prosedur percobaan pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis
1. Menyiapkan tanaman Hydrilla, air, dan tiga botol transparan bekas.
2. Memberi label pada botol transparan bekas dengan huruf A, B, dan C.
3. Memasukkan tanaman Hydrilla ke dalam masing-masing botol.
4. Mengisi tiga botol transparan dengan air hingga penuh.
5. Meletakkan sampel A di ruang gelap, sampel B di tempat ternaung, dan sampel
C di tempat terdedah.
6. Membiarkan sampel A, sampel B, dan sampel C selama 15 menit.
7. Mengamati dan menghitung jumlah gelembung pada sampel A, sampel B, dan
sampel C setiap 5 menit sekali.
8. Mendata hasil percobaan untuk sampel A, sampel B, dan sampel C
8.2 Prosedur percobaan pengaruh pemberian soda kue terhadap laju fotosintesis
1. Menyiapkan tanaman Hydrilla, air, baking soda, dan empat botol transparan
bekas.
2. Memberi label pada botol transparan bekas dengan huruf D, E, F dan G.
3. Memasukkan tanaman Hydrilla ke dalam masing-masing botol.
4. Membuat larutan sampel D, sampel E, sampel F, dan sampel G:
a. Menuangkan larutan 0,00 M NaHCO3 ke dalam botol transparan bekas
untuk sampel D.
b. Menuangkan larutan 0,25 M NaHCO3 ke dalam botol transparan bekas
untuk sampel E.
c. Menuangkan larutan 0,5 M NaHCO3 ke dalam botol transparan bekas untuk
sampel F.
d. Menuangkan larutan 1 M NaHCO3 ke dalam botol transparan bekas untuk
sampel G.
5. Meletakkan sampel D, sampel E, sampel F, dan sampel G di tempat terdedah.
6. Membiarkan sampel D, sampel E, sampel F dan sampel G selama 15 menit.
7. Mengamati dan menghitung jumlah gelembung pada sampel D, sampel E,
sampel F dan sampel G setiap 5 menit sekali.
8. Mendata hasil percobaan untuk sampel D, sampel E, sampel F, dan sampel G.
8.3 Prosedur percobaan pengaruh spektrum warna cahaya terhadap laju fotosintesis
1. Menyiapkan tanaman Hydrilla, air, baking soda, plastik mika dan lima botol
transparan bekas.
2. Memberi label pada botol transparan bekas dengan huruf H, I, J, K dan L.
3. Memasukkan tanaman Hydrilla ke dalam masing-masing botol.
4. Membuat larutan sampel H, sampel I, sampel J, sampel K dan sampel L dengan
menuangkan larutan 0,50 M NaHCO3 ke dalam masing-masing botol.
5. Membuat kerucut tanpa alas dengan menggunakan mika plastik transparan,
merah, kuning, hijau, dan biru serta menggunakan staples agar tutup mika kuat.
6. Menutup larutan sampel H dengan mika plastik transparan, sampel I dengan
mika plastik merah, sampel J dengan mika plastik kuning, sampel K dengan
mika plastik hijau, dan sampel L dengan mika plastik biru.
7. Meletakkan sampel H, sampel I, sampel J, sampel K dan sampel L di tempat
terdedah.
8. Membiarkan sampel H, sampel I, sampel J, sampel K dan sampel L selama 15
menit.
9. Mengamati dan menghitung jumlah gelembung pada sampel H, sampel I,
sampel J, sampel K dan sampel L setiap 5 menit sekali.
10. Mendata hasil percobaan untuk sampel H, sampel I, sampel J,
sampel K dan sampel L.

IX. Hasil
Berdasarkan percobaan tentang pengaruh intenstitas cahaya terhadap laju fotosintesis,
berikut ini disajikan data berupa jumlah gelembung oksigen tiap interval 5 menit pada
berbagai perlakuan intensitas cahaya yang disajikan pada tabel 1.
Tabel 1 Jumlah Gelembung Oksigen Tiap Interval 5 Menit pada Berbagai Intensitas
Cahaya
Jumlah Gelembung Oksigen Menit ke-
Perlakuan
0 5 10 15
A 0 30 80 212
B 0 164 284 600
C 0 200 912 1556
Keterangan:
A : Perlakuan di tempat gelap
B : Perlakuan di tempat ternaung
C : Perlakuan di tempat terdedah

