Anda di halaman 1dari 16

C.

Tujuan

- Mengetahui pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap proses fotosintesis tumbuhan


air Hydrilla (Hydrilla verticillata).
- Mengetahui pengaruh pemberian NaHCO3 terhadap proses fotosintesis tumbuhan air Hydrilla
(Hydrilla verticillata).
- Mengetahui pengaruh temperatur terhadap proses fotosintesis tumbuhan air Hydrilla (Hydrilla
verticillata).
- Mengetahui persamaan reaksi kimia pada proses fotosintesis.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis :

1. Intensitas cahaya

Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.

2. Konsentrasi karbon dioksida

Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan
tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.

3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada
suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar air

Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan


karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)

Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik.
Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.

6. Tahap pertumbuhan

Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang
berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan
berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

C. Variabel
1.Variabel bebas yang dibuat berbeda dalam eksperimen ini yaitu suhu, cahaya, dan bahan
fotosintesis.
2.Variabel terkontrol yang dibuat sama sebagai pengontrol yaitu tanaman yang digunakan (Hydrilla
verticillata).
3. Variabel terikat adalah hasil perlakuan dari variabel bebas dan variabel terikat yaitu jumlah
gelembung yang dihasilkan.

1. Perlakuan I diletakkan ditempat yang terang dengan suhu 30 0.


2. Perlakuan II diletakkan ditempat terang dan ditambahkan dengan es batu dengan suhu 150.
3. Perlakuan III diletakkan ditempat yang terang dan ditambahkan NaHCO3.
4. Perlakuan IV diletakkan di tempat yang gelap.

E. Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
1. Tabung reaksi 4 buah 1. Tumbuhan air (Hydrill verticillata)
2. Corong kaca 4 buah 2. Larutan NaHCO3
3. Termometer raksa 2 buah 3. Es Batu
4. Kawat penyangga 12 buah 4. Air
5. Gelas kimia 4 buah
6. Stopwacth
F. Prosedur Penelitian
Cara kerja untuk fotosintesis yang menggunakan cahaya matahari langsung:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memotong Hydrilla verticillata dengan panjang 7 cm sebanyak 5 buah.
3. Memasukkan Hydrilla verticillata secara bersamaan kedalam corong kaca,bagian ujung Hydrilla
verticillatamenghadap kebawah.
4. Menutup gelas kimia dengan corong kaca yang telah diberi Hydrilla verticillata.
5. Menutup corong kaca dengan gelas kimia.
6. Mengisi gelas kimia dengan air sampai penuh dan jangan sampai terdapat gelembung dan
mengkaitkan corong kaca dengan kawat penyangga.
7. Sebelum memanaskan Hydrilla verticillata dalam 2 gelas kimia yang berbeda dengan sinar
matahari langsung , menyusun perangkat percobaan :
a. Perlakuan I diletakkan ditempat yang terang dengan suhu 30 0.
b. Perlakuan II diletakkan ditempat terang dan ditambahkan dengan es batu dengan suhu 150.
c. Perlakuan III diletakkan ditempat yang terang dan ditambahkan NaHCO3.
8. Memanaskan secara bersamaan anatara gelas kimia 1,II,dan III dibawah sinar matahari langsung
untuk gelas kimia I, II (suhu harus stabil dalam keadaan 30oC untuk gelas kimia I, dan suhu 150
untuk gelas kimia II jika suhu naik gelas kimiaditambah es agar turun kembali stabil).
9. Menghitung jumlah gelembung yang dihasilkan dalam 3 menit pertama, 3 menit ke dua, dan 3
menit ke tiga.
10. Mencatat jumlah gelembung dalam tabel dan kemudian dirata-rata.

