Menggambar rumah tetangga merupakan wahana untuk mengenal bangsa kita yang
majemuk. Dengan menggambar rumah tetangga, kita dapat mengenal, memahami dan
bersikap baik di tengah lingkungan sekitar yang beragam. Dalam menggambar rumah
tetangga, kita juga diajak mengenal dan memahami kehidupan para tetangga serta
pemandangan rumah di lingkungan sosial kita.
Beberapa bentuk dasar rumah yang umum ditemukan di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Rumah Panggung : Rumah panggung adalah jenis rumah yang berdiri di atas tiang-tiang atau
tiang-tiang pendukung. Rumah panggung biasanya banyak ditemukan di daerah yang rawan banjir
atau di wilayah pedalaman. Dengan dibangun di atas tiang-tiang, rumah ini terhindar dari banjir dan
hewan liar.
2. Rumah Limas : Rumah limas adalah rumah adat dari suku Batak di Sumatera Utara. Rumah ini
memiliki bentuk atap yang khas menyerupai kerucut. Struktur rumah limas biasanya terbuat dari
kayu dan memiliki fungsi sebagai tempat tinggal dan berbagai kegiatan adat.
3. Rumah Joglo : Rumah Joglo merupakan rumah adat dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ciri
khasnya adalah atap limasan yang melengkung indah. Rumah ini umumnya memiliki tiang-tiang
yang kokoh dan terbuat dari kayu dengan ukiran yang cantik.
4. Rumah Gadang : Rumah Gadang adalah rumah adat Minangkabau di Sumatera Barat. Rumah ini
memiliki bentuk atap yang mirip dengan tanduk kerbau yang melambangkan kemakmuran.
Arsitektur rumah Gadang juga menggambarkan sistem kekerabatan matriarkal dalam budaya
Minangkabau.
5. Rumah Tongkonan: Rumah Tongkonan adalah rumah adat dari suku Toraja di Sulawesi Selatan.
Rumah ini memiliki bentuk atap yang menonjol ke atas dengan ornamen ukiran yang indah. Rumah
Tongkonan biasanya terbuat dari kayu dan dianggap sebagai lambang status sosial dan kekayaan
keluarga.
6. Rumah Kebaya : Rumah Kebaya adalah jenis rumah tradisional di Pulau Sumba, Nusa Tenggara
Timur. Rumah ini memiliki bentuk atap seperti payung terbalik dan dinding yang terbuat dari
anyaman bambu atau kayu.
B. Prinsip Menggambar
Sebelum menggambar rumah tetangga, ada beberapa hal yang harus diperhatikan di antaranya
sebagai berikut.
Sketsa
Sketsa merupakan gambaran awal/kasar saat akan menggambar atau melukis. Sketsa biasanya
menggunakan pensil agar gambar dapat diperbaiki sebelum diwarnai
Perspektif
Perspektif adalah cara menggambar objek berdasarkan sudut dan jarak pandang saat menggambar
dari depan. Teknik gambar perspektif biasanya digunakan untuk menggambar bangunan agar
mendapatkan hasil gambar 3 dimensi atau seperti nyata. Prinsip perspektif yaitu sisi benda yang ada
di dekat kita akan terlihat besar dan sisi benda yang jauh akan terlihat semakin kecil.
Warna
Selain sketsa dan perspektif, dalam menggambar juga harus memperhatikan warna. Untuk
menggambar rumah tetangga, kita bisa mewarnai dengan menggunakan warna-warna sesuai dengan
rumah yang diamati. Namun, kita juga bisa mewarnai dengan warna-warna yang kita sukai. Kita bisa
menggunakan pensil warna, spidol, atau krayon.
A. Masalah Lingkungan
Sampah merupakan permasalahan di lingkungan sekitar. Sampah adalah sisa kegiatan manusia yang
berwujud padat yaitu zat organik dan anorganik. Salah satu sampah anorganik adalah plastik. Plastik
terus bertambah setiap hari hingga lingkungan kita dipenuhi oleh sampah jenis ini. Salah satu
masalah dari sampah plastik adalah tidak bisa dilenyapkan atau dipunahkan, sehingga jumlahnya
terus bertambah seiring dengan benda-benda dari plastik yang terus diproduksi.
Jalan keluar yang mungkin dilakukan adalah mendaur ulang (recycle) sampah plastik atau
mengolahnya menjadi benda yang berguna, seperti vas bunga, wadah alat-alat tulis, akuarium, atau
hiasan. Selain recycle, tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi sampah plastik adalah reduce,
yaitu mengurangi penggunaan, reuse yaitu menggunakan kembali, replace yaitu mengganti dengan
yang lain, dan repair yaitu memperbaiki kembali. Selain sampah organik dan anorganik ada juga
sampah B3 atau sampah berbahaya seperti sisa obat, baterai, dan lainnya.
