Anda di halaman 1dari 42

Bab 5

Barisan dan Deret

Sumber: thejakartapost.com

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang
teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”

Dibalik sebuah bangunan yang kokoh, terdapat berbagai bahan


A. Pola Barisan
material yang ditempatkan sesuai dengan fungsinya. Ada sekian besi B. Barisan dan
dan batu bata yang berbaris rapi agar membentuk fondasi dan dinding Deret
Aritmetika
yang kokoh. Ada pasir dan semen yang menyatukan besi dan barisan
C. Barisan dan
batu bata agar bangunan dapat berdiri kokoh. Tidak ketinggalan atap Deret Geometri
dan ubin, yang berjejer dengan indahnya membentuk pola tertentu. D. Aplikasi Barisan

Seluruh elemen-elemen bahan bangunan tersebut harus patuh pada aturan yang telah
ditetapkan sang arsitek dan bala tentaranya. Jika ada satu elemen saja yang melenceng,
kemungkinan akan berakibat fatal. Genteng yang posisinya sedikit saja menjauh dari barisannya,
akan menimbulkan atap menjadi bocor. Ubin yang dipasang tidak sesuai dengan pola gambar
yang semestinya, akan mengurangi nilai estetika dari bangunan tersebut.

Begitu banyak konsep barisan dan deret yang dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari. Dua
jenis konsep barisan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah barisan aritmetika
dan geometri. Oleh karena itu, kedua jenis barisan tersebut akan kamu mempelajari pada bab ini.

Indikator Hasil Belajar


Melalui kegiatan pengamatan, percobaan, diskusi, dan proyek, diharapkan Anda mampu:
1. menggeneralisasi pola bilangan dan jumlah pada barisan Aritmetika;
2. menggeneralisasi pola bilangan dan jumlah pada barisan Geometri;
3. menggunakan pola barisan aritmetika untuk menyajikan dan menyelesaikan masalah
kontekstual;
4. menggunakan pola barisan geometri untuk menyajikan dan menyelesaikan masalah
kontekstual.

Peta Konsep

Kata Kunci
 barisan aritmetika  bunga majemuk  deret (series)
(arithmetic sequence) (compound ineterest)  pola bilangan (pattern
 barisan geometri  beda (common difference) number)
(geometric sequence)  jumlah (sum)  rasio (ratio)
A. Pola Barisan
Pada Kelas VIII, Anda telah mempelajari mengenai pola barisan bilangan. Pada bab ini,
Anda akan mempelajari lebih jauh lagi mengenai barisan bilangan, khususnya barisan bilangan
aritmetika dan barisan bilangan geometri. Sebelumnya, mari mengingat kembali materi pola
bilangan yang merupakan dasar dari materi barisan bilangan.
Kegiatan Awal
Alif sedang menggambar motif geometri Islam. Ia hendak membantu ayah membuat desain
ornamen untuk hiasan dinding musala di rumahnya. Pertama-tama, Alif menggambar motif
geometri yang paling sederhana, yaitu sebuah bintang segi-8. Kemudian, ia menggabungkan
beberapa motif tersebut sehingga didapat motif yang lebih kompleks.
Amatilah gambar motif geometri yang digambar oleh Alif berikut.

Gambar ke-1 Gambar ke-2 Gambar ke-3 dan seterusya


Kemudian, temukanlah pola banyaknya bintang segi-8 yang digunakan oleh Alif untuk
menggambar ornamen.
Mari, menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Gambarkanlah pola ornamen selanjutnya (gambar ke-4).
2. Tentukanlah banyaknya bintang segi-8 pada gambar ke-4 tersebut.
3. Jelaskan dengan kata-kata bagaimana pola banyaknya bintang segi-8 yang digunakan oleh
Alif untuk menggambar ornamen.
4. Jika ornamen musala rumah Alif menggunakan motif pada gambar ke-15, tentukanlah berapa
banyak bintang segi-8 yang terdapat pada ornamen tersebut.
5. Apakah mungkin untuk menentukan banyaknya bintang pada gambar ke-100? Jelaskan
bagaimana caranya.
6. Kesimpulan apa yang Anda dapatkan berdasarkan kegiatan ini? Kaitkanlah kesimpulan Anda
tersebut dengan pola pada barisan.
Istilah barisan sudah sering disinggung. Namun, apakah Anda masih ingat apa yang
dimaksud dengan barisan bilangan?

Barisan Bilangan
Barisan bilangan adalah himpunan bilangan dengan tingkat pengaturan tertentu dan
dibentuk menurut sebuah aturan tertentu.
Pada barisan bilangan U1, U2, U3, …, Un; U1 menyatakan suku pertama, U2 menyatakan
suku ke-2, U3 menyatakan suku ke-3, dan seterusnya hingga Un menyatakan suku ke-n.

Aturan tertentu yang berlaku pada barisan bilangan disebut dengan pola. Dengan demikian,
pola sangat erat kaitannya dengan barisan bilangan. Perhatikan contoh soal berikut agar kamu
lebih memahami mengenai pola pada barisan.
Contoh Soal 5.1
Sebuah mesjid akan direnovasi. Pengurus mesjid hendak mengganti kaca jendela mesjid yang
polos dengan kaca yang memiliki motif geometris Islam. Amatilah pola motif kaca pada gambar
berikut.

Pola ke-1 Pola ke-2 Pola ke-3 dan seterusya


1. Tentukanlah pola ke-n pada motif kaca tersebut.
2. Jika diketahui sisi sebuah bintang segi-8 pada motif kaca adalah 30 cm dan tinggi kaca
jendela mesjid adalah 2,1 m maka berapa banyak motif bintang segi-8 yang terdapat pada
selembar kaca jendela yang akan digunakan mesjid tersebut?
Penyelesaian:
1. Pada pola ke-1, banyaknya motif bintang segi-8 adalah 2.
Pada pola ke-2, banyaknya motif bintang segi-8 adalah 4.
Pada pola ke-3, banyaknya motif bintang segi-8 adalah 6.
Dan seterusnya.
Dengan demikian, pola bilangan pada motif kaca tersebut adalah 2, 4, 6, ….
Kemudian, akan ditentukan rumus pola pada barisan bilangan tersebut.
Pola ke-1 = 2 = 1 × 2
Pola ke-2 = 4 = 2 × 2
Pola ke-3 = 6 = 3 × 2

Pola ke-n = n × 2 = 2n
Jadi, pola ke-n pada motif kaca tersebut adalah 2n.
2. Diketahui tinggi segi-8 pada motif kaca adalah 30 cm dan tinggi kaca jendela mesjid adalah
2,1 m = 210 cm.
210 cm : 30 cm = 7
Dengan demikian, kaca yang digunakan oleh jendela mesjid adalah kaca pada pola ke-7.
Banyak pola bintang segi-8 pada pola ke-7 adalah
2n = 2 × 7 = 14
Jadi, banyak motif bintang segi-8 yang terdapat pada selembar kaca jendela yang akan
digunakan mesjid tersebut adalah 14.

Tugas Mandiri
Selesaikanlah masalah berikut secara mandiri.
Amatilah video pada link berikut, kemudian jawablah pertanyaan yang diberikan.
https://www.youtube.com/watch?v=4EihVsa8I2I
Anda pun dapat memindainya pada QRCode berikut.