Berdasarkan data pada tabel 1, diketahui bahwa laju fotosintesis tertinggi terdapat pada
perlakuan di tempat terdedah sejumlah 1556 gelembung, sedangkan yang paling rendah
terdapat pada perlakuan di ruang gelap sejumlah 212 gelembung. Hal tersebut dapat
dilihat pada Grafik Jumlah Gelembung Oksigen Tiap Interval 5 m\Menit pada Berbagai
Intensitas Cahaya yang disajikan pada gambar 1.
A B C

1600

1400

1200
JUMLAH GELEMBUNG

1000

800

600

400

200

0
0 5 10 15
MENIT KE-

Gambar 1 Grafik Jumlah Gelembung Oksigen Tiap Interval 5 Menit pada Berbagai
Intensitas Cahaya
Selain percobaan tentang pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis,
dilakukan pula percobaan lain yakni pengaruh konsentrasi NaHCO3 terhadap laju
fotosintesis yang disajikan pada tabel 2.

Tabel 2 Jumlah Gelembung Oksigen Tiap Interval 5 Menit pada Berbagai Konsentrasi
NaHCO3
Jumlah Gelembung Oksigen Menit ke-
Perlakuan
0 5 10 15
D 0 52 154 528
E 0 134 402 669
F 0 202 562 880
G 0 327 843 1060
Keterangan:
D : Perlakuan di tempat terdedah + NaHCO3 0,00 M
E : Perlakuan di tempat terdedah + NaHCO3 0,25 M
F : Perlakuan di tempat terdedah + NaHCO3 0,50 M
G : Perlakuan di tempat terdedah + NaHCO3 1,00 M
Berdasarkan data pada tabel 2, diketahui bahwa laju fotosintesis tertinggi terdapat pada
perlakuan di tempat terdedah + NaHCO3 1,00 M sejumlah 1060 gelembung, sedangkan
yang paling rendah terdapat pada perlakuan di tempat terdedah + NaHCO3 0,00 M
sejumlah 528 gelembung. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik Jumlah Gelembung
Oksigen Tiap Interval 5 Menit pada Berbagai Konsentrasi NaHCO3 yang disajikan pada
gambar 2.
D E F G

1200

1000
JUMLAH GELEMBUNG

800

600

400

200

0
0 5 10 15
MENIT KE-

Gambar 2 Grafik Jumlah Gelembung Oksigen Tiap Interval 5 Menit pada Berbagai
Konsentrasi NaHCO3
Adapun percobaan tentang pengaruh panjang gelombang terhadap laju fotosintesis yang
disajikan pada tabel 3.
Tabel 3 Jumlah Gelembung Oksigen Tiap Interval 5 Menit pada Berbagai Warna
Cahaya.
Jumlah Gelembung Oksigen Menit ke-
Perlakuan
0 5 10 15
H 0 276 321 398
I 0 296 303 388
J 0 284 298 369
K 0 214 251 311
L 0 393 510 699
Keterangan:
H : Di tempat terdedah + NaHCO3 + ditutupi mika transparan
I : Di tempat terdedah + NaHCO3 + ditutupi mika merah
J : Di tempat terdedah + NaHCO3 + ditutupi mika kuning
K : Di tempat terdedah + NaHCO3 + ditutupi mika hijau
L : Di tempat terdedah + NaHCO3 + ditutupi mika biru
Berdasarkan data pada tabel 3, diketahui bahwa laju fotosintesis tertinggi terdapat pada
perlakuan di tempat terdedah + NaHCO3 + ditutupi mika biru sejumlah 501 gelembung,
sedangkan yang paling rendah terdapat pada perlakuan di tempat terdedah + NaHCO3 +
ditutupi mika hijau sejumlah 311 gelembung. Sehingga, biomassa terbesar dihasilkan
oleh perlakuan di tempat terdedah + NaHCO3 + ditutupi mika biru. Hal tersebut dapat
dilihat pada grafik Jumlah Gelembung Oksigen Tiap Interval 5 Menit pada Berbagai
Konsentrasi NaHCO3 yang disajikan pada gambar 2.
H I J K L

800

700

600
JUMLAH GELEMBUNG

500

400

300

200

100

0
0 5 10 15
MENIT KE-

Gambar 3 Grafik Jumlah Gelembung Oksigen Tiap Interval 5 Menit Pada Berbagai
Warna Cahaya

