Peserta didik mampu menerapkan operasi matematika dalam perhitungan kimia; mempelajari sifat, struktur
dan interaksi partikel dalam membentuk berbagai senyawa; memahami dan menjelaskan aspek energi,
laju dan kesetimbangan reaksi kimia; menggunakan konsep asam-basa dalam keseharian; menggunakan
transformasi energi kimia dalam keseharian; memahami kimia organik; memahami konsep kimia pada
makhluk hidup. Peserta didik mampu menjelaskan penerapan berbagai konsep kimia dalam keseharian
dan menunjukkan bahwa perkembangan ilmu kimia menghasilkan berbagai inovasi. Peserta didik memiliki
pengetahuan kimia yang lebih mendalam sehingga menumbuhkan minat sekaligus membantu peserta
didik untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya agar dapat mencapai masa depan yang
baik. Peserta didik diharapkan semakin memiliki pikiran kritis dan pikiran terbuka melalui kerja ilmiah
dan sekaligus memantapkan profil pelajar Pancasila, khususnya jujur, objektif, bernalar kritis, kreatif,
mandiri, inovatif, bergotong royong, dan berkebhinekaan global.
Pemahaman Kimia Peserta didik mampu mengamati, menyelidiki, dan menjelaskan fenomena sehari-hari sesuai
kaidah kerja ilmiah dalam menjelaskan konsep kimia dalam keseharian; menerapkan operasi
matematika dalam perhitungan kimia; mempelajari sifat, struktur, dan interaksi partikel
dalam membentuk berbagai senyawa, termasuk pengolahan dan penerapannya dalam
keseharian; memahami dan menjelaskan aspek energi, laju, dan kesetimbangan reaksi kimia;
menggunakan konsep asam-basa dalam keseharian; menggunakan transformasi energi
kimia dalam keseharian termasuk termokimia dan elektrokimia; memahami kimia organik
termasuk penerapannya dalam keseharian.
Keterampilan Proses 1. Mengamati
Mampu memilih alat bantu yang tepat untuk melakukan pengukuran dan pengamatan.
Memperhatikan detail yang relevan dari obyek yang diamati.
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Merumuskan pertanyaan ilmiah dan hipotesis yang dapat diselidiki secara ilmiah.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Peserta didik merencanakan dan memilih metode yang sesuai berdasarkan referensi
untuk mengumpulkan data yang dapat dipercaya, mempertimbangkan risiko serta isu-isu
etik dalam penggunaan metode tersebut. Peserta didik memilih dan menggunakan alat
dan bahan, termasuk penggunaan teknologi digital yang sesuai untuk mengumpulkan
serta mencatat data secara sistematis dan akurat.
4. Memproses, menganalisis data, dan informasi
Menafsirkan informasi yang didapatkan dengan jujur dan bertanggung jawab. Meng-
gunakan berbagai metode untuk menganalisa pola dan kecenderungan pada data.
Mendeskripsikan hubungan antarvariabel serta mengidentifkasi inkonsistensi yang
terjadi. Menggunakan pengetahuan ilmiah untuk menarik kesimpulan yang konsisten
dengan hasil penyelidikan.
Capaian Pembelajaran i
Elemen Capaian Pembelajaran
RASIONAL
Rasional Alur Tujuan Pembelajaran adalah rangkaian tujuan yang disusun secara logis menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Pembelajaran Kimia
dilaksanakan dengan menggunakan berbagai pendekatan, model, strategi, metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik peserta didik dan lingkungan belajar. Alur Tujuan
Pembelajaran disusun berdasarkan metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran dilakukan berdasarkan pengalaman
peserta didik pada fase F.
Alur pembelajaran ini diawali dengan mempelajari aspek fundamental dalam kimia, yaitu teori atom, tabel periodik unsur, dan teori ikatan kimia. Pembahasan ikatan kimia ini
meliputi interaksi dalam dan antarpartikel serta bagaimana pengaruhnya terhadap sifat zat. Selanjutnya, pembahasan diarahkan ke materi yang lebih kompleks, yaitu mengetahui
bagaimana perubahan ikatan kimia dalam reaksi memengaruhi perubahan energi, serta kaitannya dengan laju reaksi dan kesetimbangan kimia. Selain itu, akan dibahas tentang
larutan asam basa dan penerapannya dalam kehidupan.
ELEMEN PEMAHAMAN KIMIA
Peserta didik mampu mengamati, menyelidiki dan menjelaskan fenomena sehari-hari sesuai kaidah kerja ilmiah dalam menjelaskan konsep kimia dalam keseharian; menerapkan
operasi matematika dalam perhitungan kimia; mempelajari sifat, struktur dan interaksi partikel dalam membentuk berbagai senyawa termasuk pengolahan dan penerapannya
dalam keseharian; memahami dan menjelaskan aspek energi, laju dan kesetimbangan reaksi kimia; menggunakan konsep asam-basa dalam keseharian; menggunakan transformasi
energi kimia dalam keseharian termasuk termokimia dan elektrokimia; memahami kimia organik termasuk penerapannya dalam keseharian.
ELEMEN KETERAMPILAN PROSES
1. Mengamati
Mampu memilih alat bantu yang tepat untuk melakukan pengukuran dan pengamatan. Memperhatikan detail yang relevan dari obyek yang diamati.
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Merumuskan pertanyaan ilmiah dan hipotesis yang dapat diselidiki secara ilmiah.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Capaian Pembelajaran
Peserta didik merencanakan dan memilih metode yang sesuai berdasarkan referensi untuk mengumpulkan data yang dapat dipercaya, mempertimbangkan risiko serta isu-isu
etik dalam penggunaan metode tersebut. Peserta didik memilih dan menggunakan alat dan bahan, termasuk penggunaan teknologi digital yang sesuai untuk mengumpulkan
serta mencatat data secara sistematis dan akurat.
iii
iv
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
Menafsirkan informasi yang didapatkan dengan jujur dan bertanggung jawab. Menggunakan berbagai metode untuk menganalisa pola dan kecenderungan pada data.
Mendeskripsikan hubungan antarvariabel serta mengidentifkasi inkonsistensi yang terjadi. Menggunakan pengetahuan ilmiah untuk menarik kesimpulan yang konsisten dengan
hasil penyelidikan.
5. Mengevaluasi dan refleksi
Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan dan efeknya pada data. Menunjukkan
permasalahan pada metodologi dan mengusulkan saran perbaikan untuk proses penyelidikan selanjutnya.
6. Mengomunikasikan hasil
Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh, termasuk di dalamnya pertimbangan keamanan, lingkungan, dan etika yang ditunjang dengan argumen, bahasa, serta
konvensi sains yang sesuai konteks penyelidikan. Menunjukkan pola berpikir sistematis sesuai format yang ditentukan.
Capaian Pembelajaran
molekul atau ion
menghantarkan arus listrik serta
v
vi
Menganalisis beberapa reaksi • Menjelaskan bahwa larutan • Beriman dan bertakwa kepada
berdasarkan elektrolit dapat berupa senyawa Tuhan Yang Maha Esa (menjaga
perubahan bilangan oksidasi yang ion dan senyawa kovalen polar lingkungan dan memahami
diperoleh dari data hasil percobaan • Membedakan konsep keterhubungan ekosistem bumi)
dan/ atau melalui percobaan reduksi oksidasi ditinjau dari
penggabungan dan pelepasan
Mendeskripsikan tata nama senyawa
oksigen, pelepasan dan
sederhana
penerimaan elektron, serta
peningkatan dan penurunan
bilangan oksidasi
Capaian Pembelajaran
yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari
vii
Memahami konsep ∆H sebagai Termokimia • Menjelaskan tentang pengertian Peserta didik menjadi pribadi yang 10 JP
viii
kalor reaksi pada tekanan tetap dan • Kalor energi dan kalor mampu:
penggunaannya dalam persamaan • Sistem dan Lingkungan • Menjelaskan pengertian entalpi • Bernalar kritis (memproses
termokimia • Reaksi Eksoterm dan Endoterm suatu zat dan perubahannya informasi, menganalisis dan
Memahami berbagai jenis entalpi • Entalpi (H) dan Perubahan • Membedakan antara sistem mengevaluasi penalaran)
reaksi (entalpi pembentukan, entalpi Entalpi (ΔH) dengan lingkungan • Kreatif (menghasilkan gagasan yang
pembakaran, dan lain-lain), hukum • Perubahan Entalpi Standar (ΔH0) • Membedakan antara reaksi yang orisinal)
Hess dan konsep energi ikatan • Menentukan Harga Perubahan melepaskan kalor dengan reaksi • Bergotong royong (kemampuan
Menggunakan persamaan termokimia Entalpi yang membutuhkan kalor bekerja sama dengan orang lain)
untuk mengaitkan perubahan jumlah • Menuliskan persamaan serta
Capaian Pembelajaran
sebaliknya
ix
x
• Menghitung harga KP berdasarkan
tekanan parsial gas pereaksi
dan hasil reaksi pada keadaan
setimbang
• Menghitung harga KP berdasarkan
KC atau sebaliknya
• Menjelaskan kondisi optimum
untuk memproduksi bahan-bahan
kimia di industri yang didasarkan
pada reaksi kesetimbangan
Capaian Pembelajaran
xi
BAB I STRUKTUR ATOM DAN TABEL PERIODIK UNSUR
Sarana Prasarana
1. LCD proyektor.
2. Perangkat digital seperti internet, smartphone, laptop, dan komputer.
3. Lingkungan alam dan sosial sekitar sekolah.
4. Perangkat nondigital seperti papan tulis, spidol, dan penghapus.
Ketersediaan Materi
1. Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi: YA/TIDAK.
2. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami konsep: YA/
TIDAK.
(Jika memilih YA maka di dalam pembelajaran disediakan alternatif aktivitas sesuai kebutuhan peserta didik).
2. Media Pembelajaran
a. Slide PowerPoint tentang materi struktur atom dan tabel periodik unsur.
b. Gambar yang menunjukkan struktur atom dan tabel periodik unsur.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan struktur atom dan tabel periodik unsur.
d. Buku teks pendukung materi, jurnal, majalah, surat kabar, dan internet yang berkaitan dengan struktur
atom dan tabel periodik unsur.
Model Pembelajaran
Guru memilih model pembelajaran yang diinginkaan sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar
yang ada, seperti model daring, luring, atau paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning). Pada
modul ini menggunakan model luring.
Pengaturan Pembelajaran
Pengaturan Peserta Didik Metode
• Individu • Diskusi
• Berpasangan • Demonstrasi
• Berkelompok • Simulasi
• Klasikal • Resprokal
(Guru dapat mengatur sesuai dengan jumlah peserta didik (Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan
di setiap kelasnya serta formasi yang diinginkan) beberapa metode yang diinginkan)
Asesmen Pembelajaran
Menilai Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Jenis Asesmen
• Asesmen individu • Pengetahuan (lisan atau tertulis)
• Asesmen berpasangan • Keterampilan (praktik dan kinerja)
• Sikap (mandiri dan gotong royong)
• Portofolio
(Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan
beberapa asesmen yang sesuai)
Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran tentang struktur atom dan tabel periodik unsur, manfaat
apa yang didapat? Dapatkah pengalaman pembelajaran ini memberikan nilai-nilai yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari?
Pertanyaan Pemantik
Apa yang kalian ketahui tentang teori atom mekanika kuantum? Tahukah kalian, teori atom mekanika
kuantum berkaitan dengan bilangan kuantum? Menurut kalian, adakah kaitan bilangan kuantum dengan
kedudukan elektron dan kedudukan suatu unsur dalam tabel periodik unsur?
2. Kegiatan Pengajaran
Untuk menguasai materi pada Bab I ini, memerlukan 6 kali pertemuan, yaitu pertemuan minggu ke-1
sampai dengan ke-6.
Pertemuan 1
Jika suatu unsur atau senyawa logam dipanaskan dalam nyala api yang sangat panas maka akan
dihasilkan warna nyala tertentu. Jika nyala itu dilewatkan melalui prisma maka akan menghasilkan
garis-garis warna dengan panjang gelombang tertentu yang disebut spektrum unsur.
Menurut Bohr, spektrum garis menunjukkan bahwa elektron menempati tingkat energi tertentu
dalam atom dan akan memancarkan atau menyerap energi jika elektron berpindah ke tingkat energi
lain. Akan tetapi, model atom Bohr mempunyai kelemahan, yaitu hanya dapat menerangkan spektrum
dari atom atau ion yang hanya mengandung satu elektron. Dengan demikian, model atom Bohr tidak
sesuai dengan spektrum atom atau ion yang berelektron banyak. Adanya kelemahan dari teori atom
Bohr, kemudian muncul teori atom mekanika kuantum.
Teori atom mekanika kuantum berdasarkan pada pernyataan Planck dan Einstein bahwa radiasi
energi selain bersifat gelombang juga bersifat partikel. Kemudian pada tahun 1924, Louis de Broglie
mengemukakan teorinya bahwa materi yang bergerak selalu disertai gelombang. Jadi, menurut Broglie,
partikel selain bersifat materi juga dapat bersifat gelombang.
Karena gerakan elektron dalam inti selalu disertai gelombang maka ketika membicarakan tentang
gerakan elektron dalam atom menggunakan teori mekanika gelombang. Werner Heisenberg (1927)
membuktikan bahwa kedudukan partikel seperti elektron tidak dapat ditentukan dengan pasti pada saat yang
sama. Konsep Heisenberg itu dikenal sebagai konsep ketidakpastian Heisenberg.
Refleksi
Pelajari materi tentang teori atom mekanika kuantum. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
(asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Keterkaitan teori atom mekanika kuantum dengan perkembangan
teori atom sebelumnya (teori atom Niels Bohr)
Spektrum atom dan gelombang elektromagnetik kaitannya dengan
teori atom mekanika kuantum
Konsep ketidakpastian Heisenberg
Setelah peserta didik mempelajari tentang teori atom mekanika kuantum, peserta didik diminta untuk
menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila
apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 2
Untuk menentukan kedudukan atau posisi elektron dalam atom secara teoretis dilakukan dengan
menggunakan bilangan kuantum. Ada empat bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n),
bilangan kuantum azimut (l), bilangan kuantum magnetik (m), dan bilangan kuantum spin (s). Bilangan
kuantum utama, azimut, dan magnetik menyatakan posisi suatu elektron dalam atom, sedangkan
bilangan kuantum spin menyatakan arah putaran elektron.
1) Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama (n) menyatakan di tingkat energi utama mana elektron berada. Tingkat
energi utama disebut juga dengan kulit. Nilai n dari bilangan kuantum utama adalah satu sampai
dengan tujuh. Boleh jadi elektron berada di tingkat energi utama (kulit) pertama, kedua, ketiga, dan
seterusnya. Kulit-kulit ini diberi nama K, L, M, N, O, P, dan Q. Kulit K dengan harga n = 1 paling
dekat dengan inti. Elektron-elektron yang berada di kulit K mempunyai energi paling kecil. Kulit L
dengan harga n = 2 jaraknya lebih jauh dari inti dibanding kulit K. Elektron yang berada di kulit L
mempunyai energi yang lebih besar dibanding elektron-elektron di kulit K. Bilangan kuantum utama
paling banyak ditempati oleh 2n2 elektron.
2) Bilangan Kuantum Azimut (l)
Dari penelitian yang lebih teliti tentang spektrum unsur diketahui bahwa tingkat energi utama (kulit)
masih terdiri atas subkulit dengan energi yang tidak sama. Bilangan kuantum azimut (l) menyatakan
di subkulit mana elektron berada. Subkulit berupa orbital yang dinyatakan dengan s, p, d, dan f
mempunyai harga l untuk s= 0, p = 1, d =2, dan f = 3.
Refleksi
Pelajari materi tentang teori atom mekanika kuantum. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
(asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Bilangan Kuantum Utama
Bilangan Kuantum Azimut
Bilangan Kuantum Magnetik
Bilangan Kuantum Spin
Setelah peserta didik mempelajari tentang bilangan kuantum, peserta didik diminta untuk menuliskan
materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang
dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku
catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 3
Orbital 1s Orbital 2s
Adapun orbital d mempunyai lima orbital, yaitu orbital dxy, dxz, dyz, dz2, dan dx2– y2. Bentuk orbital d
seperti roset
Hubungan kulit, yakni K, L, M, dan N dengan jumlah elektron dapat dinyatakan dengan 2n2.
Refleksi
Pelajari materi tentang bentuk orbital. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen
proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Bentuk orbital s
Bentuk orbital p
Bentuk orbital d
Hubungan kulit, yakni K, L, M, dan N dengan jumlah elektron
Setelah peserta didik mempelajari tentang bentuk orbital, peserta didik diminta untuk menuliskan materi
yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat
mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan
atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 4
Konfigurasi elektron kali ini akan membahas bagaimana elektron tersusun dalam atom berdasarkan
teori atom mekanika kuantum. Elektron tersusun dalam atom mengikuti tiga aturan, yaitu asas Aufbau,
asas larangan Pauli, dan kaidah Hund.
1) Asas Aufbau
Asas Aufbau menyatakan bahwa pengisian elektron pada orbital dimulai dari tingkat energi
terendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Orbital s mempunyai tingkat energi terendah dan
berturut-turut makin tinggi untuk orbital p, d, dan f. Pengisian elektron pada orbital akan lebih
jelas dengan menggunakan diagram pada gambar berikut.
Penulisan konfigurasi elektron gas mulia tersebut adalah berdasarkan urutan tingkat energi sesuai
dengan aturan Aufbau. Cara lain untuk penulisan konfigurasi elektron adalah berdasarkan pada
kulit, di mana orbital-orbital dari kulit yang sama dikumpulkan, setelah itu baru orbital dari
kulit berikutnya. Penulisan konfigurasi elektron dengan cara menyingkat, dengan menggunakan
konfigurasi gas mulia. Contoh: 12Mg: [Ne] 3s2.
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Penulisan konfigurasi elektroin berdasarkan asas Aufbau
Penulisan konfigurasi elektroin berdasarkan asas larangan Pauli
Penulisan konfigurasi elektroin berdasarkan kaidah Hund
Penulisan konfigurasi elektron dengan cara penyingkatan (meng-
gunakan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat)
Setelah peserta didik mempelajari tentang konfigurasi elektron, peserta didik diminta untuk menuliskan
materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang
dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku
catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 5
Dalam tabel periodik unsur, golongan ditentukan oleh jumlah elektron valensi atomnya, sedangkan
periode ditentukan oleh jumlah kulit atom yang sudah terisi elektron. Elektron valensi adalah elektron
yang terletak pada kulit terluar suatu atom.
1) Golongan Utama (Golongan A)
Unsur yang termasuk golongan utama adalah unsur-unsur yang konfigurasi elektron terakhir
atomnya terdapat pada orbital s atau orbital p. Unsur golongan utama termasuk ke dalam unsur
blok s dan blok p. Pada unsur golongan utama, elektron valensi adalah jumlah elektron pada
tingkat energi utama (kulit) terluar atomnya.
a) Unsur-unsur blok s, yaitu unsur-unsur yang tersusun atas atom dengan konfigurasi elektron
terakhirnya berada pada orbital s.
b) Unsur-unsur blok p, yaitu unsur-unsur yang tersusun dari atom dengan konfigurasi elektron
terakhirnya berada pada orbital p.
Adapun nsur-unsur aktinida termasuk golongan IIIB periode 7 sama dengan aktinium. Elektron
terakhir dari atom unsur aktinida menempati orbital 5f. Jumlah di orbital 5f mulai dari 1 sampai
dengan 14 sehingga golongan aktinida terdiri atas 14 unsur.
Unsur-unsur golongan lantanida dan golongan aktinida dinamakan unsur-unsur transisi dalam.
Refleksi
Pelajari materi tentang penentuan golongan dan periode dalam tabel periodik unsur. Unsur-unsur yang dinilai
adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Penentuan golongan dan periode golongan utama unsur-unsur blok s
Penentuan golongan dan periode golongan utama unsur-unsur blok p
Penentuan golongan dan periode golongan transisi unsur-unsur blok d
Penentuan golongan dan periode golongan transisi unsur-unsur blok f
Penentuan golongan lantanida dan aktinida
Setelah peserta didik mempelajari tentang penentuan golongan dan periode dalam tabel periodik
unsur, peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta
menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian,
laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 6
Dari konfigurasi elektron atom-atomnya, unsur-unsur dalam tabel periodik unsur dapat dikelompokkan
ke dalam beberapa blok, yaitu blok s, blok p, blok d, dan blok f.
Unsur-unsur blok s dan blok p masuk dalam golongan utama (golongan A), sedangkan unsur-unsur
blok d dan blok f masuk dalam golongan transisi (golongan B).
Refleksi
Pelajari materi tentang pengelompokan unsur-unsur dalam tabel periodik unsur. Unsur-unsur yang dinilai adalah
pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengelompokkan unsur-unsur blok s
Pengelompokkan unsur-unsur blok p
Pengelompokkan unsur-unsur blok d
Pengelompokkan unsur-unsur blok f
Skema pembagian blok dalam tabel periodik unsur
Setelah peserta didik mempelajari tentang pengelompokan unsur-unsur dalam tabel periodik unsur, peserta
didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan
profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan
hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Asesmen
1. Asesmen Sikap
Asesmen sikap didasarkan pada hasil refleksi sikap peserta didik dan pengamatan guru dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dilakukan pada proses pembelajaran di setiap aktivitas pembelajaran.
2. Asesmen Pengetahuan
Asesmen pengetahuan dalam pembelajaran Kimia SMA/MA kelas XI dibagi menjadi dua, yaitu penilaian
tugas serta penilaian uji kompetensi dan penilaian semester.
a. Penilaian Tugas
Pada buku peserta didik terdapat tugas pendukung untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik
berikut format penilaian tugas yang dapat digunakan.
Tabel 1.7 Penilaian Tugas
Tugas Diselesaikan Tidak Diselesaikan Nilai
Tugas yang ada di Bab I
Soal Tantangan yang ada di Bab I
Proyek
Agar memudahkan kalian dalam memberikan informasi mengenai ciri-ciri, sifat, dan kegunaan suatu unsur
dalam tabel periodik kepada teman kalian, sajikan dengan media yang menarik, misalnya dalam bentuk
infografis. Infografis menjadi media yang paling mudah untuk merangkum semua informasi penting agar
lebih singkat, padat, dan mudah dipahami. Kalian dapat membuat infografis tersebut dengan mudah, yaitu
melalui aplikasi Canva. Coba kalian buat sebuah infografis tentang ciri-ciri, sifat, dan kegunaan suatu unsur
dalam tabel periodik melalui aplikasi Canva. Selanjutnya, print atau cetak hasil infografis yang sudah kalian
buat dengan tinta berwarna. Kumpulkan kepada guru pembimbing untuk mendapatkan penilaian! Kalian
juga dapat berbagi infografis yang sudah dibuat dengan teman sekelas kalian!
Sarana Prasarana
1. LCD proyektor.
2. Perangkat digital seperti internet, smartphone, laptop, dan komputer.
3. Lingkungan alam dan sosial sekitar sekolah.
4. Perangkat nondigital seperti papan tulis, spidol, dan penghapus.
5. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan praktikum (aktivitas sains).
Aktivitas Sains: buret dan statif, Erlenmeyer, penggaris plastik, kain flannel, air, serta aseton.
Ketersediaan Materi
1. Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi: YA/TIDAK.
2. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami konsep: YA/
TIDAK.
(Jika memilih YA maka di dalam pembelajaran disediakan alternatif aktivitas sesuai kebutuhan peserta didik).
2. Media Pembelajaran
a. Slide PowerPoint yang berhubungan dengan materi ikatan kimia.
b. Gambar yang menunjukkan ikatan kimia.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan ikatan kimia.
d. Buku teks pendukung materi, jurnal, majalah, surat kabar, dan internet yang berkaitan dengan ikatan
kimia.
Model Pembelajaran
Guru memilih model pembelajaran yang diinginkaan sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar
yang ada, seperti model daring, luring, atau paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning). Pada
modul ini menggunakan model luring.
Pengaturan Pembelajaran
Pengaturan Peserta Didik Metode
• Individu • Diskusi
• Berpasangan • Demonstrasi
• Berkelompok • Simulasi
• Klasikal • Resprokal
(Guru dapat mengatur sesuai dengan jumlah peserta didik (Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan
di setiap kelasnya serta formasi yang diinginkan) beberapa metode yang diinginkan)
Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran tentang ikatan kimia, manfaat apa yang didapat? Dapatkah
pengalaman pembelajaran ini memberikan nilai-nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Pertanyaan Pemantik
Tahukah kalian, garam dapur atau natrium klorida ini merupakan senyawa ion yang terbentuk dari ikatan
ion? Ikatan ion merupakan salah satu ikatan kimia. Apa yang dimaksud dengan ikatan kimia? Jenis ikatan
kimia apa saja yang telah kalian ketahui?
2. Kegiatan Pengajaran
Untuk menguasai materi pada Bab II ini, memerlukan 10 kali pertemuan, yaitu pertemuan minggu ke-7
sampai dengan ke-16.
Refleksi
Pelajari materi tentang ikatan ion. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses)
dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Teori Lewis
Lambang Lewis suatu atom unsur
lambang Lewis suatu molekul
Setelah peserta didik mempelajari tentang lambang Lewis, peserta didik diminta untuk menuliskan materi
yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat
mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan
atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 8
Ikatan yang terjadi antara ion positif dan ion negatif disebut ikatan ion, membentuk senyawa ion,
misalnya LiF, CaCl2, NaCl, dan AlF3. Ikatan ion ini sangat kuat sehingga titik didih dan titik leleh
senyawa ion relatif tinggi. Ikatan ion terbentuk dari atom unsur logam dan atom unsur nonlogam.
