Anda di halaman 1dari 6

Surat terakhir

Karya:Safa argista earlya

Masa remaja adalah masa yang paling indah.Seperti halnya yang sedang di
rasakan oleh Gibran.Gibran adalah siswa yang sedang duduk di bangku kelas 3 SMA
semester akhir. Gibran terlahir dari keluarga yang kaya raya.Gibran juga sangat disayang
oleh kedua orang tuanya karena Gibran adalah anak tunggal. Gibran memiliki paras
yang ganteng dan memiliki badan yang tinggi, Gibran juga seorang ketua basket yang
ada disekolah nya.Gibran juga seorang laki laki yang populer disekolahnya banyak
wanita yang menyukainya.Tetapi, Gibran tidak menyukai satu pun wanita yang menyukai
nya karena Gibran sudah memiliki kekasih hati yaitu Gita. Gita adalah seorang wanita
yang populer disekolahnya karena parasnya yang cantik dan dia seorang ketua
osis.Mereka berdua sudah menjalin komitmen selama 1 tahun.Gibran juga memiliki 4
teman yang bernama Zidan, Alex, Kevin, Renal. Mereka berlima adalah sebuah geng
yang terkenal disekolah mereka dan mereka berlima memliki hobi mendaki gunung.

Pada saat bel istirahat Gibran menghampiri Gita dikelasnya untuk mengajak ke
kantin. Sesampainya di kantin mereka berdua memesan makanan setelah itu mereka
berdua duduk di kursi yang ada di kantin. Mereka berdua makan sambil ngobrol tentang
pelajaran yang baru saja disampaikan oleh bapak/ibu guru yang ada dikelas. Tiba tiba
Zidan, Alex, Kevin, dan renal menghampiri mereka berdua Alex “Woi, Kalian kok nggak
ajak ajak kita sih”

“Ya tadi aku lihat dikelas kalian belum istirahat. Jadinya kita keburu laper. “ Jawab
Gibran

“boleh gabung gak ni?. “ Tanya gibran

“Boleh Boleh aja. Sini?. “ Jawab Gita

Lalu tiba tiba Gibran mengajak teman temannya untuk mendaki gunung karena mereka
berlima sudah lama tidak mendaki gunung.

“Eh gimana kalau kita daki gunung kan kita udah lama gak daki gunung.” Gibran
tersontak

“Iya nihh udah kangen juga sama pemandangan gunung.” Zidan menjawab

“Kita daki gunung kemana?. Alex menyaut pembicaraan Zidan

“Gimana kalau kita daki gunung ke Merapi aja.” Gibran menjawab

“Wah ide bagus, Kita juga belum pernah daki ke Merapi.” Renal menjawab

Gita pun menyimak mereka berlima berbincang.

Belum selesai mereka berbincang tiba tiba bel masuk sudah berbunyi.
Gibran berteriak “Kita lanjutkan nanti setelah pulang sekolah saja.” Teriak Gibran

Mereka pun bergegas masuk ke kelasnya masing masing.

Bel pulang pun berbunyi seperti biasa Gibran, Zidan, Alex, Kevin, Renal menghampiri
kekasih hatinya masing masing dan mengajaknya untuk pulang bersama. Mereka
berlima pun pulang bersama dengan menggandeng kekasih hatinya. Gibran, Gita, Zidan
dan Caca pulang bersama karena rumah nya yang berdekatan sementara Alex, Nana,
Kevin, May, Renal, Yaya mereka pulang bersama juga karena jarak rumah mereka yang
begitu dekat.