X. Pembahasan
Intensitas cahaya matahari merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
laju fotosintesis. Intensitas cahaya berbanding lurus dengan laju proses fotosintesis
yang ditandai dengan munculnya gelembung udara (oksigen). Semakin tinggi
intensitas cahaya maka semakin cepat laju proses fotosintesis sehingga oksigen
yang dihasilkan semakin banyak. Pernyataan ini sejalan dengan hasil penelitian
Kawuryan (2012) yang menyatakan bahwa intensitas cahaya yang semakin tinggi
menyebabkan semakin meningkatnya temperatur dan laju fotosintesis. (Putri, et al.
2022.)
Hal tersebut ditunjukkan pada Tabel 1. Pada perlakuan A tanaman Hydrilla diletakkan
di ruang gelap. Perlakuan tersebut menunjukkan jumlah gelembung gas oksigen yang
tidak terlalu banyak dan berukuran kecil. Hal tersebut dikarenakan ketersediaan cahaya
untuk energi fotosintesis sangat sedikit walaupun terdapat senyawa CO 2. Dari lima
menit pertama, hanya terdapat 30 gelembung yang nampak pada botol bekas transparan.
Pada lima menit kedua, gelembung bertambah menjadi 80 gelembung. Total
gelembung pada menit ketiga sebanyak 212 gelembung.
Pada perlakuan B tanaman Hydrilla diletakkan di tempat ternaung. Perlakuan tersebut
menunjukkan jumlah gelembung gas oksigen yang lebih banyak jika dibandingkan
dengan perlakuan di ruang gelap, walaupun tidak meningkat secara signifikan. Hal
tersebut dikarenakan ketersediaan cahaya untuk energi fotosintesis masih sedikit,
walaupun terdapat senyawa CO2. Dari lima menit pertama, hanya terdapat 164
gelembung yang nampak pada botol bekas transparan. Pada lima menit kedua,
gelembung bertambah menjadi 284 gelembung. Total gelembung pada menit ketiga
sebanyak 600 gelembung.
Pada perlakuan C tanaman Hydrilla diletakkan di tempat terdedah. Perlakuan tersebut
menunjukkan jumlah gelembung gas oksigen yang paling banyak diantara perlakuan
yang lain. Hal tersebut dikarenakan ketersediaan cahaya dan senyawa CO 2 untuk energi
fotosintesis sudah tercukupi. Dari lima menit pertama diketahui terdapat 200
gelembung yang nampak pada botol bekas transparan. Pada lima menit kedua,
gelembung bertambah menjadi 912 gelembung. Total gelembung pada menit ketiga
sebanyak 1556 gelembung.
Pada denah percobaan yang kedua ini dilakukan praktikum dengan pemberian NaHCO 3
untuk mengetahui pengaruh karbondioksida terhadap laju fotosintesis melalui
gelembung oksigen yang dihasilkan pada akhir praktikum. Dari hasil praktikum yang
telah dilakukan dapat diketahui bahwa jumlah gelembung oksigen terbanyak yang
dihasilkan dari proses fotosintesis tanaman air Hydrilla pada tiap interval 5 menit yaitu
pada menit ke-0, ke-5, ke-10, dan ke-15 yang berada di ruang terdedah atau terbuka
yaitu diperoleh pada perlakuan G dengan pemberian NaHCO3 sebanyak 1,00 M dengan
jumlah gelembung oksigen sebanyak 0 (menit ke 0), 327 (menit ke-5), 843 (menit ke-
10), dan 1060 (menit ke-15).
Jumlah gelembung oksigen terbanyak kedua yaitu dihasilkan oleh perlakuan F dengan
pemberian NaHCO3 sebanyak 0,50 M yang menghasilkan jumlah gelembung sebanyak
0 (menit ke-0), 202 (menit ke-5), 562 (menit ke-10), 880 (menit ke-15). Jumlah
gelembung oksigen terbanyak selanjutnya, yaitu pada perlakuan E dengan pemberian
NaHCO3 sebanyak 0,25 M yang menghasilkan jumlah gelembung sebanyak 0 (menit
ke-0), 134 (menit ke-5), 402 (menit ke-10), 669 (menit ke-15). Dan pada perlakuan D
tanpa pemberian NaHCO3 (sebanyak 0.00 M) menghasilkan jumlah gelembung paling
sedikit, yaitu sebanyak 0 (menit ke 0), 52 (menit ke-5), 154 (menit ke-10), 528 (menit
ke-15).
Penambahan NaHCO3 sangat berpengaruh terhadap jumlah gas hidrogen (H2) dan gas
oksigen (O2) yang dihasilkan. Semakin besar konsentrasi yang ditambahkan akan
semakin besar juga gas hidrogen dan gas oksigen yang di dapatkan (Prayogo dkk.,
2022). Bikarbonat dalam proses fotosintesis akan digunakan pada reaksi terang (light-
dependent), sedangkan pada reaksi gelap (light-independent) akan digunakan dalam
reaksi karboksilasi sebagai CO2. Adapun reaksi kimia yang terjadi yaitu : 2NaHCO3 →
