GELOMBANG
𝐻′0 = 𝐾′𝐾𝑟 𝐻0
Dengan:
𝐻′0 = tinggi gelombang laut dalam ekivalen 𝐾′ = koefisien difraksi
𝐻0 = tinggi gelombang laut dalam 𝐾𝑟 = koefisien refraksi
● Konsep tinggi gelombang dalam ekivalen digunakan dalam analisis
gelombang pecah, limpasan gelombang dan proses lain.
REFRAKSI GELOMBANG
● Refraksi terjadi karena adanya pengaruh
perubahan kedalaman laut.
● Pada daerah yang kedalamannya lebih besar dari
setengah panjang gelombang yaitu di laut dalam,
gelombang menjalar tanda di pengaruhi dasar laut.
● Tetapi di laut transisi dan dangkal, dasar laut
sangat mempengaruhi gelombang.
● Pada daerah tersebut, apabila ditinjau suatu garis
puncak gelombang, bagian dari puncak
gelombang yang berada di air yang lebih dangkal
akan menjalar dengan kecepatan yang lebih kecil
daripada bagian di air yang lebih dalam.
REFRAKSI GELOMBANG
● Akibatnya garis puncak gelombang akan membelok dan berusaha
untuk sejajar dengan garis kedalaman laut.
● Garis Orthogonal Gelombang, yaitu garis yang tegak lurus dengan
garis puncak gelombang dan menunjukkan arah penjalaran
gelombang, juga akan membelok dan berusaha untuk menuju tegak
lurus dengan garis kontur dasar laut.
REFRAKSI GELOMBANG
● Anggapan-anggapan yang digunakan dalam studi refraksi sbb:
○ Energi gelombang antara dua orthogonal adalah konstan
○ Arah penjalaran gelombang tegak lurus pada puncak
gelombang, yaitu pada arah orthogonal gelombang
○ Cepat rambat gelombang mempunyai periode tertentu di suatu
tempat hanya tergantung pada kedalaman di tempat tersebut.
○ Perubahan topografi dasar adalah berangsur-angsur.
○ Gelombang mempunyai puncak yang panjang, periode konstan,
amplitude kecil dan monokhromatik.
○ Pengaruh arus, angin dan refleksi dari pantai dan perubahan
topografi dasar laut diabaikan.
REFRAKSI GELOMBANG
● Persamaan Cepat Rambat Gelombang adalah
𝑔𝐿 2𝜋𝑑
𝐶2 = 𝑡𝑎𝑛ℎ
2𝜋 𝐿
● Di laut dalam, persamaannya menjadi:
2
𝑔𝐿
𝐶𝑜 =
2𝜋
● Persamaan tersebut menunjukkan bahwa 𝐶𝑜 tidak tergantung
dengan kedalaman, jadi dilaut dalam gelombang tidak mengalami
refraksi.
● Di laut dangkal, persamaannya menjadi:
𝐶= 𝑔𝑑
REFRAKSI GELOMBANG
● Tenaga gelombang di antara dua garis orthogonal adalah konstan
sepanjang lintasan adalah:
𝑏𝑛𝐸
𝑃=
𝑇
● Lebar antara dua garis orthogonal gelombang di laut dalam adalah
𝑏𝑜 , sedangkan di dekat pantai adalah 𝑏1 .
● Apabila jarak antara garis orthogonal adalah 𝑏, maka tenaga
gelombang di laut dalam dan di suatu titik yang ditinjau adalah:
𝑛0 𝐸0 𝑏0 𝑏𝑛𝐸
𝑃0 = = = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑇0 𝑇
REFRAKSI GELOMBANG
● Apabila energi gelombang seperti yang disubstitusikan ke dalam
persamaan di atas maka:
𝐻1 2 𝑏0 𝑛0 𝐿0
=
𝐻0 2 𝑏1 𝑛1 𝐿1
𝐻1 𝑛0 𝐿0 𝑏0
=
𝐻0 𝑛1 𝐿1 𝑏1
REFRAKSI GELOMBANG
● Suku pertama dari persamaan di atas adalah pengaruh
pendangkalan, sedangkan suku kedua adalah pengaruh garis
orthogonal menguncup (konvergen) atau menyebar (divergen) yang
disebabkan oleh refraksi gelombang.
● Kedua suku tersebut dikenal sebagai koefisien pendangkalan (𝐾𝑠 )
dan koefisien refraksi (𝐾𝑟 ), sehingga persamaannya menjadi:
𝐻1 = 𝐾𝑠 𝐾𝑟 𝐻0
REFRAKSI GELOMBANG
● Proses refraksi gelombang adalah sama dengan refraksi cahya yang
terjadi karena cahaya melintasi dua media perantara berbeda.
● Dengan kesamaan tersebut maka pemakaian hukum Snell pada
optic dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah refraksi
gelombang yang disebabkan kerena perubahan kedalaman.
● Dipandang suatu deretan gelombang yang menjalar dari laut dengan
kedalaman 𝑑0 menuju kedalaman 𝑑1 , dengan perubahan kedalaman
mendadak (seperti anak tangga) dan dianggap tidak ada refleksi
gelombang pada perubahan tersebut.