(file qrcode 1)
1. Jelaskanlah apa yang terjadi pada video tersebut.
2. Jika kubus kecil tersedia sebanyak tak terhingga, sampai sebesar apakah pola pada video
tersebut dapat terbentuk?
3. Bentuklah sebuah aljabar yang mewakili pola pada video tersebut.

Contoh Soal 5.2


Sebuah bilangan yang sangat besar terdiri atas 80 digit. Susunan digit dari bilangan tersebut
membentuk suatu pola tertentu. Berikut ini beberapa digit pertama dari bilangan tersebut.
246810121416182022…
Pada bilangan tersebut, digit ke-5 adalah 1, digit ke-6 adalah 0, dan seterusnya. Tentukanlah digit
terakhir dari bilangan tersebut.
Penyelesaian:
Mari, mengamati pola barisan digit pada bilangan tersebut.
2 4 6 8 1 0 1 2 1 4 1 6 1 8 2 … ?
U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 U11 U12 U13 U14 U15 … U80
U1 menyatakan digit ke-1, U2 menyatakan digit ke-2, dan seterusnya.

Untuk menentukan digit terakhir atau digit ke-80 pada bilangan tersebut, harus dicari terlebih
dahulu pola barisan yang berlaku. Perhatikan tabel berikut.

U1 sampai dengan U4 2, 4, 6, 8 Terdapat 4 digit


U5 sampai dengan U14 10, 12, 14, 16, 18 Terdapat 2 × 5 = 10 digit
U15 sampai dengan U24 20, 22, 24, 26, 28 Terdapat 2 × 5 = 10 digit
U25 sampai dengan U34 30, 32, 34, 36, 38 Terdapat 2 × 5 = 10 digit

Digit ke-80 terletak pada kelompok yang dimulai dengan U75.


U75 sampai dengan U80 80, 82, 84 Terdapat 6 digit

8 0 8 2 8 4
     
U75 U76 U77 U78 U79 U80
Jadi, digit terakhir dari bilangan tersebut adalah 4.

Selain barisan bilangan, terdapat juga deret bilangan. Apakah Anda tahu apa itu deret
bilangan?

Deret Bilangan
Jika diketahui U1, U2, U3, …, Un merupakan barisan bilangan maka deret bilangan tersebut
adalah Sn = U1 + U2 + U3 + … + Un. Pada deret bilangan berlaku persamaan berikut.
Un = Sn – Sn – 1
Sn menyatakan jumlah hingga suku ke-n.
U1, U2, … menyatakan suku ke-1, suku ke-2, dan seterusnya.
Un menyatakan suku ke-n.

Bagaimana cara menyelesaikan masalah pola bilangan yang berhubungan dengan deret
bilangan? Perhatikan contoh soal berikut.
Contoh Soal 5.3
Jumlah n suku pertama dari sebuah barisan adalah Sn = n2 – 4n. Tentukanlah barisan yang
dimaksud.
Penyelesaian:
Jumlah n suku pertama dari sebuah barisan disebut deret dan dinotasikan dengan Sn.
Un = Sn – Sn – 1 maka dapat ditentuka pola dari barisan atau Un.
Pertama, akan ditentukan terlebih dahulu Sn – 1.
Sn = n2 – 4n maka
Sn – 1 = (n – 1)2 – 4(n – 1)
= n2 – 2n + 1 – 4n + 4
= n2 – 6n + 5
Dengan demikian didapat nilai Un berikut.
Un = Sn – Sn – 1
= (n2 – 4n) – (n2 – 6n + 5)
= 2n – 5
Selanjutnya, dari pola Un dapat ditentukan barisan yang dimaksud.
U1 = 2 × 1 – 5 = –3
U2 = 2 × 2 – 5 = –1
U3 = 2 × 3 – 5 = 1
U4 = 2 × 4 – 5 = 3

Jadi, barisan yang dimaksud adalah –3, –1, 1, 3, ….

Tokoh
Leonardo da Pisa
Leonardo da Pisa dikenal juga dengan nama Leonardo Pisano lahir
pada tahun 1175 dan wafat pada tahun 1250. Namanya lebih dikenal dengan
Fibonacci. Leonardo da Pisa, berikut kita sebut dengan Fibonacci adalah
seorang ahli matematika dari Itali.
Karya terbesar yang paling dikenal adalah deret Fibonacci. Fibonacci
juga dikenal sebagai orang yang memperkenalkan penulisan bilangan arab pada wilayah Eropa.
Dalam pikiran Fibonacci, bilangan arab lebih mudah dipahami dibanding bilangan Romawi.
Akhirnya Fibonacci tertarik belajar ke semenanjung Arab.
Sumber: www.marthamatika.com

Info
Barisan Fibonacci
Barisan Fibonacci adalah sebuah barisan angka dimana suku berikutnya pada barisan
tersebut merupakan hasil dari penjumlahan dua suku sebelumnya.Secara matematis barisan
Fibonacci merupakan sebuah barisan dimana sebuah suku ke-n, merupakan hasil penjumlahan
dari suku (n – 1) dengan suku (n – 2).
Sebagai contoh barisan Fibonacci bilangan positif: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144,
233 dst. Dalam contoh tersebut bisa dilihat angka 21 berada pada suku ke delapan. Angka
tersebut didapat dari hasil penjumlahan suku ke-7 dan suku ke-6, yaitu 8 + 13 = 21. Begitu juga
dengan suku lainnya didapat dari penjumlahan dua suku sebelumnya.
Jika dikaji lebih dalam, barisan Fibonacci ternyata memiliki hubungan khusus dengan
segitiga Pascal. Jumlah angka setiap diagonal barisan pada segitiga Pascal akan membentuk
deret Fibonacci. Perhatikan gambar berikut.

Sumber: www.marthamatika.com

Uji Kompetensi 5.1


Kerjakanlah soal-soal berikut dengan teliti.
1. Tentukanlah barisan bilangan untuk setiap barisan objek berikut. Lalu, tentukanlah suku
berikutnya dan jelaskan bagaimana cara mendapatkannya.
a.

b.

c.
2. Barisan objek pada gambar berikut dibuat dari susunan garis yang menghubungkan dua titik.

a. Buatlah barisan bilangan yang mewakili banyaknya garis pada barisan tersebut.
b. Jelaskan bagaimana menentukan bentuk selanjutnya dari barisan tersebut.
c. Gambarlah bentuk selanjutnya dari barisan tersebut.
3. Tentukanlah pola yang berlaku pada setiap barisan berikut.
a. 1, 8, 27, 64, 125, …
b. –3, 3, –3, 3, …
c. 2, 5, 10, 17, 26, …
d. 1, 5, 6, 11, 17, 28, …
e. 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, …
4. Diketahui barisan-barisan bilangan berikut.
a. Barisan bilangan genap mulai dari 2.
b. Barisan bilangan bulat positif hingga 50.
c. Barisan bilangan segitiga hingga 120.
Tentukanlah rumus suku ke-n untuk setiap barisan tersebut.

5. Rumus suku ke-n dari suatu barisan bilangan adalah Un = .


a. Tentukan U10.
b. Suku ke-berapakah 3?
6. Jelaskanlah dengan kata-kata Anda bagaimana pola yang berlaku pada barisan bilangan yang

memiliki deret Sn = .
7. Tentukanlah 2 suku selanjutnya dari barisan bilangan berikut.
(5a – b), (9a – 2b), (13a – 3b), …
8. Tentukanlah rumus untuk menentukan luas bangun ke-n pada barisan persegipanjang berikut.
9. Untuk membuat kabel berukuran 5 berikut diperlukan 61 helai inti yang disusun sedemikian
rupa secara padat.

