Volume 05 Nomor 01 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2016, Hal 10-18
Gian Bifadlika
Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
gyan_bifadlika@ymail.com
Irma Russanti
Dosen Pembimbing PKK S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
irma.naura@yahoo.co.id
Abstrak
Batik Bondowoso merupakan batik dengan ciri khas ornamen daun singkong disetiap
motifnya. Untuk membuat motif batik yang lebih bervariasi, maka dikembangkan ornamen daun
singkong dari beberapa batik Bondowoso khususnya di pengrajin “Batik Lumbung”. Sehingga
dilakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Motif Batik Khas Bondowoso di pengrajin
“Batik Lumbung”. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan atau R&D (research and
Development) dengan sepuluh (10) tahapan. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini sampai
dengan tahap enam (6), yaitu; potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi
desain,revisi desain dan uji coba produk. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
metode observasi. Observasi dilakukan terhadap hasil pengembangan tiga motif batik khas
Bondowoso yang bertujuan untuk mengetahui hasil pengembangan motif batik yang terbaik
ditinjau dari unsur dan prinsip desain. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi
dengan skala daftar cocok (Check List) yang diisi oleh tiga puluh (30) observer. Hasil
pengumpulan data tersebut dianalisis secara deskriptif kuantitatif berdasarkan penghitungan rata-
rata (mean). Hasil penelitian ditinjau dari unsur dan prinsip desain, batik dengan motif cabe
hasilnya baik. Sedangkan batik dengan motif daun singkong dan kupu-kupu hasilnya cukup baik,
sehingga motif cabe merupakan hasil pengembangan yang terbaik, dan disarankan untuk dilakukan
penelitian lanjutan hingga tahap produksi massal.
Kata kunci: Pengembangan, motif, batik, Bondowoso.
Abstract
Bondowoso’s batik is a batik with ornaments characteristic of cassava leaf in every motif.
To create a more varied motif, then developed a cassava leaf ornament of some batik Bondowoso,
especially in the “Batik Lumbung” Craftsman, So do research with a title “development of
bondowoso batik motif in “batik lumbung” craftsman. This study includes in research and
development or R & D with ten (10) stages. Steps being taken in this study to six (6) stage, namely
is: the potential and problems, data collection, product design, design validation, design revisions
and product trials. The data collection method used is the method of observation. Observations
carried out on the results of the development of three motif Bondowoso which aims to determine
the results of the development of the motif is best viewed from the elements and principles of
design. Instruments in this study is the observation sheet with a list of suitable scale (Check List),
which is filled by thirty (30) observer. The data collected was analyzed by descriptive quantitative
calculation based on the average (mean). Results of the study in terms of the elements and
principles of design, batik with a chilli motif have a good results. While batik with a motif of
cassava leaves and butterflies have the results were quite good, So the chili motif is the best
development results, and recommended to do advanced research to mass production stage.
Keywords: Development, motif, batik, Bondowoso.
10
e-Journal. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2016, Hal 10-18
Batik adalah kain bergambar yang konsumen dari kalangan menengah juga dapat
pembuatannya secara khusus dengan menuliskan menikmati batik khas Bondowoso. Minat yang
atau menerakan malam pada kain, kemudian semakin meningkat dari konsumen juga harus
pengolahannya di proses dengan cara tertentu sejalan dengan kegiatan pengrajin yang harus
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:112). Sejak berusaha untuk meningkatkan produk batiknya.
