Anda di halaman 1dari 4

Nama : Era Natasya Nisa’I Salsabela

Nim : 23190074

Prodi/kelas : Psikologi Islam A

REVIEW JOURNAL

Judul Syiah dan Politik: Studi Republik Islam Iran


Jurnal Jurnal Politik Profetik
Volume & Halaman Volume 5 Nomor 1
Tahun 2015
Penulis Abd. Kadir

1. Pendahuluan
Artikel membahas hubungan antara Syiah dan politik di Iran, terutama setelah
Revolusi Islam tahun 1979 yang menggulingkan monarki Iran. Syiah Imamiyah memiliki
pengaruh dominan dalam struktur sosial dan pemerintahan Iran, dan sistem pemerintahan Iran
didasarkan pada konsep politik Syiah Imamiyah. Sejarah Iran, dari masa Dinasti Sasania
hingga Revolusi Islam, juga dibahas dalam artikel ini. Iran adalah negara dengan penganut
Syiah terbesar di dunia, dan ajaran Syiah mendominasi kehidupan sosial dan pemerintahan
Iran. Mazhab Syiah mulai dianut secara massif saat penguasaan bangsa Mongol di Iran.
Setelah revolusi Islam tahun 1979, ajaran Syiah menjadi ideologi negara dan sistem politik
Iran didasarkan pada keyakinan Syiah. Pemerintahan Iran dipegang oleh seorang fakih yang
disebut rahbar atau pemimpin spiritual, dengan kekuasaan tertinggi di tangan Allah swt.

2. Sekilas Tentang Sejarah dan Negara Iran


Iran, yang sebelumnya dikenal sebagai Persia, memiliki sejarah yang kaya dan
panjang, dimulai dari masa Dinasti Sasania hingga saat ini. Negara ini memiliki pengaruh
besar dalam sejarah dan budaya dunia, terutama dalam bidang seni, sastra, dan arsitektur.
Iran juga dikenal sebagai negara dengan penganut Syiah terbesar di dunia. Setelah Revolusi
Islam tahun 1979, Iran mengalami perubahan signifikan dalam sistem politiknya, dengan
pemerintahan yang didasarkan pada ajaran Syiah. Pemerintahan Iran dipegang oleh
seorang fakih yang disebut rahbar atau pemimpin spiritual. Sistem politik di Republik
Islam Iran didasarkan pada mazhab Syiah, dengan struktur pemerintahan yang terpusat di
tangan ulama sebagai pemimpin spiritual, yang disebut sebagai rahbar. Konstitusi,
kualifikasi seorang fakih, tugas utama seorang ulama, serta pembagian kekuasaan dalam
konsep trias politica juga menjadi ciri keunikan sistem pemerintahan Islam di Iran.

3. Pengaruh Syiah dalam Struktur Sosial dan Pemerintahan Iran.


Pengaruh Mazhab Syiah Imamiyah dalam struktur sosial dan pemerintahan Iran
sangat signifikan. Sejak berdirinya dinasti Shafawi pada abad ke-16, Mazhab Syiah telah
menjadi bagian integral dan dominan dalam kehidupan masyarakat Iran . Setelah Revolusi
Islam tahun 1979, Mazhab Syiah Imamiyah dijadikan sebagai mazhab resmi negara
sekaligus ideologi negara . Sistem politik di Republik Islam Iran didasarkan pada mazhab
Syiah, dengan struktur pemerintahan yang terpusat di tangan ulama sebagai pemimpin
spiritual, yang disebut sebagai rahbar . Konstitusi Republik Islam Iran juga menyebutkan
bahwa negara ini didasarkan pada prinsip Wilayat al-Faqih, di mana pemimpin spiritual
memiliki kekuasaan tertinggi . Revolusi Islam 1979 menggulingkan monarki Iran yang
telah bertahan selama 25 abad dan menggantinya dengan sistem pemerintahan yang
memadukan antara sistem pemerintahan modern dan sistem politik Islam Syiah . Dengan
demikian, Mazhab Syiah Imamiyah memperlihatkan pengaruhnya dalam mempengaruhi
struktur sosial dan pemerintahan bangsa Iran, serta menjadi basis ideologi dan perangkat
sistem sosial dan politik negara