Sumber: 3.imimg.com
Susunan inti pada kabel berukuran 5 tersebut membentuk suatu susunan dengan pola tertentu
seperti pada gambar berikut.

a. Gambarkanlah pola susunan inti untuk kabel berukuran 1.


b. Bentuklah sebuah aljabar yang menentukan banyaknya helai inti pada kabel ukuran n.

B. Barisan dan Deret Aritmetika


Anda telah mahir menentukan pola pada sebuah barisan dalam bentuk persamaan aljabar.
Selanjutnya, Anda akan mempelajari mengenai sebuah barisan yang memiliki pola cukup unik.
Barisan tersebut adalah barisan aritmetika.
1. Barisan Aritmetika
Pada bagian ini, Anda akan mempelajari mengenai barisan bilangan aritmetika. Seperti
apakah barisan aritmetika itu? Bagaimana pola yang berlaku pada barisan tersebut? Pelajarilah
uraian berikut dengan baik.
Perhatikan pola yang berlaku pada barisan-barisan bilangan berikut.
a. 1, 3, 5, 7, 9, …
b. 1, 2, 4, 8, 10, … Nilai Islami
c. 10, 7, 4, 1, –2, … “Begitu doa menjadi
kebiasaan,
kesuksesan menjadi
gaya hidup.”
d. 1, 4, 9, 16, 25, …

e. 9, 3, 1, , ,…
Barisan manakah yang merupakan barisan aritmetika? Jika jawaban Anda sesuai dengan uraian
berikut maka jawaban Anda benar.
Untuk menentukan apakah suatu barisan merupakan barisan aritmetika atau bukan, harus
ditentukan terlebih dahulu pola yang berlaku pada barisan tersebut. Dapatkah Anda menentukan
pola pada kelima barisan tersebut?
Barisan Pola
a. Selisih suatu suku dengan suku sebelumnya
1 3 5 7 9 …
adalah selalu sama, yaitu 2.
+2 +2 +2 +2 +2

b. Untuk mendapatkan suku berikutnya, suku


1 2 4 8 10 …
sebelumnya dikalikan 2.
×2 ×2 ×2 ×2 ×2

c. Selisih suatu suku dengan suku sebelumnya


10 7 4 1 –2 …
adalah selalu sama, yaitu –3.
–3 –3 –3 –3 –3

d. Selisih suatu suku dengan suku sebelumnya


1 4 9 16 25 …
berbeda-beda.
+3 +5 +7 +9 +11

e. Untuk mendapatkan suku berikutnya, suku


9 3 1 … sebelumnya dibagi 3

:3 :3 :3 :3 :3

Di antara lima barisan tersebut, barisan a dan c merupakan barisan aritmetika. Ini karena
selisih dua suku yang berurutan pada barisan tersebut tetap (tidak berubah-ubah). Selisih dua
suku berurutan tersebut dinamakan beda.
Definisi Barisan Aritmetika
Barisan aritmetika adalah barisan bilangan yang memiliki selisih (beda) setiap dua suku
yang berurutan adalah sama.
Pada barisan aritmetika berlaku:
b = U2 – U1 = U3 – U2 = U4 – U3 = … = Un – U(n – 1)
Di mana,
b menyatakan beda dari barisan
U1, U2, … menyatakan suku ke-1, suku ke-2, dan seterusnya
Un menyatakan suku ke-n

Kemudian, selesaikanlah kegiatan berikut untuk menemukan bentuk umum barisan


aritmetika.

Kegiatan 5.1
Sebuah mesjid sedang dipasang lantainya dengan menggunakan ubin granit bermotif geometris.
Gambar berikut menunjukkan pola selembar ubin yang digunakan oleh mesjid tersebut.

1. Tentukanlah barisan bilangan yang menunjukkan jumlah persegi berwarna pada selembar
ubin, 2 lembar ubin, 3 lembar ubin, dan seterusnya.
2. Tentukan jenis barisan yang terbentuk. Jelaskan.
3. Tentukan suku pertama barisan tersebut.
4. Tentukan beda dari barisan tersebut.
5. Temukan rumus Un, yaitu suku ke-n dari barisan tersebut.
Mari selesaikan masalah ini dengan melengkapi titik-titik berikut.
1. Pertama, mari hitung banyaknya persegi berwarna.
1 lembar ubin = 4
2 lembar ubin = …
3 lembar ubin = …
Dan seterusnya.
Jadi, barisan bilangan yang yang menunjukkan jumlah persegi berwarna pada selembar
ubin, 2 lembar ubin, 3 lembar ubin, dan seterusnya adalah sebagai berikut.
…, …, …, 16, …, 24, dan seterusnya
2. Jenis barisan tersebut adalah barisan … karena ….
________________________________________________________________
3. Suku pertama (U1) dari barisan tersebut adalah ….
4. Selisih antara dua suku dari barisan tersebut adalah sebagai berikut.
U2 – U1 = … – … = …
U3 – … = … – … = …
…–…=…– …=…
Dan seterusnya.
Beda dari barisan tersebut selalu … dan bernilai b = ….
5. Suku-suku pada barisan tersebut adalah sebagai berikut.
U1 = …
U2 = 4 + 4 = U1 + b
U3 = … + 4 = U2 + b = U1 + … + … = … + …
U4 = … + … = … + … = … + 2b + b = … + …
U5 = … + … = … + … = … + … + … = … + …

Un = … + (n – …) × …

Anda telah menemukan bentuk umum dari barisan aritmetika. Apakah Anda menemui
kesulitan dalam menemukan bentuk umum barisan tersebut? Jika ya, diskusikanlah bersama guru
Anda. Jawaban Anda telah tepat jika jawaban tersebut sesuai dengan uraian berikut.
Bentuk Umum Barisan Aritmetika
Jika U1, U2, U3, …, Un merupakan suku-suku barisan aritmetika maka rumus suku ke-n
dari barisan tersebut dinyatakan sebagai berikut.
Un = a + (n – 1)b
Di mana,
a = U1 menyatakan suku pertama
b menyatakan beda dari barisan

Selanjutnya, perhatikanlah contoh soal berikut agar Anda lebih memahami bagaimana
menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan barisan aritmetika.

Contoh Soal 5.4


Firman memiliki sebuah kotak infaq yang selalu ia isi setiap harinya. Pada tanggal 1 Februari
2022, ia mengisi kotak infaq tersebut sebanyak Rp1.000,00. Keesokan harinya, ia mengisi kotak
infaq sebanyak Rp1.200,00. Pada hari berikutnya lagi, ia mengisi kotak tersebut sebanyak
Rp1.400,00, dan seterusnya. Tentukanlah uang yang harus Firman isi ke dalam kotak infaq pada
hari terakhir bulan Februari 2022.
Penyelesaian:
Diketahui:
U1 = a = Rp1.000,00
U2 = Rp1.200,00
U3 = Rp1.400,00
Dengan demikian, diketahui barisan aritmetika berikut.
1.000, 1.200, 1.400, 1.600, …
Ditanyakan:
Uang yang harus Firman isi ke dalam kotak infaq pada hari terakhir bulan Februari 2022,
yaitu tanggal 28 Februari 2022 atau U28.
Untuk menentukan U28, perlu dicari terlebih dahulu nilai beda barisan tersebut.
b = U2 – U1 = 1.200 – 1.000 = 200
Selanjutnya, akan dicari nilai U28.
Un = a + (n – 1)b
U28 = 1.000 + (28 – 1) × 200
= 1.000 + 5.400
= 6.400
Jadi, pada 28 Februari 2022, Firman mengisi kotak infaqnya sebanyak Rp6.400,00.

