Judul: Menganalisis system produksi kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun
ruang berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat
Produk : tempat tisu
1.Menganalisis Bahan Limbah yang Tersedia:
Pertama-tama, Analisis jenis bahan limbah yang tersedia di daerah setempat. Ini bisa berupa limbah kayu, kardus, kain bekas, atau bahan limbah lainnya yang dapat dibentuk menjadi bangun ruang.
->Bangun ruang berbentuk ruang berdasarkan bahan limbah yang tersedia:
1. Kardus bekas dari kemasan produk ataupun kotak bekas. 2. Botol plastik dapat diubah menjadi tempat tisu dengan memotong dan membentuknya sesuai yang diinginkan 3. kain flanel atau kain sisa Untuk memberikan sentuhan estetika dan dekoratif pada tempat tisu dapat dijadikan pelapis atau hiasan tambahan untuk meningkatkan tampilan visual pada tempat tisu. 4. Kertas karton tebal Untuk kemudahan pembentukan, kertas karton ini dapat mudah dibentuk sesuai desain atau model tempat tisu 5. Kayu atau palet Dapat digunakan untuk membuat tempat tisu yang kokoh dan tahan lama dari potongan- potongan kayu atau sisa-sisa palet.
2. Analisis Daya Dukung Lokal:
Menganalisisa tentang daya dukung dan kebutuhan lokal di daerah setempat.
->Berdasarkan penelitian daya dukung lokal:
1. Analisis Bahan Baku: Identifikasi dari mana bahan baku untuk pembuatan tempat tisu diperoleh. Menganalisis sumber-sumber lokal yang digunakan untuk memperoleh bahan seperti kertas, kain, kayu, logam, atau bahan lainnya. 2. Analisis Ketersediaan Bahan: Analisis akan dilakukan untuk mengevaluasi ketersediaan bahan baku tersebut di tingkat lokal. Ketersediaan bahan yang cukup penting untuk memastikan kelangsungan produksi dan mengurangi biaya logistik. 3.Analisis Pengaruh Lingkungan: menganalisis untuk mempertimbangkan dampak lingkungan dari bahan baku dan proses produksi tempat tisu. Ini termasuk aspek-aspek seperti keberlanjutan sumber daya, emisi dan manajemen limbah. 4. Analisis Aspek Ekonomi: menganalisis ekonomi akan mencakup biaya produksi tempat tisu secara lokal dibandingkan dengan impor atau distribusi dari luar daerah. Ini termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, infrastruktur, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi harga jual. 5. Analisis Penerimaan dan Preferensi Konsumen: Menganalisis preferensi konsumen lokal terkait dengan desain, kualitas, dan harga tempat tisu. Hal ini membantu produsen lokal memahami pasar dan mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. 3. Desain Produk Berbasis Limbah: Buat desain produk kerajinan yang memanfaatkan bahan limbah yang tersedia. Desain ini harus mempertimbangkan kemampuan bahan limbah untuk membentuk bangun ruang yang kokoh dan fungsional.
->berdasarkan desain produk berbasis limbah:
1. Daur Ulang Material: Memanfaatkan bahan-bahan daur ulang, seperti kertas daur ulang atau kain yang berasal dari limbah tekstil, sebagai bahan utama untuk tempat tisu. Daur ulang material membantu mengurangi kebutuhan akan bahan baru dan mengelola limbah dengan lebih efektif. 2. Produksi Ramah Lingkungan: Pemilihan proses produksi yang ramah lingkungan, seperti menggunakan energi terbarukan atau teknologi pengurangan limbah, sebagai bagian dari desain produk. 3. Penggunaan Limbah Industri: Menggunakan limbah dari industri lain, seperti limbah kayu dari industri konstruksi atau limbah kertas dari percetakan, sebagai bahan baku untuk tempat tisu. Ini dapat membantu mengurangi limbah industri dan memanfaatkan sumber daya yang sudah ada.
4. Uji standar kualitas :
Setelah desain awal dibuat, ujilah kekuatan dan keandalannya. Pastikan produk dapat memenuhi standar kualitas yang diperlukan.
->berdasarkan uji kualitas
1.Kekuatan dan Ketahanan: Mengukur seberapa kuat dan tahan tempat tisu terhadap pemakaian normal, termasuk kemampuannya untuk menahan robek atau rusak. 2. Kelembutan: Mengukur tingkat kelembutan tempat tisu, yang dapat mempengaruhi kenyamanan pengguna. 3. Ketahanan terhadap Basah dan Kering: Memastikan bahwa tempat tisu tetap kokoh dan nyaman bahkan saat terkena kelembaban. 4. Kemasan dan Penyimpanan: Memastikan kemasan tempat tisu dapat melindungi produk dengan baik dan mempertahankan kualitasnya selama penyimpanan.
5. Analisis Pengembangan Proses Produksi:
Menganalisis proses produksi yang efisien dan berkelanjutan untuk memproduksi kerajinan dari bahan limbah tersebut.Ini termasuk pemilihan teknik pembentukan, peralatan produksi yang diperlukan, dan manajemen limbah.
6. Kolaborasi dengan Komunitas Lokal:
Melibatkan komunitas lokal dalam proses produksi dan promosi produk. Ini dapat meningkatkan penerimaan produk di pasar lokal dan mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan.
7. Pemasaran dan Distribusi:
Membuat strategi pemasaran yang efektif untuk memasarkan produk kerajinan limbah bahan bangun ruang (tempat tisu) tersebut. Selain itu, tentukan saluran distribusi yang sesuai untuk mencapai target pasar yang lebih luas.
8. Evaluasi dan Peningkatan Berkelanjutan:
Melakukan evaluasi terhadap proses produksi dan menganalisa produk secara berkala. Hal ini penting untuk memastikan keberlanjutan dari sistem produksi tersebut.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, sistem produksi kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun ruang dapat dikembangkan dengan daya dukung yang ada di daerah setempat, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan sekitar.