Anda di halaman 1dari 2

Biografi Sunan Ampel

Sunan Ampel, dikenal dengan Raden Rahmat, nama aslinya Sayyid Ali Rahmatullah, ayahnya
bernama Syekh Ibrahim As-Samarqandi, seorang ulama asal Samarkand, Asia Tengah. Ibunya
seorang putri raja bernama Candrawulan dari kerajaan Campa, Kamboja. Sedangkan silsilah
keturunannya bersambung sampai Rasulullah Saw. melalui jalur Husen bin Ali bin Abi Thalib
dan Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah Saw.

Raden Rahmat datang ke pulau Jawa bersama ayah dan saudara tuanya Ali Murtadho, dan Raden
Burereh yang sebelumnya tinggal di Campa. Mereka datang bersama sejumlah kerabat.
Kedatangannya ke pulau Jawa diperkirakan tahun 1440 M. atas undangan Prabu Sri Kertawijaya
(w. 1451 M) Raja Kerajaan Majapahit, untuk memperbaiki perilaku masyarakat Majapahit yang
konon saat itu mengalami kemunduran dan kemerosotan moral. Kedatangan rombongan ke
Majapahit juga dikarenakan adanya hubungan keluarga antara ibunya dan istri Sri Prabu
Kertawijaya, Dewi Darawati, yang berasal dari Campa.

Setelah beberapa lama, Raden Rahmat menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri Tumenggung
Arya Teja, Bupati Tuban yang juga cucu Arya Lembu Sura, Raja Surabaya yang muslim. Dari
pernikahannya, lahir anak dan cucu yang menjadi generasi penerus dakwahnya dalam
menyebarkan Islam. Begitu pula hubungan kekerabatannya dengan penguasa Surabaya, Arya
Lembu Sura, pada gilirannya membawa Raden Rahmat menjadi bupati, penguasa Surabaya.
Kedudukan ini memberikan peluang baginya melakukan penyebaran Islam secara leluasa dan
merintis pembangunan kota Surabaya. Kondisi ini didukung pula dengan keberadaan Raja
Majapahit, Sri Prabu Kertawijaya (1447-1451 M) sebagai Maharaja Majapahit yang menaruh
perhatian besar dengan perkembangan agama Islam.

Dalam perjalanan dakwahnya, Sunan Ampel membangun masjid dan pesantren dan
menjadikannya sebagai pusat pengkaderan mubaligh yang disebar ke daerah lain di pulau Jawa.
Gelar Sunan atau susuhunan yang diperuntukkan pada Raden rahmat diberikan karena
kedudukannya sebagai Raja (Bupati) Surabaya, dan sebagai guru suci di dukuh Ampel yang
memiliki kewenangan melakukan baiat bagi para santrinya. Sunan Ampel wafat pada tahun 1481
M di Demak dan dimakamkan di samping Masjid Ampel, Kota Surabaya.

Dalam perjalanan dakwahnya, Sunan Ampel diberikan Karomah oleh Allah untuk membantu
menyebarkan ajaran Islam di Indonesia khususnya Tanah Jawa.
Pada suatu hari, Sunan Ampel berpamitan pada keluarganya untuk pergi berdakwah. Dalam
perjalanannya, ia melihat seorang pemuda yang sedang berlarian di tepi sungai kemudian
menyapanya.
Sunan : Assalamu’alaikum warahmatullah!
Pemuda : Wa’alaikumsalam!!

(Orang tersebut mencoba berjalan di sungai untuk menyeberangi sisi lain sungai. Tetapi ketika
sebagian besar sungai mengalir melewatinya, dia jatuh dan berenang kembali ke tepian)
Pada kesempatan lainnya, beliau kembali bertemu dengan pemuda tersebut saat melewati jalur
sungai untuk berdakwah. Pemuda tersebut masih melakukan hal yang sama dan Sunan Ampel
pun menyapanya. Hingga bertahun-tahun berlalu dan pada suatu waktu, Sunan Ampel datang
mencari laki-laki itu.
Sunan : Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh!
Pemuda : Wa’alaikumsalam!!
Sunan : Wahai Pemuda, bertahun-tahun berlalu sejak pertama kali melihatmu berlarian disini dan
kini kau masih saja melakukan hal yang sama. Sebenarnya apa yang hendak kau lakukan?
Pemuda : Aku hendak menyebrang menuju hulu sungai. Karena itu, aku belajar berjalan di atas
nya.
Sunan : Sungguh, kau telah menyia-nyiakan 12 tahun hidupmu belajar menyeberangi sungai
Pemuda : Apa?! Apa yang kau tahu tentang hidupku? Pergi sana!

(Sunan Ampel mendekati pria itu dengan berjalan di tepi hingga ke hulu sungai. Melihat aksi
Sunan Ampel, orang tersebut menjadi kagum dan terheran-heran. Ia pun mengejar Sunan Ampel
dengan berenang hingga ke hulu sungai)

(Orang tersebut bersujud dan meminta maaf kepada Sunan Ampel sembari menanyakan ilmu apa
yang digunakan oleh Sunan Ampel)

Pemuda : Ma-Maafkan Aku! Seharusnya Aku tidak meremehkan mu. Tapi maaf atas
kelancanganku, tolong beritahu aku ilmu apa yang kau gunakan Pak? Sungguh aku ingin tahu
Sunan : Ini bukan ilmu ku, ini karomah dari Tuhan ku, Allah SWT. Wallahi, setiap manusia
diberi akal dan pikiran oleh Allah untuk bisa melakukan hal yang mereka inginkan. Termasuk
untuk mencapai keinginan mu. Tidak perlu berjalan diatas sungai sepertiku untuk mencapai hulu.

Sunan : Ambil lah beberapa potong bambu itu, lalu rakit dan gunakan lah untuk mencapai
tujuanmu
Pemuda : Akan ku coba
(Setelah jadi rakit, dan menyebrang ke hulu sungai)
Pemuda : Anda Benar ! Terimakasih banyak Pak. Sungguh aku banyak belajar dari mu.
Sunan : Allah yang mengajarimu dan memberikan pemahaman padamu anak muda. Aku hanya
perantara-Nya

(Begitulah sepotong kisah dari karomah Sunan Ampel, Hikmah yang dapat kita ambil adalah

Anda mungkin juga menyukai