Anda di halaman 1dari 11

Biografi Imam Khomeini

Nama lengkap Imam Khomeini adalah Ayatullah al- Uzhma Sayyid Ruhullah al-Musawi al-Khomeini. Lahir pada tanggal
24 September 1802 M (20 Jumadi al-Tsani tahun 1320 H), di kota kecil Khumain, dekat Isfahan
Imam Khomeini dilahirkan dalam lingkungan keluarga yang sangat religius. Ayahnya, Sayyid Musthafa al-Musawi, adalah
tokoh ulama yang sangat disegani pada masanya.
Tidak lama setelah Khomeini lahir, tepatnya pada tahun 1903, ayah Khomeini meninggal terbunuh dalam perjalanan
menuju ibukota provinsi Arak dalam rangka untuk melaporkan situasi kota Khumain yang sedang tidak aman. Ia dibunuh
oleh dua orang bernama Ja' far Quli Khan dan Ridha Quli Sulthan.
Khomeini menjalani hidup bersama ibunya sampai usia 15 tahun. Dalam usia tersebut ibunya meninggal dan ia merasa
sangat kehilangan orang yang sangat dicintainya itu. Kehidupan Khomeini selanjutnya diurus oleh bibinya yang bernama
Syahiba. Namun, kehidupan bersama bibinya tidak berselang lama, bibinya kemudian juga meninggal dan Khomeini
selanjutnya diurus oleh saudara tertuanya, Sayyid Morteza (Ayatullah Sayyid Murtadha Pasandideh)
Dalam rentang usia remajanya ini ia habiskan untuk
menimba ilmu agama dan ilmu pengetahuan
lainnya, termasuk politik.
Kiprah politiknya baru dimulai pada tahun 1943, tepatnya ketika ia menulis buku berjudul Kasyf al-Asrar, yang di
dalamnya berisi tentang pemikiran-pemikiran politiknya, terutama kritiknya terhadap pemerintahan Syah. Dalam buku itu
ia mengatakan bahwa sistem monarki seharusnya dibatasi oleh aturan-aturan syariat yang telah diijtihadkan oleh para
mujtahid. Selain itu, kepemimpinan dalam pandangan Khomeini harus mengutamakan posisi para mujtahid atau ulama.
Pandangan- pandangan politik dalam Kasyf al-Asrar ini merupakan pandangan pertamanya.
Imam Khomeini & Revolusi Islam Iran
Sebelum revolusi, Syah Iran dianggap sebagai seorang yang paling berkuasa di Timur Tengah karena kekuatan militer
yang telah dibangunnya sejak lama. Di dalam negeri, ia dianggap telah berhasil memakmurkan rakyatnya dengan jalan
mengadakan pembangunan-pembangunan terutama di bidang pertanian, yang terkenal dengan Revolusi Putih
Khomeini dikenal luas ketika pada tahun 1963, ia memprotes dengan keras kebijaksanaan Syah di bidang pertanahan
(program land reform) dan hak pilih perempuan yang dikenal dengan program Revolusi Putih. Menurut Khomeini,
kebijaksanaan Syah di bidang pertanahan dengan programnya justru akan menghancurkan secara total ekonomi agraris di
Iran. Selain itu kebijaksanaan tersebut juga akan membuat rakyat menjadi budak-budak sejumlah konglomerat yang
didominasi oleh keluarga kerajaan, sekelompok orang-orang kaya Iran, dan perusahaan-perusahaan asing. Sedangkan
menurut semua ulama berpendapat bahwa memberikan hak suara kepada perempuan akan membawa mereka ke wilayah
publik sehingga membahayakan kesopanan dan kebajikannya
Seruan Khomeini itu ditanggapi rakyat. Protes terhadap Syah terjadi dimana-mana. Tetapi Syah menanggapi protes-protes
itu dengan kekerasan sehingga menimbulkan korban di pihak rakyat, yang paling sedikit berjumlah 15. 000 jiwa. Peristiwa
itu dikenal dengan nama Tragedi atau Kebangkitan 15 Khurdad Setelah itu Khomeini dipenjara kemudian dibuang ke
Turki pada tanggal 4 November 1964. Selepas dari tahanan, Khomeini bukannya takut, tetapi dia justru semakin berani.
Akibat kritiknya terhadap perlakuan istimewa bagi orang Amerika, dua tahun kemudian Khomeini ditangkap dan
diasingkan di Najaf Irak, sebuah kota yang dihuni oleh mayoritas kaum Syiah. Pada awalnya, dia sempat terasing dari
pergolakan politik dan terputus dengan orang-orang Iran. Satu-satunya jalan untuk menyampaikan pesan politiknya ke Iran
adalah dengan mengirimkan tulisan dan kaset yang berisi pidatonya melalui orang Iran yang ke Najaf untuk disampaikan
kepada pengikut-pengikutnya di Kota Suci Qum
Pada tanggal 7 Januari 1978, sebuah tulisan dalam surat kabar resmi yang berjudul "Iran dan kaum reaksioner hitam dan
putih" menuduh kaum pemuka agama sebagai kaum reaksioner hitam yang bersekongkol dengan kaum komunis
internasional. Selanjutnya tulisan itu juga menuduh Khomeini itu sesungguhnya orang asing yang pada masa mudanya
menjadi spion Inggris.
Sejak itu, kekuasaan Syah Iran dapat dikatakan menghitung hari. Pada tanggal 19 Agustus 1978 terjadi kebakaran besar di
bioskop Rex di Abadan. Menurut sumber pemerintah, korban yang tewas dalam peristiwa tersebut hanya 377 orang.
Peristiwa Jum'at Hitam juga menyebabkan Khomeini, yang mengasingkan diri di Najaf Irak, diusir ke Perancis atas
desakan Syah Iran terhadap pemerintahan minoritas Sunni yang menguasai Irak di bawah pimpinan Saddam Husein.
Meski demikian, pengasingan Khomeini ke Desa Neauphle-le- Chateau, 40 kilometer dari Paris, tidak menghentikan
gerakan revolusioner di Iran. Setiap hari, dari tanggal 15 Oktober sampai 5 November 1978, puluhan ribu orang
berkumpul di universitas Teheran untuk berdiskusi, mendengarkan pidato mengenai masa depan negeri mereka, tanpa
takut lagi ditembak tentara. Pada tanggal 29 Oktober 1978, sebuah kota kecil Amol, di kawasan Laut Kaspia, berpenduduk
70.000 jiwa dan kelihatannya tenang dan makmur, berontak menentang pegawai pemerintahan dan tantara.
Pemikiran Politik Imam Khomeini