B. Cara kerja untuk fotosintesis yang tidak menggunakan cahaya matahari ( perlakuanke
– IV ) :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memotong Hydrilla verticillata dengan panjang 7 cm sebanyak 5 buah.
3. Memasukkan Hydrilla verticillata secara bersamaan kedalam corong kaca.
4. Menutup gelas kimia dengan corong kaca yang telah diberi Hydrilla verticillata.
5. Menutup corong kaca dengan gelas kimia.
6. Mengisi gelas kimia dengan air sampai penuh dan jangan sampai terdapat gelembung dan
mengkaitkan corong kaca dengan kawat penyangga.
7. Memasukkan gelas kimia tersebut dalam tempat yang gelap.
8. Menghitung jumlah gelembung yang dihasilkan dalam 5 menit pertama, 5 menit ke dua, dan 5
menit ke tiga.
9. Mencatat jumlah gelembung dalam tabel dan kemudian dirata-rata.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan percobaan uji fotosintesis didapatkan data dan hasil sebagai
berikut :
Perlakuan Jumlah gelembung dalam
No Hydrilla Rata-rata
verticillata 3 menit I 3 menit II 3 menit III
458
597 725
Gelembung 593,3
Gelembung Gelembung
Sinar matahari kecil dan Gelembung
1 kecil dan 12 kecil dan 8
+ air 12 kecil dan
gelembung gelembung
gelembung 3,56
besar besar
besar
Sinar matahari
2 + air + es - - -
0 -
(15 C)
Sinar matahari 54 70 76 66,67
3 + air + Gelembung Gelembung Gelembung Gelembung
NaHCO3 besar besar besar besar
Tanpa Sinar
4 - - - -
matahari + air

Pertanyaan :
1. Perlakuan mana yang gelembungnya paling banyak ?Jelaskan !
2. Perlakuan mana yang tidak mengeluarkan gelembung ?Jelaskan !
3. Apa fungsi penambahan NaHO3 ?

Jawab :
1. Perlakuan yang menghasilkan gelembung paling banyak pada perlakuan III yaitu perlakuan
yang di tempatkan di tempat yang terang dan ditambah dengan NaHO3. Karena menyebabkan
intensitas cahaya dan NaHO3 yang terurai menjadi NaOH dan CO2. NaHO3 menambah substrat
untuk proses fotosintesis sehingga hasil gelembung yang dihasilkan lebih banyak.
2. Perlakuan yang tidak mengeluarkan gelembung pada perlakuan IV yaitu ditempatkan di tempat
yang tidak terdapat cahaya matahari( keadaan gelap ). Di tempat yang gelap suhunya rendah
sehingga enzim inaktif sehingga tidak terjadi reaksi.
3. Fungsi NaHO3 adalah untuk menambah substrat dalam bahan proses fotosintesis.
A.Kesimpulan
1. Yang mempengaruhi proses fotosintesis diantaranya intensitas cahaya, suhu, dan penambahan
substratuntuk reaksi fotosintesis.
2. Proses Fotosintesis menghasilkan O2 dibuktikan dengan adanya gelembung – gelembung udara
yang terdapat pada perlakuan yang di tempatkan di tempat yang terang.

V. TUJUAN PRAKTIKUM
Membandingkan transpor secara difusi dan osmosis
VI. RUMUSAN MASALAH
· Adakah perubahan berat silinder umbi kentang sebelum dan sesudah perlakuan ?
· Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan osmosis ?
· Bagaimanakah peristiwa yang terjadi pada sel-sel umbi kentang
tersebut!
· Apakah terdapat variabel-variabel ?

VII. PENDAHULUAN
Peristiwa osmosis adalah pergerakan air dari suatu larutan yang mempunyai potensial air yang
tinggi ke potensial air yang lebih rendah, melalui selaput permeabel diferensial yang
memisahkan kedua larutan tersebut. Selaput permeabel diferensial mempunyai permeabilitas
yang berbeda bagi senyawa yang berbeda, dapat meneruskan molekul air tetapi menghambat
masuknya senyawa yang terlarut.
VIII. HIPOTESIS
Hipotesis satu (H1) berbunyi, “Ada perubahan berat silinder umbi kentang sebelum dan
sesudah perlakuan.”
Hipotesis nol (H0) berbunyi, “Tidak ada perubahan berat silinder umbi kentang sebelum
dan sesudah perlakuan.”
IX. ALAT DAN BAHAN
1. Neraca
2. Gelas kimia 3 buah
3. Alat pemotong / Pelubang gabus
4. Aquades
5. Umbi kentang dan tissue
6. Stopwatch
7. pisau
8. Larutan gula 5%
9. Larutan gula 30%
X. CARA KERJA

1. Bersihkan kentang mentah dari kulitnya.


2. Potong kentang dengan ukuran 2 × 1 cm sebanyak 3 potong. Usahakan potongan kentang
tersebut memiliki berat yang sama. Saat mengupas kentang dan memotongnya upayakan
jangan sampai terkena air atau cairan apa pun.
3. Siapkan larutan gula 30 % dan 5 % masing-masing dalam gelas ukur dengan volume
sekitar 20 mL.
4. Masukkan potongan kentang secara bersamaan ke masing-masing gelas ukur yang telah
diberi tanda A (larutan glukosa 30%), gelas ukur B (larutan glukosa 5%), dan gelas ukur
C berisi aquades.
5. Biarkan potongan kentang tersebut terendam selama 20 menit.
6. Setelah 20 menit angkatlah kemudian simpan di atas tissue. Dan periksa keadaan kentang
tersebut, kemudian timbang ulang kentang tersebut dan catat hasilnya.

