OLEH KELOMPOK 1
ANGGOTA KELOMPOK
RAZQI FADHIL MUHAMMAD
M GIRINDRA SYAHDI
SHAFIRA SALSHABILA RIZNI JAELANI
FAHREZA YASMIN
FAUZAN CAHYADI
SULTHON FARYABI
biasa .
Terjadi atau dipaparkan oleh
seorang yang mengaku nabi
Mengandung tantangan terhadap
yang meragukan kenabian
Tantangan tersebut tidak mampu
atau gagal dilayani
C. Macam-Macam Mukjizat
material indrawi yang tidak kekal
mukjizat imaterial, logis, yang dapat
Hidayah al quran
KEAGUNGAN AL-QURAN
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tandatanda bagi orang-orang yang berakal (para cendekia),
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. (Bila
dijumpai sesuatu yang mengagumkan, ia
mengembalikannya kepada Allah yang menciptakan):
Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Maha suci Engkau. (Namun dengan
menyadari keterbatan ilmu yang berpotensi salah dalam
penjelajahan inetelektualnya sehingga senantiasa ia
mohon ampunan Allah), maka peliharalah Kami dari
siksa neraka. {ALI IMRAN:190=191}
Sejarah Al Quran
Sejarah Al Qura
Kodifikasi Al Quran, pada dasarnya telah dilakukan pada saat Rasulullah masih hidup
hanya saja, pengumpulan Al Quran dalam bentuk susunan ayat dan surat dengan
sempurna belum dilakukan. Hingga pada saat pemerintahan Khalifah Abu Bakar banyak
Hafidz (para sahabat yang menghafal Al Quran) yang gugur dalam peperangan melawan
orang-orang murtad, sehingga Abu Bakar mulai melakukan usaha pengumpulan Al Quran,
Khalifah Abu Bakar membentuk panitia penyusunan mushaf Al Quran Abi Thalib, Zaid bin
Tsabit, Umayah bin Kaab dan Usman bin Affan. Sedangkan pembukuan Al Quran selesai
pada masa pemerintahan Usman bin Affan, seteleh Al Quran selesai dibukukan oleh
Khalifah Usman bin Affan beliau menggandakan mushaf Al Quran yang aslinya disimpan
dirumahnya, dan yang lainnya disebar diberbagi daerah sebagai rujukan dan dasar
pemerintahan di daerah-daerah yang menjadi kekuasaan islam. Sejak saat itu mushaf Al
Quran yang disebarkan tersebut menjadi standar penulisan mushaf-mushaf Al Quran,
selanjutnya tersebar di dunia Islam. Sampai sekarang Al Quran tersebar di seluruh dunia
tetap sama tidak ada perbedaan didalamnya, terjaga keaslian dan keshahihannya.
Eksistensi Al Qura
[9 : ]
Sungguh, al- Quran ini memberi
petunjuk ke (jalan) yang paling
lurus dan memberi kabar gembira
kepada orang Mumin yang
mengerjakan kebajikan, bahwa
mereka akan mendapat pahala
yang besar.
Al- Quran adalah kitab Allah swt yang bersifat abadi. Bukti kebenaran alQuran menelusuri tapak perjalanan sejarah manusia dari dulu hingga kini
dan tersampaikan dengan kebenaran yang tak terbantahkan. Dengan alQuran, Allah swt mengakhiri kitab- kitabsamawiyang diturunkan kepada
para nabi dan rasul-Nya. Allah swt menurunkan al- Quran sebagai
bentukhidayahdan kasih sayang-Nya pada seluruh makhluk. Allah swt
menetapkan al- Quran dengan metode yang sempurna dan kandungan
hukum Islam yang komplit dan mencakup seluruh aspek kehidupan umat
Islam.
ksistensi Al Quran
[88 : ]
akan
selamanya ada di muka bumi, untuk semua makhluk yang
hidup di muka bumi dan kemaslahatan kehidupan mereka,
khususnya umat manusia. Dengan al- Quran, Allah swt
meneguhkan rasul-Nya Muhammad saw dan menantang
seluruh manusia dan jin untuk mendatangkan sebuah surat
yang serupa dengan al- Quran. Cukup dengan sebuah
surat.
