Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS USAHA BATIK BONDOWOSO

DOSEN PENGAMPU

Rochman Effendi, S.E, M.Si, Ak.

DI SUSUN OLEH :

Savina Rahadatul Aisy ( 180810301072)


Medina Salshabila ( 180810301089 )
Millatul Khasanah ( 180810301163 )

MATA KULIAH : AKUNTANSI MANAJEMEN


SEMESTER : 3 ( TIGA )
PRODI : S1 AKUNTANSI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, dan PEDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah Subhanahu


Wata’ala atas segala rahmat dan keberkahan-Nya yang telah memberikan segala
karunia dan keridhoan-Nya sehingga makalah yang berjudul “Analisis Usaha
Batik Bondowoso” ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan penuh
tanggung jawab. Makalah ini bertemakan perekonomian bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang diampu oleh Bapak Rochman
Effendi, S.E, M.Si, Ak.Selaku Dosen mata kuliah Akuntansi Manajemen di
Universitas Jember.

Ucapan terimakasih tidak lupa penulis sampaikan kepada Bapak Rochman


selaku dosen mata kuliah yang bersangkutan. Makalah ini berisikan mengenai
Analisis usaha batik bondowoso yang didalamnya menjelaskan mengenai proses
proses apa saja yang telah dilakukan pada kegiatan produksi tersebut.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan


makalah ini, sehingga keterbukaan kritikan dan saran adalah suatu harapan besar
bagi penulis untuk membangun makalah ini menjadi lebih baik dan sempurna.
Demikian yang bisa penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
ilmu pengetahuan serta membuka wawasan seluruh pembaca.

Jember, 02 November 2019

Penulis

Analisis Usaha Batik Bondowoso 2


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………................. i


KATA PENGANTAR ………………………………………………............... 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………............. 3

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………....................... 4

1.1 Latar Belakang ……………………………...................…………….. 4


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………....................… 5
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………….....................……..5

BAB II PEMBAHASAN ………………………………..................………. 6

2.1 Jenis Dan Urutan Kegiatan ……..............…… 6


2.2 Tahapan Analisis Produksi Batik Bondowoso ………...….. 8
2.3 Analisis Produksi Batik Bondowoso……………....…. 11

BAB III PENUTUP …………………………………................……….… 20

3.1 Simpulan ……………………………………………..............….…. 20

DAFTAR PUSTAKA …………………………….............……………… 21

Analisis Usaha Batik Bondowoso 3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Timbulnya persaingan yang semakin tajam di antara perusahaan yang
satu dengan yang sejenis di picu oleh pertumbuhan dalam dunia usaha.
Diperlukan penanganan yang serius agar suatu perusahaan mampu menjaga
kelangsungan hidupnya dan dapat bersaing dengan bidang usahanya tersebut.
Persaingan yang terjadi ini akan membawa akibat kepada konsumen, yaitu
konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan produk atau jasa baik yang
dalam bentuk, ukuran, maupun mutu. Oleh karena itu dari masing-masing
perusahaan dituntut untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Salah
satu fungsi manajemen yang baik itu adalah pengendalian. Fungsi
pengendalian berguna untuk pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan
proses produksi, sehingga tujuan yang ingin di capai perusahaan dapat
terwujud. Adapun fungsi pengendalian proses ini adalah sebagai berikut :
Perencanaan produksi, Penentuan urutan kerja, Penentuan waktu kerja,
Pemberian perintah kerja, dan Tindak lanjut dalam pelaksanaan proses
produksi (Agus Ahyari, 2002: 53).

Untuk memproduksi barang dan jasa tersebut diperlukan adanya


proses produksi. Sebelum membahas mengenai proses produksi, terlebih
dahulu akan dibahas arti dari proses yaitu : “Proses adalah suatu cara,
metode maupun teknik untuk penyelenggaraan atau pelaksanaan dari suatu
hal tertentu” (Agus Ahyari, 2002: 65). Sedangkan produksi adalah: “
Kegiatan untuk mengetahui penambahan manfaat atau penciptaan faedah,
bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi yang bermanfaat bagi
pemenuhan konsumen” (Sukanto Reksohadiprodjo, 2000: Dari uraian di
atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mengenai proses produksi, yang
dimaksud dengan proses produksi adalah: “Suatu cara, metode maupun

Analisis Usaha Batik Bondowoso 4


teknik bagaimana penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk,
waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga dapat bermanfaat
bagi pemenuhan kebutuhan konsumen.

Analisis Usaha Batik Bondowoso 5


1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana Jenis dan Urutan Kegiatan ?


1.2.2 Bagaimana Tahapan Analisis Produksi Batik Bondowoso ?
1.2.3 Bagaimana Analisis Produksi Batik Bondowoso ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui Jenis dan Urutan Kegiatan
1.3.2 Untuk mengetahui Produksi dan Nilai Produksi Batik
Bondowoso
1.3.3 Untuk memahami Analisis Nilai Tambah Produksi Batik
Bondowoso

Analisis Usaha Batik Bondowoso 6


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis dan Urutan Kegiatan


Nama perusahaan di bondowoso yang memproduksi batik salah satunya
adalah Batik Tulis Sumbersari yang didirikan oleh Ny.Lilik Soewondo, yang
mempunyai operational director bernama Yuke Yuliantaris dan Designer nya
bernama Ifriko Desriandi, ST. Batik Tulis Sumbersari dirintis sejak tahun 1985
oleh Ny.Lilik Soewondo (alm), jumlah anggota batik tulis ini awalnya kurang dari
10 orang dan bertambah menjadi 20 orang pada akhir tahun 90’an, dengan
bantuan atau bimbingan tenaga pengajar Batik dari Balai Besar Batik Indonesia
Yogyakarta, usaha ini kemudian mulai dikembangkan perlahan-lahan. Setelah
mengalami pasang surut usaha serta “oleng” terhantam badai krisis ekonomi
(1997), pada akhir tahun 2001 perusahaan kami melakukan regenerasi manajemen
dimana Yuke Yuliantaries menjadi manager operasional dan Ifriko Desriandi
sebagai designer mengembangkan motif khas daerah Bondowoso (daun singkong)
dan Jember (tembakau) serta perpaduan motif klasik dengan kontemporer menjadi
ciri khas produk Batik Tulis Sumbersari. Dijadikannya daun singkong dan daun
tembakau sebagai ikon motif produk-produk Batik Tulis Sumbersari karena
lokasinya terletak pada perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember
Jawa Timur. Dimana didaerah ini (Bondowoso, Jember, dan sekitarnya) adalah
daerah yang dikenal sebagai daerah sentra penghasil singkong/ ketela dan
tembakau. Jenis produk yang ada pada Batik Tulis Sumbersari adalah batik tulis
sutera ATBM, Batik tulis sutera ATM, Batik Tulis Katun, Batik tulis sutera warna
alam, lukisan batik, dasi batik, batik interior, selendang sutera. Harga yang
tersedia juga berbagai macam sesuai dengan kualitas batik itu sendiri misalkan
Batik sutera ATBM ( Rp 3000.000- Rp 5.000.000 ), Batik tulis sutera super 654
( Rp.2.500.000- Rp.5.000.000 ), Batik Tulis Katun Primissima ( Rp.800.000-
Rp.3.000.000 ), Dasi Batik Sutera ( Rp.200.000- Rp.350.000 ), Dasi Batik Katun
(Rp.150.000- Rp.175.000), Mukenah Batik Tulis (Rp.600.000- Rp.1000.000),

Analisis Usaha Batik Bondowoso 7


Sajadah Batik Tulis (Rp.150.000- Rp.250.000). Harga yang ditetapkan oleh usaha
tersebut disesuaikan oleh tingkat kualitas pada bahan yang digunakan.
Bahan produksi yang digunakan adalah Kain yang beraneka ragam seperti
kain sutera 654 super, kain sutera 656, kain sutera ATBM, kain sutera ATM, kain
sutera Organdi, kain sutera primissima, kain katun prima, kemudian bahan yang
kedua adalah malam (lilin/wax), bahan ketiga adalah pewarna sintesis dan
pewarna alami, bahan ke empat yaitu penghilang malam, semua bahan bahan yang
digunakan oleh Batik Tulis Sumbersari diperoleh dari kota Solo, Pekalongan,
Jogya, Surabaya dll. Tahapan atau Proses Produksi yang dilakukan pertama
adalah pemotongan kain, kedua yaitu proses gambar design/ mastering dimana
proses pembuatan design batik dilakukan pada kertas master ukuran 40 x 100 cm,
tahap ketiga yaitu proses Drafting/ gambar kain adalah proses pemindahan
gambar dari master ke kain yang telah dipotong dan disesuaikan dengan pola yang
akan dibuat, tahap selanjutnya yaitu proses batik dimana proses
pemberian/pemasangan lilin/malam pada kain yang telah digambar, tahap kelima
yaitu proses colet adalah proses pewarnaan pada kain untuk untuk mendapatkan
warna warna yang tidak dominan. Tahap keenam yaitu melakukan tutup/tembok
yaitu proses pemberian malam pada kain yang telah diberi warna untuk
melindungi warna yang tidak dominan terhadap pengaruh warna lain, Tahap
ketujuh yaitu proses celup dimana proses pewarnaan untuk memperoleh warna
dasar yang dikehendaki, Tahap ke delapan yaitu proses lorod dimana proses
tersebut bertujuan untuk menghilangkan lilin/malam pada kain, dan yang terakhir
yaitu proses washing dan packaging.

Analisis Usaha Batik Bondowoso 8


2.2 Tahapan Analisis Nilai Produksi Batik Bondowoso
Langkah awal dalam menyelesaikan penelitian adalah dengan
melakukan pemetaan rantai nilai produk batik, dimana tujuan dalam
pemetaan ini untuk mengetahui aliran input produk dan jasa dalam rantai
nilai produk batik. Didalam pemetaan ini akan dilakukan mulai dari
segmen upstream, segmen midstream, dan dilanjutkan pada segmen
downstream.
1. Jenis data dan sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
a. Data primer yaitu data yang diperoleh dengan melakukan wawancara
langsung
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan mencari studi
literatur dari lembaga atau instansi.
2. Pengumpulan data
Adapun sumber data yang dilakukan yaitu dengan :
a. Dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait.
b. Mempelajari topik penelitian melalui buku, jurnal, laporan dari
lembaga yang terkait yang berhubungan dengan penelitian.
c. Melakukan observasi dengan mencatat informasi dan
mendokumentasi objek penelitian dengan foto.
3. Penentuan sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive
sampling yaitu sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu.
Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota
sampling, artinya bahwa sampel yang distrasifikasikan secara
proporsional namun tidak dipilih secara acak melainkan secara
kebetulan saja. Sampel yang diambil adalah 2 orang.
4. Penentuan variabel
5. Definisi operasional
a. Bahan baku adalah semua yang dibutuhkan dalam proses
pembuatan batik yang terdiri dari bahan baku utama dan bahan
baku penunjang.
b. Proses produksi adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk
menghasilkan produk jadi yang berupa kain potongan batik.
c. Harga produk jadi adalah besarnya harga yang dijual oleh
pengrajin batik ke end customer.
6. Analisis value chain
Langkah dalam menganalisis dengan menggunakan analisis value chain :

Analisis Usaha Batik Bondowoso 9


a. Mengidentifikasi aktifitas value chain
Memisahkan kegiatan atau operasi pada usaha pengrajin batik
menjadi beberapa aktivitas bisnis, dengan cara mengelompokkan
aktifitas atas proses tersebut kedalam kategori primer atau
pendukung.
b. Mengidentifikasi cost driver pada setiap aktifitas nilai.
Bertujuan untuk mengidentifikasi aktifitas dimana pengrajin
mempunyai keunggulan biaya baik saat ini maupun keunggulan biaya
potensial.
c. Mengembangkan keunggulan kompetitif dengan mengurangi biaya
atau menambah nilai. Pengrajin menentukan sifat keunggulan
kompetitif potensial dan saat ini dengan mempelajari aktifitas nilai
dan cost driver yang sudah diidentifikasi.
7. Analisis Finansial
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis biaya dilakukan
dalam bentuk perhitungan margin dan blok kuantitatif. Dalam analisis ini
bertujuan untuk mengetahui peran masing-masing segmen rantai nilai
dalam memberikan kontribusi terhadap penambahan nilai sehingga dapat
dijadikan acuan untuk langkah analisis selanjutnya. Metode yang
digunakan dalam analisis finansial ini dengan melakukan metode
wawancara ini menggunakan pendekatan kualitatif sehingga sampel yang
digunakan analisis finansial akan dilakukan dengan ketua Paguyuban dan
Koperasi Batik Bondowoso.

Mapping Value Chain


Mapping value chain pada gambar diatas menggambarkan distribusi
batik dari produksi hingga konsumen akhir melewati tahapan dan proses
yang berbeda. Mapping value chain terdiri dari tiga bagian yaitu segmen
utama value chain, pelaku utama value chain, dan lembaga- lembaga
terkait yang menunjang keberlangsungan value chain batik.

a. Segmen utama value chain


Segmen utama value chain adalah segmen Upstream, segmen Midstream,
dan segmen Downstream.

b. Pelaku utama value chain


Pelaku utama value chain adalah supplier, pengrajin, wholeseller, ritel dan
end customer.

Lembaga penunjang value chain

Analisis Usaha Batik Bondowoso 10


Lembaga penunjang adalah paguyupan koperasi batik Jetis Sidoarjo.
Selama ini upaya pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk mendukung
pertumbuhan industri usaha kecil menengah terutama pengrajin batik
Kampoeng Bondowoso yaitu:
a. Dengan melakukan pembinaan, adapun pembinaan yang dilakukan, antara
lain:
1. Pembinaan pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan
sumber daya manusia yang dilakukan yaitu berupa pelatihan desain
dan motivasi kewirausahaan.
1. Pembinaan peningkatan kemampuan teknologi. Peningkatan
kemampuan teknologi yaitu berupa kemampuan teknologi dalam
produksi batik dan kemampuan teknologi dalam bidang pemasaran.
b. Dengan melakukan pemberdayaan. Pemberdayaan yang dilakukan oleh
Diskoperindag dan ESDM Kabupaten Bondowoso yaitu:
1. Memberikan fasilitasi akses permodalan, Diskoperindag dan ESDM
Kabupaten Bondowoso bekerja sama dengan Bank Jatim untuk
masalah akses permodalan.
2. Memberikan fasilitasi pemasaran. Untuk fasilitasi pemasaran
Diskoperindag dan ESDM mengadakan kegiatan pameran dan
promosi.

Dalam pembinaan dan pemberdayaan yang telah dilakukan oleh


Diskoperindag dan ESDM Kabupaten Bondowoso bisa dikatakan sudah
memberikan manfaat dan dampak yang baik bagi pengrajin kampoeng
batik Bondowoso. Karena pembinaan dan pemberdayaan yang dilakukan
belum secara keseluruhan untuk kedepannya diharapkan kegiatan
pembinaan dan pemberdayaan tersebut bisa dilakukan secara merata
sehingga pengrajin kampoeng batik Bondowoso dapat memanfaatkan
hasil dari pembinaan dan pemberdayaan tersebut. Sebagian pengrajin
Akan tetapi, dampak baik tersebut belum merata dirasakan oleh seluruh
pengrajin batik dikarenakan pembinaan dan pemberdayaan belum
menyeluruh dilakukan kepada semua pengrajin batik di Kampoeng Batik
Bondowoso

Analisis Usaha Batik Bondowoso 11


2.3 Analisis Produksi Batik Bondowoso
Analisis nilai tambah merupakan metode perkiraan sejauh mana bahan baku
yang mendapat perlakuan mengalami perubahan nilai (Hardjanto, 1993). Sumber-
sumber nilai tambah dapat diperoleh dari pemanfaatan faktor-faktor produksi
(tenaga kerja, modal, sumberdaya alam dan manajemen). Karena itu, untuk
menjamin agar proses produksi terus berjalan secara efektif dan efisien maka nilai
tambah yang diciptakan perlu didistribusikan secara adil. Faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai tambah untuk pengolahan dapat dikelompokan menjadi dua,
yaitu faktor teknis dan faktor pasar. Faktor teknis yang berpengaruh adalah
kapasitas produksi, jumlah bahan baku yang digunakan dan tenaga kerja.
Sedangkan faktor pasar yang berpengaruh ialah harga output, upah kerja, harga
bahan baku, dan nilai input lain selain bahan baku dan tenaga kerja.

Nilai input lain adalah nilai dari semua korbanan selain bahan baku dan
tenaga kerja yang digunakan selama proses pengolahan berlangsung. Nilai ini
mencakup biaya modal dan gaji pegawai tak langsung.
Tabel Hasil Perhitungan Margin Segmen-
Segmen Value Chain
Costs Revenoues Profits Margins

Value Unit Added


Chain %
Total Unit Unit Unit Profit % Total Unit
Actor Added % Unit Margin
Cost Cost Price (Rp) (Rp) Profit Margin
Cost
(Rp) (Rp)

Supplier 78660 0.504166 86526 7866 0.129977 95178.6 0.420789


Produksi 159886 73360 0.470196 175874.6 15988.6 0.264195 89348.6 0.395014

Whole- 178874.6 3000 0.019228 196762.06 17887.46 0.295571 20887.46 0.092344

197762.0
Retailer 1000 0.006409 217538.27 18776.20 0.310257 20776.20 0.091853
6
Jumlah 156020 1 60518.26 1 226190.86 1

Analisis Usaha Batik Bondowoso 12


Value Chain and Value Added
Setelah dilakukan perhitungan margin maka dapat digambarkan value
chain dan value added dari pengrajin batik sehingga akan diketahui profit
margin dari industri tersebut

Adapun dari gambar menunjukan bahwa nilai tambah terbesar di


aktivitas primer mulai dari inbound logistics, operation, outbound
logistic, marketing, sales dan service berturut- turut,- untuk inbound
logistics adalah Rp. 95178.6, untuk operation and outbound logistics
adalah Rp. 89348.6,-, dan untuk marketing and service adalah Rp.
41663,66,-.

Berdasarkan informasi tersebut diketahui bahwa nilai tambah


terbesar sebenarnya terdapat pada inbound logistics karena harga bahan
baku batik yang cukup tinggi. Harga bahan baku yang cukup tinggi
dikarenakan bahan baku lilin atau malam tidak tersediaanya lilin lokal di
Bondowoso sehingga pengrajin harus membeli lilin atau malam produksi di
luar Bondowoso. Bahan baku untuk pewarna batik yang digunakan
selama ini adalah pewarna sintetis dan pewarna alami
Selanjutnya nilai tambah yang terbesar kedua adalah pada
operation dan inbound logistics yaitu sebesar Rp. 89348.6,-, hal ini
dikarenakan pada proses operation khususnya pada proses “mbatik” untuk
tenaga kerja nya dari luar kota hal ini dikarenakan para pengrajin batik
mencari tenaga kerja yang benar-benar ahli dibidang membatik sehingga
harga yang dikeluarkan untuk proses batik dapat dikatakan cukup mahal.
Para pengrajin batik mencari tenaga kerja untuk proses “mbatik” selain
mencari tenaga yang benar-benar ahli juga dikarenakan daya saing dari

Analisis Usaha Batik Bondowoso 13


desain motif batik.
Sedangkan nilai tambah yang ketiga adalah pada marketing and
sales, service yaitu sebesar Rp. 41663,66,-, nilai tersebut dapat dikatakan
terendah karena selama ini pada proses tersebut hanya terdapat aktifitas
pengiriman produk jadi batik.

Analisis Usaha Batik Bondowoso 14


BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan:


1. Dalam mapping value chain terdiri dari tiga segmen utama yang
meliputi segmen upstream, segmen midstream dan segmen
downstream. Sedangkan pelaku utama dalam value chain pengrajin
batik adalah supplier pengrajin batik, wholeseller dan retailer.
2. Dari hasil diagnosa rantai nilai dapat diketahui bahwa profit margin
dari produk batik sebesar Rp. 226190,86,- per potong kain batik.
Profit margin dari produk batik ini bisa ditingkatkan dengan
meningkatkan kinerja dari pengrajin batik secara maksimal yaitu
dengan mempertimbangkan peran dari beberapa aktifitas dari proses
usaha batik, adapun yang harus dipertimbangkan adalah aktifitas
inbound logistics, operation, outbound logistic, marketing and sales
dan service. Pada aktifitas inbound logistics yang harus
dipertimbangakan adalah pengadaan bahan baku terutama pada
pengadaan lilin atau malam dan pewarna, Pada aktifitas operation yang
harus dipertimbangkan adalah teknologi untuk proses produksi batik
khususnya pada proses “mbatik”. Pada aktifitas marketing and sales
dan services yang harus dipertimbangkan adalah pemasaran produk
batik. Dengan mempertimbangkan peran aktifitas rantai nilai pada
proses batik diharapkan dapat meningkatkan efisiensi cost dan
meningkatkan daya saing industri batik.

Analisis Usaha Batik Bondowoso 15


DAFTAR PUSTAKA

 http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/nilai_tambah.aspx diakses pada


tanggal 02 November 2019 pukul 07.00 WIB
 https://id.wikipedia.org/wiki/Rantai_nilair diakses pada tanggal
02 November 2019 pukul 09.00 WIB
 https://kaltara.bps.go.id/statictable/2015/03/30/171/nilai-tambah-perusahaan-
industri-besar-dan-sedang-menurut-kode-industri-000-000-rp-2012-kaltim-
kaltara.html diakses pada tanggal 02 November 2019 pukul 09.45 WIB
 https://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_Tambah_Bruto diakses pada tanggal 03
November 2019 13.00 WIB

Analisis Usaha Batik Bondowoso 16

Anda mungkin juga menyukai