Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

VARIABEL EPIDEMIOLOGY

Disusun Oleh :
Tingkat :1A
Kelompok: 6
1.Bella Aris Khania Rh (P01770223008)
2.Elsy Ayu (P01770223013)
3.Haiti Putri Amanda (P017702223017)
4.Yeri Apriliyani (P01770223048)

POLTEKES KEMENKES BENGKULU


JURUSAN PROMOSI KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ‘’ VARIABEL EPIDEMIOLOGY ’’dapat tersusun sampai
dengan selesai. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada Bunda
Lisma Ningsih,S.KM.,A.MD.Kep.,M.KM. selaku dosen mata kuliah
Epidemiology Dengan tujuan untuk memahami materi dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 23 Januari 2024


LATAR BELAKANG

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi penyakit

dan determinannya pada manusia (MacMahon & Pugh, 1970). Distribusi

penyakit dapat dideskripsikan menurut faktor orang (usia, jenis kelamin,

ras), tempat (penyebaran geografis), dan waktu, sedangkan pengkajian

determinan penyakit mencakup penjelasan pola distribusi penyakit

tersebut menurut faktor-faktor penyebab-nya.Istilah epidemiologi berasal dari kata


'epi' (atas), 'demos' (rakyat;

penduduk), dan 'logos' (ilmu), sehingga epidemiologi dapat diartikan

sebagai 'ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang terjadi/menimpa

penduduk'. Epidemiologi tidak terbatas hanya mempelajari tentang

epidemi (wabah).

Menurut metode investigasi yang digunakan,variabel epidemiologi

dibedakan atas:

1. Epidemiologi deskriptif: mempelajari peristiwa dan distribusi penyakit

2. Epidemiologi analitik: mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi

distribusi penyakit ('determinan'-nya)

2. Tujuan

a. Untuk mengetahui apa itu studi epidemiologi

b. Untuk mengetahui tentang variabel epidemiologi

c. Untuk mengetahui karakteristik orang

d. Untuk mengetahui karakteristik tempat

e. Untuk mengetahui karakteristik waktu"


"Studi Epidemiologi

Studi epidemiologi terbagi menjadi dua yaitu :

A. Epidemiologi analitik

Studi epidemiologi yang menekankan pada pencarian jawaban terhadap

penyebab terjadinya masalah kesehatan(determinan), besarnya masalah

kesehatan(frekuensi) dan penyebaran munculnya masalah

kesehatan(distribusi) dengan tujuan menentukan sebab akibat antara faktor

dan penyakit

. B. Epidemiologi Deskriptif

Studi epidemiologi yang bertujuan meng- gambarkan pola distribusi

penyakit dan determinan penyakit menurut orang, tempat, dan waktu.

Manfaat studi deskriptif adalah pertama, mem- berikan masukan tentang

pengalokasian sumber daya dalam rangka pe- rencanaan yang efisien;

kedua, memberi petunjuk awal untuk merumuskan hipotesis bahwa suatu

variabel adalah faktor risiko penyakit deskriptif mempunyai nilai yang

lebih rendah dibandingkan dengan penelitian analitik atau penelitian

eksperimental karena pada penelitian deskriptif tidak terdapat perhitungan-

perhitungan statistika yang rumit, padahal kita tahu bahwa tanpa

mendeskripsi subjek studi dengan jelas, hasil penelitian analitik atau

penelitian eksperimental kurang mempunyai arti klinis.

Penelitian deskriptif dilakukan karena timbulnya beberapa pertanyaan

yang berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas, terutama pada penelitian


epidemiologis. Semua ini bertujuan:

1. Menggambarkan karakteristik distribusi dari berbagai penyakit/ masalah

keschatan dari suatu kelompok populasi yang terkena.

2. Memperhitungkan besar dan pentingnya berbagai masalah kesehatan pada

kelompok populasi. "

"3. Mengidentifikasi kemungkinan determinan, masalah, dan faktor risiko.

