(Skripsi)
Oleh
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
Oleh
i
ABSTRACT
SUPERVISION OF OMBUDSMAN REPRESENTATIVE OF LAMPUNG TO
RECEPTION OF NEW PARTICIPANTS OF ENVIRONMENTAL PROGRAM IN
BANDAR LAMPUNG CITY
By
NABILA FIRSTIA IZZATI
This research uses normative and empirical juridical approach. Data type consists of
primary and secondary data. The speakers consisted of the Assistant Ombudsman of the
Republic of Indonesia Lampung Representative. Data analysis used qualitative
descriptive analysis.
Oleh
Skripsi
Pada
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
iii
RIWAYAT HIDUP
2002, Tahun 2002 penulis bersekolah di SDN 2 Rawa Laut Bandar Lampung
yang diselesaikan pada tahun 2008. Tahun 2008 penulis diterima di SMPN 2
Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis
diterima di SMAN 2 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2014. Tahun 2014
program pendidikan Strata 1 (S1) melalui jalur SNMPTN .Fakultas dan pada
yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Asto Mulyo, Kecamatan Punggur,
Sebaliknya,
Kebenaran tidak akan menjadi kesalahan walau tak seorang pun mengetahuinya”
-Mahatma Ghandi
vii
PERSEMBAHAN
Kedua adikku Safira Adzhani dan Achmad Fazil Farid yang selalu
mendukung dan memberikan semangat.
viii
SANWACANA
Alhamdulilahirabbil’alamin, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas
rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
Didik Baru Program Bina Lingkungan di Kota Bandar Lampung” sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk
itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk
pengembangan dan kesempurnaan skripsi ini. Pada penulisan skripsi ini penulis
penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan baik. Pada kesempatan kali ini, penulis
ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar- besarnya terhadap :
1. Ibu Sri Sulastuti ,S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
2. Ibu Marlia Eka Putri AT, S.H., M.H., selaku pembimbing II yang telah banyak
ix
dan saran serta masukan dalam penulisan skripsi ini.
memotivasi penulis, serta memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Armen Yasir, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Lampung
8. Ibu Yulia Neta, S.H., M.H., selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing,
dan memotivasi penulis, serta memberikan kritik dan saran dalam penulisan ini.
10. Para staf dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung, terutama pada
11. Bapak Nur Rakhman Yusuf, S.Sos., selaku Kepala Ombudsman Perwakilan
Lampung dan Bapak Hardian Ruswan, S.I.P., selaku Asisten Ombudsman Lampung
12. Teristimewa untuk Ayahku Drs. Farid Yanuza, M.M. dan Bundaku Candra
penulis serta atas segala cinta, kasih sayang, canda tawa, dukungan, bantuan,
motivasi, saran, perhatian, dan doa yang tidak pernah terputus kepada penulis,
x
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga kelak penulis dapat
13. Kedua adikku Safira Adzhani dan Achmad Fazil Farid. Terimakasih untuk segala
doa dan dukungan yang diberikan selama ini. Semoga kelak kita dapat menjadi
14. Kepada keluarga besar Cholid dan Panjinegara atas segala dukungan dan doa.
Sepupuku Anandha Sartika Putri yang telah mendukung dan mendoakan aku.
15. Terimakasih kepada sahabatku Dinah Zhafira Qubro atas segala dukungan, motivasi,
saran, kritik yang membangun serta senantiasa menemani dan mendengarkan segala
16. Terimakasih kepada Eka Reza Khadowmi yang senantiasa mendengarkan semua
keluh kesah canda tawa, menemani, mendoakan, memberikan semangat, saran dan
Anissa Putri Ambarwati, Ana Triana, Salma Nabila Rianissa, Unggul Pratiwi yang
selalu ada dan mendengar keluh kesahku selama ini dalam proses penulisan maupun
selama ini. Semoga persahabatan kita selalu kompak untuk selamanya dan kita
18. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan dalam membuat skripsiku menjadi
kenyataan Nadia Setyasari, Nabila Zatadini, Ratu Marina Pratiwi atas segala,
bantuan, saran, masukan, motivasi, bimbingan, dan keceriaan selama ini. Semoga
19. Teman-teman Hima HAN terkhusus untuk Zaika Rara Sakti, Nabila Rosa, Nurul
xi
Fadilah, Yunita Andriani, Oti Dwi Magistya, Ovilia Harisma, Selly Permata
Bunda, Ika Chania Maldeva, Karina Gita, Muhammad Faqih Rananda, dan Irvan
Farzani, Raka Edwira, Randa Edwira, M. Arrafi, Raka Prayoga, Mutia Marta,
Nadiya Nurmauli, Shabrina Kirana, Siti Novalda, Marsha Arini, Novia Rahmayani,
Destea Susagiani, Maharani Ari Putri, Rinaldo Ibnu Awam atas segala keceriaan dan
dukungannya.
23. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita
semua. Amin.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK….................................................................................................. i
HALAMAN PENDAHULUAN…………………………………………... iii
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………….. iv
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… v
RIWAYAT HIDUP………………………………………………………… vi
MOTTO…………………………………………………………………….. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………… viii
SANWACANA…………………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. xiii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. xv
BAB I. PENDAHULUAN
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan..............…….……………..……...………........................... 61
5.2. Saran......................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
kepemerintahan. Ada tiga pilar governance, yaitu pemerintah, sektor swasta, dan
Penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang baik hanya dapat tercapai dengan
peningkatan mutu aparatur sipil negara dan pemerintahan dan penegakan asas-
1
Dr. Pandji Santosa, M.Si. “Administrasi Publik- Teori dan Aplikasi Good Governance”,
Bandung: PT RefikaAditama, 2008 hal xi
2
Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk
jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada
Pusat, di Daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Usaha Milik
distribusi, regulasi, dan proteksi. Fungsi tersebut merupakan aktualisasi riil atau
nyata kontrak sosial yang diberikan masyarakat kepada pemerintah dalam konteks
berbagai stigma negatif. Hal itu dapat dilacak dari banyaknya keluhan yang
Setiap warga negara mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan
yang bermutu. Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib
ini belum semua masyarakat memperoleh haknya atas pendidikan. Menyikapi hal
2
Ratminto dan Atik Septi Winarsih “Manajemen Pelayanan” Pustaka Pelajar. 2006 hal 4
3
Bidang pendidikan merupakan salah satu urusan wajib di Kota Bandar Lampung
Program Bina Lingkungan adalah peserta didik SD dan SMP sederajat. Program
tersebut bertujuan untuk pemerataan pendidikan bagi peserta didik miskin di Kota
kepada masyarakat. Media yang digunakan untuk sosialisasi berupa banner yang
antara satu dengan yang lain. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar
4
lingkungan.
peraturan yang lebih tinggi yaitu Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang
menyatakan jika daya tampung SD dan SMP sederajat adalah 70% siswa masuk
melalui jalur regular dan 30% siswa masuk melalui jalur bina lingkungan. Namun,
penetapan jumlah kuota pada setiap tahun terus mengalami peningkatan sebesar
50%.3
program bina lingkungan yaitu masyarakat tidak mampu atau miskin sehingga
3
https://bandarlampung.siap-ppdb.com
5
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik
Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan
pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari
kantor perwakilan ini tentu saja dengan tujuan untuk mendekatkan fungsi
Atas dasar tersebut peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang
4
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman Republik Indonesia
6
1.2.Rumusan Masalah
Bandar Lampung?
Terdapat dua ruang lingkup dalam penelitian ini, bidang ilmu dan lokasi
penelitian.
Bandar Lampung.
1.4.Tujuan Penelitian
Lampung
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
Lampung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berasal dari kekuasaan yang diberikan oleh Undang-undang atau legislatif dari
Pengertian kewenangan itu sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
adalah hak dan kekuasaan yang dipunyai untuk melakukan sesuatu. Kewenangan
adalah apa yang disebut kekuasaan formal, kekuasaan yang berasal dari kekuasaan
5
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara (Jakarta: Raja Grafindo Persada:2010) Hal 98
6
Rusadi Kantaprawira, Hukum dan Kekuasaan, Makalah, (Yogyakarta:Universitas Islam
Indonesia, 1998. Hal 39
10
sebagai berikut:
wewenang, yang artinya sebagai hal berwenang, hak dan kekuasaan yang
warga negara dan pemerintahnya yang menjadi sebab hingga negara itu
7
Prajudi, Atmosudirdjo, HukumAdministrasiNegara, (Jakarta:GhaliaIndonesia, 2001), Hal 78.
8
Prajudi, Admosudirjo, Teori kewenangan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2001), Hal 6.
9
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1998),Hal.356
11
meminta dipatuhi.11
penyelenggaraan pemerintahan.
10
R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia. (Bandung.Pt.Raja Grafindo Persada
Jakarta,2001), Hal.67.
