Anda di halaman 1dari 4

MATERI AJAR

TEKS BIOGRAFI

Satuan Pendidikan :SMA Negeri 6 Solok Selatan


Mata Pelajaran :Bahasa Indonesia
Materi Pokok :Teks Biografi
Kelas :X
Semester :II (Dua)

TEKS BIOGRAFI

A. Pengertian Teks Biografi


Menurut KBBI edisi kelima, biografi adalah perjalanan hidup atau riwayat hidup
seseorang yang ditulis oleh orang lain.
Teks biografi merupakan salah satu bentuk teks cerita ulang. Cerita ulang
biasanya disajikan secara kronologis, mengikuti urutan waktu. Seperti halnya teks cerita
pendek ataupun novel, dalam biografi juga terkandung unsur penokohan, latar, dan alur
kejadian.
B. Unsur-Unsur Biografi
1. Penokohan : Mencakup karakter tokoh yang diceritakan pada biografi.
2. Latar : Mencakup waktu dan tempat yang mendasari peristiwa-peristiwa yang
dialami tokoh.
3. Alur : Berupa rangkaian atau perjalanan hidup tokoh dari satu peristiwa ke
peristiwa berikutnya atau dari satu kiprah ke satu kiprah yang lainnya.

C. Cerita ulang dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu :


1. Pengalaman pribadi (personal recount)
Yakni teks yang mengisahkan kembali kejadian yang dialami penulisnya
secara langsung, misalnya berupa kisah perjalanan, kejadian-kejadian waktu berlibur,
peristiwa-peristiwa unik semasa sekolah.
2. Cerita ulang faktual (factual recount),
Yakni teks yang mengisahkan kembali kejadian masa lalu yang disaksikan
sendiri ataupun dialami orang lain, misalnya biografi atau peristiwa-peristiwa masa
lalu.
3. Cerita ulang imajinatif (imaginative recount),
Yakni teks yang mengisahkan peristiwa-peristiwa yang bersifat khayalan,
tetapi sering kali peristiwa itu dianggap ada atau benar-benar terjadi.
4. Cerita ulang prosedur (procedural recount)
Yakni teks yang menceritakan latar belakang atau asal-usul terjadinya suatu
kejadian masa lalu. Teks semacam itu biasanya dipakai dalam pengadilan dalam
rangka memperjelas kasus ataupun bukti perkara.

D. Struktur Teks Biografi


1. Orientasi merupakan pengenalan tokoh atau gambaran awal
mengenai identitas tokoh atau sosok biografi. Orientasi umumnya
berisi nama, tempat dan tanggal lahir, latar belakang keluarga,
serta riwayat pendidikan.
2. Masalah atau peristiwa/kejadian penting berupa paparan
suatu cerita yang berisi berbagai kejadian/peristiwa saat tokoh
mengalami masalah, memecahkan masalah, proses karier, peristiwa
menyenangkan, menegangkan, menyedihkan, atau mengesankan
hingga akhirnya mengantarkannya mencapai mimpi, cita-cita, dan
kesuksesan.
3. Reorientasi merupakan bagian penutup atau simpulan. Bagian ini
berisi pandangan, ulasan, atau pemikiran penulis secara pribadi
atas biografi tokoh yang dikisahkan. Reorientasi ini bersifat pilihan
semata, jadi boleh ada maupun tidak ada.

E. Unsur Kebahasaan Teks Biografi

1. Kata ganti (pronomina)


Kata ganti dipakai untuk mengacu pada kata benda (nomina) lain. Kata ini
sering digunakan untuk menggantikan nomina yang sudah diketahui agar
tidak disebutkan berulang-ulang. Kata ganti biasanya terletak pada subjek
atau objek. Terdapat berbagai jenis kata ganti, tetapi dalam teks biografi
yang sering digunakan adalah kata ganti orang (pronomina persona).
Adapun kata ganti orang terdiri atas beberapa jenis, yaitu

No. Jenis Tunggal Jamak


1. Kata ganti orang pertama saya, aku kami, kita
2. Kata ganti orang kedua kamu, anda, engkau kalian
3. Kata ganti orang ketiga dia, ia, beliau