Setelah Gibran sampai dirumah Gibran pun langsung ganti baju dan berangkat ke
basecamp yang biasa Gibran dan teman teman nya nongkrong. Sebelum Gibran
berangkat Gibran berpamitan ke Ibunya terlebih dahulu

“Bu aku ke basecamp dulu.” Ucap Gibran

“Iya kak.” Jawab ibu Gibran

Gibran pun berangkat dan menghapiri Zidan.Setelah sampai dibasecamp ternyata


belum ada yang sampai Gibran pun menyuruh Zidan untuk menelpon teman temannya.
Setelah 20 menit Alex, Kevin, dan Renal pun sampai. Mereka pun memesan 5 cangkir
kopi untuk diseduh sambil membicarakan rencana pendakian gunung Merapi.Dan
Akhirnya pun semua sepakat saat hari sabtu besok.Mereka pun menyiapkan
keperluannya untuk mendaki gunung.

Pada pagi hari Gibran, Ibunya, ayahnya breakfast dimeja makan Gibran pun
meminta izin kepada kedua orang tuanya

“yah, bu aku ingin meminta izin besok sabtu aku dan teman teman ingin mendaki
gunung Merapi” Ucap Gibran

“Berapa hari nak?.“ Ayah Gibran menyaut pembicaraan Gibran

“Dua hari yah” Jawab Gibran

Ibu Gibran melarang Gibran untuk berangkat mendaki gunung namun Ayah Gibran
meyakini Ibu Gibran. Akhirnya Ibu memperbolehkan Gibran untuk mendaki Gunung
Merapi.

Gibran pun berpamitan ke orang tuanya untuk berangkat sekolah. Seperti biasa Gibran
menghapiri kekasih hatinya. Sesampainya di rumah Gita Gibran disapa oleh Ibunya Gita

“Sini nak masuk dulu Gita masih memakai sepatu.” Sontak ibu Gita dengan senyuman
nya

“Tidak usah bu saya tunggu disini saja.” Gibran menjawab


Gita pun berpamitan ke ibunya dan bergegas menghampiri Gibran. Sesaat dijalan
Gibran memberitahu Gita tentang rencana pendakian gunung bersama teman
temannya

Gita aku dan teman teman ingin mendaki gunung besok sabtu bagaimana menurut
mu?.” Gibran sontak berbicara

“berapa hari bran?.” Gita menjawab

“Kemungkinan 2 hari. “ Jawab Gibran

“Apa aku boleh ikut?.“ Tanya Gibran

“Jangan nanti kamu kelelahan aku nggak mau kamu kelelahan.” Jawab Gibran

“Yasudah kalau begitu, Hati hati yaa. “ Jawab Gita

Mereka pun sampai disekolah dan mereka masuk ke kelasnya masing masing.

Pada waktu istirahat Gibran, Zidan, Alex, Renal, dan Kevin bergegas menuju BK untuk
meminta izin kepada BK bahwa pada hari sabtu mereka berlima tidak bisa masuk
sekolah.

Zidan mengetuk pintu BK dan mengucapkan “Assalamu’alaikum permisi bu.“

“Waalaikumsalam silahkan masuk.” Guru BK sontak menjawab

Mereka pun masuk ke ruang BK tersebut mereka meminta izin dan menjelaskannya.Dan
akhirnya mereka diizinkan oleh guru BK tersebutKemudian mereka berlima menuju ke
kantin sekolah untuk makan siang. Dan setelah bel masuk Berbunyi mereka masuk ke
kelas mereka masing masing.

Pada waktu pulang sekolah seperti biasa mereka selalu pulang bersama
dengan kekasih hatinya. Zidan, Alex, Renal, dan Kevin juga memberi tahu kekasih
hatinya. Namun kekasih hati Zidan yaitu Caca memberikan nasehat “Zidan jangan
mendaki gunung berlima karena lima adalah jumlah ganjil.”Zidan pun kepikiran tentang
apa yang dibicarakan Caca karena dari dulu mereka mendaki selalu berenam bersama
dengan Tour guide Namun, Pada saat ini mereka berlima tidak ingin mendaki
menggunakan Tour guide. Sesampainya dirumah Gibran, Zidan, Kevin, Alex, dan renal
bergegas menyiapkan keperluan mereka untuk mendaki gunung. Mereka berencana
mendaki gunung via Selo karena Banyak dilewati oleh para pendaki dan ramai.