Hal itu terjadi karena antara atom unsur logam dan nonlogam terdapat perbedaan daya tarik elektron
yang cukup besar sehingga terjadi serah terima elektron.
Tidak semua atom unsur logam dan nonlogam membentuk ikatan ion. Senyawa ion apabila
dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion-ionnya, oleh karena itu larutannya dapat menghantarkan
listrik. Berikut contoh pembentukan senyawa ion.
Dalam kehidupan sehari-hari, contoh senyawa ion yang sering ditemukan adalah garam dapur
(NaCl) dan kapur (CaO). Contoh lain senyawa ion, yaitu NaBr, KCl, KI, CaCl2, BaI2, dan MgO.
Refleksi
Pelajari materi tentang ikatan ion. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan
kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Ikatan ion
Pembentukan senyawa ion dengan lambang Lewis.
Contoh senyawa ion dalam kehidupan sehari-hari
Setelah peserta didik mempelajari tentang lambang Lewis, peserta didik diminta untuk menuliskan materi
yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat
mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan
atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 9
2) Ikatan kovalen rangkap dua, yaitu ikatan kovalen yang terbentuk dengan menggunakan dua
pasang elektron bersama. Perhatikan contoh berikut.
3) Ikatan kovalen rangkap tiga, yaitu ikatan kovalen yang terbentuk dengan menggunakan tiga
pasang elektron bersama. Perhatikan contoh berikut.
Senyawa kovalen yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah air (H2O), etuna (C2H2)
atau yang lebih dikenal dengan asetilena yang digunakan untuk pengelasan, dan karbontetraklorida
(CCl4) yang digunakan sebagai pelarut organik.
Refleksi
Pelajari materi tentang ikatan kovalen (ikatan kovalen rangkap satu, ikatan kovalen rangkap dua, dan ikatan kovalen
rangkap tiga). Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan
mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Ikatan kovalen tunggal
Ikatan kovalen rangkap dua
Ikatan kovalen rangkap tiga
Setelah peserta didik mempelajari tentang ikatan kovalen (ikatan kovalen rangkap satu, ikatan kovalen
rangkap dua, dan ikatan kovalen rangkap tiga), peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum
dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembang-
kan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas
kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 10
2) Molekul Polar
Pada molekul polar elektron-elektron terkumpul di salah satu unsur pembentuknya atau terjadi
pergeseran kerapatan elektron.
Dalam molekul HCl terjadi 2 kutub atau dipol. Molekul HCl ini bersifat polar. Dengan cara yang sama
dapat dijelaskan bahwa molekul diatomik yang terdiri atas 2 atom unsur yang mempunyai perbedaan
keelektronegatifan cukup besar bersifat polar. Contoh lainnya adalah molekul HF, H2O, dan NH3.
Dapat dikatakan bahwa molekul diatomik yang terdiri atas dua atom unsur yang berbeda dan
mempunyai perbedaan keelektronegatifan yang cukup besar serta sebaran elektronnya tidak simetris
akan membentuk senyawa polar. Semakin besar perbedaan keelektronegatifan antara kedua atom mole-
kul diatomik maka semakin polar molekul itu.
Ikatan Kovalen Koordinasi
Tidak semua molekul memenuhi aturan oktet, contohnya BF3 (boron trifluorida). Atom B (boron)
pada BF3 hanya mempunyai 6 elektron valensi sehingga masih dapat berikatan dengan molekul lain
yang mempunyai pasangan elektron bebas. Sebagai contoh molekul BF3, dapat berikatan dengan
molekul NH3 (amonia) membentuk senyawa NH3BF3. Ikatan yang terbentuk dinamakan ikatan
kovelen koordinasi.
Dalam menggambarkan struktur molekul, ikatan koordinasi dinyatakan dengan garis → dari
atom donor menuju ke atom akseptor. Jadi, ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen di mana
pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari satu atom saja. Perhatikan contoh berikut.
Refleksi
Pelajari materi tentang ikatan kovalen (ikatan kovalen nonpolar dan polar serta ikatan kovalen koordinasi). Unsur-unsur
yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen
produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Ikatan kovalen nonpolar
Ikatan kovalen polar
Ikatan kovalen koordinasi
Setelah peserta didik mempelajari tentang ikatan kovalen (ikatan kovalen nonpolar dan polar serta ikatan
kovalen koordinasi), peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik
juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran
ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 11
Bentuk molekul senyawa-senyawa kovalen bergantung pada susunan ruang pasangan-pasangan elek-
tron yang membentuk ikatan di dalam molekul-molekul tersebut. Perhatikan beberapa bentuk mole-
kul senyawa berikut.
Gambar tersebut merupakan bentuk molekul suatu senyawa. Bentuk molekul dikenal juga dengan
geometri molekul. Bagaimanakah cara menentukan bentuk molekul suatu senyawa? Bentuk molekul
adalah bentuk di sekitar atom pusat apabila pasangan elektron diganti oleh ikatan atom-atom atau
susunan atom. Senyawa kovalen mempunyai bentuk molekul tertentu yang berbentuk tiga dimensi.
Bentuk molekul dapat ditentukan di antaranya dengan teori domain elektron. Domain elektron adalah daerah
gerak elektron di sekitar atom dalam molekul. Setiap molekul (tunggal/rangkap) ekuivalen dengan satu
domain elektron.
Bentuk molekul berdasarkan domain elektron atomnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Teori domain elektron
Bentuk molekul suatu senyawa dengan menggunakan teori domain
elektron
Contoh senyawa kimia dan bentuk molekulnya menurut domain
elektron
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 12
Pada pembentukan ikatan kovalen, terjadi penyamaan tingkat energi orbital-orbital yang disebut
hibridisasi. Pencampuran orbital-orbital yang berbeda dari atom yang sama membentuk orbital-orbital
baru yang tingkat energinya hampir sama dan bentuknya sama. Orbital-orbital baru yang terbentuk
dari proses hibridisasi disebut orbital hibrida. Dalam hibridisasi yang bercampur adalah jumlah orbital
bukan jumlah elektron.Orbital hibrida yang terbentuk menentukan bentuk molekul.
Proses hibridisasi berlangsung dalam tahap-tahap berikut.
1) Elektron mengalami promosi (perpindahan) ke orbital yang tingkat energinya lebih tinggi, kecuali
molekul yang mempunyai pasangan elektron bebas, misal H2O dan NH3.
2) Orbital-orbital bercampur atau berhibridisasi membentuk orbital hibrida yang ekuivalen.
Misalnya, proses hibridisasi pembentukan molekul BeCl2 (berilium klorida). Konfigurasi elektron
atom Be dengan nomor atom 4 adalah 1s2, 2s2. Konfigurasi elektron terluar atom Be sebagai berikut.
Dalam molekul BeCl2, atom Be mengikat 2 atom Cl. Pengikatan ini dapat berlangsung jika satu
elektron dari orbital 2s dipromosikan ke orbital 2px .
Orbital 2s dan orbital 2px masing-masing berisi satu elektron dan dapat menerima 2 elektron dari
2 atom Cl. Pada saat orbital 2s dan orbital 2px menerima elektron dari atom Cl kedua orbital itu
berubah bentuk menjadi orbital hibrida sp yang ekuivalen berbentuk garis lurus atau linear.
Bentuk molekul dari orbital hibrida dapat dilihat pada tabel berikut.
Refleksi
Pelajari materi tentang bentuk molekul (teori hibridisasi). Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Teori hibridisasi
Bentuk molekul suatu senyawa dengan menggunakan teori
hibridisasi
Contoh senyawa kimia dan bentuk molekulnya berdasarkan orbital
hibridanya.
Setelah peserta didik mempelajari tentang bentuk molekul (teori hibridisasi), peserta didik diminta untuk
menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila
apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 13
Molekul diatomik yang terdiri atas dua atom yang sama seperti H2, Cl2, dan O2 bersifat nonpolar.
Molekul nonpolar adalah molekul yang tidak memperlihatkan adanya kutub positif dan kutub negatif
dalam molekulnya. Adapun molekul diatomik yang terdiri atas dua atom berbeda keelektronegatifan
seperti NH3, H2O, dan HBr bersifat polar. Molekul polar adalah molekul yang memperlihatkan
adanya kutub positif dan kutub negatif dalam molekulnya. Kepolaran dari molekul tersebut dapat
diperkirakan dari bentuk molekulnya.
1) Meramalkan Kepolaran BeCl2 (Berilium Klorida)
Bentuk molekul BeCl2 adalah linear dengan arah momen dipol = 0. Harga vektor kedua ikatan
Be–Cl adalah sama, tetapi arahnya berlawanan. Hal tersebut menghasilkan jumlah harga momen
dipol sama dengan nol. Jadi, molekul BeCl2 bersifat nonpolar.
2) Meramalkan Kepolaran BCl3 (Berilium Triklorida)
Bentuk molekul BCl3 adalah segitiga datar dengan arah momen dipol = 0. Ketiga ikatan B–Cl
yang bersifat polar membentuk vektor momen ikatan sama kuat sehingga menghasilkan momen
dipol sama dengan nol. Jadi, molekul BCl3 bersifat nonpolar.
3) Meramalkan Kepolaran CCl4 (Karbon Tetraklorida)
Bentuk molekul CCl4 adalah tertrahedral dengan arah momen dipol = 0. Keempat ikatan C–Cl
yang bersifat polar tersusun dalam bentuk tetrahedral akan menghasilkan momen dipol sama
dengan nol. Jadi, molekul CCl4 bersifat nonpolar.
4) Meramalkan Kepolaran NH3 (Amonia)
Bentuk molekul NH3 adalah piramida segitiga dengan arah momen dipol > 0. Keelektronegatifan
atom N lebih besar daripada keelektronegatifan atom H sehingga ikatan antara N–H adalah polar.
Karena bentuk NH3 piramida segitiga dan ikatan N–H yang bersifat polar mengarah ke atom
pusat N maka momen dipolnya tidak sama dengan nol sehingga molekul NH3 bersifat polar.
5) Meramalkan Kepolaran H2O (Air)
Bentuk molekul H2O adalah bentuk V dengan arah momen dipol > 0. Keelektronegatifan
atom O lebih besar daripada keelektronegatifan atom H sehingga ikatan antara O–H bersifat
polar. Karena kedua ikatan O–H yang bersifat polar berbentuk V mengarah ke pusat O maka
menghasilkan momen dipol yang lebih besar dari nol sehingga molekul H2O bersifat polar.
Refleksi
Pelajari materi tentang pengaruh bentuk molekul terhadap kepolaran molekul. Unsur-unsur yang dinilai adalah
pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengaruh bentuk molekul terhadap kepolaran molekul
Kepolaran berilium klorida
Kepolaran berilium triklorida
Kepolaran karbon tetraklorida
Kepolaran amonia
Kepolaran air
Setelah peserta didik mempelajari tentang pengaruh bentuk molekul terhadap kepolaran molekul, peserta
didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan
profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan
hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 14
Unsur-unsur logam seperti besi, tembaga, dan emas merupakan zat padat pada suhu kamar, kecuali
raksa yang berwujud cair. Hal itu memperlihatkan betapa kuatnya gaya-gaya yang mempersatukan
atom-atom dalam logam. Unsur logam mempunyai sifat yang khas.
Telah diketahui bahwa unsur-unsur logam memiliki sedikit elektron valensi. Oleh karena itu,
banyak ruang yang kosong pada kulit terluarnya. Hal itu memungkinkan elektron valensi unsur-unsur
logam dapat bergerak bebas dan dapat berpindah dari satu ruang ke ruang lainnya dalam atom yang
berlainan. Perpindahan elektron-elektron tersebut juga disebabkan karena logam-logam cenderung
mempunyai energi pengionan yang lebih kecil daripada unsur golongan lain. Dapat dikatakan bahwa
elektron valensi selalu berpindah-pindah dari satu atom ke atom lainnya. Hal ini menyebabkan atom
logam bermuatan positif.
Atom-atom logam dapat dibayangkan sebagai sekumpulan ion-ion positif dalam suatu lautan
elektron valensi yang terdelokalisasi (tersebar). Di dalam logam tersebut, partikel yang bermuatan
positif tertarik ke awan elektron yang bermuatan negatif, begitu juga sebaliknya. Tarikan elektrostatis
ini mengikat seluruh kristal sebagai satu kesatuan. Apabila diberikan energi, elektron akan dapat
dipindahkan dari satu atom ke atom lainnya.
Sistem ikatan khas logam itu yang kemudian dikenal sebagai ikatan logam. Ikatan ini sangat kuat
dan sukar untuk diputuskan sehingga titik leleh dan titik didihnya sangat tinggi. Akibatnya daya hantar
panas dan kelistrikannya juga sangat tinggi, karena elektron-elektron terluarnya bebas bergerak.
Unsur-unsur logam merupakan penghantar listrik yang baik. Jika sebatang logam diberi beda
potensial, akan terjadi arus listrik tetapi atom-atom tidak berpindah. Namun, tidak demikian halnya
dengan elektron-elektron di kulit terluar yang terus berpindah.
Refleksi
Pelajari materi tentang pengaruh bentuk molekul terhadap kepolaran molekul. Unsur-unsur yang dinilai adalah
pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Ikatan logam dan sifatnya
Proses terbentuknya ikatan logam
Contoh ikatan logam
Hubungan ikatan logam dengan daya hantar listrik
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 15
Molekul-molekul dari berbagai unsur dapat membentuk suatu senyawa karena adanya interaksi
antarpartikel yang menyusun senyawa tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kita temukan
berbagai jenis interaksi antarpartikel berupa molekul. Misalnya, udara yang mengandung molekul
karbon dioksida (CO2) atau air yang terbentuk dari kumpulan molekul H2O.
Sifat kepolaran suatu molekul atau senyawa sangat bergantung pada interaksi antarmolekul
penyusun senyawa tersebut. Interaksi antarmolekul ini dapat disebut dengan istilah gaya elektrostatis
atau gaya antarmolekul. Gaya antarmolekul berkaitan erat dengan ikatan kimia. Ikatan kimia yang
telah dipelajari sebelumnya merupakan ikatan kimia antaratom, sedangkan gaya antarmolekul ialah
ikatan antarmolekul.
Salah satu gaya antarmolekul adalah gaya Van der Waals. Gaya antarmolekul yang mempunyai
perbedaan keelektronegatifan yang sangat kecil terdapat gaya tarik-menarik walaupun sangat lemah.
Gaya tarik-menarik itu dinamakan gaya Van der Waals. Gaya Van der Waals ditemukan oleh seorang
ahli fisika dari Belanda yang bernama J.D. Van der Waals. Gaya Van der Waals bersifat sangat lemah
sehingga zat yang mempunyai ikatan Van der Waals akan mempunyai titik didih yang sangat rendah.
Dalam gaya Van der Waals terdapat dua gaya, yaitu gaya London dan gaya dipol-dipol.
1) Gaya London (Gaya Dispersi)
Gaya London ialah gaya yang ditimbulkan oleh ikatan dipol sesaat disebut dengan gaya London. Gaya
London atau gaya dispersi adalah gaya antarmolekul yang terjadi akibat adanya gaya tarik-menarik
antara molekul-molekul nonpolar atau adanya gerakan elektronik yang menimbulkan dipol sesaat.
Ikatan dipol sesaat bersifat sangat lemah, tetapi ikatannya akan semakin kuat dengan bertambahnya
elektron sehingga titik didih makin tinggi.
2) Gaya Dipol-Dipol
Molekul-molekul polar yang saling berdekatan tersebut menghasilkan gaya tarik-menarik yang disebut
gaya tarik dipol-dipol.
Gaya Van der Waals (gaya London dan dipol-dipol) berpengaruh pada sifat-sifat fisik zat, seperti titik
didih dan titik cair. Gaya tarik dipol-dipol lebih kuat dibanding gaya London sehingga zat-zat polar
titik didih dan titik cairnya cenderung lebih tinggi dibanding zat-zat nonpolar. Sebagai contoh aseton
yang bersifat polar mempunyai titik cair dan titik didih lebih tinggi dibanding n-butana yang bersifat
nonpolar.
Refleksi
Pelajari materi tentang interaksi antarpartikel (gaya Van der Waals). Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman
tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Interaksi antarpartikel
Pengertian gaya Van der Waals dan sifatnya
Perbedaan gaya London dan gaya dipol-dipol
Pengaruh gaya Van der Waals dengan titik didih dan titik leleh
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 16
Ketika kebanyakan zat cair lain membeku, wujud padat menjadi lebih padat dan lebih berat daripada
wujud cair masing-masing untuk volume yang sama. Karena dalam wujud padat molekul-molekul
berkumpul lebih rapat dibandingkan dengan molekul-molekul dalam wujud cair yang saling selip
dengan mudah. Air memiliki perilaku yang berbeda dengan zat cair lainnya, terletak pada cara molekul-
molekul air ketika saling berhubungan dengan sesama molekul air dalam sebongkah es. Antarmolekul
air terbentuk suatu ikatan yang dinamakan ikatan hidrogen.
Mengapa pada golongan VIA, senyawa H2O mempunyai titik didih yang paling tinggi, padahal
H2O mempunyai Mr yang paling kecil? Berdasarkan besarnya Mr, seharusnya titik didih H2O adalah
paling rendah dengan urutan titik didih H2Te > H2Se > H2S > H2O. Akan tetapi, pada kenyataannya
titik didih H2O > H2Te > H2Se > H2S. Hal tersebut juga terjadi pada senyawa hidrogen dengan
golongan VIIA. Mengapa pada golongan VIIA, senyawa HF mempunyai titik didih paling tinggi,
padahal HF mempunyai Mr paling kecil? Berdasarkan besarnya Mr, seharusnya titik didih HF adalah
paling rendah dengan urutan titik didih HI > HBr > HCl > HF. Akan tetapi, pada kenyataannya titik
didih HF > HI > HBr > HCl. Mengapa demikian? Hal itu disebabkan adanya ikatan hidrogen dalam
senyawa H2O dan senyawa HF.
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terbentuk antara atom hidrogen dengan atom lain yang
memiliki kelektronegatifan tinggi. Kutub positif pada kedudukan H berikatan dengan kutub negatif
pada kedudukan atom yang keelektronegatifannya besar, seperti atom fluor (F), oksigen (O), dan
nitrogen (N).
Refleksi
Pelajari materi tentang interaksi antarpartikel (ikatan hidrogen). Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman
tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Ikatan hidrogen dan sifatnya
Proses terjadinya ikatan hidrogen
Pengaruh ikatan hidrogen dengan titik didih dan titik leleh suatu
senyawa
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Asesmen
1. Asesmen Sikap
Asesmen sikap didasarkan pada hasil refleksi sikap peserta didik dan pengamatan guru dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dilakukan pada proses pembelajaran di setiap aktivitas pembelajaran.
2. Asesmen Pengetahuan
Asesmen pengetahuan dalam pembelajaran Kimia SMA/MA kelas XI dibagi menjadi dua, yaitu penilaian
tugas serta penilaian uji kompetensi dan penilaian semester.
a. Penilaian Tugas
Pada buku peserta didik terdapat tugas pendukung untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik
berikut format penilaian tugas yang dapat digunakan.
Tabel 2.11 Penilaian Tugas
Tugas Diselesaikan Tidak Diselesaikan Nilai
Tugas yang ada di Bab II
Soal Tantangan yang ada di Bab II
3. Asesmen Keterampilan
a. Penilaian Berkelompok
Penilaian berkelompok berupa penilaian diskusi kelompok.
Rubrik Penilaian
Tabel 2.13 Rubrik Penilaian Diskusi Kelompok
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
1. Keaktifan diskusi
a. Aktif memberi masukan pemikiran
b. Mendengarkan pendapat orang lain
2. Kreatifitas diskusi
a. Kreatif dan inovasi dalam diskusi
b. Ide/gagasan adalah original
3. Kualitas hasil diskusi
a. Hasil runtut dan logis
b. Pengumpulan hasil diskusi
b. Penilaian Presentasi
Rubrik Penilaian
Tabel 2.15 Rubrik Penilaian Presentasi
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
1. Kelengkapan materi
2. Penulisan materi
3. Kemampuan presentasi
4. Keaktifan selama kegiatan presentasi
5. Sikap menghargai dan menghormati pendapat orang lain
c. Penilaian Praktikum
Rubrik Penilaian
Tabel 2.17 Rubrik Penilaian Praktikum
Penilaian
menyimpulkan
hipotesis, dan
dan Mencatat
Merumuskan
Menganalisis
Pengamatan
Melakukan
merancang
Merangkai
percobaan
Kelompok/ Jumlah
Data dan
masalah,
Nilai Keterangan
Data
Alat
Nama skor
I
A
B
C
II
D
E
...
*Perangkat tes ini diisi oleh guru/asisten lab
2. Pengayaan
Pengayaan bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan
soal yang berkaitan ikatan kimia. Selain itu, dengan diberi pengayaan, akan dapat meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam memahami ikatan kimia. Kegiatan pengayaan yang diberikan pada peserta didik
dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Pengayaan dilakukan setelah adanya evaluasi bab, dapat dilakukan di dalam atau di luar jam pelajaran.
b. Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang memiliki nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
c. Dengan tanya jawab, guru dan peserta didik membahas pengayaan yang diberikan.
d. Materi pengayaan dapat berupa Fakta Sains dalam bentuk artikel.
Proyek
Setiap senyawa memiliki bentuk molekul yang berbeda-beda. Misalnya, senyawa metana (CH4),
amonia (NH3), air (H2O), karbon dioksida (CO2), boron trifluorida (BF3), dan sulfur heksafluorida
(SF6). Sekarang, coba kalian buat bentuk-bentuk molekul senyawa-senyawa tersebut menggunakan
molymod, dengan alat dan bahan seperti plastisin atau bola mainan (warna-warni), batang lidi, kawat,
kabel, atau magnet, lem, selotip, dan tang. Prediksikan bentuk molekul senyawa metana (CH4), amonia
(NH3), air (H2O), karbon dioksida (CO2), boron trifluorida (BF3), dan sulfur heksafluorida (SF6).
Bedakan warna dan ukuran atom bebas dan ikatan, bedakan juga panjang ikatan dan besar sudut
ikatannya. Selanjutnya, rancang dan buatlah bentuk molekulnya sekreatif mungkin dengan molymod.
Kumpulkan hasilnya kepada guru pembimbing untuk mendapatkan penilaian! Hasil molymod yang
paling bagus dan menarik akan di pajang di laboratorium.
Sarana Prasarana
1. LCD proyektor.
2. Perangkat digital seperti internet, smartphone, laptop, dan komputer.
3. Lingkungan alam dan sosial sekitar sekolah.
4. Perangkat nondigital seperti papan tulis, spidol, dan penghapus.
5. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan praktikum (Aktivitas Sains).
a. Aktivitas Sains 3.1: elektrode, bola lampu, gelas kimia, papan, botol semprot, tisu, baterai (catu
daya 6 watt), kabel, dan beberapa jenis larutan.
b. Aktivitas Sains 3.2: kertas, korek api, botol dan tutpnya.
c. Aktivitas Sains 3.3: serbuk atau lempeng magnesium, padatan NaOH, larutan HCl encer,
erlenmeyer, balon, dan pinset.
Ketersediaan Materi
1. Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi: YA/TIDAK.
2. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami konsep: YA/
TIDAK.
(Jika memilih YA maka di dalam pembelajaran disediakan alternatif aktivitas sesuai kebutuhan peserta didik).
Bab III Larutan Elektrolit, Reaksi Reduksi Oksidasi, dan Tata Nama Senyawa 67
Target Peserta Didik
Peserta didik regular/tipikal.
2. Media Pembelajaran
a. Slide PowerPoint yang berhubungan dengan materi larutan elektrolit, reaksi reduksi oksidasi, dan tata
nama senyawa.
b. Gambar yang menunjukkan larutan elektrolit, reaksi reduksi oksidasi, dan tata nama senyawa.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan larutan elektrolit, reaksi reduksi oksidasi, dan tata nama
senyawa.
d. Buku teks pendukung materi, jurnal, majalah, surat kabar, dan internet yang berkaitan dengan larutan
elektrolit, reaksi reduksi oksidasi, dan tata nama senyawa.
Model Pembelajaran
Guru memilih model pembelajaran yang diinginkaan sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar
yang ada, seperti model daring, luring, atau paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning). Pada
modul ini menggunakan model luring.
Pengaturan Pembelajaran
Pengaturan Peserta Didik Metode
• Individu • Diskusi
• Berpasangan • Demonstrasi
• Berkelompok • Simulasi
• Klasikal • Resprokal
(Guru dapat mengatur sesuai dengan jumlah peserta didik (Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan
di setiap kelasnya serta formasi yang diinginkan) beberapa metode yang diinginkan)
Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran tentang larutan elektrolit, reaksi reduksi oksidasi, dan tata
nama senyawa, manfaat apa yang didapat? Dapatkah pengalaman pembelajaran ini memberikan nilai-nilai
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Pertanyaan Pemantik
Apa yang kalian ketahui tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit? Mengapa larutan elektrolit
dapat menghantarkan arus listrik? Bagaimana cara kalian mengetahui suatu larutan bersifat elektrolit
atau nonelektrolit? Sebutkan contoh larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-
hari! Apa yang kalian ketahui tentang reaksi reduksi dan reaksi oksidasi? Tahukah kalian, bagaimana
menuliskan tata nama senyawa kimia?
