DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
PENDIDIKAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
PEMBAHASAN
Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia sebagaimana
diamanatkan dalam UUD 1945. Pemerintah bertanggung jawab untuk memenuhi hak ini
melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan terjangkau bagi seluruh lapisan
masyarakat.
Untuk itu, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam bidang pendidikan
guna memastikan terpenuhinya hak pendidikan bagi seluruh masyarakat. Kebijakan-kebijakan
tersebut meliputi:
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan serta
menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negaratanpa
diskriminasi.
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan dana guna terselenggaranya
pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.1
UU ini mengatur hal-hal terkait profesi guru dan dosen di Indonesia. Beberapa point
penting dalam UU ini antara lain:
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional dengan fungsi, peran, dan
kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan.
Pemerintah wajib memberikan gaji atau penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum
serta jaminan kesejahteraan sosial.
1
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38946/uu-no-20-tahun-2003
Guru yang bertugas di daerah khusus berhak memperoleh tunjangan khusus.2
Pemerintah wajib menyediakan dana Pendidikan Tinggi yang dialokasikan minimal 20%
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan
minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Pemerintah wajib memberikan beasiswa bagi sekurang-kurangnya 20% mahasiswa
Indonesia yang memenuhi persyaratan pada setiap program studi. 3
2
Kebudayaan, D. P. (2005). Undang Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen. Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
3
Indonesia, R. (2012). Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Jakarta (ID):
Sekretariat Negara.
4
Nomor, U. U. (23). tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
5
Nasional, D. P. (2005). Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005. Tentang Standar Nasional Pendidikan.
6. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN
PENDIDIKAN
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengalokasikan dana pendidikan minimal 20%
dari APBN/APBD.
Dana pendidikan ini digunakan untuk biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal
pendidikan.
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan beasiswa bagi peserta didik yang
berprestasi dan warga miskin.6
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan serta
menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu, tanpa diskriminasi.
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memfasilitasi satuan pendidikan formal dan
nonformal yang diselenggarakan masyarakat. 7
6
Carter, J., Ablisar, M., Marlina, M., & Ikhsan, E. (2019). Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun
2008 Tentang Pendanaan Pendidikan Terkait Pungutan Sekolah Pada Sekolah Menengah Negeri Di
Medan. USU LAW JOURNAL, 7(4), 30-39.
7
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan:
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/44104/pp-no-17-tahun-2010
8
Nomor, I. P. (5). Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNPPWB/PBA).
9. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 23 TAHUN
2013 TENTANG PERUBAHAN PERMENDIKBUD NOMOR 15 TAHUN 2010
TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI
KABUPATEN/KOTA
9
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Perubahan Permendikbud
Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Di Kabupaten/Kota
10
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 109 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Keluarga
BOS digunakan terutama untuk biaya personalia dan non personalia sekolah
BOS ditujukan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan11
Pemerintah Kota Depok bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan dasar dan
menengah
Wajib mengalokasikan anggaran pendidikan minimal 20% dari APBD12
Perda ini mengatur penyelenggaraan pendidikan khusus, yaitu pendidikan bagi peserta
didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami
bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi. 13
11
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bantuan Operasional Sekolah
12
Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Urusan Pemerintahan
13
Perda DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2017: https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/37596/perda-dki-jakarta-
no-2-tahun-2017
14
Instruksi Mendikbud Nomor 1 Tahun 2018: https://setkab.go.id/wp-content/uploads/2018/02/Instruksi-
Mendikbud-tentang-Pencegahan-Perkawinan-Anak-melalui-Pendidikan.pdf
15. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 81 TAHUN
2013 TENTANG PENDIDIKAN NONFORMAL
16. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NO. 146 TAHUN 2014
TENTANG KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Peraturan ini menetapkan kurikulum pendidikan anak usia dini yang berlaku di seluruh