XI. HASIL PENGAMATAN


Berdasarkan percobaan diatas didapatkan massa kentang sebagai berikut :

TABEL PENGAMATAN SILINDER UMBI KENTANG


No JENIS MEDIA Berat silinder umbi Kentang
Sebelumpercobaan Setelah percobaan

1 AIR 2,8 gram 2,9 gram


2 Larutan gula 5% 2,8 gram 2,8 gram
3 Larutan gula 30% 2,8 gram 2,7 gram

XII. PEMBAHASAN
Perhatikan berat kentang semula sebelum direndam, semua sama 2,8 gr. Setelah perendaman
pada larutan gula 5% tekstur kentang agak lembek, sedangkan perendaman pada larutan gula
30% kondisinya lebih lembek. Tetapi keduanya menunjukkan pengurangan berat.
Sedangkan perendaman pada aquades, tekstur kentang menjadi keras dan beratnya bertambah.
Kiri: kentang menjadi lembek setelah direndam dalam larutan glukosa. Kanan : kentang
mengeras setelah direndam aquades.
Bagaimana penjelasannya?
Ingat konsep ini: osmosis adalah perpindahan air, dari larutan hipotonis ke larutan hipertonis
melalui membran semipermeabel.
Saat kentang direndam dalam larutan gula 30% dan 5% akan terjadi perpindahan air secara
osmosis dari sel-sel kentang keluar menuju ke larutan. Perpindahan air ini terjadi karena sel-sel
kentang hipotonis terhadap larutan gula yang hipertonis.
Untuk kentang yang direndam dalam aquades, peristiwa yang berkebalikan terjadi. Air dari
larutan masuk ke dalam sel-sel kentang, karena sel-sel kentang hipertonis dibandingkan air.
Akibat masuknya air ini menyebabkan isi sel bertambah, dan sel dalam keadaan turgid (tekanan
turgor tinggi). Inilah yang menyebabkan kentang menjadi keras dan beratnya bertambah.

v Peristiwa yang terjadi pada sel-sel umbi kentang berakibat dua hal :

1. Sel-sel kentang kekurangan air (isi sel), akibatnya terjadi plasmolisis yang
mengakibatkan penurununan tekanan turgor. Jika tekanan turgor menurun akibatnya
kentang menjadi empuk dan lembek
2. Terjadi penurunan berat kentang akibat perpindahan air dari sel-sel kentang ke larutan.
3. Kelunakan kentang dan pengurangan berat bergantung pada konsentrasi larutan. Semakin
hipertonis larutannya, maka semakin lembek kentangnya, juga semakin banyak
pengurangan beratnya.

v Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat osmosis antara lain :


Ø Konsentrasi air dan zat yang terlarut
Ø Ketebalan membran
Ø Suhu dan cahaya matahari
Ø Waktu
Berdasarkan hasil percobaan diatas terdapat macam-macam variabel yang ditemukan pada
percobaan tersebut!
Jawab :
v Variabel tak bebas : Berat akhir silinder umbi kentang
v Variabel bebas : Perlakuan perendaman
A. Air (Aquades)
B. Larutan gula 5%
C. Larutan gula 30%
v Variabel terkontrol : Jenis silinder umbi kentang, volume larutan, waktu perendaman,
ukuran silinder umbi kentang, berat awal silinder umbi kentang, stopwatch, kertas isap,
timbangan.
v Variabel terikat : kentang

XIV. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum tersebut diatas maka dapat disimpulkan Hipotesis satu (H1) diterima
yang berbunyi, “Terdapat perubahan berat silinder umbi kentang sebelum dan sesudah
praktikum.”
Jadi, peristiwa osmosis yang terjadi pada percobaan di atas adalah perpindahan zat cair dari
yang konsentrasinya rendah ke yang konsentrasinya tinggi. Seperti pada kentang dan air, air
yang memiliki konsentrasi rendah berpindah ke kentang yang memiliki konsentrasi tinggi
sehingga berat kentang bertambah. Sedangkan, pada larutan gula dan kentang peristiwa osmosis
yang terjadi adalah zat cair pada kentang yang memiliki knsentrasi rendah berpindah ke larutan
gula yang memiliki konsentrasi tinggi sehingga berat kentang berkurang.