11
A. Gunawan Setiardja, Dialektika Hukum dan Moral dalam pembangunan Masyarakat
Indonesia, (Yogyakarta Kanisiuss,.1990), Hal.25
12
Keseluruhan hak dan kewajiban tersebut secara eksplisit diberikan oleh pembuat
kaitan ini di anggap sebagai kemampuan untuk melaksanakan hukum positif, dan
dengan begitu dapat diciptakan hubungan hukum antara pemerintah dengan warga
ini sangat penting sebagai konsep inti dalam Hukum Tata Negara dan Hukum
dan kewajiban.
Menurut Bagir Manan, wewenang dalam bahasa hukum tidak sama dengan
atau tidak berbuat. Dalam hukum, wewenang sekaligus berarti hak dan kewajiban
12
StoutHD. deBetekenissenvandewet. Dalam Irfan Fachruddin. Pengawasan Peradilan
Administrasi terhadap Tindakan Pemerintah. (Bandung:Alumni.2004). Hal .4
13
Bagir Manan, Wewenang Provinsi, Kabupaten, dan Kota dalam Rangka Otonomi Daerah,
Makalah pada seminar nasional, Fakultas Hukum Unpad, (Bandung 13 Mei 2000). Hal 1-2
13
tentang asas legalitas, asas legalitas adalah merupakan salah satu prinsip utama
merupakan perinsip negara hukum yang sering dirumuskan dengan ungkapan “het
gagasan negara hukum . Gagasan demokrasi menuntut agar setiap bentuk undang-
undang dan berbagai keputusan mendapatkan persetujuan dari wakil rakyat dan
terhadap hak-hak dasar rakyat dan jaminan legalitas menjadi dasar legitimasi
perlakuan. Kesamaan perlakuan terjadi karena setiap orang yang berada dalam
situasi seperti yang di tentukan dalam ketentuan undang-undang itu berhak dan
tersebut. Kepastian hukum akan terjadi karena suatu peraturan dapat membuat
semua tindakan yang akan dilakukan pemerintah itu dapat diramalkan atau
berlaku, maka pada asasnya dapat dilihatatau diharapkan apa yang akan dilakukan
pemerintah hanya dapat melakukan perbuatan hukum jika memiliki legalitas atau
14
mendapatkan legitimasi dari rakyat yang secara formal tertuang dalam undang-
undang. Begitu juga dengan kewenangan, Indonesia sebagai negara hukum yang
undangan.
kepada suatu organ pemerintahan, baik yang sudah ada maupun yang baru sama
pusat adalah MPR sebagai pembentuk konstitusi (konstituante) dan DPR bersama
tertentu.
kepada organ yang lain. Dalam delegasi mengandung suatu kewenangan, yaitu
15
pelimpahan wewenang dan Badan atau Pejabat TUN yang satu kepada yang lain.
Tanggung jawab kewenangan atas dasar mandat masih tetap pada pemberi
mandat, tidak beralih kepada penerima mandat. J.G. Steenbeek, seperti dikutip
dalam arti materiil. Atribusi juga dikatakan sebagai suatu cara normal untuk
yang didapat melalui atribusi oleh organ pemerintah adalah kewenangan asli,
(utamanya UUD 1945). Dengan kata lain, atribusi berarti timbulnya kewenangan
baru yang sebelumnya kewenangan itu, tidak dimiliki oleh organ pemerintah yang
besluit oleh pejabat pemerintahan (Pejabat Tata Usaha Negara) kepada pihak lain
tersebut. Dengan kata penyerahan, ini berarti adanya perpindahan tanggung jawab
(delegetaris).
harus definitif, artinya delegans tidak dapat lagi menggunakan sendiri wewenang
tidak terjadi perubahan wewenang apa pun, yang ada hanya hubungan internal.
Wewenang yang diproleh secara atribusi bersifat asli yang berasal dari peraturan
perundang-undangan.
wewenang baru atau memperluas wewenang yang sudah ada, dengan tanggung
berada pada penerima wewenang. Hal ini tidak terdapat pada delegasi, yang ada
hanya pelimpahan wewenang dari pejabat yang satu kepada pejabat lainnya.