Prinsip 5R
Recycle, Reduce, Reuse, Replace, dan Repair atau lebih dikenal dengan prinsip 5R adalah upaya
untuk mengelola dan mengurangi sampah yang dihasilkan setiap hari baik sampah organik maupun
sampah anorganik.
1. Recycle adalah mendaur ulang sampah yang tidak dapat digunakan lagi menjadi lebih berguna.
Contoh : pengolahan kertas menjadi kertas baru, pengolahan botol plastik menjadi bahan baku plastik
baru.
2. Reduce adalah penanggulangan sampah dengan mengurangi pemakaian benda sekali pakai yang
memicu banyak sampah.
Contoh : ketika berbelanja ke pasar, sebaiknya membawa tas belanja sendiri seperti keranjang dari
rumah sehingga tidak perlu lagi menggunakan kantong plastik dari penjual.
3. Reuse adalah menggunakan kembali barang-barang bekas yang masih bisa dipakai dengan cara
mengubahnya dengan kreativitas yang memiliki nilai guna bahkan nilai jual.
Contoh : botol minuman plastik bekas dapat digunakan untuk tempat pensil, pot tanaman, tempat
makan hewan peliharaan.
4. Replace adalah mengganti barang yang kita pakai dengan yang lebih ramah lingkungan.
Contoh : mengganti botol minum ke sekolah dengan botol yang dapat digunakan berulang kali
seperti yang berbahan plastik tebal atau aluminium.
5. Repair adalah memperbaiki barang-barang yang rusak agar dapat digunakan kembali. Dengan cara
tersebut, kita tidak perlu membeli barang-barang baru, karena barang yang lama masih dapat
digunakan kembali.
Contoh : memperbaiki peralatan elektronik yang rusak.
Sebelum membuat karya kriya dari bahan limbah plastik, kita harus merancangnya terlebih dahulu.
Kita harus menentukan karya kriya kerajinan yang akan dibuat. Kita harus memilih salah satu bahan
yang akan digunakan.
Jika kita akan membuat rancangan bunga plastik dari sedotan minuman, berikut langkah-langkahnya.
1. Mengumpulkan bahan sedotan plastik.
2. Membersihkan bahan sedotan plastik agar aman.
3. Menggambar model bunga plastik.
4. Memotong bahan sedotan plastik sesuai rancangan gambar.
5. Menyusun potongan bahan plastik sesuai rancangan.
6. Mengkomposisikan bahan dengan memilih ukuran dan warna yang diinginkan.
7. Finishing karya.
Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya sangat beragam. Alat adalah benda yang
digunakan untuk membuat karya dan bisa digunakan berulang kali.
Tekstur dapat terbentuk melalui proses alam dan buatan. Tekstur proses alam seperti tekstur pasir,
kulit kayu. Sementara itu, tekstur buatan bisa dibuat dengan bermacam cara dan bahan.
Jenis tekstur dalam seni rupa ada 2 yaitu nyata dan semu. Tekstur raba/nyata, yaitu keadaan
permukaan yang dapat dirasakan lewat indra peraba (ujung jari) yang bersifat nyata, misalnya kasar-
halus, licin-kasar, keras-lunak, rata bergelombang, dan lainnya. Tekstur visual/semu, yaitu tekstur
yang dirasakan lewat indra penglihatan yang bersifat semu, seperti bertekstur jika dilihat namun
aslinya tidak.
Tekstur nyata dapat dibuat dengan bahan dengan semen, kayu, pasir, bubuk bata merah, pasir, serbuk
gergaji, tanah, dan masih banyak lagi yang lainnya. Agar bisa melekat, biasanya unsur-unsur alam
yang bertekstur tersebut dicampur dengan lem kayu, kemudian diletakkan pada kanvas, kertas atau
bidang tertentu sesuai keinginan dan kebutuhan.
Selain membuat tekstur nyata (dapat diraba) tersebut kita juga bisa membuat tesktur maya/semu
(terkesan bertekstur, namun aslinya tidak), misalnya menggambar batu atau pohon hingga terkesan
bergelombang dan berserat. Biasanya, tekstur maya/semu digunakan untuk membuat
model/rancangan sebelum kita membuat tekstur nyata.
Dalam sejarah seni rupa Indonesia terdapat beberapa seniman yang sering menggunakan tekstur.
Misalnya, pelukis Affandi membuat tekstur dengan menggunakan cat yang tebal, pelukis Ahmad
Sadali dan Abdul Djalil Pirous (A.D. Pirous) menggunakan bubuk marmer dan pelukis Fadjar Sidik
menggunakan tekstur semu berupa bidang-bidang geometris. Di beberapa daerah juga terdapat
pelukis yang membuat tekstur dari daun dan bulu.