Fullpapers Kklke8ac3378d32full
Fullpapers Kklke8ac3378d32full
ABSTRACT
Job stress was a part of life stress. Demands of the job do not match the capabilities or skills of
workers and unfulfilled desire were a cause of job stress. So it can affect the level of labor
productivity. This study was a descriptive study with cross sectional design. while the samples were
taken with a total sampling principle that all workers who totaled 35 people. The data obtained were
analyzed descriptively using Contingency Coeffisient. The result of this study was showed that the
relationship of job stress with productivity levels. By using the contingency coefficient, a value
association of 0.495. When viewed from the level of the relationship, the association values were
0.495 susceptible values from 0.26 to 0.50 which means a moderate level of relationship. Conclusion
of job stress have a relationship with the level of labor productivity in the CV. “X”. Advice given,
among others: increased attention to labor, one of them by measuring work climate that work can
always be monitored and can be used as a basis to formulate company policies, provide advice on
each of the workers to always maintain the cleanliness and neatness of work space and give rewards
to workers who can produce high productivity.
ABSTRAK
Stres kerja adalah bagian dari stres kehidupan. Tuntutan pekerjaan yang tidak sesuai dengan
kemampuan atau keterampilan dari pekerja dan keinginan yang tidak tersalurkan merupakan
penyebab timbulnya stres kerja. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan cross
sectional. Sedangkan sampel diambil dengan prinsip total sampling yaitu semua tenaga kerja yang
berjumlah 35 orang. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan
kontingensi koefisien.Dari hasil penelitian terdapat hubungan antara stres kerja dengan tingkat
produktivitas. Dengan menggunakan analisis kontingensi koefisien, didapatkan nilai korelasinya
sebesar 0,495. Jika dilihat dari tingkat hubungannya, nilai asosiasi 0,495 berada pada rentang nilai
0,26 - 0,50 yang berarti memiliki tingkat hubungan sedang. Kesimpulan yang diperoleh stres kerja
mempunyai hubungan dengan tingkat produktivitas pada tenaga kerja di CV. SMI Surabaya. Saran
yang diberikan antara lain: meningkatkan perhatiannya terhadap tenaga kerja, salah satunya dengan
melakukan pengukuran iklim kerja sehingga tempat kerja selalu dapat dipantau dan dapat digunakan
sebagai dasar untuk menyusun kebijakan perusahaan, memberikan saran pada tiap tenaga kerjanya
untuk selalu menjaga kebersihan dan kerapian ruang kerja dan memberikan reward kepada tenaga
kerja yang dapat menghasilkan produktivitas tinggi.
Kata kunci: karakteristik individu, stres kerja, tingkat produktivitas tenaga kerja
144
145 The Indonesian Journal of Occupational Safety , Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: 144-154
koefisien. sampel dari penelitian ini yang diinginkan. Setelah kursi jadi, lalu
adalah semua tenaga kerja di CV. “X” kursi tersebut dibungkus dengan plastik
yang berjumlah 35 orang (Notoatmodjo, atau yang biasa disebut dengan
1997). pengepakan. Setelah pengepakan selesai,
Sampel di ambil dengan prinsip kursi siap di kirim dan dijual.
total sampling karena jumlah yang
tidak terlalu banyak dan waktu yang Karakteristik Responden
memungkinkan untuk menggunakan Umur Responden
seluruh populasi menjadi sampel. terlihat bahwa sebagian besar
Variabel pada penelitian ini adalah responden berumur antara 41–50 tahun
karakteristik individu (umur, masa kerja yaitu sebanyak 15 orang (42,9%) dan
dan pendidikan), stres kerja, produktivitas hanya 4 orang responden (11,4%) yang
kerja dan lingkungan fisik kerja. berumur antara 21 – 30 tahun.
Pengumpulan data primer dilakukan
dengan menggunakan bantuan kuisioner Pendidikan Responden
dan teknik wawancara kepada pimpinan terlihat bahwa sebagian besar
industri dan tenaga kerja serta penggunaan pendidikan responden adalah SMP yaitu
lembar observasi untuk mengamati sebanyak 18 orang (51,4%) dan hanya 2
lingkungan fisik yang terkait dengan orang responden (5,7%) yang
penelitian. berpendidikan SD.
Sedangkan pengumpulan data
sekunder diperoleh dari data yang telah Masa Kerja Responden
ada pada industri yang bersangkutan. Data terlihat bahwa sebagian besar masa
yang telah diperoleh melalui observasi dan kerja responden antara 11 – 15 tahun yaitu
wawancara diolah pada penilaian sebanyak 20 orang (57,1%) dan hanya 1
kuesioner yang dilakukan skoring untuk orang responden (2,9%) yang masa
mengetahui stress dan tingkat kerjanya kurang dari 1 tahun.
produktivitas.