batik dikukuhkan oleh UNESCO menjadi warisan Pengamatan dilakukan pada hasil lembar
budaya dunia pada tanggal 2 Oktober tahun 2009, observasi pendahuluan motif khas Bondowoso
masyarakat mulai mengembangkan usaha batik. yang diproduksi oleh “Batik Lumbung” . Dari
Daerah-daerah yang sebelumnya tidak memiliki kegiatan tersebut didapat bahwa motif khas
sejarah batik kini mulai mengembangkan batik Bondowoso yang diproduksi oleh “Batik
khas daerahnya dengan menuangkan potensi alam Lumbung” tergolong sederhana dan kurang
maupun icon daerahnya sebagai salah satu motif bervariasi atau monoton. Hal ini dikarenakan
batik. Motif-motif yang tercipta berupa motif-motif khususnya daun singkong agak sulit untuk distilasi,
yang mengacu pada beberapa jenis batik modern. jika dilakukan stilasi maka akan merubah bentuk
Bondowoso sebagai salah satu kabupaten dasar dan ditakutkan tidak terlihat seperti daun
yang berada di provinsi Jawa Timur memiliki batik singkong. Hal ini diungkapkan oleh ibu Sofiah
khas sendiri sejak tahun 1984. Batik khas dari (wawancara pada tanggal 24 November 2014)
kabupaten ini mengangkat tema tumbuhan selaku pengerajin “Batik Lumbung”. Bahwa daun
singkong. Singkong merupakan komoditi unggulan singkong agak sulit untuk dilakukan penggubahan
di Bondowoso, oleh karenanya dengan mengangkat atau stilasi, dan jika terlalu digayakan maka tidak
tema tanaman singkong pada motif batiknya terlihat atau tergambar seperti daun singkong yang
diharapkan lebih mengenalkan Bondowoso sesungguhnya. Sehingga berdasarkan uraian diatas,
khususnya pada hasil kerajinannya berupa batik maka penelitian ini terfokus untuk memberikan
khas Bondowoso. Seiring dengan waktu batik khas atau mencari alternatif agar motif batik khas
Bondowoso tersebut dikenal masyarakat dengan bondowoso di pengrajin “batik lumbung” yang
motif daun singkongnya, sehingga melihat hal lebih bervariasi.
tersebut pemerintah mengukukuhkan batik dengan
motif daun singkong menjadi batik khas kabupaten
Bondowoso pada tahun 2009 hingga saat ini. METODE PENELITIAN
Pengukuhan motif daun singkong sebagai Jenis Penelitian
motif khas kabupaten Bondowoso membuat potensi Penelitian dan pengembangan atau R&D
batik khas Bondowoso semakin meningkat. Motif (reseach and development) merupakan metode
yang dihasilkan juga tidak terbatas motif daun penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
singkong. Beberapa motif yang berkembang yaitu suatu produk dan menguji keefektifannya. Berikut
motif kupu-kupu,capung, ilalang, cabe, stroberi, adalah tahapan R&D:
kacang makadamia, singo ulung, tembakau dan
kopi. Selain itu minat masyarakat akan kain batik Potensi dan Pengumpulan Desain Validasi
masalah Data Produk Desain
juga makin bertambah dan beberapa anggota
masyarakat mulai mendirikan usaha batik. Hal
tersebut terbukti oleh bertambahnya jumlah
industri batik di kabupaten ini, yang awalnya hanya Uji Coba
Pemakaia
Revisi Uji Coba Revisi
Desain
Produk Produk
terdapat satu pengrajin bertambah menjadi lima nn
pengrajin batik. Menurut data dari
DISKOPERINDAG kabupaten Bondowoso tidak
semua pengrajin terdaftar sebagai mitra UMKM, Revisi Produk Produksi Massal
11
e-Journal. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2016, Hal 10-18
jadi batik tulis yang ada pada sanggar tersebut. Warna yang akan digunakan merupakan
Setelah dilakukan pengamatan timbullah warna yang juga sering dipesan oleh konsumen.
masalah, yaitu motif Bondowoso yang Dibawah ini merupakan sumber ide warna
digunakan masih sederhana dan belum yang akan diterapkan, antara lain:
bervariasi dari segi motifnya, sehingga perlu
adanya pengembangan dari segi ornamen utama,
ornamen tambahan dan kombinasi isen-isen
dalam satu ragam hias.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilkukan dengan cara
peneliti berkunjung ke pengrajin “Batik Gambar 4. Sumber ide warna dasar batik
Lumbung” untuk mendokumentasikan hasil jadi (Dok. Peneliti,2015)
batik khas Bondowoso yang diproduksi pada
bulan oktober 2014. Wawancara tak terstruktur Dari sumber ide warna tersebut,
juga dilakukan untuk mengetahui tentang batik dilakukan penerapan pada salah satu desain
khas Bondowoso yang diproduksi oleh motif , untuk mengetahui kombinasi warna
Pengrajin “Batik Lumbung”. Selain itu yang sesuai . Hasil dari kombinasi tersebut
wawancara juga dilakukan untuk mengetahui antara lain:
jenis batik dan warna yang sedang diminati
pada saat itu.