Bab III Larutan Elektrolit, Reaksi Reduksi Oksidasi, dan Tata Nama Senyawa 69
2. Kegiatan Pengajaran
Untuk menguasai materi pada Bab III ini, memerlukan 8 kali pertemuan, yaitu pertemuan minggu ke-17
sampai dengan ke-24.
Pertemuan 17
Refleksi
Pelajari materi tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit (pengujian adanya daya hantaran listrik). Unsur-
unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen
produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit beserta sifatnya
Pengujian adanya daya hantaran listrik dalam suatu larutan
Derajat pengionan dan hubungannya dengan sifat elektrolit
Setelah peserta didik mempelajari tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit (pengujian adanya
daya hantaran listrik), peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik
juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran
ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Bab III Larutan Elektrolit, Reaksi Reduksi Oksidasi, dan Tata Nama Senyawa 71
Lembar Refleksi Diri (Sikap)
Pertemuan 18
Bab III Larutan Elektrolit, Reaksi Reduksi Oksidasi, dan Tata Nama Senyawa 73
Jika senyawa ion tersebut dilarutkan ke dalam air maka ion-ion tersebut akan bergerak bebas. Ion-
ion yang bergerak bebas itulah yang dapat menghantarkan arus listrik. Oleh karena itu, kita dapat
memahami mengapa senyawa elektrolit yang berwujud padat tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Contoh reaksi pengionan senyawa ion, mislanya: KBr(aq) → K+(aq) + Br–(aq)
Refleksi
Pelajari materi tentang larutan elektrolit ikatan kimia (sifat elektrolit pada senyawa ion dan sifat elektrolit pada
senyawa kovalen). Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan
mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Hubungan antara sifat elektrolit suatu zat dengan ikatan kimia
Sifat elektrolit pada senyawa ion
Sifat elektrolit pada senyawa kovalen
Setelah peserta didik mempelajari tentang larutan elektrolit ikatan kimia (sifat elektrolit pada senyawa ion
dan sifat elektrolit pada senyawa kovalen), peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum
dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembang-
kan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas
kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Bab III Larutan Elektrolit, Reaksi Reduksi Oksidasi, dan Tata Nama Senyawa 75
c. Kegiatan Penutup (10 menit)
1) Guru melakukan review hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Guru meminta peserta didik untuk mempelajari lebih dalam materi ini dan mempersiapkan materi
selanjutnya.
3) Guru memberikan kesimpulannya dan menutup kelas.
Pertemuan 19
Dalam tubuh manusia, larutan elektrolit terdapat dalam bentuk ion bebas. Elektrolit yang terdapat
dalam jumlah besar dalam tubuh antara lain adalah natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca2+),
magnesium (Mg2+), klorida (Cl–), bikarbonat (HCO3–), dan monohidrofosfat ((HPO42–). Di dalam
tubuh manusia, kesetimbangan antara air (H2O) dan elektrolit diatur secara ketat agar sel-sel dan
organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Misalnya, dalam proses ekskresi air keringat kesetimbangan
air (H2O) dan elektrolit. Mengapa air keringat terasa asin?
Refleksi
Pelajari materi tentang peranan larutan elektrolit bagi tubuh. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Larutan elektrolit dalam tubuh manusia
Beberapa ion (elektrolit) yang terdapat dalam tubuh
Peranan atau fungsi larutan elektrolit bagi tubuh
Setelah peserta didik mempelajari tentang peranan larutan elektrolit bagi tubuh, peserta didik diminta
untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pan-
casila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diper-
oleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Bab III Larutan Elektrolit, Reaksi Reduksi Oksidasi, dan Tata Nama Senyawa 77
Nama: ............................. Kelas: .............................
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Saya berusaha belajar dengan sungguh-sungguh.
2. Saya mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian.
3. Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu.
4. Saya berperan aktif dalam kelompok.
5. Saya menghormati dan menghargai teman dan guru.
6. Saya dapat bekerja sama dengan teman.
7. Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak saya pahami.
8. Saya merasa menguasai dan dapat mengikuti pelajaran.
9. Saya merefleksikan setiap pembelajaran yang saya lakukan.
10. Saya selalu membuat catatan hal-hal yang saya pelajari.
Sangat Baik Baik Perlu Perbaikan
Jika lebih dari dan sama dengan 8 Jika kurang dari 8 pernyataan terisi Jika kurang dari 5 pernyataan terisi
pernyataan terisi “Ya” “Ya” “Ya”
Jika suatu zat bergabung dengan oksigen akan terjadi reaksi oksidasi, seperti yang terjadi pada potongan
apel dan kentang yang dibiarkan terbuka di udara. Oksigen di udara menyebabkan terjadinya reaksi
oksidasi. Reaksi oksidasi dapat terjadi dengan cepat seperti pada reaksi pembakaran atau secara lambat
seperti pada reaksi perkaratan (besi berkarat). Pelepasan oksigen dari suatu reaktan yang mengandung
oksigen dinamakan reduksi. Jika dalam suatu reaksi ada zat yang mengalami oksidasi dan ada zat yang
mengalami reduksi maka reaksi ini disebut reaksi redoks.
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi mengalami penyempurnaan seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan. Urutan perkembangan konsep reduksi oksidasi, yaitu reaksi penerimaan dan
pelepasan oksigen, kemudian reaksi penerimaan dan pelepasan elektron, serta perubahan bilangan
oksidasi.
Bab III Larutan Elektrolit, Reaksi Reduksi Oksidasi, dan Tata Nama Senyawa 79
Bilangan oksidasi (biloks) adalah bilangan yang menunjukkan jumlah elektron suatu atom unsur
yang dilepaskan atau diterima suatu unsur atau senyawa. Harga bilangan oksidasi menunjukkan
banyaknya elektron yang dilepaskan atau diterima. Harga bilangan oksidasi dapat positif atau
negatif. Jika berharga positif, berarti atom melepaskan elektron dan jika berharga negatif, artinya
atom menerima elektron. Bagaimana menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion?
Bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa atau ion dapat ditentukan dengan menggunakan aturan
sebagai berikut.
1) Bilangan oksidasi atom unsur bebas = 0.
2) Bilangan oksidasi atom logam dalam senyawa selalu bertanda positif.
3) Bilangan oksidasi atom H dalam senyawanya = +1, sedangkan bilangan oksidasi atom H dalam
senyawa hidrida = –1.
4) Bilangan oksidasi atom O dalam senyawanya = –2, bilangan oksidasi atom O dalam senyawa
1
peroksida = –1, dan bilangan oksidasi atom O dalam senyawa superoksida = – .
2
5) Bilangan oksidasi atom O dalam senyawa F2O, adalah +2.
6) Bilangan oksidasi atom fluor (F) dalam senyawanya = –1. Fluor adalah atom unsur yang paling
elektronegatif dan membutuhkan 1 elektron untuk mencapai konfigurasi elektron stabil.
7) Bilangan oksidasi suatu atom unsur dalam suatu ion monoatom = muatan ionnya.
8) Jumlah bilangan oksidasi atom unsur dalam suatu senyawa = 0.
9) Jumlah bilangan oksidasi atom unsur dalam suatu ion poliatom = muatannya.
Refleksi
Pelajari materi tentang reaksi reduksi dan oksidasi (bilangan oksidasi). Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman
tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Konsep reaksi reduksi dan reaksi oksidasi
Bilangan oksidasi
Bilangan oksidasi suatu atom unsur dalam suatu senyawa
Setelah peserta didik mempelajari tentang reaksi reduksi dan oksidasi (bilangan oksidasi), peserta didik
diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil
pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil
yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Bab III Larutan Elektrolit, Reaksi Reduksi Oksidasi, dan Tata Nama Senyawa 81
c. Kegiatan Penutup (10 menit)
1) Guru melakukan review hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Guru meminta peserta didik untuk mempelajari lebih dalam materi ini dan mempersiapkan materi
selanjutnya.
3) Guru memberikan kesimpulannya dan menutup kelas.
Pertemuan 21
Berikut konsep reaksi reduksi dan reaksi oksidasi berdasarkan penerimaan dan pelepasan oksigen,
penerimaan dan pelepasan elektron, serta perubahan bilangan oksidasi.
1) Reaksi Penerimaan dan Pelepasan Oksigen
Oksidasi: awalnya, oksidasi didefinisikan sebagai reaksi suatu zat dengan oksigen.
Contoh: 4 Na(s) + O2(g) → 2 Na2O(g)
Refleksi
Pelajari materi tentang perkembangan konsep reduksi dan oksidasi. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman
tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Reaksi penerimaan dan pelepasan oksigen
Reaksi penerimaan dan pelepasan elektron
Reaksi kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi
Setelah peserta didik mempelajari tentang perkembangan konsep reduksi dan oksidasi, peserta didik
diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil
pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil
yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Bab III Larutan Elektrolit, Reaksi Reduksi Oksidasi, dan Tata Nama Senyawa 83
Lembar Refleksi Diri (Sikap)
Pertemuan 22
Berdasarkan pengertian konsep reaksi reduksi oksidasi yang didasarkan pada penerimaan dan
pelepasan elektron maka dapat disimpulkan bahwa tidak mungkin ada reaksi reduksi saja atau reaksi
oksidasi saja. Artinya, tidak mungkin terjadi pelepasan elektron tanpa ada yang menerima, juga tidak
mungkin terjadi penerimaan elektron tanpa ada yang melepaskan. Reaksi reduksi dan oksidasi selalu
berlangsung bersamaan dan disebut reaksi reduksi oksidasi, disingkat reaksi redoks. Zat-zat yang
menerima elektron atau mengalami reduksi dinamakan oksidator atau pengoksidasi. Adapun zat-zat yang
melepaskan elektron atau mengalami oksidasi dinamakan reduktor atau pereduksi.
Bab III Larutan Elektrolit, Reaksi Reduksi Oksidasi, dan Tata Nama Senyawa 85
Berdasarkan reaksi di atas, Mg adalah reduktor karena mengalami oksidasi atau melepaskan elektron,
sedangkan Br2 adalah oksidator karena mengalami reduksi atau menerima elektron.
Mg mengalami oksidasi, sebab bilangan oksidasinya bertambah, yaitu dari 0 menjadi +2. Mg disebut
reduktor atau pereduksi. Ion Cu2+ mengalami reduksi sebab bilangan oksidasinya berkurang dari +2
menjadi 0. CuSO4 disebut oksidator atau pengoksidasi.
Refleksi
Pelajari materi tentang reaksi reduksi dan oksidasi (redoks). Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Konsep reaksi reduksi oksidasi (redoks) yang didasarkan pada
penerimaan dan pelepasan elektron
Penentukan suatu reaksi termasuk reaksi redoks atau bukan
Penentuan oksidator (pengoksidasi), reduktor (pereduksi), hasil
oksidasi, dan hasil reduksi
Setelah peserta didik mempelajari tentang reaksi reduksi dan oksidasi (redoks), peserta didik diminta
untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar
Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang
diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Bab III Larutan Elektrolit, Reaksi Reduksi Oksidasi, dan Tata Nama Senyawa 87
c. Kegiatan Penutup (10 menit)
1) Guru melakukan review hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Guru meminta peserta didik untuk mempelajari lebih dalam materi ini dan mempersiapkan materi
selanjutnya.
3) Guru memberikan kesimpulannya dan menutup kelas.
Pertemuan 23
Dalam kehidupan sehari-hari ditemukan nama-nama senyawa yang telah dikenal secara umum,
seperti air untuk H2O, garam dapur atau garam meja untuk NaCl, cuka untuk CH3COOH, amonia
untuk NH3, dan glukosa untuk C6H12O6. Nama-nama seperti cuka, amonia, dan glukosa merupakan
nama dagang. Namun, karena begitu banyaknya senyawa maka agar tidak membingungkan, para
ahli membuat nama senyawa secara sistematis, sesuai dengan IUPAC (International Union of Pure and
Applied Chemistry), tahun 1990.
Apabila logamnya mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam maka cara pemberian namanya
dapat memakai nama sistematik (sistem Stock) atau memakai nama lama.
a) Nama Sistematik (Sistem Stock)
Nama logamnya disebutkan, kemudian disebutkan tingkat bilangan oksidasinya yang pada penulisannya
memakai angka Romawi dalam kurung.
Refleksi
Pelajari materi tentang tata nama senyawa kimia yakni tata nama oksida asam dan oksida basa. Unsur-unsur yang
dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Tata nama senyawa kimia
Tata nama senyawa oksida asam
Tata nama senyawa oksida basa
Bab III Larutan Elektrolit, Reaksi Reduksi Oksidasi, dan Tata Nama Senyawa 89
Setelah peserta didik mempelajari tentang tata nama senyawa kimia yakni tata nama oksida asam dan
oksida basa, peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga
diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini.
Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 24
Bab III Larutan Elektrolit, Reaksi Reduksi Oksidasi, dan Tata Nama Senyawa 91
b. Kegiatan Inti (70 menit)
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran inti dengan prosedur sebagai berikut.
Sebelum mempelajari materi tentang tata nama senyawa kimia yakni tata nama asam, basa, garam, serta
senyawa organik, peserta didik diminta untuk membaca materi dalam buku teks pada halaman 99–102.
Guru juga dapat mengarahkan peserta didik untuk membaca Fakta Sains atau fitur Smart Learning yang
ada di buku teks sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran tentang tata nama senyawa kimia yakni tata nama asam, basa, garam, serta senyawa organik
dapat dipelajari melalui materi berikut.
Refleksi
Pelajari materi tentang tata nama senyawa kimia yakni tata nama asam, basa, garam, serta senyawa organik.
Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas
(asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Tata nama senyawa asam, basa, garam, dan senyawa organik
Tata nama senyawa asam
Tata nama senyawa basa
Tata nama senyawa garam
Tata nama senyawa organik
Setelah peserta didik mempelajari tentang tata nama senyawa kimia yakni tata nama asam, basa, garam,
serta senyawa organik, peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik
juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran
ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Bab III Larutan Elektrolit, Reaksi Reduksi Oksidasi, dan Tata Nama Senyawa 93
Lembar Refleksi Diri (Pengetahuan dan Keterampilan)
Asesmen
1. Asesmen Sikap
Asesmen sikap didasarkan pada hasil refleksi sikap peserta didik dan pengamatan guru dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dilakukan pada proses pembelajaran di setiap aktivitas pembelajaran.
2. Asesmen Pengetahuan
Asesmen pengetahuan dalam pembelajaran Kimia SMA/MA kelas XI dibagi menjadi dua, yaitu penilaian
tugas serta penilaian uji kompetensi dan penilaian semester.
a. Penilaian Tugas
Pada buku peserta didik terdapat tugas pendukung untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik
berikut format penilaian tugas yang dapat digunakan.
Tabel 3.9 Penilaian Tugas
Tugas Diselesaikan Tidak Diselesaikan Nilai
Tugas yang ada di Bab III
Soal Tantangan yang ada di Bab III
3. Asesmen Keterampilan
a. Penilaian Berkelompok
Penilaian berkelompok berupa penilaian diskusi kelompok.
Rubrik Penilaian
Tabel 3.11 Rubrik Penilaian Diskusi Kelompok
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
1. Keaktifan diskusi
a. Aktif memberi masukan pemikiran
b. Mendengarkan pendapat orang lain
2. Kreatifitas diskusi
a. Kreatif dan inovasi dalam diskusi
b. Ide/gagasan adalah original
3. Kualitas hasil diskusi
a. Hasil runtut dan logis
b. Pengumpulan hasil diskusi
Bab III Larutan Elektrolit, Reaksi Reduksi Oksidasi, dan Tata Nama Senyawa 95
No. Indikator Rubrik
2. Mendengarkan pendapat orang lain 1 = Mendengarkan pendapat
0 = Tidak mendengar pendapat
3. Kreativitas dalam diskusi 3= Sangat kreatif
2= Kreatif
1= Kurang kreatif
0= Tidak kreatif
4. Origionalitas gagasan 3 = Gagasan sangat orisionil
2 = Gagasan orisionil
1 = Gagasan kurang orisionil
0 = Gagasan tidak orisionil
5. Hasil diskusi runtut dan logis 2 = Sangat runtut dan logis
1 = Runtut dan logis
0 = Tidak runtut dan tidak logis
6. Pengumpulan hasil diskusi tepat waktu 3 = Lebih awal
2 = Tepat waktu
1= Terlambat
0 = Tidak dilaksanakan
Jumlah Skor 25
b. Penilaian Presentasi
Rubrik Penilaian
Tabel 3.13 Rubrik Penilaian Presentasi
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
1. Kelengkapan materi
2. Penulisan materi
3. Kemampuan presentasi
4. Keaktifan selama kegiatan presentasi
5. Sikap menghargai dan menghormati pendapat orang lain
c. Penilaian Praktikum
Rubrik Penilaian
Tabel 3.15 Rubrik Penilaian Praktikum
Penilaian
menyimpulkan
hipotesis, dan
dan Mencatat
Merumuskan
Menganalisis
Pengamatan
Melakukan
merancang
Merangkai
percobaan
Kelompok/ Jumlah
Data dan
masalah,
Nilai Keterangan
Data
Alat
Nama skor
I
A
B
C
II
D
E
...
*Perangkat tes ini diisi oleh guru/asisten lab
Bab III Larutan Elektrolit, Reaksi Reduksi Oksidasi, dan Tata Nama Senyawa 97
Jumlah Skor
Nilai = × 100
Jumlah Skor Maksimal
2. Pengayaan
Pengayaan bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan
soal yang berkaitan larutan elektrolit, reaksi reduksi oksidasi, dan tata nama senyawa. Selain itu, dengan
diberi pengayaan, akan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami larutan elektrolit,
reaksi reduksi oksidasi, dan tata nama senyawa. Kegiatan pengayaan yang diberikan pada peserta didik
dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Pengayaan dilakukan setelah adanya evaluasi bab, dapat dilakukan di dalam atau di luar jam pelajaran.
b. Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang memiliki nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
c. Dengan tanya jawab, guru dan peserta didik membahas pengayaan yang diberikan.
d. Materi pengayaan dapat berupa Fakta Sains dalam bentuk artikel.
Proyek
Pemahaman kalian mengenai larutan elektrolit dan nonelektrolit semakin bertambah, bukan? Contoh
larutan elektrolit di lingkungan sekitar kita sangat banyak, misalnya buah-buahan. Pernahkah kalian
berpikir bahwa di antara buah-buahan tersebut ada yang bersifat elektrolit. Coba kalian lakukan
penyelidiki melalui percobaan sederhana, dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
1. Rancang dan lakukan percobaan dengan melaksanakan sikap-sikap ilmiah bersama teman-teman
sekelompok.
2. Selidikilah, apakah buah-buahan berikut bersifat elektrolit atau nonelektrolit? Jenis buah yang
akan diselidiki, misalnya pisang, pir, manga, jeruk lemon, semangka, pepaya, nanas, tomat, melon,
apel, anggur, dan stroberi.
3. Pilihlah buah-buahan yang sudah masak. Buatlah larutan dari masing-masing buah tersebut.
Kalian dapat menambahkannya dengan buah-buahan yang lain.
4. Lakukan uji daya hantar listrik dari masing-masing larutan buah yang sudah kalian siapkan.
5. Tuliskan hasil pengujian kalian dalam bentuk tabel dan buatlah kesimpulan.
Selanjutnya, buatlah laporan hasil percobaan yang sudah kalian lakukan. Tuliskan dalam bentuk
makalah. Kumpulkan hasilnya kepada guru pembimbing untuk mendapatkan penilaian!
Bab III Larutan Elektrolit, Reaksi Reduksi Oksidasi, dan Tata Nama Senyawa 99
BAB IV PERHITUNGAN KIMIA
Sarana Prasarana
1. LCD proyektor.
2. Perangkat digital seperti internet, smartphone, laptop, dan komputer.
3. Lingkungan alam dan sosial sekitar sekolah.
4. Perangkat nondigital seperti papan tulis, spidol, dan penghapus.
Ketersediaan Materi
1. Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi: YA/TIDAK.
2. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami konsep: YA/
TIDAK.
(Jika memilih YA maka di dalam pembelajaran disediakan alternatif aktivitas sesuai kebutuhan peserta didik).
2. Media Pembelajaran
a. Slide PowerPoint tentang materi perhitungan kimia.
b. Gambar yang menunjukkan perhitungan kimia.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan perhitungan kimia.
d. Buku teks pendukung materi, jurnal, majalah, surat kabar, dan internet yang berkaitan dengan
perhitungan kimia.
Model Pembelajaran
Guru memilih model pembelajaran yang diinginkaan sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar
yang ada, seperti model daring, luring, atau paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning). Pada
modul ini menggunakan model luring.
Pengaturan Pembelajaran
Pengaturan Peserta Didik Metode
• Individu • Diskusi
• Berpasangan • Demonstrasi
• Berkelompok • Simulasi
• Klasikal • Resprokal
(Guru dapat mengatur sesuai dengan jumlah peserta didik (Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan
di setiap kelasnya serta formasi yang diinginkan) beberapa metode yang diinginkan)
Asesmen Pembelajaran
Menilai Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Jenis Asesmen
• Asesmen individu • Pengetahuan (lisan atau tertulis)
• Asesmen berpasangan • Keterampilan (praktik dan kinerja)
• Sikap (mandiri dan gotong royong)
• Portofolio
(Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan
beberapa asesmen yang sesuai)
Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran tentang perhitungan kimia , manfaat apa yang didapat?
Dapatkah pengalaman pembelajaran ini memberikan nilai-nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari?
Pertanyaan Pemantik
Apa yang kalian ketahui tentang persamaan kimia? Adakah hubungan persamaan kimia dengan hitungan
kimia? Tahukah kalian, manfaat perhitungan kimia dalam kehidupan sehari-hari?
2. Kegiatan Pengajaran
Untuk menguasai materi pada Bab IV ini, memerlukan 6 kali pertemuan, yaitu pertemuan minggu ke-25
sampai dengan ke-30.
Pertemuan 25
Cara untuk menyatakan suatu reaksi kimia adalah dengan menulis suatu persamaan kimia. Dalam
persamaan kimia yang sudah setara, perbandingan koefisien reaksi dapat menyatakan perbandingan
jumlah partikel-partikel zat atau menyatakan perbandingan jumlah mol zat.
Terdapat hubungan antara jumlah mol, partikel, massa, dan volume gas dalam perhitungan kimia
pada suatu persamaan kimia. Dari suatu persamaan kimia dapat diketahui hubungan kualitatif
dan kuantitatif dengan pereaksi dan hasil reaksi zat yang terlibat. Untuk mempermudah dalam
menyelesaikan soal-soal hitungan kimia, ada empat langkah penyelesaian, yaitu sebagai berikut.
1. Menuliskan persamaan kimia dan menyetarakan koefisiennya.
2. Mengubah satuan zat yang diketahui dalam soal menjadi mol.
3. Mencari mol zat yang ditanyakan. Caranya dengan membandingkan koefisien zat yang ditanya
(dicari) dengan koefisien zat yang diketahui.
4. Mengubah satuan mol menjadi satuan lain yang diinginkan (yang ditanyakan).
Perhatikan contoh soal berikut.
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Hitungan kimia dalam persamaan kimia
Hubungan antara jumlah mol, partikel, massa, dan volume gas
dalam perhitungan kimia pada suatu persamaan kimia
Penyelesaian soal-soal hitungan kimia
Setelah peserta didik mempelajari tentang hitungan kimia dalam persamaan kimia, peserta didik diminta
untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar
Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang
diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pereaksi yang lebih dahulu habis atau pereaksi yang terdapat dalam jumlah yang relatif terkecil dalam
hubungan stoikiometrinya disebut pereaksi pembatas (limiting reagent). Adapun pereaksi berlebih
(excess reagent) adalah pereaksi yang terdapat dalam jumlah lebih besar daripada yang diperlukan untuk
bereaksi dengan sejumlah tertentu pereaksi pembatas.
Perhatikan contoh berikut.
Berdasarkan tabel, HCl disebut sebagai pereaksi pembatas karena habis bereaksi lebih dahulu dan Mg
disebut sebagai pereaksi berlebih karena jumlah Mg masih tersisa setelah reaksi berlangsung.
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian pereaksi pembatas dan pereaksi berlebih
Penentuan pereaksi pembatas dan pereaksi berlebih
Penyelesaian soal terkait pereaksi pembatas dan pereaksi berlebih
Setelah peserta didik mempelajari tentang pereaksi pembatas dan pereaksi berlebih, peserta didik diminta
untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pan-
casila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diper-
oleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 27
Refleksi
Pelajari materi tentang reaksi dalam larutan elektrolit. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
(asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Reaksi antara basa dengan asam
Reaksi antara oksida basa dengan asam
Reaksi antara basa dengan oksida asam
Reaksi antara gas amonia dengan asam
Reaksi yang menghasilkan gas karbon dioksida
Reaksi yang menghasilkan gas hidrogen
Reaksi yang menghasilkan gas amonia
Reaksi pengendapan
Setelah peserta didik mempelajari tentang reaksi dalam larutan elektrolit, peserta didik diminta untuk
menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila
apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 28
Refleksi
Pelajari materi tentang hitungan kimia dalam larutan serta reaksi penetralan dalam kehidupan sehari-hari. Unsur-
unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas
(asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Hitungan kimia dalam larutan
Reaksi penetralan dalam kehidupan sehari-hari
Setelah peserta didik mempelajari tentang hitungan kimia dalam larutan serta reaksi penetralan dalam
kehidupan sehari-hari, peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik
juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran
ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 29
Rumus kimia dibedakan menjadi dua, yaitu rumus empiris dan rumus molekul. Rumus empiris dan
rumus molekul suatu senyawa dapat ditentukan dari data persentase komposisi unsur-unsur penyu-
sunnya. Rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa hanya terdapat perbedaan jumlah atom,
sedangkan atom unsur penyusun senyawa tetap. Akan tetapi, ada beberapa senyawa yang memiliki
rumus empiris dan rumus molekul sama. Misalnya, H2O (air) dan NH3 (amonia).