Untuk mengetahui hubungan stres Lingkungan Fisik Kerja Responden
dengan tingkat produktivitas dilakukan terlihat bahwa sebagian besar
analisis data dengan menggunakan responden yaitu 32 orang (91,4%) merasa
tabulasi silang (cross tab). Data yang tidak nyaman di lingkungan kerjanya, dan
didapatkan dari kuesioner, wawancara yang mengalami kenyamanan di
dan pengukuran langsung kemudian lingkungan kerja hanya 3 orang (8,6%).
dianalisis dengan tabel narasi. Untuk
mengetahui kuat hubungan menggunakan Stres Kerja
Contingency Coefficient (C). besar responden mengalami stres
kerja yaitu sebanyak 27 orang (77,1%) dan
8 orang responden (22,9%) yang tidak
HASIL
mengalami stres kerja.
Gambaran Umum Perusahaan
CV. “X” merupakan industri Tingkat Produktivitas Kerja
mebel. Misi visi industri ini adalah Sebagaian besar responden
menghasilkan produk mebel yang mempunyai tingkat produktivitas tinggi
berkualitas. Proses produksi di industri ini yaitu sebanyak 17 orang (48,6%),
dimulai dari proses pembuatan kursi yaitu sedangkan responden dengan tingkat
menyusun kerangka kursi, lalu pemberian produktivitas rendah mempunyai jumlah
spon daan setelah itu pemberian kain yang paling sedikit yaitu 8 orang (22,8%).
sudah dijahit dan dibentuk sesuai kursi
Gadis W.Y Putri dan Abdul R. Tualeka, Hubungan Antar Stres Kerja… 148
Hubungan antara Stres Kerja dengan terbuat dari tumpukan triplek untuk
Tingkat Produktivitas Kerja meletakkan bahan-bahan produksi. Untuk
Tabel 5. Hubungan Antara stres Kerja kursi yang sudah jadi, diletakkan di bawah.
dengan Tingkat Produktivitas Penerangan di ruangan ini berasal
Kerja Tenaga Kerja di CV “X” dari penerangan alami dan buatan. Sinar
2014 matahari masuk melalui ventilasi –
Stres Kerja ventilasi kecil di sepanjang dinding baik di
Stres Jumlah
Rendah Sedang Tinggi lantai bawah maupun atas yang juga
Kerja (n%)
(n%) (n%) (n%) berfungsi sebagai jalan masuknya sinar
Tidak 0 6 2 8 matahari. Sedangkan penerangan buatan
Stres (0,0) (75,0) (25,0) (100,0) berasal dari lampu yang berkekuatan 20
Stres 8 4 15 27 watt dan 10 watt. Jumlah lampu disini ± 6
(29,6) (14,8) (55,6) (100,0) lampu. Masing-masing lantai terdapat 3
Jumlah 8 10 17 35 buah lampu yang terdiri dari 20 watt dan
(22,8) (28,6) (48,6) (100,0)
10 watt. Untuk membantu kesejukan udara
di dalam ruangan, masing-masing lantai
Diketahui bahwa pada responden diberi 1 buah kipas angin yang berdiameter
yang paling banyak mengalami stres ± 30 cm dan letaknya di tengah langit-
adalah responden yang tingkat langit. Walaupun letak kipas angin ini di
produktivitasnya tinggi yaitu sebesar tengah-tengah, suhu udara di ruang kerja
55,6 %. Sedangkan responden yang sedikit masih saja terasa sedikit panas.
mengalami stres adalah responden yang
tingkat produktivitasnya sedang yaitu
sebesar 14,8%. PEMBAHASAN
Karakteristik Tenaga Kerja
Hasil Observasi Terhadap Lingkungan Umur
Fisik Kerja Secara deskriptif dari hasil penelitian
CV. “X” merupakan gudang besar diketahui bahwa responden yang terbanyak
yang tidak memiliki halaman dan tidak berusia 41 – 50 tahun yaitu sebanyak 15
berpagar. Dinding ruang kerja terbuat dari orang (42,9%).
tembok yang bahannya cukup kuat, jika Menurut Depkes RI (2009),
terkena hujan terus menerus, tembok rentan umur ini dikategorikan dalam
tersebut pun akan rapuh. Warna dinding umur dewasa akhir. Rentang usia ini
cerah yaitu putih sehingga dapat walaupun termasuk dalam usia
membantu pencahayaan di ruang kerja ini. produktif, tetapi sudah mendekati masa
CV ini memiliki sedikit ventilasi lansia awal. Hal ini mulai terjadi
sehingga aliran udara dan cahaya pun penurunan fungsi dan kemampuan tubuh.