Dolam tahun 1979-1981 dunia menyaksikan pembentukan dan perlembagaan Republik Islam Iran. Khomeini dengan
revolusinya mewujudkan komponen legitimasi Republik Islam anti imperialisme dan nasionalisme, menjunjung agama
dan identitas nasional, partisipasi politik dan konstitusionalisme. Perubahan konstitusional dan institusional yang
substansif dilakukan melalui pemilihan. Referendum pada Maret 1979 mengubah pemerintahan Iran dari monarchi
menjadi Republik Islam.
Dalam Undang-Undang Dasar yang disahkan lewat referendum pada bulan Desember 1979 selain mencantumkan lembaga
yang berlaku secara umum, seperti presiden, kabinet, dan parlemen, yang palin penting adalah adanya lembaga baru
Dewan Pengawas Undang-Undang Dasar berhak memeriksa kesesuaian semua undang- undang dengan syariat Islam dan
Undang-Undang Dasar, dan jabatan Vali-Yi Faqih yaitu kekuasaan mutlak seorang pemimpin agama yang dipercayakan
rakyat, karena ia memiliki pengetahuan yang dalam tentang agama Islam dan ia didukung oleh rakyat karena rakyat
percaya akan keadilannya.
Khomeini menuangkan konsep model negara dalam sistem pemerintahan Islam dan menamakannya sebagai Wilayat al-
Faqih. Konsep inilah yang membedakan sistem pemerintahan Republik Islam Iran dari sistem pemerintahan negara-negara
republik lainnya. Konsep inilah inti dari pemikiran Khomeini tentang negara Islam. Secara sederhana, Wilayat al-Faqih
dapat diartikan sebagai pemerintahan oleh para fagih atau ulama. Konsep ini diajukan, karena pemerintahan adalah bagian
dari ajaran agama yang paling utama. Menurutnya otoritas legal tertinggi dalam negara Islam harus dipegang oleh para
ulama. Dalam konsep Wilayat al-Faqih, faqih memiliki tugas sebagai pengawal, penafsir, dan pelaksana hukum-hukum
Tuhan.
Kesimpulan

Imam Khomeini adalah seorang teolog, faqih, filsuf, dan politikus yang sangat disegani di Iran. Kepribadiannya yang
kokoh dan agung, serta pendiriannya yang kokoh dan teguh, membuat dirinya mendapat dukungan yang luar biasa dari
rakyat Iran. Khomeini menjadi satu-satunya harapan bagi bangsa Iran di tengah-tengah pemerintahan Syah Iran, yang
memberlakukan bidang pertanahan (program land reform) dan hak pilih perempuan yang dikenal dengan program
Revolusi Putih.
Pemikiran Khomeini yang masyhur adalah pemikiranya tentang politik Islam. Khomeini menuangkan konsep model
negara dalam sistem pemerintahan Islam dan menamakannya sebagai Wilayat al-Faqih. Konsep inilah yang membedakan
sistem pemerintahan Republik Islam Iran dari sistem pemerintahan negara-negara republik lainnya. Konsep inilah inti dari
pemikiran Khomeini tentang negara Islam. Secara sederhana, Wilayat al-Faqih dapat diartikan sebagai pemerintahan oleh
para faqih atau ulama. Konsep ini diajukan, karena pemerintahan adalah bagian dari ajaran agama yang paling utama.
Menurutnya otoritas legal tertinggi dalam negara yang masyarakatnya Islam harus dipegang oleh para ulama. Dalam
konsep Wilayat al-Faqih, faqih memiliki tugas sebagai pengawal, penafsir, dan pelaksana hukum-hukum Tuhan.
THANK
S
HELLO SUMMER

Anda mungkin juga menyukai