Contoh Soal 5.5


Suku ke-5 suatu barisan aritmetika adalah 1. Jika suku ke-10 barisan tersebut adalah 6,
tentukanlah suku pertama barisan tersebut.
Penyelesaian:
Diketahui U5 = 1 dan U10 = 6
Dengan menggunakan bentuk umum barisan aritmetika Un = a + (n – 1)b, dapat ditentukan 2
persamaan berikut.
U5 = 1
a + (5 – 1)b = 1
a + 4b = 1 …(1)

U10 = 6
a + (10 – 1)b = 6
a + 9b = 6 …(2)

Selanjutnya, selesaikan kedua persamaan tersebut dengan menggunakan metode eliminasi-


substitusi.

a + 4b = 1
a + 9b = 6

5b = 5
b =1
Dengan mensubstitusikan nilai b = 1 ke salah satu persamaan, akan didapat nilai a.
a + 4b = 1
a+4×1 =1
a = –3.
Jadi, suku pertama dari barisan aritmetika tersebut adalah –3.

2. Deret Aritmetika
Pada zaman dahulu, di suatu kelas sekolah dasar di Jerman,
Nilai Islami
seorang guru meminta peserta didiknya untuk menjumlahkan seratus “Ilmu adalah yang
bilangan besar yang merupakan suku-suku berurutan dalam barisan memberikan
manfaat, bukan yang
aritmetika. Sang guru mengharapkan suasana kelas yang hening karena sekadar hanya
tidak ada murid yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Namun, dihafal.”

ternyata salah seorang muridnya mampu memberikan jawaban yang


tepat hanya dalam hitungan detik.
Murid yang dapat menjawab pertanyaan gurunya dengan tepat tersebut ternyata menjadi
Matematikawan besar ternama sepanjang masa. Ia adalah Carl Friedrich Gauss (1777-1855). Ia
dijuluki Pangeran Matematika karena kecerdasannya yang luar biasa di bidang Matematika.
Bagaimanakah Gauss dapat menjawab pertanyaan dari gurunya tersebut hanya dalam
beberapa detik? Ternyata, ia menggunakan konsep deret aritmetika. Apakah deret aritmetika itu?

Definisi Deret Aritmetika


Deret aritmetika adalah jumlah suku-suku dari barisan aritmetika.
Jika diketahui U1, U2, U3, …, Un merupakan barisan aritmetika maka deret aritmetikanya
adalah sebagai berikut.
U1 + U2 + U3 + … + Un

Jumlah n suku pertama dari suatu barisan dinyatakan dengan Sn. Jika kita menjumlahkan
suku-suku pada barisan aritmetika, akan didapat bentuk aljabar berikut.
Sn = U1 + U2 + U3 + … + Un – 2 + Un – 1 + Un
Sn = a + (a + b) + (a + 2b) + … + [a + (n – 3)b] + [a + (n – 2)b] + [a + (n – 1)b] …(1)
Jika penulisan deret pada persamaan (1) dibalik maka akan didapat persamaan berikut.
Sn = [a + (n – 1)b] + [a + (n – 2)b] + [a + (n – 3)b] + … + (a + 2b) + (a + b) + a …(2)
Dengan menjumlahkan kedua persamaan tersebut, akan didapat bentuk aljabar berikut.
Sn = a + (a + b) + … + [a + (n – 2)b] + [a + (n – 1)b]
Sn = [a + (n – 1)b] + [a + (n – 2)b] + … + (a + b) + a
+
2Sn = [2a + (n – 1)b] + [2a + (n – 1)b] + … + [2a + (n – 1)b] +[2a + (n – 1)b]

2Sn = [2a + (n – 1)b] + [2a + (n – 1)b] + … + [2a + (n – 1)b] +[2a + (n – 1)b]

2Sn = n × [2a + (n – 1)b]

Sn = n × [2a + (n – 1)b]

Bentuk Umum Deret Aritmetika


Sn = U1 + U2 + U3 + … + Un

=
Di mana,
Sn menyatakan jumlah n suku pertama
U1 = a menyatakan suku ke-1
Un menyatakan suku ke-n
b menyatakan beda

Bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan deret aritmetika?


Perhatikan contoh soal berikut agar Anda memahaminya.
Contoh Soal 5.6
1. Diketahui barisan aritmetika berikut 20, 15, 10, …. Tentukanlah jumlah 50 suku pertama
dari barisan tersebut.
2. Tentukan jumlah bilangan genap dari 10 hingga 50.
Tentukanlah jumlah 50 suku pertama dari barisan tersebut.
Penyelesaian:
1. 20, 15, 10, …
a = 20
b = U2 – U1 = 15 – 20 = –5
n = 50

Sn =

=
= 25(40 – 245)
= –5.125
2. Deret bilangan genap dari 10 hingga 50 adalah sebagai berikut.
10 + 12 + 14 + … + 50
a = 10, b = 2, n = ?
Pertama, harus ditentukan terlebih dahulu bilangan 50 merupakan suku ke-berapa (nilai n).
Un = a + (n – 1)b
50 = 10 + (n – 1)2
50 = 2n + 8
2n = 42
n = 21
Selanjutnya, akan ditentukan nilai S21.

Sn =

S21 = = 630
Jadi, jumlah bilangan genap dari 10 hingga 50 adalah 630.

Contoh Soal 5.7


Seorang tukang bangunan hendak membuat tangga di taman sebuah mesjid. Desain tangga
tersebut terlihat seperti pada gambar berikut.
Sumber: jagobangunan.com
Banyaknya batu bata yang diperlukan untuk membuat anak tangga pertama adalah 24 batu bata.
Banyaknya batu bata untuk anak tangga yang ke-2 adalah 2 kali daripada batu bata yang
diperlukan anak tangga pertama. Adapun batu bata yang diperlukan anak tangga yang ke-3
adalah 3 kali daripada batu bata yang diperlukan anak tangga pertama. Tentukanlah banyaknya
anak tangga yang dapat dibuat dengan menggunakan 1.320 batu bata.
Penyelesaian:
Banyaknya batu bata yang diperlukan untuk membuat setiap anak tangga membentuk barisan
aritmetika berikut.
24, 48, 72, 96, 120, …
Jumlah batu bata yang diperlukan untuk membuat hingga n anak tangga membentuk deret
berikut.
Sn = 24 + 48 + 72 + 96 + 120 + … + Un = 1.320
Berdasarkan deret tersebut, diketahui:
a = 24, b = 24, Sn = 1.320
Ditanyakan banyaknya anak tangga, itu berarti kita harus mencari nilai n.
Dengan menggunakan bentuk umum deret aritmetika, akan didapat nilai n sebagai berikut.

Sn =

1.320 =

=
1.320 = 12n +12n2
110 = n +n2
n + n2 – 110 = 0
(n – 10)(n + 11) = 0
n = 10 atau n = –11
Nilai n yang memungkinkan adalah 10.
Jadi, banyaknya anak tangga yang dapat dibuat dengan menggunakan 1.320 batu bata adalah 10
anak tangga.