Membuat deskripsi dapat diartikan sebagai membuat uraian tentang

sesuatu. Artinya menceritakan apa adanya tentang sesuatu yang diamati atau

mendeskripsikan sesuatu yang pada prinsipnya dapat disamakan dengan

menjawab pertanyaan "apa" (what), "siapa"(who), "di mana"(where), dan

"bilamana" (when). Menjawab pertanyaan what dapat diartikan menjelaskan

dan sekaligus menegaskan jenis atau persoalan atau masalah yang akan atau

sedang diamati. Sebagai contoh, bila yang kita amati adalah penyakit

keputihan pada ibu hamil, harus diketahui lebih dahulu apa yang dimaksud

dengan penyakit tersebut, hindari kekeliruan dan mencampur-adukannya

dengan penyakit lain. Dengan demikian harus sudah dikuasai teknik

pengenalan atau cara mendiagnosis yang benar (riwayat alamiah penyakit dan

konsep timbulnya penyakit). Setelah jelas "apa" tentang penyakit atau

masalah keschatan yang dihadapi, pertanyaan berikutnya akan

menggambarkan penyebaran atau distribusinya yaitu siapa (who) yang

berkaitan dengan orang, di mana (where) yang menjelaskan tempatnya, dan

bilamana (when) yang berkaitan dengan waktu kejadiannya.


Perbedaan deskriptif dan analitik

a. Hanya membahas masalah atau masalah kesohatan (menggunakan

pertanyaan siapa, di mana, kapan).

b. Kegiatannya dimulai dari pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan

interpretasi data dan hanya dilaksanakan pada satu kelompok partisipasi /

masyarakat.

c. Merumuskan hipotesis, namun tidak untuk diterbitkan / dibuktikan.

Analitik

d. Selain membahas tentang masalah atau masalah kesehatan, juga

menjelaskan mengapa masalah tersebut timbul.

e. Kegiatan yang diawali dari pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan

interpretasi data dan dilakukan pada dua kelompok peserta, masyarakat."

"2.Variabel Epidemiologi

a. Variabel Orang

Sebelum membahas tentang orang, sebaiknya kita mengetahui terlebih

dahulu apa yang dimaksud dengan variabel. Variabel adalah sesuatu

yangdapat diamati dan dapat dihitung secara statistik. Variabel orang dalam

epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada hubungannya dengan

keterpajanan atau kerentanan terhadap suatu penyakit. Di sini diamati

karakteristik yang ada pada individu yang merupakan subjek pengamatan

peneliti, sehingga peneliti akan mengetahui kesimpulan dari yang ia amati.

Penjelasan yang menyangkut individu/orang pada prinsipnya sama dengan


menjawab pertanyaan "who". Ketika menjawab pertanyaan "siapa" mengenai

seorang individu, jawabannya mungkin si A yang jenis ke- laminnya

ekonominya pendidikannya kepribadiannya dan seterusnya. Oleh karena itu,

epidemiologi menekankan pengamatannya pada kelom- pok atau kumpulan

atau populasi dan yang akan diuraikan adalah dis- tribusinya menurut

variabel-variabel. Dalam mengamati sekumpulan/populasi yang terpenting

adalah distri- busi frekuensi menurut variabel-variabel di antaranya yang

berkaitan dengan biologis (status nutrisi, imunitas, paritas, jenis kelamin,

ras/etnis, usia); berkaitan dengan tingkah laku (merokok, kebiasaan makan

dan tidur, ciri pembawaan kepribadian, pilihan diet, agama yang diyakini);

atau yang berhubungan dengan sosial-ekonomi (pendidikan, pekerjaan,

pendapatan, status perkawinan). usianya rasnya agamanya tingkat sosial

b. Variabel Tempat

Penjabaran menurut tempat pada prinsipnya sama dengan mencoba men-

jawab pertanyaan "where". Tempat kejadian kasus atau mašalah kesehatan

sangat penting diketahui karena tempat kejadian erat kaitannya dengan

lingkungan yang sesuai dengan model segitiga epidemiologi. Distribusi

menurut tempat sama artinya dengan area geografis, luas, dan tinggi lokasi

schingga tempat biasanya dikategorikan dikotomi (perkotaan dan pedesaan"