wilayah Indonesia. Kurikulum PAUD berisi program pengembangan yang mencakup nilai
moral dan agama, fisik-motorik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional.16
15
Permen 81 Tahun 2013 tentang Pendidikan NonFormal:
https://luk.tsipil.ugm.ac.id/atur/Kemdikbud/Permendikbud81-2013PndNnFormal.pdf
16
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 146 Tahun 2014
17
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 129a/U/2004
18. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NO 94 TAHUN 2013 TENTANG
PEDOMAN NOMENKLATUR PERANGKAT DAERAH PROVINSI DAN DAERAH
KABUPATEN/KOTA YANG MELAKSANAKAN URUSAN PEMERINTAHAN DI
BIDANG PENDIDIKAN
18
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 94 Tahun 2013
19
Keputusan Presiden No 12 Tahun 2001
20
Permendikbud 137 Tahun 2014: Https://Bsnp-Indonesia.Org/Wp
Content/Uploads/2009/06/Permendikbud_Tahun2014_Nomor137.Pdf
21
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Nomor
0052/C.C4/Hk/2018
22. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1
TAHUN 2016 TENTANG BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH
MELALUI PERMENDAGRI NOMOR 120 TAHUN 2018
Peraturan ini menetapkan bahwa urusan pemerintahan daerah di bidang pendidikan
dasar, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan nonformal merupakan urusan wajib yang
tidak terkait pelayanan dasar yang berhak, wajib, dan wajib dilakukan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota.22
22
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016
23
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2020
24
Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2016
25
Instruksi Mendikbud No 4 Tahun 2016
26. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 39 TAHUN 2000 TENTANG TENAGA
KEPENDIDIKAN PADA PASAL 20 AYAT 2
Menjelaskan bahwa tenaga kependidikan yang ditugaskan untuk bekerja sebagai
pengelola satuan pendidikan dan pemilik dijalur pendidikan luar sekolah pada dasarnya dipilih
dari kalangan tenaga pendidik. Jadi yang namanya tenaga kependidikan yang bertugas di sistem
kejar paket juga dipilih dari kalangan pendidik. 26
26
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000 Pasal 20 Ayat 2
pelayanan pendidikan, bagi peserta didik yang orangtua/walinya tidak mampu membiayai
pendidikan, peserta didik pendidikan khusus, atau peserta didik di daerah khusus.
Pasal 23
Penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 menjamin pelaksanaan standar pelayanan minimal pendidikan pada satuan pendidikan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.27
27
Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 11 Tahun 2019
28
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Ri Nomor 23 Tahun 2006
29
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Ri Nomor 14 Tahun 2007
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat
manusia.30
30
Hrp, A. R., & Thalib, A. A. (2019). Undang-Undang Dasar 1945.
31
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat (1)
Jenis pendidikan luar sekolah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan keagamaan,
pendidikan jabatan kerja, pendidikan kedinasan dan pendidikan kejuruan.
Pendidikan umum merupakan pendidikan yang mengutamakan perluasan dan peningkatan
keterampilan dan sikap warga belajar dalam bidang tertentu. Pendidikan keagamaan
merupakan pendidikan yang mempersiapkan warga belajar untuk dapat menjalankan peranan
yang menuntut penguasaan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan.
Pasal 4
Persyaratan untuk menyelenggarakan pendidikan ditetapkan oleh Menteri, atau Menteri lain
atau pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen setelah berkonsultasi dengan Menteri.
Pasal 5
Penyelenggara pendidikan luar sekolah dapat terdiri atas Pemerintah, badan, kelompok atau
perorangan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan jenis pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakannya.
Pasal 6
Tenaga kependidikan pada pendidikan luar sekolah terdiri atas tenaga pendidik, pengelola
satuan pendidikan, penilik, peneliti dan pengembang dibidang pendidikan, pustakawan,
laboran, teknisi sumber belajar dan penguji. Jenis tenaga pendidik sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) sesuai dengan fungsinya ditetapkan oleh Menteri, atau Menteri lain atau
Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen setelah berkonsultasi dengan Menteri.
Pasal 7
Tenaga pendidik terdiri atas tenaga yang melaksanakan kegiatan pendidikan baik dengan
maupun tanpa memiliki kualifikasi sebagai tenaga pendidik. Tenaga pendidik yang memiliki
kualifikasi tertentu terdiri atas tenaga yang memiliki tanda kemampuan dan kewenangan yang
disahkan oleh Pemerintah maupun yang tidak disahkan.
Pasal 8
Tenaga Pendidik tertentu yang karena kebutuhan kualifikasi tertentu, diwajibkan mendaftarkan
diri pada instansi yang ditunjuk oleh Menteri atau Menteri lain atau Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diatur oleh Menteri, atau Menteri lain atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen
setelah berkonsultasi dengan Menteri.