Na2CO3 + H2O + CO2 (Kristiawan dkk., 2018).
Konsentrasi karbondioksida yang rendah dapat mempengaruhi laju fotosintesis hingga
kecepatannya sebanding dengan konsentrasi karbondioksida. Namun bila konsentrasi
karbondioksida naik maka dapat dicapai laju fotosintesis maksimum kira-kira pada
konsentrasi 1% dan diatas persentase in maka laju fotosintesis akan konstan pada suatu
kisaran lebar dari konsentrasi karbondioksida. Kadar CO 2 tidak boleh melebihi 1000-
1200 μmol"' kerena konsentrasi kadar CO2 tersebut sering menyebabkan keracunan
atau penutupan stomata, kadang kala bahkan dapat menurunkan laju fotosintesis
(Avrilia dkk, 2021).
Peran bikarbonat dalam reaksi gelap proses fotosintesis adalah sebagai sumber karbon
yang akan berikatan dengan enzim Rubisco. Bikarbonat yang diserap secara langsung
dibawa melewati ruang periplasmik, masuk ke dalam sitosol, menyebrangi membran
kloroplas, dan diubah ke dalam bentuk CO2 dengan bantuan enzim karbonat anhidrase
(CA). Bikarbonat dinilai memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan sumber
karbon lainnya. Keunggulannya tersebut adalah mengatasi ketersediaan CO 2 dalam air
laut (Abinandan & Shanthakumarmi 2016).
Berdasarkan data dan hasil percobaan yang telah peneliti lakukan, peneliti
menyimpulkan bahwa laju fotosintesis sangat dipengaruhi oleh besarnya intensitas
cahaya yang dipancarkan. Semakin besar intensitas cahaya yang dipancarkan, maka
semakin cepat pula laju fotosintesis tanaman air Hydrilla. Untuk mendapatkan
intensitas cahaya maksimal dapat menggunakan kertas mika yang berfungsi
memantulkan cahaya ke seluruh bagian sarana praktek yang digunakan. Dengan
memantulnya cahaya tersebut, akan terjadi interferensi konstruktif sehingga intensitas
cahaya yang diterima oleh Hydrilla akan semakin besar.
Spektrum warna juga memegang peran penting dalam pertumbuhan Hydrilla. Dengan
percobaan ini dapat disimpulkan bahwa spektrum warna merah dan biru adalah
spektrum warna yang paling baik untuk digunakan pada proses fotosintesis. Sedangkan
spektrum warna kuning dan hijau kurang efektif untuk memberikan hasil fotosintesis
yang maksimal. Diketahui bahwa masing-masing perlakuan warna tampak ada
perbedaan laju fotosintesis pada tanaman air Hydrilla. Pada tabel 3 yang berisi rata-rata
jumlah O2 yang terkumpul menggambarkan bahwa laju fotosintesis yang tertinggi
adalah penangan tanaman Hydrilla warna biru ditunjukkan dengan jumlah 393
gelembung O2 pada menit ke 5. Kemudian bertambah menjadi 510 gelembung O2 pada
menit ke 10 dan berjumlah 699 gelembung O2 pada menit ke 15.
Peringkat dibawahnya adalah penanganan tanaman air Hydrilla dengan kertas mika
transparan. Pada Tabel 3 ditunjukkan hasil gelembung O 2 bernilai 276 gelembung O2
pada menit ke 5. Kemudian bertambah menjadi 321 gelembung O2 pada menit ke 10
dan bernilai 398 gelembung O2 pada menit ke 15.
Dilanjutkan dengan penanganan tanaman air Hydrilla dengan kertas mika transparan
berwarna merah. Pada tabel 3 ditunjukkan hasil gelembung O2 bernilai 296 pada menit
ke 5. Kemudian bertambah menjadi 303 gelembung O2 pada menit ke 10 dan berjumlah
388 gelembung O2 pada menit ke 15.
Sedangkan laju fotosintesis yang terendah terdapat pada penanganan tanaman air
Hydrilla dengan kertas mika transparan berwarna kuning. Pada tabel 3 ditunjukkan
hasil gelembung O2 bernilai 284 pada menit ke 5. Kemudian bertambah menjadi 298
gelembung O2 pada menit ke 10 dan berjumlah 369 gelembung O2 pada menit ke 15.
Dilanjutkan penanganan tanaman air Hydrilla dengan kertas mika transparan berwarna
hijau. Pada Tabel 3 ditunjukkan hasil gelembung O2 bernilai 214 pada menit ke 5.
Kemudian pada menit ke 10 bertambah menjadi 251 gelembung O 2 dan menjadi 311
gelembung oksigen pada menit ke 15. Sehingga dengan percobaan ini dapat
disimpulkan bahwa spektrum warna merah dan biru adalah spektrum warna yang paling
baik untuk digunakan pada proses fotosintesis. Sedangkan spektrum warna kuning dan
hijau kurang efektif untuk memberikan hasil fotosintesis yang maksimal.