Refleksi
Pelajari materi tentang rumus empiris dan rumus molekul. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian rumus empiris dan rumus molekul
Penentuan rumus empiris suatu senyawa
Penentuan rumus molekul suatu senyawa
Setelah peserta didik mempelajari tentang rumus empiris dan rumus molekul, peserta didik diminta untuk
menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila
apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 30
Banyak senyawa anorganik merupakan hidrat dan berbentuk kristal. Hidrat adalah zat yang dibentuk
oleh ikatan kimia suatu senyawa dengan molekul air. Jumlah molekul air ini khas untuk tiap-tiap hidrat.
Jika garam berbentuk kristal dikeringkan maka air akan keluar dari garam tersebut, akibatnya bangunan
kristal yang tadinya stabil akan runtuh menjadi serbuk halus. Jika seluruh airnya meninggalkan kristal
maka hidrat berubah menjadi anhidrat (bebas air). Senyawa berair dalam bentuk kristal disebut juga
senyawa hidrat. Salah satu contoh senyawa berair dalam bentuk kristal adalah sebagai berikut.
Refleksi
Pelajari materi tentang kadar dan perhitungan kimia untuk senyawa hidrat. Unsur-unsur yang dinilai adalah
pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian senyawa hidrat dan anhidrat
Contoh senyawa hidrat dalam kehidupan sehari-hari
Kadar dan perhitungan kimia untuk senyawa hidrat
Setelah peserta didik mempelajari tentang kadar dan perhitungan kimia untuk senyawa hidrat, peserta
didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan
profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan
hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Asesmen
1. Asesmen Sikap
Asesmen sikap didasarkan pada hasil refleksi sikap peserta didik dan pengamatan guru dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dilakukan pada proses pembelajaran di setiap aktivitas pembelajaran.
2. Asesmen Pengetahuan
Asesmen pengetahuan dalam pembelajaran Kimia SMA/MA kelas XI dibagi menjadi dua, yaitu penilaian
tugas serta penilaian uji kompetensi dan penilaian semester.
a. Penilaian Tugas
Pada buku peserta didik terdapat tugas pendukung untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik
berikut format penilaian tugas yang dapat digunakan.
Tabel 4.7 Penilaian Tugas
Tugas Diselesaikan Tidak Diselesaikan Nilai
Tugas yang ada di Bab IV
Soal Tantangan yang ada di Bab IV
Proyek
Pemahaman kalian mengenai pengelompokan perhitungan kimia semakin bertambah, bukan? Kalian
sudah dapat menentukan pereaksi pembatas dan pereaksi berlebih dalam suatu reaksi. Cobalah kalian
rancang sebuah percobaan secara berkelompok untuk menentukan pereaksi pembatas dan pereaksi
berlebih serta menentukan hasil reaksi. Lakukan percobaan tersebut dengan bimbingan guru. Misalnya
dengan menggunakan alat dan bahan sebagai berikut.
Alat:
1. Gelas ukur 250 mL 4. Statif dan klem
2. Corong 5. Termometer
3. Wadah (baskom)
Bahan:
1. Aquades
2. Pita magnesium
3. HCl pekat
Langkah Kerja:
1. Disusun peralatan dalam keadaan sudah terisi air.
2. Ditimbang 0,2 gram pita magnesium dan diletakkan di bawah corong yang terbalik.
3. Diambil 3 ml asam klorida pekat (37% dengan massa jenis 1,19 Kg/L) dan dituangkan ke dalam
baskom, amati timbulnya gas yang mendesak larutan dalam gelas ukur.
4. Catat suhu gas dan volume gas setelah reaksi berhenti.
5. Hitunglah mol Hg, mol HCL, mol pereaksi berlebih, massa H2, dan massa MgCl2 yang terbentuk.
Tuliskan hasil percobaan dalam bentuk laporan sederhana, kemudian presentasikan di depan kelas
secara bergantian!
Sarana Prasarana
1. LCD proyektor.
2. Perangkat digital seperti internet, smartphone, laptop, dan komputer.
3. Lingkungan alam dan sosial sekitar sekolah.
4. Perangkat nondigital seperti papan tulis, spidol, dan penghapus.
5. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan praktikum (Aktivitas Sains).
Aktivitas Sains: tabung reaksi, penjepit, pemanas, kapas, gula, dan kertas kobalt klorida anhidrat.
Ketersediaan Materi
1. Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi: YA/TIDAK.
2. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami konsep: YA/
TIDAK.
(Jika memilih YA maka di dalam pembelajaran disediakan alternatif aktivitas sesuai kebutuhan peserta didik).
2. Media Pembelajaran
a. Slide PowerPoint yang berhubungan dengan materi hidrokarbon dan minyak bumi.
b. Gambar yang menunjukkan hidrokarbon dan minyak bumi.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan hidrokarbon dan minyak bumi.
d. Buku teks pendukung materi, jurnal, majalah, surat kabar, dan internet yang berkaitan dengan
hidrokarbon dan minyak bumi.
Model Pembelajaran
Guru memilih model pembelajaran yang diinginkaan sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar
yang ada, seperti model daring, luring, atau paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning). Pada
modul ini menggunakan model luring.
Pengaturan Pembelajaran
Pengaturan Peserta Didik Metode
• Individu • Diskusi
• Berpasangan • Demonstrasi
• Berkelompok • Simulasi
• Klasikal • Resprokal
(Guru dapat mengatur sesuai dengan jumlah peserta didik (Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan
di setiap kelasnya serta formasi yang diinginkan) beberapa metode yang diinginkan)
Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran tentang hidrokarbon dan minyak bumi, manfaat apa yang
didapat? Dapatkah pengalaman pembelajaran ini memberikan nilai-nilai yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari?
Pertanyaan Pemantik
Tahukah kalian, bahan bakar minyak bensin mengandung senyawa hidrokarbon? Apa yang kalian ketahui
tentang senyawa hidrokarbon? Apa saja manfaat senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari?
Bagaimana dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan?
Pertemuan 31
Kita sering menjumpai senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu senyawa karbon
yang mudah dikenal adalah arang. Arang merupakan residu hitam yang sebagian besar komponennya
berupa karbon. Karbon berasal dari bahasa Latin, yaitu carbo, yang berarti zat arang. Jadi, senyawa
karbon adalah senyawa yang komponen utamanya tersusun atas atom karbon (C).
Awal mulanya, senyawa karbon disebut senyawa organik karena senyawa tersebut berasal dari
makhluk hidup. Namun, setelah diketahui bahwa senyawa organik juga dapat dibuat oleh manusia
maka nama senyawa organik berubah menjadi senyawa karbon. Selain senyawa organik, dikenal juga
senyawa anorganik. Senyawa anorganik adalah senyawa yang bukan berasal dari makhluk hidup.
Refleksi
Pelajari materi tentang senyawa karbon. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses)
dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian senyawa karbon dan sifatnya
Identifikasi senyawa karbon
Kekhasan atom karbon
Setelah peserta didik mempelajari tentang senyawa karbon, peserta didik diminta untuk menuliskan
materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang
dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku
catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Senyawa karbon adalah senyawa yang mengandung unsur karbon dengan unsur-unsur lainnya, seperti
hidrogen, nitrogen, sulfur, dan fosfor. Di antara senyawa-senyawa karbon, ada senyawa yang hanya
mengandung unsur karbon dan hidrogen. Senyawa seperti itu dikenal sebagai senyawa hidrokarbon.
Senyawa hidrokarbon banyak ditemukan di alam karena salah satu unsur penyusunnya adalah unsur
karbon yang sangat banyak ditemukan pada benda-benda yang ada di alam. Pengelompokan senyawa
hidrokarbon dapat didasarkan pada bentuk rantainya dan jenis ikatannya. Berdasarkan bentuk
rantainya, senyawa hidrokarbon dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok, yaitu hidrokarbon alifatik,
alisiklik, dan aromatik.
Berdasarkan jenis ikatan antara atom-atom karbon maka senyawa hidrokarbon dapat dikelompokkan
menjadi senyawa hidrokarbon jenuh dan senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Hidrokarbon jenuh,
yaitu hidrokarbon yang ikatan antara atom karbonnya tunggal (alkana). Hidrokarbon tidak jenuh,
yaitu hidrokarbon yang ikatan antara atom karbonnya rangkap dua (alkena) atau ikatan rangkap tiga
(alkuna). Jadi, senyawa hidrokarbon terdiri atas alkana, alkena, dan alkuna. Pada pertemuan kali ini
akan dibahas tentang alkana.
Refleksi
Pelajari materi tentang pengelompokan senyawa hidrokarbon (alkana). Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman
tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian senyawa alkana dan sifat-sifatnya
Rumus struktur senyawa alkana
Tata nama senyawa alkana
Setelah peserta didik mempelajari tentang pengelompokan senyawa hidrokarbon (alkana), peserta didik
diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pe-
lajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang
diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 33
Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Senyawa alkena dapat berwujud padat, cair, dan
gas, pada suhu kamar karena senyawa alkena memiliki titik didih dan titik leleh yang berbeda-beda.
Pada suhu kamar, tiga suku yang pertama (C1–C3) pada senyawa alkena adalah berwujud gas, suku-
suku berikutnya adalah cair, dan suku-suku tinggi berbentuk padat. Titik didih alkena bertambah
sesuai dengan kenaikan Mr (massa molekul relatif) senyawanya. Massa jenis senyawa alkena juga lebih
kecil daripada 1,00 gram/mL (massa jenis air pada temperatur 4 °C). Senyawa alkena sedikit larut
dalam air. Hal tersebut disebabkan karena pada alkena terdapat ikatan rangkap π, yang akan ditarik
oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian.
Refleksi
Pelajari materi tentang senyawa alkena. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen
proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian senyawa alkena dan sifat-sifatnya
Rumus struktur senyawa alkena
Tata nama senyawa alkena
Setelah peserta didik mempelajari tentang senyawa alkena, peserta didik diminta untuk menuliskan ma-
teri yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat
mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan
atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 34
Alkuna memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana maupun alkena. Senyawa alkuna dapat berwujud
padat, cair, dan gas karena senyawa alkuna memiliki titik didih dan titik leleh yang berbeda-beda.
Pada suhu kamar, tiga suku yang pertama (C1 – C3) pada senyawa alkuna adalah berwujud gas, suku-suku
berikutnya adalah cair, dan suku-suku tinggi berbentuk padat. Titik didih alkuna bertambah sesuai dengan
kenaikan Mr (massa molekul relatif) senyawanya. Massa jenis senyawa alkuna juga lebih kecil daripada
1,00 gram/mL (massa jenis air pada temperatur 4 °C). Alkuna sangat sukar larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik (pelarut nonpolar), seperti karbon tetraklorida, kloroform, dan benzena.
Refleksi
Pelajari materi tentang senyawa alkuna. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen
proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian senyawa alkuna dan sifat-sifatnya
Rumus struktur senyawa alkuna
tata nama senyawa alkuna
Setelah peserta didik mempelajari tentang senyawa alkuna, peserta didik diminta untuk menuliskan materi
yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat
mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan
atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Dalam senyawa hidrokarbon banyak dijumpai senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul
sama, tetapi rumus struktur berbeda. Peristiwa semacam itu disebut keisomeran atau isomer. Kata
isomer berasal dari bahasa Yunani, yaitu iso yang berarti sama dan meros yang berarti bagian. Jadi,
keisomeran adalah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi rumus strukturnya berbeda.
Keisomeran senyawa hidrokarbon terdiri atas keisomeran struktur dan keisomeran ruang.
1) Keisomeran Struktur
Keisomeran struktur, yaitu senyawa hidrokarbon yang memiliki rumus molekul sama, tetapi rumus
strukturnya berbeda. Keisomeran struktur dibedakan menjadi tiga, yaitu keisomeran kerangka,
keisomeran posisi, dan keisomeran gugus fungsi.
a) Keisomeran Kerangka
Keisomeran kerangka adalah dua senyawa hidrokarbon atau lebih yang mempunyai rumus molekul
sama, tetapi kerangkanya berbeda.
2) Keisomeran Ruang
Keisomeran ruang, yaitu senyawa hidrokarbon yang mempunyai rumus molekul sama, gugus sama,
dan susunan gugus dalam ruang berbeda. Keisomeran ruang dibedakan menjadi dua, yaitu keisomeran
geometris dan keisomeran optik. Keisomeran geometris, yaitu senyawa-senyawa hidrokarbon yang
mempunyai rumus molekul sama, tetapi struktur ruangnya berbeda.
Senyawa alkana mempunyai satu keisomeran, yaitu keisomeran kerangka. Senyawa alkena mempunyai
tiga keisomeran, yaitu keisomeran kerangka, keisomeran posisi, dan keisomeran geometris. Adapun
senyawa alkuna mempunyai tiga keisomeran, yaitu keisomeran kerangka, keisomeran posisi, dan
keisomeran gugus fungsi dengan senyawa alkadiena.
Refleksi
Pelajari materi tentang keisomeran senyawa hidrokarbon. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Keisomeran senyawa hidrokarbon (keisomeran struktur dan
kesiomeran ruang)
Keisomeran senyawa alkana
Keisomeran senyawa alkena
Keisomeran senyawa alkuna
Setelah peserta didik mempelajari tentang keisomeran senyawa hidrokarbon, peserta didik diminta untuk
menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila
apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 36
Pada reaksi senyawa hidrokarbon akan terjadi pemutusan ikatan rantai karbon atau ikatan-ikatan atom
lain membentuk rantai karbon baru. Reaksi senyawa hidrokarbon dapat digolongkan ke dalam reaksi
oksidasi (reaksi pembakaran), substitusi, adisi, dan eliminasi.
1) Reaksi Oksidasi (Reaksi Pembakaran)
Reaksi oksidasi atau reaksi pembakaran pada senyawa hidrokarbon adalah reaksi senyawa hidrokarbon
dengan oksigen. Pada reaksi pembakaran sempurna hidrokarbon terbentuk gas CO2 dan H2O,
sedangkan pada reaksi pembakaran tidak sempurna yang terbentuk adalah gas CO dan H2O. Contoh
reaksi pembakaran sebagai berikut.
2 C4H10(g) + 13 O2(g) → 8 CO2(g) + 10 H2O(l)
2) Reaksi Substitusi
Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atom-atom atau gugus atom oleh atom atau gugus atom
yang lain. Contoh: CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl
3) Reaksi Adisi
Reaksi adisi adalah reaksi di mana molekul senyawa yang berikatan rangkap menerima atom atau
gugus atom sehingga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal. Jadi, pada reaksi adisi terjadi
perubahan ikatan tidak jenuh menjadi ikatan jenuh.
4) Reaksi Eliminasi
Reaksi eliminasi adalah reaksi yang terjadi pada molekul senyawa yang berikatan tunggal melepas
molekul kecil sehingga ikatan tunggal berubah menjadi ikatan rangkap. Jadi, reaksi eliminasi
merupakan kebalikan dari reaksi adisi, karena pada reaksi eliminasi terjadi perubahan ikatan jenuh
menjadi ikatan tidak jenuh, reaksi eliminasi hidrogen dari alkana dinamakan dehidrogenasi. Misalnya,
jika alkana dipanaskan dengan menggunakan katalisator maka alkana dapat mengalami dehidrogenasi.
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Reaksi oksidasi pada senyawa hidrokarbon
Reaksi substitusi pada senyawa hidrokarbon
Reaksi adisi pada senyawa hidrokarbon
Reaksi eliminasi pada senyawa hidrokarbon
Setelah peserta didik mempelajari tentang reaksi-reaksi senyawa hidrokarbon, peserta didik diminta untuk
menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila
apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 37
Minyak bumi (crude oil) adalah campuran secara alami dari berbagai unsur hidrokarbon yang terdapat
dalam fase cair di reservoir di bawah permukaan tanah dan tetap cair pada tekanan atmosfer di atas
permukaan, meskipun telah melalui fasilitas pemisahan di atas permukaan. Secara kimia, minyak bumi
adalah suatu senyawa yang pada umumnya terdiri atas 80–85% unsur karbon (C) dan 15–20% unsur
hidrogen (H). Unsur-unsur lainnya adalah oksigen, nitrogen, dan sulfur dalam jumlah sampai 5%.
Selain minyak bumi, ada juga gas alam. Gas alam adalah semua jenis hidrokarbon berupa gas yang
dihasilkan dari sumur dan tambang. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal istilah LPG dan LNG. LPG
(liquid peroleum gas) merupakan campuran gas propana (C3H8) dan butana (C4H10) yang digunakan
untuk keperluan rumah tangga, seperti memasak. Di dalam tabung penyimpanan, LPG berbentuk
cair dan setelah dikeluarkan dari tabung akan berbentuk gas yang lebih berat dari udara.
1) Proses Terbentuknya Minyak Bumi
Minyak bumi berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan yang mati dan tertimbun di bawah endapan
lumpur. Proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu selama ribuan
tahun, bahkan jutaan tahun. Oleh karena itu, minyak bumi dikelompokkan sebagai sumber daya alam
yang tidak dapat diperbarui sehingga harus digunakan secara tepat dan hemat.
2) Proses Pengolahan Minyak Bumi
Pengolahan minyak bumi dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama penyulingan minyak bumi menjadi
fraksi-fraksinya. Fraksi terakhir yang dihasilkan pada proses pertama berupa molekul hidrokarbon
besar. Adapun tahap kedua merupakan pengolahan dari tahap pertama, yaitu pengolahan fraksi
hidrokarbon besar. Fraksi-fraksi yang dihasilkan pada tahap kedua, seperti bensin, nafta, kerosin,
avtur, solar, dan minyak pelumas.
3) Mutu Bensin
Agar mutu bensin yang dihasilkan dari proses distilasi lebih baik, biasanya bensin masih ditambah zat-
zat lain untuk mendapatkan campuran yang mempunyai efisiensi pembakaran tinggi. Efisiensi atau
mutu bensin dapat diukur dengan suatu besaran yang dikenal dengan bilangan oktan. Bilangan oktan
(octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu
terbakar dalam mesin. Semakin besar bilangan oktan, semakin baik proses pembakaran di dalam
mesin kendaraan. Nilai bilangan oktan = 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar dan nilai
bilangan oktan = 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar. Bilangan oktana dapat ditingkatkan
dengan dengan menambahkan zat aditif ke dalam mesin. Zat aditif yang sering ditambahkan antara
lain TEL, MTBE, dan etanol.
Refleksi
Pelajari materi tentang minyak bumi. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses)
dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Proses terbentuknya minyak bumi
Proses pengolahan minyak bumi
Mutu bensin
Setelah peserta didik mempelajari tentang minyak bumi, peserta didik diminta untuk menuliskan materi
yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat
mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan
atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 38
Pembakaran bahan bakar dapat berdampak pada pencemaran lingkungan atau pencemaran udara.
1) Zat-Zat Pencemar Hasil Pembakaran Bahan Bakar
Pembakaran bahan bakar merupakan penyumbang terbesar pencemaran udara. Pembakaran bahan
bakar tersebut berasal dari bahan bakar kendaraan bermotor dan bahan bakar industri. Di antara zat-
zat tersebut adalah karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), belerang oksida (SOX), nitrogen
oksida (NOX), dan timbal (Pb).
1) Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas beracun yang tidak berwarna dan tidak berbau.
Gas CO dihasilkan dari pembakaran bahan bakar minyak bumi yang tidak sempurna. Selain
berdampak pada pencemaran udara, gas CO juga berdampak pada kesehatan manusia.
2) Gas karbon dioksida (CO2) merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Gas CO2
dihasilkan dari pembakaran minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Jika kadar gas CO2 di bumi
sangat tinggi maka akan mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca (green house effect).
3) Gas oksida belerang, misalnya gas sulfur dioksida (SO2). Gas SO2 merupakan gas yang tidak
berwarna dan berbau sangat menyengat serta menyesakkan napas dalam kadar rendah. Gas SO2
dihasilkan dari pembakaran belerang yang terlarut dalam bahan bakar minyak bumi serta belerang
yang terkandung dalam bijih logam yang diproses dalam industri pertambangan.
4) Gas oksida nitrogen, misalnya gas nitrogen monoksida (NO). Gas NO merupakan gas yang
tidak berwarna dan pada konsentrasi tinggi dapat menimbulkan keracunan. Gas NO juga dapat
menyebabkan hujan asam.
5) Timbal (Pb) merupakan logam yang sangat toksik. Timbal sering digunakan sebagai zat aditif
pada bahan bakar bensin dalam upaya meningkatkan bilangan oktan secara ekonomi. Timbal
menyebabkan berbagai dampak pada kesehatan manusia, seperti kerusakan sistem saraf,
menganggu kecerdasan, dan menghambat pertumbuhan.
2) Cara Mengatasi Dampak Pembakaran Bahan Bakar
Ada beberapa cara mengatasi dampak pembakaran bahan bakar, yaitu sebagai berikut.
a) Melarang dan mengurangi penggunaan bensin yang mengandung timbal (Pb).
b) Pemeliharaan alat pembakar, seperti knalpot kendaraan dan kompor rumah tangga sehingga
proses pembakaran lebih sempurna.
Refleksi
Pelajari materi tentang dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan. Unsur-unsur yang dinilai adalah
pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Zat-zat pencemar hasil pembakaran bahan bakar
Cara mengatasi dampak pembakaran bahan bakar
Setelah peserta didik mempelajari tentang dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan, peserta
didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan
profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan
hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 39
Fraksi kelima dari distilasi bertingkat minyak bumi merupakan molekul-molekul hidrokarbon yang
besar. Molekul-molekul hidrokarbon yang besar tersebut dapat ini dijadikan produk-produk yang
dinamakan produk Petrokimia.
Petrokimia merupakan segala produk yang dibuat secara sintesis dari minyak bumi dan gas bumi.
Produk petrokimia yang dihasilkan Pertamina terdiri atas beberapa macam antara lain aspal, lilin,
polipropilena, metanol, dan solvent (pelarut).
1) Aspal
Kegunaan utama aspal adalah untuk melapisi jalan. Selain itu, aspal juga digunakan untuk melapisi
tanggul, pelapis tahan air, sebagai bahan isolasi, pelapis antikorosi pada logam, dan juga sebagai bahan
campuran pada pembuatan briket batu bara.
Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatik yang
mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang
menyusun aspal antara lain nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lainnya.
Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10% hidrogen, 6% belerang, serta sisanya
oksigen dan nitrogen. Senyawa-senyawa ini dikelompokkan menjadi aspalten (yang massa molekulnya
kecil) dan molten (yang massa molekulnya besar). Biasanya aspal mengandung 5–25% aspalten dan
sebagian besar senyawa aspal adalah senyawa nonpolar. Aspal merupakan turunan dari minyak bumi
yang dihasilkan pada saat penyulingan minyak bumi menjadi gasolin dan produk lain.
2) Lilin
Selain untuk penerangan, lilin dapat digunakan sebagai kertas lilin pembungkus, bahan baku semir,
serta pengilap lantai dan mebel. Lilin juga dapat dibuat untuk kerajinan, yang dibentuk menjadi berbagai
macam bentuk benda. Lilin lunak yang dapat diubah-ubah bentuknya (fleksibel) dinamakan plastisin.
Lilin dibuat dari paraffin wax, suatu campuran dari hidrokarbon jenuh dengan massa molekul yang
besar. Paraffin wax dihasilkan selama proses penyulingan minyak bumi.
Refleksi
Pelajari materi tentang senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman
tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Contoh senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari
Kegunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari
Setelah peserta didik mempelajari tentang senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari, peserta
didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan
profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan
hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Minyak bumi dan gas alam merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui
(nonrenewable) sehingga perlu dihemat pemanfaatannya. Adakah bahan bakar alternatif yang dapat
dimanfaatkan sebagai pengganti minyak bumi dan gas alam?
Minyak bumi dan gas alam dapat diganti dengan bahan bakar alternatif lain, misalnya energi biomassa.
Energi biomassa adalah sumber energi yang dihasilkan oleh bahan bakar organik melalui proses
fotosintetik, baik berupa produk maupun sisa hasil pengolahan. Bahan pembuatan biomassa antara lain
rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja, kotoran hewan, dan tumbuhan. Bagian tumbuhan
yang banyak menghasilkan sumber biomassa antara lain dahan, ranting, daun kering, atau cabang mati.
Selain dari tumbuh-tumbuhan atau kotoran hewan, terdapat pula beberapa tanaman yang dapat
dijadikan sebagai bahan bakar alternatif untuk kebutuhan manusia yang ramah lingkungan. Misalnya,
tanaman jarak memiliki buah yang dapat dibuat menjadi sumber energi pengganti minyak bumi.