Pasal 10
(1) Warga belajar mempunyai hak:
Belajar secara mandiri.
memperoleh perlindungan terhadap perlakuan yang tidak wajar dari tenaga kependidikan atau
lembaga penyelenggara pendidikan yang bersangkutan.
Memperoleh penilaian hasil belajarnya.
Pindah ke jalur pendidikan sekolah bilamana memenuhi persyaratan satuan pendidikan yang
hendak dimasuki.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri, atau
Menteri lain atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen setelah berkonsultasi
dengan Menteri.
Pasal 18
Pendidikan luar sekolah yang setara dengan pendidikan dasar diselenggarakan pada kelompok
belajar Paket A dan kelompok belajar Paket B. Kelompok belajar Paket A diselenggarakan
bagi sekumpulan warga belajar untuk memperoleh pendidikan setara dengan Sekolah Dasar.
Kelompok belajar Paket B diselenggarakan bagi sekumpulan warga belajar untuk memperoleh
pendidikan setara dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Pelaksanaan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diatur oleh Menteri. 32
32
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 1991
33
Lulu Yuliani. (2016) “Analisis Kebijakan dan Program Pendidikan Masyarakat pada Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat ( PKBM)” Jurnal Cendikiawan Ilmiah PLS Vol 1, No 1
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara
Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah.
2. Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah,
berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat
serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang
sederajat. 3. Sekolah Dasar yang selanjutnya disebut SD adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar.
4. Madrasah Ibtidaiyah yang selanjutnya disebut MI adalah salah satu bentuk satuan pendidikan
formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang
pendidikan dasar, di dalam pembinaan Menteri Agama.
5. Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disebut SMP adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar
sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat.
6. Madrasah Tsanawiyah yang selanjutnya disebut MTs adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam
pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat,
di dalam pembinaan Menteri Agama.
7. Program paket A adalah program pendidikan dasar jalur nonformal yang setara SD.
8. Program paket B adalah program pendidikan dasar jalur nonformal yang setara SMP.
9. Pemerintah adalah Pemerintah pusat.
10. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, atau pemerintah
kota. 11. Menteri adalah menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang pendidikan
nasional.
Pasal 2
(1) Wajib belajar berfungsi mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara Indonesia.
(2) Wajib belajar bertujuan memberikan pendidikan minimal bagi warga negara Indonesia
untuk dapat mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri di dalam masyarakat
atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pasal 3
(1) Wajib belajar diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan
pendidikan informal.
(2) Penyelenggaraan wajib belajar pada jalur formal dilaksanakan minimal pada jenjang
pendidikan dasar yang meliputi SD, MI, SMP, MTs, dan bentuk lain yang sederajat.
(3) Penyelenggaraan wajib belajar pada jalur pendidikan nonformal dilaksanakan melalui
program paket A, program paket B, dan bentuk lain yang sederajat.
(4) Penyelenggaraan wajib belajar pada jalur pendidikan informal dilaksanakan melalui
pendidikan keluarga dan/atau pendidikan lingkungan.
(5) Ketentuan mengenai penyetaraan pendidikan nonformal dan pengakuan hasil pendidikan
informal penyelenggara program wajib belajar terhadap pendidikan dasar jalur formal diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang penyelenggaraan dan
pengelolaan pendidikan.
Pasal 4
Program wajib belajar diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah sesuai
kewenangannya, atau masyarakat.
Pasal 5
(1) Satuan pendidikan dasar penyelenggara program wajib belajar wajib menjaga
keberlangsungan pelaksanaan program wajib belajar yang bermutu dan memenuhi Standar
Nasional Pendidikan.
(2) Satuan pendidikan dasar penyelenggara program wajib belajar wajib menerima peserta
didik program wajib belajar dari lingkungan sekitarnya tanpa diskriminasi sesuai daya tampung
satuan pendidikan yang bersangkutan.
(3) Penerimaan peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pada SD/MI atau yang
sederajat tidak mempersyaratkan bahwa calon peserta didik yang bersangkutan telah
menyelesaikan pendidikan anak usia dini.
(4) Satuan pendidikan dasar penyelenggara program wajib belajar yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakan sanksi administrasi berupa teguran,
penghentian pemberian bantuan hingga penutupan satuan pendidikan yang bersangkutan.
Pasal 6
(1) Pengelolaan program wajib belajar secara nasional menjadi tanggung jawab Menteri.
(2) Koordinasi pengelolaan program wajib belajar pendidikan dasar tingkat provinsi menjadi
tanggung jawab gubernur.
(3) Pengelolaan program wajib belajar pendidikan dasar tingkat kabupaten/kota menjadi
tanggung jawab bupati/walikota.
(4) Pengelolaan program wajib belajar pada tingkat satuan pendidikan dasar menjadi tanggung
jawab pemimpin satuan pendidikan dasar.
(5) Pengelolaan program wajib belajar pendidikan dasar di luar negeri menjadi tanggung jawab
Kepala Perwakilan Negara Kesatuan Republik Indonesia di luar negeri yang bersangkutan.
Pasal 7
(1) Pemerintah menetapkan kebijakan nasional pelaksanaan program wajib belajar yang
dicantumkan dalam Rencana Kerja Pemerintah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
Rencana Strategis Bidang Pendidikan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah, dan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang.
(2) Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya berkewajiban
menyelenggarakan program wajib belajar berdasarkan kebijakan nasional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Penyelenggaraan program wajib belajar oleh pemerintah daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan
Belanja
(4) Pemerintah daerah dapat menetapkan kebijakan untuk meningkatkan jenjang pendidikan
wajib belajar sampai pendidikan menengah.
(5) Pemerintah daerah dapat mengatur lebih lanjut pelaksanaan program wajib belajar, sesuai
dengan kondisi daerah masingmasing melalui Peraturan Daerah.
(6) Ketentuan mengenai pelaksanaan program wajib belajar yang diatur oleh pemerintah daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) termasuk kewenangan memberikan sanksi administratif
kepada warga negara Indonesia yang memiliki anak berusia 7 (tujuh) sampai dengan 15 (lima
belas) tahun yang tidak mengikuti program wajib belajar.
Pasal 8
(1) Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan program wajib belajar secara berkala.
(2) Evaluasi terhadap pelaksanaan program wajib belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sekurang-kurangnya meliputi: a. tingkat pencapaian program wajib belajar; b. pelaksanaan
kurikulum pendidikan dasar; c. hasil belajar peserta didik; dan d. realisasi anggaran.
(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan kepada Menteri.
(4) Atas dasar hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Menteri melakukan evaluasi
komprehensif untuk menilai: a. ketercapaian program wajib belajar; b. kemajuan program
wajib belajar; dan c. hambatan penyelenggaraan program wajib belajar.
(5) Evaluasi terhadap pelaksanaan program wajib belajar dapat dilakukan oleh lembaga
evaluasi mandiri yang didirikan masyarakat sesuai Standar Nasional Pendidikan.
Pasal 9
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya program wajib belajar
minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.
(2) Warga negara Indonesia yang berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti program wajib
belajar apabila daya tampung satuan pendidikan masih memungkinkan.
(3) Warga negara Indonesia yang berusia di atas 15 (lima belas) tahun dan belum lulus
pendidikan dasar dapat menyelesaikan pendidikannya sampai lulus atas biaya Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah.
(4) Warga negara Indonesia usia wajib belajar yang orang tua/walinya tidak mampu membiayai
pendidikan, Pemerintah dan/atau pemerintah daerah wajib memberikan bantuan biaya
pendidikan sesuai peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
(1) Investasi pada lahan, sarana, dan prasarana selain lahan pendidikan pada satuan pendidikan
dasar pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah
daerah menjadi tanggung jawab Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangan
masing-masing.
(2) Investasi pada lahan, sarana, dan prasarana selain lahan pendidikan pada satuan pendidikan
dasar pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh masyarakat menjadi
tanggung jawab badan hukum penyelenggara satuan pendidikan.
(3) Biaya operasi pada satuan pendidikan dasar pelaksana program wajib belajar menjadi
tanggung jawab Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangan masing-masing.
(4) Ketentuan mengenai investasi dan biaya operasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3) diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pendanaan
pendidikan.
Pasal 11
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin tersedianya lahan, sarana, dan prasarana
selain lahan pendidikan untuk setiap satuan pendidikan pelaksana program wajib belajar yang
diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangannya masing-
masing, dengan pembagian beban tanggung jawab sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang pendanaan pendidikan.