kurang. Di dalam ruangan ini terdapat Adanya penurunan kemampuan tubuh
banyak sekali barang-barang produksi menyebabkan jarang perusahaan yang
yang akan dijadikan kursi. Mulai dari mencari tenaga kerja di rentang usia ini,
kerangka kursi, spon, kain, lem, kardus, sehingga tenaga kerja pada rentang usia
dan peralatan yg digunakan. Semua barang ini akan menekuni pekerjaan yang telah di
- barang ini ada yang tertata rapi dan ada jalaninya dan tidak akan berpindah untuk
pula yang tidak. Ruangan ini tidak mencari pekerjaan lain.
mempunyai langit-langit, tetapi langsung Sedangkan yang paling sedikit yaitu
beratapkan asbes. Lantai ruang kerja responden dengan rentang usia 21 – 30
terbuat dari cor-coran semen yang tahun sebanyak 4 orang (11,4%). Pada
sewaktu-waktu bisa retak. Ruang kerja rentang usia ini bisa dikategorikan dalam
tidak bersekat, akan tetapi terdapat 2 lantai usia dewasa awal. Pada umumnya masa
pada ruang kerja ini. Lantai atas hanya dewasa awal merupakan masa dimana
Gadis W.Y Putri dan Abdul R. Tualeka, Hubungan Antar Stres Kerja… 150
Stres Kerja Pada Tenaga Kerja Hubungan Antara Umur dengan Stres
Dari hasil penelitian diketahui bahwa Kerja
sebagian besar responden mengalami stres Ditinjau dari segi umur, responden
kerja yaitu sebanyak 27 orang (77,1%) dan yang paling banyak mengalami stres kerja
8 orang responden (22,9%) yang tidak adalah responden dengan umur > 50 tahun
mengalami stres kerja. Menurut Risnawati yaitu sebesar 83,3%. Secara garis besar
(2002) mengatakan bahwa dalam persentase tenaga kerja yang mengalami
lingkup ketenagakerjaan stres kerja stres kerja ditinjau dari umur, meningkat
merupakan suatu ketidakseimbangan yang seiring dengan meningkatnya umur.
ada antara tuntutan pekerjaan dan Semakin tua umur responden, semakin
kemampuan individu bila kegagalan yang besar persentase yang mengalami stres
terjadi berdampak penting. Sedangkan kerja.
menurut Mangkunegara (2002) stres kerja Hasil penelitian ini sesuai dengan
adalah perasaan tertekan yang dialami Anoraga (1998), yaitu semakin tua umur
karyawan dalam menghadapi pekerjaan. seseorang maka semakin besar
Perasaan tertekan ini bisa disebabkan oleh kemungkinan terjadinya stres kerja,
stresor fisik ataupun stresor sosial. mengingat dengan bertambahnya umur
Dengan kata lain stres kerja adalah seseorang, maka semakin kompleks pula
perasaan tertekan atau suatu ketegangan permasalahan yang akan dihadapi.
mental (psikologi) seseorang terkait Menurut Winarti (2001), menyatakan
dengan pekerjaannya yang terjadi karena bahwa responden yang lebih rentan
pengaruh situasi atau peristiwa diri dan mengalami stres kerja adalah yang berusia
lingkungan, baik lingkungan pekerjaan ≥ 41 tahun.Berdasarkan pengujian yang
maupun diluar pekerjaannya. Dari dilakukan dengan menggunakan
penelitian Cohen (1980) dalam Munandar kontingensi koofisien di dapatkan nilai
(2001) faktor – faktor yag mempengaruhi asosiasinya sebesar 0,228. Jika dilihat dari
stres kerja yaitu lingkungan kerja, kondisi tingkat hubungannya, nilai asosiasi 0,228
diluar lingkungan kerja, dan diri pribadi. berada pada rentang nilai 0,00 – 0,25 yang
berarti memiliki tingkat hubungan lemah.
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
Dari hasil penelitian diketahui bahwa hubungan antara stres kerja dengan umur
sebagian besar responden mempunyai responden. Faktor umur memang sulit
tingkat produktivitas tinggi yaitu sebanyak untuk di analisis tersendiri karena masih
17 orang (48,6%), sedangkan responden banyak faktor dalam individu lainnya
dengan tingkat produktivitas rendah yang ikut berpengaruh terhadap stres kerja.
mempunyai jumlah paling sedikit yaitu 8 Selain itu dengan bertambahnya umur,
orang (22,8%). Produktivitas tenaga pengalaman dan pengetahuan akan
kerja yaitu suatu konsep yang bertambah baik serta rasa tanggungjawab
menunjukkan adanya kaitan antara hasil yang lebih besar dimana semuanya akan
kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan dapat menutupi kekurangan untuk
untuk menghasilkan produk (barang atau beradaptasi.
jasa) dari seseorang tenaga kerja.