Konsentrasi larutan gula dapat merubah massa kentang dan posisinya dalam larutan karena terjadinya
peristiwa osmosis. Apabila larutan gula dibuat makin pekat, konsentrasinya semakin besar, maka
kekurangan berat yang dialami oleh potongan kentang itu akan semakin besar dan cepat karena perbedaan
konsentrasi zat semakin besar. Hal tersebut mengakibatkan air semakin cepat berpindah dari konsentrasi
rendah ke konsentrasi tinggi

1.Bungkus kristal KOH dengan kapas lalu masukkan ke dalam tabung respirometer.
2.Masukkan seekor jangkrik / kecambah yang telah di timbang beratna kedalam
botol respirometer,kemudian tutup dengan pipa berskala.
3.Oleskan vaselin pada celah tertutup.
4.Tutup ujung pipa berskala dengan jari-jari kurang lebih satu menit,kemudian
lepaskan dan masukkan setetes eosin / tinta dengan menggunakan pipet tetes.
5.Amati dan catat perubahan kedudukan eosin pada pipa berskala tiap 3 menit
selama 9 menit.
1. Respirasi aerob
Yang menggunakan O2 sebagai terminal electron akseptor (respirasi yang memerlukan
oksigen,penguraian lengkap sampai dihasilkan CO2 + H2O  oksidasi sempurna).
Raksinya : C6H12O6  6CO2 + 6H2O + ATP
2. Respirasi anaerob
Yang tidak memerlukan oksigen tetapi asam organic sebagai electron akseptor (respirasi yang tidak
memerlukan oksigen, penguraian bahan organic tidak lengkap  oksidasi tidak sempurna )
Raksinya : C6H12O6  2C2H5OH + 2CO2 + ATP

Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu :
 Ketersediaan substrat.
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan
dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula.
Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
 Ketersediaan Oksigen.
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda
bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi
normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen
yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya
laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10o C, namun hal ini tergantung
pada masing-masing spesies.
 Tipe dan umur tumbuhan.
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan
tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan
laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang
sedang dalam masa pertumbuhan.
 Kadar CO2 dalam udara.
Kurangnya O2 atau kelebihan CO2 tampak pada kegiatan respirasi biji-bijian, akar maupun batang yang
terpendam dalam tanah. Jika kadar CO2 naik sampai 10 % dan kadar O2 turun sampai 0 % maka respirasi
akan terhenti.
 Persediaan air.
Jika kadar air sedikit maka respirasi kecil
Jika biji (direndam air) maka respirasi menjadi lebih giat
Pada daun yang layu maka respirasi lebih giat ++ gula (timbunan tepung/KH).
 Cahaya.
Cahaya fotosintesis + substrat repirasi. Cahaya menambah panas, panas menambah kegiatan respirasi.

7
 Luka
Jaringan yg luka/terbuka ++ respirasi aktivitas sel parenkim untuk menutup luka.
 Pengaruh bahan kimia.
Zat penghambat respirasi diantaranya sianida, fluoride, Iodo asetat, CO diberikan pada jaringan. Dalam
Konsentrasi rendah (eter, kloroform, aseton, formaldehida) menambah respirasi dalam waktu singkat.

1.2 Tujuan

Untuk menentukan banyaknya O2 yang dibutuhkan oleh hewan dan tumbuhan untuk respirasi.
2.1 Alat
A.Reapirometer
B.Timbangan
C.Kapas
D.Pipet tetes
E.Arloji
Bahan
A.Eosin
B.Vaselin
C.Kristal KOH
D.Serangga(Jangkrik)
E.Kecambah

2.2 Cara kerja

1.Bungkus kristal KOH dengan kapas lalu masukkan ke dalam tabung respirometer.
2.Masukkan seekor jangkrik / kecambah yang telah di timbang beratna kedalam
botol respirometer,kemudian tutup dengan pipa berskala.
3.Oleskan vaselin pada celah tertutup.
4.Tutup ujung pipa berskala dengan jari-jari kurang lebih satu menit,kemudian
lepaskan dan masukkan setetes eosin / tinta dengan menggunakan pipet tetes.
5.Amati dan catat perubahan kedudukan eosin pada pipa berskala tiap 3 menit
selama 9 menit.