Selain tanaman jarak bahan bakar alternatif dapat juga dihasilkan dari beberapa tanaman lain, seperti
jagung, gandum, atau kedelai. Beberapa tanaman tersebut dapat dijadikan sebagai sumber energi
alternatif yang menghasilkan produk berupa biodiesel, metanol, etanol, dan butanol. Bahan-bahan
pembuat bahan bakar alternatif tersebut diolah dengan bantuan mikroorganisme yang menghasilkan
zat metana dan karbondioksida. Hasil dari pengolahan bahan-bahan tersebut digunakan sebagai gas
untuk kompor atau pembangkit tenaga listrik.
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pentingnya bahan bakar alternatif
Contoh bahan bakar alternatif
Setelah peserta didik mempelajari tentang bahan bakar alternatif, peserta didik diminta untuk menuliskan
materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang
dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku
catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Asesmen
1. Asesmen Sikap
Asesmen sikap didasarkan pada hasil refleksi sikap peserta didik dan pengamatan guru dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dilakukan pada proses pembelajaran di setiap aktivitas pembelajaran.
2. Asesmen Pengetahuan
Asesmen pengetahuan dalam pembelajaran Kimia SMA/MA kelas XI dibagi menjadi dua, yaitu penilaian
tugas serta penilaian uji kompetensi dan penilaian semester.
a. Penilaian Tugas
Pada buku peserta didik terdapat tugas pendukung untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik
berikut format penilaian tugas yang dapat digunakan.
Tabel 5.11 Penilaian Tugas
Tugas Diselesaikan Tidak Diselesaikan Nilai
Tugas yang ada di Bab V
Soal Tantangan yang ada di Bab V
3. Asesmen Keterampilan
a. Penilaian Berkelompok
Penilaian berkelompok berupa penilaian diskusi kelompok.
Rubrik Penilaian
Tabel 5.13 Rubrik Penilaian Diskusi Kelompok
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
1. Keaktifan diskusi
a. Aktif memberi masukan pemikiran
b. Mendengarkan pendapat orang lain
2. Kreatifitas diskusi
a. Kreatif dan inovasi dalam diskusi
b. Ide/gagasan adalah original
3. Kualitas hasil diskusi
a. Hasil runtut dan logis
b. Pengumpulan hasil diskusi
b. Penilaian Presentasi
Rubrik Penilaian
Tabel 5.15 Rubrik Penilaian Presentasi
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
1. Kelengkapan materi
2. Penulisan materi
3. Kemampuan presentasi
4. Keaktifan selama kegiatan presentasi
5. Sikap menghargai dan menghormati pendapat orang lain
c. Penilaian Praktikum
Rubrik Penilaian
Tabel 5.17 Rubrik Penilaian Praktikum
Penilaian
menyimpulkan
hipotesis, dan
dan Mencatat
Merumuskan
Menganalisis
Pengamatan
Melakukan
merancang
Merangkai
percobaan
Kelompok/ Jumlah
Data dan
masalah,
Nilai Keterangan
Data
Alat
Nama skor
I
A
B
C
II
D
E
...
*Perangkat tes ini diisi oleh guru/asisten lab
2. Pengayaan
Pengayaan bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam menyele-
saikan soal yang berkaitan hidrokarbon dan minyak bumi. Selain itu, dengan diberi pengayaan, akan dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami hidrokarbon dan minyak bumi. Kegiatan
pengayaan yang diberikan pada peserta didik dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Pengayaan dilakukan setelah adanya evaluasi bab, dapat dilakukan di dalam atau di luar jam pelajaran.
b. Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang memiliki nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
c. Dengan tanya jawab, guru dan peserta didik membahas pengayaan yang diberikan.
d. Materi pengayaan dapat berupa Fakta Sains dalam bentuk artikel.
Proyek
Senyawa hidrokarbon banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh senyawa
hdirokarbon tersebut adalah lilin. Lilin dibuat dari paraffin wax, suatu campuran dari hidrokarbon jenuh
dengan massa molekul yang besar. Pernahkan kalian melihat lilin dengan berbagai bentuk? Lilin tersebut
biasanya digunakan untuk hiasan dan souvernir. Ternyata, membuat lilin hiasan itu sangat mudah. Kalian
dapat membuatnya sendiri atau bersama teman kelompok kalian. Adapun alat dan bahan yang perlu
disiapkan, yaitu wadah, cetakan, kuas, kompor, pewarna lilin, hiasan, parafin elastis, white oil, dan parfum.
Berikut langkah-langkah atau cara membuat lilin hias.
1. Parafin elastis ditambahkan dengan white oil di dalam wadah.
2. Panaskan parafin tersebut sampai meleleh dan sambil diaduk rata di atas kompor, kemudian
tambahkan pewarna lilin dan pengharum (parfum).
3. Tuang campuran ke dalam cetakan yang sudah disiapkan.
Ada beberapa hal yang perlu kalian perhatikan dalam membuat lilin hias, yaitu sebagai berikut.
1. Pilih cetakan yang menarik, yang terbuat dari stainless steel atau silikon.
2. Jika cetakan dari bahan plastik, setelah agak dingin masukkan ke dalam lemari es terlebih dahulu
sebelum dibuka.
3. Agar sumbu tidak banyak asap ketika dibakar, rendamlah sumbu terlebih dahulu ke dalam air
garam selama 3 jam, sebelum digunakan. Setelah dikeringkan, baru bisa digunakan sebagai sumbu
lilin dengan hasil yang baik.
Hitunglah biaya yang kalian gunakan untuk membuat lilin hias tersebut! Apakah lilin yang kalian buat
dapat dikomersilkan? Cobalah analisis!
Sarana Prasarana
1. LCD proyektor.
2. Perangkat digital seperti internet, smartphone, laptop, dan komputer.
3. Lingkungan alam dan sosial sekitar sekolah.
4. Perangkat nondigital seperti papan tulis, spidol, dan penghapus.
5. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan praktikum (Aktivitas Sains).
a. Aktivitas Sains 6.1: termometer, gelas kimia, air, dan kalsium oksida.
b. Aktivitas Sains 6.2: termometer, gelas kimia, air, larutan NH4Cl, dan larutan Ba(OH)2.
c. Aktivitas Sains 6.3: kalorimeter yang sudah diketahui kapasitasnya dan berbagai jenis larutan.
Ketersediaan Materi
1. Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi: YA/TIDAK.
2. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami konsep: YA/
TIDAK.
(Jika memilih YA maka di dalam pembelajaran disediakan alternatif aktivitas sesuai kebutuhan peserta didik).
2. Media Pembelajaran
a. Slide PowerPoint yang berhubungan dengan materi termokimia.
b. Gambar yang menunjukkan termokimia.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan termokimia.
d. Buku teks pendukung materi, jurnal, majalah, surat kabar, dan internet yang berkaitan dengan
termokimia.
Model Pembelajaran
Guru memilih model pembelajaran yang diinginkaan sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar
yang ada, seperti model daring, luring, atau paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning). Pada
modul ini menggunakan model luring.
Pengaturan Pembelajaran
Pengaturan Peserta Didik Metode
• Individu • Diskusi
• Berpasangan • Demonstrasi
• Berkelompok • Simulasi
• Klasikal • Resprokal
(Guru dapat mengatur sesuai dengan jumlah peserta didik (Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan
di setiap kelasnya serta formasi yang diinginkan) beberapa metode yang diinginkan)
Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran tentang termokimia, manfaat apa yang didapat? Dapatkah
pengalaman pembelajaran ini memberikan nilai-nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Pertanyaan Pemantik
Apa yang dimaksud dengan kalor? Adakah hubungan antara kalor dengan temperatur? Bagaimana cara
menentukan perubahan kalor suatu reaksi?
Pertemuan 41
A. Kalor
Umumnya, energi yang menyertai reaksi kimia berbentuk energi kalor. Ilmu kimia yang mempelajari
perubahan kalor yang menyertai suatu reaksi kimia disebut termokimia.
Energi yang diberikan atau berpindah karena perbedaan temperatur itu dinamakan kalor. Jadi,
kalor merupakan energi yang berpindah dari suatu benda ke benda lain karena adanya perbedaan
temperatur. Satuan kalor sama dengan satuan energi, yaitu joule. Adakalanya satuan yang dipakai
adalah kalori atau kilokalori.
Jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan oleh suatu zat dapat ditentukan melalui percobaan, yaitu
dengan mengukur perubahan temperatur yang terjadi pada zat tersebut. Apabila massa zat dan kalor
jenis zat atau kapasitas kalor diketahui maka jumlah kalor dapat dihitung dengan rumus berikut.
Refleksi
Pelajari materi tentang kalor serta sistem dan lingkungan. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
(asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Kalor
Sistem
Lingkungan
Setelah peserta didik mempelajari tentang kalor serta sistem dan lingkungan, peserta didik diminta untuk
menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila
apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 42
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor dari sistem ke lingkungan sehingga kalor dari
sistem akan berkurang. Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan ke sistem
sehingga kalor dari sistem akan bertambah.
Refleksi
Pelajari materi tentang reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
Reaksi eksoterm dan reaksi endoterm dalam kehidupan sehari-hari
Diagram tingkat energi pada reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
Setelah peserta didik mempelajari tentang reaksi eksoterm dan reaksi endoterm, peserta didik diminta
untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pan-
casila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diper-
oleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 43
Dalam reaksi kimia, biasanya terjadi penyerapan atau pelepasan panas (kalor). Jumlah dari semua kalor
dalam suatu zat disebut entalpi atau isi kalor, yang dilambangkan dengan H. Entalpi akan tetap konstan
selama tidak ada kalor yang masuk atau keluar dari zat. Besarnya entalpi tidak dapat ditentukan, yang
dapat ditentukan adalah perubahan entalpi (ΔH).
Perubahan entalpi (ΔH) adalah perubahan kalor yang terjadi pada suatu reaksi kimia. ΔH merupakan
selisih antara entalpi produk dengan entalpi reaktan. Jadi, rumus perubahan entalpi reaksi dapat
ditentukan dengan persamaan berikut.
Refleksi
Pelajari materi tentang entalpi dan perubahan entalpi. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
(asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian entalpi dan perubahan entalpi
Menghitung harga perubahan entalpi
Menentukan jenis reaksi berdasarkan harga perubahan entalpi
Setelah peserta didik mempelajari tentang entalpi dan perubahan entalpi, peserta didik diminta untuk
menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila
apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Pertemuan 44
Perubahan entalpi reaksi yang diukur pada temperatur 298 K (25 °C) dan tekanan 1 atmosfer disepakati
sebagai perubahan entalpi standar. Perubahan entalpi standar dinyatakan dengan simbol ΔH°.
1. Persamaan Termokimia
Persamaan termokimia adalah persamaan kimia yang dilengkapi dengan harga perubahan entalpi (ΔH).
Pada persamaan termokimia, selain menyatakan jumlah mol reaktan dan jumlah mol produk juga
menyatakan jumlah kalor yang dibebaskan atau yang diserap pada reaksi tersebut. Untuk menyatakan
besarnya perubahan entalpi yang terjadi pada reaksi kimia, digunakan satuan kJ. Perubahan entalpi
dalam molar digunakan satuan kJ/mol (kJ mol–1).
Contoh: CH4(g) + 2 O2(g) → CO2(g) + 2 H2O(g) ΔHo = –802,3 kJ
2. Jenis-Jenis Perubahan Entalpi Standar
Perubahan entalpi reaksi dikenal juga dengan entalpi reaksi. Jenis-jenis entalpi reaksi yang akan dibahas
adalah entalpi pembentukan standar, entalpi penguraian standar, dan entalpi pembakaran standar.
a. Entalpi pembentukan standar adalah perubahan entalpi pada pembentukan 1 mol senyawa dari
unsur-unsurnya pada keadaan standar. Pada kondisi standar (temperatur 298 K dan tekanan
1 atm), unsur-unsur harus dalam bentuk yang paling stabil. Hal yang perlu diperhatikan pada
perubahan entalpi pembentukan standar adalah sebagai berikut.
1) Persamaan boleh menggunakan koefisien pecahan.
2) Entalpi pembentukan semua unsur pada keadaan standar adalah nol.
b. Entalpi penguraian standar adalah perubahan entalpi pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-
unsurnya pada keadaan standar.
c. Entalpi pembakaran standar adalah perubahan entalpi pada pembakaran sempurna 1 mol unsur atau
senyawa dalam keadaan standar.
Refleksi
Pelajari materi tentang perubahan entalpi standar. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
(asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian perubahan entalpi standar
Persamaan termokimia
Jenis-jenis perubahan entalpi standar
Setelah peserta didik mempelajari tentang perubahan entalpi standar, peserta didik diminta untuk
menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila
apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 45
Harga perubahan entalpi (ΔH) suatu reaksi dapat ditentukan dengan beberapa cara, antara lain
dengan kalorimeter, hukum Hess, menggunakan data perubahan entalpi pembentukan standar, dan
menggunakan data energi ikatan.
Kalor reaksi merupakan kalor penggabungan dari kalor yang diserap atau dilepaskan dengan kalo-
rimeter.
Refleksi
Pelajari materi tentang menentukan harga perubahan entalpi. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Penentuan harga perubahan entalpi dengan kalorimeter
Penentuan harga perubahan entalpi dengan menggunakan Hukum
Hess
Penentuan harga perubahan entalpi dengan menggunakan data
entalpi pembentukan
Penentuan harga perubahan entalpi dengan menggunakan data
energi ikatan
Setelah peserta didik mempelajari tentang menentukan harga perubahan entalpi, peserta didik diminta
untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar
Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang
diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
2. Asesmen Pengetahuan
Asesmen pengetahuan dalam pembelajaran Kimia SMA/MA kelas XI dibagi menjadi dua, yaitu penilaian
tugas serta penilaian uji kompetensi dan penilaian semester.
a. Penilaian Tugas
Pada buku peserta didik terdapat tugas pendukung untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik
berikut format penilaian tugas yang dapat digunakan.
Tabel 6.6 Penilaian Tugas
Tugas Diselesaikan Tidak Diselesaikan Nilai
Tugas yang ada di Bab VI
Soal Tantangan yang ada di Bab VI
c. Penilaian Praktikum
Rubrik Penilaian
6.12 Rubrik Penilaian Praktikum
Penilaian
menyimpulkan
hipotesis, dan
dan Mencatat
Merumuskan
Menganalisis
Pengamatan
Melakukan
merancang
Merangkai
percobaan
Kelompok/ Jumlah
Data dan
masalah,
Nilai Keterangan
Data
Alat
Nama skor
I
A
menyimpulkan
hipotesis, dan
dan Mencatat
Merumuskan
Menganalisis
Pengamatan
Melakukan
merancang
Merangkai
percobaan
Kelompok/ Jumlah
Data dan
masalah,
Nilai Keterangan
Data
Alat
Nama skor
B
C
II
D
E
...
*Perangkat tes ini diisi oleh guru/asisten lab
Proyek
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu. Cara kerja termometer zat cair melibat-
kan proses termokimia, yaitu ketika suhu naik maka cairan dibola tabung mengembang lebih banyak
daripada gelas yang menutupinya. Akibatnya, cairan yang tipis dipaksa naik ke atas secara kapiler. Se-
baliknya, jika suhu turun maka cairan dibola tabung akan mengerut dan cairan yang tipis akan kembali
turun. Tahukah, kalian dapat membuat thermometer sederhana? Adapun alat dan bahan yang perlu
disiapkan, yaitu botol kecil, sedotan bening, lilin mainan/plastisin/ tanah liat, kain hangat, spidol per-
manen, air, dan pewarna makanan. Berikut langkah-langkah atau cara membuat termometer sederhana.
1. Tuang sedikit air yang telah diberi beberapa tetes pewarna makanan ke dalam botol.
2. Tandai batas atas permukan air dalam botol dengan menggunakan spidol.
3. Masukkan sedotan sehingga menyentuh permukaan air dalam botol.
4. Tutup dengan rapat sekeliling ujung lubang leher botol dengan plastisin atau tanah liat sehingga
tidak ada udara yang bisa masuk ke dalam botol.
5. Tempelkan kain hangat pada botol dan perhatikan baik-baik.
6. Tandai dengan spidol batas permukaan air di dalam botol setelah botol ditempel kain hangat.
Berdasarkan kegiatan di atas, cobalah untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut!
1. Mengapa air di dalam botol dapat naik? Jelaskan!
2. Adakah peristiwa perpindahan panas pada percobaan tersebut? Jelaskan!
3. Kesimpulan apakah yang kamu dapatkan dari kegiatan di atas?
Kumpulkan termometer sederhana yang sudah kalian buat dan tuliskan jawaban kalian dalam buku
tugas, kemudian kumpulkan kepada guru pembimbing untuk diberikan penilaian!
Sarana Prasarana
1. LCD proyektor.
2. Perangkat digital seperti internet, smartphone, laptop, dan komputer.
3. Lingkungan alam dan sosial sekitar sekolah.
4. Perangkat nondigital seperti papan tulis, spidol, dan penghapus.
5. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan praktikum (Aktivitas Sains).
a. Aktivitas Sains 7.1: tabung reaksi, pita magnesium 5 cm, serta larutan HCl 1 M, 2 M, dan 3 M.
b. Aktivitas Sains 7.2: tabung reaksi, batu pualam (dalam bentuk serbuk, butiran, dan kepingan),
serta larutan HCl 2 M.
c. Aktivitas Sains 7.3: pemanas listrik, termometer, gelas kimia, kertas yang diberi tanda X, larutan
natrium tiosulfat, dan larutan HCl 2 M.
d. Aktivitas Sains 7.4: gelas kimia, larutan hidrogen peroksida, larutan NaCl, larutan besi klorida,
dan pipet tetes.
Ketersediaan Materi
1. Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi: YA/TIDAK.
2. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami konsep: YA/
TIDAK.
(Jika memilih YA maka di dalam pembelajaran disediakan alternatif aktivitas sesuai kebutuhan peserta didik).
2. Media Pembelajaran
a. Slide PowerPoint yang berhubungan dengan materi laju reaksi.
b. Gambar yang menunjukkan laju reaksi.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan laju reaksi.
d. Buku teks pendukung materi, jurnal, majalah, surat kabar, dan internet yang berkaitan dengan laju
reaksi.
Model Pembelajaran
Guru memilih model pembelajaran yang diinginkaan sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar
yang ada, seperti model daring, luring, atau paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning). Pada
modul ini menggunakan model luring.
Pengaturan Pembelajaran
Pengaturan Peserta Didik Metode
• Individu • Diskusi
• Berpasangan • Demonstrasi
• Berkelompok • Simulasi
• Klasikal • Resprokal
(Guru dapat mengatur sesuai dengan jumlah peserta didik (Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan
di setiap kelasnya serta formasi yang diinginkan) beberapa metode yang diinginkan)
Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran tentang laju reaksi , manfaat apa yang didapat? Dapatkah
pengalaman pembelajaran ini memberikan nilai-nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Pertanyaan Pemantik
Menurut pendapat kalian, adakah reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari yang berlangsung lambat atau
cepat? Bagaimana kalian mengetahui bahwa suatu reaksi dapat berlangsung cepat atau lambat?
Pertemuan 46
Berkurangnya jumlah reaktan atau bertambahnya jumlah produk dalam satuan waktu dinamakan laju
reaksi (reaction rate). Laju reaksi dapat dituliskan dengan simbol r.
Satuan dari jumlah zat bermacam-macam, misalnya gram, mol, atau kemolaran. Sebagai contoh,
apabila kita akan mengamati laju reaksi dari pembakaran kertas, kita dapat menghitung berapa gram
kertas yang terbakar dalam satuan waktu.
Dalam perhitungan kimia banyak digunakan zat kimia berupa larutan atau gas dalam ruang tertutup.
Oleh karena itu, digunakan satuan khusus, yaitu konsentrasi.
Perhatikan reaksi berikut!
R→P
Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa jumlah konsentrasi reaktan semakin berkurang dan konsentrasi
produk semakin bertambah. Jadi, besarnya laju reaksi dapat dirumuskan sebagai berikut.
Refleksi
Pelajari materi tentang pengertian laju reaksi. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen
proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian laju reaksi
Grafik laju reaksi
Rumus laju reaksi
Setelah peserta didik mempelajari tentang pengertian laju reaksi, peserta didik diminta untuk menuliskan
materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang
dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku
catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 47
Reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan antara partikel-partikel zat yang bereaksi. Oleh karena
itu, sebelum partikel-partikel saling bertumbukan maka reaksi tidak akan terjadi. Namun demikian,
tidak semua tumbukan akan menghasilkan reaksi, karena tumbukan yang terjadi harus mempunyai
energi yang cukup untuk memutuskan ikatan-ikatan pada zat yang bereaksi. Tumbukan antarmolekul
dapat dilihat seperti gambar berikut.
Gambar tersebut memperlihatkan reaksi antara hidrogen (H2) dengan oksigen (O2) menghasilkan
air (H2O). Ketika reaksi sedang berlangsung akan terbentuk zat kompleks teraktivasi. Zat kompleks
teraktivasi berada pada puncak energi. Jika reaksi berhasil maka zat kompleks teraktivasi akan terurai
menjadi zat hasil reaksi.
Hubungan antara energi pengaktifan dengan energi yang diserap atau dilepaskan selama reaksi ber-
langsung dapat dilihat pada gambar berikut.
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Tumbukan efektif
Energi pengaktifan
Hubungan energi pengaktifan deng-an pelepasan dan penyerapan
energi
Setelah peserta didik mempelajari tentang teori tumbukan, peserta didik diminta untuk menuliskan ma-
teri yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat
mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan
atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 48
Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak sehingga partikel-
partikelnya tersusun lebih rapat dibanding zat yang konsentrasi rendah. Partikel yang susunannya
lebih rapat akan lebih sering bertumbukan dibanding dengan partikel yang susunannya renggang
sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar.
Refleksi
Pelajari materi tentang faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi (pengaruh konsentrasi). Unsur-unsur yang dinilai
adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
Percobaan tentang pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
Data percobaan tentang pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
Setelah peserta didik mempelajari tentang faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi (pengaruh konsen-
trasi), peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta
menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian,
laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Reaksi dapat terjadi antara reaktan-reaktan yang fasenya sama, misalnya zat cair dengan zat cair. Reaksi
juga dapat terjadi dengan fase yang berbeda, misalnya zat cair dan zat padat. Pencampuran reaktan
yang terdiri atas dua fase atau lebih tumbukan terjadi pada permukaan bidang sentuh zat.
Untuk massa suatu senyawa yang sama, tetapi bentuknya berbeda (serbuk, butiran, kepingan) maka
laju atau waktu reaksi yang diperlukan akan berbeda. Semakin halus bentuk suatu senyawa maka
semakin luas permukaan bidang sentuh, semakin singkat waktu reaksi, berarti semakin cepat reaksinya.
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi
Percobaan tentang pengaruh luas permukaan bidang sentuh
terhadap laju reaksi
Data percobaan tentang pengaruh luas permukaan bidang sentuh
terhadap laju reaksi
Setelah peserta didik mempelajari tentang faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi (pengaruh luas
permukaan bidang sentuh), peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta
didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembe-
lajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 50
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau energi kinetik molekul
akan bertambah sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Itu sebabnya reaksi kimia berlangsung lebih
cepat pada temperatur yang lebih tinggi.
Selain itu, temperatur juga dapat memperbesar energi potensial dari suatu zat. Zat-zat yang energi
potensialnya kecil jika bertumbukan sukar menghasilkan reaksi karena sukar melampaui energi
pengaktifan. Dengan naiknya temperatur, energi potensial zat akan menjadi lebih besar sehingga jika
bertumbukan akan menghasilkan reaksi.
Refleksi
Pelajari materi tentang faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi (pengaruh temperatur). Unsur-unsur yang dinilai
adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengaruh temperatur terhadap laju reaksi
Percobaan tentang temperatur terhadap laju reaksi
Data percobaan tentang pengaruh temperatur terhadap laju reaksi
Setelah peserta didik mempelajari tentang faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi (pengaruh
temperatur), peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga
diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini.
Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Pertemuan 51
Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak mengalami perubahan kimia secara
permanen (kekal) sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali.
Laju reaksi akan semakin cepat jika pada reaktan ditambahkan katalis. Katalis akan menurunkan energi
pengaktifan. Jika energi pengaktifan kecil maka akan banyak tumbukan yang berhasil sehingga reaksi
lebih cepat terjadi. Jika energi pengaktifan tinggi maka banyak tumbukan yang tidak berhasil, karena
tidak mempunyai energi yang cukup untuk terjadinya reaksi sehingga reaksi berlangsung lambat.
Katalis menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi, meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit.
Dalam industri kimia, banyak dilakukan upaya untuk menemukan katalis yang akan mempercepat
reaksi tertentu tanpa meningkatkan timbulnya produk yang tidak diinginkan.
Refleksi
Pelajari materi tentang faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi (pengaruh katalis). Unsur-unsur yang dinilai
adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengaruh katalis terhadap laju reaksi
Percobaan tentang katalis terhadap laju reaksi
Data percobaan tentang pengaruh katalis terhadap laju reaksi
Setelah peserta didik mempelajari tentang faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi (pengaruh katalis),
peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menulis-
kan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, lapor-
kan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Refleksi
Pelajari materi tentang peranan katalis dalam industri kimia (hubungan antara katalis dan energi pengaktifan dan
jenis-jenis katalis). Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan
mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Hubungan antara katalis dan energi pengaktifan
Katalis homogen
Katalis heterogen
Setelah peserta didik mempelajari tentang peranan katalis dalam industri kimia (hubungan antara katalis
dan energi pengaktifan dan jenis-jenis katalis), peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang
belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka
kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau
buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 53
Biokatalis
Enzim dikenal sebagai biokatalis karena bertindak sebagai katalis pada proses metabolisme. Enzim
adalah molekul protein besar (biasanya dengan massa molar 20.000 gram mol–1 atau lebih) yang
dengan strukturnya mampu melakukan reaksi spesifik. Satu atau lebih molekul reaktan (yang disebut
substrat) melekat pada daerah aktif enzim. Daerah aktif merupakan daerah pada permukaan enzim
yang struktur dan sifat kimianya menyebabkan subrat tertentu dapat melekat padanya, kemudian
transformasi kimia dapat terjadi.
