Anda di halaman 1dari 9

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT EFARINA ETAHAM


NOMOR : 0110/RSEB/SK/DIR/II/2022

TENTANG

PENUGASAN KLINIS DAN RINCIAN KEWENANGAN KLINIS


Dr PAULUS MARIO TINAMBUNAN, SpAn

DIREKTUR RUMAH SAKIT EFARINA ETAHAM,


Menimbang: a. Bahwa dalam upaya memberikan pelayanan dan pengobatan baik
dari aspek manajerial, medis, psikologis maupun sosial dan untuk
mewujudkan pelayanan yang optimal, maka perlu menetapkan
Penugasan Klinis dan Rincian Kewenangan Klinis dr Paulus Mario
Tinambunan, SpAn;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud
dalam huruf a, perlu ditetapkan dengan keputusan direktur Rumah
Sakit Efarina Etaham.

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
3. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Praktik Kedokteran;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;
5. Keputusan Direktur PT. Hapoltakan Jaya Mandiri Nomor
015/SK.DIR/PT.HJM/III/2020 tentang Pengangkatan dr.Predy Roy
Suranta ginting sebagai Direktur Rumah Sakit Efarina Etaham.
6. Keputusan Direktur PT.Hapoltakan Jaya Mandiri Nomor 320/PT
HJM/SK/V/2017 tentang penetapan struktur organisasi Rumah Sakit
Efarina Etaham.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT EFARINA ETAHAM
TENTANG PENUGASAN KLINIS DAN RINCIAN KEWENANGAN
KLINIS Dr Paulus Mario Tinambunan, SpAn.
KEDUA : Penugasan Klinis dan Rincian Kewenangan Klinis sebagaimana
dimaksud dalam diktum Kesatu Keputusan ini sebagaimana tercamtum
dalam Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Rincian Kewenangan Klinis dapat ditambah atau dikurangi.
KEEMPAT : Penugasan Klinis ini berlaku untuk jangka waktu 3 tahun, dan tidak akan
melebihi masa berlaku STR (Surat Tanda Registrasi) yang bersangkutan.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Berastagi
Pada tanggal : 22 Februari 2022
Rumah Sakit Efarina Etaham
Direktur,

dr. Predy Roy Suranta Ginting

Lampiran
Keputusan Direktur Rumah Sakit Efarina Etaham
Nomor : 0110/RSEB/SK/DIR/II/2022
Tanggal : 22 Februari 2022

RINCIAN KEWENANGAN KLINIS


Dr PAULUS MARIO TINAMBUNAN, SpAn
Tingkat

No Kewenangan Klinis Kemampuan

1 2 3 4

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Bagian I. Kewenangan Klinis Inti (Core Clinical Privilege)

A. Penyakit atau masalah kesehatan yang sederhana, tanpa penyulit, risiko pasien
rendah, status fisik ASA 1 dan 2

1 Resusitasi Jantung Paru Dasar (BLS = Basic LifeSupport) √

2 Resusitasi Jantung Paru Lanjut (ALS = Advanced LifeSupport) √

3 Tindakan Intubasi Endotrakeal (Oral dan Nasal) √

4 Tindakan Anestesia Umum (Inhalasi dan Intravena) √

5 Anestesia Bedah Digestif √

6 Anestesia Bedah Urologi √

7 Anestesia Bedah Ortopedi √

8 Anestesia Bedah Kebidanan / Ginekologi √

9 Anestesia Bedah THT √

10 Anestesia Bedah Mata √

11 Anestesia Bedah Gigi/Mulut √

12 Anestesia Pediatri umur >1tahun √

13 Anestesia untuk prosedur diagnostik endoskopi, MRI, CT Scan √

14 Blok subaraknoid dengan/tanpa kateter √

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


15 Blok epidural lumbal - thorakal dengan / atau tanpa kateter √

16 Blok kombinasi spinal-epidural √

17 Blok kaudal dengan / atau tanpa kateter √

18 Penanggulangan Nyeri Paska Bedah √

B. Penyakit / masalah kesehatan / prosedur yang kompleks namun tidak ada


penyakit primer penyerta yang mengancam nyawa (status fisik ASA 1 dan 2)