(urban dan rural), pemukiman dan non-pemukiman, domestik dan asing, di

dalam dan di luar, institusi dan non-institusi ). Analisis perubahan frekuensi

penyakit didasarkan pada antar-tempat (batas alamiah, iklim, temperatur),


antara urban dan rural (kepadatan pen- duduk suplai air), dalam negara

(provinsi), antar-negara (internasional), variasi dan ketepatan diagnosis, serta

sistem pelaporan. Distribusi menurut lokasi tempat kasus penyakit atau

masalah terjadi, menentukan jenis penyebaran penyakit atau masalah

kesehatan. Profilkesehatan di Indonesia secara nasional umumnya terbagi

menurut provinsi dan kabupaten. Dari beberapa indikator kadang

dikelompokkan menjadi bagian barat, tengah, dan timur. Perbedaan tingkat

kesehatan antar-wilayah seringkali bukan hanya sekedar perbedaan tempat

atau daerah tetapi pada umumnya berlatar-belakang masalah lingkungan yang

sangat kompleks. Profil kesehatan dapat dibedakan di antara daerah atau

menurut katagori, misalnya angka kematian bayi, angka kelahiran, atau angka

cakupan yang akan berbeda dari satu daerah dengan daerah yang lain.

c. Variabel Waktu

Uraian tentang waktu pada distribusi kejadian penyakit atau masalah

kesehatan pada prinsipnya berkaitan dengan pertanyaan "when". Pengerti- an

waktu berkaitan dengan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dekade,

dan abad. Variabel waktu dalam epidemiologi terutama berkaitan dengan

perubahan kejadian penyakit baik secara kuantitatif maupun kua- litatif.

Beberapa pola perubahan yang berkaitan dengan waktu antara lain. Skala

perubahan frekuensi penyakit:

1. Variasi jangka pendek (fluktuasi)

2. Variasi berkala (siklis)


a. Variasi musiman (berulang interval <l tahun)

b. Variasi siklik (berulang interval 2 I tahun)

3. Variasi jangka panjang (secular trends)

Variabel jangka pendek adalah perubahan jangka pendek atau fluktuasi,

adalah perubahan naik-turunnya frekuensi kejadian penyakit yang ber- jangka"

"waktu relatif pendek. Contoh kejadian yang relatif pendek adalah keracunan

makanan yang bersumber pada satu tempat, puncak frekuensi insiden

umumnya hanya satu dan setelah itu wabah tersebut akan selesai.

Variabel berkala adalah perubahan secara berkala dengan interval daur waktu

dalam hitungan bulan/musim sampai tahun. Umumnya penyakit menular

yang endemis biasanya menunjukkan daur atau siklus musiman. Beberapa

jenis penyakit tersebut seringkali dapat dijelaskan latar-belakang kejadiannya

yang berkaitan dengan host, agent, dan environment. Contoh- nya, penyakit

demam berdarah yang terjadi sesudah pergantian musim hujan ke musim

kemarau.

Variasi jangka panjang (seculer trends) adalah perubahan frekuensi penyakit

atau masalah kesehatan yang terjadi dalam waktu yang panjang. Di beberapa

negara maju yang sistem pencatatan kesehatannya sudah baik dan sudah

lama, menunjukkan angka insiden dan prevalens yang jelas dan teratur dari

tahun ke tahun. Di Indonesia masih sukar untuk melihat hal tersebut (mis.,

cacar, polio).

Variabel waktu bermanfaat dalam:


1. Memprediksi puncak insiden.

2. Merencanakan upaya penanggulangan.

3. Melakukan evaluasi dampak penanggulangan yang telah dilaksanakan.

3.Karakteristik Orang

a. Usia

Usia merupakan variabel yang selalu harus diperhitungkan dalam studi

epidemiologi. Perbedaan angka penyakit yang ada antar kelompok dalam

populasi belum dapat diinterpretasikan sebelum memperhitungkan relevansi

kemungkinan adanya perbedaan usia antar kelompok-kelompok tersebut.

Dengan menghitung jumlah kasus penyakit yang ada pada suatu kelompok

usia tertentu, lalu membaginya jumlah anggota populasi pada kelompok usia

yang sama, akan diperoleh persentase penyakit khas-usia (age-specific) untuk

kelompok usia tersebut. "


Contoh 3.1:

Misalkan dimiliki data hipotetis jumlah penderita tuberkulosis paru dan jumlah

penduduk di kota A menurut kelompok usia (tabel 3.1).

Tampak bahwa persentase penderita tuberkulosis paru di kota A adalah 2.43%.