Berikut ini penggunaan kata ganti orang dalam teks biografi. Kata
ganti orang ketiga tunggal ia dan beliau digunakan untuk menggantikan
sosok R.A. Kartini. Lahir dari keluarga berpengaruh membuat R.A. Kartini
memperoleh pendidikan yang baik. Ia disekolahkan di ELS (Europese Lagere
School). Di sinilah beliau mempelajari bahasa Belanda dan menuntut ilmu
sampai usianya 12 tahun.
2. Kata kerja material
Kata yang menunjukkan aktivitas yang sedang dilakukan subjek atau
menunjukkan adanya tindakan fisik atau mental. Sebagai contoh, kata
membentuk dan bekerja terdapat dalam kalimat berikut merupakan
kata kerja material. Ki Hadjar Dewantara membentuk Komite Bumipoetra.
Ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar.

3. Kata sifat (adjektiva)


Kata sifat umumnya berupa kata yang menjelaskan atau membuat
kata benda atau kata ganti orang lebih spesifik. Kata sifat dapat
menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, maupun
penekanan suatu kata. Contoh penggunaan kata sifat tampak pada kata yang ditulis
miring dalam kalimat berikut. Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai penulis andal.
Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik.

4. Kata kerja pasif


Kata kerja pasif berupa kata kerja yang subjeknya dikenai suatu
pekerjaan. Umumnya kata kerja yang memiliki imbuhan -di atau -ter.
Contoh penggunaan kata kerja pasif tampak pada kata dibesarkan dan
dipercaya pada contoh kalimat berikut. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga keraton
Yogyakarta. Ki Hadjar Dewantara dipercaya Presiden Soekarno untuk menjadi
menteri

5. Kata kerja aktivitas mental


Kata kerja aktivitas mental ini merupakan jenis kata kerja yang
mengutarakan suatu respons atau reaksi individu terhadap sebuah
sikap, kondisi, atau pengalaman tertentu. Contoh penggunaan kata
kerja pasif tampak pada kata mencurahkan dan menghendaki pada
contoh kalimat berikut. Ki Hadjar Dewantara semakin mencurahkan perhatiannya
pada bidang pendidikan. Mereka menghendaki dibuang ke Negeri Belanda

6. Kata-kata penanda urutan waktu


Kata-kata penanda urutan waktu ini terdiri atas kata hubung
(konjungsi), kata depan (preposisi), dan kata benda (nomina) yang
berkenaan dengan urutan waktu (kronologis). Contoh penggunaannya
tampak pada beberapa kalimat berikut. Pada masanya, Ki Hadjar Dewantara dikenal
sebagai penulis andal. Akhirnya, mereka diizinkan ke Negeri Belanda sejak Agustus
1913. Kegiatan menulisnya ini terus berlangsung hingga zaman Pendudukan
Jepang. Setelah kemerdekaan Indonesia berhasil direbut dari tangan penjajah.

F. Langkah-langkah penceritaan kembali teks biografi


1. Memilih tokoh, pilihalah tokoh yang layak diteladani, sesuai dengan kehidupan kita,
misalnya tokoh tersebut seorang ilmuawan, sastrawan, negarawan, atau pejuang.
2. Mendengarkan atau membaca teksnya hingga betul-betul memahami dan
menguasainya, catatlah bagian-bagian cerita yang dianggap penting dari setiap
rangkaian peristiwa yang dialami tokoh itu. Ketahui pula pemikiran, cita-cita,
karakter, dan hal-hal lainnya yang menjadi ciri khas dari tokoh tersebut.
3. Apabila dengan lisan, sampaikanlah dengan suara, lafal, dan intonasi yang jelas.
Ciptakanlah penggalan-penggalan cerita yang membuat penasaran pendengar,
ekspresikan dengan mimic atau raut muka yang sesuai.
4. Gunakanlah bahasa yang mudah dipahami pendengar, hindarilah kata-kata yang
berbelit-belit dan membingungkan. Gunakan kata-kata yang jelas dan kalimat yang
sederhana. Untuk menimbulkan kesan yang kuat pada bagian-bagian cerita, sesekali
kita perlu melakukan pengulangan kata atau dengan menggunakan sinonimnya.
5. Perhatikan pula penggunaan ejaan dan tanda bacanya kalau teks itu disampaikan
secara tertulis

Anda mungkin juga menyukai