SMPN 2 BANGOREJO
Kelas:IX C (9c)
ISI PEMBAHASAN
Penyalahgunaan narkoba biasanya diawali dengan pemakaian pertama pada usia SD atau SMP,
karena tawara, bujukan, dan tekanan seseorang atau kawan sebaya. Didorong rasa ingin tahu atau
ingin mencoba, mereka mau menerimanya. Selanjutnya, tidak sulit untuk menerima tawaran
berikutnya. Dari pemakaian sekali, kemudian beberapa kali, akhirnya menjadi ketergantungan
terhadap zat yang digunakan.
Narkoba yang sering disalah gunakan dan menyebabkan ketergantungan antara lain heroin
(putauw), sabu (metafetamin), ekstasi, obat penenang dan obat tidur, ganja dan kokain.
Seseorang menggunakan narkoba karena berbagai alasan di antaranya untuk mengatasi stres,
untuk bersenang-senang, atau untuk sosialisasi. Orang lain akan menggunakan narkoba untuk
mengatasi stres (situational use). Akan tetapi jika penggunaannya berlanjut sehingga menimbulkan
dampak buruk terhadap jasmani, mental, dan, kehidupan sosial atau pekerjaannya, orang itu sudah
menyalahgunakan narkoba (abuse). Penggunaan yang bertambah banyak dan semakin sering dapat
menyebabkan ketergantungan (compulsive-dependent use).
Bergantung pada jenis narkoba yang digunakan dan cara menggunakannya, akan menimbulkan
dampak, yaitu terjadi berbagai penyakit, seperti infeksi HIV/AIDIS, hepatitis C atau B, pengerasan
hati, radang jantung, sakit ulu hati, pikun, depresi dan psikosis. Dapat pulang berakibat tidak
harmonisnya hubungan dengan keluarga, diberhentikan dari tempat kerja, di keluarkan dari sekolah,
masalah keuangan, terlibat perbuatan ilegal, kecelakaan, bahkan kematian.
Pencegahan perlu dilakukan sedini mungkin, sejak anak usia SD hingga SMA dan perguruan tinggi,
bahkan pada anak usia balita. Sekolah adalah lembaga yang sangat penting dalam upaya pencegahan
penyalahgunaan narkoba, mengingat pemakaiannya sebagian besar adalah anak dan remaja usia
sekolah dan mahasiswa perguruan tinggi.
Siswa penyalahguna dapat mengganggu suasana tertib dan nyaman di sekolah, meningkatkan
kenakalan, membolos, dan putus sekolah. Banyak di antara mereka turut menjadi pengedar lalu
mencuri barang milik teman atau karyawan sekolah.
MENCEGAH berarti mencegah seseorang memakai narkoba ketika ada yang menawarkan dengan
melatih keterampilan psikososial dan mengembangkan percaya diri. Mencegah berarti mengurangi
faktor resiko tinggi dan memperkuat faktor pelindung. Hal ini disebut ”pencegahan primer”.
Mencegah juga berarti mencegah pemakai pemula melanjutkan pemakaiannya. Hal ini di sebut
”pencegahan sekunder ”. Mencegah berarti juga mencegah seseorang yang ketergantungan narkoba
mengalami akibat atau dampak buruknya. Hal ini disebut ”pencegahan tesier”. Maka itulah kita lebih
baik mencegah dari pada mengobati.
Narkoba atau napza adalah obat/bahan/zat, yang bukan tergolong makanan. Jika diminum, dihisap,
dihirup, ditelan, atau disuntikkan, berpengaruh terutama pada kerja otak atau susunan saraf pusat.
Akibatnya, saraf kerja otak berubah (bisa meningkatkan atau menurun). Demikian pula fungsi vital
organ tubuh lain. Napza (narkotika, psikotropika, zat adiktif) adalah istilah dalam dunia kedokteran.
Di sini penekanannya pada pengaruh keterangannya. Selain narkotika dan psikotropika, yang
termasuk napza juga obat, bahan atau zat, yang tidak diatur dalam undang-undang, tetapi
menimbulkan ketergantungan, dan sering disalah gunakan.
Narkoba berpengaruh pada bagian otak yang bertanggung jawab atas kehidupan perasaan, yang
disebut sistem limbus. Pusat kenikmatan pada otak adalah bagian sistem limbus. Narkoba
menghasilkan perasa dengan mengubah susunan biokimia molekul pada sek otak yang disebut
neuro-transmitter. Dapat dikatakan, otak bekerja dengan motto ”Jika merasa enak, lakukanlah”.
Adiksi adalah semacam pembelajaran sel-sel otak pada pusat kenikmatan. Jika mengonsumsi
narkoba, otak akan membaca tanggapan kita. Jika merasa nikmat, otak mengeluarkan neuro-
transmitter yang menyampaikan pesan ”Zat ini berguna bagi mekanisme pertahanan tubuh. Jadi
ulangi pemakaiannya”. Jika memakai narkoba lagi, kita kembali merasa nikmat, seolah-olah
kebutuhan kita terpuaskan. Otak akan merekamnya sebagai suatu yang harus dicari sebagai prioritas.
Akibatnya, otak membuat program salah, seolah-olah kita memang memerlukannya sebagai
mekanisme pertahanan diri.
Semua jenis narkoba mengubah perasaan dan cara berpikir seseorang. Bergantung pada jenisnya,
narkoba dapat menyebabkan:
Pengaruh narkoba terhadap perubahan suasana hati dan perilaku adalah sebagai berikut:
3. Kenikmatan semu
4. Pengendalian semu
6. Meningkatkan penampilan
Banyak narkoba disalah gunakan di antara agar dapat diterima oleh lingkungan, mengurangi stres,
mengurangi kecemasan, agar bebas dari rasa murung, mengurangi keletihan, kejenuhan atau
kebosanan, untuk mengatasi masalah pribadi, dll.
Akan tetapi, terlepas dari semua alasan di atas, seseorang memakai narkoba, karena narkoba
membuatnya merasa nikmat, enak dan nyaman pada awal pemakaian.
1. Anticipatory belief, yaitu anggapan bahwa jika memakai narkoba, orang akan menilai dirinya
hebat, dewas, mengikuti mode, dan sebagainya.
2. Reliefing belief, yaitu keyakinan bahwa narkoba dapat digunakan untuk mengatasi ketegangan,
cemas, dan depresi akibat stresor psikososial
3. Facilitative atau permissive belief, yaitu keyakinan bahwa penggunaan narkoba merupakan gaya
hidup atau kebiasaan karena pengaruh zaman atau perubahan nilai sehingga dapat diterima.
Daftar pustaka
Harlina Martono, Lydia Dan Satya Joewana. 2006. Pencegahan Dan Penanggulanan
Pustaka (Persero)