Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 13 :

1. Mohamad Fahrudin s. (232023095)

2. Widya Fatmawati (232023103)

Ekonomi Digital
Apa itu Ekonomi digital ?

Ekonomi digital adalah semua aktivitas ekonomi yang memanfaatkan


bantuan internet dan kecerdasan buatan. Ekonomi digital adalah
kegiatan perekonomian yang memanfaatkan bantuan internet dan
kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence). Ekonomi digital
adalah konsep ekonomi yang menggunakan teknologi digital sebagai
elemen kunci dalam proses produksi, distribusi, dan konsumsi barang
dan jasa. Ini mencakup banyak hal, mulai dari e-commerce, perbankan
digital, aplikasi perpesanan instan, dan media sosial. Sedangkan
Ekonomi konvensional adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia
dalam memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas, dengan
menggunakan faktor-faktor produksi yang terbatas. Masalah utama
ekonomi konvensional adalah kelangkaan (scarcity) dan pilihan
(choices).

Lalu sebenarnya apa perbedaan antara ekonomi jenis ini dengan


ekonomi konvensional atau yang sudah ada sebelumnya? Berikut
beberapa poin pembedanya

Tempat Atau Media Transaksi

Dalam ekonomi konvensional atau non-digital, kegiatan transaksi hanya


berlangsung ketika pembeli dan penjual saling bertemu dan melakukan
pertukaran antara uang dan barang, transaksi biasanya dilakukan di
toko atau pasar. Ini berarti, agar transaksi ekonomi konvensional bisa
berlangsung, diperlukan suatu tempat fisik untuk pembeli dan penjual
bisa bertemu. Berbeda jika transaksi ekonomi terjadi secara digital,
penjual dan pembeli tidak memerlukan adanya tempat fisik. Tempat
fisik tersebut diganti dengan suatu flatform yang bisa menghubungkan
pembeli dan penjual. Platform untuk bertransaksi bisa berupa market
place, sosial media, aplikasi mobile, ataupun website.

Modal Awal Usaha

Banyaknya bisnis yang berkembang dan berjalan memang bisa jadi


tolak ukur laju perekonomian, dan sudah bukan rahasia lagi jika untuk
memulai suatu bisnis atau usaha diperlukan modal yang cukup besar di
awal. Tapi ternyata teori modal besar ini lebih banyak berlaku untuk
ekononmi konvensional. Di era digital seperti sekarang, pelaku bisnis
tidak perlu lagi mengeluarkan modal besar karena mereka bisa menjual
produk yang "tak terlihat". Pelaku bisnis digital tetap bisa melakukan
transaksi penjualan dan tanpa modal, seperti penjualan dengan sistem
PO (pre-order), melakukan dropsip, atau menjadi reseller.

Mekanisme Penjualan

Mekanisme penjualan yang dilakukan dalam ekonomi konvensional


sangat sederhana, pembeli datang ke tempat penjual menjajakan
dagangannya, memilih produk, membayar, kemudian membawa
barang tersebut pulang. Sedangkan dalam ekonomi digital, transaksi
jual beli yang dilakukan sangat menuntut ketelitian sebab pembeli tidak
memilih dan melihat produk secara langsung. Penjual harus bisa
memahami keinginan pelanggan meski transaksi hanya dilakukan
secara virtual. Ketika penjualan berhasil, produk juga harus dikemas
dengan baik agar bisa sampai ke tangan pembeli dalam keadaan utuh
dan tidak ada kekurangan.

Sistem Pembayaran

Dalam ekonomi konvensional pembayaran bisa dilakukan dengan dua


cara, yaitu secara cash atau digital. Pembayaran cash tentu dilakukan
dengan uang tunai, sedangkan pembayaran digital bisa melalui kartu
debit, kartu kredit, ataupun uang digital. Pembeli yang melakukan
transaksi secara konvensional hanya perlu membayar sejumlah harga
barang yang dibeli, sedangkan pembeli yang melakukan transaksi
secara digital harus dibebankan ongkos kirim produk.

Untuk sistem pembayaran dalam transaksi digital sendiri umumnya


dilakukan secara virtual, yaitu melalui transfer antar bank atau transfer
dari uang digital. Tapi kini tersedia juga sistem pembayaran yang lebih
memudahkan bagi pelaku transaksi digital yang tidak memiliki rekening,
yaitu pembayaran saat barang diterima atau cash on delivery.

Tingkat Kepercayaan Konsumen

Kemudahan segala jenis transaksi di era digital ini memang


memudahkan, tapi juga membuka peluang bagi para pelaku kejahatan
cyber. Bagi pelaku ekonomi digital, menjaga kepercayaan konsumennya
sangat penting, karena bisnis mereka hanya bisa berjalan dengan
landasan kepercayaan. Sedangkan bagi pelaku ekonomi konvensional,
menjaga kepercayaan konsumennya akan lebih mudah sebab mereka
akan selalu bertemu secara langsung dalam melakukan segala jenis
transaksi.

Pelaku ekonomi adalah semua pihak, baik perorangan maupun


organisasi, yang melakukan kegiatan produksi, distribusi, dan
konsumen. Secara umum, ketiga pihak yang melakukan aktivitas itu
dinamakan produsen, distributor, serta konsumen.Pelaku ekonomi
yang berperan untuk memproduksi barang dan jasa adalah produsen
atau rumah tangga produsen. Peran konsumen Disebut pula rumah
tangga konsumen. Adalah individu atau kelompok yang bertugas
memakai atau menggunakan barang dan jasa.