Dari angka ini saja belum dapat dibuat kesimpulan tanpa membandingkannya

dengan angka pada tempat dan waktu yang berbeda. Tampak pula bahwa jumlah

(absolut) penderita terbanyak adalah pada kelompok usia 45-64 tahun, yaitu

sebanyak 9,097 kasus, namun setelah memperhitungkan jumlah anggota populasi

(penduduk) untuk tiap kelompok usia, angka relatif (persentase) tertinggi

penderita ada pada kelompok usia > 65 tahun, yaitu 21.77%.

Tabel 3.1. Contoh data penderita tuberkulosis paru dan jumlah

penduduk menurut kelompok usia

Usia

(tahun) Penderita Tb paru Penduduk % khas-usia

0-4

5-14
15-24

25-44

45-64

> 65

1,035

901

2,485

6,794

9,097

5,937

174,687

301,211

176,960

282,595

119,597

27,275

0.59

0.30

1.40

2.40

7.61

21.77
Jumlah 26,249 1,082,325 2.43 "

"Diagram 3.1. Jumlah kasus dan tingkat morbiditas kanker rectum menurut

usia dan jenis kelamin di 10 area metropolitan, Amerika Serikat, 1947

Contoh 3.2:

Penyakit yang risikonya meningkat sejalan dengan pertambahan usia akan

menunjukkan penurunan jumlah kasus pada kelompok usia tertinggi, karena


anggota populasi itu sendiri menyusut dengan cepat sejalan dengan pertambahan

usia di atas usia 55 tahun (diagram 3.1).

Contoh 3.3:

Pada diagram 3.2 diperlihatkan jumlah kasus baru penyakit Hodgkin per jutaan

penduduk pada ras kulit putih di Brooklyn selama periode 19431952 (MacMahon

& Pugh, 1970).

Dengan membuat grafik menurut kelompok usia dapat dikenali adanya dua

kelompok penderita penyakit Hodgkin, yaitu pada kelompok usia dewasa dini

dan kelompok usia lanjut. Penelusuran lebih jauh ternyata menunjukkan bahwa

kedua kelompok penderita ini memang memiliki karakteristik yang berbeda."

Pada diagram 3.3 diperlihatkan angka mortalitas tahunan khas-usia kanker

payudara di beberapa negara di sekitar tahun 1965. Tampak adanya peningkatan

angka mortalitas yang tajam sejalan dengan peningkatan usia 50-an, setelah itu

kecenderungan peningkatan angka mortalitas berkurang, bahkan untuk Jepang

angka mortalitas tampak agak menurun"

mortalitas tahunan khas-usia kanker

payudara di beberapa negara di sekitar tahun 1965. Tampak adanya peningkatan

angka mortalitas yang tajam sejalan dengan peningkatan usia 50-an, setelah itu

kecenderungan peningkatan angka mortalitas berkurang, bahkan untuk Jepang

angka mortalitas tampak agak menurun"

" c. Ras
Banyak studi epidemiologi di tingkat internasional yang telah dilakukan

untuk membandingkan angka-angka morbiditas antar ras Kaukasia, Negroid, dan

Mongoloid. Data statistik vital di Amerika Serikat pada tahun 1967 misalnya,

yang hanya membandingkan tingkat mortalitas antara kulit putih dengan bukan

kulit putih, menunjukkan tingkat kematian yang lebih tinggi pada populasi bukan

kulit putih untuk hampir semua penyebab kematian, kecuali untuk kematian yang

disebabkan oleh penyakit jantung arteriosklerotik, leukemia, dan bunuh diri

(MacMahon & Pugh, 1970). "

"Di Indonesia terdapat banyak suku yang mungkin memiliki berbagai kebiasaan

yang berpengaruh terhadap status kesehatan, sehingga faktor suku sering kali

juga harus diperhitungkan dalam studi epidemiologi.

