Anda di halaman 1dari 2

Pentingnya Memberikan Pendidikan Seksual Kepada Anak-Anak

Kemarin, saya mendengar dari orang tua seorang teman bahwa di tetangga desa telah terjadi
kasus pencabulan terhadap siswi kelas 2 sekolah dasar (SD). Di lain tempat, katanya juga
terjadi kasus serupa dan bahkan menyebabkan korbannya hamil. Pertama kali mendengar
informasi itu, saya cukup terkejut dan miris. Setau saya, di lingkungan sekitar tempat tinggal
itu belum pernah terjadi kasus pencabulan seperti yang diceritakan (atau sayanya memang
tidak tahu), tetapi jika informasi itu valid, saya merasa kasusnya perlu menjadi peringatan
dan peningkat kewaspadaan bagi para orang tua.

Anak-anak seumuran sekolah dasar atau menengah pertama memang masih polos. Mudah
dipengaruhi dan dikelabui. Sehingga adanya kasus ini harus membuat perhatian dan
pengawasan orang tua kepada anak menjadi lebih intens. Dalam konteks di mana anak-anak
biasa bermain, dengan siapa dia sering bermain dan perihal informasi apa yang sering dia
akses di media sosial. Selain itu, mungkin pendidikan seksual dari orang tua atau pihak-
pihak terkait lainnya kepada anak menjadi penting untuk disampaikan atau disosialisasikan.

Memang seperti terlihat tabu, tetapi sebetulnya pendidikan seksual ini amat diperlukan oleh
anak untuk membuat mereka peka dan terhindar dari segala bentuk pelecehan seksual dari
orang lain (apakah orang-orang terdekat, guru, teman dan seterusnya). Lalu apa yang
dimaksud dengan pendidikan seksual? Sederhananya, pendidikan seksual adalah pendidikan
yang bentuknya adalah memberikan pengetahuan-pengetahuan tentang apa itu pelecehan
seksual dan bagian tubuh manakah yang tidak seharusnya disentuh atau dilihat oleh orang
lain.

Sependek pemahaman saya, pendidikan seksual idealnya bisa disampaikan kepada anak
ketika mereka berusia 2-3 tahun. Cara edukatif dan efektif menyampaikan pendidikan ini bisa
dilakukan dengan menggunakan media bantu seperti boneka atau ketika anak bermain di
kamar mandi. Dengan bantuan media atau sejenisnya itu, orang tua bisa perlahan
memberikan informasi tentang nama-nama organ reproduksi yang dimiliki anak dan siapa
saja yang bisa mengakses atau melihat organ tersebut.

Dengan ini, insya Allah perlahan anak-anak kita pasti akan paham. Dan ketika sudah
demikian, anak-anak kita pasti akan menjadi sosok yang lebih cerdas dan waspada terhadap
siapa pun yang asal berinteraksi dengannya. Dan ketika sudah demikian, anak-anak kita juga
perlu didorong untuk berani melaporkan apa pun jika ada orang yang cabul atau sering
melakukan pelecehan seksual kepadanya. Jadi anak-anak harus kita ajari untuk selalu
bersikap terbuka.
Tetapi untuk demikian memang agak susah. Anak-anak yang mengalami pelecehan seksual
biasanya tidak berani melaporkan atau membicarakan tentang kejadian yang dialaminya
kepada orang tua mereka. Alasannya tentu karena takut dengan ancaman pelaku dan lain-lain.
Oleh karena itu, dalam hal ini orang tua pun harus peka terhadap perubahan-perubahan sikap
yang terjadi pada anaknya. Jika tadinya anak-anak kita riang tiba-tiba murung, kita harus
mendekati mereka dan mengajak mereka bicara. Kira-kira ada apa.

Dengan begitu, upaya pencegahan dan penanganan masalah yang menimpa anak insya Allah
akan lebih mudah dan solutif. Bahkan, selain pelecehan seksual, dengan kepekaan ini orang
tua juga mungkin bisa tahu permasalahan lain yang menimpa anaknya. Seperti misal anaknya
menjadi korban bullying dan lain-lain. Sehingga upaya kita untuk memperbaiki mental dan
keadaan psikologis anak pun kemudian menjadi lebih cepat juga. Tetapi dalam konteks yang
kita bicarakan ini, peran orang tua saja memang tidak cukup. Peran dari lembaga pendidikan
dan tenaga pendidik juga diperlukan. Karena selain di rumah, sekolah juga menjadi tempat
berinteraksi sosial anak-anak kita dengan orang lain.

Dan perlu diingat, bahwa pelecehan seksual terhadap anak-anak pun kadang banyak
ditemukan atau terjadi di lingkungan pendidikan. Jadi, pihak-pihak yang ada di lembaga atau
lingkungan pendidikan itu perlu menyadari dan bijaksana melihat persoalan ini. Lembaga
pendidikan merupakan lembaga yang diadakan untuk mengedukasi, memberi wawasan dan
rasa aman serta mengarahkan anak-anak atau para pelajar untuk memiliki pengetahuan dan
sikap moral yang baik. Oleh karena itu, ketika lembaga pendidikan kemudian malah menjadi
tempat yang menyeramkan bagi anak, hal itu tentu menjadi sesuatu yang amat miris.

Anda mungkin juga menyukai