Anda di halaman 1dari 3

NENEK MOYANG YANG BAIK

ari kita berkenalan dengan Nabi Ibrahim a.s. Dia lahir di Babilonia,
negeri kuno di selatan Irak. Saat itu, Babilonia dipimpin Raja Namrudz yang
sangat zalim. Seluruh rakyat dipaksa menyembah berhala. Namrudz juga
memerintahkan pasukannya menghilangkan nyawa semua bayi laki-laki. Ibu
Ibrahim yang sedang mengandung mengungsi ke hutan hingga Ibrahim lahir.
Ibrahim tumbuh dengan dikaruniai kecerdasan. Karena cerdas, dia yakin
berhala bukanlah Tuhan. Bagaimana mungkin sesuatu yang tidak bergerak
dan tidak bicara bisa jadi Tuhan, batinnya bertanya-tanya.
Ibrahim banyak merenung. Siapa sesungguhnya Tuhan itu? Apakah
bintang itu Tuhan? Apakah bulan itu Tuhan? Apakah matahari itu Tuhan?
Tuhan tidak mungkin muncul dan tenggelam, pikirnya. Setelah lama
merenung, Ibrahim menyimpulkan, "Tuhan adalah yang menciptakan alam
semesta. Tuhan adalah Yang Maha Berkehendak. Tuhan adalah yang
menciptakan manusia dan makhluk lainnya. Tuhan adalah Allah yang tidak
mungkin ada yang menyerupai-Nya." Setelah dewasa, Ibrahim diangkat Allah
Swt. menjadi nabi. Dia diperintahkan untuk mengajak umat meninggalkan
berhala. Nabi Ibrahim a.s. sempat dibakar oleh Raja Namrudz. Allah Swt.
memerintahkan api yang membakar Nabi Ibrahim a.s. untuk menjadi dingin.
Nabi Ibrahim a.s. pun selamat.
Nabi Ibrahim a.s. banyak mendapatkan ujian. Salah satunya, dia lama
tidak memiliki anak. Dia selalu berdoa, "Ya Tuhanku, anugerahkanlah
kepadaku keturunan yang termasuk orang-orang saleh." Setelah beberapa
lama, Allah Swt. mengabulkan doa Nabi Ibrahim a.s. Istri keduanya yang
bernama Hajar melahirkan Ismail. Dari istri pertamanya yang bernama Sarah,
lahir Ishaq. Kelak Ismail dan Ishaq menjadi nabi dan utusan Allah Swt. Ketika
Ismail masih bayi, Nabi Ibrahim a.s. membawa Hajar dan Ismail ke sebuah
tempat. Atas perintah Allah Swt., keduanya ditinggalkan di sana. Berat sekali
perasaan Nabi Ibrahim a.s. Namun, demi ketaatan kepada Allah Swt., dia
melaksanakannya. Nabi Ibrahim a.s. dan Hajar yakin akan pertolongan Allah
Swt. Ismail tumbuh menjadi anak yang tampan dan sehat. Nabi Ibrahim a.s.
begitu merindukan putranya. Setelah menyelesaikan tugas dakwah, Nabi
Ibrahim a.s. mengunjungi putranya. Nabi Ibrahim a.s. memeluk erat Ismail.
Keduanya saling melepas rasa rindu. Hari-hari berikutnya mereka lalui
bersama.
Suatu saat, Nabi Ibrahim a.s. diperintah menyembelih Ismail. Nabi
Ibrahim a.s. bertanya kepada Ismail, "Anakku, sesungguhnya aku bermimpi
menyembelihmu. Apa pendapatmu?" "Ayahanda, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu. Insya Allah, engkau akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar," jawab Ismail tenang. Percakapan itu diabadikan
dalam Al Qur'an surat Ash Shaffaat ayat 102. Perintah itu tentu saja hanya
untuk menguji ketaatan Nabi Ibrahim a.s. dan Ismail. Kemudian, Ismail
digantikan oleh seekor domba. Inilah asal-usul perintah kurban. Ketaatan
Nabi Ibrahim a.s. sangat luar biasa. Allah Swt. pun memberikan balasan yang
luar biasa, Keturunan Nabi Ibrahim a.s. banyak yang terpilih menjadi nabi.
Apakah salah satunya Nabi Muhammad saw.?

Di jawab dibuku daily literacy ya….

Anda mungkin juga menyukai