REFRAKSI GELOMBANG
● Karena adanya perubahan kedalaman maka cepat rambat dan
panjang gelombang berkurang, dari 𝐶0 dan 𝐿0 menjadi 𝐶1 dan 𝐿1 .
● Sesuai hukum Snell, berlaku:
𝐶1
sin 𝛼1 = sin 𝛼0
𝐶0
Dengan:
𝛼0 = sudut antara garis puncak gelombang dengan
kontur dasar dimana gelombang melintas
𝛼1 = sudut yang sama diukur saat garis puncak
gelombang melintasi kontur dasar berikutnya
𝐶0 = kecepatan gelombang pada kedalaman di kontur
pertama
𝐶1 = kecepatan gelombang pada kedalaman kontur
berikutnya
REFRAKSI GELOMBANG
● Seperti terlihat dalam gambar, jarak antar orthogonal di laut dalam
dan di titik 1 adalah 𝑏0 dan 𝑏1 .
● Apabila kontur dasar laut adalah lurus dan sejajar maka 𝑥 di titik 0
dan 1 adalah sama, sehingga:
𝑏0 𝑏1
𝑥= =
cos 𝛼0 cos 𝛼1
● Dan koefisien refraksi adalah:
𝑏0 cos 𝛼0
𝐾𝑟 = =
𝑏1 cos 𝛼1
𝑏 4 𝑏
𝐻𝑃 = 𝐻 − 0,027 𝐷 1 +
𝐵 𝐵
REFLEKSI GELOMBANG
● Gelombang datang yang mengenai/membentur suatu rintangan
akan dipantulkan sebagian atau seluruhnya.
● Tinjauan refleksi gelombang penting di dalam perencanaan
bangunan pantai, terutama pada bangunan Pelabuhan.
● Refleksi gelombang di dalam Pelabuhan akan menyebabkan
ketidak-tenangan di dalam perairan Pelabuhan.
● Fluktuasi muka air ini akan menyebabkan gerakan kapal-kapal yang
ditambat, dan dapat menimbulkan tegangan yang besar pada tali
penambat.
● Untuk mendapatkan ketenangan di kolam Pelabuhan maka
bangunan-bangunan yang ada di Pelabuhan harus bisa
menyerap/menghancurkan energi gelombang.
REFLEKSI GELOMBANG
● Suatu bangunan yang mempunyai sisi miring dan terbuat dari
tumpukan batu akan bisa menyerap energi gelombang lebih banyak
dibanding dengan bangunan tegak dan masif.
● Pada bangunan vertical, halus dan dinding tidak permeable,
gelombang akan dipantulkan seluruhnya.
● Gelombang di depan bangunan vertical disebut dengan gelombang
berdiri (standing wave).
REFLEKSI GELOMBANG
● Besar kemampuan suatu bangunan memantulkan gelombang
diberikan oleh koefisien refleksi, yaitu perbandingan antara tinggi
gelombang refleksi 𝐻𝑟 dan tinggi gelombang datang 𝐻𝑖 .
𝐻𝑟
𝑋=
𝐻𝑖
● Koefisien refleksi bangunan diperkirakan berdasarkan tes model.
Koefisien refleksi berbagai tipe bangunan diberikan dalam table di
bawah ini.
REFLEKSI GELOMBANG
● Dinding vertical dan tak permeable memantulkan Sebagian besar
energi gelombang.
● Pada bangunan seperti itu, koefisien refleksi adalah X = 1, dan tinggi
gelombang yang dipantulkan sama dengan tinggi gelombang
datang.
● Gelombang di depan dinding vertical merupakan superposisi dari
kedua gelombang dengan periode, tinggi dan angka gelombang
yang sama tapi berlawanan arah.
REFLEKSI GELOMBANG
● Menurut teori gelombang amplitudo kecil, fluktuasi muka air gelombang
datang adalah:
𝐻𝑖
𝜂𝑖 = cos 𝑘𝑥 − 𝜎𝑡
2
● Dan gelombang refleksi:
𝐻𝑖
𝜂𝑟 = 𝑋 cos 𝑘𝑥 − 𝜎𝑡
2
● Profil muka air di depan bangunan diberikan oleh jumlah 𝜂𝑖 dan 𝜂𝑟 :
𝐻𝑖 𝐻𝑖
𝜂 = 𝜂𝑖 + 𝜂𝑟 = cos 𝑘𝑥 − 𝜎𝑡 + 𝑋 cos 𝑘𝑥 − 𝜎𝑡
2 2
𝐻𝑖
= (1 + 𝑋) cos 𝑘𝑥 cos 𝜎𝑡
2
● Apabila refleksi adalah sempurna, X = 1 maka:
𝐻𝑖
𝜂 = cos 𝑘𝑥 cos 𝜎𝑡
2
GELOMBANG PECAH
● Gelombang yang menjalar dari laut dalam menuju Pantai mengalami
perubahan bentuk karena adanya pengaruh perubahan kedalaman
laut.