Tokoh Islami
Al-Kindi
Dalam bidang matematika, Al-Kindi memainkan peran penting dalam
memperkenalkan angka India ke dunia Islam dan Kristen. Dia adalah pelopor
dalam pembacaan sandi. Menggunakan keahlian matematika dan medis, ia
mampu mengembangkan skala yang memungkinkan dokter untuk mengukur
potensi obat mereka.
Al-Kindi menulis karya pada sejumlah mata pelajaran matematika
yang penting, termasuk aritmatika, geometri, angka India, harmoni angka, perkalian dengan
angka, jumlah relatif, proporsi mengukur dan waktu, dan prosedur numerik. Ia menulis empat
volume buku tentang penggunaan angka India. Buku tersebut berjudul On the Use of the Indian
Numerals (Ketab fi Isti'mal al-'Adad al-Hindi). Karya ini memberikan kontribusi besar terhadap
difusi sistem penomoran India di Timur Tengah dan Barat.
Sumber: www.republika.co.id

Uji Kompetensi 5.2


Kerjakanlah soal-soal berikut dengan teliti.
1. Amatilah barisan-barisan bilangan berikut. Tentukanlah barisan bilangan mana yang
merupakan barisan aritmetika. Jelaskan.
a. –10, –5, 0, 5, 10, …
b. 2, –2, 2, –2, 2, …
c. x, (x – 2), (x – 4), (x – 6), …
d. (a + 3), (b + 3), (c + 3), (d + 3), …

e. 1, , , ,…
2. Tentukanlah suku ke-30 dari barisan-barisan aritmetika berikut.
f. 101, 91, 81, …
g. –50, ? , –44, …
h. a, (a – 5), (a – 10), (a – 15), …
i. U1 = 2x, b = 3
3. Tentukanlah beda dari barisan-barisan aritmetika berikut.
a. …, …, …, 8, 5
b. –10, …, …, …, 6
c. …, (a + 3), …, (a + 9)
4. Diketahui suku ke-2 dan suku ke-5 suatu barisan aritmetika secara berturut-turut adalah 9 dan
18. Tentukanlah suku ke-20 barisan tersebut.
5. Tentukanlah jumlah deret aritmetika berikut.
c. 0 + 3 + 6 + 9 + … hingga 20 suku

d. 10 + 8 + 7 + … hingga 30 suku
e. (2x + 1) + (2x + 3) + (2x + 5) + … hingga 40 suku
f. Un = 2n + 3, hingga 10 suku
6. Jumlah lima bilangan yang berurutan adalah 100. Tentukanlah bilangan pertama tersebut.
Jawaban: 18
7. Di mushola rumah terdapat kotak infaq yang selalu Annisa isi setiap selesai shalat Subuh.
Pada tanggal 1 Januari 2022, Annisa memasukkan Rp1.000,00 ke dalam kotak infaq. Pada
hari-hari selanjutnya, Annisa memasukkan infaq sebesar Rp1.500,00; Rp2.000,00; dan
seterusnya. Pada suatu hari, Annisa membuka kotak infaq tersebut untuk disumbangkan.
Uang yang terdapat pada kotak tersebut adalah sebanyak Rp280.000,00. Pada tanggal
berapakah Annisa membuka kotak infaq tersebut?
Jawaban: 1 Februari 2022
8. Pada 10 menit pertama, Alif mampu membaca Al-Qur’an sebanyak 4 lembar. Setiap 10

menit berikutnya, Alif membaca sebanyak halaman lebih sedikit dari sebelumnya.
Tentukanlah waktu yang diperlukan Alif untuk membaca Al-Qur’an sebanyak 2,5 juz tanpa
berhenti.
Jawaban: 80 menit
9. Jumlah dari kuadrat suku pertama dan kuadrat dari suku kedua suatu barisan aritmetika
adalah 13. Jika U1 + U2 = 5 maka tentukanlah beda dari barisan tersebut.
Jawaban: 1
10. Perhatikan deret berikut.
Catatan untuk layouter:
1 + 4 + 7 + … + x = 925
Tentukanlah nilai x. Jawaban tidak perlu dimasukkan

Jawaban: 73

C. Barisan dan Deret Geometri


Pada bagian sebelumnya, Anda telah mempelajari barisan dan deret aritmetika. Pada bagian
ini, Anda akan mempelajari barisan dan deret geometri. Pelajari materi pada bagian ini dengan
baik untuk menguasainya.

1. Barisan Geometri
Setiap barisan memiliki pola tersendiri. Bagaimanakah pola yang berlaku pada barisan
geometri? Selesaikanlah kegiatan berikut agar kamu mengetahui jawabannya.
Kegiatan 5.2
Diketahui barisan-barisan geometri berikut.
 1, 2, 4, 8, 16, …

 20, 10, 5, ,…
 3, –3, 3, –3, 3, …
Amatilah pola yang berlaku pada barisan geometri. Kemudian, nyatakan pola tersebut dalam Un.
Mari selesaikan masalah ini dengan melengkapi langkah-langkah berikut.
1. Amatilah pola pada setiap barisan, dengan cara membagi dua suku yang berurutan.
Misalnya, suku ke-2 dibagi suku ke-1, suku ke-3 dibagi suku ke-2, dan seterusnya.
Apa yang Anda dapatkan?
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

2. Jika hasil bagi dua suku yang berurutan tersebut disebut rasio, jelaskanlah dengan kata-kata
Anda bagaimana ciri dari barisan geometri.
________________________________________________________________

3. Lengkapilah titik-titik berikut untuk mendapatkan rumus (bentuk umum) dari barisan
geometri tersebut.
Misalkan: r menyatakan rasio

= r maka U2 = … × …

= r maka U3 = … × … = a × … × … = …

= r maka U4 = … × … = … × … × … = …
Dan seterusnya sehingga didapat rumus berikut.
Un = …

Apakah Anda menemukan kesulitan dalam menyelesaikan kegiatan tersebut. Anda dapat
mendiskusikannya bersama teman kelompok dan gurumu untuk menyelesaikannya. Apakah
jawaban Anda sudah sesuai dengan uraian berikut? Jika ya, berarti jawaban Anda benar.
Definisi Barisan Geometri
Barisan geometri adalah barisan bilangan yang memiliki nilai perbandingan (rasio) antara
dua suku yang berurutan selalu tetap.
Pada barisan geometri berlaku:

r=
Di mana,
r menyatakan rasio,
U1, U2, … menyatakan suku ke-1, suku ke-2, dan seterusnya.
Un menyatakan suku ke-n.

Adapun bentuk umum dari barisan geometri adalah seperti berikut.

Bentuk Umum Barisan Geometri


Jika U1, U2, U3, …, Un merupakan suku-suku barisan geometri maka rumus suku ke-n dari
barisan tersebut dinyatakan sebagai berikut.
Un = arn – 1
Di mana,
a = U1 menyatakan suku pertama
r menyatakan rasio

Perhatikan contoh soal berikut untuk mengetahui bagaimana cara menyelesaikan


permasalahan yang berhubungan dengan barisan geometri.
Contoh Soal 5.8

1. Diketahui barisan geometri , –1, 2, –4, …. Tentukanlah U7 dan U10.


2. Diketahui U2 = 2 dan U5 = 16, tentukan rasio dari barisan geometri ini.
Penyelesaian:

1. Diketahui a =
r= = –1 × 2 = –2
Un = arn – 1

U7 = × (–2)7 – 1 = × (–2)6 = 32

U10 = × (–2)10 – 1 = × (–2)9 = –256


Jadi, U7 = 32 dan U10 = –256.
2. U2 = 2
ar2 – 1 = 2
ar = 2 … pers (1)
U5 = 16
ar5 – 1 = 16
ar 4 = 16… pers (2)
Kemudian, bagi pers (2) oleh pers (1).

r3 = 8
r=2
Jadi, rasio barisan geometri tersebut adalah 2.