Eksistensi
bahwa al- Quran benar- benar melemahkan
mereka yang fasih dan lancar dalam berorasi (alFushohaa) dan mereka yang ahli memainkan kata dan
bahasa (al- Bulaghoo), baik pada masa lalu hingga masa
kini menjadi bukti tangguh atas kebesaran dan kemuliaan
kitab yang merupakan firman Allah swt, Sang Penguasa
Alam.
. Meng-imani Al Quran
:
Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada
Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata
disebabkan kebenaran (Al-Quran) yang telah mereka ketahui (dari
kitab-kitab mereka sendiri) seraya berkata : ya Tuhan kami, kami
telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang
menjadi saksi (atas kebenaran Al-Quran dan kenabian Nabi
Muhammad Salallahu Alaihi Wa Salam). (Q.S. Al-Maidah : 83).
2. Membaca Al Quran
Orang-orang yang telah Kami berikan Al-Kitab kepadanya, mereka
membacanya dengan haqqa tilawah mereka itulah orang-orang yang
beriman kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka
mereka itulah orang-orang yang merugi. (Q.S. Al Baqarah: 121)
3.
Mentadaburri
Mengulangi ayat ayat yang dibaca
Meresapi ke dalam hati, memikirkan
4. Menghapal
Rasulullah Salallahu Alaihi Wa Salam mengatakan barang siapa yang didalam
rongga tubuhnya tidak ada sedikitpun Al Quran, tak ubahnya bagaikan rumah
yang bobrok.
(HR. At Tarmidzi, hadist no.998,hlm 417).
5. Mengamalkan
Mengamalkan berawal dari memahami ilmu-ilmunya
serta berpegang teguh pada hukum-hukumnya,
kemudian menyelaraskan hisup dan tingkah laku serta
akhlaknya, sebagaiman akhlak Rasulullah Salallahu
Alaihi Wa Salam dalam Al Quran.
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya
Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah
seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal.
Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang
mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada
memberi petunjuk pada kaum yang dzalim.(Q.S.Al
Jumaah:5).
Alangkah buruknya perumpamaan ini bagi mereka yang
tidak mengamalkan ayat-ayat Allah (termasuk
didalamnya Al-Quran), yaitu dengan perumpamaan
B. Karakteristik Sunnah
a. sunnah adalah penjelasan dari Allah Subhanahu wa Taala untuk Rosulnya
shallallahu alaihi wasallam
b. sunnah sampai kepada kita karena perantara Nabi, sebab kita tidak mungkin
dapat mendengar langsung dari Allah Subhanahu wa Taala dan juga dari Jibril
Alaihissalam.
c. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Taala telah menjamin dan menjaga Assunnah.
d. As-sunnah adalah hujjah yang Allah Subhanahu wa Taala turunkan kepada
makhluknya.
e. As-sunnah merupakan sumber ilmu tentang Allah Subhanahu wa Taala dan cara
Allah Subhanahu wa Taala mengabarkan kepada para hambanya.
f. As-sunnah adalah sumber untuk mengetahui hal yang halal dan yang haram,
serta sumber untuk mengetahui hukum-hukum Allah dan aturan-aturan Allah.
g. Sesungguhnya kewajiban untuk mengikuti As-sunah adalah bersifat umum,
maka tidak boleh meninggalkan sesuatu apapun hal-hal yang terkandung di
dalamnya dan diharamkan untuk menyelisihinya pada kondisi apapun. (bersifat
umum pula bisa berarti, diperuntukkan bagi seluruh makhluk pada setiap jaman
atau tempat).
h. Wajibnya tunduk dengan sempurna kepada As-sunnah, serta tidak boleh
menentangnya.
i. Sesungguhnya menentang As-sunnah merupakan salah satu kecacatan iman.
3. IJTIHAD
A. Pengertian Ijtihad
Kata ijtihad datang dari kata ijtahada yajtahidu ijtihad yang
berarti mengerahkan semua kekuatan untuk memikul
beban. Menurut bahasa, ijtihad berarti bersungguh-sungguh
dalam mencurahkan pikiran. Sedang, menurut arti,
pengertian ijtihad adalah mencurahkan segenap tenaga
dan pikiran secara bersungguh-sungguh untuk menetapkan
suatu hukum. Oleh karenanya, tak dimaksud ijtihad jika tak
ada unsur kesulitan didalam suatu pekerjaan. Dengan cara
terminologis, berijtihad bermakna mencurahkan seluruh
kekuatan untuk mencari syariat lewat cara tertentu. Ijtihad
dilihat juga sebagai sumber hukum Islam yang ketiga
sesudah Al-Quran serta hadis, dan ikut memegang manfaat
utama dalam penetapan hukum Islam. Sudah banyak contoh
hukum yang dirumuskan dari hasil ijtihad ini. Orang yang
lakukan ijtihad dimaksud mujtahid.
B. Karakteristik Ijtihad
a.Ijtihad tidak keluar dari Alquran dan Hadits.
b.Menggunakan pendekatan akal.
c.Ijtihad merupakan produk akal sehingga memiliki
keterbatasan keterbatasan.
d.Hasilnya bersifat relatif dan temporal.
e.Setiap ijtihad tidak dapat dinilai benar atau salah.
Rasulullah SAW bersabda Hakim apabila berijtihad
kemudian mencapai kebenaran, maka ia mendapat dua
pahala. Apabila ia berijtihad kemudian tidak mencapai
kebenaran, maka ia mendapat satu pahala. (HR. Bukhari
dan Muslim)
f.Ijtihad dapat dilakukan secara perorangan (Ijtihad Fardi)
juga secara kelompok(Ijtihad Jamai). Para ulama berbeda
pendapat tentang siapa saja yang boleh berijtihad.
ayat al-Qur'an.
Seperti al-Maidah 38
Artinya : "Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri
potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang
mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah SWT. Dan Allah
Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana". (QS. Al-Maidah : 38).
Ayat di atas dibatasi dengan sabda Nabi SAW : "Potong tangan itu
untukseperempat dinar atau lebih". Dengan demikian hukuman
potong tangan bagi yang mencuri seperempat dinar atau lebih
saja.
Juga jika pencuri tersebut telah mengeluarkan barang yang
dicurinya dari tempat penyimpanan, yakni tempat yang biasanya
dijadikan tempat penyimpanan harta, dan serta taqyid-taqyid
lainnya yang telah dijelaskan dalam Sunnah.
al-Qur'an.
Misalnya di dalam al-Qur'an tidak terdapat larangan untuk
memadu seorang perempuan dengan bibinya, larangan
terdapat dalam hadits yang berbunyi : "Tidak boleh
seseorang memadu seorang perempuan dengan 'ammah
(saudari bapak)nya dan seorang perempuan dengan khalah
(saudara ibu)nya". (HR. Bukhori dan Muslim).
Selain yang tersebut diatas, fungsi hadis/sunah terhadap alQuran adalah sebagai berikut:
Membuat hukum baru yang tidak terdapat dalam Al-Qur'an.
Metode Tahliliy
(Analitis)
Metode tahliliy adalah memahami hadtshadts Rasulullah dengan memaparkan
segala aspek yang terkandung di dalam
hadts-hadts
yang
dipahami
serta
menerangkan
makna-makna
yang
tercakup di dalamnya sesuai dengan
keahlian dan kecenderungan pensyarah
yang memahami hadts-hadts tersebut.
Metode ijmaliy
(Global)
Metode ijmaliy (global) adalah
menjelaskan atau menerangkan
hadts-hadts secara ringkas, tapi
dapat merepresentasikan makna
hadts dengan bahasa yang mudah
dimengerti dan enak dibaca.
Metode muqarin
(Komparatif)
Metode muqrin adalah metode memahami hadts dengan
cara:
(1) membandingkan hadts yang memiliki redaksi yang sama
atau mirip dalam kasus yang sama atau memiliki redaksi
yang berbeda dalam kasus yang sama.
(2) membandingkan berbagai pendapat ulama syarah dalam
mensyarah hadts.
(.Jadi metode ini dalam memahami hadts tidak hanya
Metode mawdhuiy
(tematis)
Metode mawdhuiy adalah memahami hadts dengan cara
Kedudukan Ittiba
iqtifa (menelusuri jejak)
Ittiba
bah
asa
mengikuti seseorang
atau suatu ucapan
dengan hujjah dan dalil
TERIMAKASIH