Autokatalis
Autokatalis adalah zat hasil reaksi yang bertindak sebagai katalis.
Selain ada zat yang dapat bertindak sebagai katalis, terdapat juga zat yang sifatnya berlawanan dengan
katalis, yang disebut dengan antikatalis karena memperlambat suatu reaksi, yaitu inhibitor dan racun
katalis.
Inhibitor
Inhibitor adalah zat yang dapat memperlambat reaksi atau menghentikan reaksi.
Racun katalis
Racun katalis merupakan inhibitor yang dalam jumlah sangat sedikit, dapat mengurangi atau meng-
hambat kerja katalis.
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Biokatalis
Autokatalis
Inhibitor
Racun katalis
Setelah peserta didik mempelajari tentang biokatalis dan autokatalis serta inhibitor dan racun katalis,
peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta
menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian,
laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 54
Jumlah pangkat konsentrasi dari zat yang bereaksi (reaktan) disebut orde reaksi. Orde reaksi tidak dapat
ditentukan dari harga koefisien reaksi, tetapi ditentukan berdasarkan percobaan.
Refleksi
Pelajari materi tentang persamaan laju reaksi. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen
proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Persamaan laju reaksi
Hubungan antara konsentrasi reaktan pada suatu reaksi dan laju
reaksinya
Orde reaksi
Setelah peserta didik mempelajari tentang persamaan laju reaksi, peserta didik diminta untuk menuliskan
materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang
dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku
catatan atau buku tugas kepada guru.
Pertemuan 55
Refleksi
Pelajari materi tentang penentuan orde reaksi. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
(asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Penentuan orde reaksi dengan cara komparatif
Penentuan orde reaksi dengan cara grafik
Menulis orde reaksi dalam persamaan laju reaksi
Setelah peserta didik mempelajari tentang penentuan orde reaksi, peserta didik diminta untuk menuliskan
materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang
dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku
catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Banyak aktivitas sehari-hari yang sebenarnya berkaitan dengan laju reaksi. Terutama, berkaitan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Berikut beberapa contoh penerapan laju reaksi dalam
kehidupan sehari-hari.
Pengaruh Konsentrasi
Kaporit digunakan untuk menghilangkan kuman-kuman yang ada dalam kolam renang. Konsentrasi
larutan kaporit yang digunakan sangat menentukan kebersihan kolam renang tersebut. Apabila
konsentrasinya terlalu rendah maka larutan kaporit tersebut tidak cukup kuat untuk mematikan
kuman-kuman dalam kolam tersebut.
Refleksi
Pelajari materi tentang penerapan laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari. Unsur-unsur yang dinilai adalah
pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Penerapan laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari (pengaruh
konsentrasi)
Penerapan laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari (pengaruh luas
permukaan bidang sentuh)
Penerapan laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari (pengaruh
temperatur)
Setelah peserta didik mempelajari tentang penerapan laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari, peserta
didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan
profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan
hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Pertemuan 57
Katalis menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi meskipun dalam jumlah yang sedikit. Katalis
dalam industri sangat dibutuhkan untuk mengatur laju reaksi sehingga produknya dapat diperkirakan.
Beberapa contoh katalis yang digunakan dalam industri antara lain sebagai berikut.
a. Padatan vanadium oksida (V2O5) pada produksi asam sulfat.
b. Besi pada pembuatan amonia (proses Haber-Bosch) yang dapat mempercepat kesetimbangan.
c. Platinum pada industri konversi amonium ke asam nitrat atau pada industri pembuangan mesin
mobil untuk mengurangi mesin pencemar.
Sebagai contoh adalah platinum. Dalam industri, platinum berfungsi sebagai permukaan sehingga gas-
gas teradsorpsi, akibatnya tumbukan lebih banyak terjadi dan produk yang dihasilkan juga lebih banyak.
Meskipun dengan katalis memerlukan dua tahap reaksi, namun total energi yang diperlukan lebih
sedikit dibanding dengan tanpa katalis. Pada reaksi ion, hal ini karena reaksi tanpa katalis terjadi antara
dua ion dengan muatan sama, sedangkan jika ditambah katalis maka muatannya menjadi berlawanan.
Misalnya, logam transisi dan senyawanya memiliki bilangan oksidasi yang bervariasi sehingga mudah
untuk memberi dan menerima elektron.
Refleksi
Pelajari materi tentang penggunaan katalis dalam industri. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Contoh katalis dalam industri
Cara kerja katalis dalam industri
Penggunaan katalis dalam reaksi
Setelah peserta didik mempelajari tentang penggunaan katalis dalam industri, peserta didik diminta untuk
menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila
apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Asesmen
1. Asesmen Sikap
Asesmen sikap didasarkan pada hasil refleksi sikap peserta didik dan pengamatan guru dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dilakukan pada proses pembelajaran di setiap aktivitas pembelajaran.
3. Asesmen Keterampilan
a. Penilaian Berkelompok
Penilaian berkelompok berupa penilaian diskusi kelompok.
Rubrik Penilaian
Tabel 7.15 Rubrik Penilaian Diskusi Kelompok
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
1. Keaktifan diskusi
a. Aktif memberi masukan pemikiran
b. Mendengarkan pendapat orang lain
b. Penilaian Presentasi
Rubrik Penilaian
Tabel 7.17 Rubrik Penilaian Presentasi
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
1. Kelengkapan materi
2. Penulisan materi
3. Kemampuan presentasi
4. Keaktifan selama kegiatan presentasi
5. Sikap menghargai dan menghormati pendapat orang lain
c. Penilaian Praktikum
Rubrik Penilaian
Tabel 7.19 Rubrik Penilaian Praktikum
Penilaian
menyimpulkan
hipotesis, dan
dan Mencatat
Merumuskan
Menganalisis
Pengamatan
Melakukan
merancang
Merangkai
percobaan
Kelompok/ Jumlah
Data dan
masalah,
Nilai Keterangan
Data
Alat
Nama skor
I
A
B
C
II
D
E
...
*Perangkat tes ini diisi oleh guru/asisten lab
2. Pengayaan
Pengayaan bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan
soal yang berkaitan laju reaksi . Selain itu, dengan diberi pengayaan, akan dapat meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam memahami laju reaksi . Kegiatan pengayaan yang diberikan pada peserta didik dapat
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Pengayaan dilakukan setelah adanya evaluasi bab, dapat dilakukan di dalam atau di luar jam pelajaran.
b. Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang memiliki nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
c. Dengan tanya jawab, guru dan peserta didik membahas pengayaan yang diberikan.
d. Materi pengayaan dapat berupa Fakta Sains dalam bentuk artikel.
Sarana Prasarana
1. LCD proyektor.
2. Perangkat digital seperti internet, smartphone, laptop, dan komputer.
3. Lingkungan alam dan sosial sekitar sekolah.
4. Perangkat nondigital seperti papan tulis, spidol, dan penghapus.
5. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan praktikum (Aktivitas Sains).
a. Aktivitas Sains 8.1: tabung reaksi, gelas kimia, larutan FeCl3, larutan KSCN, air, dan Kristal
Na2HPO4.
b. Aktivitas Sains 8.2: gas N2O4 dan alat suntik untuk larutan.
c. Aktivitas Sains 8.3: gelas kimia, tabung reaksi tertutup, gas NO2, air, dan es batu.
Ketersediaan Materi
1. Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi: YA/TIDAK.
2. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami konsep: YA/
TIDAK.
(Jika memilih YA maka di dalam pembelajaran disediakan alternatif aktivitas sesuai kebutuhan peserta didik).
2. Media Pembelajaran
a. Slide PowerPoint yang berhubungan dengan materi kesetimbangan kimia.
b. Gambar yang menunjukkan kesetimbangan kimia.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan kesetimbangan kimia.
d. Buku teks pendukung materi, jurnal, majalah, surat kabar, dan internet yang berkaitan dengan
kesetimbangan kimia.
Model Pembelajaran
Guru memilih model pembelajaran yang diinginkaan sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar
yang ada, seperti model daring, luring, atau paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning). Pada
modul ini menggunakan model luring.
Pengaturan Pembelajaran
Pengaturan Peserta Didik Metode
• Individu • Diskusi
• Berpasangan • Demonstrasi
• Berkelompok • Simulasi
• Klasikal • Resprokal
(Guru dapat mengatur sesuai dengan jumlah peserta didik (Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan
di setiap kelasnya serta formasi yang diinginkan) beberapa metode yang diinginkan)
Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran tentang kesetimbangan kimia, manfaat apa yang didapat?
Dapatkah pengalaman pembelajaran ini memberikan nilai-nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari?
Pertanyaan Pemantik
Apa yang terlintas dalam benak kalian ketika mendengar kata kesetimbangan? Tahukah kalian, apa yang
dimaksud dengan kesetimbangan kimia? Dapatkah kalian menyebutkan faktor-faktor yang memengaruhi
pergeseran kesetimbangan?
Pertemuan 58
Refleksi
Pelajari materi tentang reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik
Ciri-ciri reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik
Contoh reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik
Setelah peserta didik mempelajari tentang reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik, peserta didik diminta
untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar
Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang
diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Berbagai reaksi yang dapat balik tidak semuanya dapat mencapai kesetimbangan. Untuk mencapai
kesetimbangan perlu beberapa syarat khusus, yaitu reaksinya bolak-balik, sistemnya tertutup, dan
bersifat dinamis.
Jenis Kesetimbangan Berdasarkan Wujudnya
Berdasarkan wujud zat yang ada dalam keadaan kesetimbangan, reaksi kesetimbangan terdiri atas dua
jenis, yaitu kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
a. Kesetimbangan Homogen
Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan yang di dalamnya terdapat zat-zat dengan wujud
yang sama. Reaktan maupun produk reaksinya dapat berupa sistem larutan atau gas.
Refleksi
Pelajari materi tentang keadaan kesetimbangan (jenis kesetimbangan berdasarkan wujudnya dan kesetimbangan
dinamis). Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan
tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Kesetimbangan homogen
Kesetimbangan heterogen
Kesetimbangan dinamis
Setelah peserta didik mempelajari tentang keadaan kesetimbangan (jenis kesetimbangan berdasarkan
wujudnya dan kesetimbangan dinamis), peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami.
Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari
pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 60
Zat Seorang ahli kimia Prancis, Henry Louis Le Chatelier (1850–1936) berpendapat sebagai berikut.
Jika pada sistem kesetimbangan diberikan suatu aksi maka sistem akan mengadakan reaksi sehingga pengaruh aksi
tersebut menjadi sekecil-kecilnya.
Pendapat tersebut dikenal dengan asas Le Chatelier.
Refleksi
Pelajari materi tentang pergeseran dan faktor-faktor kesetimbangan (pengaruh perubahan konsentrasi). Unsur-unsur
yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen
produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengaruh perubahan konsentrasi terhadap pergeseran
kesetimbangan
Percobaan tentang pengaruh perubahan konsentrasi terhadap
pergeseran kesetimbangan
Data percobaan tentang pengaruh perubahan konsentrasi
terhadap pergeseran kesetimbangan
Setelah peserta didik mempelajari tentang pergeseran dan faktor-faktor kesetimbangan (pengaruh pe-
rubahan konsentrasi), peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik
juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran
ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Sistem kesetimbangan, jika volume diperbesar maka konsentrasi setiap zat dalam sistem itu akan
berkurang. Dengan demikian, sistem akan mengadakan reaksi dengan menggeser kesetimbangan ke
arah zat yang jumlah koefisiennya lebih besar.
Pengaruh perubahan konsentrasi terhadap kesetimbangan, yaitu sebagai berikut.
a. Jika volume diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya
lebih besar.
b. Jika volume diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya
lebih kecil.
Refleksi
Pelajari materi tentang pergeseran dan faktor-faktor kesetimbangan (pengaruh perubahan volume). Unsur-unsur yang
dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengaruh perubahan volume terhadap pergeseran kesetimbangan
Percobaan tentang pengaruh perubahan volume terhadap
pergeseran kesetimbangan
Data percobaan tentang pengaruh perubahan volume terhadap
pergeseran kesetimbangan
Setelah peserta didik mempelajari tentang pergeseran dan faktor-faktor kesetimbangan (pengaruh pe-
rubahan volume), peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga
diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini.
Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 62
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh data bahwa pada saat gas N2O4 dimasukkan ke
dalam alat suntik terjadi kesetimbangan dengan reaksi sebagai berikut.
N2O4(g) ↔ 2 NO2(g)
Tidak berwarna Merah cokelat
Ketika tekanan diperbesar, gas NO2 menjadi berkurang. Hal ini dapat dilihat dari warna cokelat
merah yang makin memudar. Hal itu disebabkan karena koefisien gas NO2 lebih besar sehingga
kesetimbangan bergeser ke kiri atau ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih kecil.
Pengaruh perubahan konsentrasi terhadap kesetimbangan, yaitu sebagai berikut.
a. Jika tekanan diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisien
molarnya lebih kecil.
b. Jika tekanan diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya
lebih besar.
Refleksi
Pelajari materi tentang pergeseran dan faktor-faktor kesetimbangan (pengaruh perubahan tekanan). Unsur-unsur yang
dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengaruh perubahan tekanan terhadap pergeseran kesetimbangan
Percobaan tentang pengaruh perubahan tekanan terhadap
pergeseran kesetimbangan
Data percobaan tentang pengaruh perubahan tekanan terhadap
pergeseran kesetimbangan
Setelah peserta didik mempelajari tentang pergeseran dan faktor-faktor kesetimbangan (pengaruh pe-
rubahan tekanan), peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik
juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran
ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Pertemuan 63
Refleksi
Pelajari materi tentang pergeseran dan faktor-faktor kesetimbangan (pengaruh perubahan temperatur). Unsur-unsur
yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen
produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengaruh perubahan temperatur terhadap pergeseran
kesetimbangan
Percobaan tentang pengaruh perubahan tekanan temperatur
terhadap pergeseran kesetimbangan
Data percobaan tentang pengaruh perubahan tekanan temperatur
terhadap pergeseran kesetimbangan
Pengaruh katalis terhadap pergeseran kesetimbangan
Setelah peserta didik mempelajari tentang pergeseran dan faktor-faktor kesetimbangan (pengaruh pe-
rubahan temperatur dan katalis), peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami.
Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari
pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada
guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 64
Pada sistem kesetimbangan, tidak terjadi perubahan makroskopis dan konsentrasi komponen-kom-
ponen zat dalam sistem tersebut tetap. Jadi, konsentrasi komponen dapat berubah jika salah satu zat
dalam sistem diubah.
Dalam keadaan setimbang, pada suatu reaksi terdapat hubungan yang erat antara konsentrasi
reaktan dengan konsentrasi produk. Keadaan tersebut telah diselidiki oleh para ahli kimia melalui
percobaan yang menampilkan data berbagai konsentrasi yang berbeda, pada suatu reaksi setimbang.
Untuk menuliskan tetapan kesetimbagan dari sistem kesetimbangan heterogen, konsentrasi zat
yang berwujud padat (s) dan zat cair murni (l) tidak dituliskan. Hal itu disebabkan karena zat yang
berwujud padat dan zat cair murni tidak mempunyai konsentrasi.
Pada saat kesetimbangan, gas-gas A, B, C, dan D bercampur dalam suatu ruangan tertentu dan
menimbulkan tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan total yang ditimbulkan oleh campuran gas-
gas tersebut. Setiap gas mempunyai tekanan parsial (tekanan bagian), yaitu tekanan yang ditimbulkan
apabila gas itu sendiri berada dalam ruangan. Jika tekanan total adalah P total dan tekanan parsial gas
adalah PA, PB, PC, dan PD, maka:
Jika m, n, p, dan q merupakan mol zat A, B, C, dan D pada keadaan setimbang maka dapat dicari
tekanan parsial dari masing-masing zat, yaitu dengan persamaan sebagai berikut.
Hubungan Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan Konsentrasi (KC) dengan Tekanan Parsial (KP)
Hubungan tekanan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (KC) dengan tekanan parsial (KP) dapat
kalian pahami melalui persamaan gas ideal.
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa besarnya tetapan kesetimbangan tekanan
parsial akan berbanding lurus dengan harga tetapan kesetimbangan konsentrasi.
Disosiasi
Disosiasi merupakan reaksi penguraian suatu zat menjadi zat-zat lain yang lebih sederhana. Reaksi
disosiasi adalah suatu reaksi setimbang dalam suatu sistem yang tertutup, yakni sebuah zat terurai
menjadi beberapa zat.
Untuk mengetahui berapa bagian zat yang terdisosiasi digunakan derajat disosiasi (α). Rumus
persamaan derajat disosiasi dapat dilihat sebagai berikut.
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi
Tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan parsial
Hubungan tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi
dengan tekanan parsial
Disosiasi
Setelah peserta didik mempelajari tentang hukum kesetimbangan, peserta didik diminta untuk menuliskan
materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang
dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku
catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 65
Reaksi kesetimbangan banyak ditemukan pada proses kimia dalam industri. Permasalahan yang
dihadapi oleh suatu industri adalah bagaimana memperoleh hasil yang berkualitas tinggi dalam jumlah
yang banyak dengan menggunakan proses yang efisien dan efektif. Untuk memecahkan masalah
tersebut, pengetahuan tentang kesetimbangan kimia sangat dibutuhkan oleh beberapa industri kimia,
misalnya industri pembuatan amonia dan asam sulfat.
Pembuatan Amonia
Proses pembuatan amonia ditemukan pertama kali oleh Fritz Haber (1868–1934) yang berkebangsaan
Jerman, kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Carl Bosch (1874– 1940) dari Jerman. Oleh sebab
itu, pembuatan amonia melalui reaksi antara gas N2 dan gas H2 dikenal dengan proses Haber-Bosch.
Berdasarkan asas Le Chatelier, untuk mendapatkan hasil NH3 yang banyak, pada reaksi itu harus
digunakan temperatur yang rendah dan tekanan yang tinggi. Dengan demikian, kesetimbangan akan
bergeser ke arah NH3. Akan tetapi, pada kenyataannya reaksi berjalan lambat pada temperatur biasa,
meskipun telah digunakan katalis oksida besi (FeO). Hal ini disebabkan energi ikatan N≡N sangat
besar. Oleh sebab itu, setelah dilakukan penghitungan yang teliti, digunakan temperatur reaksi antara
400 °C–500 °C dan tekanan 100 MPa (megapascal = 1 juta pascal) agar reaksi berjalan lebih cepat,
meskipun jumlah NH3 yang dihasilkan agak berkurang.
Produksi amonia umumnya digunakan untuk pembuatan pupuk sintesis. Misalnya pupuk
amonium sulfat, pupuk urea, pupuk asam nitrat, dan senyawa-senyawa nitrogen lainnya.
Pembuatan Asam Sulfat
Produksi asam sulfat secara besar-besaran dapat dihasilkan melalui proses kontak. Pada pembuatan
asam sulfat menurut proses kontak, bahan yang digunakan adalah belerang murni yang dibakar di udara.
Berdasarkan asas Le Chatelier, untuk mendapatkan hasil SO3 dalam jumlah besar maka pem-
buatannya harus dilakukan pada temperatur rendah dan tekanan tinggi agar kesetimbangan bergeser
ke arah SO3. Akan tetapi, reaksi tidak dapat berlangsung pada temperatur rendah. Reaksi baru dapat
berlangsung pada temperatur 400 °C.
Penggunaan katalis vanadium pentaoksida (V2O5) sangat cocok dalam reaksi pembuatan asam
sulfat karena reaksi dapat berlangsung dengan baik, yaitu 98% sempurna dan tidak memerlukan
tekanan tinggi. Sebelumnya, katalis platina (Pt) pernah digunakan. Akan tetapi, katalis platina tersebut
ternyata teracuni dan menjadi tidak aktif.
Refleksi
Pelajari materi tentang kesetimbangan dalam industri. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
(asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Kesetimbangan dalam industri
Pembuatan amonia
Pembuatan asam sulfat
Setelah peserta didik mempelajari tentang kesetimbangan dalam industri, peserta didik diminta untuk
menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila
apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Asesmen
1. Asesmen Sikap
Asesmen sikap didasarkan pada hasil refleksi sikap peserta didik dan pengamatan guru dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dilakukan pada proses pembelajaran di setiap aktivitas pembelajaran.
2. Asesmen Pengetahuan
Asesmen pengetahuan dalam pembelajaran Kimia SMA/MA kelas XI dibagi menjadi dua, yaitu penilaian
tugas serta penilaian uji kompetensi dan penilaian semester.
a. Penilaian Tugas
Pada buku peserta didik terdapat tugas pendukung untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik
berikut format penilaian tugas yang dapat digunakan.
Tabel 8.9 Penilaian Tugas
Tugas Diselesaikan Tidak Diselesaikan Nilai
Tugas yang ada di Bab VIII
Soal Tantangan yang ada di Bab VIII
3. Asesmen Keterampilan
a. Penilaian Berkelompok
Penilaian berkelompok berupa penilaian diskusi kelompok.
Rubrik Penilaian
Tabel 8.11 Rubrik Penilaian Diskusi Kelompok
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
1. Keaktifan diskusi
a. Aktif memberi masukan pemikiran
b. Mendengarkan pendapat orang lain
2. Kreatifitas diskusi
a. Kreatif dan inovasi dalam diskusi
b. Ide/gagasan adalah original
3. Kualitas hasil diskusi
a. Hasil runtut dan logis
b. Pengumpulan hasil diskusi
b. Penilaian Presentasi
Rubrik Penilaian
Tabel 8.13 Rubrik Penilaian Presentasi
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
1. Kelengkapan materi
2. Penulisan materi
3. Kemampuan presentasi
4. Keaktifan selama kegiatan presentasi
5. Sikap menghargai dan menghormati pendapat orang lain
c. Penilaian Praktikum
Rubrik Penilaian
Tabel 8.15 Rubrik Penilaian Praktikum
Penilaian menyimpulkan
hipotesis, dan
dan Mencatat
Merumuskan
Menganalisis
Pengamatan
Melakukan
merancang
Merangkai
percobaan
Kelompok/ Jumlah
Data dan
masalah,
Nilai Keterangan
Data
Alat
Nama skor
I
A
B
C
II
D
E
...
*Perangkat tes ini diisi oleh guru/asisten lab
2. Pengayaan
Pengayaan bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan
soal yang berkaitan kesetimbangan kimia. Selain itu, dengan diberi pengayaan, akan dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam memahami kesetimbangan kimia. Kegiatan pengayaan yang diberikan
pada peserta didik dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Pengayaan dilakukan setelah adanya evaluasi bab, dapat dilakukan di dalam atau di luar jam pelajaran.
b. Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang memiliki nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
c. Dengan tanya jawab, guru dan peserta didik membahas pengayaan yang diberikan.
d. Materi pengayaan dapat berupa Fakta Sains dalam bentuk artikel.
Proyek
Pemahaman kalian mengenai laju reaksi semakin bertambah, bukan? Dalam kehidupan sehari-hari
kalian sering menerapkan prinsip laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satu
contohnya ketika kalian ingin memasak daging (daging sapi atau daging kambing) agar lebih cepat
lunak (empuk) maka perlu ditambahkan suatu katalis. Beberapa katalis yang dapat digunakan untuk
melunakkan daging antara lain pepaya dan nanas.
Sarana Prasarana
1. LCD proyektor.
2. Perangkat digital seperti internet, smartphone, laptop, dan komputer.
3. Lingkungan alam dan sosial sekitar sekolah.
4. Perangkat nondigital seperti papan tulis, spidol, dan penghapus.
5. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan praktikum (Aktivitas Sains).
a. Aktivitas Sains 9.1: cawan porselen dan mortal, corong, kertas saring, pengaduk, tabung reaksi,
pipet tetes, erlenmeyer, air suling, larutan cuka, air kapur, serta bunga sepatu atau bunga hydrangea.
b. Aktivitas Sains 9.2: tabung reaksi dan rak, pita indikatoruniversal, larutan HCl 0,1 M, larutan
CH3COOH 0,1 M, air suling, larutan NaOH 0,1 M, dan larutan NH3 0,1 M.
Ketersediaan Materi
1. Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi: YA/TIDAK.
2. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami konsep: YA/
TIDAK.
(Jika memilih YA maka di dalam pembelajaran disediakan alternatif aktivitas sesuai kebutuhan peserta didik).
2. Media Pembelajaran
a. Slide PowerPoint yang berhubungan dengan materi larutan asam basa.
b. Gambar yang menunjukkan larutan asam basa.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan larutan asam basa.
d. Buku teks pendukung materi, jurnal, majalah, surat kabar, dan internet yang berkaitan dengan larutan
asam basa.
Model Pembelajaran
Guru memilih model pembelajaran yang diinginkaan sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar
yang ada, seperti model daring, luring, atau paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning). Pada
modul ini menggunakan model luring.
