Anda di halaman 1dari 3

Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah

Pertama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas
segala nikmat dan karunianya. Terutama nikmat Iman dan Islam, sehingga karena
keduanyalah langkah kaki kita mudah digerakan ketempat ini untuk menjalankan ketaatan
kepada-Nya.
Untuk itu, mari kita wujudkan bentuk syukur terbaik itu dengan selalu meningkatkan
ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Sahabat Abu Hurairah Radhiyaallahu
‘Anhu mengilustarikan makna takwa dengan permisalan berhati-hati dalam menjalan hidup
sebagai berikut:
”Pernahkah engkau melewati suatu jalan dan engkau melihat jalan itu penuh dengan duri?
Bagaimana tindakanmu untuk melewatinya?” Orang itu menjawab, ”Apabila aku melihat
duri, maka aku menghindarinya dan berjalan di tempat yang tidak ada durinya, atau aku
langkahi duri-duri itu, atau aku mundur.” Abu Hurairah cepat berkata, ”Itulah dia
takwa!” (HR Ibnu Abi Dunya).
Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah
Kedua, marilah kita juga bersalawat dan salam untuk baginda kita yaitu Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam atas segala perjuangan dan uswatun hasanahnya.
Sehingga kita bisa merasakan manisnya Islam dan mengetahui role model menjadi pribadi
yang baik.
Bayangkan bila beliau tidak dengan gigih berjuang menyampaikan Islam dan mencontohkan
pribadi yang begitu mulia. Tentu hari ini kita pasti berada dalam kegelapan dan tidak
memiliki patokan dalam membentuk pribadi yang mulia.