BAB III
HASIL
3.1 Tabel Pengamatan :

No. Berat tubuh hewan / Perpindahan kedudukan eosin(dalam skala)


Tumbuhan 3 menit 3 menit 3 menit
1. Jangkrik (0,6 gr) 0,3 0,5 0,6
2. Kecambah (0,4 gr) 0,25 0,35 0,7

3.2 Pertanyaan:
1).Kearah manakah eosin bergerak?Mengapa?
Jawab : Ke arah serangga / kecambah,karena serangga dan kecambah membutuhkan oksigen sehingga
antara eosin dan serangga / kecambah saling tarik menarik untuk mendapatkan oksigen.
2).Perhatikan tabel diatas.Hitung berapa volume menyuruh pipa kapiler yang di beri skala ! kemudian
hitung volume gas yang telah di pergunakkan oleh serangga/kecambah.Gas apakah itu ?
Jawab :
3).Menurut pendapatmu,dari percobaan ini faktor-faktoor apa saja yang berpengaruh?
Jawab : -Berat dari hewan dan tumbuhan
-Aktifitas yang di lakukan oleh serangga / kecambah (aktif/pasif)
-Kelembapan dalam respirometer
4).Apakah kebutuhan gas O2 per 3 menit nya sama?Apabbila tidak sama, apa faktor penyebabbnya ?
Jawab :Tidak sama,karena semakin aktif jangkrik di dalam respirometer maka skalanya akan semakinn
tinggi akibat kebutuhan O2 yang semakinn tinggi.
5).Buatlah kesimpulan berdasarkan dari data yang tela didapatkan !
Jawab : Yang mempengaruhi adalah berat serangga / kecambah,aktifitas yang dilakukan serangga
semakin aktif maka kebutuhan O2 yang semakin tinggi.
6).Apa fungsi KOH dalam botol?Apa alasanya KOH dibunngkus dengan kapas?
Jawab :Fungsi KOH adalah untuk mengikat CO2 sehingga pergerakan dari eosin akibat kebutuhan oksigen
yang sangat tinggi.

5.1 Kesimpulan
 KOH berfungsi sebagai peningkat CO2 agar respirasi terpicu menjadi cepat. Selain itu KOH
juga berfungsi sebagai pengikat CO2.Kristal KOH dapat mengikat CO2 karena bersifat
hidroskopis.
 Respirasi dipengaruhi oleh massa tubuh, suhu dan jenis hewan/tumbuhan

FERMENTASI ANAEROB
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum,fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.

Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi
adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen.
Respirasi anaerob (fermentasi) adalah respirasi yang terjadi dalam keadaan ketidaktersediaan oksigen
bebas.Asam piruvat yang merupakan produk glikolisis jika dalam keadaan ketiadaan oksigen bebas akan
diubah menjadi alkohol atau asam laktat

B. Mikroba yang BerperanDalam Proses Fermentasi


1. Fermentasi Asam Asetat
2. Fermentasi Asam Laktat
3. Fermentasi Asam Sitrat
4. Fermentasi Asam Glutamat

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi untuk menghasilkan etanol adalah:


sumber karbon, gas karbondioksida, pH substrat, nutrien, temperatur, dan oksigen.
Untuk pertumbuhannya, yeast memerlukan energi yang berasal dari karbon. Gula adalah
substrat yang lebih disukai. Oleh karenanya konsentrasi gula sangat mempengaruhi kuantitas alkohol
yang dihasilkan.
Kandungan gas karbondioksida sebesar 15 gram per liter (kira-kira 7,2atm) akan menyebabkan
terhentinya pertumbuhan yeast, tetapi tidak menghentikan fermentasi alkohol. Pada tekanan lebih
besar dari 30 atm, fermentasi alcohol baru terhenti sama sekali.
1. pH
PH dari media sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Setiap mikroorganisme
mempunyai pH minimal, maksimal, dan optimal untuk pertumbuhannya. Untuk yeast, pH optimal untuk
pertumbuhannya ialah berkisar antara 4,0sampai 4,5. Pada pH 3,0 atau lebih rendah lagi fermentasi
alcohol akan berjalan dengan lambat.
2. Nutrien
Dalam pertumbuhannya mikroba memerlukan nutrient.Nutrien yang dibutuhkan digolongkan
menjadi dua yaitu nutrient makro dan nutrient mikro.
4. Temperatur
5. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa fermentasi

merupakan produksi energi dalam sel oleh jamur dan bakteri yang berlangsung dalam

keadaan anaerob (tidak memerlukan oksigen dari udara bebas). Pada percobaan ini air

kapur bersifat basa yang berfungsi mengikat CO2.

