Anda di halaman 1dari 1

Ide Cerita : Diriku yang Dulu

Orang Jepang mayoritas tidak bisa berbahasa Inggris, sebab apa? Mereka lebih mencintai produknya
sendiri yaitu bahasa Jepang. Dalam artian “kalau kau ke tempat kami maka kau harus berbahasa
Jepang”.

Beda halnya dengan kita yang begitu kidu melihat bule-bule yang ada di Indonesia, parahnya lagi kita
kadang kidu dengan produk luar negeri Baik itu kuliner atau bentuk produk apapun. Kesannya “mewah”
dan “wah” padahal kita punya sejuta rasa dan karya yang patut kita banggakan. Dengan bahasa
persatuan yaitu Bahasa Indonesia, dengan keanekaragamannya yang menambah cita rasa itu yang
harusnya kita cintai

Perkenalkan namaku Aku. Ya diri sendiri yang kata pepatah jadilah diri sendiri untuk menambah
keindahan. Jika tidak, subjek akan terombang ambing perlahan-lahan menjadi objek.

Aku lahir dari keluarga yang serba pas-pasan. Tapi keluargaku mengajarkanku untuk berjiwa gigih tidak
mudah menyerah, itu menjadi karakter yang mendarah daging orang tuaku.

Ayahku lulusan SD, pendidikan yang tertinggi di kampungku. Rata rata mereka hanya sekolah duduk di
kelas 3 SD langsung berhenti dan terjun ke dunia kerja sebagai buruh tani.

Ayahkupun seorang buruh tani yang mengambil upah dari para tuan tanah untuk menghidupi
keluargaku.

Setiap pagi beliau selalu mengasah parang dan memilul cangkulnya pergi ke ladang

Siangnya tak sedikitpun aku melihat wajah lelah dari ayahku, senyumannya selalu menghibur menjadi
penyejuk bagi keluarganya. Tapi malamnya ayahku sudah pergi ke alam sebelah begitu nyenyaknya,
habis sholat isya langsung tidur

Ibuku seorang ibu rumah tangga yang juga menjadi petani menanam sayur untuk dijual di pasar,
biasanya hari Kamis, Jum’at dan Minggu ibu selalu berangkat ke Pasar dengan membawa segeder sayur
yang di soon di kepalanya, ciri khas masyarakat Madura.

Ibuku mengajarkanku bagaimana harus gigih dan tidak menyerah. Beliau selalu menceritakan almarhum
kakekku yang “nakalnya” melawan penjajah Belanda.

Ya inilah aku dengan latar belakang sejuta kenangan yang sederhana. Tapi aku percaya kesederhanaan
itu membuahkan hasil yang original sekaligus berkualitas

Anda mungkin juga menyukai