Mengenai tanggung jawab yuridis tidak lagi berada pada pemberi delegasi, tetapi
mandat hanya bertindak untuk dan atas nama pemberi mandat, tanggung jawab
mandans (pemberi mandat). Hal ini karena pada dasarnya, penerima mandat ini
bukan pihak lain dari pemberi mandat. Mandat diartikan suatu pelimpahan
14
Philipus M. Hadjon, “Tentang Wewenang Pemerintahan (bestuurbevoegdheid)” (Pro Justitia
Tahun XVI Nomor I Januari 1998), Hal. 94
17
kepada bawahan untuk membuat keputusan a/n pejabat Tata Usaha Negara yang
tanggungjawab tetap berada di tangan pemberi mandat, hal ini dapat dilihat dan
kata a.n (atas nama). Dengan demikian, semua akibat hukum yang ditimbulkan
oleh adanya keputusan yang dikeluarkan oleh mandataris adalah tanggung jawab
si pemberi mandat.
wewenang itu selalu harus dapat ditunjuk dasar hukumnya dan komponen
umum (semua jenis wewenang) dan standar khusus (untuk jenis wewenang
tertentu).
yang dibagi antara pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah
18
daerah kabupaten/kota.
kebupaten/kota adalah:
toetsing yang berarti pengujian, sedangkan dalam kamus istilah hukum, toetsing
19
diartikan lebih lanjut sebagai penelitian dan penilaian apakah perbuatan ataupun
guna.16
disengaja, sebagai suatu usaha preventif, atau juga untuk memperbaiki apabila
sudah terjadi kekeliruan itu sebagai suatu usaha represif. Dalam praktik adanya
kontrol itu sering dilihat sebagai sarana mencegah timbulnya segala bentuk
15
N.E. Algra dkk, , Kamus Istilah Hukum Foekema Andreae, (Bandung : Binacipta, 1983),
Hal571.
16
C.S.T, Kansil dan Christine S.T. Kansil, , Sistem Pemerintahan Indonesia, edisi
revisi cetakan kedua. (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), Hal. 154.
17
Robert J. Mockler,. The Management Control Proces. Dikutip dari T. Hani
Handoko, Managemen, (Yogyakarta BPFE, 1991), Hal. 30.
20
penyimpangan tugas pemerintahan dari apa yang telah digariskan. Disinilah letak
diminta;
digunakan.19
c. Alat pengawasan
adalah suatu sistem yang dibentuk dalam organisasi agar ada saling
yang lain.
d. Bentuk pengawasan
e. Pelaku pengawasan
olehnya;
2. Orang/ unit yang berada dalam organisasi itu sendiri, seperti Inspektorat
Departemen/Lembaga/SPI/Bawasda;
3. Masyarakat;
4. Legislatif.20
20
Adrian Sutedi.. Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa. (Jakarta: Sinar Grafika.
2008). Hal. 263-264.
23
tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dahulu, atau syarat tertentu
setelah kejadian .
Sebagai wujud dalam mencapai tujuan negara atau organisasi, menurut Victor M.
1. Pengawasan langsung
1. Pengawasan preventif
1. Pengawasan intern
2. Pengawasan ekstern
25
2.3. Maladministrasi
yang hanya bisa dipakai dalam perspektif Ilmu Administrasi atau bisa juga
dipakai untuk istilah Hukum. Oleh karena itu sekarang materi maladminstrasi
menjadi bahan studi yang menarik setelah ilmu hukum dan ilmu administrasi itu
sendiri. Pada bagian ini diuraikan apa maladministrasi itu, bagaimana jenis dan
bentuknya juga batasannya, serta apa hubungannya dengan asas good governance
banyak orang. Maladministrasi dimaknai secara luas sebagai bagian penting dari
Secara leksikal, administrasi mengandung empat arti, yaitu: 1) usaha dan kegiatan
dan kegiatan kantor yang bersifat teknis ketatausahaan. Dalam arti yang lebih luas
tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Sedangkan The Liang Gie memaknai
administrasi sebagai usaha manusia yang secara teratur bekerja sama dalam
publik adalah apa yang disebutoleh The Liang Gie dalam Budhi Masthuri sebagai
22
Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang diterbitkan
Balai Pustaka pada tahun 1994.
23
Prajudi Atmosudirdjo, Administrasi dan Manajemen Umum,Seri Pustaka Ilmu Administrasi,
(Jakarta : Ghalia Indonesia,1984).Hal 50
24
Budhi Masthuri, Mengenal Ombudsman Indonesia, (Jakarta : Pradnya Paramita, 2005), Hal.45
27
administrasi publik atau administrasi kenegaraan, yaitu usaha kerja sama dalam
Dengan demikian semakin tampak dengan jelas bahwa administrasi tidak hanya
dipahami sekadar urusan tulis-menulis, tata buku, dan sebagainya, tetapi termasuk
di dalamnya adalah kegiatan yang terkait dengan setiap usaha pelayanan negara
kepada masyarakat.