SEL TUMBUHAN
I. Tujuan
Tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur/ bagian-bagian sel
tumbuhan

II. Landasan Teori


Sebuah sel adalah suatu unit fungsional dan struktural terkecil makhluk hidup yang dapat
menopang kehidupan. Sel tumbuhan adalah bagian terkecil dari setiap organ tumbuhan. Sel
tumbuhan adalah penggerak dari suatu tumbuhan itu sendiri. Sel tumbuhan cukup berbeda
dengan sel organisme eukariotik lainnya. Fitur-fitur berbeda tersebut meliputi: dinding sel,
vakuola, plasmodesmata, dan plastida. Sel pada tumbuhan setidaknya memiliki dinding
sel,protoplasma(cytoplasma, nucleus), vakuola sentral, dan plastida.

III. Alat dan Bahan :

1. Alat
a. Mikroskop cahaya
b. Kaca objek
c. Kaca penutup
d. Tusuk gigi
e. Tissue

2. Bahan
a. Bawang merah
b. Bawang putih

Berat (Gram)
Selisih Keadaan Rasa kentang setelah
No Perlakuan Sebelum Sesudah
(Gram) Fisik direndam
direndam direndam
Kentang
Warna cukup
1 pada 10% 7,5 7,2 -0,3 Cukup asin
pekat
garam
Kentang
2 pada 20% 6 5,7 -0,3 Warn pekat Asin
garam
3 Kentang 8,6 8,2 -0,4 Warna Sangat Asin
pada 30% sangat pekat
garam
Kentang
4 pada laruta 8,2 8,5 +0,3 Warna pucat Tawar
air

IV. Cara kerja


1. Siapkan semua alat dan bahan.
2. Posisikan mikroskop ke arah sumber cahaya.
3. Potong bahan yang akan diamati (bawang merah dan bawang putih ) iris setipis mungkin.
4. Letakkan masing-masing bahan pada kaca objek.
5. Tetesi sedikit dengan air, lalu tutup menggunakan kaca penutup.
6. Letakkan preparat pada stage mikroskop, amati dengan perbesaran yang sesauai.
7. Periksalah dibawah mikroskop mula-mula gunakan perbesaran lemah, misal 10x10 kemudian
gunakan perbesaran kuat, misal 10x40.
8. Amati satu-persatu dan gambar struktur sel yang nampak.

I. Pembahasan

Sel adalah suatu susunan atau unit terkecil yang menyusun mahluk hidup. Di dalam sel
terjadi berbagai kegiatan kehidupan seperti makan, mengeluarkan zat sisa, bernafas,
berkembangbiak, dan berbagai aktivitas kehidupan lainnya. Oleh sebab itu, sel disebut juga unit
fungsional terkecil dari kehidupan. Namun pada sel mati, sel tidak melakukan kegiatan
kehidupan. Bila diamati di bawah mikroskop, pada sel mati akan terlihat ruang-ruang kosong.
Hal ini disebabkan karena protoplasma telah mati (mengering).
Sedangkan pada sel hidup akan mengandung protoplasma yang mencangkup sitoplasma
yang berisi organel-organel, seperti inti sel, plastida, mitokondria, ribosom, retikulum
endoplasma, diktiosom dan mikrobodi.Dengan menggambar dan memberikan nama pada setiap
bagiannya tentunya kita dapat melakukan sebuah pembahasan pada sel mati, sel hidup, sel
tumbuhan dan sel hewan.
Sel tumbuhan memiliki organel tertentu yang tidak terdapat pada sel hewan. Sel tumbuhan
memiliki dinding sel, plastida, vakuola, dan plasmodesmata yang tidak dimiliki sel hewan.
Bawang merah mempunyai organel- organel sebagai berikut :

Dinding sel, yang berfungsi sebagai pelindung sel.


