Anda di halaman 1dari 6

Pelecehan Seksual pada Remaja dan Anak-anak

Akhir-akhir ini kita kerap mendengar kisah horor di media tentang anak-anak atau remaja yang dianiaya atau diserang secara seksual. Cerita macam itu tentu menimbulkan ketakutan dan paranoid di kalangan orang tua. Terlebih untuk memastikan keamanan anak-anak dari pemangsa seksual. Memahami "Proses Grooming" dan mengenali tanda-tanda bahaya dari 'Grooming' adalah langkah pertama orang tua mempersenjatai diri dengan informasi yang diperlukan demi mengurangi rasa takut sekaligus melindungi anak-anak kita dari pemangsa seksual. Apa maksud "Grooming" di sini? Kata tersebut menurut kamus bermakna afeksi dalam hubungan antar manusia (juga hewan) melalui sentuhan fisik. Dalam konteks sosial, grooming dilakukan oleh mereka yang memiliki kedekatan dan ikatan demi membentuk struktur sosial. Namun, untuk para pemangsa seksual, grooming berarti proses mengidentifikasi dan melibatkan anak dalam aktivitas seksual. Di dalamnya tidak ada keseimbangan, melainkan seorang berkuasa atas yang lain dan melibatkan rayuan, paksaan serta manipulasi. Proses tersebut juga melibatkan motivasi dan niat untuk mengeploitasi anak secara,seksual. Lalu siapa yang ditarget? Pemangsa kerap menarget anak-anak mudah diserang dengan kelemahan sangat nyata: tidak populer, kurang kasih sayang, mereka yang mencari cinta dan perhatian di luar, tidak percaya diri, terisolasi dari khalayak, sering menghabiskan waktu sendiri, kurang diawasi orang tua dan mengalami masalah keluarga. Bagaimana korban didekati oleh pemangsa? Kerap, di awal-awal, para pemangsa menampilkan kesan positif terhadap anak. Mereka menunjukkan ketertarikan pada anak kecil dan kerap menyenangkan hati mereka. Predator tersebut juga belajar perilaku anak, kesukaan dan ketidaksukaan mereka. Intinya, mereka berpura-pura berbagi ketertarikan, latar belakang, pengalaman atau apa pun yang serupa demi memikat anak-anak. Apa sebenarnya tujuan utama mereka? Mereka pada dasarnya adalah penjahat dan niat orang jahat adalah membuat seseorang jadi korban dengan meningkatkan akses ke korban serta menutupi tujuannya agar tak diendus atau diungkap oleh orang lain, bahkan oleh si korban. Tujuan pemangsa juga untuk membuat korban potensial merasa cukup nyaman berada dekat si penyerang, untuk hanya berdua saja dengan pemangsa dan untuk melakukan perilaku seksual secara sembunyi-sembunyi.

Bagi para orang tua ada beberapa yang perlu diwaspadai terkait proses pemangsa mendekati si korban. Proses tersebut, menurut ahli tumbuh kembang anak, Donna L. Stewart, Ph.D, umumnya mengandung beberapa langkah-langkah, yakni :

Membangun kepercayaan dan meruntuhkan pertahan diri seorang anak Berpura-pura berbagi ketertarikan, latar belakang, pengalaman dan lain hal yang serupa Memberi hadiah sebagai cinderamata pertemanan Mengajak bermain-main Memberi tumpangan kendaraan Memberi akses berharga, hal pribadi, keleluasaan atau melakukan aktivitas yang kerap tanpa batas. Menjadi pendengar yang baik dan memberi simpati, contoh dengan ungkapan "Tidak ada seorang pun yang mengerti selain aku, "Saya di sini untukmu", atau "Aku tahu seperti apa itu rasanya" Berusaha meyakinkan keluarga Melakukan hubungan dekat dengan orang tua (orang tua tunggal atau keluarga berantakan adalah target utama) Berupaya memperoleh kepercayaan atau mengambil keuntungan kepercayaan orang tua si anak atau pengasuh anak Berperilaku sebaik dan sewajar mungkin untuk menghilangkan kemungkinan dicurigai Secara bertahap mengikis batas-batas Meningkatkan kontak fisik secara tidak wajar seperti memeluk, menyentuh area tubuh tidak berbahaya (tangan, menggosok punggung, menggaruk rambut dll) Berpura-pura tidak sengaja menyentuh atau bertubrukan dengan si bocah Memposisikan fisik berdekatan dengan calon korban (tidur di ranjang sama) Melibatkan anak dalam perilaku non-seksual yang tidak tepat (merokok, minum alkohol dsb) Menyentuh atau mengelus di bagian tubuh anak secara tak wajar Melakukan hubungan diam-diam dengan anak Menyusupkan pikiran ketakutan dalam anak bahwa ia akan mendapat masalah besar bila aktivitas mereka terungkap Mengatakan pada anak bahwa sentuhan antara mereka adalah baik dan hubungan mereka spesial. Memberi tahu anak ada konsekuensi jika mereka melaporkan perilaku tersebut, contoh "Keluargamu akan membencimu" Berupaya membuat si anak patuh Meningkatkan intensitas perilaku seksual berkali-kali Memanipulasi anak untuk melakukan atau membolehkan mereka melakukan aktivitas seksual yang anak-anak suka Mengancam melukai korban atau seseorang yang dekat dengan korban jika mereka tidak menurut