Contoh Soal 5.9


Sebuah kertas panjang dilipat tepat di tengah-tengah sehingga dihasilkan 2 bagian kertas sama
besar. Kemudian, kertas tersebut dilipat kembali tepat di tengah-tengah sehingga menjadi 4
bagian sama besar. Selanjutnya, kertas tersebut dilipat lagi dengan cara yang sama sehingga
didapat 8 bagian sama besar. Ilustrasi pelipatan kertas tersebut dapat dilihat seperti pada gambar
berikut.
Tentukanlah banyaknya lipatan yang perlu dilakukan untuk membagi kertas menjadi 1.024
bagian kertas yang sama besar.
Penyelesaian:
Lipatan ke-1 menghasilkan 2 bagian kertas sama besar.
Lipatan ke-2 menghasilkan 4 bagian kertas sama besar.
Lipatan ke-3 menghasilkan 8 bagian kertas sama besar.

Lipatan ke-n menghasilkan 1.024 bagian kertas sama besar.
Dengan demikian, diketahui:
a=2

r= =2
Un = 1.024
arn – 1 = 1.024
2 × (2) n – 1 = 1.024
2n – 1 = 1.024 × 2
2n – 1 = 2.048
2n – 1 = 211
n – 1 = 11 maka n =10
Jadi, untuk membagi kertas menjadi 1.024 bagian kertas yang sama besar, diperlukan 10 lipatan.

2. Deret Geometri
Pada bagian ini, Anda akan mempelajari mengenai deret geometri. Banyak permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan deret geometri. Misalnya, permasalahan
jumlah populasi amuba setelah membelah diri setiap m menit selama n jam. Agar kamu dapat
menyelesaikan permasalahan tersebut, kuasailah terlebih dahulu konsep deret geometri berikut.
Definisi Deret Geometri
Deret geometri adalah jumlah suku-suku dari barisan geometri.
Jika diketahui U1, U2, U3, …, Un merupakan barisan geometri maka deret geometrinya
adalah sebagai berikut.
Sn = U1 + U2 + U3 + … + Un
= a + ar + ar2 + …+ arn – 1
Sn menyatakan jumlah n suku pertama
a menyatakan suku ke-1
Un menyatakan suku ke-n
r menyatakan rasio

Bentuk Umum Deret Geometri


Jika suatu deret geometri memiliki suku pertama U1 = a dan rasio r maka jumlah n suku
pertama dari deret tersebut adalah sebagai berikut.

i. Sn = , untuk r < 1

ii. Sn = , untuk r > 1


iii. Sn = na, untuk r = 1

Berikut ini bukti bahwa untuk untuk r < 1, berlaku Sn = .


Sn = a + ar + ar2 + … + arn – 1 …(1)
Kalikan kedua ruas dari persamaan (1) dengan r, maka akan didapat persamaan berikut.
rSn = ar + ar2 + ar3 + … + arn …(2)
Kemudian, carilah selisih antara persamaan (1) dan (2). Oleh karena r < 1 maka nilai Sn > rSn,
maka pengurangan tersebut menjadi seperti berikut.

Sn = a + ar + ar2 + ar3 + … + arn – 1


rSn = ar + ar2 + ar3 + … + arn – 1 + arn

Sn – rSn = a – arn
Sn (1 – r) =

Sn (1 – r) = , dengan r ≠ 0 dan r < 1.

Tugas Mandiri
Selesaikanlah masalah berikut secara mandiri.
1. Dengan menggunakan cara yang sama seperti pada uraian sebelumnya, buktikanlah bahwa

untuk r > 1, berlaku Sn = .


2. Buktikan pula bahwa untuk r = 1, Sn = na.

Perhatikan contoh soal berikut agar Anda lebih memahami bagaimana menyelesaikan
permasalahan yang berhubungan dengan deret geometri.
Contoh Soal 5.10
Fatimah menjatuhkan bola dari ketinggian 4 m ke lapangan basket. Selanjutnya, bola tersebut
jatuh bebas dan memantul hingga mencapai ketinggian 2 m. Setelah itu, bola kembali jatuh dan
memantul hingga ketinggian 1 m. Begitu seterusnya hingga bola diam. Jika bola diam setelah
memantul sebanyak 8 kali, tentukanlah panjang lintasan yang dilalui bola dari awal dijatuhkan
hingga diam.
Penyelesaian:
Permasalahan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
 Bola melalui lintasan setinggi 4 m sebanyak 1 kali, yaitu pada saat jatuh.
 Bola melalui lintasan setinggi 2 m sebanyak 2 kali, yaitu pada saat memantul dan jatuh
kembali.
 Bola melalui lintasan setinggi 1 m sebanyak 2 kali, yaitu pada saat memantul dan jatuh
kembali.
 Dan seterusnya.

Panjang lintasan setiap kali bola jatuh membentuk deret geometri berikut.
4 + 2 + 1 + … + U8

a = 4; r =

Oleh karena r < 1 maka Sn = .

S8 = = = = =7 m
Panjang lintasan setiap kali bola memantul adalah panjang lintasan setiap kali bola jatuh
dikurangi panjang lintasan pada saat pertama jatuh.

7 –4=3 m
Jadi, panjang lintasan yang dilalui bola dari awal dijatuhkan hingga diam adalah
7 +3 = 11 m = 11 m

Uji Kompetensi 5.3


Kerjakanlah soal-soal berikut dengan teliti.
1. Amatilah barisan-barisan bilangan berikut. Tentukanlah barisan bilangan mana yang
merupakan barisan geometri. Jelaskan.
a. 4, 4, 4, 4, …
b. 0,1; 0,01; 0,001, …
c. 22, 32, 42, …

d. , , , ,…
e. (a + 3), (2a + 3), (3a + 3), …
2. Tentukan rasio dan suku ke-7 dari barisan geometri berikut.

a. , , , ,…
b. U1 = 125, U2 = –25, U3 = 5
c. –a, a2, –a3, a4, …
d. U1 = 5, U4 = –40
3. Diketahui Un adalah barisan geometri dengan suku pertama 5 dan suku ke-7 adalah 3.645.
Tentukanlah suku ke-4.

Jawaban: 135
4. Diketahui Un adalah barisan geometri. Jika U4 – U2 = 24 dan U5 – U3 = 48 maka tentukan U3.
Jawaban: 16
5. Tentukanlah jumlah deret geometri berikut.
a. 1 + 3 + 9 + 27 + … hingga 10 suku
b. 10 + 1 + 0,1 + … hingga suku tak hingga
c. (x + 2) + (2x + 4) + (4x + 8) + … hingga 10 suku

d. Un = , hingga 6 suku
e. 10 + 1 + 0,1 + … hingga suku tak hingga
f. + + … hingga suku tak hingga

g. Un = , hingga suku tak hingga


6. Suku pertama suatu deret geometri adalah 2 dengan rasio –2. Jika banyaknya suku pada deret
tersebut adalah 15, tentukanlah jumlahnya.
Jawaban: 21.846
7. Sebuah bola dilemparkan secara vertikal dari dasar lantai lapangan hingga mencapai

ketinggian 3 m. Kemudian, bola jatuh dan memantul hingga ketinggian kali dari
ketinggian sebelumnya. Begitu seterusnya hingga bola berhenti. Tentukan panjang lintasan
yang ditempuh bola tersebut.
8. Pada suatu spesimen percobaan, melalui bantuan mikroskop terlihat ada 15 bakteri.
Berdasarkan pengamatan, bakteri akan membelah diri menjadi 2 setiap 15 menit. Tentukan
banyaknya bakteri yang terdapat pada spesimen setelah 3 jam dibiarkan.