19 Anestesia Bedah Syaraf √

20 Anestesia Bedah Non Jantung dengan Kelainan Jantung √

21 Anestesia dengan Tehnik Khusus (misalnya Teknik Hipotensi) √

22 Anestesia Pediatri umur <1 tahun √

23 Anestesia Intra Vena Total √

24 Blok saraf perifer ekstremitas atas (blok pleksus brakhialis dan cabang-cabangnya) √

25 Blok saraf perifer ekstremitas bawah (blok pleksus lumbal dan pleksus sakral √
beserta cabang-cabangnya)

26 Blok saraf perifer untuk batang tubuh (misal: blok paravertebral, blok √
ilioinguinaliliohipogastrik, blok transversus abdominal plane, blok re-ktus
abdominis)

27 Blok saraf wajah dan kepala (misal : blok scalp, blok saraf tepi cabang Ganglion
Gasseri)

28 Blok servikal superfisial √

29 Blok mata (misal : periorbital, retroorbital, subtenon) √

30 Blok intravena

31 Perioperative medicine pada pasien dengan comorbid, coexisting disease dan pada √
pasien dengan penyakit kritis (critically ill patients)

32 Intubasi dengan pipa double lumen (Endobronchial Intubation) √

33 Difficult airway management, baik dengan menggunakan ETT, berbagai tipe LMA, √
videolaringoskopi, bronkoskopi, Percutaneus Dilatation Tracheostomi, retrograde
intubation, fibreoptic intubation, cricothyrotomi, dan penguasaan airway devices
yang lain.

34 Pemasangan Kateter Vena Sentral (CVC) √

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


35 Menentukan indikasi masuk pasien ICU √

36 Melakukan pengelolaan dasar awal pasien-pasien masuk ICU √

C. Penyakit / masalah kesehatan / prosedur yang kompleks dan potensial


mengancam nyawa (pasien bedah risiko tinggi)

37 Tindakan Anestesia Umum Elektif dan Darurat pada pasien ASA ≥ 3 √

38 Resusitasi jantung Paru Lanjut (Advanced Life Support = ALS, Advanced Cardiac √
Life Support = ACLS)

39 Penanggulangan Awal Gagal Nafas √

40 Penanggulangan Awal Gagal Sirkulasi √

41 Penanggulangan Awal Gagal Ginjal √

42 Penanggulangan Awal Gagal Metabolik, Asam Basa √

43 Penanggulangan Awal Gagal Otak √

44 Pemberian Nutrisi Enteral dan Parenteral √

45 Pemasangan monitor invasif (Tekanan Vena Sentral dan Tekanan Arteri) √

46 Penggunaan Ventilasi Mekanik (Dasar) √

47 Penggunaan Bronkoskop (Bronchial Toilet) √

48 Anestesia Kombinasi Lumbal dan Epidural √

49 Anestesia Regional Blok Extremitas Bawah √

50 Anestesia Epidural Torakal √

51 Penanggulangan Nyeri Akut Paska Bedah (teknik intravena, teknik epidural) √

52 Anestesia Bedah Torak (Bedah Paru, tumor mediastinum, ventilasi satu paru, √
trauma torak, miasthenia gravis, sindrom vena cava superior)

Bagian II. Kewenangan Klinik Spesifik (Specific Clinical Privilege)

A. Subspesialisasi Anestesia Kardiovaskuler

53 Memiliki kemampuan melakukan Advanced Cardiac Life Support, termasuk √


manajemen pada pasien dengan aritmia.

54 Mampu melakukan manajemen perioperatif pada pasien dengan berbagai kelainan √


jantung, baik untuk pembedahan kardiak maupun nonkardiak, elektif maupun
emergensi.

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


55 Mampu melakukan anestesia pada bedah jantung tertutup maupun terbuka, baik √

pada pasien dewasa maupun pediatrik, elektif maupun emergensi.

56 Mampu melakukan anestesia untuk kasus-kasus kelaianan koroner, katup jantung, √


penyakit jantung bawaan, serta kelainan-kelainan pembuluh darah besar, baik
untuk pembedahan kardiak maupun nonkardiak.

57 Mampu melakukan pemasangan alat pemantauan hemodinamik invasif. √

58 Mampu melakukan pemantauan dan pengelolaan hemodinamik, baik invasif √


maupun tidak.

59 Mempunyai dasar kemampuan ekokardiografi, baik transtorakal maupun √


transesofageal.

60 Memahami secara mendalam semua aspek terkait penggunaan teknologi sirkulasi √


ekstrakorporeal, termasuk mesin pintas jantung-paru.

61 Mampu menggunakan dengan tepat obat-obat kardiovaskular. √

62 Mampu melakukan manajemen kelainan asambasa dan elektrolit serta kelainan √


metabolisme lain selama pembedahan berlamgsung.

