Anda di halaman 1dari 2

Ahlak Terhadap Tetangga

Naja Nabhan Sukma

۞ ‫َو اْلَج اِر ِذ ى اْلُقْر ىٰب َو اْلَج اِر‬ ‫َو اْع ُب ُد وا اَهّٰلل َو اَل ُتِرْشُكْو ا ِبٖه َش ْئًـا َّو اِب ْلَو اَدِل ْيِن ِاْح َس ااًن َّو ِبِذ ى اْلُقْر ىٰب َو اْلَيٰت ٰم ى َو اْلَمٰس ِكِنْي‬
‫۝‬٣٦ ‫ُم ْخ َتااًل َفُخ ْو ًر ۙا‬ ‫اْلُجُنِب َو الَّص اِح ِب اِب ْلَج ْۢنِب َو اْبِن الَّس ِب ْيِۙل َو َم ا َم َلَكْت َاْيَم اُنْۗمُك ِاَّن اَهّٰلل اَل ِحُي ُّب َمْن اَك َن‬
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada
kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak ya tim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman
sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
sombong lagi sangat membanggakan diri. (QS An-Nisa ayat 36)

‫ اَب ِط ًنا َو َظ اِه ًر ا َم َع ا ْخ اَل ُص‬, ‫ اُخلُض ْوُع هلِل َو ا ْس ِتْس اَل ُم ُهَل ًّرِس َو َعْلًنا‬: ‫الِع َباَد ُة‬
‫ِإل‬ ‫ِإل‬
"Ibadah: tunduk kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya, baik secara rahasia maupun terang-terangan, baik
secara batin maupun lahir, dengan ikhlas." (Tafsir Al Munir 3:66)

‫ َأْن َتْع ُب َد َهللا َأَكَّنَك َتَر اُه َف ْن َلْم َتُكْن َتَر اُه َف َّنُه َيَر اَك‬: ‫ َقاَل‬، ‫َقاَل َفَأْخ ْرِب يِن َع ِن ْا ْح َس اِن‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإل‬
Dia berkata lagi: “Beritahukan aku tentang ihsan.” Beliau bersabda: “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah
seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak mampu melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu. (HR
Muslim)

‫َمۡن َج ٓاَء اِب ۡلَح َس َنِۃ َفَلٗہ َع ُرۡش َاۡم َثاِلَہاۚ َو َمۡن َج ٓاَء اِب لَّس ِّیَئِۃ َفاَل ۡجُی ٰۤز ی ِااَّل ِم ۡثَلَہا َو ُہ ۡم اَل ُیۡظ َلُمۡو َن‬
Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan
dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi). ???? Bacakan. (QS. Al-An
‘aam: 160)

‫ َو اِذَّل ي َنْفيِس ِبَيِدِه اَل ُيؤِم ُن َعْب ٌد َح ىت ِحُي َّب ِلَج اِرِه‬: ‫ َقاَل‬- ‫ صىل هللا عليه وسمل‬- ‫ َع ِن الَّنِّيِب‬- ‫ ريض هللا عنه‬- ‫َو َع ْن َأَنٍس‬
‫ ُم َّتَفٌق َعَلْي ِه‬. ‫ َم ا ِحُي ُب ِلَنْفِس ِه‬- ‫ أو ألخيه‬-
Dari anas radiyallahu anhu, dari nabi SAW bersabda; “Demi jiwaku berada ditangannya, tidak beriman seorang
hamba sampai dia mencintai tetangga atau saudaranya seperti ia mencintai dirinya” Muttafaq alaih

‫ وتأَّو هل العلامُء بأَّن املراَد نُفي كامِل اإلمياِن‬.‫فيه نفُي اإلمياِن معْن ال حيُّب هلام ما حيُّب لنفِس ه‬
Dalam hadits ini disebutkan bahwa tidak beriman bagi seorang yang tidak mencintai saudara dan tetangga seperti
mencintai dirinya, dan menakwilkan para ulama bahwa sesungguhnya yang dimaksud adalah tidak sempurna
imannya.

‫ وجاٌر ُهل حقاِن وهَو‬، ‫ جاٌر ُهل حق وهَو املرشُك ُهل حق اجلواِر‬: ‫ "اجلرياُن ثالثٌة‬: ‫وقد أخرَج الطرباين مْن حديِث جابٍر‬
‫ واجلواِر‬، ‫ والرِمح‬،‫ ُهل حُّق اإلسالِم‬،‫ وجاٌر ُهل ثالثُة حقوٍق جاٌر [مسٌمل ] هل رٌمح‬،‫ وحُّق اإلسالِم‬، ‫املسُمل ُهل حُّق اجلواِر‬
Ibnu Jarir mengutip dari Jabir: "Tetangga ada tiga jenis: tetangga yang berhak (tetangga musyrik) dan dia berhak
untuk tetangga, tetangga yang memiliki dua hak (tetangga Muslim) dan dia berhak untuk tetangga dan hak Islam,
dan tetangga yang memiliki tiga hak (tetangga Muslim yang juga kerabat) dan dia berhak untuk tetangga, hak
Islam, dan hak kerabat."
‫ َو ْن َأَص اَبْتُه ُم ِص ْي َبٌة‬،‫ َو ْن َأَص اَبُه َخٌرْي َه َّنْأَتُه‬،‫ َو ْن ِاْس َتْقَر َض َك َأْقَر ْض َتُه‬،‫َأَتْد ُرْو َن َم ا َح ُّق اْلَج اِر ؟ ِن اْس َتَع اَن ِبَك َأَع ْنَتُه‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬
‫َعَز ْيَتُه‬
Artinya, “Apakah kalian tahu, apa saja hak tetangga? (Yaitu), jika dia meminta tolong kepadamu, kamu harus
menolongnya. Jika dia meminta pinjaman, engkau harus memberikan pinjaman. Jika dia mendapatkan kebaikan,
engkau menyampaikan selamat untuknya. Jika dia ditimpa musibah, engkau harus menghiburnya.” (HR at-
Thabarani).