XI. Simpulan
Hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Adanya pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis tanaman. Berdasarkan
hasil percobaan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa laju fotosintesis
berbanding lurus dengan intensitas cahaya. Semakin besar intensitas cahaya maka
akan semakin laju proses fotosintesisnya.
b. Terdapat perbedaan jumlah gelembung oksigen yang terkumpul pada setiap
pemberian baking soda pada tanaman air Hydrilla pada percobaan dengan rentang
waktu dan intensitas cahaya yang sama, namun berbeda penanganan dengan
pemberian jumlah baking soda yang dicampurkan ke dalam air yang berisi tanaman
Hydrilla.
c. Ada pengaruh pemberian kertas mika transparan, kertas mika berwarna merah,
kertas mika berwarna kuning, kertas mika berwarna hijau dan kertas mika berwarna
biru terhadap laju fotosintesis tanaman air Hydrilla. Berdasarkan data hasil
penelitian ini diketahui bahwa kertas mika transparan warna biru lebih berperan
aktif dalam menigkatkan laju fotosintesis tanaman air Hydrilla. Sementara
percobaan pada kertas mika hijau kurang efektif dalam membantu proses laju
fotosintesis.
XII. Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA
Anggit, A. (2022, December). Analisa Produksi Gas Hidrogen dan Oksigen Dari H2O
Mengunakan Metode Elektrolisis dengan Penambahan Katalis NaHCO3
(Natrium Bikarbonat). In Prosiding Seminar Sains Nasional dan
Teknologi (Vol. 12, No. 1, pp. 584-588).
Avrilia, N. I. (2021). Pengaruh Faktor Luar Terhadap Kadar Oksigen Hasil
Fotosintesis. Mojoagung: Studocu.
Handoko, P. a. (2013). Pengaruh Spektrum Cahaya Tampak Terhadap Laju
Fotosintesis Tanaman Air Hydrilla Verticillata. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Kristiawan, O., Agustin, Z. L., Hanupurti, D. A., Nirwawan, R., & Hendrayanti, D.
(2018). PENGARUH BIKARBONAT TERHADAP PERTUMBUHAN
MIKROALGA NANNOCHLOROPSIS SP. SEBAGAI SUMBER
BIOMASSA BIOFUEL. Lembaran publikasi minyak dan gas bumi, 52(2), 95-
103.
Lupitasari, D. &. (2020). Pengaruh Cahaya dan Suhu Berdasarkan Karakter Fotosintesis
Ceratophyllum demersum sebagai Agen Fitoremediasi. Jurnal Kartika Kimia,
1: 33-38.
Putri, A. A., Nurdian, D., Rohmatulloh, G., Supriatno, B., & Anggraeni, S. (2022).
Analisis dan Rekonstruksi Kegiatan Laboratorium Alternatif: Meningkatkan
Keterampilan Literasi Kuantitatif melalui Praktikum Ingenhousz. Jurnal
basicedu, 6(4), 7396-7407.
Rahmawati, F. (2016). Percobaan Ingenhousz Pada Tumbuhan Hydrilla. Surabaya:
scribd.
Zubaidah, S. e. (2021). Biologi SMA/MA kelas XII IIA (IPA) Semester 1. Sidoarjo:
Masmedia.
LAMPIRAN

