Anda di halaman 1dari 3

Malam yang begitu cerah, bintang bintangdi langit menawan begitu indah.

Sayang , satu benda langit


yang tidak mempunyai cahaya tersendiri, pada malam ini tidak muncul. Malam semangkin larut, hewan-
hewan malam beraktivitas dengan bersendah riau di balik kegelapan. Udara dingin, yang membuat para
manusia merinding, menggigil kedinginan karena nuangsanya, seakan akan tak terpengaru pada mereka.

Pukul dua belas lewat, di saat orang orang sedang asik asiknya mengarungi samudra mimpi. Lain
halnya dengan pemudah yang tinggal di rumah bercat hijau yang cukup sederhana. Namanya rendra
aksara pemudah yang setiap malam

Jarum pendek sekarang sudah menunjuk angka dua, tetapi Rendah masi sibuk dengan hp. Padahal
rasa ngantuk sudah menjalar pada tubuhnya, tetapi Rendra tak kunjung menyerah, sebelum telinyanya
mendengar shola shola berkumandang (sholawat sebelum adzan shubuh berkumandang)

. . .

Matahari terbit di sertai siluet siluet yang dapat memukau mata orang yang melihatnya, udarah
dingin kembali mengemukan nuangsanya.

Suhu pekan ini sungguh turun derastis, padahal mingguh lalu suhunya masi di atas dua puluh derajat
celcius, sedangkan sekarang sudah di bawah enam belas derajat celcius. Sungguh perubahan yang tidak
pada umumnya. Mungkin sudah kehendak tuhan yang mahakuasa atau karena ulah manusia sendiri,
yang semena mena pada bumi yang di tinggalinya. Sehinggah dapat merubah iklim yang sudah di atur
segitu nikmat oleh tuhan yang maha esah.

Hal itu semua tidak membuat orang orang yang sedang menyais riski yang di berikan oleh tuhan,
turun semangatnya di karenakan perubahan iklim yang bendadak. Meskipun ada juga beberapa orang
yang masi membungkus dirinya dengan selimut tebal, agar bisa lebi luangsa mengarungi samudra minpi.

Persis halnya dengan yang di lakukan degan Rendra aksara. Pemuda fortunal, kalau malam
bergadang kalau siang tidur

Ketika rendra sedang asik asiknya bermimpi. Pintu kamarnya terbukak, dan masuklah seseorang
menuju kamarnya. Dia pak Joko bapaknya Rendra aksara

“dra, rendra bangun nak, sudah pagi” ucap pak Joko, sambil menggoyang goyangkan kaki Rendra

“ada apasi pak , Rendra masi ngantuk ni” ucap rendra malas, lalu kembali membetulkan selimutnya

“cepat bangun, dan mandi sana, habis ini ikut bapak narik” perintah pak Joko

“tapi pak, Rendra itu harus sekolah, jadi Rendra tidak bisa ikut bapak narik”

“hari ini kamu tidak usah sekolah” ucap pak Joko tegas.
Kenapa pak joko melarang rendra sekolah. Karena sekolahnya cumak daring dan kalau rendra
mendapatkan tugas dari gurunya dia tidak perna mengerjakan dengan otaknya sendiri,rendra selalu
mencari jawabanya di google.

“tapi pak, nan.......”

“tidak usah tapi tapian”ucap pak Joko menyela rendra “mas benu, kernet bapak sekarang sedang
halangan, jadi kamu yang menggantikannya. Dua puluh menit lagi kita berankat, jadi kamu persiapan
sana”

Persaan jengkel, itulah yang di alami rendra sekaran, belum genap tiga jam rendra tidur, sudah di
bangunkan oleh bapaknya. Apa boleh buat dari pada bapaknya marah padahnya lebih baik dia segerah
pergi mandi.

. . .

Jalan jalan di kota tetap saja ramai, meskipun para siswa sekolah di rumah. Para pejuang rupiah hilar-
hilir di mana mana. Seolah olah, larangan pemerintah agar tidak menggerumbul tak perna ada. Mau
gimana lagi, pemerintah juga tidak bisa memenuhi kebutuhan merek

Anda mungkin juga menyukai