Angka bunuh diri di Jepang lebih tinggi daripada di Amerika Serikat, baik untuk

kelompok pria mapun wanita

"d. Status Pernikahan

Status pernikahan seringkali menunjukkan keterkaitannya dengan tingkat

morbiditas maupun mortalitas. Dengan mengklasifikasikan status pernikahan

sebagai: (a) Tidak menikah; (b) Menikah; (c) Janda/duda (karena kematian); dan

(d) Bercerai; umumnya didapatkan tingkat kematian yang lebih rendah baik"

"untuk pria maupun wanita yang menikah dibandingkan dengan pria dan wanita

yang tidak menikah. Untuk semua kategori, didapatkan tingkat kematian yang
lebih tinggi pada pria dibandingkan dengan wanita, dengan tingkat kematian

tertinggi didapatkan pada kategori pria dan wanita yang bercerai (MacMahon &

Pugh, 1970).

Contoh 3.7:

Dengan klasifikasi yang sama seperti di atas, data kesehatan jiwa menunjukkan

adanya tingkat gangguan jiwa tertinggi pada kelompok yang tidak menikah.

Tingkat gangguan jiwa juga menunjukkan kecenderungan peningkatan sejalan

dengan meningkatnya usia, kecuali pada kelompok janda/duda karena kematian.

Pada kelompok terakhir ini kecenderungan peningkatan gangguan jiwa sejalan

dengan peningkatan usia tidak terlihat jelas (diagram 3.5).

e. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan variabel epidemiologi deskriptif yang penting karena:

1. Menunjukkan status sosial-ekonomi subjek yang dipelajari.

2. Mengidentifikasi kemungkinan adanya risiko spesifik karena pajanan

terhadap agen yang mengganggu kesehatan pada jenis-jenis pekerjaan

tertentu.

3. Mengindikasikan kondisi umum yang ada pada jenis-jenis pekerjaan tertentu.

Contoh 3.8:

Persentase mortalitas dokter pria untuk kanker paru di Inggris selama periode

1951-1971 menunjukkan penurunan, sedangkan untuk kanker lainnya relatif

tetap. Ini terjadi karena dokter lebih cepat menyadari bahaya merokok

dibandingkan dengan anggota populasi lainnya, sehingga relatif lebih banyak"


"dokter pria yang berhenti merokok dibandingkan dengan anggota populasi pria
lainnya yang seusia.

Diagram 3.5. Tingkat morbiditas penderita yang dirawat di

RS Jiwa per 100,000 populasi menurut usia, jenis kelamin, dan status

pernikahan, Amerika Serikat, 1950 "

"f.status sosial-ekonomi

Walaupun status sosial-ekonomi jelas akan berpengaruh terhadap tingkat

morbiditas dan mortalitas, dalam kenyataannya status sosial-ekonomi merupakan

konsep yang tidak memiliki definisi yang jelas. Definisi yang digunakan dapat

berbeda dari satu ke lain penelitian, sesuai dengan konsep yang dianut oleh

peneliti. Besar penghasilan (income) sering digunakan sebagai dasar penentuan

tingkat sosial-ekonomi, namun parameter ini terbukti menunjukkan berbagai

kelemahan. Dalam hal ini, besar pengeluaran (expenditure) acapkali dianggap

merupakan parameter yang lebih baik untuk mengukur tingkat sosial-ekonomi.


Contoh 3.9:

Pada diagram 3.7 tampak bahwa rerata hari istirahat di tempat tidur per tahun

berbanding terbalik dengan tingkat penghasilan keluarga, baik untuk kelompok

pria maupun wanita. Dalam hal ini, tingkat penghasilan yang rendah mungkin"

"menyebabkan rendahnya pula kualitas pemeliharaan kesehatan yang diterima,

sehingga menyebabkan tingkat morbiditas dan rerata hari istirahat di tempat tidur

per tahun yang lebih tinggi.


Diagram 3.7. Rerata hari istirahat di tempat tidur per orang per tahun, menurut

jenis kelamin dan penghasilan keluarga, Amerika Serikat, 1965-1966

4.Karakteristik Tempat

Frekuensi penyakit di berbagai wilayah di dunia menunjukkan variasi yang

besar dalam distribusi geografinya, walaupun begitu pembandingan tingkat


morbiditas dan mortalitas dengan menggunakan data pelaporan rutin untuk

berbagai wilayah di dunia masih terkendala antara lain oleh adanya perbedaan

dalam standar pelayanan kesehatan, diagnosis, dan pelaporan penyakit atau

kematian yang digunakan.