Maladministrasi adalah :
orang perseorangan”.
yang dilakukan tidak sesuai dengan asas umum pemerintahan yang baik (good
masyarakat serta asasumum pemerintahan yang baik. Pada dasarnya asas umum
publik menghendaki setiap perilaku dan tindakan pejabat publik dalam hal
pengambilan kebijakan publik (public policy), keuangan dan hukum harus dapat
membuka informasi publik secara benar, jujur dan tidak diskriminatif, baik
diminta maupun tidak diminta oleh masyarakat. - Adapun kepastian hukum (rule
jaminan dan rasa keadilan masyarakat terhadap setiap kebijakan publik yang
diambil.
Prinsip penegakan hukum dalam good governance tidak dalam arti sempit yang
hanya melipuli hukum tertulis tetapi juga meliputi hukum adat dan etika
publik (equality before the law) bagi setiap pejabat publik adalah berkewajiban
memberikan perlakuan yang sama bagi setiap warga masyarakat. Maka dengan
demikian tindakan pejabat publik yang tidak sesuai dengan asas asas umum good
governance, seperti antara lain tindakan pengambilan kebijakan publik yang tidak
penegakan demokrasi dan penghargaan terhadap hak asasi manusia terpenuhi oleh
pelayanan umum.
S.H dkk terdiri dari 20 (dua puluh) kategori. Dalam hal ini dapat diklasifikasikan
1. Penundaan Berlarut
2. Tidak Menangani
30
3. Melalaikan Kewajiban
1. Persekongkolan
keluarga/ sanak famili, teman dan kolega sendiri tanpa kriteria objektif
sebagaimana mestinya.
4. Nyata-nyata Berpihak
bertindak berat sebelah dan lebih mementingkan salah satu pihak tanpa
1. Diluar Kompetensi
2. Tidak Kompeten
1. Diluar Kompetensi
2. Tidak Kompeten
3. Penyalahgunaan Wewenang
sebagaimana mestinya.
melakukan sesuatu yang tidak wajar, tidak patut, dan tidak pantas
34
mestinya.
penguasaan barang orang lain tanpa hak, dan penggelapan barang bukti.
kewajibannya.
meteran, dsb
Pada mulanya institusi Ombudsman dikenal di Swedia, dan baru setengah abad
dan Ombudsman modern. Ombudsman klasik dapat ditelusuri sejak pertama kali
Raja Charles XII membentuk Highest Ombudsman, Chief Justice di Turki dan
Qadi Al Qudat di zaman Umar Bin Khattab. Ombudsman modern berdiri sejak
25
Antonius Sujata dan Surachman, Ombudsman Indonesia ditengah Ombudsman Internasional,
(Jakarta: Komisi Ombudsman Nasional, 2007), Hal. 29
36
yang dipilih oleh perlemen, dan bertanggung jawab kepada parlemen. Dan kedua,
Ombudsman eksekutif, yakni yang dipilih oleh Presiden, Perdana Menteri, atau
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik
Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan
pelayanan public tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari
26
Budhi Masturi, Mengenal Ombudsman Indonesia, (Jakarta: Pradnya Paramitha, 2005), Hal 6-8
27
Galang Asmara, Ombudsman Nasional dalam Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia,
(Yogyakarta: Laksbang Pressindo, 2002) Hal. 22
37
yang menjelaskan:
Badan Usaha Milik Daerah dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta
yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan
Bandar Lampung yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung
Penerimaan Peserta Didik Baru pada Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD). Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Bandar
Lampung.
Pada Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2012 bagian kedua Pasal 35 ayat (4)
menjelaskan bahwa daya tamping Sekolah Dasar dan yang sederajat, Sekolah
Menengah Pertama dan yang sederajat, 70% siswa masuk melalui jalur regular,
38
dan 30% siswa masuk melalui Jalur Bina Lingkungan yang diatur dengan
bagian kesatu Pasal 10 Ayat (3) menjelaskan bahwa Jalur Bina Lingkungan
diperuntukkan bagi calon siswa baru dari keluarga belum mampu secara ekonomi
yang berdomisili dekat dengan sekolah pilihan, dan resmi sebagai warga Kota
Bandar Lampung, anak kandung Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada sekolah
yang bersangkutan. Jika persyaratan yang dimaksud pada angka satu dan 2 diatas
terpenuhi maka dapat diterima di SMP Negeri tanpa mengikuti proses seleksi.