3. Desain Produk
Setelah data diperoleh, langkah selanjutnya
adalah membuat desain motif pengembangan
motif batik khas Bondowoso sesuai dengan
sumber ide motif batik khas Bondowoso yang
telah dilakukan pemilihan sebelumnya, antara
lain:
12
e-Journal. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2016, Hal 10-18
13
e-Journal. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2016, Hal 10-18
Keterangan :
X = nilai rata-rata
= Jumlah seluruh nilai
N = Jumlah observer
Setelah dilakukan penghitungan data dengan
menggunakan rumus mean, kemudian di sajikan
dengan menggunakan diagram batang untuk
memudahkan dalam membaca data.
Gambar 11. Mean perpaduan warna
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mean tertinggi adalah pada batik batik
Data yang diperoleh dari penelitian hasil jadi
cabe yaitu sebesar 3,37 dengan kriteria baik
pengembangan motif batik Bondowoso ditinjau
(skor 3).
dari unsur dan prinsip desain serta pengembangan
4. Aspek Gabungan antara ornamen dan warna
motifnya. Data hasil observasi yang disajikan
dalam bentuk diagram batang berikut ini:
1. Aspek Ukuran Bentuk Ornamen Utama,
Tambahan, dan Isen-Isen
14
e-Journal. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2016, Hal 10-18
15
e-Journal. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2016, Hal 10-18
16
e-Journal. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2016, Hal 10-18
memiliki gabungan motif dan warna yang dengan sebelumnya, berbentuk cabai dengan
belum membentuk suatu kesatuan atau unity , bentuk yang sebenarnya dan disusun
dan 4) batik kupu-kupu dianggap sudah berbentuk lingkaran sehingga nampak
memiliki perpaduan warna yang kontras seperti baling-baling. Isen-isen pada batik
namun belum dilakukan penempatan warna cabe secara keseluruhan memiliki enam
yang baik sebagai suatu penekanan agar jenis isen-isen, yakni: krakalan, ceceg telu,
timbul sebuah pusat perhatian. Sedangkan kembang suruh, ceceg pitu, ron pakis dan
jika ditinjau dalam keseluruhan aspek unsur sawut. Isen pada ornamen utama berupa
dan prinsip desain hal diatas belum sesuai daun singkong dibuat dua jenis isen-isen
dengan teori dari Suhersono (2004:107), dalam satu ornamen berupa ron pakis dan
untuk membuat desain-desain yang lebih ceceg pitu. Isen ornamen utama yang kedua
baik maka harus memperhatikan prinsip- tidak terdapat pengembangan, hanya
prinsip desain dalam menggabungkan unsur- dilakukan penggantian jenis isennya saja
unsur desain. berupa ceceg telu. Isen pada ornamen
c. Batik Cabe tambahan yaitu cabe dan daun di beri isen
hanya satu jenis saja pada masing-masing
Tabel 3. Pengelompokan jenis ornamen
ornamen, hal ini dikarenakan ukuran yang
batik cabe
kecil pada masing-masing ornamen.
Batik Cabe sebelum
No. Jenis motif
dikembangkan
Batik Cabe sesudah dikembangkan
Penerapan warna yang tepat akan
membuat semakin indah sebuah desain.
1
Motif Utama
1
Penerapan warna pada batik cabe terlihat
kurang harmonis, hal ini dikarenakan
penerapan warna pada ornamen sulur dirasa
kurang tepat. Peletakan warna pada ornamen
2
Motif Utama daun singkong, ornamen cabe dan ornamen
2
daun kurang memiliki prinsip kesatuan.
