Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN STATUS DMF-T PADA MURID

KELAS V SDN 10/X NIPAH PANJANG KECAMATAN NIPAH PANJANG

KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

TAHUN 2023

Oleh :

NORA

NIM : PO71251230093

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN JAMBI

D IV TERAPIS GIGI DAN MULUT

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan suatu investasi untuk peningkatan

kualitas sumber daya manusia, salah satu diantaranya pembangunan kesehatan

gigi dan mulut. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan gigi, diantaranya

derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang optimal, dalam pelaksanaan

pembangunan kesehatan dibutuhkan perubahan cara pandang ( mindset ) program

layanan kesehatan dari paradigm sakit ke paradigma sehat, sejalan dengan visi

Indonesia sehat 2010 (Depkes, 2013).

Menurut WHO tahun 2012, Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk

kesehatan secara umum dan kualitas hidup, kesehatan mulut berarti terbatas

kanker tenggorokan, infeksi dan luka pada mulut, penyakit gusi, kerusakan gigi,

kehilangan gigi, dan penyakit lainya, sehingga terjadi gangguan yang membatasi

dalam menggigit, mengunyah, berbicara, dan kesejahteraan psikososial

Salah satu kesehatan mulut adalah kesehatan gigi. Kesehatan gigi menjadi

hal yang penting, khususnya bagi perkembangan anak. Karies gigi adalah salah

satu gangguan kesehatan gigi. Karies gigi terbentuk karena ada sisa makanan yang

menempel pada gigi, yang pada akhirnya menyebabkan pengapuran gigi.

Dampaknya, gigi menjadi keropos, berulang, bahkan patah. Karies gigi membuat
anak mengalami kehilangan daya kunyah dan terganggunya pencernaan, yang

mengkibatkan pertumbuhan kurang maksimal (Sinaga, 2013).

Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang merusak struktur gigi,

penyakit ini menyebabkan gigi berlubang, menyebabkan nyeri, gangguan tidur,

penanggalan gigi, berbagi kasus berbahaya dan bahkan kematian. Penyebab

penyakit tersebut karena konsumsi makanan yang manis dan lengket, malas atau

salah dalam menyikat gigi dan mulut atau bahkan tidak pernah sama sekali

memeriksakan kesehatan gigi (Sari, 2013).

Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007 menujukkan prevalensi

karies gigi di Indonesia masih tinggi. Prevalensi karies aktif di Indonesia adalah

43,4% dengan indeks DMF-T secara nasional adalah sebesar 4,85 ini berarti rata-

rata kerusakan gigi pada penduduk Indonesia 5 buah gigi perorang. (Depkes,

Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Jambi Tahun 2007,

2008) Komponen yang terbesar adalah gigi dicabut sebeesar 3,86%. Angka ini

menunjukkan bahwa rata-rata penduduk Indonesia mempunyai 4 gigi yang sudah

dicabut atau indikasi pencabutan. Indeks DMF-T sebagai indikator kesehatan gigi,

merupakan penjumlahan dari indeks D-M, M-T, dan F-T yang menunjukkan

banyaknya kerusakan gigi yang pernah dialami seseorang baik berupa Decay/D

(gigi karies atau gigi berlubang), Missing/M (gigi dicabut), dan Filling/F (gigi

ditambal) (Rimayanti, 2013).

Menurut Riyanti tahun 2005, usia sekolah dasar merupakan saat yang ideal

untuk melatih kemampuan motorik seorang anak, termasuk diantaranya


menggosok gigi. Kemampuan menggosok gigi secara bain dan benar merupakan

factor cukup penting untuk pemeliharaan gigi dan mulut (Sari, 2013).