Menurut Ravianto (1986) Hubungan Antara Pendidikan dengan
mengatakan bahwa seorang tenaga kerja Stres Kerja
dinilai produktif jika ia mampu Ditinjau dari segi pendidikan,
menghasilkan keluaran yang lebih banyak responden yang mengalami stres kerja
dari tenaga kerja lain dalam waktu yang sebagian besar yaitu 100,0% adalah tenaga
sama dengan menggunakan sumber daya kerja yang mempunyai pendidikan SD.
yang sama atau lebih sedikit dengan mutu Berdasarkan hasil pengujian dengan
yang sesuai standar. menggunakan kontingensi koefisien
Gadis W.Y Putri dan Abdul R. Tualeka, Hubungan Antar Stres Kerja… 152
semakin buruk lingkungan fisik, semakin Hal ini menunjukkan bahwa ada
dapat menimbulkan stres. hubungan antara stres kerja dengan
Oleh karena itu sebaiknya tingkat produktivitas kerja. Hal ini sesuai
perusahaan lebih meningkatkan dengan pendapat Anoraga (1998), yang
perhatiannya terhadap tenaga kerja, menyatakan bahwa tekanan emosional
diantaranya dengan melakukan yang kurang mendukung motovasi untuk
pengukuran iklim kerja sehingga tempat bekerja pada akhirnya menghasilkan stres
kerja selalu dapat dipantau dan dapat yang berdampak pada produktivitas dan
digunakan sebagai dasar untuk menyusun variabilitas yang besar dalam prestasi
kebijakan perusahaan dalam rangka kerja.
peningkatan pengendalian lingkungan Oleh karena itu sebaiknya
kesehatan kerja, sehingga akan perusahaan memberikan reward kepada
memberikan suasana kerja yang lebih tenaga kerja yang dapat menghasilkan
nyaman bagi pekerjanya. Serta produktivitas tinggi, sehingga reward ini
memberikan saran pada tiap tenaga akan memberikan motivasi kepada tenaga
kerjanya untuk selalu menjaga kebersihan kerja untuk selalu bekerja yang produktif
dan kerapian ruang kerja. dan bertanggungjawab. Hal ini dapat
meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja
Hubungan antara Stres Kerja Dengan dan perusahaan.
Tingkat Produktivitas
Secara deskriptif dapat diketahui
SIMPULAN
bahwa yang paling banyak
mengalami stres kerja adalah tenaga kerja Sebagian besar responden berumur
dengan tingkat produktivitas tinggi yaitu antara 41 – 50 tahun, responden dengan
sebesar 55,6% dan yang paling sedikit tingkat pendidikan SMP adalah yang
mengalami stres kerja adalah tenaga kerja terbanyak, serta sebagian besar masa kerja
dengan tingkat produktivitas sedang responden antara 11 – 15 tahun. Sebagian
yaitu sebesar 14,8%. Dari hasil ini dapat besar responden yaitu 32 orang (91,4%)
disimpulkan bahwa stres memberikan merasa tidak nyaman di lingkungan
pengaruh terhadap produktivitas yang kerjanya, dan yang mengalami
tinggi. kenyamanan di lingkungan kerja hanya 3
Akan tetapi stres yang diberikan orang (8,6%).
tidak boleh terlalu banyak karena akan Sebagian besar responden
dikhawatirkan dapat menurunkan kinerja mengalami stres kerja. Sebagian
kerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan besar responden mempunyai tingkat
pendapat Selye dalam Munandar 2001, produktivitas tinggi. Tidak terdapat
yaitu stres tidak selalu hal yang hubungan yang bermakna antara
negatif, bila individu terganggu dan stres kerja dengan karakterisitik
kelelahan maka dapat menimbulkan stres responden seperti umur, pendidikan dan
yang merugikan. masa kerja. Terdapat hubungan yang
Berdasarkan analisis yang bermakna antara stres kerja dengan
dilakukan dengan menggunakan lingkungan fisik kerja. Sebagian besar
kontingensi koefisien didapatkan nilai responden tidak merasa nyaman.
asosiasinya sebesar 0,495. Jika dilihat dari Terdapat hubungan yang bermakna
tingkat hubungannya, nilai asosiasi 0,495 antara stres kerja dengan tingkat
berada pada rentang nilai 0,26 - 0,50 yang produktivitas kerja. Stres kerja terbanyak
berarti memiliki tingkat hubungan sedang. dialami oleh responden dengan tingkat
produktivitas tinggi.
Gadis W.Y Putri dan Abdul R. Tualeka, Hubungan Antar Stres Kerja… 154