Kebanyakan pelaku bisnis e-commerce di tanah air berskala kecil dan


menengah (UKM). Seperti yang kita ketahui, bisnis UKM menjadi usaha
yang paling tahan banting di saat krisis ekonomi sekalipun.Potensi
industri e-commerce di Indonesia memang tidak dapat dipandang
sebelah mata. Dari data analisis Ernst & Young, dapat dilihat
pertumbuhan nilai penjualan bisnis online di tanah air setiap tahun
meningkat 40 persen. Ada sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71
juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia.

Tak hanya sekedar untuk mencari informasi dan chatting, masyarakat di


kota-kota besar kini menjadikan internet terlebih lagie-commerce
sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Perilaku konsumtif dari puluhan
juta orang kelas menengah di Indonesia menjadi alasan mengapa e-
commerce di Indonesia akan terus berkembang.

Berbicara mengenai industri ini memang tidak semata membicarakan


jual beli barang dan jasa via internet. Tetapi ada industri lain yang
terhubung di dalamnya. Seperti penyediaan jasa layanan antar atau
logistik, provider telekomunikasi, produsen perangkat pintar, dan lain-
lain. Hal inilah yang membuat industri e-commerce harus dikawal agar
mampu mendorong laju perekonomian nasional.Selain memberikan
stimulus kepada para pelaku bisnis e-commerce mulai dari level
pemula, UKM, hingga established business, pemerintah juga harus
didukung oleh masyarakat , pihak swasta, media, maupun organisasi
non-profit untuk mendorong e-commerce menjadi sebuah gerakan
nasional/kampanye.

Peluang Digitalisasi Ekonomi di Indonesia

Aset Baru Berupa Big Data

Perkembangan ekonomi secara digital menyebabkan seluruh transaksi


maupun kegiatan yang mengandalkan beragam platform di internet
bisa tercatat serta terkoleksi dengan menjadi himpunan data sangat
masif, rumit, dan tidak terstruktur.Nah, hal tersebut dinamakan sebagai
big data. Jadi, big data ini adalah suatu aset yang mampu untuk
menciptakan dampak digitalisasi ekonomi yang positif. Hal ini
dikarenakan ia bisa menjadi acuan dalam melakukan kegiatan ekonomi.

Dengan begini, bisa dibilang bahwa big data merupakan peluang yang
sebaiknya dimanfaatkan untuk melakukan produksi maupun distribusi
jasa atau barang secara efisien.

Smart Village

Daerah pun turut serta menjadi peluang dalam digitalisasi ekonomi


melalui adanya program smart village. Dalam program ini, suatu daerah
akan dikembangkan melalui beraham terobosan teknologi dan
infrastruktur pendukung.

Nah, peluang satu ini sangat berguna untuk mewujudkan suatu daerah
dengan produktivitas usaha dan ekonomi berbasis digital. Contohnya,
seperti UMKM. Dengan begini, maka perekonomian daerah tersebut
bisa lebih optimal.
Cashless

Saat ini, dompet digital maupun metode pembayaran non tunai, seperti
QRIS atau QR Code Indonesia Standard merupakan suatu peluang yang
tersedia dalam digitalisasi ekonomi di Indonesia. Ini merupakan suatu
bentuk kemudahan dalam melakukan transaksi. Dengan begini,
perekonomian bisa lebih maju karena pembayaran bisa dilakukan
secara mudah di manapun dan kapanpun.

Tantangan Digitalisasi Ekonomi di Indonesia

Cyber Security

Keamanan siber masih merupakan tantangan utama dalam


perekonomian digital. Salah satu contoh digitalisasi ekonomi yang
terpaut dengan eksistensi keamanan siber adalah investasi.

Nah, semakin maju suatu teknologi, maka semakin berkembang pula


kejahatan yang ada di dunia siber. Maka demikian, ini merupakan suatu
tantangan yang sebaiknya lekas ditaklukkan dalam rangka membangun
ekonomi digital di Indonesia.

Persaingan Semakin Sengit

Tidak dapat dipungkiri, adanya digitalisasi ekonomi mampu untuk


mempermudah masyarakat untuk membangun usaha. Selain itu,
kegiatan jual beli tingkat global pun semakin terwujud dengan baik.
Akan tetapi, hal tersebut justru menimbulkan tantangan, yaitu semakin
sengitnya persaingan usaha. Jadi, pengusaha lokal saat ini tidak cuma
bersaing dengan pengusaha lokal lainnya, namun juga ditambah
dengan pengusaha global.

Akses Internet
Infrastruktur yang menyediakan akses internet merupakan tantangan
dalam menyambut digitalisasi ekonomi saat ini. Nah, untuk
menaklukkan tantangan ini, maka hal yang sebaiknya dilakukan adalah
menyediakan infrastruktur yang memadai.

Akses internet dapat memengaruhi kegiatan yang berlangsung dalam


digitalisasi ekonomi. Jadi, bisa dibilang, semakin baik akses internet
dalam suatu negara, maka bisa dipastikan digitalisasi ekonominya
lancar dan berkembang. Nah, itu dia pembahasan seputar digitalisasi
ekonomi yang sebaiknya kamu ketahui. Ingin turut serta berpartisipasi
dalam hal ini?

Anda mungkin juga menyukai