Pengaturan Pembelajaran
Pengaturan Peserta Didik Metode
• Individu • Diskusi
• Berpasangan • Demonstrasi
• Berkelompok • Simulasi
• Klasikal • Resprokal
(Guru dapat mengatur sesuai dengan jumlah peserta didik (Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan
di setiap kelasnya serta formasi yang diinginkan) beberapa metode yang diinginkan)
Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran tentang larutan asam basa, manfaat apa yang didapat?
Dapatkah pengalaman pembelajaran ini memberikan nilai-nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari?
Pertanyaan Pemantik
Apa yang terlintas dalam benak kalian ketika mendengar kata asam dan basa? Tahukah kalian, apa yang
dimaksud dengan larutan asam basa? Dapatkah kalian menyebutkan contoh larutan asam dan basa yang
ada dalam kehidupan hari-hari?
2. Kegiatan Pengajaran
Untuk menguasai materi pada Bab IX ini, memerlukan 9 kali pertemuan, yaitu pertemuan minggu ke-66
sampai dengan ke-74.
terion hampir sempurna, sedangkan basa lemah terion tidak sempurna. Penulisan reaksi pengionan
untuk basa kuat sama dengan penulisan pengionan asam kuat dan penulisan pengionan basa lemah
sama dengan penulisan pengionan asam lemah.
Senyawa basa dalam air akan terion menghasilkan ion OH−. Dengan demikian, sifat basa
disebabkan adanya ion OH−. Ion OH− inilah sebagai pembawa sifat basa. Jumlah ion OH− yang
dilepaskan oleh basa disebut valensi basa.
Teori asam basa Arrhenius merupakan teori asam basa yang pertama kali dapat diterima. Akan
tetapi, teori ini memiliki beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut.
a. Hanya dapat menjelaskan sifat asam basa apabila suatu zat dilarutkan dalam air.
b. Tidak dapat menjelaskan sifat basa amonia dan natrium karbonat yang tidak mengandung ion
OH–, namun dapat menghasilkan ion OH– ketika dilarutkan dalam air.
Refleksi
Pelajari materi tentang perkembangan konsep asam basa (teori asam basa menurut Arrhenius). Unsur-unsur yang
dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian asam dan basa menurut Arrhenius
Contoh dan nama senyawa asam dan basa
Reaksi pengionan asam dan basa
Valensi asam dan basa
Setelah peserta didik mempelajari tentang perkembangan konsep asam basa (teori asam basa menurut
Arrhenius), peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga
diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini.
Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Pertemuan 67
Secara umum, teori asam basa Brønsted dan Lowry berlaku hal berikut.
Teori asam basa Bronsted-Lowry memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan teori asam basa
Bronsted-Lowry antara lain sebagai berikut.
a. Dapat menjelaskan sifat asam basa zat pada pelarut dan larutan selain air, bahkan tanpa pelarut.
b. Dapat menjelaskan sifat asam basa kation dan anion.
c. Dapat menjelaskan zat yang dapat bersifat amfiprotik atau amfoter, yaitu dapat berupa asam atau
basa.
Adapun kekurangan teori asam basa Bronsted-Lowry, yaitu teori ini tidak dapat menjelaskan sifat
asam basa yang tidak melibatkan transfer proton.
Refleksi
Pelajari materi tentang perkembangan konsep asam basa (teori asam basa menurut Brønsted-Lowry). Unsur-unsur yang
dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian asam dan basa menurut Brønsted-Lowry
Pasangan asam basa konjugasi
Contoh dan nama senyawa asam dan basa Brønsted-Lowry
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 68
Teori Asam basa Lewis merupakan penyempurnaan dari teori asam basa Bronsted-Lowry. Hal ini
dikarenakan teori asam basa Bronsted-Lowry tidak dapat menjelaskan sifat asam basa yang tidak
melibatkan transfer proton.
Pada tahun 1923, Gillbert Newton Lewis mengemukakan konsep tentang asam dan basa. Asam
adalah senyawa yang dapat menerima pasangan elektron dari senyawa lain sehingga membentuk
ikatan kovalen koordinasi. Contohnya BF3, FeCl3, dan AlCl3 yang menunjukkan sifat asam dalam
reaksi. Basa adalah senyawa yang dapat memberi pasangan elektron. Contohnya NH3, H2O, dan CN–
yang menunjukkan sifat basa dalam reaksi. Reaksi asam basa menurut Lewis sebagai berikut.
Teori asam basa Lewis memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan teori asam basa Lewis
antara lain sebagai berikut.
a. Dapat menjelaskan sifat asam basa yang tidak melibatkan transfer proton.
b. Dapat menjelaskan sifat asam basa, oksida asam, dan oksida basa.
c. Dapat menjelaskan sifat asam basa molekul senyawa yang memiliki pasangan elektron bebas.
d. Dapat menjelaskan sifat asam basa zat organik, seperti protein dan DNA.
Adapun kekurangan teori asam basa Lewis, yaitu teori ini hanya dapat menjelaskan sifat asam
basa zat atau ion yang mencapai kaidah oktet atau kestabilan saja.
Refleksi
Pelajari materi tentang perkembangan konsep asam basa (teori asam basa menurut Lewis). Unsur-unsur yang dinilai
adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian asam dan basa menurut teori Lewis
Contoh nama senyawa asam dan basa menurut teori Lewis
Kelebihan dan kekurangan teori Lewis
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 69
Untuk mengenali suatu zat apakah bersifat asam atau basa kita tidak boleh memegang atau mencicipinya,
karena akan sangat berbahaya. Contohnya asam sulfat (H2SO4), yang dalam kehidupan sehari-hari
digunakan sebagai accu zuur (air aki). Jika tangan atau kulit terkena asam sulfat akan melepuh seperti
luka bakar dan bila mata yang terkena akan buta. Contoh lain, misalnya natrium hidroksida (NaOH)
merupakan basa yang banyak digunakan untuk membersihkan saluran air bak cuci. Jika tangan atau
kulit terkena natrium hidroksida akan terasa gatal-gatal dan tangan mudah terluka atau iritasi.
Cara yang tepat untuk menentukan sifat asam dan sifat basa adalah dengan menggunakan zat
penunjuk yang disebut indikator. Apa yang kalian ketahui tentang indikator asam basa? Indikator asam
basa adalah zat yang dapat berbeda warna jika berada dalam lingkungan asam atau lingkungan basa.
Ada beberapa jenis indikator yang dapat digunakan untuk membedakan antara larutan yang bersifat
asam dengan larutan yang bersifat basa, yaitu indikator alami, kertas lakmus, dan larutan indikator.
Indikator asam basa dapat dibuat secara sintesis (buatan) maupun secara alami. Di alam,
banyak ditemukan tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan indikator asam basa. Mahkota bunga-
bunga berwarna, daun, kubis, kunyit, wortel, dan bit dapat digunakan sebagai indikator alami untuk
membedakan antara larutan yang bersifat asam dengan larutan yang bersifat basa.
Ekstrak bunga dapat bertindak sebagai indikator karena dapat berubah warna sesuai dengan ling-
kungannya. Untuk melihat perubahan warna indikator dari ekstrak kol merah, amati gambar berikut.
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian indikator asam basa
Indikator alami dan contohnya
Percobaan tentang pembuatan indikator alami
Data tentang pembuatan indikator alami
Setelah peserta didik mempelajari tentang indikator asam basa (indikator alami), peserta didik diminta
untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pan-
casila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diper-
oleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 70
Kertas Lakmus
Kertas lakmus merupakan salah satu jenis indikator buatan (sintesis) yang sering digunakan di
laboratorium kimia. Kertas lakmus yang umum digunakan sebagai indikator asam basa ialah kertas
lakmus merah dan kertas lakmus biru.
Tabel berikut menyajikan hasil pengujian perubahan warna kertas lakmus dalam larutan zat-zat
yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Larutan yang dapat mengubah warna lakmus biru menjadi merah bersifat asam dan larutan yang
mengubah warna lakmus merah menjadi biru bersifat basa, sedangkan yang tidak mengubah warna
lakmus bersifat netral. Sifat larutan terhadap kertas lakmus sebagai berikut.
a. Larutan asam memerahkan lakmus biru.
b. Larutan basa membirukan lakmus merah.
c. Larutan netral tidak mengubah warna lakmus.
Larutan Indikator
Larutan indikator merupakan salah satu jenis indikator buatan (sintesis) selain kertas lakmus. Larutan
indikator yang sering digunakan di laboratorium kimia adalah fenolftalein, metil merah, metil jingga,
dan bromtimol biru. Tabel berikut merupakan hasil pengujian perubahan warna beberapa larutan
indikator dalam larutan asam dan larutan basa.
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian kertas lakmus
Perubahan warna kertas lakmus dalam larutan asam dan basa
Perbedaan sifat larutan terhadap kertas lakmus
Pengertian larutan indikator
Larutan indikator dan perubahan warnanya dalam larutan asam
dan larutan basa
Setelah peserta didik mempelajari tentang indikator asam basa (kertas lakmus dan larutan indikator),
peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menulis-
kan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, lapor-
kan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Apabila persamaan di atas diselesaikan dengan mensubstitusikan α pada [H+] maka akan diperoleh
nilai α seperti berikut.
Dengan cara yang sama seperti pada asam lemah akan diperoleh:
Refleksi
Pelajari materi tentang pH larutan asam dan basa (kekuatan larutan asam dan larutan basa). Unsur-unsur yang
dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Kekuatan larutan asam dan larutan basa
Derajat pengionan
Tetapan kesetimbangan pengionan asam lemah
Tetapan kesetimbangan pengionan basa lemah
Derajat pengionan asam lemah
Derajat pengionan basa lemah
Setelah peserta didik mempelajari tentang pH larutan asam dan basa (kekuatan larutan asam dan larutan
basa), peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta
menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian,
laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Pertemuan 72
Air bersifat netral karena [H+] = [OH–] = 10–7 sehingga pH = pOH = 7. Seperti tetapan kesetimbangan
lainnya hasil kali ion dan air terion dengan berbagai temperatur.
Untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan digunakan standar eksponen ion
hidrogen atau pH yang dinyatakan dengan angka 0 sampai 14. Derajat keasaman atau pH dapat
dituliskan dengan diagram seperti gambar berikut.
Refleksi
Pelajari materi tentang tetapan kesetimbangan pengionan air dan eksponen ion hidrogen. Unsur-unsur yang dinilai
adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Tetapan kesetimbangan pengionan air
Eksponen ion hidrogen
Setelah peserta didik mempelajari tentang tetapan kesetimbangan pengionan air dan eksponen ion
hidrogen, peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta
menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian,
laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 73
Penentuan pH
Ada beberapa cara untuk mengetahui pH larutan, yaitu dengan menggunakan larutan indikator,
indikator universal, dan pH meter.
a. Penentuan pH Menggunakan Larutan Indikator
Biasanya, di laboratorium tersedia beberapa jenis larutan indikator. Beberapa jenis indikator dapat
dilihat pada gambar berikut.
Batas-batas pH ketika indikator mengalami perubahan warna disebut trayek pH atau trayek perubahan
warna indikator. Dengan mengenali warna trayek pH dari beberapa jenis indikator, kita dapat dengan
mudah memperkirakan pH suatu larutan.
b. Penentuan pH Menggunakan Indikator Universal
Indikator universal dapat digunakan untuk mengetahui besar pH larutan. Penggunaan indikator uni-
versal ini sangat sederhana, yaitu dengan cara dicelupkan pada larutan atau ditetesi dengan larutan yang
akan diukur pH-nya, kemudian bandingkan perubahan warna yang terjadi pada peta warna yang tersedia.
Refleksi
Pelajari materi penentuan pH larutan. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen
proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Penentuan pH larutan dengan menggunakan larutan indikator
Penentuan pH larutan dengan menggunakan indikator universal
Penentuan pH larutan dengan menggunakan pH meter melalui
percobaan
Setelah peserta didik mempelajari tentang penentuan pH larutan, peserta didik diminta untuk menuliskan
materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang
dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku
catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 74
Basa Kuat
Refleksi
Pelajari materi tentang pH larutan asam kuat dan basa kuat serta pH larutan asam lemah dan basa lemah. Unsur-
unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas
(asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
pH larutan asam kuat
pH larutan basa kuat
pH larutan asam lemah
pH larutan basa lemah
Setelah peserta didik mempelajari tentang pH larutan asam kuat dan basa kuat serta pH larutan asam
lemah dan basa lemah, peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik
juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran
ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Asesmen
1. Asesmen Sikap
Asesmen sikap didasarkan pada hasil refleksi sikap peserta didik dan pengamatan guru dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dilakukan pada proses pembelajaran di setiap aktivitas pembelajaran.
2. Asesmen Pengetahuan
Asesmen pengetahuan dalam pembelajaran Kimia SMA/MA kelas XI dibagi menjadi dua, yaitu penilaian
tugas serta penilaian uji kompetensi dan penilaian semester.
a. Penilaian Tugas
Pada buku peserta didik terdapat tugas pendukung untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik
berikut format penilaian tugas yang dapat digunakan.
Tabel 9.10 Penilaian Tugas
Tugas Diselesaikan Tidak Diselesaikan Nilai
Tugas yang ada di Bab IX
Soal Tantangan yang ada di Bab IX
c. Penilaian Praktikum
Rubrik Penilaian
Tabel 9.16 Rubrik Penilaian Praktikum
Penilaian
menyimpulkan
hipotesis, dan
dan Mencatat
Merumuskan
Menganalisis
Pengamatan
Melakukan
merancang
Merangkai
percobaan
Kelompok/ Jumlah
Data dan
masalah,
Nilai Keterangan
Data
Alat
Nama skor
I
A
menyimpulkan
hipotesis, dan
dan Mencatat
Merumuskan
Menganalisis
Pengamatan
Melakukan
merancang
Merangkai
percobaan
Kelompok/ Jumlah
Data dan
masalah,
Nilai Keterangan
Data
Alat
Nama skor
B
C
II
D
E
...
*Perangkat tes ini diisi oleh guru/asisten lab
Proyek
Indikator asam basa merupakan salah satu bahan penting yang digunakan dalam praktikum kimia di
laboratorium. Dalam laboratorium kimia, indikator asam basa yang biasa digunakan adalah indikator
buatan dan indikator alami. Indikator buatan ialah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium
atau pabrik kimia. Adapun indikator alami, yaitu bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya
dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alami yang umum digunakan adalah tumbuhan yang
berwarna mencolok berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.
Tahukah kalian, indikator alami dapat dibuat secara sederhana. Kalian dapat melakukan percobaan
untuk membuat indikator asam basa dari ekstrak bahan alami serta menentukan sifat larutan dengan
indikator alami yang akan kalian buat. Alat dan bahan yang perlu kalian siapkan antara lain lumpang
dan alu (alat penumbuk), tabung reaksi, pipet tetes, bunga kamboja merah dan kulit manggis, cuka, air
kapur, air sabun, air jeruk, dan air biasa. Adapun langkah kerjanya, yaitu sebagai berikut.
1. Menggerus beberapa helai mahkota bunga kamboja merah dengan menggunakan lumpang dan
alu sampai halus, kemudian tambahkan air sekitar 6 mL. Ulangi langkah ini untuk kulit manggis.
2. Menuangkan 1 mL setiap ekstrak (bunga kamboja merah dan kulit manggis) ke dalam tabung reaksi.
3. Menambahkan cuka pada setiap tabung reaksi yang berisi ekstrak bunga kamboja merah dan kulit
manggis dengan menggunakan pipet tetes.
4. Menggoyangkan tabung dan mengamati perubahan warna yang terjadi, kemudian catat hasilnya.
5. Ulangi langkah 2 sampai 4 dengan menggunakan air kapur, air sabun, air jeruk, dan air biasa.
Tuliskan hasil percobaan dalam bentuk laporan sederhana! Buatlah laporan tersebut semaksimal
mungkin dan lengkapi dengan gambar-gambar hasil praktikum agar lebih menarik! Kumpulkan hasil
laporan yang kalian buat kepada guru pembimbing untuk diberikan penilaian!
Sarana Prasarana
1. LCD proyektor.
2. Perangkat digital seperti internet, smartphone, laptop, dan komputer.
3. Lingkungan alam dan sosial sekitar sekolah.
4. Perangkat nondigital seperti papan tulis, spidol, dan penghapus.
5. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan praktikum (Aktivitas Sains).
a. Aktivitas Sains 10.1: plat tetes atau kaca arloji, pipet tetes, kertas lakmus merah dan biru, larutan
NaCl 0,1 M, larutan NH4Cl 0,1 M, larutan CH3COONa 0,1 M, larutan Na2CO3 0,1 M, larutan
Al2(SO4)3 0,1 M, larutan CH3COONH4 0,1 M, serta larutan NH4CN 0,1 M.
b. Aktivitas Sains 10.2: tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, larutan CH3COOH 0,1 M,
larutan CH3COONa 0,1 M, larutan NaOH 0,1 M, larutan HCl 0,1 M, akuades (air murni), dan
indikator universal atau larutan indikator universal.
c. Aktivitas Sains 10.3: gelas ukur 10 mL, gelas ukur 100 mL, pipet tetes, Erlenmeyer, gelas kimia,
seperangkat peralatan buret, cuka dapur dengan berbagai macam merk (yang dipakai dengan
persentase asam asetat 25%), larutan NaOH 0,1 M (sudah distandarisasi), air distilasi, dan
indikator fenolftalein.
d. Aktivitas Sains 10.4: tabung reaksi dan rak, gelas ukur, pipet tetes, batang pengaduk, larutan
kalsium klorida 0,05 M, larutan strontium klorida 0,05 M, larutan barium klorida 0,05 M, larutan
natrium karbonat 0,05 M, larutan natrium sulfat 0,05 M, larutan natrium oksalat 0,05 M, dan
larutan kalium kromat 0,05 M.
2. Media Pembelajaran
a. Slide PowerPoint yang berhubungan dengan materi kesetimbangan ion dalam larutan.
b. Gambar yang menunjukkan kesetimbangan ion dalam larutan.
c. Video pembelajaran yang berhubungan dengan kesetimbangan ion dalam larutan.
d. Buku teks pendukung materi, jurnal, majalah, surat kabar, dan internet yang berkaitan dengan
kesetimbangan ion dalam larutan.
Model Pembelajaran
Guru memilih model pembelajaran yang diinginkaan sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar
yang ada, seperti model daring, luring, atau paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning). Pada
modul ini menggunakan model luring.
Asesmen Pembelajaran
Menilai Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Jenis Asesmen
• Asesmen individu • Pengetahuan (lisan atau tertulis)
• Asesmen berpasangan • Keterampilan (praktik dan kinerja)
• Sikap (mandiri dan gotong royong)
• Portofolio
(Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan
beberapa asesmen yang sesuai)
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi dalam bab ini, kalian diharapkan mampu:
1. mengidentifikasi ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis;
2. mengukur dan menghitung pH larutan garam yang terhidrolisis;
3. menjelaskan tentang larutan penyangga dan sifat-sifatnya;
4. menghitung pH atau pOH larutan penyangga dengan menggunakan prinsip kesetimbangan;
5. menghitung pH larutan penyangga pada penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran;
6. menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari;
7. menjelaskan titrasi asam basa;
8. melakukan percobaan yang berkaitan dengan ritrasi asam basa;
9. menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut;
10. menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapan-nya.
Pemahaman Bermakna
Setelah peserta didik melakukan pembelajaran tentang kesetimbangan ion dalam larutan, manfaat apa
yang didapat? Dapatkah pengalaman pembelajaran ini memberikan nilai-nilai yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari?
Pertanyaan Pemantik
Tahukah kalian, beberapa jenis makanan seperti burger mengandung senyawa garam? Apa fungsi
senyawa garam tersebut? Adakah hubungannya dengan kesetimbangan ion dalam larutan? Sampo juga
mengandung larutan penyangga untuk menjaga pH kulit kepala dan rambut? Apa yang dimaksud dengan
larutan penyangga?
2. Kegiatan Pengajaran
Untuk menguasai materi pada Bab X ini, memerlukan 14 kali pertemuan, yaitu pertemuan minggu ke-75
sampai dengan ke-90.
Pertemuan 75
Bahasan mengenai stoikiometri dalam larutan telah kalian pelajari dalam reaksi antara asam dengan
basa. Reaksi asam dan basa dapat berupa asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat,
asam kuat dengan basa lemah, ataupun asam lemah dengan basa lemah. Reaksi asam lemah dengan
basa kuat atau basa lemah dengan asam kuat akan menghasilkan terjadinya kesetimbangan ion dalam
larutan garam. Jadi, garam terbentuk dari reaksi asam dengan basa.
Larutan garam ada yang bersifat netral, bersifat basa, dan bersifat asam. Sifat garam tersebut
dipengaruhi oleh basa pembentuk dan asam pembentuknya atau harga Ka dan Kb jika terbentuk dari
asam lemah dan basa lemah. Reaksi antara ion positif dan/atau ion negatif dari garam dengan air,
yang dikenal dengan hidrolisis. Hidrolisis menyebabkan perubahan pH dari larutan.
Garam Bersifat Netral
Contoh garam yang bersifat netral adalah NaCl. Dalam air, NaCl terion sebagai berikut.
Oleh karena ion Na+ dan ion Cl– tidak bereaksi dengan air maka konsentrasi ion H+ dan ion OH–
tidak mengalami perubahan. Akibatnya konsentrasi ion H+ tetap, yaitu 10–7 M, konsentrasi ion OH–
tetap, yaitu 10–7 M, pH larutan sama dengan 7, dan larutan bersifat netral. Garam yang bersifat netral
ini dapat dikatakan tidak terhidrolisis. Jadi, garam yang bersifat netral tidak bereaksi dengan air dan
dikatakan tidak terhidrolisis.
Refleksi
Pelajari materi tentang kesetimbangan ion dalam larutan garam (garam yang bersifat netral). Unsur-unsur yang
dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Sifat larutan garam
Contoh larutan garam
Garam yang bersifat netral
Setelah peserta didik mempelajari tentang kesetimbangan ion dalam larutan garam (garam yang bersifat
netral), peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta
menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian,
laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 76
Contoh garam yang bersifat asam adalah NH4Cl. Dalam air, garam NH4Cl terion sebagai berikut.
Dalam larutan, ion Cl– tidak bereaksi dengan air, sedangkan ion NH4+ dapat bereaksi dengan air
karena ion NH4+ bersifat asam, merupakan asam konjugasi dari NH3, dengan reaksi sebagai berikut.
Penentuan [H+]
Refleksi
Pelajari materi tentang kesetimbangan ion dalam larutan garam (garam yang bersifat asam). Unsur-unsur yang dinilai
adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Garam yang bersifat asam
Tetapan kesetimbangan hidrolisis garam bersifat asam
Penentuan nilai [H+] dari garam bersifat asam
Setelah peserta didik mempelajari tentang kesetimbangan ion dalam larutan garam (garam yang bersifat
asam), peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta
menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian,
laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 77
Contoh garam yang bersifat basa adalah CH3COONa. Dalam air, garam CH3COONa terion sebagai
berikut.
Reaksi tersebut menghasilkan OH– sehingga meningkatkan konsentrasi OH– dalam larutan. Akibatnya:
a. [H+] berkurang (lebih kecil daripada 10–7 M), karena diikat oleh ion CH3COO–;
b. [OH–] bertambah (lebih besar daripada 10–7 M), karena kesetimbangan bergeser ke kanan
(bergeser ke arah yang berkurang);
c. pH larutan lebih besar dari 7; dan
d. larutan bersifat basa.
Adapun NaOH adalah basa kuat sehingga ion Na+ tidak bereaksi dengan ion OH–. Berarti, garam
CH3COONa hanya mengalami hidrolisis sebagian dan disebut mengalami hidrolisis sebagian atau
hidrolisis parsial.
Penentuan Tetapan Hidrolisis (Kh)
Penentuan [OH–]
Refleksi
Pelajari materi tentang kesetimbangan ion dalam larutan garam (garam yang bersifat basa). Unsur-unsur yang dinilai
adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Garam yang bersifat basa
Tetapan kesetimbangan hidrolisis garam bersifat basa
Penentuan nilai [OH–] dari garam bersifat basa
Setelah peserta didik mempelajari tentang kesetimbangan ion dalam larutan garam (garam yang bersifat
basa), peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta
menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian,
laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 78
Dalam larutan, ion CH3COO– dari garam CH3COONH4 mengikat ion H+ dari air dan ion NH4+
dari garam CH3COONH4 mengikat ion OH– dari air. Ion CH3COO– bersifat basa (basa konjugasi
dari CH3COOH) dan ion NH4+ bersifat asam. Kedua ion tersebut bereaksi dengan air, yaitu sebagai
berikut.
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa harga [H+] tidak bergantung pada konsentrasi garam,
tetapi hanya bergantung pada harga Ka atau Kb, yaitu sebagai berikut.
a. Jika Ka = Kb, larutan bersifat netral maka [H+] = 10–7 ⇒ pH = –log 10–7 = 7
b. Jika Ka > Kb, larutan bersifat asam maka [H+] > 10–7 ⇒ pH < 7
c. Jika Ka < Kb, larutan bersifat basa maka [H+] < 10–7 ⇒ pH > 7
Beberapa jenis garam yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai berikut.