Jaringan Epidermis adalah jaringan yang terletak paling luar pada setiap organ tumbuhan, yaitu
akar, batang, daun. Jaringan Epidermis berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ
tumbuhan.
Nukleus, adalah inti sel yang berada di tengah- tengah sel. Berfungsi untuk Mengendalikan
proses berlangsungnya metabolisme dalam sel, Menyimpan informasi genetik ( gen ) dalam
bentuk DNA.
Membran Inti yaitu membran luar (membran sitosolik) dan membran dalam (membran nukleo-
plasmik).
Sklereid, merupakan sel- sel tumbuhan yang telah mati, berbentuk bulat atau bervariasi, dan
berdinding keras yang tahan terhadap tekanan.
I. Kesimpulan
Setelah mengamati bentuk sel dari beberapa jenis sampel dan membandingkannya dengan teori
yang didapat dari berbagai sumber dapat diambil suatu kesimpulan yaitu :
1. Sel merupakan unit terkecil dalam kehidupan.

2. Suatu sel dikatakan mati apabila pada saat dilihat di bawah mikroskop memiliki ruang-
ruang kosong pada protoplasmanya, karena sel yang hidup memiliki isi pada
protoplasmanya. Sel mati tersebut ditunjukan pada pengamatan sayatan gabus singkong.
3. Suatu sel dikatakan hidup apabila mengandung protoplasma yang mencakup sitoplasma
yang berisi organel-organel, seperti inti sel, plastida, mitokondria, ribosom, retikulum
endoplasma, diktiosom dan mikrobodi.
4. Sel bawang merah dengan bawang putih sedikit perbedaan dari segi bentuk dan warna.

 Uji lemak
1. Gunakan pensil/ballpoint dan penggaris untuk membuat kotak-kotak pada kertas minyak
sebanyak jenis bahan makanan yang akan diuji. Tuliskan nama jenis bahan makanan pada setiap
kotak.
2. Teteskan 3 tetes ekstrak bahan makanan pada kertas minyak.
3. Jemur kertas minyak tersebut hingga kering. Amati adanya noda transparan pada kertas minyak.
Jika terdapat noda transparan, berarti bahan makanan tersebut mengandung lemak.

 Uji protein
1. Teteskan ekstrak bahan makanan pada pelat tetes. Tempelkan label kecil bertuliskan nama setiap
bahan makanan pada pelat tetes.
2. Teteskan reagen Biuret sebanyak 5 tetes pada masing-masing bahan makanan. Aduk dengan
menggunakan tusuk gigi/potongan lidi.
3. Catat perubahan warna yang terjadi. Jika menunjukkan perubahan warna ungu(violet), berarti
bahan makanan tersebut mengandung protein.

 Uji karbohidrat/amilum
1. Cuci pelat tetes dan keringkan dengan kertas tisu.
2. Teteskan ekstrak bahan makanan pada pelat tetes. Tempelkan label bertuliskan nama setiap
bahan makanan pada pelat tetes.
3. Teteskan reagen lugol/iodium sebanyak 5 tetes pada masing-masing bahan makanan. Aduk
dengan menggunakan tusuk gigi/potongan lidi.
4. Catatlah perubahan warna yang terjadi. Jika menunjukkan perubahan warna biru tua, berarti
bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat.

 Uji glukosa
1. Masukkan ekstrak bahan makanan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 mL. Tambahkan 5 tetes
reagen Benedict (Fehling A+B), dan kocok hingga bercampur merata.
2. Siapkan pemanas kaki tiga dengan kasa asbes. Isi gelas beker dengan air panas hingga
setengahnya.
3. Masukkan semua tabung reaksi yang telah terisi bahan makanan dan reagen Benedict tersebut ke
dalam gelas beker. Rebus hingga mendidih beberapa saat. Amati dan catat perubahan warna
yang terjadi. Jika menunjukkan perubahan warna mulai dari hijau, kuning, dan akhirnya menjadi
merah bata, berarti bahan makanan tersebut mengandung glukosa.

Pada kegiatan praktikum ini kita menggunakan reagen yang digunakan untuk mengetahui
kandungan makanan, antara lain :
Ø Lugol digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat(amilum)
atau tidak. Bila makanan yang kita tetesi lugol menghitam, maka makanan tersebut mengandung
karbohidrat. Semakin hitam berarti makanan tersebut banyak kandungan karbohidratnya.
Ø Biuret adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan protein. Bila bahan makanan
itu mengandung protein maka setelah bereaksi dengan biuret akan menghasilkan warna ungu/
warna lembayung.
Ø Benedict adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan glokusa pada bahan
makanan jika hasil reaksi tersebut menghasilkan warna merah bata.

Anda mungkin juga menyukai