● Pengaruh kedalaman laut mulai terasa pada keadalaman lebih kecil
dari setelah kali Panjang gelombang.
● Di laut dalam profil gelombang adalah sinusoidal, semakin menuju
ke perairan yang lebih dangkal puncak gelombang semakin tajam
dan Lembah gelombang semakin datar.
● Selain itu kecepatan dan Panjang gelombang berkurang secara
berangsur-angsur sementara tinggi gelombang bertambah.
GELOMBANG PECAH
● Gelombang pecah dipengaruhi oleh kemiringannya, yaitu
perbandingan antara tinggi dan Panjang gelombang.
● Di laut dalam kemiringan gelombang maksimum Dimana gelombang
mulai tidak stabil diberikan oleh bentuk berikut:
𝐻0 1
= = 0,142
𝐿0 7
● Pada kemiringan tersebut kecepatan partikel di puncak gelombang
sama dengan kecepatan rambat gelombang.
● Kemiringan yang lebih tajam dari batas maksimum tersebut
menyebabkan kecepatan partikel di puncak gelombang lebih besar
dari kecepatan rambat gelombang sehingga terjadi ketidak-stabilan
dan gelombang pecah.
GELOMBANG PECAH
● Apabila gelombang bergerak menuju laut dangkal, kemiringan batas
tersebut tergantung pada kedalaman relative 𝑑Τ𝐿 dan kemiringan
dasar laut 𝑚.
● Gelombang dari laut dalam yang bergerak menuju Pantai akan
bertambah kemiringannya sampai akhirnya tidak stabil dan pecah
pada kedalaman tertentu, yang disebut dengan kedalaman
gelombang pecah 𝑑𝑏 .
● Tinggi gelombang pecah diberi notasi 𝐻𝑏 .
GELOMBANG PECAH
● Munk (1949) memberikan rumus untuk menentukan tinggi dan
kedalaman gelombang pecah berikut ini:
𝐻𝑏 1
=
𝐻0 ′ 3,3 𝐻 ′Τ𝐿 1ൗ3
0 0
𝑑𝑏
= 1,28
𝐻𝑏
● Parameter 𝐻𝑏 Τ𝐻0 ′ disebut dengan indek tinggi gelombang pecah.
● Persamaan di atas tidak memberikan pengaruh kemiringan dasar
laut terhadap gelombang pecah.
● Padahal beberapa peneliti lain membuktikan bahwa 𝐻𝑏 Τ𝐻0 ′ dan
𝑑𝑏 Τ𝐻𝑏 tergantung pada kemiringan Pantai dan kemiringan
gelombang datang.
GELOMBANG PECAH
● Grafik di bawah menunjukkan
hubungan antara 𝐻𝑏 Τ𝐻0 ′ dan
𝐻𝑏 Τ𝐿0 ′ untuk berbagai
kemiringan dasar laut.
GELOMBANG PECAH
● Grafik di bawah
menunjukkan hubungan
antara 𝑑𝑏 Τ𝐻𝑏 dan 𝐻𝑏 Τ𝑔𝑇 2
untuk berbagai kemiringan
dasar.
TIPE GELOMBANG PECAH
● SPILLING
○ Biasanya terjadi apabila gelombang
dengan kemiringan kecil menuju ke
Pantai yang datar (kemiringan kecil)
○ Gelombang mulai pecah pada jarak yang
cukup jauh dari Pantai dan pecahnya
terjadi berangsur-angsur.
○ Buih terjadi pada puncak gelombang
selama mengalami pecah meninggalkan
suatu lapis tipis buih pada jarak yang
cukup Panjang.
TIPE GELOMBANG PECAH
● PLUNGING
○ Apabila kemiringan gelombang dan
dasar bertambah, gelombang akan
pecah dan puncak gelombang akan
memutar dengan massa air pada
puncak gelombang akan terjun ke
depan.
○ Energi gelombang pecah dihancurkan
dalam turbulensi, Sebagian kecil
dipantulkan Pantai ke laut, dan tidak
banyak gelombang baru terjadi pada
air yang lebih dangkal
TIPE GELOMBANG PECAH
● SURGING
○ Terjadi pada Pantai dengan
kemiringan yang sangat besar seperti
yang terjadi pada Pantai berkarang.
○ Daerah gelombang pecah sangat
sempit dan sebagaian besar energi
dipantulkan kembali ke laut dalam.
○ Gelombang pecah tupe SURGING ini
mirip dengan PLUNGING, tetapi
sebelum puncaknya terjun, dasar
gelombangnya sudah pecah.
CONTOH SOAL
GELOMBANG PECAH
Gelombang merambat dari laut dalam menuju Pantai dengan
kemiringan dasar laut 1:20. Di laut dalam tinggi gelombang adalah 2 m
dan periode 10 detik. Dianggap bahwa analisis refraksi memberikan
nilai koefisien refraksi 𝐾𝑟 = 1,05 pada titik Dimana gelombang pecah
diharapkan terjadi. Hitung tinggi dan kedalaman gelombang pecah.