1. Natrium klorida (NaCl), digunakan sebagai penambah rasa asin dan pengawet alami. Makanan
olahan, daging asap, saus dan bumbu instan, makanan ringan, serta makanan kaleng cenderung
mengandung natrium klorida tinggi.
2. Natrium bikarbonat (NaHCO3) atau dikenal dengan soda kue (baking soda), digunakan sebagai
pengembang pada pembuatan roti dan obat antasid (penyakit maag atau tukak lambung)
3. Natrium nitrit (NaNO2), digunakan sebagai pengawet makanan olahan daging, misalnya sosis,
kornet, dan burger.
4. Natrium benzoat (C6H5COONa), digunakan sebagai pengawet makanan dan minuman, seperti
jus buah, kecap, margarin, mentega, selai, dan sirop buah. Natrium benzoat juga digunakan dalam
pem buatan minuman bersoda.
5. Kalsium sulfat (CaSO4.2H2O) setelah diubah menjadi gips (CaSO4.12H2O) atau gips bakar sebagai
bahan untuk menyangga tulang yang patah. Kalsium sulfat juga digunakan sebagai kapur tulis,
serta dalam bentuk hemihidrat lebih dikenal sebagai gipsum.
6. Kalium nitrat (KNO3), natrium nitrat (NaNO3), amonium sulfat ((NH4)2.SO4), amonium nitrat
(NH4NO3), dan amonium fosfat ((NH4)3PO4) digunakan untuk pupuk pertanian.
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah
Tetapan kesetimbangan hidrolisis dari asam lemah dan basa lemah
Penentuan nilai [H+] dan [OH–] dari asam lemah dan basa lemah
Jenis-jenis garam dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya
Setelah peserta didik mempelajari tentang garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah serta beberapa
jenis garam dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami.
Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari
pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 79
Dalam tubuh manusia terdapat larutan-larutan dengan pH sekitar 7,42 dan jika ditambah sedikit
asam atau basa, pH-nya hampir tidak berubah. Larutan tersebut misalnya air mata dan darah. Jika pH
banyak berubah akan berakibat fatal bagi kesehatan. Selain itu, dalam tubuh manusia terdapat banyak
proses kimia dan biologi yang sangat peka terhadap perubahan pH. Oleh sebab itu, sangat penting
menjaga pH tubuh agar tetap konstan. Larutan yang mempunyai pH tetap dan mampu menahan
perubahan pH jika ditambahkan sedikit asam atau basa disebut larutan penyangga atau larutan dapar
atau larutan buffer.
Secara umum, larutan penyangga dapat diperoleh dengan mencampurkan asam lemah dengan
garamnya dari basa kuat (basa konjugasinya) atau basa lemah dengan garamnya dari asam kuat (asam
konjugasinya). Sifat larutan yang terbentuk berbeda dari komponen-komponen pembentuknya.
Contoh:
1. Campuran CH3COOH(aq) dan CH3COONa(aq)
2. Campuran NH3(aq) dan NH4Cl(aq)
3. Campuran HCN(aq) dan NaCN(aq)
Sifat Larutan Penyangga
Sifat larutan penyangga (buffer) adalah memiliki kemampuan untuk mempertahankan perubahan
pH larutan. Artinya, apabila pada larutan ditambah sedikit asam atau sedikit basa maka pH larutan
tersebut tidak akan berubah. Jadi, penambahan sedikit asam atau basa pada larutan penyangga tidak
memengaruhi harga pH karena harga pH mengalami sedikit perubahan sehingga dapat diabaikan.
Refleksi
Pelajari materi tentang sifat larutan penyangga. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
(asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian larutan penyangga (buffer)
Contoh larutan penyangga (buffer)
Sifat larutan penyangga (buffer)
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 80
Dalam larutan penyangga, dapat ditentukan konsentrasi ion H+ dan ion OH–, berdasarkan pada asam
lemah dan basa lemah pembentuknya. Untuk mempelajari larutan penyangga, dapat dilakukan dengan
mereaksikan pembentuknya, yaitu asam lemah dengan basa kuat dan basa lemah dengan asam kuat.
Larutan Penyangga dari Asam Lemah dan Basa Konjugasinya
Refleksi
Pelajari materi tentang penentuan [H+] dan [OH–] larutan penyangga. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman
tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Larutan penyangga dari asam lemah dan basa konjugasinya
Larutan penyangga dari basa lemah dan asam konjugasinya
Penentuan [H+] dan [OH–] larutan penyangga
Setelah peserta didik mempelajari tentang penentuan [H+] dan [OH–] larutan penyangga, peserta didik
diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pe-
lajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang
diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 81
Larutan penyangga memiliki peranan atau fungsi dalam kehidupan. Beberapa fungsi larutan penyangga
antara lain sebagai berikut.
Larutan Penyangga dalam Darah
Darah juga mengandung sistem penyangga karena beberapa alasan berikut.
a. pH darah umumnya sekitar 7,4.
b. Jika pH darah selisih 0,5 saja, akan menyebabkan ketidaksadaran atau kondisi koma.
Selain dalam darah, larutan penyangga ditemukan pada air liur, usus, dan enzim.
Larutan Penyangga dalam Industri
Larutan penyangga digunakan dalam berbagai bidang industri, seperti industri farmasi, industri
fotografi, dan zat warna. Dalam industri farmasi, larutan penyangga digunakan untuk pembuatan
obat-obatan, agar obat tersebut mempunyai pH tertentu dan tidak mengalami perubahan pH.
Beberapa peralatan rumah tangga menggunakan cara kerja larutan penyangga, di antaranya sebagai
berikut.
a. Pada sampo, larutan penyangga digunakan untuk menjaga kebasaan agar tidak mencederai mata.
b. Pada lotion bayi, larutan penyangga menjaga pH supaya tetap 6 untuk mencegah perkembangbiakan
bakteri.
c. Sistem penyangga juga ditemukan pada tetes mata dan serbuk pencuci.
Larutan penyangga juga ditemukan dalam biokimia, bakteriologi, dan kimia analisis.
Refleksi
Pelajari materi tentang fungsi larutan penyangga. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
(asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Fungsi larutan penyangga dalam darah
Fungsi larutan penyangga dalam industri
Setelah peserta didik mempelajari tentang fungsi larutan penyangga, peserta didik diminta untuk
menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila
apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 82
Titrasi merupakan cara analisis tentang pengukuran jumlah larutan yang dibutuhkan untuk bereaksi
secara tepat dengan zat yang terdapat dalam larutan lain. Jika salah satu larutan diketahui konsentrasinya
maka konsentrasi larutan lain dapat dihitung. Larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dinamakan
larutan standar. Analisis yang berkaitan dengan volume larutan pereaksi disebut analisis volumetri.
Refleksi
Pelajari materi tentang titik ekuivalen dan titik akhir titrasi serta langkah-langkah melakukan titrasi asam basa.
Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas
(asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian titrasi asam basa
Titik ekuivalen dan titik akhir titrasi
Langkah-langkah melakukan titrasi asam basa
Setelah peserta didik mempelajari tentang titik ekuivalen dan titik akhir titrasi serta langkah-langkah
melakukan titrasi asam basa, peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami.
Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari
pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada
guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 83
Ketika titrasi dilakukan maka akan terjadi perubahan pH pada larutan yang diselidiki konsentrasinya
atau pada larutan yang terdapat dalam labu erlenmeyer. Bagaimana perubahan pH-nya? Jika larutan
standar atau larutan dalam buret merupakan basa maka pH akan naik, tetapi jika larutan standar
merupakan asam maka pH larutan akan turun. Banyaknya larutan standar yang diteteskan dikaitkan
dengan perubahan pH dalam satu diagram apabila dihubungkan akan diperoleh suatu kurva. Kurva
inilah yang dinamakan kurva titrasi.
Refleksi
Pelajari materi tentang titrasi asam kuat oleh basa kuat. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
(asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Titrasi asam kuat oleh basa kuat
Kurva titrasi asam kuat oleh basa kuat
Setelah peserta didik mempelajari tentang titrasi asam kuat oleh basa kuat, peserta didik diminta untuk
menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila
apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Refleksi
Pelajari materi tentang titrasi asam lemah oleh basa kuat. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Titrasi asam lemah oleh basa kuat
Kurva titrasi asam lemah oleh basa kuat
Setelah peserta didik mempelajari tentang titrasi asam lemah oleh basa kuat, peserta didik diminta untuk
menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila
apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 85
Titrasi basa lemah oleh asam kuat misalnya mereaksikan NH3 dengan HCl. Adapun persamaan
kimianya sebagai berikut.
NH3(aq) + HCl(aq) → NH4Cl (aq)
Dalam titrasi ini, pH larutan akan turun karena larutan standar merupakan asam.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pH larutan pada saat penambahan 25 mL HCl 0,1 M
adalah 5,28. Daerah kurva titrasi dengan pH 5,28 (titik ekuivalen) merupakan daerah hidrolisis.
Dengan memperhatikan perubahan pH yang terjadi maka terlihat penurunan tajam pH dari
penambahan volume HCl 0,1 M sebanyak 24 mL (pH 7,88) ke volume NH3 0,1 M sebanyak 25 mL,
yaitu titik ekuivalen (pH 5,28). Berdasarkan hal tersebut maka indikator yang paling sesuai digunakan
adalah metil merah dengan jangkauan pH 4,2–6,3.
Refleksi
Pelajari materi tentang titrasi basa lemah oleh asam kuat. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang
materi (asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Titrasi basa lemah oleh asam kuat
Kurva titrasi basa lemah oleh asam kuat
Setelah peserta didik mempelajari tentang titrasi basa lemah oleh asam kuat, peserta didik diminta untuk
menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila
apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 86
Telah diketahui bahwa pada akhir titrasi akan tercapai titik ekuivalen. Hal ini berarti pada saat akhir
titrasi, perbandingan mol asam dengan mol basa sama dengan perbandingan koefisien asam dengan
koefisien basa.
Refleksi
Pelajari materi tentang perhitungan titrasi asam basa. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi
(asesmen proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Perhitungan titrasi asam basa (asam bervalensi satu dengan basa
bervalensi satu)
Perhitungan titrasi asam basa (asam bervalensi dua dengan basa
bervalensi dua)
Perhitungan titrasi asam basa (asam bervalensi satu dengan basa
bervalensi dua)
Perhitungan titrasi asam basa (asam bervalensi dua dengan basa
bervalensi satu)
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 87
Larutan elektrolit terdiri atas beberapa macam garam dan basa yang mempunyai bentuk padat dan
sukar larut dalam pelarut air. Meskipun demikian, apabila zat tersebut dilarutkan dalam air maka
sebagian kecil dapat larut. Bagian zat yang terlarut tersebut mengalami pengionan.
Berdasarkan daya larut zat terlarut, larutan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu sebagai
berikut.
a. Larutan tidak jenuh, yaitu larutan yang masih dapat melarutkan zat terlarut.
b. Larutan tepat jenuh, yaitu larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut.
c. Larutan lewat jenuh, yaitu larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut dan terdapat endapan.
Kelarutan suatu zat terlarut adalah banyaknya zat yang dapat larut dalam 1 liter pelarut sehingga
terbentuk larutan tepat jenuh. Senyawa yang mudah larut misalnya natrium, ammonium, dan kalium.
Adapun senyawa yang sukar larut seperti barium sulfat, perak klorida, dan tembaga klorida.
Refleksi
Pelajari materi tentang kelarutan. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen proses)
dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian kelarutan
Perbedaan larutan tidak jenuh, larutan tepat jenuh, dan larutan
lewat jenuh
Senyawa dan kelarutannya
Setelah peserta didik mempelajari tentang kelarutan, peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang
belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka
kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau
buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 88
Terdapat perbedaan yang mendasar antara kelarutan dengan hasil kali kelarutan. Perbedaanya terletak
pada zat terlarut dan pelarut yang digunakan. Pada kelarutan, zat terlarutnya bisa berupa zat elektrolit
atau zat nonelektrolit dan pelarutnya dapat berupa zat cair elektrolit maupun nonelektrolit.
Adapun pada hasil kali kelarutan, zat terlarut merupakan zat elektrolit yang sukar larut dalam air
dan pelarutnya air. Zat-zat yang sukar larut dalam air berada dalam kesetimbangan dan mempunyai
harga tetapan kesetimbangan (K) sangat kecil. Untuk menyatakan jumlah ion yang berbeda dalam
kesetimbangan pada zat yang sukar larut dalam larutan tepat jenuh digunakan istilah hasil kali kelarutan.
Makin besar harga Ksp suatu zat maka makin besar kelarutan zat itu dalam air. Sebaliknya, makin kecil harga
Ksp suatu zat maka makin kecil kelarutan zat itu dalam air.
Refleksi
Pelajari materi tentang hasil kali kelarutan. Unsur-unsur yang dinilai adalah pemahaman tentang materi (asesmen
proses) dan kemampuan mengerjakan tugas (asesmen produk).
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Hasil kali kelarutan
Penentuan hasil kali kelarutan
Hubungan hasil kali kelarutan dengan temperatur
Setelah peserta didik mempelajari tentang kelarutan, peserta didik diminta untuk menuliskan materi yang
belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka
kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau
buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 89
Beberapa garam yang terdiri atas ion logam yang sama, seperti AgCl, AgNO3, Ag2CrO4, dan Ag3PO4
mempunyai ion senama, yaitu ion perak (Ag+). Ada juga beberapa garam yang terdiri atas ion sisa
asam yang sama, seperti AgCl, NaCl, CaCl2, dan AlCl3 mempunyai ion senama, yaitu ion klorida (Cl–).
Jika ke dalam larutan elektrolit yang sukar larut ditambahkan suatu larutan yang mempunyai
ion senama maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah zat yang mengendap (dari arah yang
ditambah). Oleh karena itu, kelarutan zat berkurang.
Contoh:
Apabila ke dalam larutan perak klorida (AgCl) ditambahkan larutan natrium klorida (NaCl), dalam
larutan garam-garam tersebut akan terion sebagai berikut.
Penambahan ion Cl– dari NaCl akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kiri sehingga AgCl
yang larut menjadi semakin kecil.
Kelarutan zat elektrolit yang sukar larut dalam ion senama lebih kecil dibandingkan dengan kelarutan zat elektrolit
dalam air. Makin besar konsentrasi ion senama maka makin kecil kelarutannya.
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian ion senama
Contoh ion senama
Pengaruh ion senama terhadap kelarutan
Setelah peserta didik mempelajari tentang pengaruh ion senama terhadap kelarutan, peserta didik diminta
untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan profil pelajar
Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan hasil yang
diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Pertemuan 90
Pencampuran dua jenis larutan elektrolit ada yang dapat membentuk endapan, tetapi ada juga yang
tidak membentuk endapan. Semua itu tergantung pada jumlah ion-ion yang dicampurkan dibandingkan
dengan harga Ksp-nya.
Dalam proses pencampuran tersebut, ada tiga kemungkinan yang akan terjadi, yaitu sebagai berikut.
a. Jika [Ay+]x[Bx–]y < Ksp AxBy maka larutan tidak jenuh dan tidak terjadi endapan.
b. Jika [Ay+]x[Bx–]y = Ksp AxBy maka larutan tepat jenuh dan larutan mulai mengendap.
c. Jika [Ay+]x[Bx–]y > Ksp AxBy maka larutan lewat jenuh dan terdapat endapan.
Misalnya, jika konsentrasi ion logam dan konsentrasi ion pereaksi sama dengan konsentrasi ion Ca2+
dan konsentrasi ion CO32– maka ramalan terjadinya pengendapan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Hubungan antara kelarutan dan hasil kali kelarutan
Percobaan reaksi pengendapan
Prediksi terbentuknya endapan pada suatu reaksi
Setelah peserta didik mempelajari tentang hubungan antara kelarutan dan hasil kali kelarutan, peserta
didik diminta untuk menuliskan materi yang belum dipahami. Peserta didik juga diminta menuliskan
profil pelajar Pancasila apa yang dapat mereka kembangkan dari pembelajaran ini. Kemudian, laporkan
hasil yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.
Catatan:
• Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh guru
maka minta remedial.
• Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam materi yang ditentukan oleh
guru maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih kompleks dalam bentuk pengayaan.
Asesmen
1. Asesmen Sikap
Asesmen sikap didasarkan pada hasil refleksi sikap peserta didik dan pengamatan guru dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dilakukan pada proses pembelajaran di setiap aktivitas pembelajaran.
2. Asesmen Pengetahuan
Asesmen pengetahuan dalam pembelajaran Kimia SMA/MA kelas XI dibagi menjadi dua, yaitu penilaian
tugas serta penilaian uji kompetensi dan penilaian semester.
a. Penilaian Tugas
Pada buku peserta didik terdapat tugas pendukung untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik
berikut format penilaian tugas yang dapat digunakan.
Tabel 10.17 Penilaian Tugas
Tugas Diselesaikan Tidak Diselesaikan Nilai
Tugas yang ada di Bab X
Soal Tantangan yang ada di Bab X
3. Asesmen Keterampilan
a. Penilaian Berkelompok
Penilaian berkelompok berupa penilaian diskusi kelompok.
Rubrik Penilaian
Tabel 10.19 Rubrik Penilaian Diskusi Kelompok
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
1. Keaktifan diskusi
a. Aktif memberi masukan pemikiran
b. Mendengarkan pendapat orang lain
2. Kreatifitas diskusi
a. Kreatif dan inovasi dalam diskusi
b. Ide/gagasan adalah original
3. Kualitas hasil diskusi
a. Hasil runtut dan logis
b. Pengumpulan hasil diskusi
b. Penilaian Presentasi
Rubrik Penilaian
Tabel 10.21 Rubrik Penilaian Presentasi
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
1. Kelengkapan materi
2. Penulisan materi
3. Kemampuan presentasi
4. Keaktifan selama kegiatan presentasi
5. Sikap menghargai dan menghormati pendapat orang lain
c. Penilaian Praktikum
Rubrik Penilaian
Tabel 10.23 Rubrik Penilaian Praktikum
Penilaian
menyimpulkan
hipotesis, dan
dan Mencatat
Merumuskan
Menganalisis
Pengamatan
Melakukan
merancang
Merangkai
percobaan
Nilai Keterangan
Data
Alat
Nama skor
I
A
B
C
II
D
E
...
*Perangkat tes ini diisi oleh guru/asisten lab
2. Pengayaan
Pengayaan bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan
soal yang berkaitan kesetimbangan ion dalam larutan. Selain itu, dengan diberi pengayaan, akan dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami kesetimbangan ion dalam larutan. Kegiatan
pengayaan yang diberikan pada peserta didik dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Pengayaan dilakukan setelah adanya evaluasi bab, dapat dilakukan di dalam atau di luar jam pelajaran.
b. Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang memiliki nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
c. Dengan tanya jawab, guru dan peserta didik membahas pengayaan yang diberikan.
d. Materi pengayaan dapat berupa Fakta Sains dalam bentuk artikel.
Proyek
Garam memiliki peranan penting dalam kehidupan. Dalam keseharian, garam sering digunakan sebagai
penyedap makanan. Selain itu, garam juga digunakan dalam industri makanan sebagai pengawet
makanan dan minuman. Ada berbagai jenis garam yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dengan
manfaat masing-masing. Salah satu jenis garam yang umum digunakan dalam industri makanan, yaitu
natrium benzoat (C6H5COONa). Garam tersebut biasanya digunakan sebagai pengawet makanan
dan minuman, seperti jus buah, kecap, margarin, mentega, sirop buah, dan selai.
amfiprotik
zat yang dapat bersifat sebagai asam dan basa
anion
ion bermuatan negatif
asam konjugasi
basa yang menerima ion H+ atau garam dari asam lemah
basa konjugasi
asam yang telah melepaskan ion H+ -nya atau garam dari basa lemah
bilangan oktan
bilangan yang menunjukkan persentase volume dari 2,2,4 trimetil pentana (isooktana)
derajat pengionan
angka yang menunjukkan jumlah molekul yang terurai menjadi ion-ionnya
domain electron
ruang di sekitar atom pusat yang mengandung elektron
energi aktivasi
energi kinetik minimum yang harus dimiliki oleh molekul – molekul pereaksi agar menghasilkan
reaksi ketika saling bertumbukan
energi ikatan
perubahan entalpi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan tertentu dalam satu mol molekul gas
energi pengaktifan
energi minimum yang diperlukan oleh partikel untuk berlangsungnya suatu reaksi
entalpi
energi kalor yang dikandung suatu zat yang tersimpan dalam ikatan dan interaksi antarpartikel dalam
bentuk energi potensial
hasil kali kelarutan
hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air
hidrokarbon
senyawa yang hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen
hidrolisis
reaksi antara air dengan suatu zat lain yang menghasilkan satu zat baru atau lebih
ikatan ion
tarikan elektrostatik antara ion-ion yang berbeda muatan
ikatan kovalen
tarikan elektrostatik antara pasangan elektron terbagi dan inti atom
ikatan logam
tarikan elektrostatik antara ion positif dan elektron bebas yang ada dalam struktur logam
indikator
zat yang digunakan sebagai penunjuk keasaman suatu larutan dengan terjadinya perubahan warna
Glosarium 365
isomer
senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi rumus strukturnya berbeda
katalis
zat yang dapat mempercepat terjadinya reaksi tetapi tidak mengalami perubahan secara permanen,
sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali dalam bentuk semula
kation
ion bermuatan positif
kelarutan
jumlah maksimum suatu senyawa atau zat yang bisa larut dalam sejumlah pelarut
kesetimbangan kimia
keadaan dimana seiring dengan berjalannya waktu, tidak terjadi perubahan konsentrasi baik pada
reaktan maupun produk
laju reaksi
perubahan konsentrasi dari reaktan ataupun produk per satu satuan waktu
orbital
daerah atau ruang di sekitar inti atom tempat elektron paling mungkin dapat ditemukan, yang
merupakan tingkat energi tertentu dalam atom
orde reaksi
tingkat reaksi suatu zat yang menunjukkan pengaruh konsentrasi suatu zat terhadap laju reaksi
pereaksi pembatas
pereaksi yang habis pertama kali dalam suatu reaksi
reaksi eksoterm
reaksi yang melepaskan kalor dari sistem ke lingkungannya, sehingga kalor dari sistem akan berkurang
reaksi endoterm
reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan ke sistem, sehingga kalor dari sistem akan bertambah
titik ekuivalen
titik pada saat jumlah mol zat yang dititrasi (asam) sama dan jumlah mol zat pentiter (basa) sama
dengan perbandingan koefisien asam dan koefisien basa menurut persamaan kimia
titrasi
penentuan kadar suatu zat dalam larutan dengan menambahkan bahan penguji yang dapat bereaksi
dengan zat tersebut sedikit demi sedikit sampai tercapai titik ekuivalen (titik akhir)
Bookhart, S.M. 2001. The Art of Science of Classroom assessment. ERIC Digest.
Briggs, J. G. R. 2009. Level Course in Chemistry. 9th Ed. Pearson Longman.
Brown, T.L, Lemay H.E, and Bruce B.E. 2012. Chemistry; The Central Science. 12th Ed. Pearson Education
Prentice Hall.
Chang, R and Kenneth Goldsby. 2012. Chemistry. 11th Ed. McGraw-Hill Education
Chang, Raymond. 2008. General Chemistry: The Essentials Consepts. 8th Ed. McGraw-Hill Education.
Clayden, J. Nick Greeves, and Stuart Warren. 2012. Organic Chemistry. 2th Ed. Oxford Uversity Press.
Cogill, A and Derek Denby. 2009. Salters Advanced Chemistry: Chemical Storylines, 3rd Ed. Pearson Education.
Doran, L.D, Lawrenz, F., and Helgeson.S. 1994. Research on Assessment in Science; Handbook of Research on
Science Teaching and Learning. MacMillan Publishing Company. New York.
Fressenden, R.J. 1998. Organic Chemistry. Book/Cole Publishing Company.
Haladyna, T.M. 1997. Writing Test Items to Evaluate Higher Order Thinking. Boston: Allyn and Bacon A Viacom
Company.
Herman, J.L, et al. 1992. A Practical Guide to Alternative Assessment. California: The Regents of the University
of California.
Kumano, Y. 2001. Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and Practice. Japan: Shizuoka University.
Marzano, R.J. et al. 1994. Assessing Student Outcomes: Performance Assessment Using the Dimensions of Learning
Model. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development.
Oxtoby, D.W, H.P. Gillis, and Norman H.N. 2011. Principles of Modern Chemistry. 7th Ed. Soundres College
Publishing. New York.
Petrucci, R. H, F. Geoffrey Herring, and Jeffry D. Madura. 2011. General Chemistry: Principles and Modern
Applications. 10th Ed. Pearson Education.
Popham, W.J. 1995. Classroom Assessment, What Teachers Need it Know. Oxford: Pergamon Press.
Prescott, C.N. 2005. Chemistry: A Course for ’O’ Level. 3rd Ed. Marshal Cavendish Education. Singapore.
Pudjaatmaka, A.H. 2002. Kamus Kimia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.
Ratcliff, Briand, et al. 2009. As Level and A Level: Chemistry. 9th printing, Cambridge University Press.
Silberberg, M. S. 2007. Principles of General Chemistry. 4th Ed. McGraw-Hill Higher Education.
Stiggins, R.J. 1994. Student-Centered Classroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company.
Thompson, R. B. 2008. Illustrated Guide to Home Chemistry Experiments. 1st Ed. Make Books.
Zumdahl. S. S and Susan Arena Zumdahl, 2010, Chemistry, 8th Ed, Nelson Education.