D. Aplikasi Barisan
Konsep barisan dapat digunakan dalam memecahkan permasalahan sehari-hari. Misalnya,
dalam permasalahan yang berhubungan dengan pertumbuhan, peluruhan, bunga majemuk, dan
anuitas. Pada bagian ini, Anda akan mempelajari bagaimana menyelesaikan permasalahan yang
berhubungan dengan bidang-bidang tersebut dengan menggunakan konsep barisan.

1. Pertumbuhan dan Peluruhan


Perhatikan contoh soal berikut untuk menyelesaikan permasalahan mengenai pertumbuhan
populasi.
Contoh Soal 5.11
Populasi santri sebuah pesantren pada tahun 2022 adalah sebanyak 284 orang. Pengurus
pesantren memperkirakan bahwa jumlah santri yang belajar di pesantren tersebut akan
bertambah sebanyak 4% setiap tahunnya.
1. Tuliskanlah rumus yang menentukan populasi santri di pesantren tersebut pada tahun ke-n
semenjak pesantren dibuka.
2. Perkirakanlah populasi santri pada tahun 2030.
Penyelesaian:
Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan konsep barisan geometri.
Populasi santri tahun 2022 = U1 = a = 284
Pertambahan populasi santri per tahun = 4%
Dengan demikian, populasi santri akan membentuk barisan geometri berikut.
U1 = a = 284
U2 = 284 + 284  4% = 248(1 + 4%)
Maka

r= = = 1 + 4% = 1,04
1. Untuk menentukan rumus populasi santri di pesantren tersebut pada tahun ke-n, digunakan
rumus barisan geometri berikut.
Un = arn – 1
Un = 284  1,04n – 1
2. Populasi santri tahun 2022 = U1
Populasi santri tahun 2023 = U2

Populasi santri tahun 2030 = U9
U9 = 284  1,048
 389
Jadi, perkiraan populasi santri pada tahun 2030 pada pesantren tersebut adalah sebanyak 389
orang.

Cara yang sama dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan mengenai peluruhan.
Hanya saja ada sedikit perbedaan. Dapatkah Anda menemukan di mana letak perbedaan
tersebut? Cobalah selesaikan tugas berikut agar Anda mengetahui di mana letak perbedaan
tersebut.
Tugas Mandiri
Selesaikanlah masalah berikut secara mandiri.
Seorang pasien obesitas sedang menjalankan diet hingga mencapai berat badan idealnya, yaitu
60 kg. Dokter mengatur menu diet dan jenis olahraga yang harus pasien tersebut jalankan agar
berat badannya berkurang 5% setiap minggunya. Jika berat badan mula-mula pasien tersebut 100
kg, tentukan berat badan pasien tersebut setelah 2 bulan menjalankan diet.

Jika masalah pertumbuhan identik dengan jumlah kelahiran, maka peluruhan identik dengan
jumlah kematian atau kepunahan.

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati, ….” (Q.S. Ali-‘Imran ayat 185)
Ayat tersebut menegaskan bahwa setiap makhluk hidup akan menemui ajalnya. Kematian
adalah suatu hal yang pasti. Oleh karena itu sebagai muslim yang beriman hendaknya kita
mempersiapkan bekal yang cukup untuk akhirat nanti. Selagi masih di dunia, maksimalkan
waktu untuk beribadah dan beramal shaleh. Semoga kita meninggal dalam keadaan husnul
khatimah. Aamiin.

2. Bunga Majemuk
Konsep barisan geometri pun digunakan dalam permasalahan bunga Search
majemuk. Sebelumnya, apakah Anda mengetahui apa yang dimaksud Untuk informasi
bunga majemuk. Bunga majemuk atau disebut juga bunga berbunga lebih lanjut
mengenai barisan
adalah bunga yang dihitung berdasarkan jumlah pokok ditambah bunga dan deret dapat
yang diperoleh sebelumnya. Praktik bunga dalam Islam adalah hal yang ditemukan di:
dilarang karena termasuk kategori riba. Anda akan mempelajari ini agar https://
www.quipper.com/
dapat berhati-hati dan penuh pertimbangan saat melakukan transaksi di id/blog/mapel/
kehidupan sehari-hari. Sebaik-baiknya muslim adalah yang bisa matematika/barisan-
mengambil manfaat dari suatu ilmu pengetahuan. Perhatikan uraian dan-deret-
matematika-kelas-
berikut untuk mengetahui tentang bunga majemuk. 11/
atau kamu dapat
memindai pada
QRCode berikut.
Misalkan, M0 adalah modal awal, Mt adalah modal setelah t tahun, dan i adalah persentase
bunga, maka jumlah dana setelah t tahun dapat digambarkan seperti pada tabel berikut.
Jangka Waktu Jumlah Dana
Modal Awal M0
Akhir tahun ke-1 M1 = M0 + iM0
M1 = M0 (1 + i)
Akhir tahun ke-2 M2 = M1 + iM1
M2 = M0 (1 + i) + i(M0 (1 + i))
M2 = M0 (1 + i) (1 + i)
M2 = M0 (1 + i)2
Akhir tahun ke-3 M3 = M2 + iM2
M3 = M0 (1 + i)2 + i(M0 (1 + i)2)
M3 = M0 (1 + i)2 (1 + i)
M3 = M0 (1 + i)3
… …
Akhir tahun ke-n Mt = M0 (1 + i)t

Adapun jumlah bunga yang diterima pada akhir tahun ke-n adalah sebagai berikut.
Bunga = Mt – M0
Jika bunga yang digunakan dihitung dalam jangka waktu per bulan maka satuan tahun pada
perhitungan tinggal menyesuaikan saja menjadi bulan.

Contoh Soal 5.12


Pak Amin menginvestasikan uangnya pada sebuah koperasi sebesar Rp2.000.000,00. Koperasi
tersebut menjanjikan bunga sebesar 1% per bulan. Jika bunga yang digunakan adalah bunga
majemuk, tentukanlah banyaknya uang Pak Amin pada akhir tahun ke-2.
Penyelesaian:
M0 = Rp2.000.000,00
i = 1% per bulan = 0,01 per bulan
t = 2 tahun = 24 bulan
Dengan demikian,
M24 = M0 (1 + i)24
= 2.000.000(1 + 0,01)24
= 2.000.000  1,0124
M24 = 2.539.469,30
Jadi, pada akhir tahun ke-2, banyaknya uang Pak Amin pada koperasi tersebut adalah
Rp2.539.469,30.