63 Mempunyai kemampuan paripurna penanganan pasien pasca bedah jantung √

B. Subspesialisasi Anestesia Regional

64 Blok epidural servikal √

65 Blok saraf / pleksus saraf / saraf otonom untuk manajemen nyeri kronik dengan √
analgetik lokal dengan / tanpa steroid

66 Blok saraf / pleksus saraf / saraf otonom untuk manajemen nyeri kronik dengan √
obat neurolitik

67 Blok saraf / pleksus saraf / saraf otonom untuk manajemen nyeri kronik dengan √
teknik radio-frekuensi ablasi (RFA)

68 Blok nyeri muskuloskeletal √

69 Implantasi kateter subaraknoid/epidural untuk manajemen nyeri kronik √

70 Stimulasi medula spinal (spinal cord stimulation) √

C. Subspesialisasi Anestesia Bedah Anak

71 Hipotermi terapeutik √

72 Instilasi surfaktan √

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


73 Teknik hipotensi intraoperatif √

74 Sirkulasi ekstrakorporel √

75 Pemasangan CVC √

76 Ekokardiografi √

77 Bronkhoskopi √

78 Pengelolaan IABP √

79 Pemantauan tekanan intracerebral √

80 CRRT √

81 Pembedahan transplant √

82 Pembedahan conjoined twin √

83 Neonatus prematur √

84 Kelainan bawaan gastroschizis,omphalocele, kelainan-kelainan bawaan lain. √

85 Perioperatif neonatal and pediatrik intensive care √

86 Anestesia regional pada anak di bawah 1 tahun. √

D. Subspesialisasi Intensive Care

87 Pengelolaan Pasien ICU secara tuntas (Gagal nafas, Gagal Ginjal, Gagal Sirkulasi, √
Gagal Otak, Gangguan Asam Basa, Elektrolit dan Metabolik, Gagal multiorgan,
Sepsis, Nutrisi Enteral dan Parenteral) pada kasus medik, surgikal, trauma.

88 Prosedur trakeostomi perkutan √

89 Continuous renal replacement therapy (CRRT) √

90 Ventilasi Mekanik Lanjut √

91 Goal Directed Hemodynamic Monitoring √

92 Bronkoskopi √

93 USG pasien kritis. √

94 Perioperatif intensive care. √

95 Penanggulangan nyeri pada pasien kritis √

E. Subspesialisasi Neuroanestesia dan neuroctical care

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


96 Tumor supratentorial advance (meningioma, tumor hipofise secara open atau √
transphenoidal, craniopharingioma, tumor otak lainnya baik primer atau

metastase)

97 Tumor infratentorial (fossa posterior) √

98 Anestesia pada awake craniotomy √

99 Anestesia pada kasus neurologi dengan posisi duduk. √

100 Mampu menangani Neuro ICU advance: monitoring neuro (ICP, SJO2, NIRS, √
Microdialisis, Evoked potential)

F. Subspesialisasi Manajemen Nyeri

101 Kemampuan untuk melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan √


penunjang dan menegakkan diagnosis pada pasien dengan nyeri akut, kronik non-
cancer dan nyeri kanker secara holistik

102 Kemampuan untuk melakukan penanganan nyeri akut, kronik non-cancer dan nyeri √
kanker dengan menggunakan pendekatan farmakologi analgesia

103 Kemampuan melakukan penanganan nyeri akut pasca bedah maupun nyeri akut √
lainnya dengan menggunakan teknik Patient Controlled Analgesia dan insersi
kateter kontinyu (Intravenous, neuraksial epidural dan intrathecal, dan blok saraf
perifer)

104 Kemampuan melakukan tindakan-tindakan intervensi pada penanganan nyeri akut, √


nyeri kronik non-cancer dan nyeri kanker dengan penuntun ultrasound dan C-arm
fluoroskopi, meliputi a.l. berbagai injeksi / blok saraf perifer / ganglion,
radiofrekuensi ablation saraf dan ganglion, IDET, TENS, dll

105 Kemampuan melakukan penanganan nyeri kronik non-cancer dan nyeri kanker √
dengan pendekatan nonfarmakologik dam psikologi terutama pada kasus paliatif

106 Mampu mengelola suatu Acute Pain Service. √


Catatan : Keterangan tingkat kemampuan
1. Disetujui berwenang penuh
2. Memerlukan supervisi
3. Tidak disetujui, karena bukan kompetensinya
4. Ditolak, karena tidak ada alatnya

Rumah Sakit Efarina Etaham

Direktur,

dr Predy Roy Suranta Ginting

Anda mungkin juga menyukai