Pada pagi harinya mereka pun berkumpul dirumah Gibran karena menurut
teman temanya rumah Gibran lah yang paling dekat. Mereka pun juga berpamitan
kepada ayah dan ibu Gibran
“tante aku dan temen temen pamit dulu ya.” Ucap Alex

“Iya kak hati hati ya.” Jawab Ibu Gibran

Mereka pun berangkat menuju gunung Merapi menggunakan gocar.Diperjalanan Zidan


tetap kepikiran apa yang disampaikan oleh Caca Namun, Zidan tidak mau bilang
keteman temannya itu. Sesampainya digunung Merapi mereka pun berdoa untuk
kelancaran pendakian mereka. Mereka pun mulai mendaki gunung tersebut. Diawal
pendakian mereka berlima bertemu dengan 2 orang pendaki dibelakangnya. Namun
sesampainya dipos 2 orang pendaki itu tidak ada. Tetapi mereka berlima tak menghirau
kan nya

“mungkin mereka masih dibelakang “ sontak Kevin

Mereka pun beristirahat sebentar dan memberi kabar ke orang tua dan kekasih hatinya.
Setelah beberapa menit mereka berlima mulai mendaki lagi. Tiba tiba angin tertiup
begitu kencang dan hujan lebat suasana menjadi sedikit tegang karena treknya begitu
licin. Mereka pun berhenti sejenak untuk memakai jas hujan. Setelah itu mereka
melanjutkan pendakian nya kembali. Mereka pun sampai dipos 3 . disitu mereka tidak
istirahat karena mereka tidak merasakan lelah dan hujan semakin lebat.

“Hujannya semakin lebat sebaiknya kita turun saja, Cari aman” sontak Renal

“Jangan kita sudah di pos 3 tinggal 2 pos lagi kita sudah sampai puncak, Mungkin nanti
setelah kita sampai puncak langit kembali cerah” sontak Gibran

Mereka pun melanjutkan pendakian mereka. Dan pada akhirnya mereka sudah sampai
puncak seperti yang dibilang oleh Gibran ketika mereka sampai dipuncak langit kembali
cerah. Mereka sampai dipuncak pukul 15.00 WIB. Setelah itu mereka mendirikan tenda
di puncak. Setelah mendirikan tenda mereka membuat mie untuk dimakan bersama
sama. Mereka memakan mie dengan menceritakan pengalaman pengalaman yang
telah berlalu. Setelah mereka makan mereka berfoto foto diatas puncak karena sunset
sore ini sangat indah. Dikala sela sela foto Zidan menulis pesan di selembar kertas dan
ia selipkan di tasnya

Malam hari pun tiba Mereka berlima pun tidur cepat karena mereka berlima
tidak ingin kesiangan untuk melihat sunrise digunung Merapi pagi besok. Saat jam 2
pagi tenda terasa bergetar ternyata diluar tenda sedang badai. Mereka pun serentak
terbangun dari tidurnya.Dan mereka pun tidak bisa tidur karena mendengar suara suara
aneh yang terdengar didalam tenda. Mereka pun membuka handphone mereka, Mereka
berniat untuk memberi kabar orang tua dan kekasih hatinya ternyata tidak ada sinyal.
Mereka pun berusaha memejamkan mata mereka berharap mereka bisa tidur. Akhirnya
pun mereka tidur dengan nyenyak dan mereka terbangun pukul 05.00 WIB. Ternyata
diluar sudah terlihat sunrise nya mereka pun memasak mie dan bernyayi diiringi oleh
gitar dipagi hari dan menikmati sunrise yang menyatu dengan alam. Setelah itu mereka
bersiap siap untuk turun. Sebelum mereka turu mereka berlima berdoa terlebih dahulu
untuk meminta kelancaran.Renal berada dibarisan depan, Kevin berada dibarisan
kedua, Alex berada dibarisan ketiga, Zidan berada dibarisan keempat dan Gibran
dibarisan terakhir. Mereka pun turun dengan suasana pagi hari yang sangat cerah
namun firasat Zidan tidak enak seperti ada yang mau terjadi namun Zidan tidak tau apa.
Disini Gibran tidak berbicara sedikit pun biasanya Gibran yang paling semangat. Mereka
merasa saat turun lebih capek daripada saat mereka mendaki naik. Mereka pun sampai
dipos 2 dan mereka beristirahat sejenak. Gibran izin sebentar untuk buang air kecil.
Namun sudah beberapa menit Gibran belum juga kembali.

