Anda di halaman 1dari 3

Kemukjizatan Al-Qur’an

Tatkala Islam datang kepada orang-orang Arab, maka di situlah cahaya kehidupan terpancar
melalui Rasulullah ‫ﷺ‬. Cahaya kedamaian Islam begitu hangat mendekap seluruh umat manusia
di dunia ini.
Allah SWT., menciptakan dunia ini dengan begitu banyak kenikmatan, keindahan, dan juga
tujuan. Semua yang Allah SWT., ciptakan tidak ada yang sia-sia. Diciptakannya jin dan manusia
tidak lain melainkan untuk beribadah kepada-Nya. Begitu pun dengan diciptakannya hewan, air,
pohon, dan lingkungan yang lain supaya memberikan manfaat kepada manusia. Terkadang, manusia
lupa dan melampaui batas dalam berbuat suatu hal. Oleh karena itu, Allah SWT., menurunkan Al-
Qur’an kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬melalui perantara malaikat Jibril as., sebagai pedoman hidup umat
manusia.
Acapkali dalam lamunan terbesit tentang keajaiban-keajaiban Islam, tentang Al-Qur’an yang
di dalamnya begitu lengkap dengan berbagai persoalan dunia maupun akhirat. Bahkan pertanyaan-
pertanyaan yang belum terjawab secara ilmiah pun dapat terjawab dengan AL-Qur’an. Kemudian
tentang Rasulullah ‫ﷺ‬, adanya makam beliau ‫ ﷺ‬di Madinah beserta peninggalan-
peninggalannya menandakan bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬itu benar-benar ada dan pernah hidup di
dunia ini.
Al-Qur’an merupakan kalamullah yang murni, tidak ada campur tangan manusia di
dalamnya. Tidak hanya itu, Al-Qur’an juga mengandung berbagai ilmu pengetahuan, tuntunan,
larangan, dan juga kemukjizatan.
I’jaz (kemukjizatan) adalah menetapkan kelemahan. Kelemahan dalam pengertian umum
ialah ketidakmampuan dalam mengerjakan sesuatu, lawan dari qudrah (potensi, power,
kemampuan). Apabila kemukjizatan muncul, maka nampaklah kemampuan mu’jiz (sesuatu yang
melemahkan). Yang dimaksud dengan i’jaz dalam pembahasan ini ialah menampakkan kebenaran
Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul, dengan menampakkan kelemahan orang Arab
untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Al-Qur’an,dan kelemahan generasi-generasi
sesudah mereka. Dan mukjizat adalah sesuatu hal luar biasa yang disertai tantangan dan selamat
dari perlawanan.1
Kemurnian Al-Qur’an akan tetap terjaga sepanjang zaman. Walaupun banyak yang ingin
menandingi kemukjizatan Al-Qur’an, akan tetapi Al-Qur’an akan terus dijaga oleh Allah SWT.,
sebagaimana firman Allah SWT., di dalam Al-Qur’an surat Al-Hijr: 9, “Sesungguhnya Kami-lah
yang menurunkan Al-Qur’an dan pasti Kami (pula) yang akan memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9).
Ketika Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬berdakwah mengajak masyarakat Arab untuk menyembah
kepada Allah SWT., mereka menolak ajakan Nabi ‫ ﷺ‬bahkan mengatakan bahwa ayat-ayat Al-
Qur’an yang Nabi ‫ ﷺ‬sampaikan merupakan sesuatu yang dibuat-buat. Tak jarang juga mereka
menuduh kepada Nabi ‫ ﷺ‬sebagai penyihir.
Atas kejadian itu, maka Allah SWT., menantang kepada masyarakat Arab untuk menandingi
Al-Qur’an dengan membuat yang serupa dengan Al-Qur’an, “Katakanlah: Sesungguhnya jika
manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan
dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian dari mereka menjadi pembantu bagi
sebagian yang lain.” (QS. Al-Isra:88).
Selanjutnya di ayat lain Allah SWT., menantang mereka dengan hanya mendatangkan
sepuluh surat saja, “Muhammad telah membuat-buat Al-Qur’an itu. Katakanlah: ‘(Jika demikian),
1
Manna Khalil Al-Qattan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, PustakaLiteraAntarNusa, Jakarta:2001.Hlm. 323.
maka datangkanlah sepuluh surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggilah orang-
orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang
benar.’ Jika mereka (yang kamu seru itu) tidak menerima seruanmu itu, ketahuilah, sesungguhnya
Al-Qur’an itu diturunkan dengan ilmu Allah.” (QS. Hud: 13-14).
Kemudian, Allah SWT., menantang mereka kembali dengan hanya mendatangkan satu surat
saja, “Atau (patutkah) mereka mengatakan, Muhamad yang telah mengada-adakannya.
Katakanlah, ‘Kalau benar yang kamu katakan itu, maka datangkanlah sebuah surat sepertinya.”
(QS. Yunus: 38).
Para peneliti sepanjang zaman mencoba untuk meneliti dan mencari jawaban di dalam Al-
Qur’an tentang berbagai hal di dunia ini. Lantas apa yang mereka dapatkan? Yang mereka dapatkan
tidak jauh dari kebenaran yang nyata, seperti sungai di bawah laut, pertemuan dua laut, penciptaan
alam semesta, bahkan alasan diharamkannya daging babi yaitu terdapat mudharat di dalamnya.
Begitu banyak orang yang membenci Islam berusaha mencari celah kesalahan di dalam Al-
Qur’an. Akan tetapi, yang mereka cari itu tidak sesuai dengan ekspektasi mereka. Namun, yang
lebih baik dari itu, hati mereka luluh dengan keagungan Al-Qur’an. Seolah-olah ada sesuatu yang
menyentuh hati mereka dan hati merasa sejuk dengan sentuhan itu. Penulis juga pernah beberapa
kali melihat tayangan video di platform YouTube tentang reaksi orang kafir ketika diperdengarkan
Al-Qur-an. Subhanallah, hati mereka luluh, reaksi mereka begitu kagum terhadap untaian ayat-ayat
Al-Qur’an yang mereka dengarkan. Tak sedikit pula dari mereka menangis dan memilih keputusan
untuk menjadi seorang mualaf.
Kita sebagai umat Islam sudah sepantasnya untuk berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan
hadits, dan juga pendapat-pendapat para ulama. Kita juga berkewajiban untuk tetap menjaga Al-
Qur’an dari tangan-tangan orang yang ingin merubah substansi Al-Qur’an, yakni dengan cara
membaca, menghafal, dan mentadabburi isi dari Al-Qur’an. Sebagai contoh, ketika ada satu huruf
saja yang tertinggal atau kesalahan cetak di dalam Al-Qur’an, maka dengan pengetahuan yang kita
miliki dan hafalan yang kita jaga, maka kita dapat mengoreksi kesalahan tersebut dan
mengembalikan cetakannya kepada percetakan.

Anda mungkin juga menyukai