Ketika ada tanda mencurigakan, kunci utama adalah melihat pola baik tersangka pemangsa dan orang yang dicurigai korban. Sebab dari sana akan memberi petunjuk apakah grooming terjadi. Juga perhatikan apakah ada perbedaan dominasi dan pengaruh dalam hubungan yang dicurigai tersebut, seperti ketidakseimbangan? Apakah si anak dimanipulasi oleh orang yang dicurigai adalah pemangsa?

Sebagai tambahan tanya pada diri sendiri, bila orang yang berniat jahat itu pergi, apakah ia selalu berupaya mendapat kepercayaan anda sebagai penjaga, pengasuh anak anda, atau berperilaku seperti orang yang terbaik untuk membuat setiap orang percaya ia 'berniat baik'. Itu semua adalah pertanyaan krusial untuk diajukan demi mengidentifikasi tanda peringatan kejahatan seksual. Jika anda mencurigai anak anda ditarget, segeralah batasi interaksi anak anda dengan individu yang mencurigakan tersebut. Dalam lingkungan yang mendukung dan aman, libatkan anak anda dalam percakapan yang menggunakan bahasa-bahasa sopan, terlepas hubungan dan interaksi dengan sosok tersebut. Jika anda menemukan anak anda telah menjadi korban seksual, segera kontak petugas berwenang untuk untuk memastikan langkah kedepan secepat mungkin. Persempit kemungkinan ia menarget korban lain. Untuk langkah pencegahan, sangat direkomendasikan untuk selalu memperhatikan anak anda dan orang-orang disekitar kehidupan anak anda. Jangan menggantungkan tanggung jawab anak anda ke orang lain tanpa menanyai, mempelajari karakter dan motivasi mereka. Orang tua seharusnya tahu siapa guru anak-anaknya, pelatih olah raga, pengasuh di penitipan anak, pemimpin perkumpulan pemuda, teman-teman mereka dan orang-orang dewasa lain yang terlibat secara signifikan dalam hidup anak anda. Ajukan pertanyaan, lagi dan lagi jika diperlukan. Selalu terlibat dan sadar serta membuat kunjungan mendadak ke tempat-tempat di mana anak anda beraktivitas. Itu adalah strategi terbaik untuk melindungi anak anda dari pemangsa seksual. Juga sangat penting untuk berbicara dengan anak anda, menggunakan bahasa yang patut dan sopan, memberi tahu mereka sentuhan-sentuhan yang wajar dan tidak wajar dengan orang lain, baik saudara, non-saudara, dewasa atau anak-anak dan remaja lain. Ajarkan pula anak anda mengenali perilaku grooming. Hal paling penting, didik anak untuk mempercayai orang tua atas masalah yang mereka hadapi dan meyakinkan mereka melalui aksi nyata anda, bukan hanya kata. Dengan demikian anak akan selalu membawa masalah mereka ke pada anda kapan saja tanpa khawatir hukuman atau kritikan. Bisa jadi semua anjuran tersebut sangat menantang bagi orang tua bila benar-benar diterapkan, bahkan terasa aneh. Namun lebih baik aman saat ini daripada menyesal kemudian hari. 10 LANGKAH MENCEGAH ANAK DARI PELAKU PELECEHAN SEKSUAL | TIPS MENCEGAH PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK. Anak-anak seringkali ditinggal sendirian tanpa orangtua ketika di sekolah atau ditempat umum lainnya. Ketika anak berada di tempat umum tanpa orangtua, mungkin dapat membahayakan anak-anak jika bertemu dengan seorang dengan kelainan seksual. Jika anak sedang tidak bersama orang tua dan bertemu dengan seorang yang memiliki