‫ واألقرِب ِج واًر ا واألبعِد‬، ‫ واألجنِّيب‬، ‫ والقريِب‬، ‫ والعدِّو‬، ‫ [والفاسِق ] والصديِق‬، ‫ والاكفِر‬، ‫اجلاِر عامٌة للمسِمل‬،
Versi tetangga mencakup umumnya semua orang Muslim, kafir, fasik, teman, musuh, kerabat, orang asing, yang
tinggal dekat, dan yang jauh.

‫ صىل هللا عليه‬- ‫ واإل رضاُر بِه مَن الكبائِر لقوهِل‬، ‫ حفُظ حِّق اجلاِر مْن [كامِل ] اإلمياِن‬: ‫قال الشيُخ محمُد بُن أيب مجرَة‬
‫ "مْن اكَن يؤمُن ابِهلل واليوِم اآلخِر فال يؤذي جارَه‬:- ‫وسمل‬
Syaikh Muhammad bin Abi Jamrah berkata, "Memelihara hak tetangga adalah bagian dari kesempurnaan iman,
sedangkan merugikannya adalah dosa besar, sebagaimana sabda Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 'Barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya.'"

‫ ويهناُه ابلرفِق فإن‬، ‫ ويسُرت عليِه َز هَلل‬، ‫ والفاسُق يعُظ ه مبا يناسُب ه ابلرفِق‬، ‫والاكفُر يعرُض اإلسالم عليِه والرتغيُب فيِه برفٍق‬
‫نفَع وإ ال جهرُه قاِص ًد ا التأديب بذَكل مَع إعالِم ه ابلسبِب ليكَّف‬
Dalam kasus non-Muslim, Islam diajukan dengan lemah lembut, dan orang yang fasik harus diingatkan dengan
cara yang sesuai, dan kesalahan-kesalahannya sebaiknya ditutupi, kecuali jika menasihati atau meninggalkannya
akan memberi manfaat, maka peringatan dengan tujuan mendidik harus dilakukan, dengan memberitahunya
tentang alasan di balik tindakan tersebut.

‫ فإىل أهّي ام ُأهدي؟‬، ‫ اي رسوَل اِهَّلل إن يل جارْيِن‬: ‫ "قلُت‬: ‫ويقِّد ُم عنَد التعارِض َمْن اكَن أقرَب إليِه اباًب كام يف حديِث عائشَة‬
‫ إىل أقرهبام اباًب " أخَر جُه البخارُّي‬: ‫قاَل‬
Jika terjadi konflik kepentingan antara tetangga yang memiliki hak yang sama, maka lebih baik memberi hadiah
kepada tetangga yang lebih dekat ke pintu, seperti dalam hadis Aisyah, "Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, aku
punya dua tetangga. Kepada yang mana aku harus memberi hadiah?' Beliau bersabda, 'Berikanlah kepada tetangga
yang lebih dekat pintu.'" (Hadis riwayat al-Bukhari).

‫ وتقَّد َم أن حَّد اجلاِر‬. ‫ فيتشَّو ُف إلهيا خبالِف األبعِد‬،‫واحلمكُة فيِه أن األقرَب اباًب يرى ما يدخُل بيَت جارِه مْن هديٍة وغَريها‬
‫ مْن صىَّل معَك صالَة الصبِح‬: ‫ وقيَل‬،" ‫ "مْن مسَع النداَء فهَو جاٌر‬: ‫ وجاَء عن عٍّيل عليِه السالُم‬، ‫أربعوَن داًر ا مْن ِّلك هجٍة‬
‫يف املسجِد فهَو جاٌر‬
Hikmah di balik ini adalah bahwa tetangga yang lebih dekat pintu akan melihat apa yang masuk ke rumah
tetangganya, berbeda dengan tetangga yang lebih jauh. Sebelumnya, telah disebutkan bahwa batas tetangga adalah
empat puluh rumah dalam setiap arah. Ada juga hadis yang menyatakan, "Siapa pun yang mendengar adzan, maka
dia adalah tetangga," dan juga, "Siapa pun yang shalat bersama Anda Shalat Subuh di masjid, maka dia adalah
tetangga."

Anda mungkin juga menyukai