Data penyebab kematian dan laporan penyakit menular di berbagai negara

dikumpulkan dan diterbitkan secara teratur oleh Organisasi Kesehatan Sedunia

(WHO), walaupun demikian kelengkapan dan validitas data yang diterbitkan ini"

"sangat tergantung dari kelengkapan dan validitas data yang disampaikan oleh

masing-masing negara pelapor.

Beberapa penyakit mungkin didapatkan dalam frekuensi yang jauh lebih tinggi

hanya untuk wilayah tertentu, bahkan ada penyakit yang hanya didapatkan di

suatu wilayah tertentu. Di Indonesia misalnya, goiter, malaria, skistosomiasis,

dan filariasis merupakan penyakit-penyakit yang terutama ataupun hanya

didapatkan di beberapa wilayah tertentu.

Dikotomi wilayah perkotaan dan pedesaan juga merupakan variabel yang sering

harus diperhitungkan dalam studi epidemiologi, karena pengaruh lingkungan


dengan karakteristik yang sangat berbeda antara perkotaan dan pedesa"

"Diagram 3.8 menunjukkan peta jalan pada area Golden Square, London, 1854

yang digunakan oleh John Snow dalam penyelidikan epidemiologinya untuk

mencari pompa air yang menjadi sumber penularan wabah kolera. Penelitian John

Snow ini terkenal dalam kepustakaan Epidemiologi sebagai salah satu langkah

awal untuk menerapkan prinsip penyelidikan epidemiologi dalam praktik.


Contoh 3.11:
Limfoma Burkitt adalah jenis kanker pertama yang ditemukan keterkaitannya

dengan infeksi virus, yaitu virus Epstein-Barr. Diagram 3.9 menunjukkan

distribusi penyebaran kasus limfoma Burkitt yang ditemukan di benua Afrika

pada tahun 1962"

". Karakteristik Waktu

Data runtun-waktu (time-series) dapat menunjukkan adanya

kecenderungan tertentu (peningkatan atau penurunan tingkat morbiditas atau

mortalitas) untuk berbagai penyakit ataupun kematian oleh sebab tertentu.

Kecenderungan demikian sering terjadi dalam rentang waktu puluhan tahun,

sehingga tidak disadari oleh populasi yang bersangkutan. Data runtun- waktu
juga sangat berguna untuk menentukan kemungkinan adanya wabah.

Data runtun-waktu waktu dapat diperoleh untuk satu kelompok tertentu

(dengan anggota yang sama), yang dipantau dan diikuti perkembangan status

kesehatannya dalam perjalanan waktu. Sebaliknya, data dapat pula diperoleh

dari berbagai kelompok yang masih memiliki persamaan karakteristik tertentu

(misalnya kelompok usia yang sama, menderita satu penyakit tertentu, dan

sebagainya), yang diambil pada waktu-waktu yang berbeda dari populasi

yang sama."

"Contoh 3.12:

Diagram 3.10 menunjukkan jumlah kematian per minggu di 122 kota di Amerika

Serikat selama periode 1968-1969. Tampak adanya peningkatan jumlah kematian

yang nyata selama bulan Januari 1969, yang disebabkan oleh adanya wabah
influenza (flu ‘Hong Kong’)."

"Kesimpulan

Dalam studi epidemiologi terdapat dua studi yaitu epidemiologi analitik

dan epidemiologi deksriprtif. Epidemiologi analitik yaitu penelitian tentang

apa penyebab terjadinya masalah kesehatan, besarnya masalah, dan

penyebaran pada masalah, sedangkan epidemiologi deskriptif yaitu

menceritakan secara rinci penyebaran pada masalah kesehatan menurut

orang(umur,jenis kelamin,pekerjaan,status pernikahan,dan ras) , tempat dan

waktu"

"DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/download/911/pdf

https://books.google.com/books/about/Metodologi_Penelitian_Kedoteran.htm

l?hl=id&id=4SAJ3gSX9kYC

https://books.google.com/books/about/Buku_Ajar_Epidemiologi_u_mhsiswa

_kebidan.html?hl=id&id=DrTEvxpXLWMC

Epidemiologi_satuan_pengantar_library_stikes_pekajangan_2014

Jurnal-berkala_epidemiologi_2018

Jurnal-gambaran_epidemiologi_kasus_leptosirosi_2017

Jurnal-diktak_dasar_epid"

Anda mungkin juga menyukai