Masa remaja adalah masa yang paling indah.Seperti halnya yang sedang di
rasakan oleh Gibran.Gibran adalah siswa yang sedang duduk di bangku kelas 3 SMA
semester akhir. Gibran terlahir dari keluarga yang kaya raya.Gibran juga sangat disayang
oleh kedua orang tuanya karena Gibran adalah anak tunggal. Gibran memiliki paras
yang ganteng dan memiliki badan yang tinggi, Gibran juga seorang ketua basket yang
ada disekolah nya.Gibran juga seorang laki laki yang populer disekolahnya banyak
wanita yang menyukainya.Tetapi, Gibran tidak menyukai satu pun wanita yang menyukai
nya karena Gibran sudah memiliki kekasih hati yaitu Gita. Gita adalah seorang wanita
yang populer disekolahnya karena parasnya yang cantik dan dia seorang ketua
osis.Mereka berdua sudah menjalin komitmen selama 1 tahun.Gibran juga memiliki 4
teman yang bernama Zidan, Alex, Kevin, Renal. Mereka berlima adalah sebuah geng
yang terkenal disekolah mereka dan mereka berlima memliki hobi mendaki gunung.
Pada saat bel istirahat Gibran menghampiri Gita dikelasnya untuk mengajak ke
kantin. Sesampainya di kantin mereka berdua memesan makanan setelah itu mereka
berdua duduk di kursi yang ada di kantin. Mereka berdua makan sambil ngobrol tentang
pelajaran yang baru saja disampaikan oleh bapak/ibu guru yang ada dikelas. Tiba tiba
Zidan, Alex, Kevin, dan renal menghampiri mereka berdua Alex “Woi, Kalian kok nggak
ajak ajak kita sih”
“Ya tadi aku lihat dikelas kalian belum istirahat. Jadinya kita keburu laper. “ Jawab
Gibran
Lalu tiba tiba Gibran mengajak teman temannya untuk mendaki gunung karena mereka
berlima sudah lama tidak mendaki gunung.
“Eh gimana kalau kita daki gunung kan kita udah lama gak daki gunung.” Gibran
tersontak
“Iya nihh udah kangen juga sama pemandangan gunung.” Zidan menjawab
“Wah ide bagus, Kita juga belum pernah daki ke Merapi.” Renal menjawab
Belum selesai mereka berbincang tiba tiba bel masuk sudah berbunyi.
Gibran berteriak “Kita lanjutkan nanti setelah pulang sekolah saja.” Teriak Gibran
Bel pulang pun berbunyi seperti biasa Gibran, Zidan, Alex, Kevin, Renal menghampiri
kekasih hatinya masing masing dan mengajaknya untuk pulang bersama. Mereka
berlima pun pulang bersama dengan menggandeng kekasih hatinya. Gibran, Gita, Zidan
dan Caca pulang bersama karena rumah nya yang berdekatan sementara Alex, Nana,
Kevin, May, Renal, Yaya mereka pulang bersama juga karena jarak rumah mereka yang
begitu dekat.
Setelah Gibran sampai dirumah Gibran pun langsung ganti baju dan berangkat ke
basecamp yang biasa Gibran dan teman teman nya nongkrong. Sebelum Gibran
berangkat Gibran berpamitan ke Ibunya terlebih dahulu
Pada pagi hari Gibran, Ibunya, ayahnya breakfast dimeja makan Gibran pun
meminta izin kepada kedua orang tuanya
“yah, bu aku ingin meminta izin besok sabtu aku dan teman teman ingin mendaki
gunung Merapi” Ucap Gibran
Ibu Gibran melarang Gibran untuk berangkat mendaki gunung namun Ayah Gibran
meyakini Ibu Gibran. Akhirnya Ibu memperbolehkan Gibran untuk mendaki Gunung
Merapi.
Gibran pun berpamitan ke orang tuanya untuk berangkat sekolah. Seperti biasa Gibran
menghapiri kekasih hatinya. Sesampainya di rumah Gita Gibran disapa oleh Ibunya Gita
“Sini nak masuk dulu Gita masih memakai sepatu.” Sontak ibu Gita dengan senyuman
nya
Gita aku dan teman teman ingin mendaki gunung besok sabtu bagaimana menurut
mu?.” Gibran sontak berbicara
“Jangan nanti kamu kelelahan aku nggak mau kamu kelelahan.” Jawab Gibran
Mereka pun sampai disekolah dan mereka masuk ke kelasnya masing masing.