Sungguh bersahabat dengan orang-orang yang saleh adalah nikmat yang


sangat besar. Maka dari itu, sudah sepantasnya kita memahami hadits
tentang sahabat berikut ini. Umar bin Khattab berkata,
‫ما أعطي العبد بعد اإلسالم نعمة خيراً من أخ صالح فإذا وجد أحدكم وداً من أخيه فليتمسك به‬
“Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik
daripada kenikmatan memiliki saudara (semuslim) yang saleh. Apabila
engkau dapati salah seorang sahabat yang saleh maka pegang lah erat-
erat.” [Quutul Qulub 2/17]
Sangat banyak keuntungan memiliki sahabat yang saleh diantaranya:
1. Sahabat yang saleh akan selalu membenarkan dan menasehati kita apabila
salah. Inilah sahabat yang sesungguhnya, bukan hanya sahabat saat
bersenang-senang saja atau sahabat yang memuji karena basa-basi saja.
Sebuah ungkapan arab berbunyi:‫“ﺻﺪﻳﻘﻚ ﻣﻦ ﺻﺪﻗﻚ ﻻ ﻣﻦ ﺻﺪﻗﻚ‬Shadiqaka man
shadaqaka laa man shaddaqaka”“Sahabat sejati-mu adalah yang senantiasa
jujur (kalau salah diingatkan), bukan yang senantiasa membenarkanmu”
2. Sahabat yang saleh juga akan selalu mendoakan shahabatnya karena
apabila ia mendoakan sahabatnya, sedangkan sahabatnya tidak mengetaui,
maka malaikat juga meng-amin-kan doa tersebut sambil mendoakan bagi
yang berdoa tadi, artinya orang yang mendoakan juga mendapatkan apa
yang ia doakan kepada saudaranya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, ‫ك م َُو َّك ٌل ُكلَّ َما‬ ٌ َ‫ب مُسْ َت َجا َب ٌة عِ ْندَ َرْأسِ ِه َمل‬
ِ ‫دَ عْ َوةُ ْال َمرْ ِء ْالمُسْ ل ِِم َألخِي ِه ِب َظه ِْر ْال َغ ْي‬
‫ِين َولَ َك ِبم ِْث ٍل‬
َ ‫ك ْالم َُو َّك ُل ِب ِه آم‬ُ َ‫“دَ َعا َألخِي ِه ِب َخي ٍْر َقا َل ْال َمل‬Sesungguhnya doa seorang muslim
kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa
yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendoakan
saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan doanya. Tatkala
dia mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan
berkata: Aamiin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu
tadi.” (HR. Muslim, no. 2733)
3. Sifat seseorang dan kesalehan itu “menular”, dengan berkumpul bersama
orang saleh, maka kita juga akan menjadi saleh dengan izin
Allah.Perhatikan hadits berikut: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه‬ َ ِّ‫ َع ِن ال َّن ِبي‬،ُ‫ُوسى َرضِ َي هَّللا ُ َع ْنه‬ َ ‫َعنْ َأ ِبي م‬
،‫ ِإمَّا َأنْ يُحْ ِذ َي َك‬: ِ‫ َف َحا ِم ُل المِسْ ك‬،‫ِير‬ ِ ‫ َك َحام ِِل المِسْ كِ َو َناف ِِخ الك‬،‫ِيس الصَّال ِِح َوالس َّْو ِء‬ ِ ‫الجل‬ َ ‫ “ َم َث ُل‬:‫َو َسلَّ َم َقا َل‬
‫ َوِإمَّا َأنْ َت ِجدَ ِريحً ا‬،‫ ِإمَّا َأنْ يُحْ ِر َق ِث َيا َب َك‬:‫ِير‬ ‫َأ‬
ِ ‫ َو َنافِ ُخ الك‬،‫ َوِإمَّا نْ َت ِجدَ ِم ْن ُه ِريحً ا َط ِّي َب ًة‬،ُ‫اع ِم ْنه‬ َ ‫َوِإمَّا َأنْ َت ْب َت‬
‫““ َخ ِبي َث ًة‬Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti
seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan
api (pandai besi). Adapun penjual minyak wangi, mungkin dia akan
memberikan hadiah kepadamu, atau engkau membeli darinya, atau
engkau  mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi,
mungkin dia akan membakar  pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau
yang buruk”.[HR. Bukhari dan Muslim]
Dari semua keutamaan memiliki sahabat yang saleh, ada keutamaan yang
juga merupakan kenikmatan besar, yaitu persahabatan orang yang
saleh akan berlanjut sampai surga dan akan kekal selamanya. Tentu ini
kenikmatan yang sangat besar, karena antara sahabat dekat pasti tidak
ingin berpisah dengan sahabat lainnya. Persahabatan sementara di dunia
kemudian dipisahkan dengan kematian begitu saja, tentu bukan akhir yang
indah.
Salah satu dalil bahwa akan ada persahabatan di hari kiamat akan berlanjut
bahwa orang yang saling mencintai (termasuk para sahabat) akan
dikumpulkan bersama di hari kiamat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َّ‫ْال َمرْ ُء َم َع َم ْن َأ َحب‬
“Setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang ia cintai.’” (HR.
Bukhari, no. 6170; Muslim, no. 2640)
Untuk memfasilitasi hal ini, Allah  Ta’ala memberikan keutaamaan kepada
seseorang untuk memberikan syafaat kepada sahabatnya yang lain, agar
mereka bisa sama-sama masuk surga dan berkumpul kembali.
Hasan Al- Bashri berkata,
‫استكثروا من األصدقاء المؤمنين فإن لهم شفاعة يوم القيامة‬
”Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena
mereka memiliki syafaat pada hari klamat.” (Ma’alimut Tanzil 4/268)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang syafaat antara
sahabat di hari kiamat,
‫ ما منكم من أحد بأشد مناشدة هلل في استقصاء الحق من‬،‫ فوالذي نفسي بيده‬،‫حتى إذا خلص المؤمنون من النار‬
‫ فيقال‬،‫ ربنا كانوا يصومون معنا ويصلون ويحجون‬:‫ يقولون‬،‫المؤمنين هلل يوم القيامة إلخوانهم الذين في النار‬
،‫ فيخرجون خلقا كثيرا قد أخذت النار إلى نصف ساقيه‬،‫ فتحرم صورهم على النار‬،‫ أخرجوا من عرفتم‬:‫لهم‬
‫ ارجعوا فمن وجدتم في قلبه مثقال دينار‬:~‫ فيقول‬،‫ ربنا ما بقي فيها أحد ممن أمرتنا به‬:‫ ثم يقولون‬،‫وإلى ركبتيه‬
‫ ربنا لم نذر فيها أحدا ممن أمرتنا‬:‫ ثم يقولون‬،‫ فيخرجون خلقا كثيرا‬،‫…من خير فأخرجوه‬
“Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Dzat
yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam
memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-
saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka
memohon: Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah
berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji.
Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga
wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka.
Para mukminin inipun MENGELUARKAN BANYAK SAUDARANYA yang telah
dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai
lututnya.
Kemudian orang mukmin itu lapor kepada Allah, ”Ya Tuhan kami, orang
yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka, sudah tidak
tersisa.”
Allah berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman
seberat dinar.”
Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka.
Kemudian mereka melapor, ”Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan
seorangpun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…” (HR. Muslim
no. 183).
Demikian semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai