Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH JARINGAN KOMUNIKASI

REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI DENGAN JUMLAH USER


TERBATAS DAN TIDAK TERBATAS

Disusun oleh:

YONATHAN RAKA PRADANA (1306369586)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
DEPOK
2016
A. Pendahuluan

Secara umum, trafik adalah lalu lintas perpindahan suatu benda dari suatu tempat
ke tempat lain. Dalam lingkup telekomunikasi, informasi merupakan “benda” yang
dikirim melalui media transmisi sehingga trafik telekomunikasi adalah lalu lintas
perpindahan informasi dari suatu tempat ke tempat lain melalui media transmisi
telekomunikasi.
Jaringan telekomunikasi dibuat dengan tujuan untuk menyediakan sarana
pertukaran informasi antar pengguna yang menginginkannya ketika ia memerlukan
informasi. Dalam proses tukar-menukar informasi tersebut terjadi perpindahan informasi
dari pengirim ke penerima. Perpindahan informasi dari satu tempat ke tempat lain di
dalam jaringan telekomunikasi tersebut disebut dengan trafik telekomunikasi (teletraffic).
Jaringan telekomunikasi yang meliputi jaringan suara, jaringan data, local area
network (LAN) dan jaringan telepon bergerak seluler memerlukan biaya yang amat besar.
Dalam sistem ini sangat tidak ekonomis jika sumber daya (perangkat) seperti fasilitas
switching dan fasilitas transmisi disediakan untuk masing-masing pelanggan. Hampir
semua fasilitas jaringan digunakan secara bersama untuk sejumlah pelanggan, akibatnya
timbul adanya yang panggilan ditolak atau menunggu dalam melakukan hubungan
telekomunikasi. Untuk memuaskan pelanggan, penolakan atau antrian panggilan tidak
boleh melebihi dari nilai tertentu. Dalam hal ini diperlukan kompromi antara efisiensi
jaringan dengan kualitas jaringan (quality of service). Untuk memenuhi hal tersebut
diperlukan bantuan teori teletrafik.
Teori teletrafik didefinisikan sebagai aplikasi teori probabilitas pada solusi
permasalahan-permasalahan perencanaan, kinerja, evaluasi, operasi, dan perawatan
sistem telekomunikasi. Teori teletrafik dapat dilihat sebagai suatu disiplin perencanaan
dimana alat-alat yang digunakan dalam analisisnya diambil dari disiplin penelitian
operasi seperti proses stokastik, teori antrian, dan simulasi numerik.
Sejarah teletrafik dimulai ketika telepon ditemukan pada tahun 1876, dimana
switchboard telepon komersial pertama pertama kali dioperasikan pada tahun 1878 di
New Haven, Connceticut, Amerika Serikat. Switchboard tersebut terdiri dari sejumlah
panel-panel pelanggan yang dihubungkan pada suatu waktu. Teori teletrafik kemudian
dirasakan perlu untuk dikembangkan karena jumlah pelanggan semakin hari semakin
bertambah banyak.
Teori teletrafik pertama dikembangkan oleh A. K. Erlang pada tahun 1917, yaitu
seorang ahli matematika dan insinyur yang bekerja pada Copenhagen Telephone
Company yang mempublikasikan tulisan yang menjelaskan suatu metode dan
menggunakannya untuk menurunkan formulasi-formulasi yang menjelaskan tentang
teletrafik. [10]
Kemudian, dengan berbagai penemuan dan aktivitas riset selama Perang Dunia
Kedua, metode dan pemodelan Erlang digabungkan dengan teori antrian dan menjadi
bagian yang tak terlepaskan hingga kini. Teori antrian adalah teori matematika pada suatu
sistem yang menyediakan layanan kepada pelanggan dengan waktu kedatangan dan
kebutuhan layanan yang acak. Jika server tidak mampu mengakomodasi pelanggan, maka
suatu antrian akan terbentuk. [10]
Teori teletraffic digunakan dalam perancangan sebuah jaringan telekomunikasi,
menentukan jumlah komponen-komponen yang diperlukan berdasarkan nilai quality of
service (QoS) yang disepakati dan digunakan untuk evaluasi dan analisa jaringan
terpasang. Tugas dari rekayasa trafik seperti ditunjukan pada gambar 1.

Gambar 1. Tugas Rekayasa Trafik [1]

Ketika suatu industri ingin didesain, suatu keputusan awal harus dibuat untuk
menentukan ukurannya untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. Pada sistem
telekomunikasi, perlu ditentukan ukuran trafik yang akan dilayani. Ukuran trafik ini
kemudian akan menentukan jumlah trunk yang akan disediakan.
Pada teknik teletrafik, terminologi trunk digunakan untuk mendeskripsikan setiap
entitas yang akan membawa satu panggilan. Trunk dapat berupa suatu sirkuit
internasional dengan panjang puluhan kilometer atau kawat dengan panjang beberapa
meter antara switch pada telephone exchange yang sama.
Tujuan teori teletrafik adalah untuk membuat trafik terukur dengan ukuran yang
terdefinisi dengan baik melalui model matematika dan menurunkan hubungan antara
kualitas layanan (Grade-of-Service) dan kapasitas sistem. Tugas dari teori teletrafik
adalah untuk mendesain sistem dengan biaya yang efektif dengan kualitas layanan yang
telah ditetapkan dengan memprediksi kebutuhan trafik dan kapasitas elemen sistem.

Gambar 2. Ilustrasi terminologi yang digunakan pada proses trafik telekomunikasi.


Perhatikan perbedaan antara interval waktu dan waktu sesaat. Waktu antar kedatangan
atau waktu antar keberangkatan adalah interval waktu antara kedatangan yang satu
dengan yang lainnya. [2]

Terminologi umum dalam trafik telekomunikasi adalah:


1. Arrival Rate
Arrival rate adalah jumlah panggilan yang akan datang pada suatu fasilitas selama
waktu tertentu. Arrival rate biasanya dinotasikan sebagai lambda (λ). Distribusi
panggilan ke suatu server group berubah-ubah tergantung pada sumber. Orang-
orang biasanya melakukan panggilan secara acak dan setiap panggilan
independen satu sama lain. Proses demikian dikenal sebagai proses kedatangan
Poisson dan proses ini menjadi asumsi umum yang digunakan pada teknik
teletrafik untuk distribusi kedatangan panggilan.
2. Blocking
Blocking terjadi ketika jumlah panggilan melebihi jumlah kapasitas fasilitas
(trunks, lines, agent, operator) yang dapat melayaninya. Suatu panggilan yang
diblok akan memberikan sinyal sibuk pada pemanggil agar pemanggil dapat
memutuskan panggilan dan mencobanya beberapa saat kemudian. Probabilitas
blocking dinyatakan sebagai persen penolakan, misalnya dalam 100 panggilan
terdapat 1 panggilan yang diblok, maka dapat dinyatakan sebagai P0.1% atau 1 %
dari panggilan yang ditawarkan akan terblok.
3. Waktu Pendudukan
Waktu pendudukan (holding time) adalah panjang panggilan termasuk waktu
antrian dan waktu overhead jika ada. Waktu overhead adalah waktu kegiatan yang
diperlukan pada transmisi atau penerimaan panggilan.
4. Distribusi Waktu Pendudukan
Waktu pendudukan secara umum dipandang sebagai waktu bicara, tetapi pada
kenyataannya, waktu pendudukan juga termasuk waktu-waktu antrian dan
overhead. Panggilan suara biasanya memiliki distribusi waktu pendudukan secara
eksponensial.

B. Faktor Penentu Rekayasa Trafik

Suatu estimasi kinerja jaringan yang akurat menjadi penting untuk keberhasilan
jaringan apapun. Jaringan data maupun suara didesain dengan banyak variabel yang
berbeda. Dua faktor yang utama adalah layanan dan biaya. Layanan menjadi penting
untuk mempertahankan kepuasan pelanggan. Biaya juga menjadi penting dalam
perhitungan bisnis jaringan telekomunikasi. Terkadang kita dihadapkan pada
permasalahan trade-off antara efisiensi biaya dan layanan, namun ini menjadi tantangan
tersendiri bagi para insinyur jaringan telekomunikasi.
Keberhasilan suatu jaringan juga bergantung pada pengembangan teknik
pengendalian kemacetan jaringan yang efektif yang mengutilisasi secara optimal
kapasitas jaringan. Pemodelan kinerja diperlukan untuk menentukan kebijakan
pengendalian kemacetan trafik telekomunikasi.
Menyediakan peralatan yang berlebih untuk dapat membawa seluruh trafik yang
ada merupakan hal yang tidak ekonomis pada suatu sistem telekomunikasi. Pada sentral
telepon, secara teoritis dimungkinkan untuk setiap pelanggan untuk membuat panggilan
secara bersama-sama. Situasi kemudian meningkat ketika semua trunk pada grup trunk
sedang sibuk sehingga tidak dimungkinkan penerimaan panggilan. Keadaan ini dikatakan
sebagai kemacetan (congestion).
Pada suatu sistem yang menggunakan teknik message switch, panggilan yang
datang ketika terjadi kemacetan akan menunggu pada suatu antrian sampai trunk keluar
dikatakan bebas, sehingga panggilan akan tertunda dan tidak mengalami kegagalan.
Sistem yang demikian dikatakan sebagai sistem antrian atau sistem tunda (delay system).
Pada sistem yang menggunakan teknik circuit switching misalnya pada suatu sentral
telepon, semua usaha untuk melakukan panggilan pada grup trunk yang sedang
mengalami kemacetan, akan tidak berhasil. Sistem demikian dikatakan sebagai lost-call
system. Pada sistem ini, hasil dari kemacetan adalah trafik yang sebenarnya dibawa lebih
kecil daripada trafik yang ditawarkan pada sistem.
Perbandingan panggilan yang hilang atau tertunda akibat terjadinya kemacetan
terhadap panggilan yang ditawarkan disebut sebagai grade of service (GoS). Semakin
besar nilai GoS, maka semakin buruk pelayanan yang diberikan. Grade of service
biasanya digunakan untuk mendeskripsikan trafik pada keadaan sibuk. Perencanaan
grade of service membutuhkan suatu optimasi agar diperoleh hasil yang optimum. Jika
nilai grade of service terlalu besar, maka pelanggan akan kecewa karena panggilannya
akan sering terjadi kegagalan. Namun demikian, jika nilai grade of service terlalu rendah,
maka akan terjadi pengeluaran-pengeluaran untuk menambah kapasitas layanan yang ada.
Untuk menganalisis sistem telekomunikasi, suatu model harus dibuat untuk
mendeskripsikan keseluruhan atau sebagian dari sistem. Proses pemodelan ini menjadi
penting terutama untuk aplikasi teori teletrafik yang membutuhkan pengetahuan teknis
sistem sebagai alat matematis dan implementasi model pada suatu komputer. Model yang
dianjurkan mengandung tiga bagian utama, yaitu:
1. Struktur sistem
Bagian ini secara teknis ditentukan. Aspek reliabilitas adalah suatu proses acak
karena kegagalan terjadi lebih atau kurang secara acak dan menjadi pertimbangan
pada trafik dengan prioritas tertinggi. Struktur sistem diberikan dengan suatu
perangkat keras atau perangkat lunak yang mana ditentukan pada suatu buku
manual.
2. Strategi operasional
Sistem fisik yang diberikan dapat digunakan dengan berbagai cara untuk
mengadaptasikan sistem dengan kebutuhan trafik. Pada trafik jalanan, hal ini
diimplementasikan dengan aturan trafik dan strategi yang dapat beradaptasi pada
variasi trafik setiap harinya. Pada suatu komputer, adaptasi ini berlangsung antara
sistem operasi dan operator. Pada sistem telekomunikasi, strategi diaplikasikan
untuk memperoleh prioritas usaha panggilan dan untuk me¬-route trafik ke
tujuan. Pada sentral telepon storage program controlled (SPC), pekerjaan ini
ditugaskan pada prosesor sentral yang dibagi menjadi kelas-kelas dengan prioritas
yang berbeda. Prioritas yang tertinggi diberikan kepada panggilan yang telah
diterima, diikuti dengan usaha panggilan baru, sementara itu kontrol rutin
peralatan memiliki prioritas terendah. Sistem telepon klasik menggunakan wired
logic untuk memperkenalkan strateginya sementara itu sistem komunikasi modern
menggunakan perangkat lunak yang lebih fleksibel dan adaptif.
3. Sifat statistik dari trafik
Kebutuhan pengguna dimodelkan menjadi sifat-sifat statistik pada trafik. Hal ini
dimungkinkan untuk memvalidasi model matematika dengan kenyataan dengan
membandingkan hasil yang diperoleh pada pemodelan dan hasil pengukuran pada
sistem yang nyata. Suatu model matematika dibentuk dari pengetahuan tentang
trafik tersebut. Sifat-sifatnya kemudian diturunkan dari model dan dibandingkan
dengan data yang diukur. Jika tidak sesuai dengan kesepakatan yang ditentukan,
maka perlu dilakukan iterasi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Sifat trafik
dideskripsikan menjadi dua bagian, yaitu proses acak untuk usaha panggilan
datang dan proses pendeskripsian layanan atau waktu pendudukan. Proses ini
biasanya diasumsikan saling bebas, yang berarti bahwa durasi suatu panggilan
saling bebas terhadap waktu kedatangan panggilan. Model juga harus
mendeskripsikan kelakuan dari pengguna yang mengalami pemblokan, yaitu
mereka yang tidak terlayani dan akan melakukan panggilan ulang beberapa saaat
kemudian.

Gambar 3. Sistem telekomunikasi merupakan sistem yang kompleks antara manusia dan
mesin. Tujuan dari rekayasa teletrafik adalah untuk memenuhi sistem yang optimal dalam
melayani kebutuhan pengguna. [2]

Dalam teori trafik biasanya kata trafik digunakan untuk menyatakan intensitas
trafik yaitu trafik persatuan waktu. Intensitas trafik didefinisikan sebagai jumlah waktu
pendudukan per satuan waktu pengamatan (T).
Definisi intensitas menurut ITU-T (1993) adalah sebagai berikut [3]: “The
instantaneous traffic intensity in a pool of resources is the number of busy resources at a
given instant of time.”
Resources atau sumber daya yang dimaksud dapat berupa sebuah grup server atau
grup saluran trunk. Dengan statistik intensitas trafik dapat dihitung untuk periode T,
dengan rata-rata intensitas trafik adalah:
1 T
Y (T ) 
T 
0
n(t )dt
(1)
dimana n(t) adalah jumlah divais yang diokupansi pada waktu t.

Gambar 4. Diagram proses trafik telekomunikasi.


Carried traffic Y = Ac adalah trafik yang dilayani oleh sekumpulan server selama
interval waktu tertentu. Offered traffic A adalah trafik yang seharusnya dapat dilayani
secara teoritis jika tidak ada panggilan yang ditolak akibat kekurangan kapasitas, yaitu
ketika jumlah server tak terbatas. Offered traffic adalah nilai teoritis dan tidak dapat
diukur, tetapi dapat diperkirakan. Secara teoritis, terdapat dua parameter dalam trafik,
yaitu intensitas panggilan λ atau rata-rata jumlah panggilan yang ditawarkan per satuan
waktu dan rata-rata waktu layanan s. Offered traffic dapat dihitung dengan:
A=λs (2)
Dalam aplikasi yang dimaksud intensitas trafik adalah rata-rata intensitas trafik.
Intensitas trafik sama dengan:
V
A= (3)
T

atau

c .h
A= (4)
T

Dalam model teori trafik terdapat konsep offered traffic. Trafik ini adalah trafik
yang dibawa jika tidak ada trafik yang ditolak (jika jumlah server tidak terbatas).
Trafik yang ditawarkan (offered traffic) adalah nilai teoritis dan tidak dapat
diukur, nilai trafik ini hanya dapat diestimasi. Secara teoritis diperlukan dua parameter
berikut:
1. Intensitas panggilan, yang berarti jumlah rata-rata panggilan yang ditawarkan per
satuan.
2. Rata-rata waktu layanan (mean service time) atau holding time.

Sedangkan trafik sendiri dapat dinyatakan dalam satuan sebagai berikut:


1. Centum Call Seconds
Centum call seconds (CCS) adalah suatu ukuran trafik telepon pada kelipatan 100
detik. Istilah CCS dikembangkan pada awal perkembangan teknik penyambungan
elektromekanikal dan dikembangkan untuk membuat kuantitas trafik dapat lebih
dikelola dengan baik. Misalnya pada 10 menit trafik:
10 menit = 600 detik
CCS = (600 detik)/100= 6 CCS
2. Erlang
[10] Erlang adalah suatu satuan tanpa dimensi untuk mengukur intensitas trafik.
Kunci dari satuan Erlang adalah tidak adanya dimensi yang berarti tidak ada
periode waktu yang spesifik. Untuk memberi penghargaan kepada A.K Erlang
yang telah mengenalkan teori trafik (thn 1909) maka intensitas trafik diberi satuan
Erlang. Satu CCS adalah 100 detik, sementara satu Erlang bergantung pada waktu
pengamatan. Penggunaan maksimum fasilitas adalah 100% dalam pelayanan
panggilan. Jika waktu pengamatan adalah 10 ment dan fasilitas layanan
digunakan 100 %, maka satu Erlang dapat didefinisikan pada kondisi demikian.
Jika waktu pengamatan adalah 1 jam, maka 1 Erlang sama dengan 1 jam. Satuan
Erlang didefinisikan sebagai [3]:
a. Satuan dari trafik telepon. Persentase dari rata-rata penggunaan saluran atau
sirkuit
b. Perbandingan dari waktu sebuah sirkuit dipakai (volume trafik) dan waktu
pengamatan. Trafik yang memakai sebuah sirkit selama satu jam sama dengan
1 Erlang.
3. Speech-minutes (SM)
1 SM = 1/60 Erlang-hours (Eh)
4. Equated busy hour calls (EBHC)
1 EBHC = 1/30 Eh, yaitu dimana satuan ini berdasarkan pada rata-rata
pendudukan waktu selama 120 detik.

Pada sistem transmisi data, kebutuhan transmisi menjadi cukup penting namun
waktu layanan tidak terlalu menjadi perbincangan yang penting. Kapasitas sistem φ atau
kecepatan persinyalan data diukur dalam per satuan waktu, misalnya bit/sekon. Waktu
layanan untuk melakukan pekerjaan s (transfer data dalam bit), yaitu waktu transmisi
adalah s/φ dalam detik yang tergantung pada satuan φ. Utilisasi sistem jika rata-rata
pekerjaan sebesar λ datang setiap satuan waktu adalah:
s


(5)
Utilisasi selalu diamati dalam interval 0 ≤ ϑ ≤1.
Jika kita memiliki panggilan-panggilan yang mengokupansi lebih dari satu kanal
dan terdapat sejumlah tipe panggilan i yang mengokupansi, maka offered traffic
dinyatakan sebagai jumlah kanal yang sibuk sebagai:
N
A   i  s i  d i
i 0
(6)
dimana N adalah jumlah tipe trafik, λ i adalah arrival rate tipe i, dan s i adalah waktu rata-
rata pendudukan tipe i.
Trafik tertinggi tidak terjadi pada waktu yang sama setiap harinya. Kita
mendefinisikan konsep time consistent busy hour (TCBH) sebagai waktu 60 menit yang
selama periode waktu tertentu memiliki trafik tertinggi.
Dalam setiap permasalahan trafik telekomunikasi, terdapat tiga parameter berikut
yang saling berkaitan:
1. Offered traffic
2. Traffic handling resources (servers)
3. Service objectives (grade of service)

Gambar 5. Hubungan antara tiga parameter penting dalam rekayasa teletrafik. [2]
Untuk memperoleh solusi analitis dalam permasalahan teletrafik, diperlukan suatu
model matematika dari trafik tersebut. Suatu pemodelan yang sederhana biasanya
berdasarkan pada asumsi-asumsi meliputi:
1. Pure-chance traffic
2. Ekuilibrium statistika
Asumsi pure-chance traffic berarti bahwa setiap kedatangan panggilan dan
pemutusan panggilan merupakan kejadian acak yang saling lepas (independen).
Kemudian, total trafik yang dihasilkan oleh sejumlah besar pengguna diamati sebagai
panggilan yang acak. Jika kedatangan panggilan adalah kejadian acak yang saling lepas,
maka kejadian suatu panggilan tidak dipengaruhi oleh panggilan sebelumnya. Trafik
demikian dikatakan sebagai trafik memoryless.
Asumsi bahwa kedatangan dan pemutusan panggilan secara acak dapat diperoleh
dengan asumsi:
1. Jumlah kedatangan panggilan pada suatu waktu mengikuti distribusi Poisson,
yaitu:
 x 
P( x)  e
x!
(7)
dimana x adalah jumlah kedatangan panggilan pada waktu T dan µ adalah rata-
rata jumlah panggilan datang pada waktu T. Karena mengikuti distribusi Poisson,
maka pure-chance traffic dikatakan sebagai Poissonian traffic.
2. Interval waktu T, antarkedatangan panggilan adalah interval waktu antara
kejadian-kejadian acak kedatangan panggilan dan memiliki distribusi
eksponensial negatif:
P(T  t )  e t / T
(8)
T
dimana adalah rata-rata interval waktu antar kedatangan panggilan.
3. Karena kedatangan setiap panggilan dan pembubarannya adalah kejadian acak
yang saling lepas, durasi panggilan T adalah suatu interval antara dua kejadian
acak dan memiliki distribusi eksponensial negatif:
P (T ≥ t) = e – t/h (9)

Asumsi ekuilibrium statistik berarti bahwa penghasilan trafik merupakan suatu


proses acak yang stasioner yang mana probabilitasnya tidak berubah selama waktu yang
diperhatikan. Oleh karena itu, rata-rata jumlah panggilan dalam proses tetap bernilai
konstan.
Perhatikan pada Gambar 7 adalah suatu sentral telepon dengan tipe crossbar. Tipe
crossbar saat ini sudah ditinggalkan dan beralih ke sistem dijital, namun demikian tipe
crossbar menjadi fundamental yang penting dalam perencanaan switch dijital. Peralatan
pada sentral telepon terdiri dari jalur suara dan jalur kendali. Jalur suara diokupansi
setidaknya selama panggilan berlangsung (rata-rata 3 menit), sedangkan jalur kendali
diokupansi pada fasa pembentukan panggilan. Jumlah jalur panggilan lebih besar
daripada jumlah jalur kendali. Jalur suara adalah hubungan dari sebuah pelanggan ke
output. Pada space divided system, jalur suara terdiri dari komponen pasif, misalnya
relay, dioda, dan rangkaian VLSI. Pada time divison system, jalur suara terdiri dari time-
slot tertentu dalam suatu frame. Jalur kendali bertanggung jawab pada pembentukan
hubungan. Secara umum jalur pengendali terdiri dari divais kontrol berupa mikroprosesor
atau register.

Gambar 6. Struktur fundamental sebuah switching. [2]

Beberapa struktur dasar jaringan komunikasi adalah mesh, star, dan ring. Jaringan
mesh dapat diaplikasikan pada jaringan yang memiliki banyak sentral. Jaringan star dapat
diaplikasikan pada jaringan dengan sentral yang sedikit. Jaringan ring digunakan pada
sistem komunikasi fiber optik.
Gambar 7. Struktur dasar jaringan telekomunikasi. [2]

Saluran suara dijital mampu mentransportasikan 64,000 bit per detik. Trafik pada
komunikasi pita lebar merujuk pada sumber yang mampu mentransportasikan data pada
kecepatan setidaknya 1.544 Mbps (di Amerika Utara dan Jepang) atau 2.048 Mbps di
Eropa. Tiga contoh trafik komunikasi pita lebar adalah trafik internet, video conferences,
dan streaming video. Dalam perspektif teknik teletrafik, trafik komunikasi pita lebar
secara kualitatif sangat berbeda dengan trafik suara. Perbedaan ini disebabkan oleh cara
trafik komunikasi pita lebar dibawa pada suatu sistem telekomunikasi.
Trafik suara menggunakan circuit switch yang mana berarti terdapat suatu jalur
dari asal menuju tujuan dengan dedicated bandwidth yang dibentuk ketika panggilan
dimulai dan akan hilang ketika panggilan dibubarkan. Waktu pendudukan rata-rata untuk
seorang pelanggan kira-kira 3 menit dan intensitas kedatangan jarang lebih dari 20
panggilan setiap jam setiap pelanggannya. Ketika panggilan dengan circuit switch
diterima, maka jaringan akan terdedikasikan padanya.

Gambar 8. Paradigma Teletrafik pada Abad ke-21. [7]


Data berkecepatan tinggi dibagi-bagi menjadi paket-paket informasi dan paket-
paket ini adalah satuan transportasi data yang disebut packet switching. Waktu
pendudukan paket-paket ini tidak kurang dari satu milisekon dan terdapat ribuan paket
data yang datang setiap detiknya. Perbedaan kuantitatif ini menjadi perbedaan kualitatif
setidaknya pada dua hal. Pertama, waktu inter kedatangan dari suatu sumber adalah
saling bergantung. Hal ini disebabkan ketika sebuah paket datang, sumber akan
mengirimkan data, jadi terdapat peluang yang lebih besar paket yang lainnya akan tiba
terlebih dahulu. Manifestasi operasional dari hal ini adlah bahwa kedatangan paket
dikatakan sebagai bursty traffic. Kedua, penyangga disediakan untuk mengakomodasi
puncak sementara kedatangan paket-paket.

C. Fungsi Distribusi

Suatu interval waktu tertentu dapat dideskripsikan sebagai suatu variabel acak T.
Ini terkarakterisasi dengan suatu fungsi distribusi komulatif (cumulative distribution
function, cdf) F(t) yang merupakan probabilitas dimana durasi suatu interval waktu
adalah kurang dari sama dengan t:

F (t) = p (T ≤ t) (10)

Secara umum, kita mengasumsikan turunan dari F (t), yaitu fungsi kerapatan
distribusi (probability density function, pdf) f (t):

d F (t) = f (t) . dt = p {t < T ≤ t + dt}, t ≥ 0 (11)

Karena kita hanya memperhatikan interval waktu non-negatif, maka:

 0 ,t  0
F (t )   t t
 
0
dF (u )   f (t )dt ,0  t  
0
(12)

Terkadang, lebih mudah untuk memperhatikan fungsi distribusi komplementer


(survival distribution function) daripada memperhatikan fungsi kerapatan distribusi,
dimana fungsi distribusi komplementer adalah:
FC (t) = 1 – F (t) (13)

Distribusi lain yang menjadi penting pada teori teletrafik adalah distribusi
eksponensial negatif atau dikenal sebagai distribusi eksponensial saja.

Gambar 9. Diagram fasa dari suatu interval waktu terdistribusi eksponensial. Kotak
dengan intensitas λ berarti bahwa sebuah input masuk ke dalam kotak akan
menghabiskan interval waktu λ sebelum meninggalkan kotak. [2]

Distribusi ini memiliki parameter utama intensitas atau rate λ:

F (t) = 1 – e – λt ; λ > 0, t ≥ 0 (14)

f (t) = λe - λt ; λ > 0, t ≥ 0 (15)

D. Distribusi Poisson

Distribusi Poisson digunakan pada PSTN di Amerika Utara untuk pendimensian


kelompok trunk akhir walaupun call yang diblok dibersihkan dari sistem dan tidak
dilayani. Pada praktiknya, distribusi Poisson lebih sesuai dengan kondisi riel PSTN
daripada distribusi Erlang B yang digunakan untuk jaringan luar negeri dan militer.
Formula Poisson dikemukakan oleh ahli matematika asal Perancis, Siméon Denis Poisson
(1781 – 1840).
Gambar 10. Model Poisson [1]
Pada kehidupan nyata, distribusi Poisson berlaku saat kita tertarik pada
pengukuran seberapa banyak suatu kejadian tertentu terjadi pada suatu interval waktu
yang spesifik atau pada luas daerah yang spesifik. Contohnya adalah:
1. Jumlah panggilan telepon yang diterima pada suatu sentral telepon dalam satu jam.
2. Jumlah pelanggan yang datang pada toko per harinya
3. Jumlah mobil yang melalui suatu jalan dalam satu hari.

Kita ingin menghitung jumlah keberhasilan pada suatu interval waktu terntentu
yang diberikan. Asumsikan interval tersebut dapat dibagi menjadi suatu subinterval yang
sangat kecil sedemikian sehingga:
1. Probabilitas keberhasilan lebih dari satu pada sembarang subinterval adalah nol
2. Probabilitas keberhasilan satu kali pada suatu subinterval konstan untuk semua
subinterval dan proporsional terhadap waktu.
3. Subinterval saling lepas (independen).

Ciri-ciri distribusi Poisson adalah:


1. Banyaknya hasil percobaan yang satu tidak tergantung dari banyaknya hasil
percobaan yang lain.
2. Probabilitas hasil percobaan sebanding dengan panjang interval waktu.
3. Probabilitas lebih dari satu hasil percobaan yang terjadi dalam interval waktu yang
singkat dalam daerah yang kecil dapat diabaikan.

Pada rekayasa teletrafik, asumsi yang dipakai adalah:


1. Panggilan (call) dilayani secara urutan acak
2. Terdapat jumlah source yang tak terbatas.
3. Panggilan terblok dilayani
4. Waktu pendudukan (holding time) adalah eksponensial atau konstan.

Kondisi sistem yang terjadi adalah:


1. Kedatangan panggilan acak (random arrival) dan independent satu sama lain
2. Jumlah sumber panggilan tak terhingga
3. Laju rata-rata datangnya panggilan konstan (a = l)
4. Tak tergantung jumlah pendudukan yang sudah ada karena sumber panggilan tak
terhingga
5. Jumlah saluran yang melayani tak terhingga dan merupakan berkas sempurna
6. Setiap panggilan yang datang selalu dapat dilayani
7. Pola waktu pendudukan terdistribusi exponensial negatif
8. Waktu pendudukan rata-rata = h = 1/m
9. Harga rata-rata trafik sama dengan harga variansinya

Pada keadaan kesetimbangan statistik (statistical equilibrium), yaitu proses


perubahan dari kondisi (k-1) menuju (k) sama jumlahnya dengan perubahan kondisi (k)
menuju (k-1). Penurunan pada keadaan kesetimbangan adalah sebagai berikut [1]:
1. Pertama ditinjau keadaan kesetimbangan kondisi 0 dan kondisi 1
λP ( 0 )=μP ( 1 )
λ
P (1 ) = P (0) (14)
μ
dimana λ/μ adalah A (intensitas trafik).

2. Setelah didapatkan persamaan pada keadaan kesetimbangan kondisi 0 dan 1 maka


ditinjau kondisi selanjutnya yaitu kondisi 1 dan kondisi 2
P (1 ) =A P (0)
λP ( 1 )=2 μ P( 2)
λ
P (2 ) = P(1)

A
P (2 )= P(1)
2
A
P (2 )= A P(0)
2
2
A
P (2 )= P(0)
2!
dan seterusnya sehingga diperoleh persamaan umumnya adalah
A x P(0)
P ( x) 
x!
(15)

3. Harga P(0) di dapat dari keadaan normal


∑ P ( k ) =1
k=0

Ak
∑ k!
P( 0)=1
k=0

1
P(0)= ∞
Ak
∑ k!
k=0

dimana
∞ k
A
∑ k!
=e
A

k=0

P ( 0 )=e− A (16)

4. Formula distribusi Poisson didefinisikan sebagai


AxeA
P ( x) 
x!
(17)
dimana:
A = intensitas atau rate
P = probabilitas keberhasilan
x = variabel acak diskrit

E. Formula Erlang-B

Distribusi Erlang-B digunakan oleh PSTN Amerika Utara untuk dimensioning


kelompok trunk dengan tingkat penggunaan tinggi (high usage trunk groups) sebagai
alternatif routing sistem trunk (panggilan yang diblok ditawarkan pada trunk lain yang
tingkat pengguna tinggi atau pada kelompok trunk final), dan untuk pendimensian
jaringan militer dan asing. Formulasi Erlang-B dikemukakan oleh Agner Krarup Erlang
(1878-1929), seorang ilmuwan pada Copenhagen Telephone Company di Denmark.
Gambar 11. Model Erlang-B [1]

Formula Erlang-B digunakan dengan asumsi-asumsi:


1. Terdapat sejumlah tak terbatas panggilan datang
2. Jumlah trunk/saluran terbatas
3. Masing-masing call independen satu sama lain
4. Probabilitas user menggunakan kanal (waktu service) berbasis pada distribusi
eksponensial
5. Panggilan datang (input) terdistristribusi Poisson.

Model Formula Erlang-B didasari pada elemen-elemen berikut:


1. Struktur
Struktur yang dipakai pada pemodelan Erlang-B adalah sistem dengan n kanal
identik (server, trunks, dan slot yang identik) bekerja secara paralel yang
disebut sebagai kelompok homogen.
2. Strategi
Panggilan datang pada sistem diterima untuk dilayani jika setidaknya satu
kanal tidak terpakai. Setiap panggilan membutuhkan hanya satu kanal,
sehingga dikatakan sebagai kelompok yang memiliki aksesibilitas yang
penuh. Jika seluruh kanal sibuk, maka sistem dikatakan macet dan semua
usaha panggilan diblok. Panggilan yang terblok akan menghilang tanpa ada
efek karena panggilan tersebut akan diterima dengan suatu routing alternatif.
Strategi ini menjadi dikenal sebagai Erlang’s loss model atau Blocked Calls
Cleared (BCC). Biasanya kita mengasumsikan bahwa waktu pelayanan bebas
pada proses kedatangan dan waktu layanan lainnya.
3. Trafik
Pada model Erlang-B, kita mengasumsikan proses kedatangan berdasarkan
Proses Poisson dengan intensitas λ dan waktu pelayanan terdistribusi secara
eksponensial dengan intensitas µ. Trafik model ini disebut sebagai Pure
Chance Traffic type One (PCT-1). Proses trafik adalah proses kematian dan
kelahiran secara murni sesuai proses Markov. Kita mendefiniskan trafik yang
ditawarkan (offered traffic) sebagai trafik yang dilayani ketika jumlah kanal
tak terhingga. Pada Erlang’s loss model dengan proses kedatangan Poisson,
definisi ini sama dengan jumlah rata-rata usaha panggilan setiap waktu
penahanan rata-rata (mean holding time):
1 
A 
 
(15)

Gambar 12. Diagram keadaan untuk suatu sistem dengan kanal tak terbatas
yang mengikuti proses kedatangan Poisson (λ) dan waktu penahanan (holding
time) terdistribusi eksponensial (µ) [2]

Pada keadaan kesetimbangan statistik (statistical equilibrium) sama seperti


distribusi Poisson sebelumnya, yaitu proses perubahan dari kondisi (k-1) ke (k) sama
jumlahnya dengan perubahan kondisi (k) ke (k-1). Yang membedakan dengan distribusi
Poisson adalah langkah ketiga pada distribusi Erlang-B [1].
N

∑ P ( k ) =1
k=0

N k
∑ Ak ! P( 0)=1
k=0

1
P(0)= N
Ak
∑ k!
k=0

Sehingga:
N
A /N !
P( N )= N k
∑ kA! (18)
k=0

P(N) biasanya disimbolkan dengan E1,N(A) atau EN(A) atau B atau rumus rugi Erlang
atau rumus Erlang-B. P(N) pada model Erlang-B juga menyatakan probabilitas bloking
yaitu probabilitas seluruh kanal sedang sibuk. Pada kondisi ini jika ada panggilan yang
datang maka panggilan baru tersebut akan ditolak. Sehingga probabilitas bloking atau
formula Erlang-B adalah sebagai berikut:
AN/ N !
B ( N , A)= N k
∑ Ak ! (19)
k=0

dimana:
B(N,A) = P(N) = Pblocked = adalah probabilitas panggilan ditolak.
N = jumlah saluran
A = intensitas atau rate

F. Formula Erlang-C

Pendekatan formula Erlang-C digunakan untuk mengetahui peluang paket yang


tertunda hingga menyebabkan timeout dan harus dikirim ulang. Tujuan pendekatan
Erlang-C adalah:
1. Mengatur antrian panggilan (FIFO)
2. Pengalokasian server
3. Mengetahui lama waktu tunggu dan keterlambatan
4. Menentukan staffing levels pada suatu Automatic Call Distributor (ACD) atau
Automatic Call Sequencer (ACS).
5. Menentukan staffing levels pada operator PBX
6. Menentukan kuantitas saluran keluar pada suatu PBX dengan antrian on-hook dan
off-hook

Asumsi yang berlaku pada pendekatan formula Erlang-C adalah:


1. Jumlah antrian panggilan yang tidak berhingga
2. Jumlah server tertentu (N = finite) dan beroperasi dengan full availability.
3. Setiap panggilan yang datang dan mengalami kongesti maka panggilan tersebut
menunggu di ruang tunggu (loss call delayed)
4. Kedatangan panggilan ke dalam sistem secara random/acak.
5. Pelayanan panggilan diatur berdasarkan urutan kedatangan atau disiplin operasi yang
berlaku adalah FIFO (First In First Out)
6. Waktu tunggu yang dipengaruhi secara eksponensial

Gambar 13. Grafik formula Erlang-C. Probabilitas E(A) berbentuk eksponensial positif.
[2]

Proses kedatangan Poisson stasioner adalah bebas dari keadaan sistem dan
probabilitas pelanggan yang datang harus menunggu pada antrian sama dengan proporsi
waktu semua server yang digunakan berdasarkan teori PASTA (Poisson Arrivals See
Time Averages). Waktu menunggu adalah suatu variabel acak yang dilambangkan sebagai
W. Untuk pelanggan yang datang secara acak, berlaku:
E2, n (A)= p {W > 0} (20)

 p(i) 
in

  p(i )
 p(i)
i 0
in

= (21)
n
p ( n) 
n A
= (22)
Formulasi Erlang-C adalah:
An n
E 2,n ( A)  n! n  A ,A n
A A2 A n 1 An n
1   
1 2! ( n  1)! n! n  A
(23)
Probabilitas delay tersebut tergantung hanya pada A = λ/µ, bukan pada parameter λ dan µ
secara terpisah.

Gambar 14. Diagram keadaan pada sistem tunda M/M/n yang memiliki n server dan
posisi tunggu tak terhingga [2]

G. Formula Binomial

Misalkan terdapat suatu sistem dengan jumlah sumber terbatas S. Sumber-sumber


dalam hal ini adalah pelanggan, pengguna, terminal, dan lainnya. Setiap sumber hanya
memiliki dua peluang kejadian, yaitu sedang bebas atau sedang sibuk. Suatu sumber
adalah bebas selama suatu interval waktu yang terdistribusi secara eksponensial dengn
intensitas γ dan suatu sumber adalah sibuk selama suatu interval waktu (waktu layanan,
waktu tunggu) yang terdistribusi eksponensial dengan intensitas µ. Jenis sumber yang
demikian disebut sebagai jenis sumber sporadis atau on/off sourves. Trafik yang bekerja
pada jenis sumber ini disebut sebagai Pure Chance Traffic type Two (PCT-II) atau trafik
pseudo-acak.
Gambar 15. Setiap sumber individual baik dalam keadaan bebas maupun sibuk sama-
sama bersifat saling lepas terhadap sumber-sumber lainnya. [2]

Pada bagian ini, jumlah kanal (trunks dan servers) n diasumsikan lebih besar
daripada atau sama dengan jumlah sumber (n ≥ S) sehingga tidak ada panggilan yang
hilang. Nilai n dan S keduanya diasumsikan sebagai bilangan cacah, namun dapat pula
berupa bilangan lainnya.

Gambar 16. Diagram keadaan pada Distribusi Binomial dimana jumlah sumber S kurang
dari atau sama dengan jumlah kanal n (S ≤ n).

Total dari keseluruhan probabilitas tiap keadaan pada Distribusi Binomial


haruslah sama dengan satu:
  S
1
   S  
2
 S  
S

p (0)   1                     
  1    2    S   
1 = (24)
S
 
p ( 0)   1  
 
1 = (25)
yang dapat disederhanakan dengan menggunakan metode ekspansi deret binomial
Newton. Dengan menganggap β = γ/µ, maka diperoleh:
1
p (0) 
1    S
(26)
Parameter β adalah offered traffic dalam setiap sumber bebas atau jumlah percobaan
panggilan per satuan waktu untuk suatu sumber yang bebas. Kemudian kita akan
memperoleh:
 S 1
    i
 i 1    S
p(i) = (27)
i S i
 S     1 
       
 i  1    1  
= ; i = 0, 1, …, S ; 0 ≤ S ≤ n, (28)
yang mana merupakan Distribusi Binomial.
Jika offered traffic setiap sumber a didefinisikan sebagai jumlah trafik yang
dibawa setiap sumber ketika tidak ada pemblokan, maka:
  1/ 
a  
1      1/   1/ 
(29)
 S
p (i )     a i  1  a  S i
 i
; i = 0, 1, …, S ; 0 ≤ S ≤ n, (30)
Distribusi Binomial pada persamaan (27) disebut pula Distribusi Bernoulli yang
ditemukan oleh James Bernoulli.
Offered traffic setiap sumber merupakan suatu konsep yang sulit untuk dijelaskan
karena pembagian waktu suatu sumber dikatakan bebas tergantung pada kemacetan yang
terjadi. Jumlah panggilan yang ditawarkan oleh suatu sumber tergantung pada jumlah
kanal, dimana suatu kemacetan parah akan menghasilkan waktu bebas yang lebih pada
suatu sumber dan demikian lebih banyak usaha panggilan.
Kemacetan waktu:
E =0, S<n (31)
E = p(n) = an , S = n (32)

Trafik yang dibawa:


S
S     i  p (i )
i 0
Y = (33)
=Sa=A (34)
yang mana merupakan nilai rata-rata Distribusi Binomial. Pada kasus ini dengan tidak
ada pemblokan, maka a = α, sehingga:
Kemacetan Trafik:
AY
C 0
A
(35)

Jumlah usaha panggilan setiap satuan waktu:


S

 p(i)  (S  i)
i 0
Λ = (36)
S
S   i  p(i )  S  Sa
i 0
= (37)
S (1   )  
= (38)

H. Formula Engset

Pemodelan trafik Engset mendalami hubungan antara offered traffic pada jam
sibuk, pemblokan yang akan terjadi pada trafik tersebut, dan jumlah rangkaian yang
dibutuhkan dimana jumlah sumber dari trafik tersebut diketahui. Formulasi Engset
digunakan untuk menentukan probabilitas pemblokan atau probabilitas kemacetan yang
terjadi dalam suatu grup rangkaian. Formulasi Engset mirip dengan Erlang-B, tetapi
Engset lebih menspesifikasi suatu jumlah sumber terhingga dan mengasumsikan bahwa
panggilan yang diblok cleared atau dialirkan ke grup rangkaian lainnya. Formulasi
Engset digunakan pada suatu sistem telepon kecil atau PBX, dimana sejumlah pengguna
tertentu memiliki akses panggilan.
Formulasi Engset dikembangkan oleh Tore Olaus Engset, seorang ahli
matematika dari Norwegia. Formulasi Engset dikembangkan untuk menentukan
probabilitas kemacetan yang terjadi pada suatu grup rangkaian. Tingkat kemacetan dapat
digunakan untuk menentukan kinerja suatu jaringan (grade of service). Formulasi Engset
membutuhkan pengguna untuk mengetahui trafik puncak yang diperkirakan, jumlah
sumber, dan jumlah rangkaian pada jaringan tersebut.
Misalkan β = γ/µ, probabilitasnya menjadi:

 S
    i
i
p (i )  n 
 S
    
j 0  j 
j

, 0≤i≤n (36)

Persamaan tersebut dapat ditulis ulang menjadi:

 S
   a i  (1  a ) S i
i
p (i )  n 
 S
    a j (1  a ) S  j
j 0  j 
, 0≤i≤n (37)

Gambar 17. Diagram keadaan untuk kasus Engset dengan S > n, dimana S adalah jumlah
sumber dan n adalah jumlah kanal.

I. Kesimpulan

Dalam perancangan trafik telekomunikasi, terdapat beberapa rumusan matematika


secara probabilistik sebagai berikut:
Holding-
No Jumlah Blocked-call Formula
Aplikasi time
. source Disposition Trafik
Distribution
1. Final trunk groups Tak Held Konstan atau Poisson
PSTN di Amerika terhingga eksponensial
Utara
2. Trunk groups dan Tak Cleared Konstan atau Erlang B
server non-delayed terhingga eksponensial
lainnya
3. Delayed server pools Tak Delayed Eksponensia Erlang C
terhingga l
4. PBX kecil atau remote Berhingga Held Konstan atau Binomial
switch trunk groups eksponensial
5. Small line Berhingga Cleared Konstan atau Engset
concentrator Eksponensia
l

Secara umum, rumusan probabilitas matematika tersebut dapat dijabarkan dalam


diagram berikut:

Gambar 18. Diagram proses pemilihan formula trafik. [2]

Rekayasa trafik diperlukan dalam dunia telekomunikasi karena jumlah kanal yang
dapat disediakan oleh operator terbatas, sedangkan jumlah pelanggan dari suatu operator
selalu mengalami peningkatan. Idealnya setiap pelanggan mendapatkan kanal masing-
masing agar dapat selalu berkomunikasi, namun jika jumlah kanal mengikuti jumlah
pelanggan maka akan membutuhkan biaya yang sangat besar dan merupakan pemborosan
karena tidak semua pelanggan menggunakan kanalnya secara bersamaan. Oleh karena itu
diperlukan perhitungan yang tepat dalam rekayasa trafik agar lebih efisien dari pihak
operator dan setiap pelanggan mendapat kepuasan yang sama karena dapat terlayani
dengan baik.

J. Contoh Soal dan Pembahasan

1. Suatu toko perlengkapan listrik menjual lampu 40 W sebanyak 5 buah setiap hari.
Jika permintaan lampu tersebut mengikuti distribusi Poisson, maka berapa
probabilitas untuk penjualan lampu tersebut sebanya 0 dan 3 buah?
Jawab:
λ=5
Probabilitas dimana tidak ada lampu yang terjual:
5 0 e 5
P ( x  0)   0.00674
0!
Probabilitas dimana ada tiga buah lampu yang terjual:
5 3 e 5
P ( x  3)   0.14
3!

2. Suatu perusahaan konvensi menggunakan 20 mesin jahit dalam operasionalnya.


Probabilitas sebuah mesin jahit memerlukan perbaikan adalah 0.02. Tentukan
probabilitas dimana tiga mesin jahit akan memerlukan perbaikan!
Jawab:
n = 20
p = 0.02
λ = np = 0.4
Probabilitas dimana tiga mesin jahit memerlukan perbaikan adalah:
0.40 3 e 0.4
P( x  3)   0.0072
3!
3. Selama interval waktu [t1, t1 + 10] detik, jumlah paket IP yang masuk ke dalam suatu
router memiliki rata-rata 40/detik. Suatu penyedia layanan akses meminta Saudara
untuk menghitung probabilitas dimana terdapat 20 paket yang datang pada interval
waktu [t1, t1 + 1] detik dan 30 paket pada interval waktu [t1, t1 + 3] detik. Asumsikan
proses kedatangannya mengikuti distribusi Poisson!
Jawab:
P [X(1) = 20, X(3) = 30] = P [X(1) – X(0) = 20, X(3) – X(1) = 10]
= P [X(1) – X(0) = 20] P[X(3) – X(1) = 10]
20 e   210 e 2 
  10  26  0
20! 10!
=

4. Suatu percakapan pada jaringan ad-hoc nirkabel kadang-kadang teganggu akibat


interferensi sinyal yang mengikuti aturan distribusi Poisson dengan laju rata-rata λ =
0.1 setiap menit.
a. Berapa probabilitas dimana tidak ada interferensi yang terjadi dalam dua menit
pertama pecakapan?
b. Jika dua menit pertama bebas dari interferensi sinyal, maka hitung probabilitas
dimana pada setiap menit berikutnya tepat terdapat satu sinyal yang
menginterferensi percakapan!
Jawab :
a. Misalkan X(t) menyatakan proses interferensi yang mengikuti distribusi Poisson
dan X(0) = 0, sehingga:
P ( X ( 2)  0)  e 2   0.8187
b. Kejadian dalam dua interval waktu yang tidak saling tergabung pada distribusi
Poisson adalah saling lepas, sehingga kejadian {X(2) – X(0) = 0} saling lepas dari
kejadian {X(3) – X(2) = 1}. Hal ini berarti bahwa probabilitas kondisional yang
ditanyakan dengan:
0.11 e 0.1
 0.0905
1!
P [X(3) – X(2) = 1 | X(2) – X(0) = 0] = P [X(3) – X(2) = 1] =

5. Seorang operator telepon yang rata-rata melayani lima panggilan setiap tiga menit.
Tentukan probabilitas tidak ada panggilan pada menit berikutnya dan setidaknya ada
dua panggilan pada menit berikutnya!
Jawab:
Jika dimisalkan X adalah jumlah panggilan dalam satu menit, maka X memiliki
distribusi Poisson dengan EX = λ = 5/3.
Probabilitas tidak ada panggilan dalam menit berikutnya adalah:
0
5 / 3 5
e  
 3  e 5 / 3  0.189
0!
P (X = 0) =
Probabilitas setidaknya terdapat dua panggilan dalam menit berikutnya adalah:
P (X ≥ 2) = 1 – P (X = 0) – P (X = 1)
1
 5
e 5 / 3  
 3
1!
= 1 – 0.189 - = 0.496

6. Tentukan beban trafik dari 100 CCS yang ditawarkan pada sebuah grup dari 5 high
usage trunk!
Jawab:
 Pada Tabel High-Usage Traffic Capacity in CCS menunjukkan bahwa trunk 1
akan membawa 26 CCS dan overflow 74 trafik ke trunk 2. Trunk 2 akan
membawa 23 CCS dan overflow 51 CCS ke trunk 3. Trunk 3 akan membawa 19
CCS dan overflow 32 CCS ke trunk 4. Trunk 4 akan membawa 14 CCS dan
overflow 18 CCS ke trunk 5.
 Berdasarkan Tabel High-Usage Traffic Capacity in CCS, untuk trafik beban trunk
group yang ditawarkan dari 100 CCS, trunk 5 akan membawa 9 CCS dan 9 CCS
akan overflow ke alternate route.

7. Tentukan GOS untuk 48 kanal high usage trunk group dengan trafik yang ditawarkan
sebasar 0.75 Erlang per-trunk (36 trunk)!
Jawab:
A = (48 kanal) (0.75 Erlang/kanal) = 36 kanal
Pada Tabel Erlang-B Traffic Capacity in Erlangs, pilih baris N untuk 48 trunk dan
cari hingga didapat 36.1 Erlang.
Baca pada bagian atas kolom B untuk menentukan GOS yaitu B = 0.01.
8. Suatu sistem selular dengan rata-rata panggilan berdurasi dua menit dan probabilitas
pemblokan tidak lebih dari 1%. Jika terdapat total 395 kanal trafik untuk sistem 7 sel
reuse, maka akan terdapat 57 kanal trafik per panggilan. Tentukan kapasitas yang
dapat dilayani oleh sistem ini!
Jawab:
 Jika digunakan sistem pensektoran 1200, maka terdapat hanya 19 kanal per
sektornya (57/3 antena).
 Untuk probabilitas pemblokan dan rata-rata lama panggilan yang sama, setiap
sektor dapat melayani 11.2 Erlang atau 336 panggilan per jam.
 Karena setiap sel terdiri dari 3 sektor, maka kapasitas suatu sel menjadi 3 x 336 =
1008 panggilan per jam. Jika dibandingkan dengan tanpa pensektoran yang mana
sistem dapat melayani 44.2 Erlang atau 1326 panggilan per jam, maka jumlah
dengan pensektoran turun 24% daripada dengan pensektoran.
Jadi, pensektoran menurunkan efisiensi trunk, tetapi memperbaiki kualitas SIR
(signal to interference ratio) untuk setiap pengguna pada sistem tersebut.

9. Tentukan jumlah trunk yang dibutuhkan dalam high usage trunk group untuk
menangani 720 dari CCS yang ditawarkan pada GOS B = 0.01!
Jawab:
Pada Tabel Erlang-B Traffic Capacity in Erlangs, pilih kolom saat B = 0.01 dan cari
baris N hingga didapat nilai CCS 730.8, sehingga didapatkan trunk yang dibutuhkan
adalah 30 trunk.

10. Tentukan probabilitas delay loss dan delay untuk 24 server, jika trafik pada jam sibuk
ada 20 Erlang! Waktu toleransi delay 4 detik dan rata-rata waktu layanan server 4
detik.
Jawab:
Dengan menggunakan Tabel Delay Loss Probability, lihat untuk N = 24
Lihat kolom untuk perbandingan T1/T2 (4/4 = 1)
Lihat GoS (Grade of Service) pada Erlang 20 dan rasio T1/T2 adalah 1
Lihat P (>0) saat Erlang 20
Rumus Delay Loss dan Delay untuk 24 Server (D1 dan D2) :
D1 = P(>0) . T2/ (N-A)
D1 = (0.29807). (4)/ (24-20) = 0.29807 detik
D2 = T2/ (N-A)
D2 = (4)/(24-20) = 1 detik

11. Tentukan trafik dalam Erlang dan CCS untuk mendapatkan GoS (Grade of Service)
0.002.
Jawab:
Lihat tabel untuk 24 server ( N = 24 )
Lihat kolom untuk perbandingan T1/T2 (4/4 = 1)
Lihat GoS (Grade of Service) yang bernilai kurang dari sama dengan 0.002
Untuk mengubah nilai Erlang ke CCS yaitu dikali dengan 36 CCS/Erlang (karena 1
Erlang = 36 CCS)

12. Berapakah loss probability untuk 60 line digital remote switching unit yang
terhubung pada Local CO dengan menggunakan 24 kanal trunk group dengan
nonlocal busy hour traffic sebesar 15 Erlang?
Jawab:
Hitung a adalah traffic offered ke grup trunk dalam Erlang setiap sumber.
a = (15 Erl/ 60 lines) = 0.25 Erlang
dengan menggunakan tabel, S = 60, pilih a = 0.25, dan N = 24, diperoleh probability
loss 0.00587.

13. Pada soal nomor 1, hitung berapa Erlang offered traffic dan CCS untuk meraih GOS
minimal 0.01!
Jawab:
Dengan menggunakan tabel, pilih saat N = 24, S = 60, dan carilah nilai P yang
mendekati 0.01.
Diperoleh nilai 0.00979, lihat nilai a = 0.26 per source atau 15.6 Erlang trunk group,
maka, 15.6 Erl x 36 CCS/Erl = 561.6 CCS
14. Hitunglah jumlah trunk CO yang dibutuhkan untuk 30 saluran PBX pada sebuah
kantor kecil jika nonlocal busy hour traffic-nya 0.25 Erlang per pelanggan dan GOS-
nya minimal 0.05!
Jawab:
S = 30, a = 0.25 Erl, dan GOS ≥ 0.05.
Dengan melihat tabel, carilah nilai yang mendekati 0.05 didapat 0.3903 sehingga
jumlah trunk CO yang dibutuhkan adalah 12.

15. Suatu service local objective menentukan bahwa pelanggan akan membuat dial tone
tidak kurang dari 95 %. Terdapat dua rangkaian route keluar, trafik keluar adalah 50
mErl setiap terminal, dan terdapat 12 terminal. Apakah route keluar tersebut sudah
cukup untuk memenuhi spesifikasi service level objective tersebut?
Jawab:
Trafik yang dibawa adalah 12 x 0.05 = 0.6 Erl pada 2 trunk dari 12 terminal sehingga
busy rate adalah 10.2 % dan success rate adalah 89.8 %.
Jadi, dapat dikatakan bahwa route keluar tidak memenuhi persyaratan spesifikasi
service level objective tersebut.
Untuk memenuhi persyaratan spesifikasi hingga mencapai 98.48 %, maka perlu
ditambahkan satu trunk lagi.

16. Suatu perusahaan beroperasi pada kecepatan 50 kbps tiap kanal, pesan berukuran
konstan 500 bits, dan waktu kedatangan pada jam sibuk adalah 1.440.000 pesan per
jam sibuk. Jika S = 20 dan N (channel) = 10, maka tentukanlah Pb?
Jawab:
Waktu layanan = 500/50k = 0.01 sekon
Waktu kedatangan = 1.440.000/3600 = 400 /sekon
A = 400 x 0.01 = 4 Erlang
Dari tabel terlihat bahwa Pb adalah 0.00127.
17. Dari soal sebelumnya, bila kanal yang sebelumnya masing-masing 10 kanal dengan
kecepatan 50 kbps tidak dibagi, sehingga hanya 2 kanal dengan kecepatan 250 kbps,
maka tentukanlah Pb?
Jawab:
Waktu layanan = 500/250k = 0.002 sekon
Waktu kedatangan = 1.440.000/3600 = 400 /sekon
A = 400 x 0.002 = 0.8 Erlang
Dari tabel terlihat bahwa Pb adalah 0.14103, yang mana lebih besar dari sebelumnya.

18. Suatu perusahaan menginginkan agar pada 1 jam sibuk, dari 80 pesan yang rata-rata
memiliki waktu 1.2 menit tidak lebih dari 1 saja yang diblok. Jika perusahaan tersebut
memiliki 20 pelanggan, berapakah jumlah fasilitas server yang diperlukan agar
kriteria diatas tercapai?
Jawab:
GoS = 1/80 = 0.0125
A = (80/60) x 1.2 = 1.6 Erlang
Dari tabel terlihat jumlah N minimum adalah setidaknya 5 server, dengan Pb =
0.01185

19. Pada suatu saat panggilan datang dengan kecepatan 25 panggilan setiap 10 menit.
Jika durasi rata-rata panggilan adalah 2 menit, maka tentukanlah Pb suatu sistem yang
memiliki 20 panggilan dan 10 server?
Jawab:
A = (25/10) x 2 = 5 Erlang
Dari tabel terlihat bahwa Pb adalah 0.00655

20. Pada suatu saat, jumlah panggilan masuk rata-rata dalam 1 menit adalah 0.4 dan
jumlah panggilan keluar adalah 0.5. Jika durasi rata-rata panggilan masuk dan keluar
adalah 4 menit, maka tentukanlah berapa Pb, dengan jumlah server 8 dan jumlah
pelanggan 20?
Jawab:
Total trafik = (0.4+0.5) x 240/60 = 3.6 Erlang
Dari tabel terlihat bahwa Pb adalah 0.01254.
K. Latihan Soal

1. Pada daerah urban dengan rata-rata pelanggan memiliki 600 minutes of use (MoU)
setiap bulannya. Delapan puluh persen trafik terjadi selama hari kerja. Terdapat 20
hari kerja setiap bulannya. Asumsikan pada setiap hari kerja 10% trafik terjadi pada
jam sibuk. Tentukan trafik setiap pengguna dalam Erlang!

2. Tentukan jumlah pelanggan yang dapat didukung oleh sebuah sel dengan 63 kanal
radio. Asumsikan setiap pelanggan melakukan rata-rata 2.9 panggilan setiap jam
dengan waktu pendudukan panggilan rata-rata 110 detik. Tentukan pula trafik yang
dihasilkan oleh setiap pelanggan dalam CCS. Asumsikan grade of service 20%!

3. Tentukan jumlah pelanggan yang dapat didukung oleh sebuah sel dengan 400 kanal
radio. Asumsikan setiap pelanggan melakukan 2.5 panggilan setiap jam dengan waktu
pendudukan panggilan 120 detik. Asumsikan grade of service 2%!

4. Selama jam sibuk, sebuah grup trunk menawarkan 100 panggilan yang memiliki rata-
rata durasi 3 menit. Salah satu dari panggilan tersebut gagal menemukan trunk yang
bebas. Tentukan trafik yang ditawarkan pada grup dan trafik yang dilayani oleh grup
tersebut!
5. Sekelompok trunk berjumlah 20 ditemukan pada jam 10.00 terdapat 10 trunk
digunakan, pad jam 10.10 terdapat 15 trunk digunakan, pada jam 10.20 terdapat 16
trunk digunakan, dan pada jam 10.30 terdapat 11 trunk digunakan. Hitunglah
intensitas trafik rata-rata selama durasi tersebut!

6. Empat sambungan tersusun pada suatu grup yang full availability. Jika trafik yang
ditawarkan pada grup di jam sibuk adalah 0.8 Erlang, berapa grade of service yang
diberikan?
7. Selama jam sibuk, rata-rata 30 Erlang ditawarkan pada suatu kelompok trunk. Rata-
rata jumlah waktu dimana seluruh trunk sibuk adalah 12 detik dan dua panggilan akan
hilang. Tentukan rata-rata jumlah panggilan yang dibawa oleh grup trunk dan rata-
rata durasi panggilan! Tunjukkan bahwa rata-rata jumlah panggilan yang ditawarkan
pada kelompok trunk tersebut sepanjang periode tersebut sama dengan rata-rata
durasi panggilan, yaitu 30!

8. Trafik 10 Erlang ditawarkan pada switch yang menghubungkan secara sekuensial


kepada suatu kelompok trunk. Perkirakanlah trafik yang dibawa oleh setiap tiga trunk
yang pertama!

9. Tentukan jumlah trunk yang dibutuhkan untuk memberikan grade of service sebesar
0.01 untuk beban trafik 1 E, 2 E, 4 E, 10 E, 40 E, dan 80 E. Tentukan pula okupansi
dan jumlah trunk yang dibutuhkan setiap Erlang!

10. Sebuah perusahaan telekomunikasi mendimensikan routing-nya dengan kriteria


berikut
a. Grade of service pada beban normal : 0.005
b. Grade of service pada beban overload 10 % : 0.02
Tentukan jumlah trunk yang dibutuhkan untuk trafik 10 E, 40 E, 50 E, 60 E, dan 70 E.
11. Suatu crossbar exchange dibutuhkan untuk mengatur 5000 panggilan pada jam sibuk.
Waktu pendudukan marker dapat diasumsikan mengikuti distribusi eksponensial,
dengan rata-rata waktu pendudukan adalah 0.5 detik.
a. Tentukan jumlah marker yang dibutuhkan jika probabilitas suatu register untuk
menunggu sebuah marker adalah kurang dari 0.2!
b. Apa yang akan terjadi, jika suatu krisis lokal menyebabkan 25000 panggilan
terjadi pada jam sibuk?

12. Pada suatu sistem switching telegrafi otomatis, pesan yang datang disimpan pada
suatu antrian sampai peralatan retransmitting dari outgoing trunk dapat
mengirimkannya. Pesan tiba dengan kecepatan 120 pesan setiap jamnya. Waktu yang
diperlukan untuk mengadakan retransmit pesan dapat diasumsikan mengikuti
distribusi eksponensial dengan rata-rata waktu 10 detik. Jika probabilitas kehilangan
sebuah pesan akibat penyimpanan penuh harus dibawah 10– 6, maka berapa banyak
pesan yang harus dapat disimpan oleh peralatan tersebut?

13. Suatu divais pengendali umum pada sentral telepon dibutuhkan untuk melakukan
operasi dalam rata-rata periode 10 milisekon setelah menerima sinyal panggilan.
a. Jika divais tersebut ditahan dengan rata-rata 50 milisekon per panggilan, berapa
banyak panggilan yang dapat dilayaninya setiap jamnya?
b. Jika divais tersebut dibutuhkan untuk melayani 18000 panggilan setiap jam,
berapa rata-rata waktu pendudukan maksimum yang diizinkan?

14. Suatu Erlang’s loss system dengan n = 4 kanal. Rata-rata kedatangan adalah λ = 4
panggilan per satuan waktu dan rata-rata waktu pelayanan adalah µ = 2 panggilan per
satuan waktu. Asumsikan sistem mengikuti ekuilibrium statistika.
a. Tentukan trafik yang ditawarkan
b. Tentukan probabilitas keadaan sistem
c. Tentukan waktu kemacetan dengan menggunakan formula rekursi Erlang-B.
d. Tentukan distribusi jumlah panggilan yang diblok selama jam sibuk dimana
semua kanal sedang sibuk. Berapa nilai rata-ratanya?
15. Misalkan sistem internet pada suatu kafe. Pelanggan datang secara acak dengan rata-
rata 20 pelanggan datang setiap jamnya. Rata-rata waktu penggunaan suatu terminal
adalah 15 menit.
a. Tentukan trafik yang ditawarkan dalam speech minutes selama satu jam
b. Tentukan trafik yang ditawarkan dalam satuan Erlang.

16. Suatu sistem selular memiliki dua jenis proses kedatangan:


 Panggilan hand-over datang dengan rate 3 panggilan setiap menit dan waktu
pendudukan rata-rata adalah 90 detik.
 Panggilan baru datang dengan 240 panggilan setiap jam dan waktu pendudukan
rata-rata adalah 2 menit.
Tentukan trafik yang ditawarkan oleh masing-masing proses kedatangan dan tentukan
trafik total yang ditawarkan!

17. Suatu sistem komputer memiliki tiga jenis tugas yang datang, yaitu inter-active tasks,
test tasks, dan production tasks. Semua pekerjaan datang berdasarkan proses Poisson
dan waktu pelayanan adalah konstan.
 Untuk tipe inter-active tasks, 15 pekerjaan datang setiap menit dan waktu
pelayanan adalah 1 detik.
 Untuk tipe test tasks, 3 pekerjaan datang setiap menit dan waktu pelayanan adalah
5 detik.
 Untuk tipe production tasks, 12 pekerjaan datang setiap jam dan waktu pelayanan
adalah 2 menit.
Tentukan trafik yang ditawarkan oleh tiap tipe pekerjaan dan total trafik yang
ditawarkan!

18. Proses kedatangan suatu sistem terjadi berdasarkan proses Poisson dengan rata-rata
kedatangan 2 panggilan per satuan waktu. Setiap panggilan menduduki dua kanal
selama waktu pendudukan keseluruhan, yang mana terdistribusi secara eksponensial
dengan nilai rata-rata 3 satuan waktu. Tentukan trafik yang ditawarkan pada
panggilan dan trafik yang ditawarkan pada kanal!
19. Suatu trafik pada sentral dijital menawarkan panggilan ISDN (1 kanal setiap
panggilan) dan panggilan ISDN-2 (2 kanal setiap panggilan), dimana:
 Panggilan ISDN terdapat 900 panggilan datang setiap jam dan waktu pendudukan
rata-rata adalah 2 menit.
 Panggilan ISDN-2 terdapat 2 panggilan datang setiap menit dan waktu
pendudukan rata-rata adalah 150 detik.
Tentukan trafik yang ditawarkan yang terukur pada kanal untuk setiap tipe dan
keseluruhan trafik yang ditawarkan!
20. Suatu jalur sambungan 2.048 Mbps dijital menawarkan rata-rata 128 paket per detik.
Setiap paket rata-rata mengandung 1500 bytes (1 byte = 8 bit). Tentukan utilisasi
saluran tersebut!

21. Perhatikan suatu sistem loss dengan 4 kanal dan menawarkan trafik PCT-1. Intensitas
kedatangan adalah λ = 1 panggilan setiap satuan waktu dan waktu rata-rata pelayanan
adalah µ - 1 = 2 satuan waktu. Sistem diasumsikan mengikuti ekuilibrium statistika.
a. Tentukan trafik yang ditawarkan dan diagram keadaan sistem.
b. Tentukan probabilitas keadaan dan waktu kemacetan, kemacetan panggilan, dan
kemacetan trafik.
c. Hitunglah kemacetan waktu menggunakan formula rekursif Erlang-B.
d. Asumsikan random hunting, tentukan probabilitas bahwa dua kanal tertentu
sibuk.
e. Berapa banyak kanal yang dibutuhkan jika sistem didimensikan dengan nilai
perbaikan sama dengan 0.20?

22. Suatu Erlang’s loss system dengan n = 3 kanal. Intensitas kedatangan adalah λ = 2
panggilan setiap satuan waktu dan waktu pendudukan rata-rata adalah µ-1 = ½ satuan
waktu.
a. Tentukan trafik yang ditawarkan!
b. Konstruksi diagram transisi keadaan dan tentukan probabilitas keadaan dengan
asumsi dalam ekuilibrium statistika.
c. Asumsikan sequential hunting kanal bebas dan tentukan trafik yang dibawa oleh
tiap kanal (fungsi perbaikan) dengan menggunakan formula rekursi Erlang-B.

23. Suatu Engset’s Loss System dengan 3 server yang menawarkan trafik dari 4 sumber
yang homogen. Suatu sumber yang bebas menghasilkan panggilan dengan intensitas
γ = ½ panggilan setiap satuan waktu dan waktu pelayanan mengikuti distribusi
eksponensial dengan nilai rata-rata µ - 1 = 1 satuan waktu.
a. Tentukan total trafik yang ditawarkan dari 4 sumber tersebut.
b. Bentuklah diagram transisi keadaan dan tentukan probabilitas keadaan dalam
asumsi ekuilibrium statistika.
c. Tentukan kemacetan waktu, kemacetan panggilan, dan kemacetan trafik
menggunakan hasil pada poin a dan b.
d. Tentukan fungsi kerapatan distribusi jumlah panggilan yang diblok selama satu
periode dimana semua ketiga server sedang sibuk.

24. Suatu sistem loss dengan 2 server dimana usaha panggilan datang berdasarkan proses
Poisson dengan intensitas 20 panggilan setiap jam. Waktu pendudukan mengikuti
distribusi eksponensial dengan nilai rata-rata 180 detik.
a. Tentukan trafik yang ditawarkan!
b. Hitunglah dengan menggunakan formula rekursi Erlang-B, kemacetan sistem!

25. Suatu daerah urban memiliki populasi 2 juta pendudukan. Terdapat tiga jaringan
komunikasi trunk bergerak, yaitu Sistem A, B, dan C yang menyediakan layanan
seluler pada daerah tersebut. Sistem A memiliki 394 sel dengan 19 kanal pada
masing-masing sel, sistem B memiliki 98 sel dengan 57 kanal pada masing-masing
sel, dan sistem C memiliki 49 sel dengan 100 kanal setiap selnya. Tentukan jumlah
pengguna yang dapat didukung pada grade of service 2% terblok jika setiap pengguna
rata-rata melakukan 2 panggilan perjam dan rata-rata durasi panggilan adalah 3 jam!
Asumsikan bahwa ketiga sistem tersebut beroperasi pada kapasitas maksimum.
Hitung pula peneterasi pasar ketiga sistem layanan seluler tersebut!
26. Suatu kota dengan luas 1300 mil persegi dilingkupi oleh sistem selular dengan pola 7
sel reuse. Setiap sel memiliki radius 4 mil dan kota tersebut dialokasikan memperoleh
spektrum 40 MHz dengan bandwidth kanal full duplex 60 kHz. Asumsikan grade of
service 2% untuk sistem Erlang-B yang digunakan. Jika trafik yang ditawarkan
kepada setiap pengguna adalah 0.03 Erlang, hitunglah:
a. Jumlah sel pada daerah layanan
b. Jumlah kanal setiap sel
c. Intensitas trafik setiap sel
d. Trafik maksimum yang dibawa
e. Jumlah pengguna yang dapat dilayani untuk GoS 2%
f. Jumlah terminal bergerak pada setiap kanal
g. Jumlah pengguna maksimum yang dapat dilayani oleh sistem dalam satu waktu
secara teoritis

27. Suatu sel heksagonal dengan sistem 4 sel memiliki radius 1.387 kilometer. Sistem
menggunakan total 60 kanal. Jika beban setiap pengguna adalah 0.029 Erlang dan λ =
1 panggilan setiap jam, maka untuk sistem Erlang-C yang memiliki probabilitas
panggilan tertunda 5% hitunglah:
a. Berapa banyak pengguna per kilometer persegi yang dapat didukung oleh sistem
ini?
b. Berapa probabilitas bahwa suatu panggilan yang tertunda akan harus menunggu
untuk lebih dari 10 detik?
c. Berapa probabilitas bahwa suatu panggilan akan tertunda lebih dari 10 detik?

28. Asumsikan setiap pengguna pada sistem radio bergerak single base station rata-rata
melakukan 3 panggilan setiap jam dan setiap panggilan berlangsung rata-rata selama
5 menit.
a. Tentukan intensitas panggilan setiap pengguna
b. Tentukan jumlah pengguna yang dapat menggunakan sistem dengan probabilitas
pemblokan 1% dan hanya satu kanal yang tersedia.
c. Tentukan jumlah pengguna yang dapat menggunakan sistem dengan probabilitas
pemblokan 1% dan terdapat lima kanal trunking tersedia.
d. Jika jumlah pengguna pada poin c secara mendadak tergandakan, berapa
probabilitas pemblokan yang baru pada sistem radio bergerak dengan lima kanal
trunking? Apakah ini dapat diterima?

29. Suatu sistem komunikasi nirkabel dengan spesifikasi:


 Populasi 300,000
 Peneterasi pelanggan 40%
 Waktu pendudukan rata-rata untuk panggilan mobile-to-land dan land-to-mobile
adalah 100 detik.
 Waktu pendudukan rata-rata untuk panggilan mobile-to-mobile adalah 80 detik.
 Jumlah panggilan rata-rata untuk mobile-to-land dan land-to-mobile adalah 3
panggilan setiap jam
 Jumlah panggilan rata-rata untuk mobile-to-mobile adalah 4 panggilan setiap jam.
 Distribusi trafik: 50 % mobile-to-land, 40 % land-to-mobile, dan 10 % mobile-to-
mobile.
a. Hitunglah total trafik dalam Erlang
b. Jika setiap switch dapat mendukung 3000 Erlang, berapa banyak switch yang
dibutuhkan oleh jaringan tersebut?

30. Tentukan jumlah minimum kanal yang dibutuhkan untuk mendukung 100 pengguna
dengan GoS 95%. Setiap pengguna melakukan satu panggilan setiap setengah jam
dan setiap panggilan berlangsung rata-rata 3 menit. Waktu inter kedatangan dan
waktu layanan mengikuti distribusi eksponensial.
Daftar Referensi

[1] Hertiana, Sofia Naning, Diktat Kuliah: REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI,


Institut Teknologi Telkom, 2009.
[2] Iversen, Villy B., Teletraffic Engineering and Network Planning, Technical University of
Denmark, 2010.
[3] Anttalainen, Tarmo, An Introduction to Telecommunication Network Traffic Engineering,
Artech House Boston, London, 2003.
[4] Cooper, Robert B., Teletraffic Theory and Engineering, Marcel Dekker, Inc., 1998.
[5] Garg, Vijay, Wireless Communications & Networking, Morgan Kaufmann, 2007.
[6] Kalunga, Jones, What is the role of teletraffic engineering in broadband networks?,
http://cnx.org/content/m13376/latest/, 2006
[7] http://www.math.ntu.edu.tw/~hchen/teaching/StatInference/notes/lecture13.pdf
[8] http://math.stackexchange.com/questions/96232/poisson-process-and-probability-phone-
calls
[9] http://www.uniroma2.it/didattica/TER/deposito/Corso-Telematica-e-Reti-
lezione22ott12.pdf

Anda mungkin juga menyukai