“Dimana sih si Gibran ini kok lama sekali Coba” sontak Zidan.

“Coba samperin si Gibran. “ sontak Renal

Zidan pun menghapirinya namun disana tidak ada siapa siapa termasuk Gibran

“GIBRAN LO DIMANA?.” Sontak Zidan dengan berteriak

Namun tak ada balasan apapun Zidan pun bergegas menghapiri Renal, Alex dan Kevin

Dengan suara yang terbata bata Zidan mengucapkan “G-g-g-g Gibran gaada.”

“Maksudnya gaada gimana.” Jawab Kevin

“Aku sudah memanggilnya namun tak ada balasan apapun.” Ucap Zidan

Alex pun bergegas menuju tempat itu dan Memanggil nama Gibran dan nihil tak ada
jawaban apapun

Mereka berempat juga mencari ditempat tempat lain namun tak ada hasil apapun dan
akhirnya mereka berempat turun dan meminta bantuan Tim sar. Setelah itu Mereka
menghubungi orang tua Gibran lewat telpon, Orang tua Gibran pun terkejut mendengar
kabar tersebut orang tua Gibran langsung bergegas menuju tempat tersebut. Di sisi lain
Gita kekasih hati Gibran belum dikasi kabar karena Renal, Alex, Kevin dan Zidan masih
panik karena sahabatnya yang hilang entah kemana. Zidan pun kepikiran apa yang Caca
bilang. Orang tua Gibran sudah sampai ditempat orang tua Gibran menangis. Disana
Zidan berusaha menenangkan orang tuanya. Pencarian sudah sampai larut malam tim
sar menyatakan Gibran hilang dan tidak ditemukan jejaknya hanya ditemukan tasnya
yang berisi perlengkapan campingnya.

Disitu orang tua dan teman teman Gibran menangis hingga tersengguk-sengguk. Karena
mereka kehilangan orang yang menurut mereka sangat berarti dihidupnya. Mereka pun
pulang dengan hati yang sedih.Dan Alex pun memberi kabar Gita bahwa Gibran hilang
tak ditemukan Gita pun terkejut dengan apa yang Alex bicarakan. Gita pun menangis tak
henti ia sangat merasa kehilangan sekali karena mereka berdua sudah menjalin
komitmen lebih dari 1 tahun.
“Gibran kenapa kamu ninggalin aku dulu.” Ucap Gita sambil memandangi foto Gibran

Pada pagi harinya di rumah orang tua Gibran mengadakan tahlilan untuk mengirim
doa kepada Gibran. Yang dihadiri oleh Gita dan teman teman Gibran. Semua orang
merasa kehilangan dan tidak menyangka bahwa Gibran bisa pergi secepat itu. Gita tak
berhenti menangis karena melihat ibu Gibran yang juga menangis karena kehilangan
Gibran. Zidan pun berbicara didalam hati “ternyata betul apa yang dibilang Caca”.
setelah tahlil selesai Ibu gibran menyuruh teman temanya untuk membuka isi tas yang
dipakai kemarin ternyata mereka menemukan surat yang berisi “ada saatnya aku
menghilang untuk selamanya, dan kamu tidak akan melihat ku untuk terakhir kalinya
bahkan untuk selamnya” Mereka pun menangis histeris membaca pesan tersebut.Hari
Hari berlalu namun semua orang belum bisa melupakan Gibran namun mereka harus
melupakan Gibran agar Gibran bisa bahagia di atas sana.

Anda mungkin juga menyukai