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 10/X Nipah Panjang, Kecamatan Nipah

Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Berdasarkan survey awal yang

penulis amati pada 5 murid pada saat jam istirahat sekolah, terlihat keadaan

giginya kotor dan ada lubang gigi. Hasil wawancara singkat dengan Kepala

Sekolah SDN 10/X Kecamatan Nipah Panjang bahwa kegiatan Usaha kesehatan

Gigi Sekolah (UKGS) 1 tahun 2 kali. SDN 10/X Kecamatan Nipah Panjang

Kabupaten Tanjung Jabung Timur berada dalam wilayah kerja Pusekesmas Nipah

Panjang. Untuk memperoleh data jumlah murid keseluruhan dan data pegawai

yang tertuang dalam data demografis, dengan diperolehnya data tersebut di SDN

10/X Nipah Panjang dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 1.1

Distribusi Jumlah Murid SDN 10/X Nipah Panjang

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2023

No Jenis kelamin Jumlah


Kelas
L P
1 I 17 25 42
2 II 19 16 35
3 III 27 26 53
4 IV 19 18 37
5 V 24 24 48
6 VI 22 24 45
Total 128 133 261
Sumber: SDN 10/X Nipah Panjang
Tabel 2.2

Disteibusi Jumlah Murid SDN 10/X Nipah Panjang

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2023

No Jabatan Jumlah
1 Guru PNS 7
2 Guru Honorer 9
3 Tenaga Kependidikan PNS 1
4 Tenaga Kependidikan Honorer 1
Total 18
Sumber: SDN 10/X Nipah Panjang

Pada tabel 1.2 dapat diketahui jumlah pegawai di SDN 10/X Nipah

Panjang sebanyak 18

orang.

Berdasarkan latar belakang tersebut, saya tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Gambaran status DMF-T pada murid kelas V SDN 10/X

Nipah Panjang”.

B. Rumusan Masalah

Bagaiman gambaran status DMF-T pada murid kelas IV SDN 10/X

Nipah Panjang Tanjung Jabung Timur Tahun 2023.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk menegetahui gambaran status DMF-T pada murid 10/X

Nipah Panjang Tanjung Jabung Timur Tahun 2023.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran rata-rata D (Decay) pada murid kelas V SDN

10/X Nipah Panjang Tanjung Jabung Timur Tahun 2023.

b. Mengetahui gambaran rata-rata M (Missing) pada murid kelas V

SDN 10/X Nipah Panjang Tanjung Jabung Timur Tahun 2023.

c. Mengetahui gambaran rata-rata F (Filling) pada murid kelas IV SDN

10/X Nipah Panjang Tanjung Tajung Timur Tahun 2023.

d. Mengetahui rata-rata DMF-T pada murid kelas IV SDN 10/X Nipah

Panjang Tanjung Jabung Timur Tahun 2023.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi pihak sekolah SDN 10/X Nipah Panjang yaitu agar dapat

mengetahui kesehatan gigi dan mulut peserta didik nya khususnya

DMF-T.

2. Bagi pembaca yaitu agar dapt menambah pengetahuan pentingnya

kesehatan gigi dan mulut terutama tentang gambaran status DMF-T.

3. Bagi Peneliti yaitu agar memberikan pengalaman yang berharga dan

meningkatkan wawasan serta pengetahuan yang berhubungan dengan

DMF-T.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, R.I (2008). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi
Jambi Tahun 2007. Jakarta: Kemenkes.

Depkes, R.I (2013). Laporan Hasil RIset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta:
Kemenkes.

Rimayanti, S. & Purnakarya. (2013). Peran makanan terhadap Kejadian Karies


Gigi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 07, No. 2, Maret-September
2013 (89-93).

Sari, S. A. (2013). Skripsi. Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi Dengan


Timbulnya Karies Pada Anak Usia Sekolah Kelas 4-6 di SDN Ciputat 6
Tanggerang Selatan Provinsi Banten Tahun 2013.
http://respository.uinjkt.ac.id/dspace/.../1/SITI%20AlIMAH%20SARI
%20-%20fkik.pdf. Sitasi 04 Februari 2019.

Sinaga, A. (2013). Faktor-faktor yang Berhubingan Dengan Perilaku Ibu Dalam


Mencegah Karies Gigi Anak Usia 1-5 Tahun Di Puskesmas Babakan Sari
Bandung. Jurnal Darma Agung, XXI : 1-10.

Anda mungkin juga menyukai