Pada waktu istirahat Gibran, Zidan, Alex, Renal, dan Kevin bergegas menuju BK untuk
meminta izin kepada BK bahwa pada hari sabtu mereka berlima tidak bisa masuk
sekolah.
Mereka pun masuk ke ruang BK tersebut mereka meminta izin dan menjelaskannya.Dan
akhirnya mereka diizinkan oleh guru BK tersebutKemudian mereka berlima menuju ke
kantin sekolah untuk makan siang. Dan setelah bel masuk Berbunyi mereka masuk ke
kelas mereka masing masing.
Pada waktu pulang sekolah seperti biasa mereka selalu pulang bersama
dengan kekasih hatinya. Zidan, Alex, Renal, dan Kevin juga memberi tahu kekasih
hatinya. Namun kekasih hati Zidan yaitu Caca memberikan nasehat “Zidan jangan
mendaki gunung berlima karena lima adalah jumlah ganjil.”Zidan pun kepikiran tentang
apa yang dibicarakan Caca karena dari dulu mereka mendaki selalu berenam bersama
dengan Tour guide Namun, Pada saat ini mereka berlima tidak ingin mendaki
menggunakan Tour guide. Sesampainya dirumah Gibran, Zidan, Kevin, Alex, dan renal
bergegas menyiapkan keperluan mereka untuk mendaki gunung. Mereka berencana
mendaki gunung via Selo karena Banyak dilewati oleh para pendaki dan ramai.
Pada pagi harinya mereka pun berkumpul dirumah Gibran karena menurut
teman temanya rumah Gibran lah yang paling dekat. Mereka pun juga berpamitan
kepada ayah dan ibu Gibran
“tante aku dan temen temen pamit dulu ya.” Ucap Alex
Mereka pun beristirahat sebentar dan memberi kabar ke orang tua dan kekasih hatinya.
Setelah beberapa menit mereka berlima mulai mendaki lagi. Tiba tiba angin tertiup
begitu kencang dan hujan lebat suasana menjadi sedikit tegang karena treknya begitu
licin. Mereka pun berhenti sejenak untuk memakai jas hujan. Setelah itu mereka
melanjutkan pendakian nya kembali. Mereka pun sampai dipos 3 . disitu mereka tidak
istirahat karena mereka tidak merasakan lelah dan hujan semakin lebat.
“Hujannya semakin lebat sebaiknya kita turun saja, Cari aman” sontak Renal
“Jangan kita sudah di pos 3 tinggal 2 pos lagi kita sudah sampai puncak, Mungkin nanti
setelah kita sampai puncak langit kembali cerah” sontak Gibran
Mereka pun melanjutkan pendakian mereka. Dan pada akhirnya mereka sudah sampai
puncak seperti yang dibilang oleh Gibran ketika mereka sampai dipuncak langit kembali
cerah. Mereka sampai dipuncak pukul 15.00 WIB. Setelah itu mereka mendirikan tenda
di puncak. Setelah mendirikan tenda mereka membuat mie untuk dimakan bersama
sama. Mereka memakan mie dengan menceritakan pengalaman pengalaman yang
telah berlalu. Setelah mereka makan mereka berfoto foto diatas puncak karena sunset
sore ini sangat indah. Dikala sela sela foto Zidan menulis pesan di selembar kertas dan
ia selipkan di tasnya
Malam hari pun tiba Mereka berlima pun tidur cepat karena mereka berlima
tidak ingin kesiangan untuk melihat sunrise digunung Merapi pagi besok. Saat jam 2
pagi tenda terasa bergetar ternyata diluar tenda sedang badai. Mereka pun serentak
terbangun dari tidurnya.Dan mereka pun tidak bisa tidur karena mendengar suara suara
aneh yang terdengar didalam tenda. Mereka pun membuka handphone mereka, Mereka
berniat untuk memberi kabar orang tua dan kekasih hatinya ternyata tidak ada sinyal.