kelainan seksual, maka dapat terjadi pelecehan seksual pada anak tersebut. Pedofilia adalah kelainan seksual berupa hasrat ataupun fantasi impuls seksual yang melibatkan anak di bawah umur. Dapat disebut sebagai pedofilia jika seseorang memiliki kecenderungan impuls seksual terhadap anak dan fantasi maupun kelainan seksual tersebut mengganggu anak yang dilibatkan. Berikut adalah 10 langkah dari para ahli untuk menjaga anak dari seorang pedofilia antara lain: 1. Menyadari bahwa pelecehan seksual dapat terjadi pada anak Anda Menurut American Psychological Association, diperkirakan bahwa 1 dari 4 anak perempuan dan 1 dari 6 anak anak laki-laki akan mengalami pelecehan seksual. 2. Mengakui bahwa pelaku pelecehan seksual kemungkinan besar adalah seseorang yang dikenal Orang asing memiliki kemungkinan yang sangat kecil akan melakukan pelecehan seksual pada anak Anda. Misalnya jika orang asing menawarkan permen pada anak Anda di taman bermain, mungkin anak Anda tidak akan mudah percaya pada orang tersebut. Tetapi jika hal tersebut dilakukan oleh orang yang dikenal oleh si anak, maka anak tersebut akan menurut. Pelaku pelecehan seksual pada anak dapat menjadi anggota keluarga, guru, pelatih, atau teman yang terpercaya. Biasanya pelaku pelecehan seksual sangat lihai mendekatkan diri pada anak-anak," kata Dr. Judith Cohen, direktur medis untuk Center for Traumatic Stress in Children and Adolescents di Allegheny General Hospital, Pittsburgh. 3. Mencurigai orang dewasa yang mencoba untuk menghabiskan waktu hanya berdua dengan anak Tentu saja, anak seringkali akan menghabiskan waktu dengan teman-teman dewasa, guru, dan pelatih. Tetapi waspadalah terhadap orang-orang yang berusaha untuk hanya berdua dengan anak Anda. Terutama seorang dewasa yang seringkali memberikan hadiah pada anak Anda. 4. Hindari situasi di mana anak dapat diganggu. "Jika anak ingin pergi menginap, maka para orang tua harus mengetahui dengan siapa anak akan menginap. Jika anak akan melakukan perjalanan semalam, misalnya dengan sebuah kelompok kegiatan organisasi di sekolah, sebaiknya menanyakan mengenai pengaturan tempat tidur," kata Dr. Paula Bloom, seorang psikolog dari Atlanta.

5. Jangan terlalu mengharuskan anak untuk memberikan pelukan jika bertemu dengan kerabat dekat Terlalu sering, orang tua memberitahu anak untuk memeluk atau mencium seorang kerabat atau teman dekat, dapat membahayakan anak ketika ditinggal sendirian," kata Dr Bloom. 6. Mengajarkan pada anak mengenai sentuhan yang baik dan sentuhan buruk Ajarkan pada anak bahwa ia memiliki kendali atas tubuhnya dan harus mengatakan 'tidak' untuk sentuhan yang membuatnya tidak nyaman. University of Missouri telah memberikan informasi lebih lanjut pada anak-anak mengenai sentuhan yang baik dan sentuhan buruk. 7. Ajarkan pada anak untuk mengatakan tidak Ajarkan pada anak mengenai apa yang harus dilakukan jika seseorang mencoba untuk menganiaya dia. 8. Berikan kenyamanan berkomunikasi jika anak ingin memberitahukan ketidaknyamanan yang dialami terhadap seseorang "Jika orang tua terlalu keras pada anak mungkin akan membuat anak takut jika akan menceritakan suatu pelecehan seksual yang ia alami. Biarkan anak merasa aman dan nyaman untuk berbicara dengan Anda tentang apa pun," kata Dr Bloom. 9. Mengetahui tanda-tanda bahwa anak telah dilecehkan secara seksual Jika anak memiliki mimpi buruk dan tidak ada penjelasan lain. Atau jika anak mengalami perubahan suasana hati atau mengembangkan rasa takut baru yang tidak biasa dariorangorang atau tempat tertentu. Hal tersebut dapat menjadi tanda jika telah terjadi pelecehan seksual pada mereka. 10. Percaya naluri Anda dan anak Anda Jika seseorang membuat Anda tidak nyaman, itu alasan yang cukup untuk menjaga anak untuk menjauhi orang itu. Tidak ada salahnya jika mewaspadai orang-orang yang membuat kita tidak nyaman.

Tugas Kliping PJOK

Anda mungkin juga menyukai