(2) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin tersedianya pendidik, tenaga kependidikan,
dan biaya operasi untuk setiap satuan pendidikan penyelenggara program wajib belajar dengan
pembagian beban tanggung jawab sebagaimana diatur dalam dalam peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang pendanaan pendidikan.
(3) Pemerintah provinsi menjamin terselenggaranya koordinasi atas penyelenggaraan
pendidikan, pengembangan tenaga kependidikan, dan penyediaan fasilitas penyelenggaraan
pendidikan lintas kabupaten/kota di wilayahnya untuk pelaksanaan program wajib belajar.
Pasal 12
(1) Setiap warga negara Indonesia usia wajib belajar wajib mengikuti program wajib belajar.
(2) Setiap warga negara Indonesia yang memiliki anak usia wajib belajar bertanggung jawab
memberikan pendidikan wajib belajar kepada anaknya.
(3) Pemerintah kabupaten/kota wajib mengupayakan agar setiap warga negara Indonesia usia
wajib belajar mengikuti program wajib belajar.
Pasal 13
(1) Masyarakat berhak: a. berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
evaluasi terhadap penyelenggaraan program wajib belajar; serta b. mendapat data dan
informasi tentang penyelenggaraan program wajib belajar.
(2) Masyarakat berkewajiban mendukung penyelenggaraan program wajib belajar.
(3) Hak dan kewajiban masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai peraturan perundangundangan.
Pasal 14
Pemerintah, pemerintah daerah, dewan pendidikan, dan komite sekolah/madrasah melakukan
pengawasan atas penyelenggaraan program wajib belajar sesuai kewenangan masing-masing.
Pasal 15
(1) Pemerintah melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan program wajib belajar
secara nasional.
(2) Pemerintah daerah melaksanakan pengawasan penyelenggaraan program wajib belajar
pada satuan pendidikan di daerah masingmasing.
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) meliputi pengarahan,
bimbingan, dan pemberian sanksi dalam pelaksanaan ketentuan Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, dan
Pasal 12.34
34
Peraturan Pemerintah RI Nomor 47 Tahun 2008
Penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar merupakan bagian dari kebijakan
pendidikan di Indonesia dalam mencapai pendidikan untuk semua (education for all). Program
wajib belajar diselenggarakan untuk memberikan pelayanan pendidikan dasar seluas-luasnya
kepada warga negara Indonesia tanpa membedakan latar belakang agama, suku, sosial, budaya,
dan ekonomi. Setiap warga Negara Indonesia usia wajib belajar berhak mendapatkan
pelayanan pendidikan yang bermutu dan orang tua/walinya berkewajiban memberi kesempatan
kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan dasar. Program wajib belajar diselenggarakan
pada satuan pendidikan dasar pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal dan harus
dapat menampung anak yang normal maupun yang berkelainan dan mempunyai hambatan.
Peraturan tentang program wajib belajar mencakup hak dan kewajiban warga negara Indonesia,
tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah. Penyelenggaraan program wajib belajar
pendidikan dasar perlu dievaluasi pencapaiannya minimal setiap tiga tahun. Sebagai bentuk
dari akuntabilitas publik, masyarakat berhak mendapat data dan informasi tentang hasil
evaluasi penyelenggaraan program wajib belajar tersebut. Program wajib belajar merupakan
gerakan nasional yang dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan oleh Perwakilan Negara Republik
Indonesia di luar negeri.35
35
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
“Pendidikan merupakan salah satu urusan pemerintahan wajib, terkait dengan Pelayanan Dasar
yakni pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara.”36
36
Undang-undang sisdiknas nomor 20 tahun 2003
DAFTAR PUSTAKA
Carter, J., Ablisar, M., Marlina, M., & Ikhsan, E. (2019). Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan Terkait Pungutan Sekolah
Pada Sekolah Menengah Negeri Di Medan. USU LAW JOURNAL, 7(4), 30-39.
Kebudayaan, D. P. (2005). Undang Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen.
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Nomor
0052/C.C4/Hk/2018
Lulu Yuliani. (2016) “Analisis Kebijakan dan Program Pendidikan Masyarakat pada Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat ( PKBM)” Jurnal Cendikiawan Ilmiah PLS 1(1)
Nomor, I. P. (5). Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara
(GNPPWB/PBA).
Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Urusan Pemerintahan
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 109 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bantuan
Operasional Sekolah
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Permendikbud Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan
Dasar Di Kabupaten/Kota