Anda di halaman 1dari 18

REVOL

USI
IRAN
kelompok 9
ANGGOTA
KELOMPOK :
RICKY WAHYU S.
B0422072
RIKO JULIAN S.
B0422073
SYAFIRA NABILA A.
B0422076
pendahul
uan
Jelang Abad 15 terjadi sebuah peristiwa penting yaitu Revolusi
Iran yg memiliki keunikan tersendiri yaitu dipimpin oleh
seorang ulama (Ayatullah Khomeini) dengan pengikut
masyarakat Iran yang tak bersenjata berhasil mengalahkan
kekuatan bersenjata modern.

Shah Reza Pahlevi seorang raja di negeri Islam yg tidak


memiliki perhatian tentang Islam, bahkan tidak ada tanda-tanda
pengaruh Islam di dalam dirinya. Ia lah yang dilawan oleh
Ayatullah Khomeini, seorang ulama yg tekun dan sederhana.
Beberapa ahli mengatakan tentara Iran pimpinan Shah Reza
Pahlevi merupakan yang terkuat di Timur Tengah, sedangkan
revolusi yg dipimpin Ayatullah Khomeini hanya bermodal iman
namun berhasil mengalahkan tentara modern tersebut.

Apabila di negara barat terdapat masa Renaissance dimana


kaum sekuler memberontak kekuasan agama, di Timur Tengah
melalui Ayatullah Khomeini membuat imbalan tersebut, dimana
kaum agama merebut negara dari kaum Sekuler.
Menurut Richard Falk, berikut 3
faktor pemicu perlawanan rakyat
terhadap Shah Reza Pahlevi:
Cara pemerintahan yang menindas secara
Gaya pemerintahan yg memprioritaskan
1 kejam (penganiayaan) 3
kapital asing

2 Korupsi di lingkungan Shah


B. Keadaan Iran di
Era Shah Reza
Pahlevi.
Pada awal tahun 1925, Dinasti Qajar di Iran diambang keruntuhan, serta disusul
sebuah kudeta yg dipimpin oleh Ridha Khan seorang komando brigade yg akhirnya
diangkat sebagai Perdana Menteri

Muncul semangat menjadikan Persia sebagai republik tentu saja Ridha sebagai
presiden cukup bergairah, namun terdapat ketakutan akan bayang Kemal Attartuk di
Turki yg menumbangkan Utsmani. Sehingga dengan itu mereka berhasil menghapus
sistem khalifah dalam sejarah Islam, hingga akhirnya pilihan jatuh pada Iran
sebagai kerajaan dan Ridha Kan sebagai rajanya.
kebijakan Ridha Khan yang cenderung sekuler, mengurangi wewenang para ulama,
menghapus cadar secara semena-menaIran menimbulkan kekhawatiran di kalangan
masyarakat. Ridha khan mungkin merasa kekuasaan monarki yang digenggamnya
semakin tipis untuk dapat dipertahankan.

Setelah Ridha Khan, Shah Reza Pahlevi, menggantikannya dan meneruskan kebijakan
yang sama. Pada tahun 1962, Shah Reza Pahlevi mengeluarkan undang-undang
peralihan bagi rakyat Iran sebagai pengganti Alquran, yang memicu protes dari
masyarakat dan ulama, termasuk Ayatullah Khomeini.

Khomeini memimpin pemogokan massal dan akhirnya diasingkan ke Irak. Di sana, ia


menyusun konsep "pemerintahan Islam" yang kemudian disebarluaskan di Iran. Pada
tahun 1979, Revolusi Islam Iran yang dipimpin oleh Ayatullah Khomeini berhasil
menggulingkan Shah Reza Pahlevi dan mendirikan negara Republik Islam Iran.
C. Ayatullah
Khomeini
Ayatullah Rohullah Musavi Khomeini lahir pada 1902 di Khomein,
Iran bagian tengah. Ayahnya terbunuh ketika menentang rezim
penindas dari dinasti Qajar, ketika ia berusia lima bulan. Ia dibesarkan
oleh 2 kakak laki-lakinya bernama Morteza dan Nooreddin. Ketika
Khomeini berumur 19 tahun, ia pindah ke Irak untuk melanjutakan
pendidikannya dibawah bimbingan Ayatullah Haleri, seorang ahli
agama islam terbesar saat itu. Pada tahun 1922 Khomeini
mendampingi dan membantu guru besarnya untuk merubah kota Irak
menjadi pusat untuk penyelidikan dan kebudayaan Islam.
Imam Khomeini menyelesaikan pendidikan dan risetnya di Qum, dan setelah
itu menjadi ahli dan sarjana di bidang filosofi dan prinsip-prinsip hukum
Islam serta ilmu pengetahuan hukum. Karyanya yang pertama adalah Kasf Al
Asrar (Membuka Tabir Misteri) berisi tentang penyerangan langsung
terhadap Reza Pahlevi untuk pemerintahan diktatornya.

Pada Juni 1963, ketika pasukan Shah membantai 15.000 orang dalam sehari,
Ayatullah Khomeini dipenjarakan selama berbulan-bulan. Setelah
dibebaskan, pada 4 November 1964, Khomeini menyampaikan pidatonya
yang sangat terkenal, yang isinya berupa penentangan terhadap ratifikasi
parlemen Iran yang dinakaman sebagai "undang-undang pemerintahan
militer Amerika", yang juga dikenal sebagai hukum kapitulasi. Pada saat
yang sama Khomeini di asingkan ke Turki dan kemudian dipindahkan ke
Irak.
Pada Januari 1978 gelombang demontrasi melanda Iran,
bersamaan dengan tersebarnya surat kabar mengenai anti-
khomeini. Kemudian pada awal musim gugur 1978 atas
desakan Shah Iran, pemerintah Irak menyudutkan Khomeini
dan mengharuskan ia untuk meninggalkan Irak dan berakhir
pergi ke Prancis.