Peserta didik pada setiap satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal berhak
Pendapatan dan Belanja Negara dan atau Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya
Jalur bina lingkungan ini merupakan salah satu jalur yang ditetapkan pemerintah
Kota Bandar Lampung sebagai salah satu jalur dalam Penerimaan Kota Bandar
Lampung sebagi salah satu jalur dalam Penerimaan Peserta Didik Baru di Kota
Merujuk pada tujuan Penerimaan Peserta Didik Baru tersebut pemerintah juga
khususnya peserta didik baru yang masuk melalui Jalur Bina Lingkungan yaitu
diskriminatif. Jalur Bina Lingkungan ini perlu diapresiasi sebagai bentuk inovasi
kebijakan dibidang pendidikan dengan harapan bahwa setiap anak yang berusia
sekolah tetap mendapatkan hak pendidikannya, dan Jalur Bina Lingkungan ini
juga merupakan suatu bentuk langkah pemerintah Kota Bandar Lampung untuk
pendidikan.
guru dan keluarga kurang mampu di Kota Bandar Lampung. Peserta didik bina
lingkungan yang akan melanjutkan pendidikan pada jenjang berikutnya pada tiap
Juni 2013
“(1) seleksi calon peserta didik baru kelas 7(tujuh) SMP/SMPLB dapat
menggunakan SKHUN SD/MI/SDLB atau nilai akhir pada program paket A, dan
dapat juga dengan mempertimbangkan aspek jarak tempat tinggal ke sekolah, usia
calon peserta didik baru, bakat olah raga, bakat seni, prestasi di bidang akademik,
dan prestasi lain yang di akui sekolah, serta memberikan prioritas sampai dengan
50 (lima puluh) persen bagi peserta didik yang berasal dari keluarga kurang
mampu.”
“(2) apabila kriteria pada Ayat (1) di atas tidak dapat terpenuhi, sekolah dapat
melakukan tes skolastik atau tes potensi akademik”
.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder sebagai bahan
lampung.
Sumber dan jenis data terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu sebagai
berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data utama yang diperoleh secara langsung dari lapangan
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dan diolah dalam penelitian hukum normatif adalah data
hukum yang mengikat karena dibuat dan diumumkan secara resmi oleh
Nasional
Republik Indonesia.
42
Pemerintahan
Penyelenggaraan Pendidikan
hasil penelitian, hasil karya pakar hukum, dan sebagainya. Bahan hukum
sekunder yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini di peroleh dari
Ombudsman.
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, antara lain kamus
diluar bidang hukum, seperti majalah, surat kabar, serta bahan-bahan hasil
diteliti.
43
Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
literatur yang terkait dengan objek penelitian baik berupa bahan hukum
permasalahannya.
dipahami.
3.5.Analisis Data
deskriptif kualitatif, yaitu memberikan arti dan makna dari setiap data yang
bentuk uraian kalimat secara terperinci, kemudian dalam uraian tersebut dapat
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dijelaskan maka dapat
Didik Baru Program Bina Lingkungan di Kota Bandar Lampung yaitu sebagai
berikut:
penerimaan peserta didik baru jalur bina lingkungan di kota bandar lampung
yaitu:
Lampung dan Pemerintah Kota Bandar Lampung terhadap Peraturan Daerah Kota
Bandar Lampung Nomor 1 Tahun 2012 dan Peraturan Walikota Nomor 49 Tahun
2013 tentang Program Bina Lingkungan bahwa kuota 30% untuk jalur bina
diterima melalui jalur bina lingkungan kurang dari 30% untuk siswa yang orang
5.2. Saran
dikemukakan maka saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:
Lampung.
A. Buku-buku
Algra, N.E. dkk, ,Kamus Istilah Hukum Foekema Andreae, Jakarta: Bina
Cipta,1983.
Santosa, Pandji M.Si. Administrasi Publik- Teori dan Aplikasi Good Governance,
Bandung: PT Refika Aditama.2008.
Sutedi, Adrian. Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa. Jakarta: Sinar
Grafika. 2008.
B. Peraturan-Perundang-undangan
Indonesia.
Penyelenggaraan Pendidikan
Bina Lingkungan
C. Makalah
D. Internet
https://bandarlampung.siap-ppdb.com