1. Identitas Praktikan

Nama : Faila Putri Sutan Panduko


No. Hp : 08113102812
Alamat : Jl. Manyar Jaya XII/B140

Nama : Muhammad Chesta Abrar


No. Hp : 0895366585050
Alamat : Jl. Jambu No.65, Tambaksari

Nama : Aisyah Nailah Mufidah


No. Hp : 081233324814
Alamat : Jl. Bhaskara IV

Nama : Atika Dea Lyzita


No. Hp : 085739205761
Alamat : Jalan Kebraon Manis Barat BK/48

Nama : Rifqah Nurhanifah


No. Hp : 081217302067
Alamat : Jl. Sukolilo Bahagia 2

Nama : Fernando Arya Bima Sakti


No. Hp : 083100738867
Alamat : Jl. Penjaringan Sari 2 Blok D
2. Dokumentasi masing-masing alat dan bahan disertai fungsinya dalam percobaan

Gambar 2.1 Soda kue untuk Gambar 2.2 Mika berwarna


bahan uji fotosintesis untuk bahan uji fotosintesis

Gambar 2.3 Cincin dzikir untuk Gambar 2.4 Staples untuk


menghitung banyak gelembung menggabungkan mika

Gambar 2.5 Timbangan digital Gambar 2.6 Botol plastik


untuk menimbang soda kue untuk wadah tanaman air
Gambar 2.7 Tumbuhan air
untuk bahan uji fotosintesis

3. Dokumentasi tiap tahap prosedur percobaan

Gambar 3.1 Botol A Gambar 3.2 Botol B Gambar 3.3 Botol C


Percobaan 1, Percobaan 1, Percobaan 1,
5 menit pertama 5 menit pertama 5 menit pertama

Gambar 3.4 Botol A Gambar 3.5 Botol B Gambar 3.6 Botol B


Percobaan 1, Percobaan 1, Percobaan 1,
5 menit kedua 5 menit kedua 5 menit kedua
Gambar 3.7 Botol A Gambar 3.8 Botol B Gambar 3.9 Botol C
Percobaan 1, Percobaan 1, Percobaan 1,
5 menit ketiga 5 menit ketiga 5 menit ketiga

Gambar 3.10 Botol D Gambar 3.11 Botol E Gambar 3.12 Botol F


Percobaan 2, Percobaan 2, Percobaan 2,
5 menit pertama 5 menit pertama 5 menit pertama

Gambar 3.13 Botol G Gambar 3.14 Botol D Gambar 3.15 Botol E


Percobaan 2, Percobaan 2, Percobaan 2,
5 menit pertama 5 menit kedua 5 menit kedua
Gambar 3.16 Botol F Gambar 3.17 Botol G Gambar 3.18 Botol D
Percobaan 2, Percobaan 2, Percobaan 2,
5 menit kedua 5 menit kedua 5 menit ketiga

Gambar 3.19 Botol E Gambar 3.20 Botol F Gambar 3.21 Botol G


Percobaan 2, Percobaan 2, Percobaan 2,
5 menit ketiga 5 menit ketiga 5 menit ketiga

Gambar 3.23 Botol H Gambar 3.24 Botol I


Percobaan 3, Percobaan 3,
5 menit pertama 5 menit pertama
Gambar 3.25 Botol J Gambar 3.26 Botol K Gambar 3.27 Botol L
Percobaan 3, Percobaan 3, Percobaan 3,
5 menit pertama 5 menit pertama 5 menit pertama

Gambar 3.28 Botol H Gambar 3.29 Botol I Gambar 3.30 Botol J


Percobaan 3, Percobaan 3, Percobaan 3,
5 menit kedua 5 menit kedua 5 menit kedua

Gambar 3.31 Botol K Gambar 3.32 Botol L Gambar 3.33 Botol H


Percobaan 3, Percobaan 3, Percobaan 3,
5 menit kedua 5 menit kedua 5 menit ketiga
Gambar 3.34 Botol I Gambar 3.35 Botol J Gambar 3.36 Botol K
Percobaan 3, Percobaan 3 Percobaan 3
5 menit ketiga 5 menit ketiga 5 menit ketiga

Gambar 3.37 Botol L


Percobaan 3,
5 menit ketiga
4. Lampiran lainnya

Gambar 4.1 Coretan tabel 1

Gambar 4.2 Alur percobaan 1


Gambar 4.3 Alur percobaan 2

Gambar 4.4 Alur percobaan 3

Anda mungkin juga menyukai