Pada akhirnya di tanggal 1 Februari 1979, Ayatullah


Khomeini kembali ke Teheran, Iran setelah 15 tahun
meninggalkan Iran. Setelah kembali ia berjanji untuk
berkonfrontasi dengan tentara Iran.
D. REVOLUSI
KEAGAMAAN
Seperti yang kita tahu tidak ada gerakan yang menggabungkan
aspek politik dan agama sampai ke tingkat yang fundamental seperti
Khomeini. Pandangan tentang hubungan antara agama dan politik
tertanam di seluruh tradisi Islam Syiah dan berasal sejak agama
Islam Syiah dilahirkan. Ia menarik perbedaan yang tajam antara
Republik Islam yang berdasarkan tradisi Islam Syiah seperti yang
terdapat di Iran dan sistem pemerintahan Islam yang terdapat di
Pakistan, Arab Saudi dan Lybia yang dianggapnya tidak terlalu
positif.
Khomeini menekankan bahwa di dalam republik Islam, pemerintah
bertanggung jawab kepada rakyat, demokratis dalam arti pada
pemilihan umum, dewan Perwakilan rakyat, dan sebagainya.
Ditekankan pula bahwa berdasarkan tradisi Syiah, Alquran harus diartikan
tidak seperti pada waktu diturunkan, melainkan segi pandangan kebutuhan
rakyat yang berubah dari zaman ke zaman. An Najaf adalah kota ziarah
kaum Syiah, di kota itulah khomeini selama 14 tahun memberi khotbah dan
ceramah agama islam disamping ajaran-ajaran perjuangan yang sesuai
dengan syariat Islam, Inilah yang menjadi dasar revolusi menentang Iran,
dan selama ini di An Najaf, Khomeini telah menulis 20 jilid buku agama.
Garis besar yang
melandaskan Ayatullah
Khomeinis dalam
perjuangannya ialah:
Kekayaan negara atas dasar pemerataan guna
Menegaskan kemerdekaan atas ajaran-ajaran
1 3 mencap keadilan sosial.
Islam yang murni

Unsur rakyat harus dalam pemerintahan. Melakukan pembebasan kebudayaan dari semua
2 4
pengaruh asing.

5 Kekayaan dalam masyarakat digunakan untuk


kepentingan umum.
E. Revolusi Iran
Dirongrong Oposisi dan
Perang
Perang antara Irak Iran menentukan sejarah kelangsungan hidup
republik Islam Iran. Salah satu alasan yang mungkin dapat dipakai
sebagai penyebab peperangan tersebut adalah nafsu Imperialisme
Dalam peperangan ini, kedua negara mempunyai tanggung jawab
masing-masing yang sebagian lahir dari sejarah mereka. Boleh jadi
apa yang terjadi tentang peperangan tersebut adalah seperti ratusan
tahun yang lalu, ketika timbul perang antara Babylonia melawan
Persia, Irak adalah penerus Babylon, sedangkan Iran penerus Persia.
Dalam sejarah kedua bekas kerajaan ini telah pecah perang dan saling
takluk menaklukkan
Selain menghadapi perang, revolusi Iran juga dirongrong oleh
golongan oposisi yang tidak saja terdapat di dalam tubuh kelompok-
kelompok politik Iran, tetapi juga terdapat di luar negeri. Mereka
terdiri dari orang republikan yang pro kerajaan dan anti terhadap
keluarga Shah-nasionalis yang menganggap pewaris Dr. Mossadeq,
orang- orang kanan, dan partisan berdirinya sebuah rezim yang kuat
di Iran serta para partisan gerakan sosialis. Tak kalah pentingnya
jalah pemberontakan kaum Kurdistan, meskipun mereka terpecah
pecah dalam berbagai organisasi, tujuan mereka sama
manghancurkan rezim republik islam iran di bawah pimpinan
Ayatullah Khomeini
Gerakan oposisi Iran itu, meskipun terpecah-pecah secara garis besarnya
dapat dikatakan diwakili oleh tiga orang, yaitu bekas PM terakhir di zaman
Shah, ialah Bakhtiar, bekas menteri minyak pertama Iran setelah revolusi,
Hasan Nazih dan bekas sahabat setia Shah Iran sendiri, Jenderal Ghotam Ali
Oveissi yang bekerja sama dengan putra pewaris Shah bernama Mohammad
Reza, bekas admiral Madani juga masuk ke dalam oposisi Iran. Dalam garis
besarnya, rencana penumbangan rezim Khomeini itu direncanakan dengan
membangkitkan sebuah pemberontakan rakyat Iran sendiri, yang tidak puas
dengan hasil-hasil yang dicapai setelah revolusi. Oposisi menganggap
adanya potensi yang kuat sekali dalam hal ini
revolusi Iran adalah revolusi yang terbesar di
Timur Tengah abad ini . Revolusi Islam Iran ini,
juga lebih besar dari gerakan populer di Mesir
1919 maupun zaman Nasser 1956. Bila gerakan
penumbang monarki di negara- negara yang
disebut di atas itu punya hubungan dengan Barat,
maka di Iran tidak ada hubungan dengan Barat. ada
penolakam terhadap kebudayaan Barat dalam
revolusi Iran
Terimakasiiih
yaa..

Anda mungkin juga menyukai