Mereka pun berusaha memejamkan mata mereka berharap mereka bisa tidur. Akhirnya
pun mereka tidur dengan nyenyak dan mereka terbangun pukul 05.00 WIB. Ternyata
diluar sudah terlihat sunrise nya mereka pun memasak mie dan bernyayi diiringi oleh
gitar dipagi hari dan menikmati sunrise yang menyatu dengan alam. Setelah itu mereka
bersiap siap untuk turun. Sebelum mereka turu mereka berlima berdoa terlebih dahulu
untuk meminta kelancaran.Renal berada dibarisan depan, Kevin berada dibarisan
kedua, Alex berada dibarisan ketiga, Zidan berada dibarisan keempat dan Gibran
dibarisan terakhir. Mereka pun turun dengan suasana pagi hari yang sangat cerah
namun firasat Zidan tidak enak seperti ada yang mau terjadi namun Zidan tidak tau apa.
Disini Gibran tidak berbicara sedikit pun biasanya Gibran yang paling semangat. Mereka
merasa saat turun lebih capek daripada saat mereka mendaki naik. Mereka pun sampai
dipos 2 dan mereka beristirahat sejenak. Gibran izin sebentar untuk buang air kecil.
Namun sudah beberapa menit Gibran belum juga kembali.
“Dimana sih si Gibran ini kok lama sekali Coba” sontak Zidan.
Zidan pun menghapirinya namun disana tidak ada siapa siapa termasuk Gibran
Namun tak ada balasan apapun Zidan pun bergegas menghapiri Renal, Alex dan Kevin
Dengan suara yang terbata bata Zidan mengucapkan “G-g-g-g Gibran gaada.”
“Aku sudah memanggilnya namun tak ada balasan apapun.” Ucap Zidan
Alex pun bergegas menuju tempat itu dan Memanggil nama Gibran dan nihil tak ada
jawaban apapun
Mereka berempat juga mencari ditempat tempat lain namun tak ada hasil apapun dan
akhirnya mereka berempat turun dan meminta bantuan Tim sar. Setelah itu Mereka
menghubungi orang tua Gibran lewat telpon, Orang tua Gibran pun terkejut mendengar
kabar tersebut orang tua Gibran langsung bergegas menuju tempat tersebut. Di sisi lain
Gita kekasih hati Gibran belum dikasi kabar karena Renal, Alex, Kevin dan Zidan masih
panik karena sahabatnya yang hilang entah kemana. Zidan pun kepikiran apa yang Caca
bilang. Orang tua Gibran sudah sampai ditempat orang tua Gibran menangis. Disana
Zidan berusaha menenangkan orang tuanya. Pencarian sudah sampai larut malam tim
sar menyatakan Gibran hilang dan tidak ditemukan jejaknya hanya ditemukan tasnya
yang berisi perlengkapan campingnya.
Disitu orang tua dan teman teman Gibran menangis hingga tersengguk-sengguk. Karena
mereka kehilangan orang yang menurut mereka sangat berarti dihidupnya. Mereka pun
pulang dengan hati yang sedih.Dan Alex pun memberi kabar Gita bahwa Gibran hilang
tak ditemukan Gita pun terkejut dengan apa yang Alex bicarakan. Gita pun menangis tak
henti ia sangat merasa kehilangan sekali karena mereka berdua sudah menjalin
komitmen lebih dari 1 tahun.
“Gibran kenapa kamu ninggalin aku dulu.” Ucap Gita sambil memandangi foto Gibran
Pada pagi harinya di rumah orang tua Gibran mengadakan tahlilan untuk mengirim
doa kepada Gibran. Yang dihadiri oleh Gita dan teman teman Gibran. Semua orang
merasa kehilangan dan tidak menyangka bahwa Gibran bisa pergi secepat itu. Gita tak
berhenti menangis karena melihat ibu Gibran yang juga menangis karena kehilangan
Gibran. Zidan pun berbicara didalam hati “ternyata betul apa yang dibilang Caca”.
setelah tahlil selesai Ibu gibran menyuruh teman temanya untuk membuka isi tas yang
dipakai kemarin ternyata mereka menemukan surat yang berisi “ada saatnya aku
menghilang untuk selamanya, dan kamu tidak akan melihat ku untuk terakhir kalinya
bahkan untuk selamnya” Mereka pun menangis histeris membaca pesan tersebut.Hari
Hari berlalu namun semua orang belum bisa melupakan Gibran namun mereka harus
melupakan Gibran agar Gibran bisa bahagia di atas sana.