Hasil penilaian observer mengenai
hasil jadi pengembangan motif batik cabe
Motif
ditinjau dari unsur dan prinsip desain, batik
3
Tambahan
cabe memperoleh mean sebesar 3,2 dengan
kategori penilaian baik dan merupakan nilai
tertinggi dibandingkan dengan batik daun
singkong dan batik kupu-kupu, hal ini
4 Isen-Isen
dikarenakan terdapat empat aspek unsur dan
prinsip desain yang dinilai baik. 1) batik
kupu-kupu dianggap telah memiliki ukuran
dan bentuk yang seimbang sehingga dinilai
nampak harmonis dan proporsional, hal ini
Sumber: (Dok. Peneliti,2015)
sesuai dengan teori Kamil (1986:62) bahwa
ukuran erat hubungannya dengan bentuk
Pada pengembangan batik yang terakhir
sehingga dalam pembuatan sebuah desain
yaitu batik cabe mengalami perubahan
yang baik harus memperhatikan
desain namun masih jelas terlihat secara
keseimbangan ukuran dan bentuk yang baik
keseluruhan memiliki susunan motif yang
agar desain yang tercipta dapat harmonis dan
searah. Susunan ornamen daun singkong,
proporsional. 2) batik cabe dianggap sudah
cabe dan sulur dibuat lebih rapat, sehingga
memiliki perpaduan garis yang bergerak
batik terlihat lebih penuh dengan ornamen.
dengan teratur. 3) batik cabe memiliki
Ornamen utama 1 berupa daun singkong
perpaduan warna yang seimbang
dalam pengembangannya terlihat pada
penempatannya, dan 4) batik cabe dianggap
bentuk yang dibuat memiliki jarak antara
memiliki gabungan ornamen dan warna
ruas satu dengan yang lainnya sehingga pada
yang sudah membentuk suatu kesatuan atau
pangkal ruas jari daun membentuk
unity Jika ditinjau dalam keseluruhan aspek
lengkungan. Ornamen sulur merupakan
unsur dan prinsip desain hal diatas belum
ornamen utama 2, pada hasil pengembangan
sesuai dengan teori dari Suhersono
ornamen sulur mengalami stilasi bentuk.
(2004:107), yaitu untuk membuat desain-
Bentuk ornamen ini setelah dikembangkan
desain yang lebih baik maka harus
menjadi ornamen sulur dengan bentuk yang
memperhatikan prinsip-prinsip desain dalam
bercabang dan bergelombang.
menggabungkan unsur-unsur desain.
Ornamen cabe dan ornamen daun
merupakan ornamen tambahan pada batik
cabe. Ornamen cabe dibuat sangat berbeda
17
e-Journal. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2016, Hal 10-18
2. Hasil Jadi Pengembangan Motif Bondowoso di desain berupa motif daun singkong pada
Pengrajin “Batik Lumbung” yang Terbaik. aspek perpaduan warna, dan gabungan antara
ornamen dan warna dinilai baik. Motif kupu-
Tabel 4. Keseluruhan aspek penilaian kupu pada aspek perpaduan warna dinilai baik.
hasil jadi batik Sedangkan motif cabe pada aspek ukuran
bentuk motif dan isen-isen, perpaduan antar
Aspek
Motif Daun Motif
Motif Cabe garis pada keseluruhan motif, perpaduan warna,
Singkong Kupu-Kupu
serta gabungan antara ornamen dan warna
Ukuran Bentuk dinilai baik.
ornamen Utama, 2. Motif Cabe merupakan hasil jadi
tambahan, Dan Isen-
Isen 2,73 2,67 3,13
pengembangan motif batik Bondowoso di
Perpaduan Antar Garis pengerajin “Batik Lumbung” yang terbaik
pada keseluruhan 2,67 2,93 3,4 dibandingkan batik daun singkong dan kupu-
Motif
kupu, dikarenakan hanya motif cabe yang
Perpaduan warna 3,33 3,1 3,37 dinilai baik ditinjau dari unsur dan prinsip
gabungan antatra
ornamen dan warna 3,03 2,53 3,33
desain.
18