Uji Kompetensi 5.4


Kerjakanlah soal-soal berikut dengan teliti.
1. Demi memenuhi impiannya, Dani menginvestasikan uangnya pada suatu koperasi syariah
dengan nominal nominal awal sebesar Rp. 1.000.000,00. Koperasi tersebut memberi bunga
majemuk sebesar 16% setiap tahun dengan lama periode 3 bulan. Tentukan nominal
investasi Dani setelah 5 tahun.
2. Pada tahun 1972, beberapa negara pernah melarang penggunaan pestisida DDT (Dikloro-
Difenil-Trikloroetana). Hal ini dikarenakan DDT dianggap racun bagi binatang dan
kehidupan laut, serta dicurigai penyebab kanker pada manusia. Para ilmuwan dan pakar
lingkungan khawatir karena DDT terus menimbulkan bahaya selama beberapa tahun
penggunaannya. Mereka mengasumsikan waktu paruh DDT adalah 15 tahun. Jika seseorang
menggunakan 100 gram DDT, berapa banyak DDT yang masih tertinggal setelah:
a. 15 tahun
b. 30 tahun
c. 45 tahun
d. 60 tahun
e. 70 tahun
3. Suatu perusahaan rintisan mengembangkan aplikasi digital berupa pemesan paket umrah
dengan menggandeng agen perjalanan umrah dan haji di kota-kota besar Indonesia sebagai
mitranya. Pada tahun 2020, hanya ada 1.000 pengguna aplikasi yang sudah mengunduh
aplikasi tersebut di playstore. Jumlah pengguna meningkat 60% setiap tahunnya.
a. Tuliskan model untuk menentukan jumlah pengguna aplikasi tersebut setelah n tahun.
b. Perkirakan banyak pengguna aplikasi tersebut pada tahun 2025
4. Di suatu laboratorium dilakukan suatu penelitian mengenai kanker. Seekor tikus disuntikkan
suatu sel kanker untuk melihat berapa lama tikus tersebut bertahan hidup. Sel kanker
1
tersebut akan terbelah dua dalam waktu hari dan tikus itu akhirnya mati ketika sel kanker
2
dalam tubuhnya berjumlah satu juta unit. Tentukan lama hidup tikus tersebut sejak sel
kanker disuntikkan.
5. Unsur radioisotope digunakan untuk teknologi pembasmi hama. Unsur ini memiliki waktu
paruh 4 jam. Jika mula-mula tersimpan sebanyak 5 gram, maka tentukan massa zat yang
tersisa setelah meluruh selama satu hari.

Pembahasan Soal
Sepotong kawat yang panjangnya 124 cm dipotong menjadi 5 bagian sehingga panjang setiap
potongannya membentuk barisan geometri. Jika potongan kawat yang paling pendek adalah 4
cm, potongan kawat yang paling panjang adalah ….
a. 60 cm
b. 64 cm
c. 68 cm
d. 72 cm
e. 76 cm
Pembahasan:
Diketahui bahwa potongan tali membentuk barisan geometri dengan panjang tali terpendek
adalah 4, artinya a = 4. Tali dibagi menjadi 5 bagian, sehingga jika diurutkan dari yang
terpendek maka Panjang potongan tali tersebut adalah sebagai berikut.
2 3 4
a , ar , a r , a r , a r
Panjang tali semula adalah 124 cm, sehingga dapat ditulis sebagai berikut.
2 3 4
a+ ar +a r + ar + a r =124
S5=124
5
a(r −1)
=124
r−1
5
4 (r −1)
=124
r−1
5
(r −1) 124
=
r−1 4
5
(r −1)
=31
r−1
4 3 2
(r +r +r +r +1)(r−1)
=31
r−1
4 3 2
r + r +r +r +1=31
( r 3 +3 r 2 +7 r +15 ) ( r−2 )=0
Salah satu nilai r yang memenuhi adalah r = 2.
Potongan kawat paling panjang adalah U 5.
5−1 4
U 5=a r =4.2 =64
Jadi, panjang potongan tali terpanjang adalah 64 cm.
Jawaban: b

Tugas Proyek
Kerjakanlah tugas proyek berikut dengan baik.
1. Buatlah masing-masing sebuah permasalahan yang berhubungan dengan konsep berikut.
 Barisan aritmetika
 Deret aritmetika
 Barisan geometri
 Deret geometri
2. Kemudian, selesaikanlah setiap permasalahan tersebut.

Rangkuman
1. Barisan Bilangan adalah himpunan bilangan dengan tingkat pengaturan tertentu dan dibentuk
menurut sebuah aturan tertentu.
2. Jika diketahui U1, U2, U3, …, Un merupakan barisan bilangan maka deret bilangan tersebut
adalah Sn = U1 + U2 + U3 + … + Un.
3. Barisan aritmetika adalah barisan bilangan yang memiliki selisih (beda) setiap dua suku yang
berurutan adalah sama. Pada barisan aritmetika berlaku persamaan berikut.
 b = U2 – U1 = U3 – U2 = U4 – U3 = … = Un – U(n – 1)
 Un = a + (n – 1)b
4. Deret aritmetika adalah jumlah suku-suku dari barisan aritmetika.
Sn = U1 + U2 + U3 + … + Un

=
5. Barisan geometri adalah barisan bilangan yang memiliki nilai perbandingan (rasio) antara
dua suku yang berurutan selalu tetap.

 r=
 Un = arn – 1
6. Deret geometri adalah jumlah suku-suku dari barisan geometri.
Sn = U1 + U2 + U3 + … + Un = a + ar + ar2 + …+ arn – 1

 Sn = , untuk r < 1

 Sn = , untuk r > 1
 Sn = na, untuk r = 1

Penilaian Karakter
Beri tanda centang () untuk setiap pernyataan yang paling menggambarkan sikapmu. Tidak ada
pilihan benar atau salah, lakukan secara jujur.
No Pernyataan Sering Selalu Jarang Tidak
. Pernah
1. Menghormati guru dan
menghargai teman
yang belajar sungguh-
sungguh saat belajar
di kelas.
2. Berperan aktif dalam
membantu orang yang
terkena musibah.
3. Melakukan gaya hidup rapi,
teratur, dan
mampu menjaga barang
milik sendiri.
4. Memiliki sikap percaya diri
yang
berlandaskan kepada nilai-
nilai kebenaran.
5. Terbiasa menghargai
keberagaman agama,
budaya, suku, ras, dan
golongan sosial
ekonomi dalam kehidupan
berbangsa dan
bernegara.
Catatan Nilai
Selalu : 10 Sering: 6.5 Jarang: 3.5 Tidak Pernah: 0

Refleksi
Alhamdulillah, puji dan syukur selalu kita panjatkan kepada Allah yang Maha Kuasa, yang
telah memberi nikmat tak terbatas. Salah satunya nikmat-Nya yaitu kesempatan kita untuk dapat
mempelajari materi barisan dan deret. Pada bab ini terdapat beberapa konsep barisan dan deret
yang perlu Anda ingat. Namun dengan izin Allah, jika Anda memahami konsep tersebut dan
rajin mengerjakan latihan soal, Anda akan lebih mudah untuk memahami dan menyelesaikan
soal-soal barisan dan deret dengan mudah.
Untuk itu, apakah ada bagian dari materi tersebut yang belum Anda pahami? Adakah konsep-
konsep dalam Islam yang Anda temukan dalam pembelajaran bab ini? Jika ada, tuliskan dan
konsultasikan dengan guru matematika Anda.

Kata Mutiara
Ketahuilah sesungguhnya hidupmu di dunia akan sirna, dindingnya juga akan hilang dan

hancur, maka perbanyaklah perbuatan baik dan jangan terlalu banyak berangan-angan.
(Imam Syafi’i)

Catatan

Anda mungkin juga menyukai