4. Bentuk dan Struktur Pemerintahan Republik Islam Iran


Setelah revolusi, pada tanggal 20-30 Maret 1979, Ayatullah Khomeini bersama
Mullah yang lain melakukan sebuah referendum nasional untuk menentukan sistem politik
dan bentuk negara/pemerintahan Iran yang sesuai dengan aspirasi rakyat Iran. Dalam
hirarki kekuasaan sistem Wilayat al-Faqih, pemegang kedaulatan tertinggi adalah Allah swt,
sedangkan pemegang kekuasaan penuh adalah Imam Mahdi yang sekarang diyakini dalam
masa gaib kubra dan wali fakih adalah pelaksana tugas selama kegaiban Imam Mahdi.
Untuk kekuasaan eksekutif, kekuasaan tertinggi negara dalam system Wilayat al-Faqih
ialah presiden yang masih berada di bawah garis kekuasaan rahbar. Kekuasaan yudikatif
tertinggi berada dipegang oleh Dewan Kehakiman Tertinggi Nasional atau Mahkamah
Agung yang diangkat oleh rahbar sesuai dengan pasal 110 Konstitusi Republik Islam Iran.

5. Kesimpulan
Artikel tersebut membahas hubungan Syiah dan politik di Iran terutama setelah
Revolusi Islam tahun 1979 yang menggulingkan monarki Iran. Syiah Imamiyah memiliki
pengaruh dominan dalam struktur sosial dan pemerintahan Iran, dan system pemerintahan
Iran didasarkan pada konsep politik Syiah Imamiyah. Sejarah Iran, dari masa Dinasti
Sasania hingga Revolusi Islam, juga dibahas dalam artikel ini. Iran adalah negara dengan
penganut Syiah terbesa di dunia. Dan ajaran Syiah mendominasi kehidupan sosial dan
pemerintahan Iran. Mazhab Syiah mulai dianut secara massif saat penguasaan bangsa
Mongol di Iran. Setelah revolusi Islam tahun 1979, ajaran Syiah menjadi ideologi negara
dan system politik Iran didasarkan pada keyakinan Syiah. Pemerintahan Iran dipegang oleh
seorang fakih yang disebut rahbar atau pemimpin spiritual, dengan kekuasaan tertinggi di
tangan Allah Swt. Sistem politik di Republik Islam Iran didasarkan pada mazhab Syiah,
dengan struktur pemerintahan yang terpusat di tangan ulama sebagai pemimpin spiritual,
yang disebut sebagai rahbar. Konstitusi, kualifikasi seorang fakih, tugas utama seorang
ulama, serta pembagian kekuasaan dalam konsep trias politica juga dibahas dalam artikel
tersebut, bersama dengan beberapa bentuk dewan yang menjadi ciri keunikan system
pemerintahan Islam di Iran.

6. Tujuan
Tujuan dari artikel tersebut adalah untuk menjelaskan hubungan antara Syiah dan politik
di Iran dan juga bertujuan menjelaskan sistem politik di Republik Islam Iran yang
didasarkan pada mazhab Syiah, termasuk struktur pemerintahan yang terpusat di tangan
ulama sebagai pemimpin spiritual, yang disebut sebagai rahbar, serta konstitusi, kualifikasi
seorang fakih, tugas utama seorang ulama, dan pembagian kekuasaan dalam konsep trias
politica.
7. Kekurangan
Setelah membaca artikel tersebut, terdapat beberapa kekurangan yang perlu
diperhatikan. Pertama, artikel ini cenderung memberikan pandangan yang terlalu positif
terhadap pemerintahan Iran pasca Revolusi Islam tahun 1979, tanpa memberikan sudut
pandang kritis terhadap kebijakan dan Tindakan pemerintah. Kedua, artikel ini kurang
mendiskusikan pandangan dan pengalaman masyarakat Iran yang mungkin memiliki sudut
pandang yang berbeda terkait dengan pemerintahan berbasis Syiah. Ketiga, artikel ini tidak
memberikan informasi tentang dampak dari sistem politik berbasis syiah terhadap hak asasi
manusia dan kebebasan sipil di Iran.

Anda mungkin juga menyukai